Anda di halaman 1dari 27

PENDAPATAN PERKAPITA DAN KEMISKINAN

A. Pengertian Pendapatan Perkapita

Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu


Negara. Variable yang digunakan untuk menghitung pendapatan per kapita
adalah pendapatan nasional dan jumlah penduduk.

Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di


suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian
pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara
tersebut.Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur
kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar
pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.Secara
matematis, rumus perhitungan pendapatan per kapita adalah Pendapatan per
kapita = Pendapatan Nasional Bruto (GNP) / Jumlah Penduduk.

Pendapatan per kapita (per capita income) adalah pendapatan rata-rata


penduduksuatu Negara padasuatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun.
Pendapatan per kapita bisa juga diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan
jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu Negara pada suatu
periode tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional
pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu Negara pada tahun
tersebut.

Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran


dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan
perkapitanya, semakin makmur Negara tersebut. Konsep pendapatan nasional
yang biasa dipakai dalam menghitung pendapatan per kapita padaumumnya
adalah Pendapatan Domesti kBruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB).

1. KegunaanPendapataanPerKapita

Sebagai indicator ekonomi yang mengukur tingkat kemakmuran


penduduk suatu negara, pendapatan per kapita di hitung secara berkala

1
(Periodik) biasanya satu tahun. Manfaat dari perhitungan pendapatan
perkapita antara lain adalah sebagai berikut :

1. Untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu


Negara dari tahun ketahun.

2. Sebagai data pebandingan kesejahteraan suatu Negara dengan


negara lain. Dari pendapatan per kapita masing–masing Negara dapat
di lihat tingkat kesejahteraan tiap negara.

3. Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu Negara dengan


Negara lainnya. Dengan mengambil dasar pendapatan perkapita dari
tahun ketahun, dapat di simpulkan apakah pendapatan per kapita suatu
negara rendah (bawah), sedang atau tinggi.

4. Sebagai data untukmengabilkebijakan di bidangekonomi. Pendapatan


per
kapitadapatdigunakansebagaibahanpertimbanganuntukmengambillang
kah di bidangekonomi.

2. Penghitungan

Cara menghitung pendapatan perkapita adalah menjumlahkan


pendapatan seluruh penduduk suatu negara pada tahun tertentu.
Kemudian, dibagi dengan dengan jumlah penduduk negara yang
bersangkutan pada periode tahun yang sama.

Pendapatan perkapita biasanya dihitung dari Produk Nasional Bruto


(PNB) atau GDP (Gross Domestic Product). Suatu negara dikatakan
makmur apabila salah satu indikator pentingnya, yaitu pendapatan
perkapita, tinggi.

3. Pendapatan Perkapita Negara-Negara di Dunia

Bank Dunia mengelompokkan negara-negara di dunia berdasarkan


tinggi rendahnya pendapatan perkapita.

1. Low income economies. Negara dengan pendapatan rendah yang


memiliki PNB perkapita ≤ US$ 520.

2
2. Lower-middle economies. Negara dengan pendapatan menengah ke
bawah yang memiliki PNB perkapita US$ 521-US$ 1.740.

3. Middle economies. Negara dengan pendapatan menengah yang


memiliki PNB perkapita US$ 1.741-US$ 2.990.

4. Upper-middle economies. Negara dengan pendapatan menengah


tinggi yang memeiliki PNB perkapita US$ 2991-US$ 4870.

5. High income economies. Negara dengan pendapatan tinggi yang


memiliki PNB perkapita US$ 4.871-US$ 25.480 atau lebih

4. Ketimpangan pendapatan per kapita antar daerah

Selain ketimpangan pendapatan internal dalam satu daerah, juga


terdapat ketimpangan pendapatan per kapita antar daerah. Ketimpangan
ini timbul sebagai akibat dari kondisi alam, alokasi dan pemanfaatan
sumberdaya yang tidak sama antara satu daerah dengan daerah lain.
Salah satu model yang biasa dan dianggap cukup representatif untuk
mengukur tingkat ketimpangan pendapatan per kapita itu adalah indeks
ketimpangan daerah (index of regional inequality) yang dikemukakan
Jeffrey G. Williamson (1965).

Williamson mengemukakan model Vw (indeks tertimbang atau


weighted index terhadap jumlah penduduk) dan Vuw (tidak tertimbang atau
un-weighted index) untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan per
kapita suatu negara pada waktu tertentu. Dari perhitungan yang dilakukan
di beberapa negara terlihat bahwa ketimpangan antar daerah itu cenderung
berubah mengikuti suatu trend yang disebut sebagai U-shape atau bentuk
U. Yakni, pada tahap awal pembangunan derajat ketimpangan pendapatan
antar daerah meningkat (increasing), kemudian mengalami masa stabil,
seterusnya menjadi berkurang (decrease). Namun demikian untuk negara-
negara tertentu, bentuk U tersebut tidak sepenuhnya berlaku demikian. Ada
variasi-variasi tertentu yang bersifat khusus.

Sebab itu sejak Repelita III 1979 s/d 1984, pemerintah memberi
tekanan yang lebih besar pada strategi pemerataan dari Trilogi
Pembangunan (Pemerataan, Pertumbuhan dan Stabilitas) yang sudah

3
dipergunakan sejak REPELITA I. Strategi pemerataan tersebut diberi
penjelasan sebagai pemerataan kegiatan pembangunan dan hasil-
hasilnya.Ini dimaksudkan untuk melengkapi pengertian dari strategi
pemerataan sebelumnya yang seolah-olah hanya dimaksudkan untuk
pemerataan hasil-hasil pembangunan, tidak termasuk pemerataan kegiatan
pembangunan antar daerah.

5. Target Pendapatan Perkapita Indonesia Tahun 2016

Pada tahun 2012, ekonomi Indonesia diperkirakan akan mengalahkan


belanda yang notabene telah menjajah Negara Indonesia selama 350
tahun. Ini merupakan satu prestasi yang sangat membanggakan bagi kita.
Jika kondisi politik dan ekonomi relatif stabil, maka pada akhir 2013 yang
akan datang Indonesia di-prediksikan mencapai pendapatan perkapita USD
5.000. Inilah satu bukti pertama kalinya Indonesia akan menembus 100
Negara dengan pendapatan perkapita terbesar di dunia.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menargetkan


pendapatan per-kapita Indonesia tahun 2015 mencapai 5.500 USD atau
meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 2011 lalu yang masih bekisar
3.500-3.600 USD. Target ini disesuaikan dengan berbagai program
pemerintah terkait peningkatan perekonomian rakyat seperti program
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI).

Dalam tiga tahun kedepan, katanya, Pemerintah RI harus sudah


mampu meningkatkan perekonomian rakyat yang signifikan. Satu
pekerjaan memang tidak gampang, tetapi bisa dicapai. Pendapatan
perkapita kita 3.500 hingga 3.600 USD pada tahun 2011 lalu. Dan pada
2015 mendatang, pendapatan per-kapita Indonesia diharapkan bisa
mencapai 5.500 USD.Oleh sebab itu, demikian

Hatta yang juga Ketua Umum partai berlambang matahari bersinar


(PAN) itu, pemerintah secara bersama-sama harus mampu membangun
koridor satu wilayah Sumatra, yang pertama yakni membangun dan
perbaikan jalan dari Aceh hingga ke Lampung.

4
Selain itu, kata Hatta, demi menyukseskan program MP3EI, pemerintah
juga akan membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau,
paling tidak klaster atau "kantung" pertumbuhan industri serta membangun
tiga pelabuhan baru dan memperbaharui pelabuhan yang telah ada seperti
Pelabuhan Internasional Dumai serta Pelabuhan Kuala Enok."Juga
membangun kembali pusat industri, hilirisasi, manufaktur industri hilir.
Semua harus kita bangun. Oleh sebab itu, diminta semua pihak agar bahu-
membahu menyukseskan program ini," katanya.

Apabila semua terlaksana dengan baik, bukan tidak mungkin


pertumbuhan Indonesia secara keseluruhan akan mengalami peningkatan
yang kian pesat. Memang untuk setiap tahunnya perdapatan per-kapita
Indonesia terus mengalami peningkatan, namun
masyarakat mengharapkan adanya pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih
baik lagi.

6. Solusi untuk Mencapai Target PendapatanPerkapita Indonesia USD


5000

Sering sekali kita dengar baik itu berita dari siaran televisi, radio
maupun media cetak lainnya tentang kondisi Perekonomian di Indonesia.
Baik itu yang di soroti secara negative maupun positif. Tetapi lebih sering
kita dengar dan kita lihat yang disoroti oleh media adalah hal-hal yang
bersifat negative sehingga hal-hal positif seakan-akan tidak pernah ada di
Indonesia ini. Didalam dunia politik sering juga kita mendengar dan melihat
bahwa sanya hal-hal yang bersifat positif ini sangat sedikit
diperbincangkan, apakah yang dapat diperbincangkan itu hanya yang
bersifat negative atau istilah lain selalu yang kurang baik. Tapi benar untuk
kita ketahui bahwa hal yang kurang ini akan selalu menjadi pembahasan
terpenting agar bagaimana hal negatif tersebut menjadi positif.

Jika kita dapat berbicara tentang hal yang positif yang sudah dicapai
oleh Negara kita ini, bahkan dalam taraf global, ini akan membuat kita dan
generasi-generasi Indonesia akan semakin antusias dalam menghadapi
perekonomian sekarang ini.Sebagai contoh dalam hal ekonomi. Pada
tahun 2011 indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat :

5
Indonesia Berhasil menembus pendapatan per-kapita USD 3,500.
Indonesia berhasil mencapai investment grade, bahkan Indonesia satu-
satunya Negara asia tenggara yang masuk dalam jajaran kelompok
NegaraG20. Ini merupakan suatu kebaggaan.

7. Pendapatan perkapita negara-negara ASEAN

Negara Singapura masih menjadi negara dengan pendapatan


perkapita tertinggi di ASEAN dengan US$ 57,238, disusul dengan Brunei
dengan pendapatan perkapita US$ 47,200. Di urutan ketiga Malaysia
dengan pendapatan perkapita US$ 14,603. Di urutan keempat Thailand
dengan pendapatan perkapita US$ 8,643. Disusul indonesia dengan
pendapatan perkapita US$ 4,380. Di urutan keenam Philippines dengan
pendapatan perkapita US$ 3,725. Vietnam berada di urutan selanjutnya
dengan pendapatan perkapita US$ 3,123. Di urutan kedelapan, laos
dengan pendapatan perkapita US$ 2,435. Burma berada pada uurutan ke
Sembilan dengan pendapatan perkapita US$ 1,900. sedangkan Negara
Kamboja menjadi negara dengan pendapatan perkapita terendah di
ASEAN. International Monetary Fund (2010)

NO NEGARA PENDAPATAN PERKAPITA


Singapore US$ 57,238
Brunei US$ 47,200
Malaysia US$ 14,603
Thailand US$ 8,643
Indonesia US$ 4,380
Philippines US$ 3,725
Vietnam US$ 3,123
Laos US$ 2,435
Burma US$ 1,900
Kamboja US$ 2,086

Perbandingan PDB dan Pendapatan Per Kapita Indonesia dengan


Negara Lain Perbandingan PDB dan Pendapatan Per Kapita Indonesia
dengan Negara Lain Penyajian Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk
6
Nasional Bruto (PNB) dari berbagai sektor dirinci menurut nilai tambah dari
seluruh sektor ekonomi, yang mencakup sektor pertanian, pertambangan,
industri, listrik, gas dan air, konstruksi, perdagangan, pengangkutan,
lembaga keuangan, dan jasa-jasa. Sedangkan PDB dan PNB menurut
penggunaan dirinci menurut komponen pengeluaran konsumsi rumah
tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap
bruto, perubahan stok, dan ekspor neto.

PDB dan PNB sangat diperlukan untuk menentukan besarnya


pendapatan per kapita (per capita income). Pendapatan per kapita adalah
pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk dalam suatu negara
selama kurun waktu setahun, atau ditentukan oleh besarnya pendapatan
nasional dan jumlah penduduk.

B. Pembahasan Analisis Potret Kemiskinan

Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami


oleh negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju,
seperti Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di
penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul
di Eropa. Pada masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga
kerja pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah,
sehingga kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di
permukiman kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti
prostitusi, kriminalitas, pengangguran. Berikut sedikit penjelasan mengenai
kemiskinan yang sudah menjadi dilema mengglobal yang sangat sulit dicari
cara pemecahan terbaiknya.

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata


pengeluaranperkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Jumlah kemiskinan
dan persentase penduduk miskin selalu berfluktuasi dari tahun ke tahun,
meskipun ada kecenderungan menurun pada salah satu periode (2000-2005).
Pada periode 1996-1999 penduduk miskin meningkat sebesar 13,96 juta, yaitu
dari 34,01 juta (17,47%) menjadi 47,97 juta (23,43%) pada tahun 1999.
Kembali cerah ketika periode 1999-2002, penduduk miskin menurun 9,57 juta

7
yaitu dari 47,97 (23,43%) menurun menjadi 38,48 juta (18,20%). Keadaan ini
terulang ketika periode berikutnya (2002-2005) yaitu penurunan penduduk
miskin hingga 35,10 juta pada tahun 2005 dengan presentasi menurun dari
18,20% menjadi 15,97 %. Sedangkan pada tahun 2006 penduduk miskin
bertambah dari 35,10 juta (15,97%) menjadi 39,05 juta (17,75%)berarti
penduduk miskin meningkat sebesar 3,95 juta (1,78%).

Jumlah penduduk miskin pada tahun 1993 –1999 mengalami kenaikan,


padatahun 1999 – 2006 berfluktuasi dan cenderung tidak mengalami
perubahan. Jumlah penduduk miskin menurun mulai tahun 2007 dan pada
tahun 2008 – 2011 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Sedangkan
dilihat dari persentase penduduk miskin, secara umum persentase penduduk
miskin terus menurun, meskipun pada periode 1999 –2006 penurunan yang
terjadi relatif kecil. Penurunan persentase penduduk miskin yang signifikan
terjadi pada tahun2008 - 2011.

Adapun laporan terakhir, Badan Pusat Statistika (BPS) yang telah


melaksanakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada bulan Maret
2007angka resmi jumlah masyarakat miskin adalah 39,1 juta orang dengan
kisaran konsumsi kalori 2100 kilo kalori (kkal) atau garis kemiskinan ketika
pendapatan kurang dari Rp 152.847 per-kapita per bulan. Ada 2 masalah besar
yang di hadapi oleh Indonesia adalah : kesenjangan ekonomi dan tingkat
kemiskinan. Mennjelang akhir dekade 1970-an, pemerintah sudah menyadari
buruknya kualitas pembangunan yang dihasilkan dengan strategi tersebut.
Maka dari pada itu, PELITA III strategi pembangunan diubah, tak lagihanya
terfokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga peningkatan kesejahteraan
masyarakat menjadi tujuan utama pembangunan. Usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat yaitu dengan program-program
pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan
pendapatan. Program tersebut antara lain : Inpres Desa Tertinggal (IDT),
pengembangan industri kecil danrumah tangga, transmigrasi, pelatihan/
pendidikan, dll. Tapi, tiba-tiba krisis ekonomi terjadi yang diawali krisis
nilai tukar rupiah dan salah satu akibatnya adalah jumlah orang miskin dan
perbedaan (gap) dalam distribusi pendapatan di tanah airmembesar, bahkan
jauh lebih buruk dibanding sebelum krisis.

8
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut,
kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan
miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan,
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang,
kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif
sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah
kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat
dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau
berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak
lain yang membantunya.

1. Indikator-indikator Kemiskinan

Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri


secara detail indikator-indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator-
indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika,
antara lain sebagi berikut:

a) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang,


pangan dan papan).

b) Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya


(kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).

c) Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk


pendidikan dan keluarga).

d) Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun


massa.

e) Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber


daya alam.

f) Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.

g) Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang
berkesinambungan.

h) Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

9
i) Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar,
wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok
marginal dan terpencil).

2. Kemiskinan di Negara Berkembang

Upaya memerangi kemiskinan bisa terhambat jika negara-negara


berkembang dipaksa untuk memotong investasi produktif dan sumber daya
manusia. Sehingga menyebabkan bantuan pembangunan yang rendah dan
pajak penghasilan yang berkurang.

Bank Dunia juga menyatakan adanya potensi peningkatan masyarakat


sangat miskin di negara berkembang sebesar 26 juta pada 2020 karena
terhambatnya bantuan. Selain itu jika bantuan bilateral untuk pembangunan
menurun, seperti yang pernah terjadi sebelumnya, dapat mempengaruhi
rata-rata pertumbuhan ekonomi jangka panjang negara berkembang dan
berpotensi meningkatkan masyarakat sangat miskin sampai 26 juta jiwa
pada 2020. Sebab Bank Dunia menilai di negara berkembang saat ini
terjadi kesenjangan pembiayaan pembangunan. Kesenjangan pembiayaan
di negara berembang secara keseluruhan diperkirakan mencapai 210 miliar
dollar AS pada 2010 dan menurun menjadi 180 miliar dollar AS pada 2011.
Bank Dunia memperkirakan laju modal dari sektor swasta untuk negara
berkembang pada 2009 mencapai 454 miliar dollar AS, dan 2012
diperkirakan meningkat tipis 771 miliar dollar AS atau 3,2 peren dari produk
domestik bruto (PDB). Sedangkan pertumbuhan di negara berkembang,
Bank Dunia memperkirakan sekitar enam persen setiap tahun pada
2010,2011 dan 2012 naik dari 2009 sebesar 1,7 persen. Hal ini didasarkan
pada antisipasi perlambatan pertumbuhan di China sebagai negara yang
memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar pada dua tahun mendatang dari
9,5 pada 2010 menjadi 8,5 persen pada 2011.

3. Penyebab Kemiskinan

Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat


Karimah Kuraiyyim. Yang antara lain adalah:

10
a) Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara
global.

b) Yang penting digarisbawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan


per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada
suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka
pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya,
seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan
turun beriringan.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar


perkembangan pendapatan per-kapita:

a) Naiknya standar perkembangan suatu daerah.

b) Politik ekonomi yang tidak sehat.

c) Faktor-faktor luar neger, diantaranya:

 Rusaknya syarat-syarat perdagangan

 Beban hutang

 Kurangnya bantuan luar negeri, dan

 Perang

d) Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.

Terlihat jelas faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap


kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan
produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang
bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa
dipertanggungjawabkan dengan maksimal

e) Biaya kehidupan yang tinggi.

Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah


sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji
masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita
di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja

11
ahli, lemahnya peranan wanita di depan publik dan banyaknya
pengangguran.

f) Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.

Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan


jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak
langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain
rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.

4. Konsep yang digunakan untuk mengukur kemiskinan dan distribusi


pendapatan

Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu


kepada garis kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan
disebut kemiskinan relative, sedangkan konsep yang pengukurannya tidak
didasarkan pada garis kemiskinan disebut kemiskinan absolute. Kemiskian
relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi
pendapatan, yang biasanya dapat didefinisikan di dalam kaitannya dengan
tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud. Di Negara-negara maju,
kemiskinan relative diukur sebagai suatu proporsi dari tingakt pendapatan
rata-rata per kapita. Sebagi suatu ukuran relative, kemiskinan relative dapat
berbeda menurut Negara atau periode di suatu Negara. Kemiskinan
absolute adalah derajat dari kemiskinan di bawah, dimana kebutuhan
minimum untuk bertahan hidup tidak terpenuhi.

5. Kondisi Kemiskinan di Indonesia dan cara mengatasi


permasalahannya

Masalah kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan


rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia (SDM). dibuktikan oleh
rendahnya mutu kehidupan masyarakat Indonesia meskipun kaya akan
Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana yang ditunjukkan oleh rendahnya
Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia pada tahun 2002
sebesar 0,692. yang masih menempati peringkat lebih rendah dari
Malaysia dan Thailand di antara negara-negara ASEAN. Sementara,
Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada tahun yang sama

12
sebesar 0,178. masih lebih tinggi dari Filipina dan Thailand. Selain itu,
kesenjangan gender di Indonesia masih relatif lebih besar dibanding
negara ASEAN lainnya.keren.web.id

Tantangan selanjutnya adalah otonomi daerah. di mana hal ini


mempunyai peran yang sangat signifikan untuk mengentaskan atau
menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan. Sebab ketika meningkatnya
peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam penanggulangan
kemiskinan. maka tidak mustahil dalam jangka waktu yang relatif singkat
kita akan bisa mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala
nasional terutama dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat.
Akan tetapi ketika pemerintah daerah kurang peka terhadap keadaan
lingkungan sekitar, hal ini sangat berpotensi sekali untuk membawa
masyarakat ke jurang kemiskinan, serta bisa menimbulkan bahaya laten
dalam skala Nasional

6. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan

Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan


menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama
kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan
prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009
dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap
tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan
pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.

Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai


berikut:

a) Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan;

b) Penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar


terutama daerah-daerah langka sumber air bersih.

c) Pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal

d) Redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki


pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK) .

13
e) Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan
dana stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan
meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.

f) Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan


pelayanan antara lain:

g) Pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun


termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu

h) Jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di


puskesmas dan rumah sakit kelas tiga

C. Lima Perdebatan Kebijakan Ekonomi Makro

1. Perlukah Pembuat Kebijakan Moneter dan Fiskal Mencoba


Menstabilkan Perekonomian?

Kebijakan moneter berkaitan dengan kebijakan pemerintah dari sisi


Bank Indonesia yang mengkontrol jumlah uang yang beredar dan
penetapan suku bunga, sedangkan kebijakan Fiskal merupakan kebijakan
yang erat kaitannya dengan pemerintah dalam bidang perpajakan dan
dana pengeluaran pemerintah ataupun bisa juga dalam anggaran
pengeluaran agregat.

Kedua kebijakan di atas bisa diartikan sebagai langkah dan strategi


pemerintah untuk mewujudkan kestabilan perekonomian dalam negaranya,
agar terciptanya kestabilan perekonomian tentunya bukan hanya dengan
dua kebijakakan di atas saja, pemerintah masih perlu dan wajib untuk
meninjau dari beberapa sektor yang lain (lapangan pekerjaan, kebijakan
investasi, kebijakan neraca pembayaran dll)

Agar terciptanya kestabilan ekonomi peran besar ada ditangan


pemerintah masyarakat sebagai support untuk penggerak kestabilan
perekonomian tersebut dan kestabilan tersebut bisa dicapai apabila ada
sinergi dari pemerintah dan masyarakat. Perubahan permintaan dan
penawaran agregat dapat menimbulkan fluktuasi

14
Perekonomiandalam jangka pendek dalam produksi dan penyerapan
tenaga kerja.Kebijakan moneter dan fiskal yang diambil selama ini dapat
mempengaruhi fluktuasi–fluktuasi tersebut. Namun demikian apakah
kebijakan itu benar-benarperlu dilakukan, sementara kebijakan moneter
dan fiskal juga mendorongperubahan permintaan dan penawaran agregat
yang menimbulkan fluktuasi .

 Pro: Para Pembuat Kebijakan Perlu Mencoba untuk Menstabilkan


Perekonomian

Perekonomian secara inheren tidak stabil, dan kiri sendiri akan


berfluktuasi. Kebijakan dapat mengelola permintaan agregat dalam
rangka untuk mengimbangi instabilitas ini dan mengurangi keparahan
fluktuasi ekonomi. Tidak ada alasan bagi masyarakat untuk menderita
melalui kenaikan dan penurunan dari siklus bisnis. Kebijakan moneter
dan fiskal dapat menstabilkan permintaan agregat dan, dengan
demikian, produksi dan lapangan kerja. Tindakan kebijakan seperti itu
menempatkan teori ekonomi makro pada penggunaan terbaiknya
dengan mengarah pada perekonomian yang lebih stabil yang
menguntungkan semua orang.

 Kontra: Para Pembuat Kebijakan Tidak Perlu Menstabilkan


Perekonomian

Kebijakan moneter dan fiskal tidak segera mempengaruhi


perekonomian, tetapi bekerja dalam waktu yang lambat dan tak terduga
antara kebutuhan untuk bertindak dan waktu yang dibutuhkan untuk
kebijakan ini bekerja. Banyak penelitian menunjukkan bahwa
perubahan kebijakan moneter hanya memiliki sedikit efek yang kecil
terhadap permintaan agregat sampai sekitar enam bulan setelah
perubahan dilakukan.

Kebijakan fiskal bekerja lambat karena proses politik yang panjang


yang mengatur perubahan dalam pengeluaran dan pajak. Hal ini butuh
waktu bertahun-tahun untuk mengusulkan, lulus, dan menerapkan
perubahan besar dalam kebijakan fiskal. Sering kali pembuat kebijakan
secara tidak sengaja dapat memperburuk daripada mengurangi

15
besarnya fluktuasi ekonomi. Mungkin diharapkan jika pembuat
kebijakan bisa menghilangkan semua fluktuasi ekonomi, tapi ini bukan
tujuan yang realistis.

2. HARUSKAH KEBIJAKAN MONETER DISUSUN BERDASARKAN


PERATURAN, ALIH-ALIH BERDASRKAN KEBEBASAN?

Undang-undang memberikan rambu-rambu bagaimana kebijakan


moneter dilakukan khususnya untukmenetapkan bunga acuan, sementara
para pembuat kebijakan lebih suka melaksanakan dengan melihat kondisi
perekonomian yang sedang berjalan dengan penuh kebebasan.

 Pro : Perancangan dan Penerapan Kebijakan Moneter Harus Diatur

Adanya kebebasan dalam menyusun dan menjalankan kebijakan


moneter menimbulkan dua persoalan.Persoalan pertama adalah,
kebebasan tersebut tidak membatasi inkompetensi dan
penyalahgunaan kekuasaan. Ketika pemerintah memberi otoritas pada
Fed untuk menjaga ketertiban ekonomi, pemerintah tidak memberikan
pedoman apapun. Para pembuat kebijakan moneter diberikan
kebebasan sebesar-besaranya. Persoalam kedua adalah bahwa
kebijakan moneter yang ditentukan dengan bebas akan dapat
menyebabkan laju inflasi yang lebih tinggi daripada yang diinginkan.
Para pejabat Fed yang mengetahui tidak ada tredeoff jangka panjang
antar inflasi dan pengangguran seringkali mengumumkan bahwa tujuan
mereka adalah menekan laju inflasi hingga nol. Namun, mereka jarang
mencapai stabilitas harga. Mengapa? Mungkin hal tersebut disebabkan
karena, segera setelah publik membentuk dugaan mengenai inflasi,
para pembuat kebijakan akan menghadapi tradeoff jangka pendek
antara inflasi dan pengangguran. Mereka akan tergoda untuk
mengingkari janji mereka mengenai akan mencapai stabilitas harga
demi menekan tingkat pengangguran. Ketidakcocokan antara
pengumuman (apa yang dikatakan oleh para pembuat kebijakan
tentang apa yang telah mereka lakukan) dengan tindakan (apa yang
keamudian mereka lakukan) ini disebut sebagi inkonsistensi waktu dari
kebijakan. Karena para pembuat kebijakan sering kali tidak konsisten,

16
maka masyarakat ragu ketika Fed mengumumkan maksud mereka
untuk mengurangi laju inflasi.Akibatnya , masyarakat selalu menduga
inflasi yang terjadi akan lebih tinggi daripada target yang telah dicoba
dicapai oleh para pembuat kebijakan moneter.

Salah satu cara menghindari kedua persoalan terkait kebebasan


dalam menjalankan kebijakan adalah dengan memastikan Fed
berkomitmen pada suatu aturan kebijakan. Sebagai contoh, anggaplah
bahwa Kongres mengeluarkan undang-undang yang mengharuskan
Fed meningkatkan jumlah uang yang beredar sebanyak 3 persen per
tahun.(Mengapa 3 persen? Karena dalam pertumbuhan PDB riil rata-
rata 3 persen per tahun dan karena permintaan uang tumbuh sesuai
PDB riil, maka pertumbuhan jumlah uang yang beredar sebesar 3
persen per tahun merupakan jumlah yang dibutuhkan untuk
mempertahankan stabilitas harga dalam jangka panjang). Undang-
undang semacam itu akan menghapuskan inkonsistensi dan
penyalahgunaan kekuasaan Fed, dan undang-undang tersebut juga
dapat menutup kemungkinan terjadinya siklus bisnis politis. Selain itu,
inkonsistensi waktu dari kebijakan tersebut juga akan lenyap.

 Kontra : Kebijakan Moneter Seharusnya Tidak Dibuat Berdasarkan


Aturan

Walaupun kebebasan dalam menjalankan kebijakan moneter


memiliki beberapa kekurangan, kebijakan ini juga memiliki kelebihan
penting yaitu fleksibilitas.Fed selalu menghadapi berbagai situasi, yang
tidak semuanya dapat diramalkan.Pada tahun 1930-an, jumlah bank
yang pailit mencapai rekor.Pada tahun 1970-an, harga minyak bumi di
seluruh dunia melambung tinggi.Pada bulan Oktober 1987, pasar
saham mengalami penurunan sebesar 22 persen dalam sehari.Fed
harus menentukan bagaimana menanggapi guncangan-guncangan
perekonomian ini.Seorang perancang aturan kebijakan tidak mungkin
mampu memperhitugkan segala kemungkinan dan dengan cepat
menetukan respon kebijakan yang tepat.Lebih baik menunjuk orang-

17
orang yang tepat untuk menjalankan kebijakan moneter kemudian
memberikan kebebasan kepada mereka untuk melakukan yang terbaik.

Selain itu, berbagai masalah yang biasanya dikaitkan dengan


kebebasan dalam menjalankan kebijakan moneter umumnya hanya
bersifat dugaan.Kepentingan praktis dari siklus bisnis politis ini sangat
tidak jelas.Kepentinagn praktis dari inkonsistensi waktu juga sangat
tidak jelas. Walaupun banyak orang meragukan kebenaran dari
pengumuman Fed, para pejabat Fed dapat menerima kredibilitas
seiring berjalannya waktu dengan cara mewujudkan perkataan mereka
menjadi tindakan. Pada tahun 1990-an, Fed berhasil mencapai dan
mempertahankan tingkat inflasi yang rendah, meskipun godaan untuk
mengambil keuntungan dari tradeoff jangka pendek antara inflasi dan
pengangguran tetap ada. Pengalaman ini menunjukkan bahwa tingkat
inflasi yang rendah tidak mengharuskan Fed berkomitmen terhadap
suatu aturan.

Segala upaya untuk membatasi kebebasan Fed dengan suatu


aturan harus terlebih dulu menghadapi satu persoalan besar yaitu :
Bagaimana membuat peraturan yang tepat. Meskipun telah dilakukan
berbagai penelitian yang mempelajari kerugian dan keuntunagn dari
berbagai penelitian yang mempelajari kerugian dan keuntungan dari
berbagai aturan alternatif, para ekonom belum juga mencapai
kesepakatan mengenai seperti apa aturan yang baik itu. Sampai
sebuah kesepakatan muncul, untuk sementara mau tidak mau publik
harus memberikan kebebasan kepad para pejabat Fed untuk
menjalankan kebijakan moneter yang mereka anggap baik.

3. HARUSKAH BANK SENTRAL BERUSAHA MENCAPAI TINGKAT


INFLASINOL

Masyarakat menghadapi tradeoff jangka pendek antara inflasi dan


pengangguran. Perdebatan ketiga kita mempersoalkan apakah laju inflasi
harus ditargetkan untuk mencapai nol.

18
 Pro : Bank Sentarl Harus Mencapai Tingkat Inflasi Nol

Inflasi tidak memberikan keuntungan apa-apa bagi masyarakat,


namun membebankan beberapa biaya yang nyata. Para ekonom
mengidentifikasikan enam macam biaya akibat inflasi :

a) Biaya sol sepatu terkait dengan semaikin rendahnya jumlah uang


yang dipegang.

b) Biaya nebu terkait dengan frekuensi penyesuaian harga.

c) Semakin beragamnya harga-harga relatif.

d) Perubahan nilai wajib pajak yang tidak disengaja karena peraturan


perpajakan tidak diindekskan.

e) Kebingungan dan ketidaknyaman akibat unit perhitungan yang


berubah

f) Distribusi ulang kekayaan secara acak yang tekait dengan surat-


surat utang bersatuan dolar.

Beberapa ekonom mengatakan bahwa biaya-biaya tersebut kecil,


setidaknya untuk laju inflasi menengah, seperti inflasi sebesar 3 persen
yang pernah terjadi di AS selama tahun 1990-an. Tetapi, para ekonom
lain menyatakan bahwa biaya-biaya ini dapat menjadi besar, sekalipun
laju inflasinya tidak terlalu tinggi. Selain itu, tidak diragukan lagi bahwa
masyarakat tidak menyukai inflasi.Ketika inflasi meningkat, ini
meninjukkan bahwa inflasi merupakan salah satu masalah utama
negara.

Tentu saja keuntungan tingkat inflasi yang bernilai nol harus


dibandingkan dengan besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk
mewujudkannya.Pengurangan inflasi biasanya membutuhkan suatu
masa dengan tingkat pengangguran tinggi dan produksi
rendah.Namun, resesi yang muncul karena adanya upaya mengurangi
inflasi yang bersifat sementara ini. Sekali masyarakat mulai mengerti
bahwa para pembuat kebijakan sedang berupaya mengurangi tingkat
inflasi hingga nilainya nol, harapan mereka terhadap inflasi akan

19
menurun, dan tradeoff jangka pendek akan lebih baik. Karena harapan
masyarakat mengalami penyesuaian, maka tidak ada tradeoff jangka
panjang antara inflasi dan pengangguran.Dengan demikian, disinflasi
merupakan sebuah kebijakan dengan biaya sementara tetapi memiliki
manfaat yang permanen. Artinya, setelah resesi akibat upaya
pengurangan inflasi selesai, manfaat dari tingkat inflasi nol akan mulai
terasa. Jika para pembuat kebijakan berpikir panajng, mereka akan rela
menanggung biaya sementara tersebut demi memperoleh manfaat
permanen.

Selain itu, biaya yang dibutuhkan dalam rangka mengurangi inflasi


tidaklah sebesar yang dinyatakan oleh para ekonom. Jika Fed
mengumumkan bahwa mereka berkomitmen dan dapat dipercaya
untuk menciptakan tingkat inflasi nol, maka harapan masyarakat
mengenai inflasi akan langsung terpengaruh. Perubahan harapan
semacam ini dapat memperbaiki tradeoff jangka pendek antara inflasi
dan pengangguran, sehingga perekonomian dapat mencapai tingkat
inflasi dengan biaya yang juga rendah. Salah satu keunggulan dari
target tingkat inflasi nol adalah bahwa nilai nol menunjukkan titik fokus
yang lebih alamiah bagi para pembuat kebijakan.

 Kontra : Bank Sentarl Tidak Perlu Mencapai Tingkat Inflasi Nol

Walaupun stabilitas harga mungkin diinginkan, manfaat dari tingkat


inflasi nol dibandingkan dibandingkan tingkat inflasi yang menengah
tergolong kecil, sedangkan biaya untuk mencapai tingkat inflasi nol
tergolong besar. Perkiraan rasio pengorbanan menunjukkan bahwa
pengurangan tingkat inflasi sebesar 5 persen per tahun.Pengurangan
tinkat inflasi dari 4 persen menjadi nol, misalnya, membutuhkan
pengorbanan tingkat produksi sebesar 20 persen per tahun. Walaupun
orang-orang tidak menyukai inflasi sebesar 4 persen, tidaklah jelas
apakah mereka akan rela (atau harus) membayar 20 persen
pendapatan per tahunnya untuk menghilangkan inflasi.

Biaya-biaya sosial untuk meniadakan inflasi bahkan lebih besar


dari perkiraan sebesar 20 persen tersebut, karena hilangnya

20
pendapatan ini tidaklah merata di seluruh populasi.Ketika
perekonomian mengalami resesi, tidak seluruh pendapatan menurun
secara sebanding.Sebaliknya, penurunan jumlah pendapatan
terkonsentrasi pada para pekerja yang kehilangan pekerjaan
mereka.Para pekerja yang paling rentan adalah mereka yang hanya
memeiliki pengalaman dan keahlian yang sedikit.Dengan demikian,
sebagian besar biaya disinflasi dibebankan kepada mereka yang tidak
mampu meananggungnya.

Walaupun para ekonom dapat mendaftarkan beberapa biaya akibat


inflasi, tidak ada kesepakatan yang pasti bahwa biaya-biaya tersebut
cukup penting.Memang benar bahwa masyarakat tidak menyukai
inflasi, namun pandangan mereka mengenai inflasi mungkin keliru.Para
ekonom memahami bahwa standar hidup bergantung pada
produktivitas, bukan pada kebijakan moneter. Karena inflasi
pendapatan nominal berjalan beriringan dengan inflasi harga, maka
pengurangan laju inflasi tidak akan membuat pendapatan riil meningkat
lebih cepat.

Upaya mengurangi inflasi mungkin diharapkan apabila dapat


dilakukan tanpa biaya sama sekali, dan seperti yang dikatakan oleh
para ekonom, hal tesebut mungkin terrjadi. Namun, pada praktiknya hal
ini sulit dilakukan.Ketika perekonomian mengurangi tingkat inflasinya,
perekonomian hampir selalu mengalami periode dengan tingkat
penganggurn yang tinggi dan produksi yang rendah.Sangatlah beresiko
untuk memercayai bahwa bank sentral mampu meraih kredibiltas
dengan cepat dalam prosesnya menghilangkan inflasi sehingga tidak
menambah kesulitan masyarakat.

Memang, resesi akibat disinflasi sangat berpotensi meninggalkan


luka permanen pada perekonomian.Perusahaan-perusahaan dalam
berbagi industri mengurangi pengeluaran untuk peralatan dan
perlengkapan barumereka selama resesi, sehingga investai dalam
komponen PDB yang paling fluktuaktif. Bahkan, setelah resesi berakhir,
persediaan modal yang lebih kecil akan mengurangi produktivitas,

21
pendapatan, dan standar hidup di bawah tingkat yang seharusnya
dapat mereka capai. Beberapa ekonom berpendapat bahwa tingginya
angka pengangguran pada perekonomian di banyak negara Eropa
sepanjang dekade terakhir merupakan akibat dari upaya disinflasi
tahun 1980-an.

4. Pemerintah Perlu Menyeimbangkan Anggaran Belanjanya

Perdebatan ekonomi makro yang paling sering terjadi adalah mengenai


keuangan pemerintah. Setiap kali pengeluaran pemerintah melebihi
pendapatannya dari pajak, pemerintah maenutupi defisit anggarannya ini
dengan menerbitkan surat utang pemerintah. Namun, seberapa besarkah
masalah defisit anggaran tersebut?Perdebatan keempat kita terpusat pada
pertannyaan apakah para pembuat kebijakan fiskal perlu mendapatkan
penyeimbangan anggaran belanja pemerintah sebagai prioritas utama.

 Pro : Pemerintah Perlu Menyeimbangkan Anggaran Belanjanya

Saat ini jumlah utang pemerintah federal AS jauh lebih banyak


daripada dua dekade sebelumnya. Pada tahun 1980, utang pemerintah
federal besarnya $710 miliar, sedangkan di tahun 2002, utangnya
mencapai $3,5 triliun. Apabila kita membagi utang pemerintah saat ini
dengan jumlah penduduknya, maka setiap orang harus menanggung
sebesar $13.000.

Dampak langsung dari utang pemerintah tersebut adalah beban


yang harus ditanggung oleh para pembayar pajak generasi berikutnya.
Akibat seluruh utang berikut bunganya yang terakumulasi jatuh tempo,
para pembayar pajak di masa depan akan menghadapi pilihan yang
sulit. Mereka dapat memulih untuk membayar pajak lebih tinggi,
mendapati bahwa pengeluaran pemerintah lebih sedikit, atau
keduanya, supaya dapat melunasi utang beserta bunganya.Atau,
mereka juga dapat menunda pembayaran dan memeperbesar utang
pemerintah dengan pinjaman baru untuk membayar utang lama
beserta bunganya. Intinya, ketika terjadi defisit anggaran dan
menerbitkan surat utang, pemerintah mengalihkan sebagian beban
para pembayar pajak di generasi ini kepada para pembayar pajak di

22
masa depan. Warisan utang sebesar itu mau tidak mau akan
menurunkan standar hidup generasi mendatang.

Selain dampak langsung tersebut, defisit anggaran juga


memberikan dampak ekonomi makro yang beragam.Karena defisit
anggaran mencerminkan tabungan publik yang bersifat negatif, defisit
ini menyebabkan penurunan tabungan nasional.Berkurangnya
tabungan nasional menyebabkan suku bunga riil meningkat dan
investasi menurun.Berkurangnya investasi menyebabkan persediaan
barang modal semakin sedikit. Semakin sedikitnya persediaan modal
akan mengurangi produktivitas pekerja, upah riil dan produksi barang
dan jasa dalam perekonomian. Dengan demikian, jika utang
pemerintah bertambah, maka generasi mendatang akan mengalami
masa perekonomian dengan pendapatan yang lebih rendah dan pajak
yang lebih tinggi.

Meskipun demikian, ada beberapa situasi di mana defisit anggaran


dapat dibenarkan.Sepanjang sejarah, penyebab paling umum dari
menigkatnya utang pemerintah adalah perang.Selain itu, defisit
anggaran juga terjadi jika perekonomian sedang mengalami resesi.

 Kontra : Pemerintah Tidak Perlu Menyeimbangkan Anggaran


Belanjanya

Masalah utang pemerintah seringkali terlalu dibesar-


besarkan.Walaupun utang pemerintah memang mencerminkan beban
pajak bagi generasi muda, beban ini tidak terlalu besar bila
dibandingkan pendapatan rata-rata seumur hidup seseorang.Selain itu,
adalah sebuah kekeliruan jika dampak defisit anggaran dipandang
secara tersendiri.Defisit anggaran hanyalah sebagian kecil dari sebuah
gambaran besar mengenai bagaimana pemerintah memilih untuk
meningkatkan dan membelanjakan uangnya. Dalam membuat
keputusan-keputusan kebijakan fiskal, para pembuat kebijakan akan
memengaruhi berbagi generasi pembayar pajak melalui berbagai cara.
Defisit atau surplus anggaran pemerintah harus diperhitungkan
bersama-sama dengan kebijakan-kebijakan lainnya.

23
Defisit anggaran juga berbahaya jika dipandang secara sempit
karena hal tersebut mengalihkan perhatian yang seharusnya ditujukan
pada berbagai kebijakan lainnya yang bertujuan mendistribusikan ulang
pendapatan antargenerasi. Sebagai contoh, pada tahin 1960-an dan
1970-an, pemerintah federal AS meningkatkan tunjangan jaminan
sosial bagi golongan manula. Pemerintah membiayai kenaikan
pengeluaran ini dengan meningkatkan pajak pendapatan yang
dikenakan pada masyarakat dalam usia kerja. Kebijakan ini
mendistribusikan pendapatan dari generasi muda ke generasi tua,
walaupun redistribusi pendapatan ini tidak memengaruhi utang
pemerintah. Dengan demikian, defisit anggaran hanyalah bagian kecil
dari persoalan besar tentang bagaimana kebijakan pemerintah
memengaruhi kesejahteraan berbagai generasi.

Kritik terhadap defisit anggaran terkadang menyatakan bahwa


utang pemerintah tidak akan meningkat selamnaya, meskipun pada
kenyataanya bisa. Sama seperti sebuah bank ketika mengevaluasi
permohonan pinjaman akan membandingkan utang seseorang dengan
pendapatannya, kita juga seharusnya membandingkan beban utang
pemerintah relatif terhadap besar pendapatannya. Pertumbuhan
penduduk dan kemajuan teknologi menyebabkan pendapatan total
perekonomian AS meningkat dari waktu ke waktu.Hasilnya,
kemampuannya untuk menbayar bunga atau utang pemerintah juga
menigkat dari waktu ke waktu.Selama laju peningkatan utang
pemerintah lebih lambat daripada laju peningkatan pendapatan,
peningkatan jumlah utamg pemerintah tidak bisa dicegah.

5. Haruskah Undang - Undang Perpajakan Perlu Diperbaharui Untuk


Meningkatkan Tabungan ?

 Pro: Undang-undang Perpajakan Perlu Diperbarui untuk Meningkatkan


Tabungan

Tingkat tabungan suatu negara merupakan penentu utama dari


kemakmuran ekonomi jangka panjang nya. Kemampuan produktif
suatu negara ditentukan terutama oleh berapa banyak menabung dan

24
berinvestasi untuk masa depan. Ketika tingkat tabungan yang lebih
tinggi, lebih banyak sumber daya yang tersedia untuk investasi di
pabrik baru dan peralatan.

Sayangnya, sistem perpajakan mematahkan semangat menabung,


yang lebih lanjut akan mengurangi minat masyarakat untuk menabung
akibat adanya pemungutan pajak dua kali pada beberapa bentuk
pendapatan modal. Sebuah alternatif untuk kebijakan pajak saat ini
yang dianjurkan oleh banyak ekonom adalah pajak konsumsi. Dengan
pajak konsumsi, rumah tangga membayar pajak berdasarkan apa yang
mereka habiskan bukan pada apa yang mereka hasilkan.

 Kontra: Undang-undang Perpajakan Tidak Perlu Diperbarui untuk


Meningkatkan Tabungan

Banyak perubahan dalam undang-undang pajak untuk merangsang


tabungan terutama akan menguntungkan orang kaya. Rumah tangga
berpendapatan tinggi menyimpan sebagian dari pendapatan mereka
lebih tinggi daripada rumah tangga berpendapatan rendah. Setiap
perubahan pajak yang nikmat orang yang menabung juga akan
cenderung mendukung orang dengan pendapatan tinggi. Mengurangi
beban pajak pada orang kaya akan mengarah pada masyarakat yang
kurang egaliter. Hal ini juga akan memaksa pemerintah untuk
menaikkan beban pajak pada masyarakat miskin. Meningkatkan
tabungan masyarakat dengan menghilangkan defisit anggaran
pemerintah akan memberikan cara yang lebih langsung dan merata
untuk meningkatkan tabungan nasional.

D. Kesimpulan

Negara yang ingin membangun perekonomiannya harus mau


meningkatkan standar hidup penduduk negaranya, yang diukur dengan
kenaikan penghasilan riil per kapita. Keberhasilan perekonomian suatu negara
dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui
pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat kesempatan kerja, tingkat

25
harga umum, dan posisi neraca pembayaran suatu negara. Manfaat
perhitungan Pendapatan per kapita :

1) Untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara


dari tahun ke tahun.

2) Sebagai data pebandingan kesejahteraan suatu negara dengan negara lain.


Dari pendapatan per kapita masing – masing negara dapat di lihat tingkst
kesejahteraan tiap negara.

3) Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu negara dengan negara


lainnya. Dengan mengambil dasar pendapatan perkapita dari tahun ke tahun,
dapat di simpulkan apakah pendapatan per kapita suatu negara rendah
(bawah), sedang atau tinggi.

4) Sebagai data untuk mengabil kebijakan di bidang ekonomi. Pendapatan per


kapita dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil
langkah di bidang ekonomi.

Dan Untuk setiap perdebatan kebijakan ekonomi makro , pembahasannya


dimulai dengan proposisi yang controversial , dan kemudian disambung
dengan pendapat-pendapat dari mereka yang mendukung dan menentang .
jika mereka sulit memihak salah satu dari sisi dari perdebatan ini, anda tidak
perlu gelisah karena pada kenyataannya anda tidak sendirian . ilmu ekonomi
tidak selalu memudahkan kita menentukan kebijakkan-kebijakkan yang tepat.
Memang, setelah mengenal dengan jelas berbagai tradeoff yang maua tak
mau harus di hadapi para pembuat kebijakkan , akan semakin sulit bagi kita
untuk menentukan pilihan.

Walaupun demikian, pilhan yang sulit memang tidak boleh terlihat mudah
ketika anda mendengar para politikus atau pengamat mengusulkan suatu
gagasan yang terdengar terlalu indah untuk menjadi kenyataan, maka
kemungkinan besar gagasan tersebut memang mustahil. Jika mereka
terdengar seperti hendak menawarkan makana siang gratis, anda harus
mencari tau apakah ada harga yang sebenarnya harus anda bayar. Jarang ada
kebijakkan yang memberikan keuntungan tanpa adanya biaya.Dengan
membantu menjelaskan berbagai retorika yang begitu umum dalam
perbincangan politik, mempelajari ilmu ekonomi seharusnya dapat membantu
anda menjadi peserta yang lebih baik dalam berbagai perdebatan ini.

26
Daftar Pustaka

 http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_perkapita
 http://www.batukar.info/wiki/ekonomi-gorontalo
 Arsyad,Lincolin (1999). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : Edisi 4
 http://metrotvnews.com/metromain/news/2011/02/07/41882/Pendapatan-
perKapita-Indonesia-Rp27-Juta
 http://tiaraputri.wordpress.com/2010/01/09/pendapatan-nasional-dan-
pendapatan-perkapita/
 http://itsmysoulin3.blogspot.com/2010/02/pendapatan-perkapita-negara-
didunia.html
 http://punya-adhi.blogspot.com/2010/12/kualitas-hidup-penduduk-
indonesia-makin.html
 http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/ekonomi/10/12/20/153308-
hatta-pendapatan-per-kapita-indonesia-akan-capai-17-000-dolar-as-tahun
 Mankiw,N,Gregory;Quah, Euston;Wilson, Peter. 2014. Pengantar Ekonomi
Makro.Jakarta: Salemba Empat
 http://makalahku25.blogspot.co.id/2013/05/makalah-perdebatan-ekonomi-
makro.html

27

Anda mungkin juga menyukai