Anda di halaman 1dari 32

PANDUAN PRAKTIKUM

EKONOMI MAKRO

TIM PENYUSUN:

1. Prof. Dr. La Onu La Ola, S.E., M.Si


2. Dr. Ir. Budiyanto, M.P
3. Irdam Riani, S.Pi., M.Si
4. Nurhuda Annastasia, S.Pi., M.Si

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas


segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Panduan Praktikum Ekonomi
Makro ini dapat disusun dengan baik dan tepat waktu. Panduan ini menyajikan
pedoman pelaksanaan praktikum dan pembuatan laporan yang pada dasarnya
dirangkum dari berbagai referensi untuk menuntun praktikan. Metode-metode
praktis diutamakan untuk memudahkan dalam pembuatan laporan praktikum.
Kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam
penyelesaian panduan ini. Menyadari akan keterbatasan yang kami miliki, maka
kami sangat mengharapkan saran atau kritik konstuktif bagi penyempurnaan
panduan ini diwaktu yang akan datang.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.......................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................. 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
Materi 1 Pendapatan Nasional ...................................................................... 5
Materi II Kebijakan Fisikal........................................................................... 12
Materi III Kebjakan Moneter. ........................................................................ 18
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat .................................................................................... 24
b. Metode Penarikan Sampel.......................................................................... 24
c. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 24
d. Konsep Operasional ................................................................................... 25
e. Analisis Data .............................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 26
FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN..................................................... 27
TEKNIK PENULISAN LAPORAN........................................................... 28

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang khusus
mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Makro
ekonomi dapat digunakan untuk menganalisis target-target kebijaksanaan seperti
pertumbuhan ekonomi, inflasi, tenaga kerja, dan keseimbangan neraca
pembayaran yang berkesinambungan.
Ruang lingkup ekonomi makro meliputi kemakmuran dan resesi, output
barang dan jasa perekonomian, dan laju pertumbuhan output, laju inflasi, dan
pengangguran, neraca pembayaran dan nilai kurs. Dalam menelaah dan mengkaji
ekonomi secara menyeluruh, maka ekonomi makro memberi penekanan pada
perilaku dan kebijakan ekonomi yang dapat mempengaruhi kondisi-kondisi
perilaku konsumsi dan investasi, faktor penentu perubahan, upah dan harga,
kebijakan fisikal dan moneter, stok uang beredar, angaran belanja pemerintah,
suku bunga dan utang pemerintah.
1.2 Tujuan Kegiatan
Praktikum ekonomi makro diperlukan agar praktikan dapat memahami dan
perilaku ekonomi dibidang usaha perikanan.

4
III. TINJAUAN PUSTAKA

MATERI I. PENDAPATAN NASIONAL


A. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah suatu tolak ukur yang digunakan untuk
memperhitungkan suatu perekonomian negara untuk memperoleh gambaran
tentang perekonomian yang sudah dicapai dan nilai pengeluaran yang diproduksi.
Data pendapatan nasional yang sudah diperoleh dapat digunakan untuk membuat
perkiraan tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan datang.
Perkiraan ini dapat digunakan untuk seseorang yang ingin melakukan bisnis
untuk merencanakan kegiatan ekonomi di masa yang akan datang, dan untuk
merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan di masa
yang akan datang, Indahsari (2006). Secara umum pertumbuhan ekonomi adalah
gambaran perekonomian dari waktu ke waktu yang ditunjukkan dengan nilai
produksi yang dihasilkan negara secara keseluruhan.
Pendapatan nasioanal mengandung beberapa pengertian. Pendapatan
nasional bisa berarti Produk Domestik Bruto atau PDB (Gross Domestic Product
atau GDP), bisa juga berarti Produk Nasional Bruto atau PNB (Gross National
Product atau GNP), dan bisa berarti National Income (NI), yang juga merupakan
beberapa pengertian dari pendapatan nasional. Dari ketiga konsep diatas, masih
ada konsep lain yang digunakan untuk menilai suatu prestasi perekonomian
suatu negara setiap tahun. Suatu perekonomian dapat dikatakan berkembang
apabila pendapatan perkapita dalam waktu panjang cenderung naik.
Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku merupakan
jumlah nilai pendapatan, pengeluaran atau produksi yang dinilai dengan harga
yang berlaku pada tahun yang bersangkutan dan dapat digunakan untuk
melihat pergeseran dan struktur ekonomi (Maimunah, 2017). Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan merupakan jumlah
nilai pengeluaran, pendapatan atau produksi yang dinilai atas dasar harga tetap
atau konstan pada tahun tertentu ( Karim, 2017). GDP tanpa memperhatikan
faktor harga disebut dengan GDP nominal. GDP riel digunakan untuk

5
menjustifikasi adanyapengaruh perubahan harga. Cara perhitungan GDP riel
adalah dengan membagi GDP nominal dengan tingkat harga. Dengan kata lain,
GDP nominal adalah nilai barang dan jasa yang dihitung pada harga tahun
tertentu (tahun berjalan). Sedangkan GDP riel adalah nilai barang dan jasa yang
dihitung pada harga tahun dasar (tingkat harga). Tingkat harga mengukur rata-
rata harga barang dan jasa sebuah perekonomian. Secara matematika dapat
ditulis sebagai berikut.
GDP nominal
GDP riel = ------------------
Tingkat harga
Dalam konteks Indonesia (berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik)
GDP nominal disebut dengan produk domestik bruto (PDB) atas harga dasar
berlaku, sedangkan GDP riel disebut dengan PDB atas dasar harga konstan.
Tingkat harga didapatkan dari hasil survei yang dilakukan oleh BPS pada pelaku
usaha yang memproduksi komoditas tertentu yang dikenal dengan survei harga
produsen. Berikut contoh sederhana untuk menghitung GDP riel. Misalkan
sebuah perekonomian terdiri dari tiga produk sepatu, baju dan beras. Tahun 2000
harga ketiga produk tersebut masing-masing adalah 200 ribu, 100 ribu dan 4 ribu.
Secara detail dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 1.1 Contoh Perhitungan GDP nominal Tahun 2000 dan Tahun
2015

Contoh di atas merupakan contoh perhitungan GDP nominal. Selanjutnya cara


untuk menghitung GDP riel adalah dengan mengalikan kuantitas pada tahun 2015
dengan hargapada tahun 2000. Perhitungan ini mengasumsikan bahwa tahun dasar
perhitungan adalah tahun 2000. Perhitungan detail dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Tabel 1.2 Contoh Perhitungan GDP Riel Tahun 2015 berdasarkan Tahun
Dasar 2000

6
Nilai PDRB yaitu agregat nilai tambah yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi yang beroperasi di wilayah tersebut. PDRB dipengaruhi oleh human
capital, tenaga kerja dan infrastruktur (Nurazi, 2018). PDRB atas dasar berlaku
menggambarkan bilai barang dan jasa akhir yang dihitung berdasarkan periode
saat ini, sedangkan PDRB atas dasar harga konstran menunjukan nilai tambah
dan jasa yang dihitung pada tahun tertentu yang dijadikan tahun dasar ( Nurshifa,
2018).
Dalam litelatur biasa, pendekatan perhitungan pendapatan nasional
terbagi menjadi tiga:
1) Pendekatan hasil produksi atau product approach, yaitu perhitungan
pendapatan nasional dengan cara mengumpulkan data tentang hasil akhir
barang-barang dan jasa-jasa untuk suatu periode tertentu dari semua unit-unit
produksi yang menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa tersebut.
2) Pendekatan pendapatan atau income approach, yaitu perhitungan
pendapatan nasioanal dengan mengumpulkan data pendapatan yang
diperoleh oleh rumah-rumah tangga keluarga.
3) Pendekatan pengeluaran atau expenditure approach, yaitu
menghitung besarnya pendapatan nsional dengan menjumlahkan semua
pengeluaran yang dilakukan oleh keempat sektor dalam perekonomian.
Pendekatan Pengeluaran
Untuk menghindari perhitungan ganda tersebut, salah satu cara adalah
dengan menelusuri kemana barang tersebut digunakan. Terdapat empat kategori
besar ke mana barang tersebut digunakan. Pertama, barang tersebut dikonsumsi
oleh konsumen akhir (disebut dengan istilah konsumsi), kedua, barang tersebut
digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi barang lain (dikenal dengan
istilah investasi, tanpa memperhatikan di mana barang tersebut diproduksi).

7
Beberapa barang ada yang dikonsumsi oleh pemerintah (disebut dengan
pengeluaran pemerintah). Dan terakhir adalah barang tersebut digunakan untuk
memenuhi kebutuhan ekspor . Namun karena di sisi lain, juga ada barang yang
sama yang didatangkan dari luar negeri untuk dikonsumi dalam negeri, maka
ekspor tersebut perlu dikurangi dengan impor. Nilai ekpor dikurangi impor
tersebut disebut dengan istilah ekspor bersih (net export).
Secara matematis GDP pendekatan output dinyatakan dengan:
GDP = C + I + G + (X - M)
Di mana C = konsumsi rumah tangga,
I = investasi,
G = pengeluaran pemerintah,
X = ekspor,
M = impor.
pendekatan pengeluaran menyatakan bahwa GDP merupakan penjumlahan
konsumsi konsumen akhir (C), investasi yang dikeluarkan swasta (I), belanja
pemerintah (G) dan ekspor bersih (E).
Pendekatan Pendapatan
Metode ketiga pendekatan pendapatan nasional adalah pendekatan
pendapatan. Pendapatan berarti nilai yang diperoleh oleh pemilik faktor produksi.
Pemilik faktor produksi tenaga kerja akan mendapatkan upah dari curahan waktu
yang dikeluarkan. Selanjutnya, pemilik faktor produksi modal akan mendapatkan
nilai dari modal yang diinvestasikan. Pemilik usaha akan mendapatkan
keuntungan dari usaha yang dilakukan. Secara matematis GDP pendekatan
pendapatan ditulisakan sebagai:
GDP = w + i + t + p
Di mana :
w adalah upah yang diterima oleh pekerja, i adalah bunga yang dibayarkan ke
pemilik modal, t adalah pajak yang dibayarkan oleh perusahaan ke pemerintah dan
p adalahkeuntungan yang diperoleh perusahaan.
Berikut ini contoh GDP Indonesia tahun 2005 berdasarkan dua pendekatan.

8
Sumber: Tabel Input-Output Indonesia, 2005.
PDB pendekatan pengeluaran sama dengan PDB pendapatan. Berdasarkan
dua perhitungan tersebut dipahami bahwa perhitungan GDP dengan pendekatan
pengeluaran sama dengan perhitungan GDP pendekatan pendapatan. Pendekatan
Nilai Tambah Cara lain untuk menghitung GDP adalah pendekatan nilai tambah.
Pendekatan inimenekankan pada nilai yang didapatkan oleh masing-masing
pelaku usaha. Contoh sederhana adalah pakaian yang dijual dengan harga akhir
sebesar 250 ribu. Harga ini adalah harga akhir yang melibatkan berbagai produk
pelaku usaha diantara adalah petani kapas, pabrik tenun, pabrik pakaian, dan butik
tertentu penjual pakaian tersebut. Tentunya pendekatan ini lebih menekankan
pada produk yang sejenis dan lebih mengasumsikan bahwa produk tersebut
bersifat homogen. Misalkan nilai kapas ditingkat petani adalah 50 ribu, petani
menjual ke pabrik tenun seharga Rp 100 ribu, kemudian perusahaan tenun
menjual ke pabrik baju dengan harga Rp 150 ribu, dan butik menjualnya dengan
harga Rp 200 ribu. Karenanya, perhitungan GDP dengan pendekatan nilai tambah
dapat dilakukan dengan mencari nilai tambah produk tersebut. Untuk
memudahkan lihat tabel berikut.
Tabel Perhitungan nilai tambah produk baju

9
B. Peneliatian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan oleh Siti Maimunah, dkk (2017) yang
berjudul berjudul Pemodelan Produk Domestik Bruto (PDRB) Di Provinsi Jawa
Tengah Menggunakan Regresi Kuantil. Penelitian ini bertujuan untuk
memodelkan faktor-faktor yang mempengaruhi PDRB di Jawa Tengah dengan
menggunakan metode regresi kuantil (Quantile Regression). Metode ini
merupakan salah satu metode regresi dengan pendekatan memisahkan atau
membagi data menjadi kuantil-kuantil tertentu dimana dicurigai terdapat
perbedaan nilai dugaan. Variabel respon yang digunakan adalah PDRB (Y)
berdasarkan Kabupaten Kota Jawa Tengah dan Variabel predikator adalah Human
Capital (XI), Tenaga kerja (X2) dan Infrastruktur (X3) berdasarkan Kabupaten-
Kota di Jawa Tengah. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik
PDRB di Provinsi Jawa Tengah.
Penelitian ini dilakukan oleh Muhammad Hanif Nurshifa (2018) yang
berjudul Determinan Faktor Terhadap Produk Domestik Regional Bruto Di Jawa
Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produk domestik regional
bruto Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2010-2016. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi produk
domestik regional bruto, jumlah penduduk, IPM, PAD, dan belanja pemerintah.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel jumlah penduduk signifikan
dan berpengaruh positif terhadap produk domestik regional bruto, variabel IPM
signifikan dan berpengaruh negatif, PAD berpengaruh signifikan dan berpengaruh
positif dan variabel belanja pemerintah tidak memiliki pengaruh..
Penelitian ini dilakukan oleh Putri Rohmadhani, dkk (2018) yang berjudul
Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Daerah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi DKI
Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto) daerah terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat
pengangguran terbuka di Provinsi DKI Jakarta. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder, menggunakan teknik analisis jalur ( path
analysis). Hasil analisis data menunjukkan, PDRB atas dasar harga konstan

10
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan tidak berpengaruh
terhadap tingkat pengangguran terbuka.
Penelitian ini dilakukan oleh Siestri Pristina Kairupan (2013) yang
berjudul Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Inflasi Dan Belanja Daerah
Pengaruhnya Terhadap Kesempatan Kerja Di Sulawesi Utara Tahun 2000-2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh PDRB, tingkat
inflasi, dan belanja daerah terhadap kesempatan kerja di Provinsi Sulawesi Utara
Periode 2000-2012. Metode penelitian yang digunakan adalah asosiasif dengan
teknik analisis regresi linier berganda menggunakan metode Ordinary Least
Square (OLS). Hasil penelitian penunjukan bahwa PDRB berpengaruh negative,
belanja daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja
di Provinsi Sulawesi Utara.
Penelitian ini dilakukan oleh Pusparani Rinanti (2013) yang berjudul
Analisis Peranan Subsektor Perikanan Terhadap Peningkatan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Blitar. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor penyebab tidak sejalannya kenaikan produksi dan
ketersediaan anggaran dan menganalisis peranan subsektor perikanan terhadap
PDRB Kabupaten Blitar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
deskriptif, yaitu dengan menghitung nilai kontribusi, nilai LQ dan shift share.
Dari penelitian ini didapatkan hasil, anggaran APBD, teknologi dan sumber daya
manusia sangat berpengaruh terhadap PDRB Kabupaten Blitar.

11
MATERI 2: KEBIJAKAN FISKAL

A. Kebijakan Fisikal
Kebijakan Fiskal adalah suatu komponen kebijakan publik, yang
merupakan tindakan kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah, yang
berkaitan dengan pendapatan dan pengeluaran uang. Kebijakan fiskal merupakan
tindakan-tindakan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan umum melalui
kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan umum melalui
kebijakan penerimaan dan pengeluaran pemerintah, mobilisasi sumber daya dan
penentuan harga barang dan jasa dari perusahaan. Yang dimaksud disini
menyangkut pengelolaan pengeluaran dan penerimaan negara yang dilakukan oleh
pemerintah suatu negara (Isnaini, 2017).
Kebijakan fiskal mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, karena
meningkatnya produksi nasional yang didorong oleh pemerintah. Kebijakan
fiskal merupakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mempengaruhi keadaan pasar barang dan jasa agar kondisi perekonomian
semakin membaik. Kebijakan fiskal ini memiliki dua sifat yaitu ekspansif dan
kontraktif. Kebijakan fiskal ekspansif dapat dilakukan dengan penambahan
pengeluaran, penambahan pembayaran transfer atau subsidi, dan pengurangan
potongan pajak. Sednagkan kebijakan fiskal kontraktif dapat dilakukan dengan
mengurangi pengeluaran pemerintah, pengurangan pembayaran transfer atau
subsidi dan peningkatan potongan pajak (Wulandari, dkk, 2015). Pajak
merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang sebagai
perwujudan pengabdian dan peran serta rakyat untuk membiayai negara dan
pembangunan nasional (Meliala dan Widianti, 2008).
Pengeluaran pemerintah yang diwujudkan dalam permintaan barang dan
jasa, anggaran pembangunan, serta anggraan rutin harus disesuaikan dengan
perkembangan perekonomian yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi sangat
berpengaruh pada kebijakan fiskal yang terwujud dalam APBN. Ketika APBN
digunakan sesuai dengan waktu dan tempat yang tepat maka inflasi akan
terkendali dengan baik sehingga berdampak pada pertumbuhan yang signifikan

12
dan merata dalam ruang lingkup makro yaitu negara (Suparmoko, 2017). Dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat dilihat bahwa
sumber penerimaan terbesar Negara Indonesia sekitar 75% nya berasal dari
sektor pajak dan dari porsentase tersebut posi terbesar diambil oleh Pajak
Penghasilan (Syairozi dan Fatah 2017). Kebijakan fiskal berbeda dengan
kebijakan moneter yang bertujuan menstabilkan perekonomian tingkat bunga dan
jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pajak dan
pengeluaran pemerintah (Lativa, 2021).Secara singkat dapat dijelaskan bahwa
pajak adalah pungutan pemerintah yang dapat dipaksakan kepada wajib pajak
(rumah tangga dan perusahaan) dengan tanpa adanya imbalan secara langsung
kepada wajib pajak tersebut. Pajak tersebut digunakan untuk kebutuhan
pembangunan.
Menurut besarnya pajak yang dibayarkan wajib pajak, besarnya pajak dapat
digolongkan menjadi:
1. Pajak regresif. Artinya prosentase besarnya pajak mengalami penurunan
dengan peningkatan tingkat pendapatan. Model ini bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas factor produksi. Artinya wajib pajak didorong
untuk menghasilkan pendapatan (keuntungan) yang lebih tinggi
dibandingkan dengan batas minimal yang dibayarkan wajib pajak.
2. Pajak proporsional. Artinya prosentase besarnya pajak bersifat tetap tanpa
melihat tingkat pendapatan. Sistem pengenaan ini tidak memandang siapa
wajib pajak baik orang berpendapatan rendah maupun orang berpendapatan
tinggi. Secara nominal, besarnya nilai pajak meningkat dengan
meningkatnya pendapatan. Pajak ini biasanya dikenakan pada perusahaan.
B. Hubungan Kebijakan Fiskal dengan Perekonomian
Pada masa pandemi Covid-19 yang menyebabkan kegiatan ekonomi
semakin lemah, kebijakan fiskal (dalam hal ini adalah pajak) berfungsi sebagai
sumber penerimaan dana bagi pemerintah untuk melanjutkan pembangunan
(Muliati, 2020). Dengan begitu, berarti pajak memiliki peranan penting dalam
perekonomian negara. Berdasarkan hal tersebut, pajak memiliki beberapa fungsi
bagi perekonomian negara (Sukardji dalam Nurlina & Zurjani, 2019). Pertama,

13
fungsi anggaran, yaitu membiayai segala kebutuhan atau pengeluaran negara.
Seperti biaya kompensasi pegawai, belanja kebutuhan barang negara,
pemeliharaan fasilitas negara, dan lainlain. Terkait dengan pembangunan, biaya
yang dikeluarkan berasal dari uang tabungan pemerintah. Uang tabungan tersebut
diperoleh dari rumus pendapatan dalam negeri dikurang dengan pengeluaran rutin.
Berdasarkan itu, tabungan pemerintah harus ditingkatkan bersamaan dengan biaya
pembangunan yang terus meningkat. Peningkatan tersebut diharapkan berasal dari
sektor pajak. Kedua, fungsi mengatur, yaitu pajak dapat digunakan untuk
mengatur pertumbuhan ekonomi. Sebagai contoh, jika pemerintah menginginkan
banyak investor menanamkan modalnya, maka pemerintah harus melakukan
peringangan pajak.
C. Peranan Kebijakan Fiskal dalam Sebuah Negara
Kebijakan fiskal adalah komponen penting bagi kebijakan publik. Kebijakan
publik adalah suatu alat untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia
(Muhammad, 2002). Peranan kebijakan fiskal dalam ekonomi ditentukan oleh
keterlibatan pemerintah dalamaktivitas ekonomi, yang khususnya kembali
ditentukan oleh tujuan sosio- ekonomi, komitmen ideologi dan hakikat sistem
ekonomi. Pada sistemekonomi sekuler konsep kesejahteraan hidup adalah dibatasi
untuk mendapatkan keuntungan maksimumbagi individu di dunia. Di dalamIslam,
konsep kesejahteraan adalah luas, meliputi kehidupan di dunia dan akhirat dan
peningatan spiritual lebih ditekankan daripada kepemilikan material. Kebijakan
fiskal dalamekonomi kapitalis berperan sebagai:
a. Alokasi Sumber Daya Dalam hal pengalokasian, maka digunakan untuk apa
saja sumber –sumber keuangan Negara (Rahmawati, 2008). Pengalokasian
sumber daya yang merupakan sumber kesejahteraan pada tujuan kebijakan
fiskal tidak boleh dipraktikkan sebagaimana pada sumber pendapatan lain.
Tidak dibenarkan pengalokasian sumber daya untuk kebijakan pengeluaran
yang israf, yaitu kebijakan tidak terdimensi substansial dan tidak untuk
kepentingan rakyat. Pengalokasian kebijakan fiskal mencakup sektor individu
(private sector) dan sektor publik (public sector), yang kesemuanya harus

14
sesuai dengan syariah dan dalam konteks pemanfaatan sumber daya harus
mempertimbangkan kepentingan generasi berikutnya.
b. Stabilitas Ekonomi Pada stabilitas ini adalah bagaimana negara menciptakan
perekonomian yang stabil. Pada Negara-negara berkembang kebijakan fiskal
lebih ditekankan pada pembentukan modal daripada laju pertumbuhan.Karena
tingkat tabungan (S) di negara maju cukup tinggi sehingga modal dari
masyarakat bisa bisa terserap dalam jumlah yang cukup tinggi pula.Adapun
pada Negara berkembang, tingkat tabungan (S) rendah lebih rendah daripada
tingkat konsumsi (C).dengan formula pendapatan Y = C + S, dengan ini
dikerahui bahwa semakin tinggi tabungan suatu Negara, maka semakin tinggi
tingkat pendapatannya. Sebaliknya, pada Negara berkembang kecendrungan
pendapatan rendah, sedangkan kebutuhan konsumsi rumah tangga tidak bisa
dikurangi. Maka secara otomatis akan mengurangi tabungan atau bahkan tidak
ada tabungan sama sekali
c. Distribusi Pendapatan Konsep distribusi bertujuan untuk menyelaraskan
kebijakan pemerintah dalam aspek pemerataan pendapatan yang tidak boleh
hanya semata-mata untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Distibusi
menyangkut bagaimana kebijakan negara mengeola pengeluarannya untuk
menciptakann mekanisme distribusi ekonomi yang adil di masyarakat. Tidak
sedikit kesalahan perencanaan pembangunan di negara berkembang yang
ditujukan untuk mengurangi kesenjangan dan penghapusan kemiskinan, namun
terlalu terkonsentrasi pada upaya peningkatan Gross National Bruto.
B. Penelitian Terdahulu
Isnaini (2017) tentang peranan Kebijakan Fiskal Dalam Sebuah Negara.
Kebijakan fiskal merupakan komponen penting dari kebijakan publik. Kebijakan
publik adalah alat untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia. Kebijakan fiskal
adalah penyesuaian dalam pendapatan dan pengeluaran aset pemerintah dalam
penerimaan dan pengeluaran anggaran yang dipersingkat anggaran negara untuk
mencapai stabilitas ekonomi yang diinginkan umumnya ditetapkan dalam
rencana pembangunan. Dalam kebijakan fiskal Islam termasuk kesejahteraan
material dan spiritual berdasarkan nilai moral. Peran kebijakan fiskal pada

15
umumnya adalah untuk alokasi natura lresources, distribusi pendapatan dan
stabilitas ekonomi, namun dalam Islam ada perbedaan komitmen fiskal dengan
tiga tambahan. Peran yang membangun kesetaraan ekonomi, melarang
pembayaran bunga dan membantu ekonomi lokal kurang berkembang. Kebijakan
bisa dilakukan dengan pembangunan disertai keadilan dan stabilitas.
Latifa (2021) yang melakukan penelitian tentang Analisis Kebijakan Fiskal
Indonesia. Pada Masa Pandemi Covid-19 Dalam Meningkatkanperekonomian
Pandemi Covid-19 berdampak besar pada perekonomian. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki kondisi perekonomian yang sedang
mengalami resesi, salah satunya melalui kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal
merupakan kewenangan pemerintah untuk menyesuaikan anggaran pendapatan
dan belanja negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai kebijakan
dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan perekonomian di masa pandemi
Covid-19. Ini Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
teknik pengumpulan data adalah studi kepustakaan atau tinjauan literatur. Hasil
penelitian ini menunjukkan beberapa kebijakan fiskal yang dilaksanakan oleh
pemerintah Indonesia dalam meningkatkan perekonomian Indonesia di masa
pandemi, antara lain: 1) peluncuran program Pemulihan Ekonomi Nasional
(PEN). Pemerintah melalui Kementerian Keuangan selaku pemegang otoritas
fiskal meluncurkan stimulus PEN paket yang dirancang untuk melindungi,
memelihara, dan meningkatkan kemampuan ekonomi pelaku usaha dalam
menjalankan usahanya di masa pandemi Covid-19. 2) memfokuskan kembali
APBN sebagai tindakan efisiensi pengeluaran negara serta program insentif pajak
untuk meringankan pembayar pajak.
Nurlina (2018), tentang Dampak Kebijakan Fiskal dan Monter dalam
Perekonomian Indonesia penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
menganalisis pengaruh pajak dan suku bunga terhadap perekonomian Indonesia.
Data yang digunakan adalah data penerimaan pajak Indonesia, tingkat suku bunga
(BI Rate) dan data Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia dari tahun 2003-
2017 yang diperoleh dari situs BPS Indonesia, Bank Indonesia, dan Direktorat
Jenderal Pajak. Data dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi linier

16
berganda. Hasil penelitian diperoleh Y = 3,501 + 0,432X1 + 0,286X2. Hasil uji
koefisien determinasi sebesar 4,52 atau sebesar 45,2% artinya variabel penerimaan
pajak dan suku bunga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, sedangkan
sisanya sebesar 54,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Hasil uji t pada variabel penerimaan pajak nilai Prob > α 5% (0,027
< 0,05) dapat dinyatakan bahwa penerimaan pajak berpengaruh signifikan
terhadap perekonomian Indonesia. Pada variabel suku bunga nilai Prob > α 5%
(0,041 < 0,05) dapat dinyatakan bahwa suku bunga berpengaruh signifikan
terhadap perekonomian Indonesia. Hasil uji F nilai prob (F statistik) < α 5%
(0,021 < 0,05) dapat dinyatakan bahwa secara simultan penerimaan pajak dan
suku bunga berpengaruh signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Adam (2011) tentang Pengaruh Aspek Fiskal dan Moneter Terhadap PDB
Sektor Pertanian. Sebuah fakta menunjukkan bahwa banyak petani Indonesia yang
miskin. Kemiskinan dapat dilihat dari kepemilikan lahan yang sempit,
penggunaan alat dan mesin tradisional, dan gaya hidup konsumtif. Kemiskinan
yang dialami petani bisa dilakukan tidak langsung melalui kebijakan makro
dengan berusaha mencapai tingkat pertumbuhan pertanian dan mengurangi inflasi.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah untuk sektor
pertanian tidak signifikan mempengaruhi produk domestik bruto di bidang
pertanian. Sedangkan jumlah uang beredar dan subsidi berpengaruh positif
terhadap produk domestik bruto di bidang pertanian. Pajak, suku bunga, dan
kondisi ekonomi berdampak negatif terhadap pendapatan kotor produk dalam
negeri di bidang pertanian.

17
MATERI 3. KEBIJAKAN MONETER

I. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah tindakan yang digunakan oleh penguasa
moneter (Biasanya Bank Sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan
kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat
(Nopirin, 2016). Kebijakan moneter ditunjukan untuk mendukung tercapainya
sasaran ekonomi makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas
harga, pemerataan pembangunan, dan keseimbangan neraca pembayaran
(Kuncoro, 2017). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh
sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil (Nurlina dan Zurjani
2018).
Oleh karena kebijaksanaan moneter meliputi semua tindakan pemerintah
yang bertujuan mempengaruhi jalannya perekonomian melalui penambahan atau
pengurangan uang yang beredar, maka kebijaksanaan moneter adalah M, yaitu
jumlah uang yang beredar, yang biasa juga disebut penawaran uang
(Reksoprayitno, 19985).
Pada hakikatnya kebijakan moneter dibagi menjadi dua yaitu
keseimbangan internal dan keseimbangan eksternal. Keseimbangan internal bisa
dilihat dalam pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan dan juga stabilitasnya
harga uang yang beredar dan pemerataan pembangunan di setiap hari wilayah
Indonesia. Dalam keseimbangan eksternal kita lihat dari segi pembayaran utang-
utang luar negeri. Dalam dua keseimbangan itu terbentuklah ekonomi makro
yang bertujuan menjaga stabilitas keuangan di Indonesia serta luasnya lapangan
pekerjaan, harga-harga dipasaran yang stabil serta neraca pembayaran diluar
negeri yang seimbang dan berjalan lancar (Hadi, et al., 2016).
Dalam kenyataannya bank sentral mengendalikan jumlah uang yang
beredar secara tidak langsung dengan mengubah basis moneter maupun rasio
deposito-cadangan, oleh karena itu, bank sentral mempunyai tiga instrumen
kebijakan moneter: operasi pasar terbuka, persyaratan cadangan, dan tingkat
diskonto (Mankiw ,2003).

18
Instrumen kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI)
ada pengaturan suku bunga. Suku bunga adalah harga yang dibayar peminjam
(debitur) kepada pihak yang meminjamkan (kreditur) untuk pemakaian sumber
daya selama interval waktu tertentu. Jumlah pinjaman yang diberikan disebut
prinsipal dan harga yang dibayar biasanya diekspresikan sebagai persentase dari
prinsipal per unit waktu (umumnya setahun).
Sunariyah (2004:82) mengatakan bahwa “tingkat bunga yang dibayarkan
sebagai persentase uang pokok per unit waktu.” Bunga merupakan suatu ukuran
harga sumber daya yang digunakan debitur yang dibayarkan kepada kreditur.
Unit waktu biasanya dinyatakan dalam satuan tahun (satu tahun investasi) atau
bisa lebih pendek dari satu tahun. Uang pokok berarti jumlah uang yang diterima
kreditur kepada debitur. Bagi dunia perbankan, suku bunga dapat diartikan
sebagai harga yang harus dikeluarkan bank pada nasabah yang menyimpan
dananya dibank, dan disisi lain dapat diartikan sebagai harga yang dibayar
nasabah kepada bank atas dana yang telah dipinjamkan (nasabah yang
memperoleh pinjaman).
a) Teori Klasik
Mishkin (2008:60) Bunga adalah “harga” dari pengunaan loanable funds,
terjemahan langsung dariistilah tersebut adalah dana yang tersedia untuk
“dipinjamkan”, atau disebut “dana investasi” sebab menurut teori klasik bunga
adalah harga-harga yang terjadi di “pasar” dana investasi. Dalam suatu periode
ada anggota masyarakat yang menerima pendapatan melebihi apa yang mereka
perlukan untuk konsumsinya selama periode tersebut. Mereka ini adalah
kelompok penabung. Bersama-sama jumlah seluruh tabungan mereka
membentuk suplai/ penawaran akan loanable funds. Dilain pihak, dalam
periodeyang sama ada anggota masyarakat yang membutuhkan dana, mungkin
mereka ingin berkonsumsi lebih dari pendapatan yang diterima selama periode
tertentu. Mereka digolongkan pengusaha yang membutuhkan dana untuk
operasi perluasan usahanya. Mereka ini adalah investor. Jumlah dari seluruh
kebutuhan mereka akan dana membentuk permintaan akan loanable funds
selanjutnya para penabung dan para investor ini akan bertemu dipasar loanable

19
funds, dan dari proses tawar-menawar antara mereka akhirnya akan dihasilkan
kesepakatan atau keseimbangan.
b) Teori Keynes
Menurut Keynes, tingkat bunga merupakan “suatu fenomena moneter
yang artinya tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan
uang (ditentukan dalam pasar uang)”. Uang akan mempengaruhi kegiatan
ekonomi (GNP) sepanjang uang itu mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan
tingkat bunga selanjutnya akanmempengaruhi keinginan untuk mengadakan
investasi, dengan demikian akan mempengaruhi GNP (Gross National product).
Sedangkan menurut kaum klasik, uang hanyalah mempengruhi harga barang
(teori kuantitas uang).
Teori keuangan modern yang dikembangkan oleh Keynes, suku bunga
ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank sentral dan sistem
perbankan adalah institusi yang akan menentukan besarnya penawaran uang pada
suatu waktu tertentu. Sedangkan permintaan uang ditentukan oleh keinginan
masyarakat untuk memegang uang, dimana kedua faktor tersebut (penawaran dan
permintaan uang) akan menentukan suku bunga, Sukirno (2004:83)
Perubahan-perubahan suku bunga mempengaruhi nilai tukar rill dari
tingkat inflasi melalui transmisi kebijakan moneter yang selanjutnya kemudian
akan mempengaruhi ekspor per-ikanan secara negatif pada periode observasi
sebelum krisis ekonomi dan periode recovery ekonomi. Suku bunga
mempengaruhi kegiatan ekspor dari sisi produksi. Produktivitas eksportir juga
ditentukan oleh kemampuannya mengelola modal yang dapat berasal dari modal
pribadi maupun bank.
Suku bunga melalui kebijakan moneter akan mempengaruhi dua sisi
dari neraca perdagangan dimana tingginya suku bunga akan membuat suatu
negara kurang kompetitif di pasar dunia (Hlatywayo, 2014). Ketika diterapkan
kebijakan untuk menekan jumlah uang yang beredar maka berbagai bank akan
saling berlomba untuk meningkatkan suku bunga karena suku bunga yang tinggi
akan menarik masyarakat untuk menabung (Almilia dan Utomo, 2006).
Namun hal tersebut akan berpengaruh sebaliknya terhadap ekspor karena suku

20
bunga yang tinggi akan menyebabkan pembiayaan uang akan menjadi mahal hal
tersebut akan menurunkan daya saing dari ekspor dipasar dunia serta di sisi lain
tingkat suku bunga akan mempengaruhi besar kecilnya pinjaman yang dapat
diperoleh oleh eksportir sehingga tingginya suku bunga akan mengurangi jumlah
pinjaman yang dapat diperoleh oleh eksportir membuat produksi menurun yang
menyebabkan nilai ekspor akan turut menurun (Almilia dan Utomo, 2006).
Tingkat suku bunga selain berdampak langsung terhadap perkembangan nilai
ekspor komoditas hasil perikanan Provinsi Bali ternyata juga berdampak kepada
perkembangan variabel ekonomi lainnya yaitu inflasi dimana variabel inflasi
dapat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga akibat mekanisme penggunaan
suku bunga karena secara teori tingkat suku bunga BI akan mempengaruhi
jumlah uang beredar dimasyarakat serta suku bunga di bank-bank umum yang
dapat memicu timbulnya inflasi (Andrianus dan Niko, 2006).
B. Penelitian Terdahulu
Aristina (2020) yang melalukan penelitian tentang Analisis Kebijakan
Moneter dan Kebijakan Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia tahun
2005-2018. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam kurun waktu 2005-2018
beberapa kali mengalami penurunan.Penelitian ini memiliki tujuan untuk
menganalisis dampak kebijakan moneter dan kebijakan fiskal terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia dengan periode penelitian 2005:1-2018:12.
Data dalam penelitian ini dikategorikan dalam dua blok, yaitu blok kebijakan
moneter yang terdiri atas suku bunga Bank Indonesia (Rate) dan jumlah uang
beredar (M2). Sedangkan dalam blok kebijakan fiskal terdiri atas penerimaan
pajak (T) dan pengeluaran pemerintah (G). Vector Error Correction Model
(VECM) digunakan sebagai metode analisis dalam penelitian ini. Hasil analisis
menunjukkan bahwa kedua blok kebijakan dan pertumbuhan ekonomi memiliki
keseimbangan jangka panjang (kointegrasi). Dalam jangka panjang, suku bunga
Bank Indonesia (Rate) dan penerimaan pajak (T) memiliki hubungan yang negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi (Y), sedangkan jumlah uang beredar (M2) dan
pengeluaran pemerintah (G) memiliki hubungan positif terhadap pertumbuhan
ekonomi (Y). Sedangkan dalam analisis kausalitas diketahui bahwa tidak terdapat

21
hubungan kausalitas (dua arah) diantara variabel, terjadi hubungan satu arah
antara jumlah uang beredar (M2) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y), dan
pengeluaran pemerintah (G) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y).
Nangarumba (2016) tentang Analisis Pengaruh Kebijakan Moneter,
Kebijakan Fiskal, dan Penyaluran Kredit Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Provinsi Jawa Timur Tahun 2006-2016. Pertumbuhan ekonomi dari tahun ke
tahun diyakini menjadi indikator yang dapat mendeteksi bagaimana kegiatan
ekonomi di suatu daerah. terlepas dari perdebatan antara pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi, tidak diragukan lagi bahwa Pertumbuhan ekonomi tetap
menjaga peran ekonomi di daerah. dalam menjaga dengan pertumbuhan ekonomi
agar tetap berada pada tren yang positif, interaksi yang diperlukan antara
kebijakan moneter dan fiskal. Namun, keduanya kebijakan tersebut memiliki
kewenangan yang berbeda. Jika kebijakan moneter lebih terkontrol oleh
pemerintah pusat, kebijakan fiskal dengan desentralisasi fiskal telah dua elemen
dari pusat dan makmur. Interaksi antara kebijakan moneter dan fiskal diyakini
memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan ekonomi, oleh karena itu
dalam penelitian ini ditemukan bahwa melalui kredit yang tepat akan dapat
memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain itu,
penelitian ini menemukan sektor-sektor yang dapat ditargetkan peningkatannya
mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya Provinsi Jawa Timur yang menjadi
objek penelitian dalam penelitian ini, diharapkan dapat meningkat. Sektor-sektor
tersebut adalah Sektor Jasa, Sektor Industri, Pertanian, Sektor Perdagangan, dan
Sektor Konstruksi.
Hertinawati (2021) tentang Analisa terhadap Kebijakan Fiskal dan
Moneter Indonesia dalam Menghadapi Wabah Pandemi Covid-19. Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan analisa tentang kebijakan kebijakan fiskal, dan
moneter Indonesia dalam upaya mengantisipasi dampak perekonomian yang
diakibatkan dari pandemi Covid-19 terhadap pengaruh yang lebih besar terhadap
perkonomian nasional Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif yaitu metode untuk memahami berbagai konsep yang
ditemukan dalam proses penelitian, dengan teknik analisis isi dan riset

22
kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai upaya pemerintah
Indonesia, yaitu kebijakan moneter yang diperlukan dalam rangka menstabilkan
system perekonomian dengan mendukung kebijakan fiscal oleh lembaga moneter
nasional, yatu Bank Indonesia dan juga didukung aktif oleh peran badan Otoritas
Jasa Keuangan di Indonesia. Dalam hal ini pemerintah Indonesia tengah telah
berupaya menjalankan kombinasi kebijakan-kebijakan tersebut agar dapat
mengentaskan Bangsa Indonesia dari krisis ekonomi yang lebih besar.

23
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum lapang Ekonomi Makro akan dilaksanakan pada 6 Juni 2022,
bertempat pada Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara, Pelabuhan
Perikanan Samudera (PPS) kota kendari dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Kendari.
B. Metode Penarikan Sampel
Studi kasus adalah pencarian pengetahuan secara empiris yang
menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batasan
tara fenomena dan konteks tidak tampak dengan tegas dan dimana multisumbe
rbuktidigunakan, (Nutja, 2010).
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data yaitu sebagai berikut :
1. Wawancara yaitu kegiatan mencari bahan (keterangan, pendapat) melalui
Tanya jawab dengan pemiliki, karyawan, atau pengelola yang bekerja di
perusahaan tersebut.
2. Observasi Teknik ini digunakan untuk melihat langsung kelapangan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai obyek praktek.
3. Studi kepustakaan yaitu sumber literatur yang berasal dari buku-buku
atau yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti.
4. Dokumentasi yaitu mendokumentasikan fasilitas dan proses produksi
sesuai tujuan penelitian sebagai bukti dilakukannya penelitian.
Berdasarkan sumbernya jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu

1. Data primer yaitu data yang diperoleh berdasarkan pengamatan langsung di


lapangan.
2. Data sekunder yaitu data-data penunjang yang diperoleh dari berbagai
sumber, informasi yang telah tersedia oleh pihak lain yang dianggap
berkompeten.

24
D. Konsep Operasional
1. Responden adalah penelitian yang merupakan pelaku usaha pemasaran hasil
perikanan.
2. BPS (Badan Pusat Statistik) Sulawesi Tenggara adalah lembaga
pemerintah non kementrian yang bertanggung jawab langsung kepada
presiden.
E. Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam
praktek lapang ini adalah analisis kualitatif. Metode kualitatif adalah metode
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, metode ini biasa digunakan
untuk kondisi obyek penelitian yang alamiah, dimana peneliti yaitu sebagai
instrument kunci. (Hermawan, 2018).

25
DAFTAR PUSTAKA

Adam, L., & Hermawan, I. (2011). Pengaruh Aspek Fiskal dan Moneter Terhadap
PDB Sektor Pertanian. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, 2(1),
459-494.
Aristina, K., Juliprijanto, W., & Prasetyanto, P. K. (2020). Analisis Kebijakan
Moneter dan Kebijakan Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia tahun 2005-2018. DINAMIC: Directory Journal of
Economic, 2(2), 403-414.
Hertinawati, H. (2021). Analisa terhadap Kebijakan Fiskal dan Moneter Indonesia
dalam Menghadapi Wabah Pandemi Covid-19. Jurnal SEKURITAS
(Saham, Ekonomi, Keuangan dan Investasi), 4(2), 118-130.
Lativa, S. (2021). Analisis Kebijakan Fiskal Indonesia Pada Masa Pandemi
Covid-19 Dalam Meningkatkanperekonomian. Jurnal
Ekonomi, 23(3), 161-175.
Meliala, Tulis S. dan Widianti, Francisca. 2008. Oetomo, Perpajakan dan
Akuntansi Pajak. Jakarta: Semesta Media.
Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, Jakarta:
Salemba Empat, 2002
Muliati, N. K. (2020). Pengaruh Perekonomian Indonesia di Berbagai Sektor
Akibat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Widya Akuntansi
dan Keuangan, 2(2), 78-86.
Nangarumba, M. (2016). Analisis Pengaruh Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal,
dan Penyaluran Kredit Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi
Jawa Timur Tahun 2006-2016. Jurnal Ekonomi dan Studi
Pembangunan, 8(2), 114-130.
Nurlina, N., & Zurjani, Z. (2018). Dampak Kebijakan Fiskal dan Monter dalam
Perekonomian Indonesia. Jurnal Samudra Ekonomika, 2(2), 126-
136.
Rahmawati, Lilik., 2008, “Kebijakan Fiskal dalam Islam”, Al-Qanun, Vol.11, No.
2, Desember 2008

26
PANDUAN PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANG

a. Rencana Kegiatan
Praktek lapang dilakukan dalam kelompok mahasiswa. Jumlah kelompok
di sesuaikan dengan jumlah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah
majanemen operasi usaha perikanan. Rencana kegiatan disampaikan oleh dosen
pada awal atau minggu pertama proses pembelajaran. Kegiatan praktikum
terdiri dari kegiatan dikelas dan dilapanga. Masing-masing kelompok terdiri
dari 5-8 mahasiswa. Kegiatan terdiri dari pengarahan untuk penentuan lokasi
praktek dan pengambilan data yang digunakan sebagai materi atau objek
praktikum melalui asistensi dan pembuatan kuisioner
Kegiatan lapangan terdiri dari kunjungan lokasi praktikum dan mengumpulkan
data melalui wawancara dengan alat kusioner yang telah dibuat sebelumya.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan praktikum dilakukan secara terjadwal yang sudah dibuat oleh
dosen atau asisten yang telah ditetapkan. Pelaksanaan praktikum terdiri dari
penentuan lokasi perusahaan, pengumpulan dan analisis data, serta pembuatan
laporan.
- Penentuan Lokasi
Penentuan lokasi perusahaan atau proyek ditentukan oleh dosen pengampu dan
asisten praktikum.
- Pengumpulan
Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode pencatatan dan wawancara
langsung menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan sesuai dengan obyek
masing-masing kelompok.
- Analisis data
Analsisi data yang digunakan dalam praktikum ini yakni analsis kualitatif dan
analisis kuantitatif
- Pembuatan Laporan
Hasil praktikum yang telah dilaksanakan dituangkan dalam bentuk laporan
berupa paper yang telah disesuaikan dengan materi masing-masing kelompok.
Laporan dibuat bersifat individu. Pembuatan laporan praktikum dibimbing oleh
dosen atau asisten pembimbing dan dapat dikonsultasikan diluar kelas atas
pengarahan dosen atau asisten praktikum. Laporan yang telah dikonsultasikan
dan dikoreksi oleh asisten diperbaiki kemudian di jilid cover dengan
menggunakan kertas antero biasa berwarna biru kemudian dikumpulkan kepada
dosen atau asisten praktikum sesuai batas waktu yang telah ditentukan.

27
FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN

KETIKAN
Jenis huruf adalah Times New Roman, font 12, kertas ukuran A4.
JARAK BARIS
Jarak dari judul bab ke sub bab atau kalimat di bawahnya 3,0. Jarak dari
judul sub bab ke kalimat di bawahnya 2,5 spasi dan jarak isi 2,0.
MARGIN
Batas pengetikan diukur dari tepi kertas
(margin):
Tepi atas : 4 cm
Tepi bawah : 3 cm
Tepi kiri : 4 cm
Tepi kanan : 3 cm
CETAK MIRING (Italic) DAN CETAK TEBAL (Bold)
Cetak miring digunakan untuk penulisan bahasa inggris dan latin Cetak
tebal digunakan untuk penulisan judul bab dan sub bab.
Alinea atau penulisan kata di awal kalimat tidak boleh dimulai
dengan kata hubung (dengan, dan. dst.).
NOMOR HALAMAN
Bagian sampul sampai daftar lampiran nomor halaman terletak di tengah
bawah, menggunakan angka romawi kecil. Bagian isi (Bab I-V) nomor
halaman terletak di bagian kanan atas menggunakan angka romawi

28
LAPORAN PRAKTEK LAPANG
EKONOMI MAKRO

(JUDUL LAPORAN)

OLEH :

NAMA
NIM

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022

29
LAPORAN PRAKTEK LAPANG
EKONOMI MAKRO

(JUDUL LAPORAN)

OLEH :

NAMA
NIM

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan pada Mata Kuliah Ekonomi
Makro

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022

30
HALAMAN PENGESAHAN

Judul :
Nama :
Stambuk :
Kelompok :
Jurusan/Program Studi :
Fakultas :

Menyetujui,

Koordinator Asisten Asisten Pendamping

Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Ekonomi Makro

NAMA DOSEN
NIP

Kendari, Mei 2022


Tanggal Pengesahan

31
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Kegunaan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
(Sesuaikan Dengan Topik Praktek)
B. Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Pikir
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
B. Teknik Penarikan Sampel
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Konsep Operasional
E. Analisis Data
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

32

Anda mungkin juga menyukai