Anda di halaman 1dari 17

DATA MAKRO EKONOMI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi


Makro

Dosen Pengampu :
Wiwin Hartanto, S.Pd. M.Pd.

Disusun oleh kelompok 2


Kelas B :

Suci Endah Dwi Lestari 200210301080


Naufal Herlambang 200210301046
Alfito Rafli Maulana 200210301070

Satrio Hamdi Rahmadi 200210301052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Data Makro Ekonomi” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
pengampu mata kuliah Ekonomi Makro yakni bapak Wiwin Hartanto, S.Pd, M.Pd. .Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Data Makro Ekonomi” bagi
para pembaca dan penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Wiwin Hartanto, S.Pd, M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Makro yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Jember, 7 Maret 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
A. Menghitung nilai aktivitas ekonomi (GDP) ............................................................................ 5
a. Pengertian GDP .......................................................................................................................... 5
b. Bagaimana Menghitung GDP? ................................................................................................... 5
1. Lewat Pendekatan Produksi ........................................................................................................ 5
2. Pendekatan Pendapatan ............................................................................................................... 7
3. Pendekatan Pengeluaran ............................................................................................................. 8
c. Jenis – Jenis GDP........................................................................................................................ 9
B. Mengukur biaya hidup (CPI)................................................................................................. 11
a. Apa itu Indeks harga konsumen? .............................................................................................. 11
b. Bagaimana cara menghitung Indeks harga konsumen? ............................................................ 11
c. Apa permasalahan dalam menghitung Indeks harga konsumen?.............................................. 12
C. Mengukur tingkat pengangguran.......................................................................................... 13
a. Kategori Pengangguran ............................................................................................................. 13
b. Contoh dan Jawaban ................................................................................................................. 14
BAB III................................................................................................................................................. 16
PENUTUP ............................................................................................................................................ 16
a. Kesimpulan ............................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 17
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi perekonomian secara keseluruhan berpengaruh sangat besar terhadap kita
semua, maka dari itu penting untuk membahas sejumlah data yang digunakan oleh para
ekonom dan pembuat kebijakan untuk memonitor kinerja perekonomian secara
keseluruhan. Ilmu ekonomi makro adalah ilmu tentang fenomena perekonomian secara
luas, termasuk inflasi, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam ilmu ekonomi makro, untuk mengukur suatu pendapatan total dari sebuah
negara dapat menggunakan PDB atau Produk Domestik Bruto dan untuk mengukur
keseluruhan dari biaya hidup para ekonom dan departemen statistik menggunakan IHK
atau Indeks Harga Konsumen serta mengukur tingkat pengangguran.
Dalam sebuah negara penting untuk mengetahui perkembangan atau pertumbuhan
ekonomi dari tahun ke tahun. Ilmu ekonomi makro menjelaskan dengan berupa data yang
konkret tentang bagaimana suatu negara dapat tumbuh dan berkembang bahkan suatu
negara dapat melemah dalam bidang ekonomi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan GDP?


2. Bagaimana mengukur tingkat pengangguran ?
3. Bagaimana menghitung biaya hidup ?

C. Tujuan Masalah

1. Menjelaskan materi dan pengertian secara jelas dan lengkap tentang GDP.
2. Menjelaskan dan mengetahui bahwa bagaimana pengukuran tingkat pengangguran.
3. Menjelaskan dan mengetahui bagaimana menghitung biaya hidup secara jelas.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Menghitung nilai aktivitas ekonomi (GDP)

a. Pengertian GDP

GDP adalah kependekan dari Gross Domestic Product atau yang dalam bahasa
Indonesia disebut dengan Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator
kemajuan perekonomian suatu negara. GDP didapatkan dari penjumlahan setiap nilai
tambah yang diperoleh dari seluruh unit usaha di dalam suatu negara.
Bisa juga berasal dari hasil akhir dari jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh
semua unit perekonomian. Secara umum, GDP dapat menjadi sebuah metode dalam
menghitung pendapatan nasional.
b. Bagaimana Menghitung GDP?

Bila GDP adalah gambaran dari nilai total dari penjualan seluruh barang dan jasa yang
diproduksi selama jangka waktu tertentu, maka GDP juga bisa disebut sebagai
seluruh penghasilan dari masyarakat dan bisnis, termasuk di dalamnya gaji para pekerja
atau karyawan. Dari GDP, kita nanti bisa mengetahui sektor perekonomian mana saja yang
mengalami peningkatan dan penurunan.
Menghitung GDP tidaklah mudah, tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan
sebagai pendekatan, seperti:
1. Lewat Pendekatan Produksi

GDP adalah jumlah nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh unit-unit
usaha di suatu negara dalam periode waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun. Unit-unit
produksi tersebut akan dikelompokkan menjadi 9 sektor, yaitu:
➢ Pertambangan dan penggalian
➢ Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
➢ Listrik, gas, dan air bersih
➢ Perdagangan, hotel, dan restoran
➢ Pengangkutan dan komunikasi
➢ Konstruksi
➢ Jasa-jasa pelayanan pemerintah
➢ Keuangan, real estate, dan jasa perusahaan
➢ Industri pengolahan

❖ Rumus dan Contoh Pendekatan Produksi sebagai berikut :


Y=(P1.Q1)+(P2.Q2)+….(Pn.Qn)
Keterangan :
Y= Pendapatan nasional
P1= harga barang ke-1
Pn= harga barang ke- n
Q1= jenis barang ke-1
Qn= jenis barang ke- n
Contoh Soal :
Diketahui data harga barang dan jumlah yang diproduksi pada
negara ABC pada tahun 2016 sebagai berikut :

Nama Barang Harga Barang Jumlah Barang


Baju Kemeja 130.000 10.000
Sepatu 300.000 7.000
Beras 100.000 100.000

Berapa besar pendapatan nasional berdasarkan pendekatan


produksi?
Diketahui:
P1 = 150.000
P2 = 300.000
P3 = 90.000
Q1 = 10.000
Q2 = 7.000
Q3 = 100.000
Jawab :
Y = (P1xQ1) + (P2xQ2) + (P3xQ3)
Y = (150.000x10.000) + (300.000x7.000) +
(90.000x100.000)
Y = 12.600.000.000

2. Pendekatan Pendapatan

Dalam pendekatan ini, GDP adalah total dari balas jasa yang diperoleh dari elemen-
elemen produksi yang turut andil dalam proses produksi di dalam sebuah negara pada kurun
waktu tertentu.
Metode perhitungannya dengan cara menjumlahkan pendapatan seluruh karyawan,
keuntungan perusahaan, pendapatan dari hak cipta, pendapatan dari sewa dan pendapatan
bunga bersih atau net interest income (NII).

❖ Rumus dan Contoh Pendekatan Pendapatan sebagai berikut :


Rumus pendekatan pendapatan adalah sebagai
berikut :
Y=r+w+i+p
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
i = Pendapatan dari bunga
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan
usaha perorangan

Contoh Soal :
Sewa sebesar Rp. 200 juta, upah yang diterima per individu sebesar Rp. 150 ribu, profit
pengusaha mencapai Rp. 350 juta, ekspor luar negeri sebesar Rp. 450 juta, bunga pemilik
modal sebesar Rp. 350 juta, dan impor luar negeri sebesar Rp. 230 juta.
Berapa jumlah Pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan
pendapatan?
Jawab :
Diketahui :
r = 200 juta, w = 150 ribu, i = 350 juta, p = 450 juta
x = 350 juta
m = 230 juta
Jawab :
Y=r+w+i+p
Y = 200 juta + 150 ribu + 350 juta + 450 juta = 1.000.150.000

3. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan pengeluaran dapat dihitung dengan menjumlahkan pengeluaran konsumsi


total (rumah tangga dan pemerintah), pembentukan modal tetap bruto, inventori, ekspor,
dan impor.

❖ Rumus dan Contoh Pendekatan Pengeluaran sebagai berikut :

Rumus pendekatan pengeluaran adalah sebagai berikut :

Y=C+I+G+(X–M)

Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
C = consumption ( konsumsi rumah tangga )
I = investment ( investasi )
G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )
X = ekspor
M = impor
Contoh Soal :
Diketahui data sebagai berikut :
➢ Upah = Rp. 40
➢ Ekspor = Rp. 30
➢ Impor = Rp. 25
➢ Bunga = Rp. 25
➢ Investasi = Rp. 15
➢ Profit = Rp. 15
➢ Konsumsi = Rp. 20
➢ Sewa = Rp. 10
➢ Pengeluaran pemerintah = Rp. 40
Tentukan besarnya pendapatan nasional berdasarkan pendekatan
Pengeluaran?
Jawab :
Pendapatan nasional berdasarkan metode pendekatan hanya menjumlahkan besarnya
konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto.
Y = C + I + G + (X-M)
Y = 20 + 15 + 40 + (30-25)
Y = Rp. 90

c. Jenis – Jenis GDP

➢ GDP Nominal
Bicara mengenai GDP, kita juga akan menyinggung tentang GDP nominal dan GDP
riil. Menurut Ricky W. Griffin, GDP nominal tidak terpengaruh dan tidak
memperhitungkan inflasi, sedangkan GDP riil sebaliknya, sangat memperhitungkan inflasi
yang ada.
Dalam GDP nominal, nilai barang dan jasa yang dihasilkan pada jangka waktu tertentu,
bisa tahunan atau kuartal, dihitung sesuai dengan harga yang berlaku pada waktu tersebut.
Namun, harga-harga yang ada biasanya akan mengalami kenaikan karena inflasi dan
menyebabkan GDP nominal mengalami kenaikan, meskipun jumlah barang dan jasa yang
diproduksi tidak berubah.
Walaupun demikian, data yang ditunjukkan oleh GDP nominal tidak merepresentasikan
kenaikan harga. Dari sini kemudian GDP riil ambil bagian. GDP riil digunakan untuk
mengukur GDP secara tahunan hal ini karena data yang dihasilkan diklaim lebih akurat
menggambarkan bagaimana perekonomian sebuah negara sebenarnya.

❖ Contoh soal dan jawaban GDP Nominal


Misalkan pada tahun 2001 output negara tidak berubah, namun terjadi inflasi sebesar
10% sehingga harga produk A, B, dan C masing-masing naik sebesar 10%. Maka
perhitungan GDP secara nominal untuk tahun 2001 adalah sebagai berikut :
A = 1000 unit x $120 = $ 120.000
B = 2000 unit x $240 = $ 480.000
C = 3000 unit x $120 = $ 360.000 +
Total GDP $ 960.000
➢ GDP RIIL
GDP riil ini didapat dari BEA yang biasanya akan mundur ke tahun atau kuartal
sebelumnya dan kemudian barang dan jasa diukur nilainya serta disesuaikan untuk
digunakan dalam mengukur inflasi.

❖ Contoh soal dan jawaban GDP Riil


Pada contoh ini,diasumsikan harga adalah berdasarkan tahun dasar 2000. Maka
selanjutnya kita perlu menghitung deflator harga untuk 2001, yaitu: Deflator harga 2001 =
GDP nominal / GDP riil (Q)
= 880.000 / 800.000
= 1,1
Setelah diketahui deflator harga tahun 2001, maka GDP riil dapat diketahui sebagai berikut
:
GDP riil 2001 = GDP nominal 2001 / Deflator harga 2001
= $880.000 / 1,1
= $800.000
➢ GDP di Dalam Masyarakat
Umumnya, angka pengangguran rendah dan pendapatan upah masyarakat yang
meningkat dijadikan sebagai salah satu faktor penilai untuk mengukur kesehatan
perekonomian negara. Ini didasarkan kepada tingginya permintaan tenaga kerja oleh
berbagai macam sektor bisnis dalam memenuhi kebutuhan produksi yang meningkat
karena pertumbuhan ekonomi.
Namun, jika GDP tumbuh terlalu cepat, maka bank sentral (dalam hal ini Bank
Indonesia) akan meningkatkan suku bunga yang ada untuk mengimbangi laju inflasi yang
terjadi, seperti harga barang dan jasa yang meningkat tajam.
Hal ini bisa saja membuat biaya-biaya yang dibutuhkan untuk kredit kendaraan dan
perumahan menjadi semakin tinggi. Di sektor bisnis juga akan mengalami kenaikan pada
pinjaman modal dan pembayaran upah serta gaji para karyawannya.
Bila yang terjadi sebaliknya, GDP tumbuh secara lambat, maka hal yang dihadapi oleh
masyarakat salah satunya adalah resesi yang bisa memicu pemutusan hubungan kerja oleh
perusahaan secara sepihak. Daya belanja masyarakat dan pendapatan bisnis juga akan
berimbas.
GDP adalah salah satu tolok ukur perkembangan ekonomi suatu negara, tetapi
ternyata perhitungan GDP tidak sesederhana yang selama ini kita bayangka. Ada
berbagai macam hal yang juga perlu dipahami sebelum kita membahas bagaimana GDP
negara kita ini bisa meningkat dan tetap stabil.

B. Mengukur biaya hidup (CPI)

a. Apa itu Indeks harga konsumen?

Indeks harga konsumen (IHK-consumer price index(CPI)) adalah ukuran suatu biaya
barang dan jasa (komoditas) yang di beli oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Badan Pusat Statistic secara rutin melaporkan IHK.
Tujuh kelompok komoditi, yaitu: (1) Bahan makanan; (2) Makanan jadi, minuman, rokok
dan tembakau; (3) Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; (4) Sandang; (5) Kesehatan;
(6) Pendidikan, rekreasi dan olah raga; dan (7) Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan,
adapun didalam tujuh kelompok komoditi tersebut terdapat sub kelompok komoditi
Indeks harga konsumen merupakan indicator yang di gunakan untuk mengetahui tingkat
inflasi. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau
tingkat penurunan (deflasi) dari barang dan jasa.

b. Bagaimana cara menghitung Indeks harga konsumen?

Cara menghitung IHK sebagai berikut :


1. Tentukan Isi keranjangnya
Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survey konsumen untuk menentukan secara
umum “keranjang belanja” (“shopping basket.”)
2. Tetapkan Harga
BPS mengumpulkan data harga-harga semua barang yang sudah di tentukan di
keranjang belanja.
3. Hitung nilai (biaya) barang-barang di keranjang
Gunakan data harga untuk menghitung biaya total dari seluruh barang yang ada di
keranjang belanja.
4. Tentukan tahun dasar dan hitung indeksnya
Nilai IHK untuk tahun tertentu dihitung dengan formula berikut:

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛


100 x 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟
5. Hitung tingkat inflasi
Presentase perubahan IHK dari tahun sebelumnya

𝐼𝐻𝐾 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑖𝑛𝑖−𝐼𝐻𝐾 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢


Tingkat inflasi = x 100%
𝐼𝐻𝐾 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢

Contoh menghitung IHK

Tahun Harga Tempe Harga Tahu


2018 3.000 2.000
2019 4.000 3.000
2020 5.000 4.000

Hitung harga pokok barang di setiap tahun


2018 (3.000 per tempe x 4 tempe) + (2.000 per tahu x 2 tahu) = 16.000
2019 (4.000 per tempe x 4 tempe) + (3.000 per tahu x 2 tahu) = 22.000
2020 (5.000 per tempe x 4 tempe) + (4.000 per tahu x 2 tahu) = 28.000
Tentukan tahun dasar dan hitung indeksnya
2018 (16.000/16.000) x 100 = 100
2019 ( 22.000 /16.000) x 100 = 137
2020 ( 28.000 /16.000) x 100 = 175
Gunakan indeks harga konsumen untuk menghitung tingkat inflasi dari tahun
sebelumnya
2019 ( 137 – 100) x 100 = 37%
2020 ( 175 – 137) x 100 = 38%

c. Apa permasalahan dalam menghitung Indeks harga konsumen?

Tujuan diciptakan indeks harga konsumen adalah untuk mengukur perubahan-


perubahan biaya hidup. Tapi IHK bukanlah ukuran biaya hidup yang sempurna, karena
didalamnya terdapat masalah-masalah, antara lain :
Bias Substituisi (Substitution bias).
1. Masalah yang pertama adalah bias substitusi.
Bias substitusi dapat diartikan perilaku konsumen yang menganti atau mensubstitusi
belanjaan mereka ke barang atau jasa yang harganya relatif lebih murah.
2. Munculnya barang – barang baru.
Masalah yang kedua adalah bermunculnya barang – barang baru. Pada saat sebuah
barang baru diperkenalkan, para konsumen memiliki lebih banyak pilihan. Dengan
banyaknya pilihan yang ada, biasanya akan membuat uang lebih bernilai, sehingga
konsumen memerlukan lebih sedikit uang untuk membeli suatu barang atau jasa daripada
sebelumnya untuk mempertahankan standar hidupnya yang lama. Barang baru
mengakibatkan varietas yang lebih banyak, yang pada gilirannya akan membuat uang lebih
berharga. Konsumen membutuhkan uang yang lebih sedikit untuk mempertahankan standar
hidup yang ada.
3. Perubahan kualitas yang tidak terukur
Permasalahan yang ketiga adalah perubahan kualitas yang tidak terukur. Apabila
kualitas barang menurun dari waktu ke waktu, nilai uang pun akan menurun. Begitu pula,
jika kualitas suatu barang meninkat maka nilai uang pun akan meningkat.

C. Mengukur tingkat pengangguran

Salah satu indikator keberhasilan ekonomi adalah seberapa efektif ekonomi


menggunakan sumber dayanya. Sumber daya yang memegang dominasi utama
dibandingkan dengan sumber daya lainnya adalah pekerja ekonomi itu sendiri (tenaga
kerja). Tugas pembuat kebijakan ekonomi adalah menjaga agar para pekerja ini tetap
bekerja. Namun, tidak semua dari banyak orang yang tinggal di suatu negara benar-benar
mendapatkan pekerjaan. aku ingin bekerja Tapi tidak ada pekerjaan. Penganggur.
Kurangnya daya saing meningkatkan jumlah orang yang kurang beruntung dari tahun ke
tahun. Menurut survei rumah tangga yang dilakukan oleh BPS, tingkat pengangguran dapat
dibagi menjadi tiga kategori:

a. Kategori Pengangguran

1. Bekerja
Kategori ini adalah mereka yang bekerja sebagai karyawan/pekerja, karyawan tidak
dibayar di usahanya atau di bisnis keluarga pada saat survei. Kategori ini juga mencakup
orang-orang yang memiliki pekerjaan tetapi sedang tidak bekerja karena pekerjaan
sementara. Waktu luang karena liburan, sakit, cuaca buruk, dll.
2. Tidak bekerja
Kategori ini mencakup orang-orang yang menganggur, ingin bekerja, dan sedang
berusaha mencari pekerjaan selama sebulan. Kategori ini juga mencakup orang-orang yang
menunggu panggilan balik dari tempat mereka diberhentikan.
3. Tidak termasuk dalam angkatan kerja
Kategori ini mencakup orang-orang yang tidak termasuk dalam kategori baseline.
Diantaranya adalah mahasiswa, ibu rumah tangga dan pensiunan.
Ada juga golongan orang-orang yang sebenarnya ingin bekerja, tetapi tidak memiliki
kemauan untuk mencari kerja. Putus asa dalam mencari pekerjaan, menyerah. Golongan
ini biasa disebut "discourage worker", tidak dianggap sebagai angkatan kerja. Masuk dalam
kategori ketiga.
Angkatan kerja (labor force) adalah jumlah orang yang sedang bekerja dan orang yang
menganggur. Tingkat pengangguran (unemployment rate) merupakan persentase dari
angkatan kerja yang tidak bekerja.
Angkatan kerja = Jumlah Orang yang Bekerja + Jumlah Penganggur
Tingkat Pengangguran = Jumlah Penganggur x 100 Angkatan Kerja

Sedangkan persentase dari populasi orang dewasa yang ada dalam angkatan kerja atau
yang biasa disebut tingkat partisipasi angkatan kerja ( labor-force participation rate)
dihitung dengan cara:
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja = Angkatan Kerja x 100 Populasi Dewasa

Banyak ekonom sekarang memperkirakan bahwa partisipasi tenaga kerja akan menurun
dalam beberapa dekade mendatang. Ini karena alasan populasi (demografis). Orang-orang
saat ini cenderung hidup lebih lama dan memiliki lebih sedikit anak daripada orang-orang
pada usia yang sama yang hidup pada generasi sebelumnya. Akibatnya, sebagian penduduk
semakin didominasi oleh kaum lanjut usia. Orang yang lebih tua lebih mungkin untuk
pensiun dan kurang aktif. Peningkatan jumlah kauni semacam itu dalam populasi
cenderung mengurangi partisipasi angkatan kerja dalam perekonomian.
Dengan kenyataan ini, tentu saja terjadi perubahan besar dalam dunia kerja. Sulit bagi
pembuat kebijakan untuk memutuskan ke arah mana negara akan pergi. Meningkatkan
kualitas pendidikan, memastikan tenaga kerja terampil dan terbentuk benih unggul yang
mereka butuhkan. Membuat peraturan yang mengutamakan kesejahteraan rakyat dan
bangsa. Pastikan ketersediaan pekerjaan untuk orang-orang Anda sendiri. Membuat para
penganggur tertarik untuk meningkatkan kualitas dan mengikuti kompetisi untuk
mendapatkan pekerjaan. Menjembatani sektor bisnis kreatif untuk menikmati berkreasi.
Kami berharap ini akan mengurangi tingkat pengangguran dan membuat masyarakat lebih
sejahtera.

d. Contoh dan Jawaban


Pada tahun 2018, data statistik mencatat bahwa jumlah seluruh populasi penduduk di
Indonesia mencapai 265 juta jiwa yang terdiri dari 133 juta jiwa untuk laki-laki dan perempuan
131 juta jiwa. Dari jumlah tersebut tercatat ada 194 juta jiwa yang dikategorikan sebagai
kelompok orang dewasa.

Jumlah tersebut dihitung berdasarkan usia, di mana yang meliputi usia dewasa ialah yang
berumur 15 tahun atau lebih. Pakar statistika membagi kelompok orang dewasa tersebut
menjadi tiga kategori, yaitu bekerja, tidak bekerja, dan tidak termasuk angkatan kerja.

Pembagian Populasi Tahun 2018

Sumber: Badan Pusat Statistik

Sebagai contoh, untuk menghitung nilai-nilai tersebut, mari gunakan data yang ada
pada diagram di atas. Pada tahun 2018 terdapat 124 juta jiwa yang bekerja dan tujuh juta jiwa
yang tidak bekerja. Oleh karena itu, nilai angkatan kerja adalah:

Angkatan Kerja = 124 + 7 = 131 juta


Sedangkan tingkat pengangguran adalah:

Tingkat Pengagguran = (7/131) × 100 = 5,3 persen

Karena jumlah populasi orang dewasa sebanyak 194 juta jiwa, maka tingkat partisipasi
angkatan kerja adalah:

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja = (131/194) × 100 = 67,5 persen

Dengan demikian, pada tahun 2018, dua pertiga dari seluruh populasi orang dewasa di
Indonesia berpartisipasi di pasar tenaga kerja dan 5,3 persen dari jumlah yang berpartisipasi
tersebut tidak bekerja.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan

Kondisi perekonomian secara keseluruhan berpengaruh sangat besar terhadap kita


semua, maka dari itu penting untuk membahas sejumlah data yang digunakan oleh para
ekonom dan pembuat kebijakan untuk memonitor kinerja perekonomian secara
keseluruhan.
Dalam sebuah negara penting untuk mengetahui perkembangan atau pertumbuhan
ekonomi dari tahun ke tahun .Data ekonomi makro menjelaskan dengan berupa data yang
konkret tentang bagaimana suatu negara dapat tumbuh dan berkembang bahkan suatu
negara dapat melemah dalam bidang ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. Gregory. 2014. Pengantar Ekonomi Makro. Salemba Empat: Jakarta


http://fesamardian.students.uii.ac.id/tag/3-perhitungan-biaya-hidup/
http://e-journal.uajy.ac.id/9965/2/1EP11770.pdf
https://www.situsekonomi.com/2019/03/cara-mengukur-tingkat-pengangguran.html
https://id.scribd.com/document/444087370/Mengukur-Tingkat-Pengangguran

Anda mungkin juga menyukai