Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDAPATAN NASIONAL
Dosen pengampu : PUTRI SARI M J SILABAN, S.E, M.Si

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
- Riniati manihuruk (7203240005)

- Putry Adelina Siagian (7202240002)

- Annisa mardiah sitorus (7203540026)

- Muhammad nazly azra’i (7203540028)

- Romagiano machario S. Sembiring (7203240008)

PRODI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan dan rah- mat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan orang tua, serta teman terdekat sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Pendapatan Nasional”

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Medan. Kami sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.

Medan, 6 September 2021

Kelompok III
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB. I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1


1.2 Rumusan Makalah1
1.3 Tujuan Makalah 2

BAB. II PEMBAHASAN 3

2.1 Pendapatan nasional 3

2.2 Faktor penentu produksi barang dan jasa 7

2.3 Bagaimana pendapatan nasional didistribusikan ke faktor Produksi 11

BAB. IV PENUTUP 12

3.1 Kesimpulan 12

3.2 Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota
masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga (RTK) dalam suatu negara dengan kurun waktu
tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun. Pendapatan nasional dapat juga diartikan sebagai
hasil produksi nasional, yang berarti nilai hasil produksi yang dihasilkan oleh seluruh anggota
masyarakat suatu negara dalam waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Pendapatan nasional adalah salah satu indikator untuk dapat mengukur perkembangan tingkat
pembangunan dan kesejahteraan pada suatu negara dari waktu ke waktu.

Manfaat Pendapatan Nasional

Pada dasarnya, menghitung pendapatan nasional dilakukan untuk mengetahui perkembangan


ekonomi suatu negara. Lebih dari itu, menghitung pendapatan nasional adalah hal penting karena
memiliki banyak manfaat, yaitu:

1. Mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara.


2. Mengevaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu.
3. Mengukur perubahan perekonomian dari waktu ke waktu
4. Membandingkan kinerja ekonomi antar sektor.
5. Sebagai indikator kualitas hidup suatu negara.
6. Sebagai indikator perbandingan kinerja ekonomi antar negara.
7. Sebagai indikator perbandingan kualitas standar hidup satu negara dengan negara lain.
8. Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu.
9. Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dan kekayaan antar negara.

B. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional


Berdasarkan arus kegiatan ekonomi negara, penghitungan pendapatan nasional dapat
dilakukan dengan tiga (3) metode pendekatan, antara lain.

1. Metode Pendekatan Pendapatan


Dalam metode ini cara yang dilakukan adalah dengan menjumlahkan seluruh pendapatan
yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor produksi atas penyerahan faktor produksinya
kepada perusahaan.
Faktor Produksi Pendapatan Simbol

Tanah Sewa r (rent)

Tenaga kerja Upah/gaji w (wages)

Modal Bunga i (interest)

Skill Laba p (profit)

Untuk mencari besarnya pendapatan nasional dirumuskan:


Y=r+w+i+p

2. Metode Pendekatan Produksi


Perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi dilakukan dengan cara
menjumlahkan nilai tambah (value added) yang diwujudkan oleh berbagai sektor dalam
perekonomian, antara lain:
 Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan;
 Pertambangan dan penggalian;
 Industri pengolahan;
 Listrik, gas, dan air bersih;
 Bangunan;
 Perdagangan, restoran, dan hotel;
 Pengangkutan dan komunikasi;
 Keuangan, persewaan bangunan, dan jasa perusahaan; serta
 Jasa-jasa.

Sebagai contoh, untuk memproduksi kemeja harus diproduksi terlebih dahulu kain,
benang, dan kapas. Jika menjumlahkan nilai akhir produksi tiap-tiap komponen maka akan
terjadi penghitungan ganda (double accounting). Hal ini disebabkan karena dalam nilai akhir
kemeja sudah terkandung nilai kain, dalam nilai akhir kain sudah terkandung nilai akhir benang,
dan seterusnya. Oleh karena itulah untuk memperoleh total produk yang dihasilkan suatu negara
harus dilihat dari nilai tambahnya. Dengan adanya perhitungan nilai tambah tersebut maka akan
terhindar dari adanya perhitungan ganda. Dengan demikian metode ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:

Y = NTB1 + NTB2 + NTB3 + ……… NTBn


Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
NTB = Nilai tambah dari tiap-tiap sektor ekonomi

3. Metode Pendekatan Pengeluaran


Untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional dengan metode ini maka dilakukan
dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran masyarakat dari tiap-tiap rumah tangga yang
ada. Adapun pengeluaran yang dihitung bukan berasal dari nilai transaksi barang jadi, hal ini
dimaksudkan untuk menghindari perhitungan ganda. Empat sektor Rumah tangga sebagai pelaku
ekonomi yang digunakan sebagai acuan dalam menghitung pengeluaran adalah:
a. Rumah Tangga Konsumen
Nilai belanja atau pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen untuk membeli
berbagai jenis kebutuhan dalam satu tahun tertentu disebut pengeluaran konsumsi rumah tangga
dan ditulis dengan huruf C (consumption).
b. Rumah Tangga Produsen atau Perusahaan
Pengeluaran pada rumah tangga ini dilakukan sebagai pembentukan barang dan jasa yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa lebih lanjut atau yang diistilahkan dengan
investasi (I).
c. Rumah Tangga Pemerintah
Pengeluaran investasi oleh pemerintah maupun swasta nantinya oleh pemerintah
dimasukkan dalam komponen pembentukan modal tetap domestik bruto dan komponen
perubahan stok yang diistilahkan goverment expenditure (G).
d. Rumah Tangga Luar Negeri/Ekspor Bersih
Pengeluaran untuk rumah tangga ini merupakan selisih dari nilai ekspor terhadap nilai
impor yang dilakukan oleh suatu negara dalam kegiatan perdagangan internasional atau ekspor-
impor (X-M).
Pengeluaran-pengeluaran dari keempat sektor perekonomian itulah yang merupakan
komponen pendapatan nasional. Sehingga perhitungan pendapatan nasional ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran pemerintah (government expenditure)
X = Ekspor
M = Impor

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Pendapatan Nasional


Komponen pendapatan nasional sebagai unsur pembentuk pendapatan nasional dilihat dari
sumbernya terdiri dari konsumsi (C) dan Investasi (I) sehingga persamaan matematiknya Y = C
+ I. Sedangkan dilihat dari penggunaannya komponen pendapatan nasional terdiri konsumsi (C)
dan tabungan (S)

C. Pengertian Faktor Produksi

Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah


proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok,
yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada
perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda
berwujud, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang
kemudian disebut sebagai faktor fisik. Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber
daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di
era globalisasi ini. Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu
tenaga kerja, modal, sumber daya fisik, kewirausahaan, dan sumber daya informasi.

Analogi definisi di atas adalah nilai guna sebuah buku. Yang mana buku tersebut tidak mungkin
memiliki nilai manfaat dan nilai jual jika tidak ada kertas, lem sebagai bahan mentahnya. Juga
tidak mungkin ada buku jika tidak ada tenaga kerja dan modal untuk memuat buku. Kertas, lem,
tenaga kerja dan modal disebut sebagai faktor produksi. Karena dengannya maka produk
memiliki nilai guna yang disebut buku.

Pengertian faktor produksi secara khusus adalah semua kebutuhan usaha yang dibutuhkan oleh
produsen supaya ia bisa menjalankan produksi dengan lancar dan mudah. Jika dilihat dari
pengertian ini tentu faktor produksi adalah hal penting yang harus ada di dalam sebuah
perusahaan. Jika tidak tersedia atau salah satunya saja tidak ada, maka bisa dipastikan produksi
tidak akan berjalan.

Efeknya ialah tidak akan ada produk/jasa yang dihasilkan, proses produksi macet yang akan
membuat usaha Anda mendapatkan kerugian. Bahkan bukan tidak mungkin perusahaan akan
gulung tikar.

Faktor Penentu Produksi Barang Dan Jasa

1. Faktor Sumber Daya Alam


Faktor sumber daya alam adalah jenis faktor produksi yang termasuk di dalam bahan-bahan
mentah untuk dijadikan produk. Bahan mentah inilah yang nantinya akan diolah menjadi barang/
jasa yang akan dipasarkan ke konsumen.

Sumber daya alam yang termasuk faktor produksi di antaranya adalah udara, tanah, air, hewan,
tumbuhan, mineral dan bahan tambang lainnya. Contohnya adalah produk yang berbahan kulit.
Maka sumber daya alamnya adalah hewan. Karena dari kulit hewan inilah yang dijadikan bahan
mentah produk.

2. Sumber Daya Manusia (SDM)


Sumber daya manusia juga jenis faktor yang sangat penting. Karena tidak mungkin bahan
mentah bisa menjadi bahan setengah jadi lalu produk/barang jadi jika tidak ada manusia yang
mengolahnya.

Sumber daya manusia bisa dibilang poin paling penting di dalam produksi. Sekalipun ada
beberapa argumen kalau kinerjanya sudah bisa digantikan oleh robot. Tetapi tentu dari segi rasa
dan jiwa, manusia lebih hebat. Tak dipungkiri rasa dan jiwa ini yang juga membuat produk lebih
berkualitas.

3. Faktor Modal
Dalam pembuatan produk tentu membutuhkan modal produksi. Ini untuk membeli bahan
mentah, alat produksi serta untuk membayar tenaga kerja. Maka dari itu, modal juga perlu
dimasukkan ke dalam faktor produksi.
Artinya modal juga berpengaruh pada terciptanya produk yang berkualitas dan disukai
konsumen. Semakin besar modal yang dimiliki, tentu produk lebih bermutu karena SDM, SDA
dan alat produksi yang digunakan tentu juga hebat.

4. Faktor Kewirausahaan
Faktor kewirausahaan atau faktor manajemen juga perlu dimasukkan ke dalam faktor produksi.
Karena yang menentukan keberhasilan produksi bukan hanya produk melainkan teknik, strategi,
perencanaan, kontrol dan selainnya.

Bahan mentah, SDM, SDA dan modal sudah tersedia. Tetapi tidak ada strategi, rencana, kontrol
dan pengawasan saat produk dibuat, tentu hasilnya juga tidak akan memuaskan. Tentunya ini
hanya akan menghasilkan produk yang tidak memiliki keunggulan dan tidak laris di pasaran.

Maka dari itu faktor manajemen (kewirausahaan) diperlukan supaya proses produksi berjalan
lebih lancar. Ini juga mencakup pemasaran, pembukuan,  distribusi produksi, sampai observasi
pasar.

5. Sumber Daya Informasi


Sumber daya informasi menjadi salah satu faktor yang juga penting terutama di jaman global
semacam ini. Yang mana alur lalu lintas informasi semakin cepat dengan adanya internet. Nah,
pihak perusahaan harus mengelola faktor ini dengan baik. Minimal tidak ketinggalan informasi
tentang produk apa yang dibutuhkan masyarakat di saat ini.

 Apa yang menentukan permintaan barang dan jasa ?

A. Permintaan (Demand)

Permintaan adalah jumlah keseluruhan barang atau jasa yang ingin dibeli atau diminta oleh
konsumen pada tingkat harga dan waktu tertentu. Intinya, semakin tingginya jumlah permintaan
akan membuat harga produk menjadi semakin mahal. Sebaliknya, semakin rendahnya jumlah
permintaan akan membuat harga produk semakin rendah. Inilah yang dinamakan dengan hukum
permintaan.

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan, yaitu :

1. Harga Barang itu Sendiri


Jika harga suatu barang semakin rendah maka permintaan terhadap barang tersebut akan semakin
bertambah, begitu juga sebaliknya.

2. Ketersediaan dan Perubahan Harga Barang Sejenis Sebagai Pengganti dan Pelengkap
Apabila harga barang pengganti dan barang pelengkapnya turun, maka permintaan atas barang
tersebut akan semakin berkurang. Akan tetapi apabila harga barang pengganti dan barang
pelengkapnya naik, maka permintaan atas barang tersebut akan meningkat.

3. Tingkat Pendapatan atau Daya Beli Konsumen


Tingkat pendapatan konsumen akan menunjukkan daya beli konsumen tersebut. Semakin tinggi
tingkat pendapatan seseorang, maka akan semakin tinggi jumlah permintaan terhadap suatu
barang.

4. Kebiasaan atau Selera Konsumen


Kebiasaan atau selera konsumen juga berpengaruh terhadap permintaan atas suatu barang.
Semakin tingginya selera konsumen terhadap suatu barang, maka permintaan terhadap barang
tersebut pun akan meningkat pula.

5. Jumlah Penduduk
Semakin besar jumlah penduduk yang ada dalam suatu daerah atau negara, maka semakin tinggi
pula jumlah permintaan atas suatu barang untuk harga tertentu.

6. Prediksi Konsumen tentang Perkiraan Harga pada Masa Mendatang


Jika konsumen memprediksikan bahwa harga suatu barang tertentu akan naik, sebaiknya
membeli barang tersebut sekarang. Sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat
ini guna menghemat uang belanja di masa mendatang.

D. Pengertian Keseimbangan Pasar

Market equilibrium atau keseimbangan pasar adalah sebuah kondisi ketika terjadi keseimbangan


antara jumlah produk (atau jasa) yang diminta maupun yang ditawarkan, dalam harga tertentu.
Proses ini penting guna menentukan bahwa kurva keseimbangan akan tetap stabil ataupun tidak.
Kurva tersebut dapat dikalkulasikan dengan rumus keseimbangan dari pasar.

Kondisi ini juga menjelaskan adanya kesamaan antara harga produk yang diminta konsumen dan
yang ditawarkan produsen. Jika keseimbangan dalam pasar telah tercapai, semua harga akan
cenderung stabil. Nah, kondisi itu pun dikenal dengan istilah “keseimbangan harga”.

Keseimbangan harga dapat terjadi tergantung kekuatan permintaan serta penawaran. Dengan
kata lain, jika permintaan konsumen lebih kuat dibandingkan penawaran produsen, harga suatu
produk akan meningkat. Sebaliknya, bila penawaran yang lebih kuat daripada permintaan, harga
barang pun akan menurun.

Anda dapat menghitung jumlah keseimbangan dalam pasar menggunakan rumus berikut:
QD = QS = QE

PD = PS = PE

Keterangan:

D = Demand (permintaan)

S = Supply (penawaran)

P = Price (harga)

Q = Quantity (jumlah/stok)

E = Equilibrium (keseimbangan)

Bila dideskripsikan dengan sebuah grafik, keseimbangan pada pasar muncul pada titik potong di
antara kurva permintaan dan kurva penawaran.

- Proses

Adapun proses dari keseimbangan pasar diuraikan dalam ulasan berikut.Produsen menyediakan


produk yang sesuai dengan permintaan konsumenSudah menjadi salah satu strategi pemasaran
utama bahwa kewajiban seorang penjual ialah menyediakan produk yang sesuai dengan
permintaan para konsumen. Namun, jika barang disediakan dalam jumlah terlalu banyak di saat
minat pembelian menurun atau sebaliknya, muncullah ketidakseimbangan harga pasar. Oleh
karena itu, penting untuk memastikan adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

- Pengendalian harga di pasar

Jika harga di pasar tak seimbang, keseimbangan pasar dapat diprediksi akan sulit terjadi. Saat
suatu harga menjadi terlalu tinggi, para konsumen pun akan dirugikan. Sementara itu, jika harga
terlalu rendah, akan menyebabkan kerugian bagi pihak penjual. Jadi, kita perlu menentukan
sebuah kebijakan ekonomi sebagai intervensi guna menjaga kestabilan setiap harga.

Ketika menjalankan kebijakan ekonomi tersebut, Anda dapat mencoba cara mengendalikan
harga terendah atau tertinggi.  Setelah kedua harga itu ditetapkan, keseimbangan dalam pasar
pun akan tetap stabil. Proses tawar-menawar harga di dunia pasar memang berfungsi untuk
meraih kesepakatan harga.

- Fungsi Keseimbangan Pasar

Dalam dunia bisnis dan investasi, terdapat fungsi permintaan maupun penawaran yang dapat
berdampak secara menyeluruh terhadap aliran keuangan perusahaan Anda. Hal ini dapat
dipengaruhi beragam faktor agar terjadi kesepakatan dalam harga di antara konsumen dan
produsen.
1.Fungsi Permintaan

Fungsi permintaan diidentifikasikan dengan terdapatnya jumlah barang sesuai permintaanserta


sederet faktor pendukung lain seperti hukum permintaan yang berlaku pada pasar. Suatu produk
yang mengalami kenaikan harga akan secara otomatis memicu penurunan permintaan terhadap
produk tersebut. Demikian pula sebaliknya, bila harga barang menurun, permintaan terhadap
barang juga akan meningkat drastis.

Fungsi permintaan pasar ialah munculnya hubungan antara jumlah barang dan harga yang kerap
berbanding terbalik. Perbandingan itu terjadi ketika harga barang turun karena permintaan yang
meningkat. Begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu, demi mewujudkan sebuah keseimbangan,
terjadilah suatu kondisi kompetisi bisnis di antara kalangan produsen sehingga para konsumen
pun akan berkompetisi dalam meraih barang yang diinginkan.

2. Fungsi Penawaran

Fungsi penawaran lebih berfokus pada korelasi persamaan di antara harga dan jumlah barang
yang ditawarkan pihak produsen. Mekanismenya disesuaikan dengan hukum penawaran, yakni
ketika terdapat peningkatan jumlah barang, maka akan diikuti harga yang juga naik di pasar.

Dalam menjalankan suatu usaha, kita memang perlu mengetahui adanya tingkat penawaran serta
permintaan yang tepat demi mewujudkan keseimbangan pasar. Proses tawar-menawar di dunia
ekonomi dan bisnis yang bertujuan mencapai kesepakatan harga juga akan menghadirkan
keseimbangan harga. Pastikan Anda mencatat setiap transaksi yang terjadi dalam bisnis yang
dijalankan agar tidak ada ketimpangan antara permintaan konsumen dan penawaran produsen.

Contoh kasus keseimbangan pasar beserta kurva keseimbangan pasar yaitu jika konsumen
meminta barang X sebanyak 30 dan penjual mempunyai barang X sebanyak 30 maka transaksi
dapat dilakukan karena jumlah permintaan dan penawaran seimbang, selain itu contoh
keseimbangan pasar yang lain yaitu jika konsumen menginginkan harga suatu barang yaitu 3000
dan penjual menjual barang tersebut dengan harga 3000 sehingga ada keseimbangan karena
harga keseimbangan disepakati sama. sedangkan contoh kurva dapat dilihat pada gambar
dibawah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu
periode,biasanya selama satu tahun. Perhitungan tersebut berdasarkan anggapan bahwa
pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup selama setahun. Oleh karena itu
pengertian pendapatan nasional adalah ukuran dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan
suatu Negara dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang dinyatakan dalam satuan
uang.

Dalam menghitung pendapatan nasional, diperlukan metode atau cara. Metode tersebut
disesuaikan dengan objek yang akan dihitung. Metode perhitungan pendapatan nasional dibagi
menjadi tiga metode, yaitu Metode Produksi, Metode Pengeluaran dan Metode Pendapatan.
Produk Nasional neto (NNP) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan yang disebut
juga replacement dari barang modal. Replacement atau penggantian barang modal/penyusutan
bagi peralatan produksi yang terpakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran
sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relative kecil.
Pendapatan Disposible (DI) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli
barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung.
Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain,
artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

B. Saran

Dengan penjelasan yang dapat penulis jabarkan, semoga bermafaat untuk kita semua. Besar
harapan penulis kepada para pembaca untuk dapat memahami dan mampu untuk
mengaplikasikannya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, Pratama. Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2002.

Suherman Rosyidi. Pengantar Teori Ekonomi (pendekatan kepada teori ekonomi mikro dan
makro). Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014.

Anda mungkin juga menyukai