Anda di halaman 1dari 16

PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PENGUKURAN

PERHITUNGAN PENDAATAN NASIONAL

KARYA TULIS ILIMAH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH


PENGANTAR EKONOMI MAKRO PADA SEMESTER 2 TAHUN
AKADEMIK 2021/2022

OLEH : - TRI FENNY RAMADANI

-ADELIA PUTRI PRATIWI

INSTITUT ILMU HUKUM DAN ILMU EKONOMI LAMADDUKKELLENG


SENGKANG - WAJO

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

i
12

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH Swt karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
“Pendekatan yang dilakukan dalam Pengukuran Perhitungan Pendaatan
Nasional”Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi tugas Pengantar
Ekonomi Makro.

Karya Tulis Ilmiah ini berisi tentang metode yang digunakan dalam
pengukuran perhitungan pendapatan nasional.

Demikian,apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah


kami selaku penyusun dengan terbuka menerima kritik dan saran dari dosen
pembimbing,teman-teman,serta para pembaca. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih.
1

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
ABSTRAK iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
D. Manfaat Penulisan 1
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Perhitungan Pendapatan 5
B. Metode Pendekatan Pendapatan Nasional 6
C. Perhitungan Pendapatan Nasional 10
D. Perhitungan Angka Pengganda 12
E. Manfaat Pendekatan Nasional
F. Kegunaan Perhitungan Pendapatan 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 22
12

ABSTRAK

Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang
dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh
pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara dalam
satutahun. Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat vital bagi sebuah
Negara, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolok ukur
keberhasilan perekonomian suatu Negara. Dengan pendapatan nasional, akan
terlihattingkat kemakmuran suatu Negara, semakin tinggi pendapatan nasional
suatu Negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat
kesejahteraanrakyatnya. Dan juga ada 3 metode pendekatan yang dilakukan
untuk pengukuran perhitungan pendapatan nasional.

Kata kunci : Pendapatan nasional, Metode, Pengukuran Perhitungan


Pendapatan Nasional.
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir


William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional
negaranya (Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia
menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan
penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat
tersebut tidak diseakati oleh para ahli ekonoi modern, sebab menurut
pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu satunya unsur
dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka alat utama
sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto
(Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga
dasar pada suatu negara.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah konsep perhitungan pendapatan nasional?


2. Metode apakah yang digunakan dalam perhitungan pendapatan
nasional?
3. Apa sajakah kegunaan dari perhitungan pendapatan nasional?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat ekonomi yang


telah dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi
pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor
perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang telah dicapai.
2. Untuk membuat prediksi tentang perekonomian negara pada
masa yang akan datang dari data perhitungan pendapatan
nasional yang telah dicapai dalam periode tertentu.

D. MANFAAT PENULISAN

Mengetahui tingkat kemakmuran dari suatu negara, Melakukan


evaluasi kinerja, Mengukur perubahan ekonomi secara berkala,
Membandingkan kinerja ekonomi antar sector, Mengetahui indikator
kualitas hidup masyarakat dari negara tersebut.
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perhitungan Pendapatan Nasional

Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi
perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional. Menurut Sukirno
(2008:36) Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam
suatu tahun tertentu.Perhitungan pendapatan nasional sangat diperlukan dalam
teori maupun kebijakan makro ekonomi dalam menghadapi berbagai masalah
sentral yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, siklus bisnis, hubungan
antara kegiatan ekonomi dan pengangguran,serta ukuran dan faktor-faktor penentu
tingkat inflasi. Perhitungan pendapatan nasional dapat menjadi pemahaman
mengenai bagaimana berbagai bagian dari suatu perekonomian saling berinteraksi
satu sama lainnya, dan menyediakan suatu kerangka konseptual untuk
menjelaskan keterkaitan antara berbagai perubah makro ekonomi yang penting
seperti output, pendapatan, dan pengeluaran. Dari data perhitungan pendapatan
nasional dapat menjadi landasan dalam melakukan pengukuran kinerja
perekonomian, pembuatan peramalan ekonomi dan penyusunan berbagai
kebijakan makro ekonomi.

1. Arthur Cecil mengartikan, pendapatan nasional adalah pendapatan objektif


masyarakat di suatu negara, termasuk juga pendapatan luar negeri yang bisa
diukur dalam bentuk tunai.

2. Irving Fisher mendefinisikan, pendapatan nasional adalah sebuah pendapatan


dasar yang dikonsumsi langsung pada tahun yang sama.

3. Alfred Marshall menjabarkan, pendapatan nasional adalah pekerjaan dan modal


yang dilakukan suatu negara untuk memroses sumber daya alamnya dengan
tujuan memperoleh hasil bersih dalam bentuk material dan non-material.

B. Metode Pendekatan Pendapatan Nasional

1. Pendekatan Pendapatan
   
Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan
(upah, sewa, bunga,
11

dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang
diberikan kepada perusahaan.
 Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai
total balas jasa atas factor produksi yang digunakan dalam proses
produksi. Kemampuan entrepreneur ialah kemampuan dan keberanian
mengombinasikan tenaga kerja, barang modal, dan uang untuk menghasilkan
barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Balas jasa untuk tenaga kerja adalah
upah atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik
uang/aset financial adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah
keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor
produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).
Y=R+W+I+P
Ket :
Y = pendapatan nasional
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba

2. Pendekatan Produksi
 Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk
yang dihasilkan suatu
negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode
tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan
barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
 Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan
oleh suatu perekonomian. Cara penghitungan dalam praktik adalah dengan
membagi- bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi (industrial
origin). Jumlah output masing-masing sector merupakan jumlah output seluruh
perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu
sektor perekonomian berasal dari output sector lain. Atau bisa juga merupakan
input bagi sektor ekonomi

yang lain lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan
ganda (double counting) atau bahkan multiple counting. Akibatnya angka PDB
bias menggelembung beberapa kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk
menghindari hal tersebut, maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi,
yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masing- masing sektor.
Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +.....(PXQ)n
Ket:
Y = Pendapatan Nasional
P = harga
Q = kuantitas
12

3. Pendekatan Pengeluaran
    Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh
pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu
Negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini
dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku
kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption),
pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara
nilai ekspor dikurangi impor Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah
sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun
sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin

C.  Perhitungan Pendapatan Nasional

1. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN


PENDEKATAN DUA SEKTOR

Perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C)


dan investasi(I).
Y=C+I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I
       1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan
besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan
pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = a + I
       1 – b
   = 20 + 10
       1– 0,75
   =  30
      0,25
  = 120 milyar rupiah

2.    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN


PENDEKATAN TIGA SEKTOR
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C)
investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) dan pembayaran transfer
(Tr).
11

Y=C+I+G
è (C = a + byd)
Y = a + b (y – Tx +Tr) + I + G
Y = a + by – bTx + bTr + I + G
Y – by = a – bTx + bTr + I + G
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G
Y = a – bTx + bTr + I + G
                    1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y.
Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (T X) = 6 dan
pembayaran transfer (Tr) = 5, maka besarnya pendapatan nasional dengan
pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = a – bTx + bTr + I + G
                    1 – b
   = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8
                    1 – 0,75
   = 149 milyar rupiah

3.    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN


PENDEKATAN EMPAT SEKTOR
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C)
investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) pembayaran transfer (Tr),
ekspor (X) dan impor (M).

Y = C + I + G (X – M)
è (C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr)
Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M)
Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
                            1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y.
Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (T X) = 6,
pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya
pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
                            1 – b
 = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 + (4-3)
                          1 – 0,75
 = 153 milyar rupiah        
12

D. Perhitungan Angka Pengganda (K)

Uraian mengenai proses multiplier dengan menggunakan contoh angka dapat


menerangkan bagaimana proses tersebut wujud, tetapi tidak menerangkan secara
jelas bagaimana menentukan besarnya nilai multiplier. Penghitungan
nilai multiplier dapat dengan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan
aljabar.
Dalam perekonomian tiga sektor, perubahan perbelanjaan agregat bukan saja
diakibatkan oleh perubahan dalam investasi, tetapi juga oleh pajak dan pengeluran
pemerintah. Besarnya nilai multiplier dari perubahan berbagai faktor tersebut akan
diterangkan dalam uraian berikut ini.
Empat jenis multiplier akan ditentukan besarnya, yaitu: multiplier investasi,
pengeluaran pemerintah, pajak dan anggaran belanja seimbang. Penghitungan
nilai multiplier yang akan diterangkan menggunakan pemisalan-pemisalan di
bawah ini:
1. Fungsi konsumsi adalah C = a + bYd.
2. Dua bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang pertama pajaknya
adalah pajak tetap, yaitu T = Tx, sedangkan dalam contoh kedua pajaknya adalah
pajak proporsional, yaitu: T = tY.
3. Fungsi investasi yang asal adalah I dan fungsi pengeluaran pemerintah yang asal
adalah G.
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
∆Y          = K . ∆I
Dimana K adalah angka pengganda.

1.    PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN DUA


SEKTOR

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 +


0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar
120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang
adalah sebagai berikut:

Jawab:
∆Y    = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

2.    PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN


TIGA SEKTOR 
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 +
0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) =
6 dan pembayaran transfer: (Tr) = 5.
Ditanya:
11

Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2.


Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran
transfer sebesar 2.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran
pemerintah sebesar 2.

Jawab:
Apabila terdapat tambahan pajak
∆Y    = K . ∆I
∆Y    = (-3) . 2 = -6
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah

Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer


∆Y    = K . ∆I
∆Y    = 3 . 2 = 6
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 6 = 126 milyar rupiah

Apabila terdapat tambahan investasi


∆Y    = K . ∆I
∆Y    = 4 . 2 = 8
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah


∆Y    = K . ∆I
∆Y    = 4 . 2 = 8
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

3.    PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN


EMPAT SEKTOR
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi: C = 20 +
0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (T X) =
6, pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3.
Ditanya:

Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2.


1. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran
transfer sebesar 2.
2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2.
3. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran
pemerintah sebesar 2.
4. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan ekspor sebesar 2.
12

5. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan impor sebesar 2.


Jawab:

Apabila terdapat tambahan pajak


∆Y    = K . ∆I
∆Y    = (-3) . 2 = -6
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah

Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer


∆Y    = K . ∆I
∆Y    = 3 . 2 = 6
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 6 = 126 milyar rupiah

Apabila terdapat tambahan investasi


∆Y    = K . ∆I
∆Y    = 4 . 2 = 8
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah


∆Y    = K . ∆I
∆Y    = 4 . 2 = 8
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

Apabila terdapat tambahan ekspor


∆Y    = K . ∆I
∆Y    = 4 . 2 = 8
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
Apabila terdapat tambahan impor
∆Y    = K . ∆I
∆Y    = (-4) . 2 = -8
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + (-8) = 112 milyar rupiah

E. Manfaat Pendekatan Nasional

 Menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu


Dari sini kita dapat membandingkan peranan suatu pemimpin atau penggerak
ekonomi bangsa, juga untuk mengetahui kelemahan atau kesalahan yang
pernah terjadi dari segi ekonomi untuk dikoreksi di masa selanjutnya.

11

Menilai prestasi ekonomi suatu bangsa


Pendapatan nasional menjadi tolak ukur kesuksesan dan kemakmuran suatu
bangsa. Yang menjadi penghargaan ketika pendapatan nasional suatu negara itu
tinggi.

 Membandingkan perekonomian dengan negara lain


Di samping mencari celah untuk meningkatkan perekonomian negara sendiri,
membandingkan perekonomian dengan negara lain juga merupakan
suatu kebanggaan tersendiri ketika perekonomian di Negara sendiri mempunyai
peringkat yang lebih tinggi.

 Menerangkan struktur perekonomian negara


Jenis-jenis pendapatan nasional dapat menjadi tolak ukur untuk mengetahui
dimana kelemahan perekonomian yang perlu di evaluasi. Hal ini juga dapat
menyatakan persentase pendapatan nasional berdasarkan jenis pendapatan
(income) maupun produksi (product)
Mengetahui pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
Pentingnya melakukan evaluasi terhadap perekonomian negara agar
perekonomian mengalami peningkatan setiap tahunnya.

 Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah


Pentingnya elemen-elemen yang melakukan pergerakan dari bawah, untuk
menyadarkan pemerintah seberapa pentingnya perekonomian suatu negara.
Masyarakat dapat beropini, memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas
perekonomian.

F. Kegunaan Perhitungan Pendapatan Nasional

a. Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat


kemakmuransuatu Negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk.
Angka tersebutdikenal sebagai angka PDB per kapita. Biasanya makin tinggi
angka PDB perkapita,kemakmuran rakyat di anggap makin tinggi. Perserikatan
bangsa-bangsa (PBB) jugamenggunakan angka PDB perkapita untuk menyusun
kategori tingkat kemakmuransuatu Negara.

b. Perhitungan PDB maupun PDB perkapita juga dapat digunakan untuk


menganalisistingkat kesejahteraan social suatu masyarakat. Umumnya ukuran
tingkat kesejahteraanyang di pakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi,
12

kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Masalah
mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak di perhatikannya dimensi
nonmaterial. Sebab PDBhanya menghitung output yang di anggap memenuhi
kebutuhan fisik atau materi yangdapat di ukur dengan nilai uang.

c. Angka PDB perkapita dapat mencerminkan tingkat produktivitas suatu


Negara. Untukmemperoleh perbandingan prokditivitas antar Negara, ada beberapa
hal yang perlu di pertimbangkan jumlah dan komposisi penduduk, jumlah dan
struktur kesempatan kerja, dan faktor-faktor non ekonomi.
11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perhitungan pendapatan nasional yang telah dikemukakan sebelumnyamemang


diakui merupakan ukuran yang sangat berguna dan akurat untuk menilaikinerja
ekonomi suatu negara dalam periode tertentu. Ini digunakan untuk
mengukurseberapa besar tingkat perekonomian suatu negara mengalami
peningkatan atau penurunan. Dengan perhitunagn pendapatan nasional, tingkat
kesejahteraan ekonominetto pun akan terlihat dimana di dalamnya mencakup
barang-barang ekonomi daninvestasi yang menyumbang langsung kepada
kesejahteraan perekonomian.

B. Saran

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu diperlukan saran bagi
pihak-pihak yang terkait dengan makalah ini demi kesempurnaan
penyusunanmakalah ini. Bagi pembaca disarankan untuk lebih kritis dalam
menghadapi berbagai ancaman di era global sekarang agar perekonomian tetap
stabil. Bagi pemerintah diharapkan mampu membangun perekonomian yang
mensejahterakanrakyat dan mampu mengatasi berbagai permasalahan
perekonomian.
12

Daftar Pustaka

Dornbusch, Rudiger dkk. 2001.

Makro Ekonomi

. Yusuf Wibisono dan Roy IndraMirazudin. 2004. Jakarta : PT Media Global


Edukasi. __________, ______. Pendapatan Nasional,
(online),(http://id.wikipedia.org/pendapatannasional) Alvis. 2010.

Perhitungan Pendapatan Nasional

, (online),(http://alvis.blogspot.com/makroekonomi, diakses tanggal 30 April 2011)

https://www.ruangguru.com/blog/tiga-metode-penghitungan-pendapatan-nasional

http://sitkhayulianti97.blogspot.com/2018/02/makalah-perhitungan-pendapatan-
nasional.html

Anda mungkin juga menyukai