Anda di halaman 1dari 5

1. Jelaskan tentang Objek kajian sosiologi menurut beberapa Pakar berikut!

a) Objek kajian sosiologi menurut Emile Durkheim


Emile Durkheim mendefiniskan sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji
mengenai fakta-fakta sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Sejalan dengan
hal tersebut, Durkheim mengemukakan bahwasanya objek yang dikaji dalam
sosiologi ialah fakta ataupun realitas sosial itu sendiri. Dalam hal ini, fakta
sosial dimaknai sebagai cara-cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang
berada di luar individu serta memiliki kekuatan memaksa yang
mengendalikannya. Durkheim sendiri memberi beberapa contoh fakta sosial
diantaranya ialah hukum, moral, adat istiadat, kepercayaan, kaidah ekonomi,
dan tata cara berpakaian. Fakta-fakta sosial inilah yang nantinya dapat
mengendalikan serta memaksa tiap individu untuk mematuhinya sebab, jika
individu tersebut melanggar maka ia akan dikenakan sanksi oleh masyarakat.
Selanjutnya, Durkheim menegaskan bahwa fakta ataupun realitas sosial
tersebut haruslah dikaji dan dipelajari melalui kegiatan ilmiah. Ia pernah
melakukan penelitian dimana penelitian tersebut berfokus mengenai potensi
bunuh diri pada suatu kelompok masyarakat. Dalam penelitian tersebut, objek
kajian sosiologinya ialah daftar yang berisikan jumlah orang yang melakukan
bunuh diri dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Tindakan berupa
interaksi antar kelompok, asal-usul pertumbuhan kelompok, dan pengaruh
kegiatan kelompok terhadap tiap anggotanya juga tidak lepas dari kajian
sosiologi tersebut. Hasil dari penelitian inilah yang nantinya akan membentuk
pola-pola yang dapat dianalisa dan disimpulkan sebagai sebuah gejala sosial.
b) Objek kajian sosiologi menurut Max Weber
Max Weber mendefinisikan sosiologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari
tindakan sosial serta menjadikannya sebagai objek kajian sosiologinya. Namun,
perlu diingat bahwasanya tidak semua tindakan manusia tergolong ke dalam
tindakan sosial. Dalam hal ini, tindakan sosial lebih dimaknai sebagai tindakan
manusia yang berorientasi terhadap individu lainnya. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwasanya sosiologi juga mempelajari mengenai proses perubahan
yang terjadi di dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh interaksi manusia yang
satu dengan manusia yang lain (interaksi sosial). Dalam hal ini, Weber
mengemukakan bahwasanya terdapat 4 tipe tindakan sosial, yaitu:
i. Tindakan tradisonal, merupakan tindakan yang dilakukan
karena suatu kebiasaan
ii. Tindakan afektif, merupakan tindakan yang dilandasi oleh
hati nurani (perasaan) ataupun emosi yang ada pada
masing-masing individu
iii. Tindakan berorientasi pada nilai, merupakan tindakan yang
dilakukan berdasarkan keyakinan ataupun kepercayaan
yang dianut oleh masing-masing individu
iv. Tindakan rasional instrumental, merupakan suatu tindakan
yang melibatkan penggunaan alat ataupun cara-cara tertentu
demi mencapai suatu tujuan yang dikehendakinya.
Untuk memahami gejala-gejala sosial yang terjadi di dalam
masyarakat, Weber menyebut bahwa si peneliti harus memiliki
kemampuan untuk bisa menginterpretasi maksud maupun tujuan tindakan
yang dilakukan oleh invididu tersebut. Weber menyebut metode ini
sebagai metode interpretatif dimana si peneliti menitikberatkan pada
alasan mengapa indivu-individu tersebut melakukan suatu tindakan.
c) Objek kajian sosiologi menurut Anthony Giddens
Dikenal melalui Teori Strukturasi, Giddens mendefinisikan sosiologi sebagai
suatu ilmu yang mempelajari mengenai kehidupan sosial menusia, grup, dan
masyarakat. Giddens memandang kehidupan bagaikan aliran sungai yang tiada
henti. Oleh karena itu, dalam Teori Strukturasi Giddens mengemukakan bahwa
kajian ilmu sosial merupakan praktik-praktik sosial yang melintasi ruang dan
waktu.  
Giddens berpendapat bahwa struktur sosial dilatarbelakangi oleh human
agency, atau hubungan antara peraturan dan perilaku. Aturan (rules)
mempengaruhi perilaku dan tindakan yang dibuat oleh manusia. Aturan ini, ketika
dilembagakan secara sosial, membentuk struktur yang terus direproduksi menjadi
sebuah sistem. Proses reproduksi struktur hingga berinteraksi menjadi sistem
tersebutlah yang dinamakan oleh Giddens sebagai proses strukturasi.
Lebih jelasnya lagi, aktivitas-aktivitas sosial itu tidak dihadirkan oleh para
aktor sosial, melainkan terus menerus diciptakan oleh mereka melalui sarana
sarana pengungkapan diri mereka sebagai aktor. Di dalam dan melalui aktivitas
aktivitas mereka, para agen memproduksi kondisi-kondisi yang memungkinkan
keberadaan aktivitas-aktivitas itu (Giddens, 1984:3)
d) Objek kajian sosiologi menurut Alex Inkeles
Merujuk pada penjelasan konsep-konsep sosiologi sebelumnya, Alex Inkeles
hadir dengan memadukan berbagai konsep tersebut sehingga terciptalah suatu
kesimpulan dimana ia mendefinisikan sosiologi sebagai suatu ilmu yang
mempelajari mengenai 3 pokok kajian yaitu; hubungan sosial (social interaction)
beserta tindakan sosialnya, institusi sosial (social institution), dan masyarakat
(society). Inkeles berpendapat bahwa unsur utama dari sosiologi adalah 3 pokok
kajian tersebut yang nantinya akan mempelajari masyarakat secara lebih dalam
dan menyeluruh beserta interrelasinya.
e) Objek kajian sosiologi menurut Paul B. Horton
Paul B. Horton mendefinisikan sosiologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari
telaah kehidupan kolektif serta produk dari kehidupan kolektif tersebut. Oleh
karenanya, objek kajiannya lebih terpusat pada kehidupan kelompok dan produk
kehidupan kelompok tersebut.

2. Dari beberapa pendapat ahli diatas manakah yang menurut Anda sesuai
dengan kajian Sosiologi Hukum? Jelaskan argumentasi pilihan anda!
Objek kajian sosiologi menurut Alex Inkeles. Dalam hal ini, Soerjono
Soekanto mengemukakan bahwasanya sosiologi hukum merupakan cabang ilmu
sosiologi yang mempelajari serta menganalisis hubungan timbal balik antara
hukum dengan gejala-gejala sosial. Apabila pengertian tersebut dikaitkan dengan
3 pokok kajian sosiologi yang dikemukakan Inkeles, maka:
i. Hubungan sosial (social interaction) beserta tindakan sosialnya
Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang senantiasa
membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, hukum dihadirkan sebagai
jaminan bagi tiap individu untuk bisa melindungi serta
mempertahankan hak dan kewajibannya dalam proses interaksi sosial
tersebut. Selanjutnya, hukum yang diberlakukan pun juga akan
membatasi setiap tindakan sosial tiap individu yang ditujukan untuk
menodai hak dan kewajiban milik individu lain.
ii. Institusi sosial (social institution)
Institusi sosial dapat dimaknai sebagai lembaga pemerintahan yang
telah diberi mandat oleh masyarakat untuk memegang kekuasaan
tertinggi dalam menjalankan roda pemerintahan negara. Lembaga
pemerintahan inilah yang nantinya memiliki wewenang untuk
merancang peraturan perundang-undangan (lembaga eksekutif) yang
nantinya akan diberlakukan dalam kehidupan masyarakat.
iii. Masyarakat (society)
Sebelum sebuah peraturan tersebut dinyatakan sah dan diberlakukan
dalam kehidupan masyarakat, maka sebelum itu diperlukan sebuah
pendekatan mengenai latar belakang kehidupan masyarakat tempat
hukum itu nantinya akan diberlakukan. Hal ini dikarenakan hukum
tersebut haruslah sesuai dengan keadaan masyarakat saat itu. Lebih
jelasnya, hukum yang diberlakukan haruslah bersifat responsif
sehingga lebih mengutamakan kebutuhan dan kepentingan sosial yang
dialami dan ditemukan, tidak oleh pejabat melainkan oleh rakyat.
Hukum yang bercirikan sifat responsif lebih peka terhadap perubahan
sosial, yang artinya hukum ini bisa berevolusi sesuai dengan keadaan
masyarakat saat itu. Hal inilah yang nantinya menyebabkan hukum
bersifat dinamis yang dapat mengikuti perkembangan sosial, budaya,
ekonomi masyarakat saat itu.
3. Jelaskan Perbedaan dan manfaat antara sosiologi murni dengan sosiologi
terapan?

PERBEDAAN

SOSIOLOGI MURNI SOSIOLOGI TERAPAN


Ilmu yang berfokus pada pembentukan Ilmu sosiologi yang digunakan untuk
suatu teori dan abstrak keperluan praktis

Melakukan pencarian untuk Mencari cara-cara untuk menyelesaikan


mendapatkan pengetahuan sedalam- berbagai masalah yang terjadi di
dalamnya tentang masyarakat lingkungan masyarakat

Ditujukan kepada sesama sosiolog Ditujukan kepada masyarakat sebagai


sebagai khalayak sasarannya khalayak sasarannya

MANFAAT

SOSIOLOGI MURNI SOSIOLOGI TERAPAN


Menghasilkan produk berupa
Memberi solusi dari sebuah masalah
pengetahuan

Hasil kajiannya digunakan untuk


Hasil kajiannya digunakan untuk
mengembangkan keilmuan sosiologi itu
menyelesaikan masalah-masalah sosial
sendiri

Bertujuan untuk membentuk serta Bertujuan untuk mencari cara-cara


mengembangkan pengetahuan guna menggunakan pengetahuan ilmiah guna
mempertinggi mutu pengetahuan memecahkan masalah-masalah praktis

4. Bagaimana pendapat anda terhadap gagasan Aguste Comte tentang tujuan


pendirian sosiologi.
Berawal dari rasa ingin tahu dan ketertarikan yang tinggi terhadap sejarah
tatanan manusia hingga pada akhirnya ia dikenal sebagai Bapak Posivitisme.
Berkat teorinya yang membahas mengenai tiga tahapan perkembangan
masyarakat tentunya menjadi awal perubahan yang besar pada masa itu. Sejalan
dengan hal itu Aguste Comte memberikan pernyataan bahwa objek dari kajian
sosiologi merupakan manusia ataupun masyarakat yang dipandang.
Pernyataan tersebut nyatanya membawa dampak dimana sosiologi juga masih
memegang peranan besar khususnya dalam menanggulangi masalah-masalah
sosial yang terjadi di Indonesia. Contohnya saja dalam program perencanaan
sosial yang saat ini tengah digaung-gaungkan oleh pemerintah, sosiologi telah
mengambil peran aktif dalam antisipasi penyelesaian berbagai masalah yang
berhubungan dengan individu, kelompok masyarakat, organisasi sosial serta
menjadi alat tolak ukur untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi
dalam lingkungan masyarakat. Hingga seiring berjalannya waktu, sosiologi kini
telah dikembangkan menjadi beberapa cabang ilmu yang telah menyatu di setiap
lini kehidupan sosial masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai