Anda di halaman 1dari 189

PANDUAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN OPERASI USAHA PERIKANAN

TIM PENYUSUN:

1. Dr. Ir. Budiyanto, M.P


2. Irdam Riani, S.Pi., M.Si
3. Sjamsu Alam Lawelle, S.Pi., MM
4. Desi Sriwulan, S.Pi., MM
5. Risfandi, S.Pi., MM
6. A. Ismail Noval, S.Pi
7. Restu Destriani, S.Pi
8. Yohana Ade Paseno, S.Pi
9. Rahma Fitriani

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas


segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Panduan Praktikum
Manajemen Operasi Usaha Perikanan ini dapat disusun dengan baik dan tepat
waktu. Panduan ini menyajikan pedoman pelaksanaan praktikum dan pembuatan
laporan yang pada dasarnya dirangkum dari berbagai referensi untuk menuntun
praktikan. Metode-metode praktis diutamakan untuk memudahkan dalam
pembuatan laporan praktikum.
Kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyelesaian
panduan ini. Menyadari akan keterbatasan yang kami miliki, maka kami sangat
mengharapkan saran atau kritik konstuktif bagi penyempurnaan panduan ini
diwaktu yang akan datang.

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL.................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Tujuan Kegiatan .................................................................... 1
C. Manfaat ................................................................................ 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Teknik Peramalan.................................................................. 2
2. Perencanaan Lokasi Perusahaan........................................... 24
3. Desain Fasilitas dan Lay Out.................................................. 58
4. Pengendalian Persediaan...................................................... 75
5. Perencanaan Kapasitas ......................................................... 93
6. Linier Programming............................................................... 110
7. Pengendalian Tenaga Kerja................................................... 125
8. Pengendalian Kualitas Perusahaan ....................................... 156
III. PANDUAN PELAKSANAAN PRAKTEK.................................... 180
IV. TEKNIK PENULISAN LAPORAN.............................................. 181

iii
4
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guna memperlancar Mata Kuliah Manajemen Operasi Usaha Perikanan,
maka diperlukan kegiatan praktikum untuk melengkapi teori yang sudah diberikan
pada saat perkuliahan. Manajemen operasi usaha atau business operation
management pada prinsipnya adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan kegiatan berbagai sumbr daya dalam organisasi
melalui usaha manusia sistemik, terkoordinasi dan kooperatif untuk mencapai
tujuan organisasi.
Keberadaan Usaha terutama usaha perikanan skala kecil hingga skala besar
sedang ditingkatkan karena potensi perikanan Indonesia yang melimpah dan pasar
yang mendukung. Selain itu bantuan pemerintah untuk mengembangkan usaha
juga tersedia untuk pengusaha pemula.
Pada beberapa pelaku bisnis di bidang perikanan merasa kesulitan dalam hal
manajemen usahanya. Hal ini dikarenakan kebanyakan usaha perikanan masih
berupa usaha skala kecil. Berawal dari adanya masalah yang sedemikian rupa
akhirnya tergeraklah mata kuliah Manajemen Operasi Usaha Perikanan untuk
membuat praktikum yang diharapkan nantinya praktikan akan mampu
melaksanakan aspek-aspek manajemen dalam usaha perikanan yang dijalankan.

1.2 Tujuan Kegiatan


Praktikum Manajemen Operasi Usaha Perikanan diperlukan agar praktikan
dapat memahami dan perilaku manajemen dibidang usaha perikanan.

1.3 Manfaat Praktikum Manajemen Operasi Usaha Perikanan


Manfaat dari praktikum Manajemen Operasi Usaha Perikanan ini antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang penerapan
manajemen dalam sebuah usaha perikanan terutama skala kecil dan menengah
2. Mampu melakukan perhitungan analisis finansiil jangka pendek dalam sebuah
usaha.
3. Mampu mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk membuat
sebuah usaha perikanan

1
MATERI 1 : TEKNIK PERAMALAN

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan dengan luas lautan melebihi daratan. Secara
geografis, Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudra dan memiliki
kekayaan sumberdaya alam yang besar. Sebagai Negara kepulauan, harusnya
Indonesia disebut juga sebagai Negara maritim. Namun sayangnya julukan Indonesia
sebagai Negara maritime belum tepat. Alas an mendasar mengenai hal ini
dikarenakan paradikma pembangunan Indonesia selama beberapa dekade ini bahas
daratan. Akibat ketimpungan antara daratan dan lautan begitu terlihat. Indonesia saat ini
lebih disebut sebagai Negara kelautan, bukan Negara maritime karena selama ini
Indonesia belum mampu sepenuhnya memanfaatkan ilakukan bukan cerminan sebagai
Negara yang mempunyai jiwa sang pemikir yang pandai untuk memanfaatkan laut secara
keseluruhan dan tidak hanya memanfaatkan fisiknya saja (Kadar, A. 2015).
Usaha perikanan merupakan kegiatan ekonomi yang tidak dapat dipisahkan dengan
kegiatan ekonomi lainnya. Oleh karena itu, taraf hidup yang layak bisa dinikmati bila
pendapatan tinggi. Pendapatan yang tinggi bisa diperoleh jika produktivitas meningkat,
selanjutnya peningkatan produktivitas hanya bisa dicapai melalui perbaikan usaha.
Usaha dengan memanfaatkan hasil perikanan dapat dilakukan melalui berbagai
pendekatan salah satunya yaitu pendekatan manajemen (Antarani dkk, 2018).
Dalam menjalankan sebuah usaha, manajemen merupakan faktor yang paling
penting karena tanpa manajemen usaha tidak akan terkelola dengan baik dan benar. Daft
dan Richard (2006) mendefinisikan Manajemen Operasional adalah bidang manajemen
yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat dan teknik khusus
untuk memecahkan masalah produksi. Adapun menurut Herjanto (2007) mendefinisikan
Manajemen Operasional adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan barang, jasa,
dan kombinasinya, dengan melalui proses transformasi dari sumber daya produksi
menjadi keluaran yang diinginkan perhatian manajemen operasional sebagai kegiatan
manajemen, memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan,
menggunakan berbagai sumber daya, menciptakan operasi dan pengendalian sistem
transformasi. Manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan dalam memproduksi

2
barang dan jasa melalui proses perubahan dari masukkan menjadi keluaran.
(Akhmad,2018).
Salah satu kegiatan yang dianggap mampu untuk dijadikan dasar dalam
pembuatan strategi produksi perusahaan adalah peramalan penjualan. Peramalan adalah
seni atau ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa yang akan datang. Peramalan
memerlukan data historis dan memprodikesikannya kemasa depan dengan beberapa
bentuk model matematika. Peramalan dapat berupa ramalan tentang perubahan
permintaan, perkembangan teknologi ataupun perkembangan dunia usaha yang dapat
mempengaruhi perencanaan produk.
Peramalan (forecasting) merupakan ilmu atau metode untuk memperkirakan
atau memprediksi peristiwa yang akan terjadi pada masa depanmenggunakan data time
series menggunakan beberapa model matematis. Peramalan dapat dilakukan dalam
jangka waktu tahunan atau bahkan hanya jangka waktu beberapa menit kedepan
disesuaikan dengan kebutuhan yang pesifik (Hyndman & Athanasopoulos, 2018).
Selain metode forecasting konvensional, perkembangan teknologi memungkinkan
forecasting dapat dilakukan menggunakan komputer dan perangkat lunak yang
canggih, metode mesin pembelajaran (machine learning) merupakan salah satu
contohnya (Makridakis, et al., 2018). Forecasting dalam bidang industrialisasi
perikanan krustasea merupakan konsep baru yang belum banyak diterapkan di
Indonesia. Tulisan ini bertujuan untuk menyusun informasi tentang aplikasi peramalan
(forecasting) yang memanfaatkan big data yang terkait dengan industrialisasi
perikanan. Sehingga diharapkan tulisan ini dapat mendukung pengembangan program
industrialisasi perikanan.
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari (PPS) merupakan pusat industri
perikanan terpadu di kawasan timur indonesia dan khususnya di Sulawesi Tenggara
yang terletak di Kel. Puday, Kec. Abeli, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi
Tenggara dengan posisi geografis 03º 58´ 48´´ LS, dan 122º 34´ 17´´ BT yang
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP. 64/MEN/2010
Tentang Wilayah Kerja dan Pengoperasian Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka


dapat ditarik rumusan masalah yaitu:
1. Apa tujuan dilakukan peramalan oleh pelaku usaha perikanan di Pelabuhan
Perikanan Samudera (PPS) ?
2. Teknik peramalan apa yang digunakan oleh pelaku usaha perikanan di
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) ?
3. Bagaimana Proses yang digunakan oleh pelaku usaha perikanan di Pelabuhan
Perikanan Samudera (PPS) ?

C. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan praktek lapang yang ingin dicapai yaitu :


1. Untuk mengetahui tujuan dilakukan peramalan oleh pelaku usaha perikanan
di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
2. Untuk mengetahui Teknik peramalan apa yang digunakan oleh pelaku usaha
perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
3. Untuk mengetahui Bagaimana Proses yang digunakan oleh pelaku usaha
perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
Praktek lapang ini diharapkan dapat memberi kegunaan bagi berbagai
pihak :
1. Bagi pelaku usaha penelitian ini dilakukan guna memudahkan pelaku usaha
dalam mengetahui kerugian dan keuntungan dalam usaha perikanan
khususnya pelaku usaha perikanan yang berapa di pelabuhan perikanan
samudera (PPS) kendari.
2. Bagi peneliti penelitian ini di lakukan agar para meneliti lebih mengetahui
bagaimana peramalan yang dilakukan oleh pelaku usaha perikanan khususnya
di pelabuhan perikanan samudera (PPS) Kendari.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Peramalan
Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan
terhadap satu atau beberapa roduk pada periode yang akan datang. Dalam
kegiatan produksi peramalan dilakukan untuk menentukan jumlah permintaan
terhadap suatu produk yang dilakukan pada awal proses perencanaan dan
pengendalian produksi. Peramalan pada umumnya digunakan untuk memprediksi
suatu yang kemungkinan besar terjadi, misalnya kondisi permintaan, banyaknya
curah hujan, kondisi ekonomi, dan lain-lain (Rusdiana, 2014).
Peramalan merupakan seni atau ilmu untuk memperkirakan kejadian
dimasa yang akan datang. Peramalan memerlukan data histiris dan
memproduksinya ke masa depan dengan beberapa bentuk model matematika.
Peramalan dapat berupa ramalan tentang perubahan permintaan, perkembangan
toknologi, ataupun perkembangan dunia usaha yang dapat mempengaruhi
perencanaan produk (Ahmad, 2018).
2. Karakteristik Peramalan
Menurut Nasution (1999) permalan yang baik mempunyai beberapa
kriteria antara lain, akurasi, biaya dan kemudahan.
a. Akurasi merupakan suatu hasil permalan diukur dengan hasil kebiasaan dan
kekonsistensian permalan tersebut. Apabila hasil peramalan dikatakan bias,
peramalan tersebut terlalu tinggi atau rendah dibandingkan dengan kenyataan
yang sebenarnya terjadi. Selanjutnya hasil permalan dikatakan konsisten
apabila kesalahan peramalan relatif kecil.
b. Biaya. Biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan peramalan tergantung pada
jumlah item/jenis yang diramalkan, jangka waktu peramalan, dan metode
peramalan yang dipakai. Selain itu juga akan bergantung pada cara
pengolahan data (manual atau komputernisasi), cara penyampain data, dan
tenaga ahli yang diperbantukan.
c. Kemudahan. Penggunaan metode peramalan yang sederhana mudah dibuat
dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

5
Apabila memakai metode yang canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan pada
sistem perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, dan
peralatan teknologi merupakan hal yang percuma.
3. Klasifikasi Teknik Peramalan
Pada umumnya permalan dapat dibedakan dari beberapa segi bergantung
pada cara melihatnya. Apabila dilihat dari teknik penyusunannya teknik
peramalan dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :

a. Berdasarkan sifat penyusunannya, peramalan meliputi:


1) Peramalan Subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau
intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan orang yang
menyusunnya sangat menentukan baik atau tidaknya hasil ramalan tersebut.
2) Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan
pada masa lalu, dengan menggunakan teknik dan metode dalam penganalisisnnya.

b. Berdasarkan jangka waktu, peramalan meliputi:


1) Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan
hasil ramalan yang jangka waktunya satu tahun atau kurang. Permalan ini
berfungsi untuk menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi.
2) Peramalan jangka menengah, yaitu peramalan yang dilakukan untuk
penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya satu hingga lima tahun ke depan.
Peramalan ini berfungsi untuk merencanalam kuantitas dan waktu dari kapasitas
produksi.
3) Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untunk penyusunan
hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari lima tahun yang akan datang.
Peramalan ini berfungsi untuk merencanakan kuantitas dan waktu dari fasilitas
produksi.
c. Berdasarkan sifat, peramalan meliputi:
1) Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas kualitas pada masa
lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang

6
menyusunnya.Hal ini sangat penting karena hasil peramalan ditentukan
berdadarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement atau pendapatan, dan
pengetahuan serta pengalaman dari penyusunannya.
2) Peramalan kuatitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada
masa lalu. Hasil permalan yang dibuat sangat bergantung pada metode yang
dipergunakan dalam permalan tersebut.

B. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan oleh Dian Rahman (2018), yang berjudul
Perbandingan Peramalan Hasil Produksi Ikan Menggunakan Metode Permulusan
Eksponensial Holt-Winters Dan ARIMA. Bertujuan untuk meramalkan jumlah
produksi ikan sehingga produksi ikan dapat dikelola. Beberapa metode yang
dapat menangani faktor musiman dalam peramalan deret waktu antara lain
pemulusan eksponensial Holt-Winters dan ARIMA. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ARIMA (2, 0, 4)×(3, 1, 2) 12 menghasilkan RMSE adalah
89,358 dan MAPE adalah 0,81% sedangkan nilai prediksi hasil ikan
menggunakan metode pemulusan eksponensial Holt-Winters menghasilkan
RMSE adalah 119,158 dan MAPE adalah 1,14%.
Penelitian ini dilakukan oleh Mita Febianah (2021), yang berjudul Model
Peramalan Produksi Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan Kejawanan
Cirebon Jawa Barat. Bertujuan untuk memilih salah satu model peramalan
produksi hasil perikanan tangkap komoditas unggulan yang ada di PPN
Kejawanan Cirebon Jawa Barat. Penelitian ini mengambil data langsung dari TPI
Higienis PPN Kejawanan Cirebon, data tersebut adalah data produksi ikan hasil
tangkapan pada tahun 2016-2020. Penelitian ini menggunakan analisis pada
datanya yang pertama dengan menjelaskan tujuan dari peramalan, kedua
melakukan proses pembuatan diagram pencar dan yang terakhir itu memilih mana
model peramalan yang baik dan tepat. Hasil yang didapat untuk model peramalan
cumi-cumi, ikan layang, ikan lemuru, ikan pari dan ikan tenggiri di PPN
Kejawanan Cirebon.

7
Penelitian ini dilakukan oleh Hikmah Rastikarany (2008), yang berjudul
Analisis pengaruh kebijakan tarif dan non tarif uni eropa terhadap ekspor tuna
Indonesia. Bertujuan untuk Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi dan
melihat pengaruh kebijakan dalam peramalan perdagangan UE terhadap volume
ekspor tuna Indonesia. Kebijakan mengenai tarif bea masuk UE antara lain EC
No. 2886/96, EC No. 980/2005 yang berlaku tahun 2006-2008, dan EC No.
975/2003 mengatur pengurangan tarif khusus tuna kaleng asal Indonesia,
Thailand dan Filiphina. Kebijakan non-tarif terangkum dalam EC No. 178/2002,
kemudian diperjelas dalam aplikasinya oleh EC No. 466/2001, EC No. 852/2004,
EC 853/2004, EC No. 854/2004, EC No. 882/2004 dan EC No. 2073/2005. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tarif, kebijakan non tarif UE dan volume ekspor
dua tahun sebelumnya mempunyai pengaruh terhadap volume ekspor tuna
Indonesia pada tahun ke-t. Model semi-log merupakan model terbaik untuk
menggambarkan kondisi tersebut. Nilai Adj R2 yang didapat sebesar 0,454 atau
45, 4% yang berarti bahwa 45, 4% volume ekspor tuna ke UE dipengaruhi oleh
besarnya tarif masuk UE untuk tuna, kebijakan non tarif dan volume ekspor tuna
dua tahun sebelumnya. Nilai elastisitas tarif yang didapat sebesar-0, 64 atau
bersifat inelastis. Evaluasi statistik menunjukkan kebijakan non tarif tidak
berpengaruh nyata mengurangi volume ekspor tuna Indonesia. Hal ini sesuai
fakta bahwa UE tetap memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk terus
meningkatkan ekspor dengan mutu yang ada namun tetap harus dilakukan usaha
penyetaraan mutu. Metode trend merupakan metode terbaik dalam peramalan
volume ekspor tuna ke UE pada lima tahun kedepan karena memiliki nilai MSE
yang paling rendah. Hasil peramalan yang didapatkan memperlihatkan bahwa
volume ekspor tuna ke UE pada lima tahun kedepan terus mengalami
peningkatan.
Penelitian ini dilakukan oleh Ivana Larasati Putri Navalina,dkk (2020),
yang berjudul Forecasting Produksi Perikanan Laut Yang Dijual diTPI (Ton)
Dengan Metode Single Exponential Smoothing. Bertujuan untuk mengetahui
peramalan produksi ikan yang dijual di TPI tahun 2018-2020. Hal ini diharapkan
dapat membantu pemerintah dalam perumusan rencana dan strategi terkait

8
produksi ikan laut untuk meningkatkan PDRB perikanan di Jawa (tingkat
regional) dan PDRB perikanan di Indonesia (tingkat nasional) serta berkontribusi
di bidang informasi. dan ekonomi makro. Penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif kuantitatif dan menggunakan data yang diperoleh melalui website
resmi Badan Pusat Statistik. Penelitian ini menggunakan metode Single
Exponential Smoothing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah dengan
produksi ikan laut terendah berada di wilayah DI Yogyakarta, sehingga
pemerintah harus menyusun strategi untuk memaksimalkan produksi ikan agar
dapat meningkatkan kontribusi PRDB di Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan oleh Yayan Hikmayan,dkk (2011), yang berjudul
Evaluasi kebijakan peningkatan produksi perikanan budidaya. Bertujuan untuk
memberikan informasi pelaksanaan peramalan di bidang perikanan, baik
perikanan budidaya maupun perikanan tangkap yang memanfaatkan big data
terkait industrialisasi perikanan. Metode yang digunakan adalah dengan
mengumpulkan literatur yang membahas tentang peramalan khususnya peramalan
di bidang perikanan, kemudian mengelompokkannya ke dalam bidang perikanan
tangkap dan perikanan budidaya. Hasil survei literatur ini dapat memberikan
gambaran tentang pelaksanaan peramalan di bidang perikanan. Peramalan
dilakukan untuk mengetahui kualitas air, jumlah produksi hingga harga produk
untuk masa yang akan datang dalam kisaran tahunan, bulanan, mingguan hingga
satuan jam. Prakiraan ini dapat bermanfaat bagi para pemangku kepentingan di
bidang perikanan untuk menentukan strategi dan kebijakan yang akan diterapkan
di masa mendatang.
Penelitian ini dilakukan oleh Sri Imelda Edo, dkk. (2020). yang berjudul
Model Peramalan Produksi Perikanan Laut Komoditas Unggulan NTT Di Kota
Kupang. Bertuan untuk menentukan model peramalan produksi perikanan laut
komoditas unggulan NTT di kota Kupang, khususnya ikan tuna, cakalang dan
kerapu. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian matematika
terapan. Data utama berupa data sekunder yang diperoleh dari BPS NTT dan
dinas perikanan NTT. Sedangkan data pendukung diperoleh dari nelayan di lima
pelabuhan penangkapan Ikan di Kota Kupang. Analisi data dilakukan mengikuti

9
prosedur peramalan yaitu Mendefinisikan Tujuan Peramalan, Membuat diagram
pencar (Plot Data), Memilih model peramalan yang tepat. Hasil yang diperoleh
berupa model peramalan produksi, dan ikan Tuna, cakalang kerapu.
Penelitian ini dilakukan oleh Mita Febianah,dkk. (2020). yang berjudul
Model Peramalan Produksi Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan
Kejawanan Cirebon Jawa Barat. Bertuuan untuk memilih salah satu model
peramalan produksi hasil perikanan tangkap komoditas unggulan yang ada di
PPN Kejawanan Cirebon Jawa Barat. Penelitian ini mengambil data langsung dari
TPI Higienis PPN Kejawanan Cirebon, data tersebut adalah data produksi ikan
hasil tangkapan pada tahun 2016-2020. Penelitian ini menggunakan analisis pada
datanya yang pertama dengan menjelaskan tujuan dari peramalan, kedua
melakukan proses pembuatan diagram pencar dan yang terakhir itu memilih mana
model peramalan yang baik dan tepat.
Penelitian ini dilakukan oleh Dita Novia Pradini,dkk. (2020).bertjuan untuk
menetukan jumlah produksi ikan dan produksi ikan setiap alat tangkap
memprediksi jumlah produksi ikan akan digunakan sistem peramalan metode
SARIMA (Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average) yang akan
dihitung dengan menggunakan sebuah aplikasi yang berjalan pada web.
Menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan framework CodeIgniter dan
MySQL sebagai database. Dari penelitian dan pengujian yang dilakukan didapat
bahwa sistem yang dibuat telah mampu menentukan model SARIMA yang tepat
pada jumlah produksi ikan dan jumlah produksi ikan setiap alat tangkap di Dinas
Perikanan Kabupaten Malang. Data yang digunakan adalah periode data dari
Januari 2014 hingga Desember 2019. Peramalan jumlah produksi ikan
menggunakan model SARIMA memiliki tingkat akurasi terkecil dengan nilai
rata-rata MAPE 11.005%. Dari hasil evaluasi error yang dilakukan menunjukkan
bahwa SARIMA baik digunakan dalam prediksi jumlah produksi ikan.
Penelitian ini dilakukan Oleh Febriyani dan Rohman (2020) dengan
judul Peramalan Produksi Perikanan Budidaya di Kabupaten Malang dengan
Metode Exponantial Smoothing. Penelitian ini bertujuan melakukan peramalan
hasil produksi ikan budidaya agar dapat dilakukan langkah strategis apabila

10
mendekati batas waktu yang ditentukan belum memenuhi target. Metode yang
digunakan adalah metode simple exponential smoothing. Data yang digunakan
sebanyak 18 data dari tahun 2001 sampai 2018 yang didapatkan dari Kabupaten
Malang Dalam Angka. Evaluasi hasil peramalan dilakukan dengan menghitung
nilai rata-rata error dengan menggunakan metode Mean Absolut Percentage
Error (MAPE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai MAPE model
peramalan produksi perikanan budidaya Kabupaten Malang sebesar 17 %
(kategori baik=10%-20%). Hasil peramalan produksi perikanan budidaya di
Kabupaten Malang tahun 2019 adalah sebesar 17798.16 ton.
Penelitian ini dilakukan oleh Razak dan Riksakomara (2017) dengan
judul Peramalan Jumlah Produksi Ikan dengan menggunakan Backpropagation
Neural Network (Studi Kasus : UPTD Pelabuhan perikanan banjarmasin).
Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi hasil tangkapan ikan dari kapal-
kapal nelayan dan mendistribusikannya ke berbagai daerah untuk dipasarkan
dalam setiap bulannya. Hasil pemasaran ini nantinya akan digunakan
Pemerintah Daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari
provinsi itu sendiri. Permasalahan yang ada adalah jumlah produksi ikan ini
umumnya tidak menentu pada setiap bulannya yang mungkin juga dapat
berdampak pada kegiatan utama lainnya, seperti penyaluran es pendingin,
penyediaan air bersih, dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan proses
produksi. Hal seperti ini merupakan permasalahan lumrah dalam bidang
peramalan, yaitu ketidakpastian suatu keadaan apabila dilihat fakta-fakta history
yang telah lalu. Oleh karena itu, penulis mencoba mencari solusi dengan
penggunaan metode peramalan ANN untuk melihat sistemasi dari kegiatan
produksi pada instansi ini. Artificial Neural Network (ANN) merupakan sebuah
sistem pemrosesan data dengan meniru cara kerja sistem saraf manusia. ANN
merupakan sebuah sistem yang terdiri atas banyak elemen pemrosesan
sederhana yang terhubung secara paralel. Backpropagation Neural Network
(BPNN) dikatakan memiliki kelebihan dalam aspek pembelajaran sistem
(adaptive) dan memiliki resiko kesalahan kecil (fault tolerance) terhadap
pemecahan masalah. Diharapkan dari hasil penelitian ini didapatkan model,

11
output, hasil analisis, dan aplikasi peramalan produksi ikan yang dapat
digunakan oleh instansi terkait untuk memprediksi variabel produksi ikan pada
periode-periode berikutnya.
Penelitian ini diakukan oleh Nasution dkk (2019) .Penelitian ini
bertujuan untuk mengestimasi jumlah produksi ikan tuna/madidihang (yellowfin
tuna) yang didaratkan di PPS Kutaraja pada tahun 2018 dan 2019. Estimasi
tersebut dapat membantu Pemerintah Aceh dalam mengontrol pemesanan ikan
tuna/madidihang (yellowfin tuna) dari dalam maupun luar negeri, sehingga
jumlah ikan tuna/madidihang (yellowfin tuna) yang ditangkap dan dipesan
dapat seimbang agar pengendalian persediaan (stock control) dapat berjalan
dengan baik. Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Triple Exponential Smoothing dengan menggunakan data bulanan
jumlah produksi tuna/madidihang (yellowfin tuna) yang didaratkan di PPS
Kutaraja dari bulan Januari tahun 2010 sampai dengan bulan Desember tahun
2017.
Penelitian yang dilakukan oleh Indah dan Rahmadani (2018) berjudul
"Sistem Forecasting Perencanaan Produksi dengan Metode Single Eksponensial
Smoothing pada Keripik Singkong Srikandi Di Kota Langsa". Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melakukan peramalan penjualan keripik singkong
agar dapat meningkatkan keuntungan dan menghindari terjadinya kelebihan
maupun kekurangan dalam memproduksi keripik singkong. Metode yang
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan
menggunakan metode single eksponensial smoothing. SES adalah metode
pemulusan tunggal yang menambahkan parameter alpha dalam modelnya untuk
mengurangi faktor kerandoman. Single Eksponensial Smoothing melakukan
perbandingan dalam menentukan alpha untuk menghasilkan kesalahan
peramalan yang paling kecil dan kesalahan peramalan yang minimumlah yang
akan dipilih untuk mencari peramalan periode selanjutnya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa SES cenderung mempunyai nilai kesalahan yang kecil
yaitu pada tahun 2015 dengan alpha 0,2 berjumlah 25.641 dan alpha 0,4
berjumlah 25.812.

12
Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha dan Suletra (2017) berjudul
"Analisis Metode Peramalan Permintaan Terbaik Produk Oxycan pada PT.
Samator Gresik" Produk Oxycan merupakan produk oksigen dalam kemasan
yang diproduksi PT. Samator Gresik. PT. Samator Group hanya memproduksi
produk Oxycan di cabang Gresik saja. Oleh karena itu, peramalan permintaan
sangat perlu dilakukan agar dapat memenuhi permintaan produk Oxycan di
berbagai wilayah Indonesia. Lima metode peramalan Time Series, yaitu metode
naif (naïve), Moving Average, Weighted Moving Average, Double Exponential
Smoothing, dan proyeksi terhadap tren akan digunakan pada penelitian ini.
Perhitungan kesalahan peramalan menggunakan kriteria kesalahan terkecil
MSE, MAE dan MAPE. Dari hasil analisis pengolahan data diperoleh metode
terbaik adalah metode Double Exponential Smoothing dengan hasil nilai MSE
sebesar 968877,92; MAE sebesar 14372,35; dan MAPE sebesar 1,3%. Ramalan
permintaan oxycan untuk empat bulan mendatang, yaitu bulan Oktober 2016
sampai bulan Januari 2017 adalah 25690 can, 25789 can, 25799 can, dan 25800
can.
Penelitian yang dilakukan oleh Purba (2015) berjudul "Perancangan
Aplikasi Peramalan Jumlah Calon Mahasiswa Baru Yang Mendaftar
Menggunakan Metode Single Exponential Smothing" Peramalan (forecasting)
merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien.
Peramalan adalah prediksi, proyeksi atau estimasi tingkat kejadian yang tidak
pasti dimasa yang akan datang. Peramalan pada Universitas Islam Sumatera
Utara untuk meramalkan jumlah calon mahasiswa baru yang mendaftar
merupakan suatu sistem yang sangat di butuhkan pada universitas tersebut.
Keberadaan metode Single Exponential Smoothing merupakan prosedur
perbaikan terus-menerus pada peramalan terhadap objek pengamatan terbaru.
Metode peramalan ini menitik-beratkan pada penurunan prioritas secara
eksponensial pada objek pengamatan sebelumnya. Dalam pemulusan
eksponensial atau exponential smoothing terdapat satu atau lebih parameter
pemulusan yang ditentukan secara eksplisit, dan hasil ini menentukan bobot
yang dikenakan pada nilai observasi.

13
Penelitian yang dilakukan oleh Bastuti dan Teddy (2017) berjudul
"Analisis Persediaan Barang Dengan Metode Time Series Dan Sistem
Distribution Requirement Planning Untuk Mengoptimalkan Permintaan Barang
Di PT. ASRI MANDIRI GEMILANG" Pada penelitian ini penulis menganalisa
persediaan barang dan sistem distribusi Zinklor HT 661A dengan Metode Time
Series dan Distribution Requirement Planning. Penelitian ini dilakukan dengan
mengambil data laporan persediaan barang di unit penyimpanan Zinklor HT
661A dari bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Januari 2015. Hasil dari
pengolahan data menunjukkan bahwa Metode Time Series yang tinggi tingkat
keandalannya adalah model peramalan Rata-rata Bergerak terbobot per 4 bulan
dengan tingkat persediaan 117 cans dan nilai MAD nya adalah 5,25.
Penelitian yang dilakukan oleh Wanti, dkk (2019) berjudul
"Implementasi Metode User Centered Design Pada Sistem Pendukung
Keputusan Peramalan Penjualan Ikan Hias". Penelitian ini bertujuan untuk
membantu pemilik toko mengambil keputusan dalam menentukan penyediaan
stok ikan hias. Implementasi metode user centered design untuk sistem
pendukung keputusan yang digunakan untuk meramalkan penjualan ikan hias
dengan mengolah data penjualan ikan hias pada periode sebelumnya untuk
memperoleh prediksi penjualan pada periode selanjutnya. Metode yang
diimplementasikan adalah metode user centered design dimana dalam proses
pembuatan sistem pendukung keputusan ini selalu melibatkan user dalam hal ini
pemilik toko sebagai pengguna aplikasi. Hasil dari penelitian tentang sistem
pendukung keputusan adalah peramalan penjualan ikan hias dengan sistem
pendukung keputusan menggunakan dua metode yaitu metode trend moment
untuk membantu pemilik toko menentukan stok ikan dan penggunanan metode
user centered design untuk merancang sistem pendukung keputusan yang sesuai
dengan kebutuhan dan kemauan user.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, dkk (2021) berjudul
"Implementation of the Support Vector Regression Algorithm And Particle
Swarm Optimization In Sales Forecasting" Penelitian ini menggunakan
algoritme Support Vector Regression karena merupakan salah satu teknik

14
peramalan yang dikategorikan baik dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
Algoritme Particle Swarm Optimization diintegrasikan untuk optimasi atribut
agar akurasi peramalan dapat lebih baik. Berdasarkan hasil pengujian,
didapatkan SVR-PSO menghasilkan nilai RMSE 9.40.
Penelitian yang dilakukan oleh Mubarak, dkk (2020) berjudul "Prediksi
Hasil Tangkapan Ikan Menggunakan Fuzzy Time Series". Prediksi hasil
tangkapan ikan merupakan suatu cara dalam memperkirakan hasil tangkapan
nelayan yang selama ini ditangani oleh Dinas Perikanan Kota Pontianak dengan
menggunakan data historis yang tercatat di Dinas tersebut. Data historis tersebut
dapat digunakan sebagai faktor memprediksi yang bermanfaat untuk mengambil
kebijakan bagi nelayan dan Dinas Perikanan kedepannya, tetapi sebelum sampai
ketahap itu dilakukan penelitian untuk menganalisa seberapa baik dan seberapa
akurat prediksi yang dihasilkan dari data historis tangkapan ikan yang tercatat
selama ini pada Dinas Perikanan Kota Pontianak. Data yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 60 data dari Januari 2014 hingga Desember 2018.
Metode yang digunakan dalam prediksi yaitu dengan Fuzzy Time Series dibagi
menjadi 5 (lima) tahap, yaitu Fuzzy Set, Fuzzifikasi, FLR (Fuzzy logic
Relationship), FLRG (Fuzzy logic Relationship Group), dan Defuzzifikasi

15
III METODE PRAKTEK
A. Waktu dan Lokasi Praktek Lapang
Praktek lapang ini akan dilaksanakan pada Bulan Januari sampai dengan
Mei Tahun 2022 di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kota Kendari
khusunya pada pelaku usaha perikanan.
B. Teknik Penarikan Sampel
Tenik pengambilan sampel pada praktek lapang ini adalah sampel acak
sederhana (Simple Random Sampling). Menurut Ruqoye (2012), menyatakan
definisi sampel acak sederhana Simple Random Sampling) adalah cara
pengambilan sampel dengan memilih langsung dari populasi dan besar peluang
setiap anggota populasi untuk menjadi sampel sangat besar.
Metode pengambilan sampel atau teknik sampling memiliki tujuan yang
sama, yaitu memberikan kesempatan untuk menentukan unsur atau anggota
populasi untuk di masukkan ke dalam sampel. Metode yang dilakukan untuk
memilih sampel atau mengambil sampel dalam penelitian ini adalah dengan
probability sample. Metode penarikan sampel probabilitas adalah suatu metode
yang memberikan kesempatan sama terhadap anggota populasi untuk menjadi
sampel (Suharyadi, 2009).
Penarikan sampel probabilitas yang dipakai dalam penelitian ini
menggunakan penarikan sampel acak terstruktur yang dikenal dengan stratified
random sampling. Penarikan sampel ini digunakan untuk populasi yang
mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen. Penarikan sampel acak
terstruktur dilakukan dengan membagi anggota populasi dalam beberapa
subkelompok yang disebut strata, lalu suatu sampel dipilih dari masing-masing
stratum (Suharyadi, 2009).

C. Metode pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data, merupakan cara yang digunakan dalam


penelitian untuk mengumpulkan data yang diinginkan, adapun teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

16
1. Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan atau teknik yang dilakukan
dengan mengadakan suatu pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis. Sedangkan sumber lain mengatakan “observasi atau pengamatan
merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Khaatimah & Wibawa,
2017).
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan cara tanya jawab antara
penanya atau pewawancara dengan responden atau penjawab. Sedangkan sumber
lain berpendapat “wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik
pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif
dan kuantitatif. Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka
secara individual (Khaatimah & Wibawa, 2017).
3. Quesioner
Quisioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan
mengenai suatu masalah/bidang yang akan diteliti.
4. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data
yang dilakukan denan jalan mencatat data-data yang sudah ada. Sedangkan
pendapat lain menjelaskan bahwa dokumentasi adalah cara pengumpulan data
melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip (Khaatimah & Wibawa, 2017).

D. Konsep Operasional

Dalam penelitian yang akan dilakukan konsep operasional pada


analisis pemasaran hasil perikanan sebagai berikut:
1. Peramalan adalah metode untuk memperkirakan informasi dalam menentukan arah
masa depan dengan menggunakan data historis sebagai acuan.

17
2. Teknik peramalan adalah teknik yang menggunakan data untuk membuat estimasi
tentang tren di masa depan.
3. Metode kualitatif adalah peramalan yang didasarkan pemikiran yang bersifat intuisi,
pendapat dan pengetahuan dari penyusun.
4. Metode kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa
lalu.
5. Tujuan peramalan untuk mengkaji kebijakan perusahaan yang berlaku saat ini dan
pada masa lalu serta melihat sejauh mana pengaruh pada masa mendatang.
6. Kausal adalah metode yang menunjukkan adanya hubungan sebab akibat dengan
suatu variabel bebas.
7. Metode Time Series adalah metode yang didasarkan pada data-data yang dicatat
dalam jangka waktu berurutan.
8. Regresi adalah suatu metode analisis yang biasa digunakan untuk melihat pengaruh
antara dua atau banyak variabel.
9. Smoothing adalah peramalan dengan cara mengambil rata-rata dari nilai-nilai pada
beberapa periode untuk menaksir nilai pada suatu periode tertentu.
10. Rata-rata adalah suatu metode yang dibuat dengan menggunakan data t sebagai
data dasar, dan data lain sebagai data yang diuji atau diramaikan.
11. Moving average adalah metode peramalan perataan nilai dengan mengambil beberapa
pengamatan yang kemudian dicari rata-ratanya, lalu menggunakan rata- rata tersebut
sebagai ramalan untuk periode berikutnya.

E. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Untuk menjawab permasalahan dalam praktek ini, maka
analisis data yang digunaka yaitu :
1. Untuk mengetahui tujuan peramalan yang dilakukan oleh pelaku usaha perikanan maka
digunakan analisis kualitatif. Analisis kualitatif merupakan proses pelacakan serta
pengaturan secara sistematis catatan lapangan yang telah diperoleh dari wawancara,
observasi agar peneliti dapat melaporkan hasil penelitian.

18
2. Untuk mengetahui teknik peramalan apa yang digunakan oleh pelaku usaha perikanan
di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) maka digunakan analisis kualitatif. Analisis
kualitatif merupakan proses pelacakan serta pengaturan secara sistematis catatan
lapangan yang telah diperoleh dari wawancara, observasi agar peneliti dapat
melaporkan hasil penelitian.
3. Untuk mengetahui Bagaimana Proses yang digunakan oleh pelaku usaha perikanan di
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) maka digunakan analisis kualitatif. Analisis
kualitatif merupakan proses pelacakan serta pengaturan secara sistematis catatan
lapangan yang telah diperoleh dari wawancara, observasi agar peneliti dapat
melaporkan hasil penelitian.

19
QUISIONER PRAKTEK LAPANGAN

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama Responden :.............
2. Umur/jenis kelamin :..............Tahun / Laki-Laki/Perempuan*
3. Jabatan / unit kerja : .............
4. Masa Kerja :..................Tahun
5. Pendidikan Terakhir : SD / SMP / SMA / Diplola / S1 / S2 / Lain-
Lainnya (Sebutkan)*
Keterangan : * Coret yang tidak perlu

B. Gambaran Umum Perusahaan / Profil Usaha


1. a. Nama Perusahaan :
b. Alamat Perusahaan :
2. Produksi Utama :
3. Produksi Sampingan :
4. Pendirian :
5. Kemitraan :

C. Aspek Manajemen Usaha :

1. Apakah pelaku usaha melakukan proses peramalan dalam menjalankanusahanya :


a. Ya b. Tidak

2. Apa tujuan pelaku usaha melakukan proses peramalan ?


Jawaban :

3. Bagaimanakah proses peramalan yang dilakukan oleh pelaku usaha ?


Jawaban :

4. Teknik peramalan apakah yang digunakan pelaku usaha ?


Jawaban :

5. Bagaimana cara pelaku usaha menentukan teknik peramalan yang akan ia


gunakan
Jawaban :

20
6. Apakah pelaku usaha melakukan proses peramalan setiap tahun?
Jawaban :

7. Apa yang akan dilakukan oleh pelaku usaha apabila peramalan yang dilakukantidak
akurat?
Jawaban :

8. Bagaimana cara pelaku usaha memantau keakuratan peramalan?


Jawaban :

9. Apakah pelaksanaan proses peramalan itu efektif dalam menjalankan kegiatan


usaha?
Jawaban :

10. Data produksi yang dipemasaran 10 tahun terakhir


Jawaban :

21
DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z., Harahap N., Asmarawati L. 2017.Pemasaran Hasil Perikanan.

Abd Hamid, N. Z., & Noorani, M. S. M. (2014). Suatu kajian perintis menggunakan
pendekatan kalut bagi pengesanan sifat dan peramalan siri masa kepekatan PM10.
Sains Malaysiana, 43(3), 475-481.
Abd Hamid, N. Z., & NOORANI, M. S. M. (2017). Aplikasi model baharu
penambahbaikan pendekatan kalut ke atas peramalan siri masa kepekatan ozon.
Sains Malaysiana, 46(8), 1333-1339.
Ahmad, F. (2020). Penentuan Metode Peramalan pada Produksi Part New Granada Bowl
ST di PT. X. Jisi: Jurnal Integrasi Sistem Industri, 7(1), 31-39.
Akhmad. 2018. Manajemen Operasi Teori dan Aplikasi dalam Dunia Bisnis. Azkiya
Publishing. Bogor
Arumsari, M., & Dani, A. T. R. (2021). Peramalan Data Runtun Waktu menggunakan
Model Hybrid Time Series Regression– Autoregressive Integrated Moving
Average. Jurnal Siger Matematika, 2(1), 1-12.
Agustina R.D., Mudzakir K.A., Yulianto T. 2014. Analisis Distribusi Pemasaran
Rajungan (Portunis pelagicus) di Desa Betahwalang Kabupaten Demak. Jurnal
Manajemen dan Teknologi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. 3 (3) : 190-199
hlm.
Antalani D.,Jusuf N.,Kotambunan O.V.2018. Manajement Usaha Perikanan Tangkap
Pancing Ulur di Desa Arakan Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan
Provinsi Sulawesi Utara.Vol.6:(11).hlm.851-858
Bastuti, S. dan Teddy. 2017. Analisis Persediaan Barang Dengan Metode Time Series
Dan Sistem Distribution Requirement Planning Untuk Mengoptimalkan Permintaan
Barang Di PT. Asri Mandiri Gemilang. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional. 116-
126
Daft dan Richard L. 2006. Manajemen. Salemba Empat. Jakarta
Delia S.2017. Analisis EfisiensiPeramalan di Pulau Pasaran Kota. Bandar Lampung.
Departemen Ekonomi Sumber Dayadan Lingkungan. Fakultas EkonomiDan
Manajemen (IPB).
Diyah K dan Narto. 2021.Implementasi Peramalan Penjualan Ikan Laut untuk Optimasi
Persediaan Bahan Baku (Studi Kasus di UD Harum Bunga Gresik).Jurnal Rekayasa
Industri. Vol 6. No 2
Edo S.I., Kamlasi Y., Tasik W.Y.,2020. Model Peramalan Produksi Perikanan Laut
Komoditas Unggulan NTT Di Kota Kupang. Jurnal Vokasi Ilmu-Ilmu
Perikanan (JVIP). 1:(1).
Fauziah, N., Wahyuningsih, S., & Nasution, Y. N. (2016). Peramalan
Mengunakan Fuzzy Time Series Chen (Studi Kasus: Curah Hujan Kota Samarinda).
Jurnal Statistika Universitas Muhammadiyah Semarang, 4(2).
Febianah M.,dkk.2021. Model Peramalan Produksi Perikanan Tangkap di Pelabuhan
Perikanan Kejawanan Cirebon Jawa Barat. Jurnal Vokasi Ilmu-Ilmu Perikanan
(JVIP) 2:(1).
Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasi. PT. Grasindo. Jakarta
Hikmayani, Y., Yulisti, M. dan Hikmah. 2012. Evaluasi Kebijakan Peningkatan Produksi
Perikanan Budidaya. J. Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 2 (2):
85-102

22
Indah, D., R. dan Rahmadani, E. 2018. Sistem Forecasting Perencanaan Produksi dengan
Metode Single Eksponensial Smoothing pada Keripik Singkong Srikandi Di Kota
Langsa. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi. 2 (1): 10-18
Ismail G. Supardi S. Dan Wahyuningsih. 2008. Analysis Efisiensi Marketing System of
Fresh Laying Fish on Pelabuhan Fish Auction in Tegal City. Jurnal
Mediaagro.Volume IV (2) : 39– 50
Jatipaningrum, M. T. (2016). Peramalan Data Produk Domestik Bruto dengan Fuzzy
Time Series Markov Chain. Jurnal Teknologi, 9(1), 31-38.
Khaatimah, H. dan Wibawa, R. 2017. Efektivitas Model Pembelajaran
Cooperative Intergrated Reading And Composition Terhadap Hasil Belajar. Jurnal
Teknologi Pendidikan. 2 (2) : 76-87
Mubarak, R., Tursina dan Pratama, E., E. 2020. Prediksi Hasil Tangkapan Ikan
Menggunakan Fuzzy Time Series. JUSTIN (Jurnal Sistem dan Teknologi
Informasi. 8 (3) : 303-30
Munawaroh, D. Y., & Hayati, M. N. (2015). Analisis Regresi Variabel Mediasi dengan
Metode Kausal Step (Studi Kasus: Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Perkapita di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2011-2013). Jurnal
Eksponensial, 6(2).
Navalina I.L.P.,dkk. 2020. Forecasting Produksi Perikanan Laut Yang Dijual di Tpi
(Ton) Dengan Metode Single Exponential Smoothing. Media Mahardhika.
18:(2).hm: 206-214
Nasution M.H.,Samsul A., Fitri A., Zhra A.F.2019.Peramalan Jumlah Ikan
Tuna/Madidihang (Yellowfin Tuna) Yang Didaratkan Di PPS Kuta Raja Kota
Banda Aceh Dengan Metode Triple Exponential Smooting.Jurnal Ilmu Perikanan.
Vol 10 (1) hlm 8-14
Pradini dkk.2020.Sistem Peramalan Jumlah Produksi Ikan Berbasis WEB Dengan
Metode Seasional Autoregressive Integrated Moving
AverangeYogyakarta.55581.299 hlm.
Rohman A.N dan Supriatin F.E. 2020.Peramalan Produksi Perikanan Budidaya Di
Kabupaten Malang Dengan Metode Exponential Smooting. Jurnal Ilmiah Jurusan
Budidaya Perairan. Vol.5(2).hlm 51-58
Rahman D.,Sukarsa K.G., Sumarjaya W.2018. Perbandingan Peramalan Hasil Produksi
Ikan Menggunakan Metode Permulusan Eksponensial Holt- Winters Dan Arima.E-
Jurnal Matematika. Vol.7:(4).hlm.371-376.
Ramli. 2019.Anaisis Hubungan Produksi Perikanan Tangkap Laut, Curah Hujam
dan suhu permukaan aut dnegan Model Vector Autoregresive .Vol 8(2)
Satalina, D. (2014). Kecenderungan perilaku cyberbullying ditinjau dari tipe kepribadian
ekstrovert dan introvert. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 2(2), 294-310.
Syamsiah, N. O., & Purwandani, I. (2019). Penerapan Neural Network Untuk Peramalan
Data Time Series Univariate Jumlah Wisatawan Mancanegara. Jurnal Mantik
Penusa, 3(3)
Yodiatmaja, B. (2012). Hubungan antara bi rate dan inflasi pendekatan kausalitas
toda–yamamoto. JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan, 5(2). UBpres.jl,Veteran
10-11 Malang, Indonesia. 2018.

23
MATERI II : PERENCANAAN LOKASI PERUSAHAAN

I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Kendari sebagai kota otonom sekaligus sebagai Ibu kota Provinsi Sulawesi
Tenggara mempunyai ciri-ciri kota pada umumnya, yaitu menonjolnya aktivitas jasa,
perdagangan dan industri yang dito-pang oleh sumberdaya dari wilayah sekitarnya.
Pemerintah Kota Kendari terus berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
walaupun dengan keterbatasan kapasitas sumberdaya. Oleh sebab itu diperlukan
strategi pemanfaatan sumberdaya dan sumberdana untuk menggerakkan ekonomi lokal
(Iswandi dkk, 2011).

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari merupakan salah satu pelabuhan


perikanan terbesar yang ada di Sulawesi dengan luas sekitar 40,55 ha. Letak PPS
Kendari dalam teluk Kendari (Sulawesi Tenggara) sehingga sangat aman dari gangguan
angin maupun ombak. PPS Kendari dikenal juga sebagai pelabuhan perikanan tipe A
atau kelas I, dimana dirancang terutama untuk melayani kapal perikanan berukuran > 60
GT dan dapat menampung 100 buah kapal atau 6000 GT sekaligus. Selain itu, dapat pula
melayani kapal ikan yang beroperasi di perairan lepas pantai, ZEE dan perairan
internasional. Jumlah ikan yang didaratkan sekitar 40.000 ton/ tahun dan juga
memberikan pelayanan untuk ekspor (Ira, 2014).

Menjalankan usaha atau bisnis terdapat banyak faktor yang harus di perhatikan
oleh pengusaha demi keberhasilan usahanya. Lokasi perusahaan merupakan kunci bagi
efisiensi dan efektifitas keberlangsungan perusahaan jangka Panjang (Haming &
Nurjamuddin, 2007 : 47). Untuk bisa mempertahankan hidup pengusaha harus
bekerja keras dan mampu berkopetisi dengan cara competitor. Dalam situasi persaingan,
faktor lokasi dapat menjadi faktor-faktor yang kritis dan membuatnya menjadi sangat
penting (Handoko, 2000
: 65).

24
Keputusan pemilihan lokasi strategi yang di gunakan biasanya adalah strategi
untuk meminimalkanbiaya, sedangkan untuk bisnis eceran dan jasa professional,
strategiyang di gunakan tefokus pada memaksimalkan pendapatan (Heizer & Render,
2009 : 486). Usahawan sering membuat kesalahan dalam pemilihan lokasi dan tempat
fasilitas-fasilitas produksinya. Misal, dapat lokasi, tenaga kerja sulit di peroleh, lokasi
harga murah tetapi kondisi tanah jelek, sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya
ekstra dalam membangun fondasinya. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat
mengakibatkan perushaan beroperasi dengan tidak efisien dan tidak efektif.

Faktor yang perlu di pertimbangkan dalam pemilihan lokasi, meskipun ada


beberapa faktor yang berpengaruh, namun faktor kedekatan dengan pasar (konsumen)
lebih diutamakan untuk jenis jasa. Lokasi ini dapat dilihat : 1) Lingkungan bisnis, yaitu
mengenal kedekatan lokasi usaha dengan usaha lain/pesaing, kedekatan dengan
konsumen, kedekatan dengan supplier, dan kedekatan penyediaan
peralatan/perlengkapan produksi. 2) Biaya lokasi yaitu mengenai harga sewa bangunan,
ada tidaknya biaya renovasi, tingkat suku bunga, biaya tenaga kerja, dan besarnya pajak.
Kedua faktor inilah yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi karena
mementukan biaya yang harus dikeluarkan dan keuntungan yang akan diperoleh serta
keberhasilan yang akan dicapai. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegiatan
usahanya mengalami pasang surat bahkan tutup, salah satu faktornya adalah kesalahan
dalam memilih lokasi/tempat usaha.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat
ditarik rumusan masalah yaitu:
1. Apa yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi di Pelabuhan
Perikanan Samudera (PPS) ?
2. Bagaimana langkah-langkah dalam menentukan lokasi perusahaan di
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) ?
3. Metode apa yang digunakan perusahaan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
dalam memilih lokasi perusahaan ?

25
C. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan pratek lapang yang ingin dicapai yaitu:

1. Untuk mengetahui apa yang menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi di


Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS).
2. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam menentukan lokasi
perusahaan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
3. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan perusahaan Pelabuhan
Perikanan Samudera (PPS) dalam memilih lokasi perusahaan.

Adapun keguanaan dari praktek lapang manajemen operasi usaha


perikanan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Bagi Pelaku Usaha
Memberikan dukungan instansi terkait agar pelaku usaha benar-benar memahami
dan mengerti ketentuan perlindungan konsumen ,pengawasan barang dan
penegakan hukum. Diharapkan pelaku usaha mematuhi kententuan perundang-
undangan yang ada khususnya bidang perlindungan konsumen .
2. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk menyelidiki keadaan dari alasan untuk dan konsekuensi terhadap suatu set
keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja dikontrol melalui percobaan
atau (eksperimen )berdasarkan observasi tanpa kontrol.
3. Bagi Pemerintah
Digunakan untuk menyusun data perekonomian , masing-masing instasi memiliki
kewajiban membuat laporan keuangan sehingga , data pada laporan
keuangan sebagai acuan dasar data ekonomi seperti anggaran belanja pada pos
biaya di laporan laba rugi. Menentukan besarnya pendapatan nasional ,pemerintah
akan menggunakan informal pada laporan keuangan untuk mengetahui jumblah
pendapatan nasional selama satu tahun.

26
II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

Penentuan lokasi merupakan hal krusial yang harus dipertimbangkan karena


pemilihan lokasi yang tepat sangat berpengaruh untuk keberlangsungan sebuah usaha
bahkan penentuan lokasi berfungsi sebagai magnet untuk menarik konsumen. Menurut
Tjiptono (2002:92), “Lokasi adalah tempat usaha beroprasi atau tempat usaha
melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi
ekonominya.” Sedangkan menurut Ujang Suwarman (2004:280), “Lokasi merupakan
tempat usaha yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang konsumen untuk dating
dan berbelanja.”
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi

Faktor seperti lingkungan masyarakat, fasilitas transportasi yang lancar, kualitas


dan kuantitas tenaga kerja akan mempunyai pengaruh ekonomis terhadap pemilihan
lokasi perusahaan. Di dalam menentukan lokasi suatu perusahaan di daerah mana
perusahaan itu akan dididikan dan dibagian mana di daerah itu akan didirikan di dalam
kota atau diluar kota. Secara umum penentuan lokasi dipengaruh oleh beberapa
faktor antara lain:
1. Lingkungan masyarakat
2. Sumberdaya alam
3. Sumberdaya manusia
4. Pasar produk
5. Sarana transportasi
6. Sarana Komunikasi
7. Pembangkit tenaga dan
8. Lahan untuk perluasan

Untuk mengambil keputusan tentang penentuan lokasi perusahaan, dewasa ini


telah tersedia berbagai model yang dapat membantu para investor dalam pengambilan
keputusan di daerah mana sebaiknya mereka mendirikan perusahaan. Secara umum
ada dua model Analisis dalam penentuan lokasi perusahaan yaitu: Analisis kualitatif
dan analisis Kuantitatif.

27
2. Metode Pemilihan Lokasi

Kegiatan dalam menentukan lokasi usaha tidkalah mudah, selain memperhatikan


faktor-faktor yang berkaitan dengan usahanya juga harus menilai dan memilih mana
lokasi usaha yang paling strategis dari beberapa alternatif calon lokasi usaha (Sugyono,
20015). Menurut Eddy Herjanto (2017), Terdapat beberapa metode yang sering
digunakan dalam pemilihan lokasi perusahaan, yaitu:
a. Pemeringkatan faktor
b. Analisis nilai ideal
c. Analisis ekonomi
d. Analisis volume-biaya
e. Pendekatan pusat gravit
f. Metode transportasi

B. Penelitian Terdahulu
Dwi indra lesmana (2017). melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh
pemilihan lokasi usaha terhadap kesuksesan usaha jasa mikro di jalan juanda samarinda.
Tujuan dari penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
faktor pemilihan lokasi (kedekatan dengan infrastruktur, lingkungan bisnis dan biaya
lokasi) terhadap jasa usaha mikro di Jl. Juanda Samarinda. Metode yang di gunakan
dalam penarikan sampel yaitu menggunakan metode sensus dan metode analisis yang
digunakan dalam penelitian adalah Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kedekatan dengan infrastruktur, lingkungan bisnis, dan biaya lokasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan usaha. Secara persial, maupun
secara simultan. Hasil penelitian ini juga menunjukan nilai R² sebesar 61,1%. Dari
kegiatan

28
variable bebas, biaya lokasi merupakan variable dengan pengaruh yang paling besar
dibandingkan dengan variable bebas yang lain.
Eko Nur Fu’ad (2015). Melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemilihan
Lokasi Terhadap Kesuksesan Usaha Berskala Mikro/Kecil Di Kompleks
Shopping Centre Jepara. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh pemilihan lokasi
terhadap kesuksesan usaha berskala mikro/kecil di kompleks shopping centre jepara.
Metode yang digunakan adalah metode sensus, hasilnya diolah dengan menggunakan
metode analisis model regresi berganda. Penelitian ini membuktikan bahwa factor-
faktor yang diteliti dalam penentuan lokasi usaha (dekat dengan infrastruktur, kondisi
lingkungan serta biaya lokasi) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
kesuksesan usaha. Pemilihan lokasi guna mencapai kesuksesan usaha bisa dijelaskan
dengan variasi ketiga variable independen penelitian yaitu dekat dengan infrastuktur,
kondisi lingkungan dan biaya lokasi. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai adjusted
R² sebesar 68%. Ketiga variable independen yang mempunyai pengaruh terbesar
terhadap kesuksesan usaha yaitu variable biaya lokasi sebesar 46%. Sedangkan dua
variable lainnya yaitu kondisi lingkungan dan kedekatan dengan infrastruktur masing-
masing berpengaruh sebesar 25% dan 24%. Dari hasil penelitian ini, disarankan bahwa
dalam pemilihan lokasi usaha, sebaiknya pemilik usaha lebih memperhitungkan biaya
yang dikeluarkan.
Mohammad Arief (2017). Melakukan penelitian dengan judul Penentuan Lokasi
Usaha Berdasarkan Pendekatan Mystique (Study Fenomenologi). Penelitian ini
bertujuan agar pengusaha baru jeli dalam menentukan lokasi dan memahami kebutuhan
konsumen, karena ahir-ahir ini prusahaan sulit membedakan mana yang menjadi
kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan dari konsumen selain itu penentuan lokasi
juga harus mempertimbangka kebudayaan (culture) yang bersifat magis tidak bisa
dinalar oleh data dan logika manusia, karena hal yang berbau mistik ini rupanya banyak
mengubah pola pikir (presepsi) masyarakat dalam menafsirkan kebiasaan dalam
keseharian mereka.
Ariffa Tio Hanggita (2018). Melakukan penelitian dengan judul Analisis
Faktor Pemilihan Lokasi Usaha Jasa Pada UMKM di Kecamatan Paciran.

29
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor yang paling dipertimbangkan dalam
memilih tempat usaha Pemberdayaan Skala Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) di
Paciran. Analisis data menggunakan analisis faktor. Berdasarkan analisis faktor,
yang paling faktor yang dipertimbangkan dalam memilih tempat usaha di Paciran adalah
sumber daya manusia & pajak (34,278%). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada 3
faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan tempat usaha, yaitu: sumber daya manusia
& pajak, kekuasaan, dan akses.
Trisna Murni (2015). Melakukan penelitian dengan judul Pemilihan Lokasi Usaha
dan Pengaruhnya Terhadap Keberhasilan Usaha Jasa Berskala Mikro dan Kecil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi dalam memperoleh keuntungan,
dan untuk menganalisis pengaruh bisnis faktor lingkungan dan biaya lokasi terhadap
keberhasilan usaha. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan alat stastistik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa
pemilihan lokasi berdasarkan faktor lingkungan bisnis dan factor biaya lokasi
memiliki pengaruh terhadap keberhasilan bisnis. Semakin baik lingkungan bisnis kondisi
di lokasi tersebut akan lebih mudah untuk mencapai kesuksesan, begitu pula sebaliknya.
Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh lokasi usaha, akan menentukan
tempat usaha yang strategis. Tempat usaha yang strategis akan mempercepat usaha
kesuksesan.
Penelitian yang dilakukan oleh Fathoni Ali, (2016) Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Terhadap Tingkat Penjualan Usaha Jasa Mikro di
Kabupaten Lamongan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang
bertujuan untuk mencari jawaban dari pertanyaan “apakah faktor kedekatan dengan
infrastruktur, lingkungan bisnis, biaya lokasi berpengaruh secara parsial dan simultan
terhadap tingkat penjualan usaha jasa skala mikro dan kecil di Desa Blimbing Kec.
Paciran Kab. Lamongan?”. “dan manakah variabel yang paling dominan terhadap
tingkat penjualan usaha jasa skala mikro dan kecil di Desa Blimbing Kec. Paciran Kab.
Lamongan?”.Penelitian ini menggunakan metode analisa data uji validitas dan uji
reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji goodness of fit.Hasil
penelitiannya yaitu untuk variabel infrastruktur tidak berpengaruh secara parsial
sedangkan variabel lingkungan

30
bisnis dan biaya lokasi berpengaruh secara parsial.Dan untuk semua variabel memiliki
pengaruh secara simultan.Dan variabel yang paling dominan dimiliki oleh variabel
lingkungan bisnis.Dari hasil analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa infrastruktur tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat penjualan, sedangkan lingkungan bisnis dan
biaya lokasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat penjualan.Berdasarkan kesimpulan
diajukan saran kepada pengusaha agar lebih cermat dalam menentukan pemilihan lokasi
guna meningkatkan tingkat penjualan yang diharapkan semua pengusaha.
Penelitian yang dilakukan oleh Maulana Sugiarto Yogi, (2018) Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Pabrik Pt Sung Chang Indonesia Cabang
Kota Banjar. Penentuan lokasi usaha merupakan kegiatan yang tidaklah mudah, banyak
faktor yang mempengaruhi keputusan dalam menentukan lokasi tersebut karena
menyangkut biaya-biaya operasional perusahaan.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan PT Sung Chang Indonesia
Cabang Kota Banjar dalam memilih lokasi pabrik saat ini.Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dari
informan yang telah ditentukan dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya
jenuh.Hasil rekaman data ditranskrip secara penuh.Data selanjutnya dikelompokkan
menurut kategori. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa faktor yang menjadi bahan
pertimbangan dalam memilih lokasi usaha PT Sung Chang Indonesia Cabang Kota
Banjar yaitu; 1) ketersediaan tenaga kerja, 2) ketersediaan tenaga listrik, 3) fasilitas
pengangkutan, 4) pelayanan kesehatan, keamanan, dan pencegahan kebakaran, 5)
peraturan pemerintah setempat, 6) sikap masyarakat, 7) biaya tanah dan bangunan, 8)
Kemungkinan perluasan. Faktor-faktor yang tidak terlalu diperhatikan dalam
menentukan lokasi usaha bagi PT Sung Chang Indonesia yaitu; 1) letak pasar, 2) letak
bahan baku, 3) fasilitas perumahan, pendidikan, perbelanjaan, dan telekomunikasi, 4)
luas tempat parkir, 5) saluran pembuangan, 6) lebar jalan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sutanto Wijaya Tony, (2019) Faktor- Faktor
yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Terhadap Kesuksesan Usaha Daging di Kota
Surabaya. Pembahasan dalam penelitian ini tentang pengaruh

31
pemilihan lokasi dalam kesuksesan usaha dagang di Kota Surabaya.Penelitian ini
menggunakan 50 responden sebagai sampel.Tujuan dalam penelitian ini untuk
menganalisis (1) pengaruh kedekatan dengan infrastruktur (2) pengaruh
lingkungan bisnis dan (3) pengaruh biaya lokasi dalam kesuksesan usaha dagang di
Kota Surabaya.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer yang diperoleh dengan
observasi.Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Kedekatan dengan infrastruktur memiliki pengaruh positif dan
signifikan dalam kesuksesan usaha dagang di Kota Surabaya, (2) Kedekatan dengan
lingkungan bisnis memiliki pengaruh positif dan signifikan dalam kesuksesan usaha
dagang di Kota Surabaya, dan (3) Biaya lokasi memiliki pengaruh positif dan signifikan
dalam kesuksesan usaha dagang di Kota Surabaya. Implikasi penelitian ini adalah
perlunya peningkatan kesadaran bagi para pemilik usaha jasa untuk memperhatikan
berbagai faktor dengan jeli sebelum menentukan lokasi usahanya agar tidak
menimbulkan kerugian.
Penelitian yang dilakukan oleh Hartati, dkk(2021) Pengaruh Pemilihan Lokasi
Terhadap Usaha Dagang Ritel di Kecamatan Baruga Kota Kendari. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui apakah pengaruh pemilihan lokasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap usaha dagang ritel di Kecamatan Baruga Kota Kendari. Dengan teknik
analisis data regresi linear sederhana dengan menggunakan program SPSS versi
20.0 for windows.Penentuan jumlah sampel melalui teknik Purposive sampling
,sebanyak 30 responen. Hasil analisis menunjukan pemilihan lokasi berdampak positif
dan signifikan terhadap usaha dagang ritel di Kecamatan Baruga Kota Kendari.
Penelitian yang dilakukan oleh Dzulfikri, (2013) Penentuan Lokasi Pabrik Dalam
Rencana Untuk Perluasan Perusahaan (Studi di PT 3M Indonesia dengan Sistem Proses
Hirarki Analitik). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kelayakan lokasi dengan
mempertimbangkan faktor biaya, lokasi dan resiko dari proyek pembelian lahan dan
untuk memilih lokasi yang optimum untuk fasilitas pabrik, gudang, dan tempat
penelitian dan pengembangan yang bisa mendukung perkembangan perusahaan sampai
dengan 10 tahun ke depan. Obyek penelitian

32
berupa penentuan lokasi pabrik di kawasan industri yang dekat dengan pusat kegiatan
pabrik otomotif dengan menggunakan metode analytical hierarchy process (AHP)
dan analisa sensivitas.Dari analisa internal ditentukan tiga kriteria yaitu 1) Lokasi, 2)
Biaya dan 3) Resiko.sembilan sub-kriteria-1dan 35 sub- kriteria-2 digunakan untuk
menjelaskan kriteria tersebut sehingga mempermudah penilaian bagi responden.
Setelah melalui proses seleksi awal maka dipilih 9 alternatif lokasi pabrik dikawasan
industri. Dari hasil analisa AHP dengan menggunakan ” Expert Choice software”
didapat bahwa kriteria lokasi berpengaruh besar terhadap pengambilan keputusan
dibanding kriteria biaya dan resiko, akhirnya dari daftar 9 lokasi, dipilih 3 alternatif
lokasi yang paling utama. Namun setelah dilakukan analisa sensivitas ternyata 3
urutan lokasi teratas tersebut berubah karena bobot faktor sensitivitas terhadap kriteria
biaya.
Penelitian yang dilakukan oleh Saepul Ahmad Setia, dkk (2019) Analilis Faktor-
Faktor Penetapan Lokasi Strategis Perusahaan Pt. Pos Indonesia Cabang Ciamis
Sebelum dan Sesudah Renovasi. Penelitian ini difokuskan pada perbandingan Faktor-
Faktor Penetapan Lokasi Strategis sebelum dan sesudah renovasi berdasarkan Konsep
Pemasaran dan Operasional (Studi Pada PT. Pos Indonesia Cabang
Ciamis)Permasalahan dalam penelitian ini : Bagaimana perbandingan faktor-faktor
penetapan lokasi strategis sebelum dan sesudah renovasi berdasarkan Konsep pemasaran
dan operasional?; Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis
Perbandingan Faktor-Faktor Penetapan Lokasi Strategis sebelum dan sesudah
renovasi berdasarkan Konsep Pemasaran dan Operasional. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini Komparatif Mix Method.Untuk menganalisis data digunakan
Analisis Induktif, Komparasi Uji Mc Nemar dan Uji Beda Fisher Exact. Hasil penelitian
menunjukan perubahan signifikan berdasarkan Konsep Pemasaran maupun
Operasional didukung hasil Uji Komparasi X 2 hitung > X 2 tabel, terdapat perbedaan
antara Konsep Pemasaran dan Operasional dalam perubahan Faktor-Faktor
Penetapan Lokasi Strategis didukung hasil Uji Beda Pvalue > α.Diharapkan Kantor Pos
Ciamis meningkatkan Faktor Penetapan Lokasi Strategis berdasarkan Konsep
Pemasaran

33
dan Operasional guna mengoptimalkan fungsi lokasi strategis secara menyeluruh bagi
perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rosalina Sari Sylvia, (2018) Strategi Penentuan
Lokasi Global Perusahaan (Studi Kasus di Starbucks Jakarta). Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap strategi penentuan lokasi yang
digunakan oleh perusahaan Starbucks di Jakarta, Indonesia.Sampel terdiri dari 90
konsumen Starbucks di Jakarta.Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif terhadap
hasil pendistribusian kuesioner pada responden penelitian.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa strategi lokasi yang digunakan oleh perusahaan Starbucks di
Jakarta merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan jumlah pelanggan
dan nilai jual dari produk sehingga dapat meningkatkan keuntungan.
Penelitian yang dilakukan oleh Yani Kusma Wawo, (2021) Pengaruh Pemilihan
Lokasi Terhadap Perkembangan Usaha Mikro di Kelurahan Nusa Indah Kota Bengkulu.
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pemilihan Lokasi Terhadap Perkembangan Usaha
Mikro di Kelurahan Nusa Indah Kota Bengkulu.Penelitian ini dilaksanakan pada Usaha
Mikro di Kelurahan Nusa Indah Kota Bengkulu, dengan rumusan masalah
mengetahui.Bagaimana Pengaruh Pemilihan Lokasi Terhadap Perkembangan Usaha
Mikro di Kelurahan Nusa Indah Kota Bengkulu. Metode penelitian adalah kuantitatif
dengan teknik mendapatkan sampcvel pada penelitian ini adalah menggunakan cara total
sampling sebanyak 38 orang. Teknik analisis data dengan regresi liner, pengujian
hipotesis (uji t).Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara variabel pemilihan
lokasi terhadap perkembangan Usaha Mikro.Jadi pemilihan lokasi dapat peningkatan
Perkembangan Usaha Mikro artinya dengan adanya pemilihan lokasi yang strategis,
dapat membuat pelaku Usaha Mikro di Kelurahan Nusa Indah Kota Bengkulu semakin
berkembang usahanya.

Penelitian yang dilakukan oleh Corda Aulia, (2017) Analisis Penentuan Lokasi
Perusahaan dalam Meminimumkan Biaya Transportasi Pada Pt. Speedmark
Logistik Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode

34
yang digunakan yaitu metode pemeringkatan faktor untuk mengetahui dan
mempertimbangkan faktor – faktor baik kualitatif maupun kuantitatif dalam menentukan
lokasi baru sesuai dengan kebutuhan perusahaan sehingga perusahaan dapat
menentukan lokasi baru yang tepat yang dapat meminimalisir biaya transportasi. Hasil
penelitian ini diketahui dengan penggunaan metode pemeringkatan faktor terpilih lokasi
baru yang dipilih berdasarkan skor tertinggi adalah di wilayah Kebon Jeruk, Jakarta
Barat dengan nilai skor 5.00 berdasarkan faktor berikut yaitu biaya sewa bangunan,
kedekatan dengan pangsa pasar, kedekatan dengan gudang dan biaya transportasi.
Diketahui lokasi perusahaan yang baru berpengaruh pada perubahan jarak maupun
biaya transportasi. Adapun perubahan tersebut sebagai berikut : Jarak antara Kalimalang
– Cengkareng dan Kebon Jeruk – Cengkareng dalam sebulan dengan selisih 800km
dengan selisih biaya transportasi Rp. 2.060.000.

Penelitian ini dilakukan oleh Kadek Mery Chelvani dkk (2017) yang berjudul
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Toko Modern Di
Kecamatan Buleleng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
menentukan pemilihan lokasi toko modern di kecamatan Buleleng. Pemelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini
dilaksanakan pada 42 toko modern kecamatan buleleng. Data yang dikum,pulkan dengan
metode kuesioner, dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis faktordengan
bantuan Statistical Program Social Scane(spss) 24.0 for windows. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi yaitu
aksesibilitas, visibilitas, tempat parkir, ekspansi, lingkungan, persaingan, peraturan
pemerintah.

Penelitian ini dilakukan oleh Musrifah dkk (2017) dengan judul Penentuan
Lokasi Usaha Berdasarkan Pendekatan Mytique, yang bertujuan untuk
menentukan lokasi dan memahami kebutuhan konsumen karena akhir-akhir ini
perusahaan sulit membedakan mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang
menjadi keinginan dari konsumen selain itu penentuan lokasi juga harus
mempertimbangkan kebudayaan (culture) yang ada dalam suatu masyarakat.

35
Penelitian ini dilakukan oleh Ivan Fendy Heriyanto (2018), dengan judul Analisa
Fungsi Manajemen Operasional yang bertujuan mendeskripsikan fungsi manajemen
operasional di PT.Cahaya Baru Abadi Jaya yang terdiri dari tiga bagian, yaitu
perencanaan operasional, penjadwalan operasi, control operasi. Perencanaan operasi
terdapat lima elemen, yaitu perencanaan kapasitas, perencanaan lokasi, perencanaan,
layout, perencanaan kualitas, perencanaan metode. Dalam penelitian ini metode
penelitian yang digunakan adalah Analisa deskriptif kualitarif dengan pengumpulan data
dengan menggunakan Teknik wawancara semi tektruktur. Dari hasil penelitian
menunjukan bahwa, PT. Cahaya Baru Abadi Jaya dalam perencanaan operasional
dibutuhkan perbaikan di antara lain ketidak adannya Standar Operasi Prosedur
(SOP), dan melakukan modernisasi metode pelayanan perusahaan.

Rahmat sulaiman naibaho (2017) melakukan penilitian dengan judul “peranan


dan perencanaan teknologi informasi dalam perusahaan” Penilitian ini Bertujuan untuk
Mengetahui Peranan dan Perencanaan Teknologi Informasi dalam Perusahaan”.
Penilitian ini menggunakan metode penilitian kepustakaan (library research) dengan
mengacu pada pendapat beberapa ahli dan hasil-hasil penilitian terdahulu. Sesuai dengan
perkembangan konsep strategi, perencanaan strategi juga mengalami perubahan. Untuk
memenangkan persaingan, perusahaan harus memiliki kompetensi inti atau sebuah
strategi. Sumber kekuatan kompetensi inti adalah penciptaan strategi baik yang
dikendaki maupun yang muncul secara tiba-tiba. Perusahaan yang memiliki data dan
informasi dapat menjadi informasi yang tepat memimpin pasar prsaingan. Dengan
adanya computer, perusahaan dapat mengetahui pengelompokan profil konsumen,
mengenai selera konsumen, respon konsumen terhadap produk. Perusahaan dituntut
untuk bisa bersaing dalam dunia bisnis agar menjadi perusahaan yang dapat memimpin
pasar.

Nana Nawasiah (2020) melakukan penilitian dengan judul


“Pengaruh Penentuan Lokasi Terhadap Kesuksesan Usaha Jasa Berskala Mikro/Kecil”
tujuan penilitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penentuan lokasi (ditinjau
berdasarkan kondisi lingkungan bisnis, ketersedian infastuktur,

36
dan biaya lokasi) terhadap kesuksesan usaha. Perolehan data penilitian ini dilakukan
melalui observasi, wawancara, dan membagikan kuesioner kepada beberapa pemilik
usaha foto copy berskala mikro/kecil di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Analisis
data penilitian ingin menggunakan analisis regresi linear berganda. Penilitian ini
memberikan hasil bahwa kondisi lingkungan bisnis, ketersediaan infasturktur, dan biaya
lokasi berpengaruh positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap
kesuksesan usaha. Maka, sebagai upaya pencapaian maupun peningkatan kesuksesan
usaha, para pemilik usaha harus mempertimbangkan kondisi lingkungan bisnis,
ketersediaan infastruktur, dan biaya lokasi saat menetukan/memili lokasi usaha.

Jaenudin (2017) melakukan penilitian dengan judul “Analisis


penentuan lokasi perusahaan dalam meminimumkan biaya transportasi pada PT.
Speedmark Logistik Indonesia” tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui
penggunaan metode pemeringkatan faktor dalam penentuan lokasi perusahaan
terhadap meminimumkan biaya transportasi pada PT. Speedmark Logistik Indonesia.
Metode yang digunakan didalam penilitian ini adalah metode pemeringkatan faktor
untuk mengetahui dan mempertimbangkan faktor-faktor baik kualitatif maupun
kuantitatif dalam menentukan lokasi baru sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Sehingga perusahaan dapat menentukan lokasi baru yang tepat yang dapat
meminimalisir biaya transportasi. Hasil penilitian ini diketahui dengan penggunaan
metode pemeringkatan factor terpilih lokasi baru yang dipilih berdasarkan skor tertinggi
adalah diwilayah kebon jeruk, Jakarta barat dengan nilai skor 5.00 berdasarkan faktor
berikut yaitu biaya sewa bangunan, kedekatan dengan pangsa pasar, kedekatan dengan
Gudang dan biaya transportasi. Diketahui lokasi perusahaan yang baru berpengaruh pada
perubahan jarak maupun biaya transportasi. Adapun perubahan tersebut sebagai berikut:
Jarak antara Kalimalang- cengkareng dan kebon jeruk-cengkareng dalam sebulan dengan
selisih 800 km dengan selisih biaya transportasi Rp.206.000.

Hilyatun Nuha (2018) melakukan penilitian dengan judul “Pengembangan modal


Capacitated maximal covering location problem (CMCLP) dalam penilitian

37
lokasi pendirian gudang” Penilitian ini Bertujuan untuk Mengembangakan Sebuah
Model Capacitated Maximal Covering Location Problem (CMLCP) yang dapat
digunakan dalam menentukan lokasi pendirian gudang yang dapat memaksimalkan
jumlah permintaan yang dapat terpenuhi.

Putu Rudy Setiawan (2019) melakukan penilitian dengan judul “Penentuan


faktor-faktor yang Mempengaruhi Loaksi Coworking Space di Kota Surabaya” penilitian
ini bertujuan untuk merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan loaksi
Cworking space di Kota Surabaya. Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah
teknik purposive samping pada pengelola dan pengguna Cworking space di Kota
Surabaya. Reduksi variable dengan content analisis menggunakan software Nvivo 10,
Hasil dari penilitian ini di dapatkan 14 faktor yang memepengaruhi penentuan lokasi
Coworking space di Kota Surabaya.

Tri Putra Laksana (2018) melakukan penilitian dengan judul “Sistem


Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Lokasi yang Strategis Bagi Pengembangan
Perusahaan dengan Menggunakan Metode Naïve Bayes” penilitian ini bertujuan
untuk menguji coba implementasi yang diterapkan pada hasil penilitian dan wawancara
pada pihak Citra kendedes bakery untuk menentukan lokasi yang strategis dengan
metode naïve bayes classifier.

Putu Vivi Lestari (2016) melakukan penilitian dengan judul


“Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
pada Sektor Property dan Real State” penilitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan
pada sector property dan real estate di BEI. Teknik pengumpulan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling, sehingga sampel akhir yang didapatkan adalah 40
perusahaan yang tergabung dalam sector property dan real estate si BEI periode 2014-
2016.

38
Johanes Sugiarto (2015) melakukan penilitian dengan judul “Membangun
Kepuasan Konsumen melalui Keputusan Pembelian” penilitian ini bertujuan untuk
menganalisis stratesi pemasaran dalam perusahaan untuk menghadapi banyaknya
persaingan, perusahaan perlu menganalisis para pesaingnya agar dapat menerapkan
strategi pemasaran tertentu.

Muh. Ryan Dermawan (2016) melakukan penilitian dengan judul “Analisis


Lokasi, Keragaman Produk, Kualitas Pelayanan dan Peputusan Pembelian pada Usaha
kecil Rumah Makan Padang di Kota Semarang” metode pengumpulan data yang
digunakan adalah tinjauan lapngan, pengamtan, wawancara, pengumpulan document,
dan kepustakaan, yang kemudian yang kemudian dianalisis dengan metode studi kasus.

Penelitian yang dilakukan oleh Ajmi dkk, (2018) berjudul “ Analisa Pemilihan
Lokasi Terhadap Tingkat Pendapatan pada Hotel Summer Bed dan Breakfast di
Banjarmasin” Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar pengaruh
pemilihan lokasi terhadap tingkat pendapatan yang akan di peroleh Summer Bed
Hotel Breakfast, ingin mengetahui berpengaruhkan biaya lokasi terhadap tingkat
pendapatan dan ingin mengetahui apakah customer merasa puas dengan adanya fasilitas
yang telah disediakan. Hasil penelitian ini menunjukan agar dapat meningkatnya
pendapatan yang di dapat Hotel Summer Bed dan Breakfasi Banjarmasin dengan cara
memperluas lokasi usaha serta meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan terhadap
customer.

Penelitian yang dilakukan oleh Riadi & Aspiranti (2016) berjudul “Penentuan
Lokasi Alternatif Kantor dan Pabrik Pt. Sublimindo dengan menggunakan Metode
Center of Gravity dan Factor rating”. Penelitian ini bertujuan untuk membahas
penggunaan metode Center of Gravity (COG) dan Factor Rating pada pemindahan lokasi
kantor dan pabrik PT. Sublimindo dikarenakan lokasi PT. Sublimindo kurang
strategis. Metode COG ini menentukan lokasi titik tengah koordinator dari
berdasarkan lokasi supliernya dan metode Factor rating untuk menentukan
gedung-gedung berpotensi dan membandingkan jumlah nilai bobot dari setiap gedung
tersebut untuk menentukan gedung yang berpotensi dan nilai paling tinggi sebagai
lokasialternatif untuk PT. Sublimindo.

39
Hasil penelitian menunjukan analisis menggunakan Metode COG dan factor rating
untuk menentukan lokasi alternatif yang dulu lokasi antara PT. Sublimindo dan Suplier
berjarak 12-14km sekarang hanya 1-2km dan biasa yang menghabiskan biaya sebesar
Rp. 72.000.000 untuk biaya pemesanan sementara jika di hitung dari titik lokasi
alternatif hanya menghabiskan biaya Rp.
28.000.000.

Penelitian yang dilakukan oleh Ramadani dkk (2021) berjudul “ Penentuan


Lokasi Pusat Distribusi penjualan Sepeda Motor Listrik menggunakan Integrasi Faktor
objektif dan Subjektif “. Tujuan penelitian ini untuk melayani daerah tengah dan
timur pulau jawa, pengiriman unit ke setiap pasar masih dilakukan secara terpusat dari
pabrik yang menyebabkan biaya transportasi membengkak. Hal ini disebabkan
karena kurangnya fasilitas distribusi, sehingga manajemen berencana membuka pusat
distribusi di salah satu kandidat lokasi yaitu semarang atau surabaya. Untuk menentukan
lokasi, dibutuhkan pertimbangan kompleks dengan mempertimbangkan perhitungan
secara kriteria. Penulis menggunakan metode kuantitatif melalui model Brown-Gibson
karena dapaat mengintegrasikan faktor objektif dan subjektif dengan baik. Hasil
penelitian menunjukan peringkat LPMi pertama jatuh pada Surabaya dengan nilai 0,539
dilanjutkan dengan semarang 0,461. Biaya transportasi pada tahun 2021 dibandingkan
dengan usulan lokasi awal turun sebesar 29,4%. Hal tersebut membuktikan bahwa
dengan pembukuan pusat distribusi, maka biaya transportasi dapat di tekan sejalan
dengan pertimbangan kriteria faktor subjektif dalam penentuan lokasi.

Penelitian dilakukan oleh Yani & Subandrio (2021) berjudul “ Pengaruh


Pemilihan Lokasi terhadap Perkembangan Usaha Mikro di Kelurahan Nusa Indah Kota
Bengkulu”. Penelitian ini dilaksanakan pada Usaha Mikro di kelurahan Nusa Indah
Kota Bengkulu, dengan rumusan masalah mengetahui. Bagaimana pengaruh
pemilihan lokasi perkembangan Usaha Mikro di kelurahan Nusa Indah kota Bengkulu.
Metode penelitian adalah kuantitatif teknik dengaan mendapatkan

40
sampel Sampling penelitian ini adalah menggunakan cara total sampling sebanyak 38
orang. Teknik analisis data dengan regresi liner, pengujian hipotesisi. Hasil penelitian
menunjukan ada pengaruh antara variabel pemilihan lokasi terhadap perkembangan
usaha mikro. Jadi pemilihan lokasi dapat peningkatan perkemmbangan usaha mikro
artinya dengan adanya pemilihan lokasi strategis, dapat membuat pelaku usaha mikro si
kelurahan Nusa Indah Kota Bengkulu semakin berkembang usahanya.

Penelitian yang dilakukan oleh Rionaldi (2014) bejudul “Analisis Pemilihan


Lokasi dan Manajemen Strategis Pengembangan Pelabuhan Laut di Provinsi Riau”.
Tujuan penelitian ini yaitu menentukan prioritas lokasi pelabuhan yang akan
dikembangkan dengan analisis SMART, kemudian menggunakan analisis TOWS untuk
menghasilkan alternatif strategi terhaadap lokasi pelabuhan terpilih dan menggunakan
analisis QSPM untuk menetapkan prioritas startegi yang akan dipilih. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pelabuhan Tanjung Buton adalah lokasu yang paaling prioritas untuk
dikembangkan di provinsi Riau dengan empat rumusan strategi yang dapat
dikombinasikan dan dikembangkan bersama yaitu mengoptilmalkan kawasan perubahan,
meningkatkan pelayanan agar dapat memiliki daya saing, pembenahan system informasi
dan peningkatan pengelolaan, mengembangkan SDM dengan perekrutan dan program
pelatihan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wiliam (2017) berjudul “Perancangan Tata Letak
Gudang Produk jadi pada PT. Bioli Lestari Surabaya”. Tujuan dari penelitian ini
melakukan perancangan tata letak gudang yang baru dilakukan agar pemanfaatan
ruangan lebih teroptimalkan dan penataan produk-produk dalam gudang menjadi lebih
rapi serta tersusun dengan baik dalam mendukung kinerja perusahaan. Untuk
merancanga tata letak dan fasilitas gudang yang baru pada gudang yang telah lama
digunakan, maka dasar yang dipergunakan ialah gabungan dari metode Activity
Relationship Chart (ARC) dan analisis kinerja produk berupa klasifikasi ABC. Hasilnya,
diperoleh usulan rancangan tata letak gudang baru yang lebih efektif untuk perusahaan
yang di observasi.

41
Penelitian yang dilakukan oleh Wardana dkk,(2019) berjudul “ Penentuan Letak
Toko menggunakan Analytical Hierarchy proces (APH)”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menentukan letak toko yang akan dijadikan tempat berjualan. Kriteria
yang yang digunakan dalam menentukan letak toko adalah jarak, jumlah penduduk,
jumlah sekolah, lalulintas manusia, dan biaya sewan. Sedangkan lokasi yang akan
dipilih adalah di kemiling 1, kemiling 2, pramuka, purnawirawan, cengkeh, wayhalim
dan unila. Berdasarkan perhitungan menggunakan Analytical Hierachy Proces
(AHP) didapatkaan bahwa urutan lokasi dalam menentukan letak toko cabang adalah
sebagai berikut : kemiling 1, Purnawirawan, cengkeh, kemiling 2, Unila dan Pramuka.

Penelitian Farida Puspita Rini dan Arwi Yudhi Koswara (2017), berjudul “faktor
penentu lokasi sentra industri kecil pengolahan hasil perikanan tangkap di kawasan
pesisir kota pasuruan” tujuan penelitian untuk menentukan bobot faktor penentu lokasi
pengembangan sentra industri kecil pengolahan hasil perikanan tangkap kawasan pesisir
kota pasuruan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa,
menunjukkan terdapat 6 faktor dan 20 variabel penelitian dengan bobot tertinggi pada
faktor bahan baku sebesar 0.248 atau 25% dari keseluruhan total bobot faktor yang ada.

Penelitian Hasnawiya (2012), berjudul “studi kesesuaian lahan budidaya ikan


kerapu dalam karamba jaring apung dengan aplikasi sistem informasi geografis diteluk
raya pulau singkep, kepulauan riau” tujuan penelitian untuk menentukan kesesuaian
lokasi perairan yang berpotensi untuk melakukan kegiatan budidaya ikan kerapu dalam
karamba jaring apung diteluk raya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa, teknologi penginderan jauh yang dipadukan dengan nilai hasil
pengukuran lapangan dapat memberikan informasi awal untuk penentuan lokasi
budidaya yang baik.

Penelitian Nindy Fadillah dan Hamidah Hendrarini (2021), berjudul “analisis


faktor pemilihan lokasi usaha pedagang ikan asap di sekitar panti kenjeran, kecamatan
bulak” tujuan penelitian untuk menganalisis faktor yang paling dominan dalam
pemilihan lokasi usaha di sekitar jalan pantai kenjeran. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa, terdapat 2 faktor yang paling dominan dalam
pemilihan lokasi usaha yaitu (1) aksesibilitas dan fasilitas (2) lalu lintas.

42
Penelitian Cahyono Antonius dan Singgih Laksono (2021), berjudul “pemilihan
lokasi pusat distribusi pt wahana lentera raya menggunakan analytical hierarchy process
(AHP)” tujuan penelitian untuk mengambil keputusanterhdap alternative yang akan
dipilih oleh pengambil keputusan dengan efektif. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa, diperoleh prioritas proses kualifikasi adalah kota
pekalongan dengan bobot tertinggi, kriteria pasar dan biaya menjadi parameter penilaian
ini, disusul kota solo dan kota semarang. Dan ketika dilakukan pngujian sensitifitas
terhadap hasil akhir, dapat disimpulkan bahwa rangking alternatif tersebut konsisten atau
tidak sensitive terhadap perubahan nilai.

Pada jurnal Jefri Heridiansyah, (2016) dengan judul Dinamika Baru Pemilihan
Lokasi Bagi Perusahaan Ritel Dengan Franchise yaitu untuk mempengaruhi strategi
produksi perusahaan yakni secara dramatis meningkatkan kompleksitas pembuatan
keputusan. Pasar-pasar dunia bisa dilayani dengan banyak cara yaitu dengan ekspor,
rakitan local, atau produksi yang teerintgrasi. keputusan-keputusan lokasi yang terutama
berdasarkan biaya mengabaikan pentingnya faktor-faktor kualitatif yang agaknya
lebih memberikan manfaat jangka panjang. Ketika memformulasikan strategi lokasi,
perusahaan perlu menekankan faktor-faktor kualitatif yang diperlukan untuk
menegaskan bahwa strategi tersebut bisa mendukung strategi bisnis perusahaan. Hanya
setelah menetapkan serangkaian pilihan lokasi yang diinginkan, perusahaan perlu
meninjau ulang pilihan-pilihan yang menggunakan algoritma biaya. Persaingan global
mempengaruhi strategi produksi perusahaan yakni secara dramatis meningkatkan
kompleksitas pembuatan keputusan. Pasar-pasar dunia bisa dilayani dengan banyak cara;
misal, dengan ekspor, rakitan lokal, atau produksi yang terintegrasi secara penuh

43
Pada jurnal Sandra Fitriyani, (2007) dengan judul pemilihan lokasi usaha dan
pengaruhnya terhadap keberhasilan usaha jasa berskala mikro dan kecil ini bertujuan
untuk mengetahui kontribusi dalam memperoleh keuntungan, dan untuk menganalisis
pengaruh bisnisfaktor lingkungan dan biaya lokasi terhadap keberhasilan usaha.
Indikator yang digunakan dalam pengukuran dalam penelitian ini adalah pesaing,
konsumen, sewa, pajak, tingkat keuntungan dan lain-lain. Dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan alat statistik
regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemilihan lokasi
berdasarkan faktor lingkungan bisnis dan faktor biaya lokasi tersebut akan lebih mudah
untuk mencapai kesuksesan, begitu pula sebaliknya. Itu besarnya biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh lokasi usaha, akan menentukan tempat usaha yang strategis.

44
III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Praktikum lapang Manajemen Oprasi Usaha Perikanan dilaksanakan pada bulan
Mei 2022. Bertempat di Pelabuhan Perikanan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
B. Metode Penarikan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada praktikum ini yaitu sampel acak
sederhada (Purpoosive Sampling). Menurut Arieska (2018) sempel random sampling atau
bisa disingkat random sampling merupkan suatu cara pengambilan sampel dimana tiap
anggota populasi diberikan opportunity (kesempatan) yang sama untuk terpilih menjadi
sampel.
Tehnik pengambilan sampel pada praktek lapang ini adalah sampel acak sederhana
(Simple Random Sampling) yaitu cara pengambilan sampel secara acak (random)
dengan benar-benar memberikan peluang yang sama. Menurut Ruqoye (2012),
menyatakan bahwa pengambilan sampel acak sederhana adalah cara pengambilan sampel
dengan memilih langsung dari populasi dan besar peluang setiap anggota populasi untuk
menjadi sampel sangat besar.
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel
acak (probability sampling). Sampel acak adalah cara atau teknik pengembalian sampel
di mana teknik tersebut menggunakan kaidah peluang dalam penentuan elemen
sampelnya. Teknik ini memberikan kesempatan yang sama untuk setiap elemen populasi
untuk menjadi sampel pada penelitian ini.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan Langkah yang paling utama dalam meneliti,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui Teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar yang di tetapkan. Untuk itu, dalam pengumpulan data yang akan dilakukan
yaitu dengan :
a. Wawancara

Wawancara yaitu melakukan dialog langsung kepada pemilik usaha perdagangan


antar daerah yang berada di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kota Kendari

45
b. Kuisioner
Kuisoner adalah salah suatu metode survei dalam melakukan penelitian yang
dipakai untuk mengumpulkan data dari responden, dimana kuisoner berisi pertanyaan-
pertanyaan untuk di jawab oleh responden, kemudian jawaban tersebut di kumpulkan,
diolah dan dijadikan sebuah teori atau kesimpulan.
c. Obsevasi
Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan dengan
tujuan untuk mengetahui secara langsung kondisi lokasi perusahaan pada PT Pelabuhan
Perikanan Samudra (PPS) Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data yang diperoleh dalam bentuk bahan-bahan tertulis
berupa laporan dari industri perusahaan yang terkait maupun berupa gambar-gambar.
D. Konsep Operasional

Konsep Oprasional yang akan terdapat pada penelitian ini yaitu :

1. Kedekatan dengan infrastruktur adalah kedekatan suatu perusahaan terhadap lokasi


strategis terhadap konsumen.
2. Lingkungan Bisnis adalah unsur yang dapat mempengaruhi perilaku dan
kinerja organisani untuk menciptakan pendapatan atau keuntungan.
3. Biaya lokasi adalah jumlah uang atau modal yang dikeluarkan untuk
kepentingan perencanaan suatu lokasi perusahaan yang di inginkan.
4. Kesuksesan Usaha adalah suatu keadaan dimana usaha mengalami
peningkatan dari hasil yang sebelumnya.
5. Lokasi perusahaan adalah tempat atau lingkungan yang akan direncanakan
pembangunan sebuah perusahaan.
6. Responden adalah pelaksanaan wawancara pada praktek lapangan yitu pada
penelitin perencanaan lokasi perusahaan.
7. Faktor-faktor pemilihan lokasi adalah pertimbangan yang cermat sebelum
menentukan pembangunan suatu perusahaan.
8. Penentuan lokasi adalah strategi utama dalam usaha ritel. Lokasi yang strategi akan
menjadi jalan pembuka yang menentukan kesuksesan sebuah usaha ritel.

46
9. Metode Alokasi Spasial yaitu Metode ini merupakan metode yang lebih
canggih karena dengan teknologi memetakan secara geografis berdasarkan database
yang ada.
10. Metode Regresi Berganda yaitu pengembangan dari metode analog. Dalam
model ini kita mencari faktor-faktor yang memiliki pengaruh yang signifikan secara
statistik terhadap sales dari suatu toko atau lokasi bisnis.
11. Metode Analog yaitu Metode ini lebih menenkan kepada analisis lokasi usaha yang
sudah ada ( existing location). Pemilik mewawancarai pengunjung atau pembeli
mengenai faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihaan
lokasi.
12. Metode Grafiti yaitu Metode ini menenkankan kepada behavior orang dalam
mendatangi sebuah lokasi usaha.

47
E. Analilis Data

Analisis data yang digunakan dalam praktek lapang manajemen operasi usaha
perikanann adalah sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan memperoleh


gambaran secara mendalam dan juga objektif mengenai penentuan lokasi
perusahaan.
2. Metode Pemeringkatan Faktor ( Rating Factor Method) Pemeringkatan faktor
memberikan suatu landasan rasional dalam menganalisa dengan cara memberikan
bobot terhadap faktor faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi.
Beberapa faktor ini sangat penting dari pada yang lainnya sehingga para manajer
dapat menggunakan pembobotan untuk membuat proses keputusan lebih objektif.
Metode pemeringkatan faktor (factor rating method) terkenal bermacam – macam
faktor yang banyak, dari edukasi hingga rekreasi hingga tenaga kerja terampil,
dapat dimasukkan secara objektif.
3. Untuk mengetahui apa yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi di
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) maka digunakan analisis kualitatif. Analisis
kualitatif merupakan proses pelacakan serta pengaturan secara sistematis catatan
lapangan yang telah diperoleh dari wawancara, observasi agar peneliti dapat
melaporkan hasil penelitian.
4. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam menentukan lokasi
perusahaan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) maka digunakan analisis
kualitatif. Analisis kualitatif merupakan proses pelacakan serta pengaturan secara
sistematis catatan lapangan yang telah diperoleh dari wawancara, observasi agar
peneliti dapat melaporkan hasil penelitian.
5. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan perusahaan pelabuhan
perikanan samudera (PPS) dalam memilih lokasi perusahaan maka digunakan
analisis kualitatif. Analisis kualitatif merupakan proses pelacakan serta
pengaturan secara sistematis catatan lapangan yang telah diperoleh dari
wawancara, observasi agar peneliti dapat melaporkan hasil penelitian.

48
49
KUESIONER

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama Responden :.............
2. Umur/jenis kelamin :..............Tahun / Laki-Laki/Perempuan*
3. Jabatan / unit kerja : .............
4. Masa Kerja :..................Tahun
5. Pendidikan Terakhir : SD / SMP / SMA / Diplola / S1 / S2 / Lain-
Lainnya (Sebutkan)*
Keterangan : * Coret yang tidak perlu

B. Aspek Manajemen Usaha :

1. Apakah pelaku usaha melakukan proses perencanaan dalam memilih lokasi usahanya
a. Ya b. Tidak

b. Apa tujuan pelaku usaha melakukan pemilihan lokasi


Jawaban :

c. Apa saja yang menjadi pertimbangan dalam perencanaan lokasi usaha / perusahaan?
Jawaban :

d. Apa saja Langkah-Langkah yang dilakukan dalam perencanaan lokasi usaha /


perusahaan?
Jawaban :

e. Bagaimanakah proses pemilihan lokasi yang dilakukan oleh pelaku usaha


Jawaban :

f. Teknik pemilihan lokasi apakah yang digunakan pelaku usaha


Jawaban :

50
g. Bagaimana cara pelaku usaha menentukan teknik pemilihan lokasi yang akan ia
gunakan
Jawaban :

h. Apakah pelaku usaha melakukan proses pemilihan lokasi setiap tahun


Jawaban :

i. Apa yang akan dilakukan oleh pelaku usaha apabila pemilihan lokasi yang dilakukan
tidak akurat
Jawaban :

j. Bagaimana cara pelaku usaha memantau keakuratan pemilihan lokasi


Jawaban :

k. Apakah pelaksanaan proses pemilihan lokasi itu efektif dalam


menjalankan kegiatan usaha
Jawaban :

l. Gambarkan denah lokasi usaha lengkap dengan keterangan apa saja yang ada
disekitarnya yang dapat mendukung kegiatan produksi dan distribusi produk
Jawaban :

m. Berapa jarak dan waktu tempuh dari pendukung, misalnya :

1. Berapa jarak dari perumahan penduduk ?


Jawaban :

2. Berapa jauh jaraknya dengan tenaga kerja?


Jawaban :

51
3. Berapa jaraknya dengan sumber bahan baku ?
Jawaban :

DAFTAR PUSTAKA
Adenan Suhalis. 2017. Jurnal Manajemen Operasional Di Pelabuhan Nusantara
Kendari

Antarani dkk. 2018. Manajemen Usaha Perikanan Tangkap Pancing Ulur di Desa
Arakan Kecamatan Tatapaaan Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi
Sulawesi Utara. Jurnal Agrobisnis Perikanan FPIK UNSRAT.
Vol.6.No.11.

Arys Firmansyah, (2020). Jurnal Ekonomi Universitas kadiri Vol. 05 nomor 2.

Aulia Ishak, (2017). Manajemen Operasi, Edisi pertama, cetakan pertama,


Yokyakarta :Graha Ilmu

Djanur Magenta dan Johanes Sugiarto PH, (2015). Dipenogoro journal of


management Vol.4 nomor 5, Hal.1-12

Dzulfikri. 2013. Penentuan Lokasi Pabrik dalam Rencana untuk Perluasan


Perusahaan (Studi di PT 3M Indonesia dengan Sistem Proses Hirarki
Analitik). Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol.11. No.1.

Chelviani, M, K. Meitriana, A, M. dan Haris, A, I. 2017. Analisis Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Toko Modern Di Kecamatan
Buleleng. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha. 9 (2) : 257-266.

Fadillah, N. Winarno, T, S. dan Hendrarini, H. 2021. Analisis Faktor Pemilihan


Lokasi Usaha Pedagang Ikan Asap Di Sekitar Pantai Kenjeran Kecamatan
Bulak. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh. 8 (3) : 936-945.

Fandy Tjiptono, ,Pemasaran Jasa, (Malang :Bayumedia Publishing, 2007) hlm.


123

Fandy Tjiptono, Manajemen Operasional hlm. 92-93

Fandy Tjiptono, Manajemen Operasional, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2009) hlm.


92

Fathoni, 2016. Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi


terhadap Tingkat Penjualan Usaha Jasa Mikro di Kabupaten Malongan.
Jurnal manajemen, fakultas ekonomi, Universitas islam lamongan. Vol. 1.
No.01

52
Firmansyah,2020. Pengaruh Produk, Harga dan Lokasi Kepuasan Konsumen serta
Niat Pembelian Ulang pada Produk Gadai Emas Ib Barokah di Bank Jatim
Cabang Syariah Surabaya. Jurnal Ekinomi Universitas Kadiri. Vol.5.No.2.

53
Fitriyani, S., Murni, T., & Warsono, S. (2015). Pemilihan Lokasi Usaha Dan
Pengaruhnya Terhadap Keberhasilan Usaha Jasa Berskala Mikro Dan
Kecil. Management Insight, 13(1), 47-58.
Fu’ad, N.E. 2015. Pengaruh pemilihan Lokasi Terhadap Kessuksesan Usaha
Berskala Mikro/Kecil Di Kompleks Shopping Centre Jepara. Media
Ekonomi dan Manajemen, 30 (1), 62-5.

Haming, Murdifin. Dan Nurnajamuddin, Mahfud. 2007. Manajemen produk


modern: Oprasi Manufaktur dan jasa. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamyat, H., & Djauhar, A. (2021). PENGARUH PEMILIHAN LOKASI


TERHADAP USAHA DAGANG RITEL DI KECAMATAN BARUGA
KOTA KENDARI. Sultra Journal of Economic and Business, 2(1), 8-14.

Handoko,H.2000. Dasar-dasar manajemen Produk dan oprasi.Yogyakarta :


BPFE.

Hani Handoko, Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, (Yogyakarta:


BPFE, 2011)hlm.70

Haninggar Satria Putri, Dkk, (2019). Penentuan Faktor-faktor yang


mempengaruhi lokasi Coworking Space di Kota Surabaya, Vol.8, No.2,
ISSN :2337-3539.

Hardiansyah. 2016. Dinamika Baru Pemilihan Lokasi bagi Perusahaan Ritel


dengan Sistem Franchise. Jurnal Stie Semarang.Vol.8.No.2

Hasnawiya. 2012. Studi Kesesuaian Lahan Budidaya Ikan Kerapu Dalam


Karamba Jaring Apung Dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis
Diteluk Raya Pulau Singkep Kepulauan Riau. Journal Of Aquaculture
Management and Technology. 1 (1) : 87-101.

Hilyatun Nuha, (2018). Journal Teknik Industri, Vol.19, No.1, ISSN:1978-1431.

Heizer, Jay. Dan Render, Barry. 2009. Manajemen Produk. Jakarta: Salemba
Empat. Levy, M.danWeitz, B. 2007. Retailing management 6
edition,McGraw Hill International.
Heriyanto, I. F. (2018). Analisa Fungsi Manajemen Operasional PT. Cahaya Baru
Abadi Jaya. Agora, 6(2).

Heridiansyah, J., & Redjeki, D. P. S. (2016). Dinamika Baru Pemilihan Lokasi


Bagi Perusahaan Ritel dengan Sistem Franchise. JURNAL STIE
SEMARANG (EDISI ELEKTRONIK), 8(2), 40-60.

54
Iswandi, W, R. Alwi, L. dan Sidu, D. 2011. Cluster Ekonomi Berdasarkan Potensi
Dan Karakteristik Wilayah Dikota Kendari. Jurnal Tata Lokal. 13(3) : 145-
150.

Jefri Heridiansyah, 2016. Jurnal Dinamika Baru Pemilihan Lokasi Bagi


Perusahaan Ritel Dengan Sistem Franchise Vol. 8, No 2.

Lesmana, D. I. (2018). PENGARUH PEMILIHAN LOKASI USAHA


TERHADAP KESUKSESAN USAHA JASA MIKRO DI JALAN
JUANDA SAMARINDA. EKONOMIA, 7(1), 120-131.

Mahmud. Mach foed. 2012. Business plan bagi manajemen perusahaan

Maulana, Y. S. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan


Lokasi Pabrik PT Sung Chang Indonesia Cabang Kota Banjar. Jurnal
Ilmiah ADBIS (Administrasi Bisnis), 2(2), 211-222.

Musrifah, M., Arief, M., & Andriani, N. (2017). Penentuan Lokasi Usaha
Berdasarkan Pendekatan Mystique (Study Fenomenologi). Jurnal Studi
Manajemen dan Bisnis, 4(1), 288-294.

Pandji Anoraga. Pendekatan Bisnis dalam Era Globalisasi (Jakarta:


RinekaCipta,2007) hlm.66

Putu Mikhy Novari, dan Putu Vivi Lestari. (2016). Pengaruh ukuran Perusahaan,
Leverage, dan Profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada sector Property
dan Real Estate. Vol.5, No.9, Hal.5671-5694.

Rahmadani, Bhawika & Baihaqi. 2021. Penentuan Lokasi Pusat Distrubusi


Penjualan Sepeda Motor Listrik menggunakan Integrasi Faktor Objektif
dan Subjektif : Kasus pada PT. Grests tecnologies indo. Jurnal Teknik.
Vol. x. No.y.

Render dan Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi(Jakarta:Salemba


Empat,2001) hlm.33
Riadi & Aspiranti. 2016. Penentuan Lokasi Alternatif Kantor dan Pabrik
Pt.Sublimindo dengan menggunakan Metode center of Gravity dan Factor
Rating. Jurnal Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Bandung. N0.1

Richard L. Daft, Management, (Jakarta:Erlangga, 2003) hlm. 312 Sukanto


Reksohadiprodjo. Dasar – dasar Manajemen ( Yogyakarta: BPFE,2000)
hlm. 1

55
Rini, P, F. dan Koswara, Y, A. 2017. Faktor Penentu Lokasi Sentra Industri Kecil
Pengolahan Hasil Perikanan Tangkap Di Kawasan Pesisir Kota Pasuruan.
Jurnal Teknik ITS. 6 (2) : 2337-3520.

Rionaldi. 2014. Analisis Pemilihan Lokasi dan Manajemen Strategis


Pengembangan Pelabuhan Laut di Provinsi Riau. Jurnal institut pertanian
Bogor.

Rosalina, S. S. (2018). Strategi Penentuan Lokasi Global Perusahaan (studi Kasus


di Starbucks Jakarta). BISMA: Jurnal Bisnis dan Manajemen, 12(2), 233-
239.

Shaury, A. S. (2018). PENENTUAN ALTERNATIF LOKASI INDUSTRI


PERIKANAN di WILAYAH PENGEMBANGAN SUMBERMANJING
WETAN-KABUPATEN MALANG (Doctoral dissertation, Institut
Teknologi Nasional Malang).

Sudrajat, Akhmad. 2011. Konsep Kewirausahaan dan Pendidikan Kewirausahaan

Sukanto Reksohadiprojo dan Indriyo Gitosudarmo. Dasar - Dasar


Manajemen(Yogyakarta: BPFE,2000) hlm. 89.

Sutanto, T. W. (2019, October). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan


Lokasi Terhadap Kesuksesan Usaha Dagang Di Kota Surabaya. In
Seminar Nasional Ilmu Terapan (Vol. 1, No. 1, pp. E4-E4

Suryani. 2015. Teori Lokasi dalam Penentuan Pembangunan Lokasi Pasar


Tradisional ( Telah Studi literatur). Jurnal politeknik Negeri Padang
kampus unad limau Manis padang.

Teguh Astriyanto “Analisis Lokasi Usaha sector informal bidang perdagangan


danjasa di lingkungan kampus universitas Negeri Semarang desa Sekaran
Kecamatan Gunungpati.kota Semarang” (Semarang: Skripsi Jurusan
Ekonomi Pembangunan Fakultas EkonomiUniversitas Negeri Semarang ,
2010).

Tjiptono, Fandy.2007. Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publishing. Undang-


undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil, Dan Menengah. 2008. Jakarta.

Thomas Zimmerer, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil (Jakarta:


Salembaempat 2008) hlm. 57.

Tita, D. 2011. Manajemen Operasional Strategi dan Analisa. Jakarta: Mitra Media

56
Wisnu Adhi Putra, Nana Nawasiah, dan Murti Widyaningsi. (2020). Pengaruh
penentuan lokasi terhadap kesuksesan usaha jasa berskala mikro/kecil,
Vol.6, No.1, Hal.91-102

Wardana dkk. 2019. Penentuan Letak Toko menggunakan Analytical hierarchy


Proces (APH). Jurnal Seminar dan Konferensi Nasional IDEC.

William. 2017. Perencanaan Tata letak Gudang Produk jadi pada PT. Bioli Lestari
Surabaya. Jurnal Ilmiah mahasiswa universutas surabaya. Vol.6.No. 2

Yani, W. K., & Subandrio, S. (2021). PENGARUH PEMILIHAN LOKASI


TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DI KELURAHAN
NUSA INDAH KOTA BENGKULU. (JEMS) Jurnal Entrepreneur dan
Manajemen Sains, 2(2), 251-257

Yulianti & Dwiya. 2018. Pengaru Lokasi Mall dan Tata Letak Gerai terhadap
Layolitas Tenant di Denpasar. Jurnal Ilmiah manajemen & Bisnis. Vol.3.
No.

57
MATERI III : DESAIN FASILITAS DAN LAYOUT

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil akan


menghadapi persoalan lay out. Semua fasilitas-fasilitas untuk produksi baik
mesin-mesin, buruh dan fasilitas-fasilitas lainnya harus disediakan pada
tempatnya masing-masing dan peralatan produksi dalam pabrik. Pengaturan tata
latak (layout) fasilitas pabrik dan area kerja merupakan masalah yang sering
dijumpai bahkan tidak dapat dihindari dalam dunia industry meskipun untuk
lingkup yang lebih kecil dan sederhana, dapat berlaku untuk fasilitas pabrik yang
sudah ada maupun pengaturan tata letak fasilitas untuk pabrik yang sama sekali
baru. Apabila pengaturan ini terrencana secara baik akan berpengaruh terhadap
efisiensi dan kelancaran proses produksi suatu industri.(Apple,2002)

Perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi pada waktu dan setelah


terjadinya depresi tahun 1930-an ditandai pengembangan model-model hubungan
antar manusia dan model-model keputusan, mendorong lebih maju lagi
manajemen ilmiah.Pengenalan dan pengembangan pengendalian mutu secara
statistik (Statistical Quality Control) dalam industri oleh Walter Schewart pada
tahun 1931.Pengembangan sampling kerja (Work Sampling) oleh I.H.C. Tippet
pada tahun 1934 yang menemukan prosedur sampling untuk menentukan standar
atas kelambatan proses produksi, waktu kerja dan sebagainya, standar mana
dikenal dengan nama “Standard of delays”

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letak fasilitas
pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan
efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja. Sehingga demi
tercapainya tujuan produksi yaitu berupa laba, maka perlu mendesain fasilitas dan
layout produksi itu sendiri, karena itu kita perlu mempelajari lebih dalam tentang
desain fasilitas dan layout produksi
.

58
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
1. Bagaimana melakukan evaluasi tentang tata letak (layout)?
2. Bagian produksi di (nama perusahaan) di lingkup Pelabuhan Perikanan
Samudra (PPS) Kota Kendari?

C. Tujuan dan Kegunaan


Adapun tujuan dari pratikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui evaluasi tata letak (layout).
2. Untuk mengetahui bagian produksi tat letak

Praktek lapang ini dapat memberi kegunaan bagi beberapa pihak yaitu :

1. Bagi masyarakat Menambah pengetahuan dan informasi kepada masyarakat


tentang budidaya ikan lele
2. Bagi peneliti Manfaat yang diperoleh oleh peneliti yaitu, Dapat menambah
wawasan, pengetahuan, maupun keterampilan peneliti khususnya yang terkait cara
membudidayakan ikan lele ynag baik
3. Bagi peneliti selanjutnya ,Memberikan sumbangan pemikiran dan dapat dipakai
sebagai bahan masukan apabila melakukan penelitian yang sejenis ,dan Penelitian
ini dapat dimanfaatkan untuk referensi bagi peneliti selanjutnya

59
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

Perancangan tata letak fasilitas merupakan salah satu hal penting dalam
sebuah industri. Menurut Tanjung dan Harimansyah (2014) tata letak fasilitas
merupakan salah satu faktor yang memiliki peran penting dalam dalam
peningkatan produktivitas suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi.
Menurut Ekoanindiyo dan Wedana (2012) selain tata letak fasilitas area kerja, tata
letak penyimpanan pada idustri manufaktur juga merupakan hal penting
peranannya, sehingga selain tata letak fasilitas yang berhubungan langsung
dengan area kerja produksi, tata letak gudang juga perlu diperhatikan demi
kelancaran proses produksi dalam industri manufaktor secara keseluruhan.
a. Lay Out
Layout dirancang untuk memungkinkan pemindahan yang ekonomis dari
orang dan bahan dalam berbagai proses dan operasi. Layout memiliki berbagai
implikasi strategis karena layout dapat menentukan daya saing perusahaan dalam
hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya serta mutu kehidupan kerja. Layout
yang baik Render dan Heizer dapat membantu perusahaan mencapai hal-hal:
1. Pemanfaatan yang kebih luas atas ruangan, peralatan dan manusia.
2. Arus informasi, bahan baku, dan manusia yang lebih baik.
3. Lebih m emudahkan konsumen
4. Meningkatkan moral karyawan serta kondisi kerja yang lebih aman.
Tujuan dari strategi layout adalah untuk mengembangkan lay out yang
ekonomis yang dapat membantu pencapaian keempat hal di atas, sementara tetap
memenuhi kebutuhan perusahaan untuk bersaing.
b. Pola Lay Out
Menurut Akhmad (2018) Untuk menapai tujuan desain layout, maka
berikut ini akan dijelaskan enam pendekatan yaitu:
1. Layout yang berorietasi pada proses dalam hal ini menyangkut
produksi yang jumlah produksinya kecil, namun banyak variasinya (yang
dizim disebut produksi terputus- putus).

60
2. Layout yang berorietasi pada produk, yaitu perusahaan yang
memproduksi produknya dalam jumlah besar dimana perushaan semacam
ini memafaatkan semaksimal mungkin mesin-mesin dan karyawan pada
produksi yang terus menerus.
3. Lay out posisi tetap yaitu memenuhi kebutuhan Layout untuk proyek-
proyek besar dan sangat memakan tempat seperti Kapal laut, Pesawat
dan Gedung.
4. Layout Kantor yaitu memanfaatkan pekerja, perlengkapan, dan ruang
bagi mereka agar informasi dapat berjalan dengan lancar.
5. Layout Retail, yaitu mengalokasikan tempat untuk rak-rak dan
memberikan tanggapan pada perilaku konsumen.
6. Layout Gudang yaitu perbaduan anatara ruangan dan penanganan
bahan.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan oleh Diana Khairani Sofyan & Syarifuddin (


2015) dengan judul penelitian Perencanaan Ulang Tata Letak Fasilitas dengan
Menggunakan Metode Konvensional Berbasis 5s (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu
Dan Shitsuke). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total perpindahan
material minimum sehingga nantinya diperoleh final layout yang terbaik dan
dapat meminimalkan biaya material handling. Metode yang digunakan metode
rancangan konvensional dengan penerapan metode 5S, (Seiri, Seiton, Seiso,
Seiketsu Dan Shitsuke). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rancangan ulang
tata letak fasilitas pabrik pengolahan air minum PT. Ima Montaz Sejahtera terdiri
dari beberapa bagian dan departemen yang harus di tambah dan diperbaiki dari
hanya 7 (tujuh) menjadi 12 area, penambahan departemen ini tidak harus
memerlukan penambahan area, hal ini bisa dilakukan dengan menyusun ulang dan
memberi wilayah atau area untuk bagian yang belum ada. Penelitian ini
menerapkan metode 5S pada penyusunan tata letak fasilitas PT. Ima Montaz
Sejahtera untuk memperoleh tata letak yang lebih rapi, yaitu Seiri dan Seiton pada

61
gudang mekanik, Seiso yaitu pada gudang produksi dan semua departemen,
Seiketsu dan Shitsuke yaitu pada semua departemen.
Penelitian ini di laksanakan oleh Nour Afifah, Yustina Ngatilah (2020)
dengan judul penelitian Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi
Dengan Metode Systematic Layout Planning (SLP) Di PT. ELANG JAGAD,
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anwar et al. (2015) pada
CV. Arasco Bireuen, penerapan metode SLP dapat menghasilkan pengurangan
total momen perpindahan dari 3.284.700 m/tahun menjadi 2.515.500 m/tahun.
Sehingga, dilihat dari permasalahan yang dialami, PT. Elang Jagad dapat
menggunakan metode tersebut untuk menentukan rancangan ulang layout pada
lantai produksi berdasarkan nilai momen perpindahan yang dihasilkan. Dari hasil
penelitian, diperoleh bahwa rancangan layout yang dihasilkan menunjukkan
pengurangan jarak perpindahan bahan dengan efisiensi sebesar 12,80% pada
layout alternatif I dan efisiensi sebesar 21,86% pada layout alternatif II, serta
pengurangan total momen perpindahan dengan efisiensi sebesar 27,72% pada
layout alternatif I dan efisiensi sebesar 44,57% pada layout alternatif II. Sehingga
dari ketiga layout, maka layout yang menghasilkan jarak perpindahan dan total
momen perpindahan terkecil adalah layout alternatif II.
Penelitian terdahulu di laksanakan oleh Nofriani Fajrah , Mahmud
Syarifudin (2020) dengan judul penelitian Perancangan Layout Fasilitas Fabrikasi
Komponen Vessel Pada PT PMP. Penelitian ini tujuan untuk mengevaluasi layout
fasilitas line fabrikasi komponen vessel sehingga dapat dirancang usulan desain
layout fasilitas line fabrikasi komponen vessel pada PT PMP. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui terdapat aliran proses perpindahan berulang seperti dari
stasiun kerja finishing menuju stasiun kerja inspection dan dari stasiun kerja
finishing menuju stasiun kerja boring lalu diikuti dengan proses di stasiun kerja
tapping. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan Systematic Layout
Planning dengan menggunakan metode CRAFT. Analisis data frekuensi dan
waktu perpindahan material antar fasilitas dari pengumpulan data untuk
menghitung ongkos material handling (OMH). Berdasarkan hasil analisis CRAFT

62
dipeorleh dua layout usulan dengan biaya perpindahan yang berbeda. Namun,
rancangan layout usulan kedua memberikan biaya peprindahan yang lebih efisien
yaitu sebesar 30,11%. Oleh karena itu, perusahaan PT PMP dapat memilih
rancangan layout usulan kedua untuk meningkatkan produktivitas perusahaan
dengan meminimasi biaya perpindahan.
Penelitian terdahulu di laksanakan oleh Celina Meissy Thi Cei Rauan,
Paulus Kindangen, Jessy J.Pondaag (2019) dengan judul penelitian Analisis
Efisiensi Tata Letak (Layout) Fasilitas Produksi PT Tropica Cocoprima Lelema,
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis layout yang diterapkan dan
menganalisis efisiensi layout tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif dengan menggunakan metode line balancing dengan
berdasarkan 3 kriteria analisis layout yaitu output yang dihasilkan per hari, desain
layout, dan jumlah stasiun kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis layout
yang digunakan PT. Tropica Cocoprima adalah layout produk atau layout garis.
Kapasitas maksimal 12 tth lebih besar daripada kapasitas standar 5 tth. Desain
layout PT. Tropica Cocoprima merupakan garis yang efisien karena siklus waktu
yang dibutuhkan menghasilkan jam menganggur pekerja 65,762 menit lebih kecil
dari siklus waktu maksimum yang menghasilkan jam menganggur pekerja 97,40
menit. Kriteria yang pertama dan kedua sudah memenuhi syarat efisiensi tetapi
kriteria yang ketiga belum memenuhi, karena dari hasil analisis Theoretical
Minimum perusahaan hanya membutuhkan 1 stasiun tetapi nyatanya
menggunakan 5 stasiun. Maka penulis mengusulkan menjadi 3 stasiun kerja yang
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi 12,55% (31,38% - 18,83%) dan Balance
Delay yang lebih kecil dari 81,17% menjadi 68,62% serta Idle Time yang kecil
juga, dari 1168,81 menit menjadi 592,81 menit.
Penelitian terdahulu di laksanakan oleh Debora Ecleysia Kawahe,Lisbeth
Mananeke, Rotinsulu Jopie Jorie (2017), dengan judul penelitian Pengaruh Desain
Layout, Fasilitas Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada
Matahari Departemen Store Mega Mall Manado, Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel Desain Layout, Fasilitas dan

63
Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan pada Matahari Department Store
Megamall Manado. Sampel pada penelitian ini diambil sebanyak 100 responden
dengan teknik Non Probability Sampling dengan pendekatan Accidental
Sampling. Metode yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Desain Layout, Fasilitas dan Kualitas Layanan
berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan. Variabel Desain Layout berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan, variabel Fasilitas berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan dan Variabel Kualitas Layanan
berpengaruh tidak signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan. Desain Layout,
Fasilitas dan Kualitas Layanan mampu menjelaskan 89,4% kepuasan pelanggan
dan masih ada sisanya sebesar 10,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Penelitian terdahulu di laksanakan oleh Hery Purnomo , Rino Sardanto ,
Basthoumi Muslih (2019) dengan judul penelitian Signifikansi Harga Fasilitas
Dan Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Jasa Hotel, Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui seberapa besar signifikasi harga, fasilitas dan layanan yang
telah dijalankan, pengaruhi kepuasan konsumen, baik secara parsial ataupun
secara simultan. Riset dengan memakai pendekatan deskriptif kuantitatif, dan tata
cara mengumpulkan informasi memakai angket, Sedangkan teknik analisis data
dengan metode analisis regresi berganda. Besaran sampel dalam riset sebesar 80
responden, dengan metode pengambilan sampel dengan memakai tata cara
probability sampling. Hasil yang ditemui bahwa harga, fasilitas dan pelayanan
secara parsial dan simultan memiliki signifikansi terhadap kepuasan konsumen,
pada masa pandemi covid-19. Hasil ini menunjukkan bahwa pengelolaan Hotel
perlu mempertimbangkan bagaimana fasilitas dan interaksi karyawan dengan
konsumen Hotel dapat dikelola dalam rangka untuk memuaskan kepuasan
konsumen, yang akan membawa mereka untuk menerima harga premium
dibebankan oleh pihak Hotel. Studi ini akan memungkinkan Hotel Lotus Garden
& Resort untuk menjadi lebih baik

64
Penelitian terdahulu di laksanakan oleh Hapsawati Taan Zulfia K.
Abdussamad, Indra Palangka (2020) dengan judul penelitian Fasilitas dan Lokasi
Terhadap Keputusan Konsumen Menginap Di Grand Q Hotel Kota Gorontalo,
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh
fasilitas dan lokasi terhadap keputusan menginap di Grand Q Hotel Kota
Gorontalo. Metode penelitian jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jenis penelitian kuantitatif. Populasi tidak diketahui dalam jumlah yang
pasti (infinity). Penggunaan teknik sampel yang di pilih adalah penarikan sampel
Accidental Sampling. Metode Pengumpulan data menggunakan kuesioner jumlah
sebanyak 96 responden. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan menginap. Sedangkan lokasi berpengaruh positif
namun tidak signifikan terhadap keputusan menginap di Grand Q Hotel Kota
Gorontalo. Saran sebaiknya manajemen hotel senantiasa memperhatikan fasilitas
hotel karena sebagian pengunjung merasakan bahwa fasilitas yang tersedia masih
perlu ditingkatkan dan diperbaiki, serta pentingnya lokasi parkir yang luas.
Penelitian terdahulu di laksanakan oleh Dedi Joko Hermawan (2018)
dengan judul penelitian Peran Desain Layout Dan Pemeliharaan Fasilitas AS
Produksi Dalam Menunjang Kelancaran Proses Produksi Pada Raja Mie Cokro
Kota Probolinggo, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
desain layout dan pemeliharaan fasilitas produksi memiliki peran dalam
menunjang kelancaran proses produksi. Metode penelitian ini, jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Teknik analisis data yang digunakan adalah triangulasi yaitu teknik pengumpulan
data yang beranekaragam atau bermacam-macam dan dilakukan secara terus
menerus (continue) hingga data mencapai titik jenuh. Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi, maka diperoleh jawaban dari para informan bahwa
desain layout atau tata letak fasilitas produksi seperti mesin-mesin dan
perlengkapan produksi lainnya yang terdapat di dalam pabrik Raja Mie Cokro
Probolinggo disusun berdasarkan aliran produksi. Dengan menggunakan 9 orang

65
informan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam Raja Mie Cokro
Probolinggo desain layout fasilitas produksi yang diterapkan disesuaikan dengan
tahapan proses produksi. Sementara kegiatan pemeliharaan terhadap mesin-mesin
dilakukan secara rutin setiap satu bulan sekali untuk penggantian oli dan
pembersihan serta satu tahun sekali untuk penggantian aki dan dinamo. Dan hal
tersebut telah melancarkan proses produksi mie yang berlangsung selama ini.
Dengan demikian telah terbukti bahwa desain layout dan pemeliharaan fasilitas
produksi ini berperan dalam menunjang kelancaran proses produksi yang
berlangsung dalam perusahaan manufaktur.
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Moh. Ririn Rosyidi (2018) dengan
judul penelitian Analisa Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Metode ARC,
ARD, DANAADDIPT. XYZ,Penelitian ini bertujuan untuk memberikan usulan
perbaikan tata letak pada proses produksi di PT.Ecomec Resources Indonesia,
sehingga bisa memperkecil jumlah tenaga kerja pada perusahaan
tersebut.Perusahaan PT. Ecomec Resources Indonesia di tuntut untuk
mengoptimalkan dalam rancangan dan mendesain tata letak suatu perusahaan
agar bisa memperkecil jumlah tenaga kerja pada saat proses produksi
berlangsung,besetra tata letaknya yang teratur sehingga lebih efektif dan
efisien dalam segi jumlah tenaga kerja yang diperlukan lebih sedikit. Data-data
yang digunakan yaitu dengan melihat langsung area perusahaan dan
mengumpulkan data-data disetiap bagian yang proses produksi yang mengalami
usulan layout, menggunakan metode Activity Relationship Chart(ARC), Activity
Relationship Diagram (ARD)danActivity Allocation Diagram(AAD). Dari hasil
penelitian layout usulan awal perusahaan untuk metode ARC, ARD dan AAD
sebelumnya membutuhkan pekerja 4 sedangkan hasil yang didapat pada layout
usulan 1 dan layout usulan 2 perbaikan menggunakan metode ARC,ARD dan
AAD hanyamembutuhkan 2 pekerja, padaanalisa proses produksi menggunakan
metode ARC, ARD, dan AAD telah mengurangi jumlah tenaga kerja pada setiap
departemen, sehingga proses produksi lebih efisienPT. Ecomec Resources
Indonesia.

66
Penelitian terdahulu ini dilakukan oleh Hamdani Aris Sudrajat,Ervan Budi
Santoso,Fransisca Debora (2021) dengan judul penelitian Usulan Perbaikan Area
Gudang MaterialA Terhadap Efisisensi Jarak Dan Biaya Hadling Dengan Metode
Systematic Layout Planning (SLP) Di IndustriFlexible Packaging, Penelitian ini
dilakukan bertujuan untuk memberikan usulan perbaikan tata letak dengan
memtode Systematic Layout Planning (SLP) untuk mengetahui jarak lintasan dan
biaya material handling pada layout awal dan mendapatkan layout usulan yang
dapat memangkas jarak dan biaya material handling. Melalui metode SCL
didapatkan perbandingan jarak perpindahan layout menggunakan pengukuran
rectrilinear dan euclidean. Pada layout awal didapatkan jarak total lintasan
material handling per bulan pada kuartal kedua tahun 2021 sebesar 101.093,94
meter dengan pengukuran rectilinear dan 80.830,52 meter dengan pengukuran
euclidean. Total biaya per bulan Rp. 27.546.279,32,- . Setelah dilakukan
penyusunan layout usulan didapatkan jarak total lintasan material handling per
bulan pada kuartal kedua tahun 2021 sebesar 75.420,27 meter dengan pengukuran
rectilinear dan 63.960,37 meter dengan pengukuran euclidean. Total biaya yang
dikeluarkan per bulan Rp. 27.229.776,03,- dengan pengukuran rectilinear dan Rp.
27.286.168,12,- dengan pengukuran euclidean. Maka diperoleh efisiensi jarak
sebesar 25.673,67 meter atau 25,39% untuk pengukuran rectilinear dan 16.870,15
meter atau 20,87% untuk pengukuran euclidean. Biaya yang dihemat sebesar Rp.
316.503,28,- atau 1,14% untuk pengukuran rectilinear dan Rp. 260.111,20,- atau
0,94% untuk pengukuran euclidean. Sehingga, melalui usulan perbaikan ini
dihasilkan jarak lintasan dan biaya yang lebih kecil dibandingkan layout awal.

67
III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei tahun 2022. Penelitian ini
dilaksanakan di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Penentuan daerah
penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive. Kota Kendari dipilih sebagai
lokasi praktek lapang dengan pertimbangan bahwa Kota Kendari merupakan salah
satu penghasil udang vaname di Sulawesi Tenggara.

B. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam pratikum praktek lapang


ini adalah teknik sampel acak (Probability Sampling).Sampel acak adalah cara
atau teknik pengambilan sampel dimana teknik tersebut menggunakan kaidah
peluang dalam penentuan elemen sampelnya. Teknik ini memberikan kesempatan
yang sama untuk setiap elemen populasi untuk menjadi sampel.

C. Metode Penggumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan bagian yang sangat urgen dari


penelitian itu sendiri. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner.
1.Metode Wawancara
Wawancaramerupakancara yang dipakai untuk memperoleh informasi
melalui kegiatan interaksi social antara peneliti dengan yang diteliti Slamet,
(2011). Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dan
informasi yang dilakukan secara lisan.Proses wawancara yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu mengajukan pertnyaan-pertanyaan, meminta penjelasan dan
jawaban responden secara lisan untuk memperkuat hasil kemampuan
komunikasi. Wawancara digunakan untuk melengkapi pembahasan hasil
penelitian Ana, (2015).
2. Metode Quesioner

68
Quesioner adalah “suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan
mengenai suatu masalah/bidang yang akan diteliti”. Sementara Menurut Nasution
(2010), kuesioner atau yang sering disebut dengan angket adalah “daftar
pertanyaan yang didistribusikan untuk di isi dan dikembalikan/dijawab dibawah
pengawasan penelitian.

D.Konsep Operasional

Dalam penelitian yang akan dilakukan konsep operasional pada analisis


desain fasilitas dan layout sebagai berikut:

1. Responden adalah penelitian yang merupakan pelaku manajemen

2. Umur pelaku usaha adalah usia pelaku manajemen sejak lahir sampai saat
penelitian dilaksanakan dinyatakan dalam satuan tahun

3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditamatkan

4. Pengalaman usaha adalah lamanya responden dalam melakukan kegiatan

5. Biaya adalah semua pengeluaran dalam melakukan kegiatan usaha

E. Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.


Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran,definisi suatu situasi
tertentu ( dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang dengan
kegiatan proses produksi. Pendekatan kualitatif lebih lanjut mementingkan pada
proses dibandingkan hasil akhir, oleh karena itu urutanurutan kegiatan dapat
berubah-ubah tergantung kondisi dan banyaknya gejalahgejalah yang ditemukan.
Pada pendekatan ini, metode penelitian diarahkan untuk mendapatkan informasi
gambaran/detail dari persepsi responden fenomena yang terjadi dalam satu unit
sosial tertentu. Untuk mempermudah penelitian dalam proses menganalisis data,
maka penelitian ini menggunakan 2 pendekatan yaitu:

69
1. Analisis sebelum dilapangan Proses penelitian kualitatif berlangsung sebelum
penelitian terjun ke lapangan. Dalam penelitian ini, sebelum terjun ke
lapangan peneliti melakukan analisis terhadap berbagai data yang berkaitan
dengan layout pabrik, kapasitas dan proses produksi.

3. Analisis di lapangan menggunakan model Miles dan Huberman Miles dan


Huberman (1994) menyatakan bahwa aktivitas dalam analisis data penelitian
kualitatif yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus
sampai tuntas.

70
QUESIONER

A. KarakteristikResponden
1. NamapemilikUsaha/perusahaan :

2. Alamat Desa/Kelurahan :

Kecamatan :

Kab./Kota :

3. Umur :

4. Pengalaman usaha :

B. PRODUKSI

1. Gambar denah perusahaan

Jawaban :

2. Gambar denah ruang produksi dengan catatan:


- gambar setiap property dan posisi property dalam ruang produksi
(meja,lemari,rak,dll)
- lengkapi berapa jarak setia meja produksi
- waktu kerja setiap meja produksi

Jawab:

3. Berapa jarak dari pintu masuk ke ruang produksi ?


Jawaban :

4. Waku yang diperlukan untuk setiap meja proses ?

Jawaban : a.Mmeja 1…………………………

b. Meja 2………………………….

71
c. meja 3…………………………….

d. dst……………………………….

5. Beapa jarak dari setiap meja produksi ke meja produksi lainnya ?


Jawaban:

6. Berapa jarak antara ruang produksi dan ruang packng ?


Jawaban:

7. Berapa jarak dari ruang packing ke pintu keluar ?


Jawaban:

8. Peralatan dalam ruang produksi

No Nama Alat Jumlah (Unit) Fungsi

9. Bagaimana alur proses produksi ?


Jawab:

72
DAFTAR PUSTAKA
Apple, J. M. (2002). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan; edisi ke-3,
Bandung: ITB.
Celina, M. T. C. R., Paulus, K., dan Jessy J.P., 2019, Analisis Efisiensi Tata Letak
(Layout) Fasilitas Produksi PT Tropica Cocoprima Lelema Jurnal EMBA
Vol.7 No.4, Hal. 5466-5475 ISSN 2303-1174

Dharmayanti, I., Hatrisari H., Anas M. F., dan Dedi M. (2016). “Aplikasi Metode
Systematic Layout Planning (SLP) Dalam Penataan Klaster Industri
Kelapa Sawit (Studi Kasus Kawasan Industri Sei Mangkei)”, Jurnal Riset
Industri, Vol.10, No.1, pp.41-49.
Diana, K. S., & Syarifuddin ,2015 , Perencanaan Ulang Tata Letak Fasilitas
dengan Menggunakan Metode Konvensional Berbasis 5s (Seiri, Seiton,
Seiso, Seiketsu Dan Shitsuke)Jurnal Teknovasi Volume 02, Nomor 2,
ISSN : 2355-701X

Dr. Akhmad, S.E., M.Si ,2018 MANAJEMEN OPERASI Teori dan Aplikasi
dalam Dunia Bisnis ,Azkiya Publishing.
Dedi Joko Hermawan .,2018, Peran Desain Layout Dan Pemeliharaan Fasilitas AS
Produksi Dalam Menunjang Kelancaran Proses Produksi Pada Raja Mie
Cokro Kota Probolinggo CAPITAL, VOLUME 2, NOMOR 1.

Debora, E.K .,Lisbeth ,M., dan Rotinsulu, J. J., 2017, Pengaruh Desain Layout,
Fasilitas Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada
Matahari Departemen Store Mega Mall Manado. Jurnal EMBA Vol.5 No.3
ISSN 2303-1174

Eddy Herjanto. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta:


Grasindo.
Hamdani, A. S., Ervan, B.S., dan Fransisca, D.2021, Usulan Perbaikan Area
Gudang MaterialA Terhadap Efisisensi Jarak Dan Biaya Hadling Dengan
Metode Systematic Layout Planning (SLP) Di IndustriFlexible Packaging.
Jurnal Inkofar * Volume 5 No. 2. ISSN: 2615-3645 / ISSN: 2581-2920)
,http://www.politeknikmeta.ac.id/meta/ojs.

Hapsawati ,T. Z., dan K. Abdussamad, Indra ,P., 2020, Fasilitas dan Lokasi
Terhadap Keputusan Konsumen Menginap Di Grand Q Hotel Kota
Gorontalo,Jurnal Aplikasi Manajemen dan Inovasi Bisnis E-ISSN (Online)
: 2621 – 3230 Volume 2, Nomor 2.

Heizer, J., dan Render, B. 2011. Manjemen Operasi. Edisi Kesembilan. Salemba
Empat, Jakarta.

73
Heizen Jay, Render Barry. 2004. Operation Management. Edisi Ketujuh. Jakarta:
Salemba Empat.
Heizer dan Render. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba
Empat.
Hery, P. , Rino S. , dan Basthoumi, M., 2019. Signifikansi Harga Fasilitas Dan
Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Jasa Hotel JURNAL EKOBIS:
EKONOMI, BISNIS & MANAJEMEN Vol 11 Nomor 1
Marie, I. A. dan Teofilus N. C. (2015). “Perancangan Tata Letak pabrik dan
Analisis Ekonomi pada PT XYZ Extension”, Jurnal Ilmiah Teknik
Industri, Vol.3, No.1, pp.59-67
Moh. Ririn ,R., 2018, Analisa Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Metode ARC,
ARD, DANAADDIPT. XYZ Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor
01– ISSN : 14121867
Nofriani ,F. , Mahmud , S, 2020 , Perancangan Layout Fasilitas Fabrikasi
Komponen Vessel Pada PT PMP Jurnal Manajemen & TeknikIndustri –
Produksi p-ISSN: 1693-5128, e-ISSN : 2621-8933 Volume XX,
Nour, A, &Yustina, N., 2020, Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas
Produksi Dengan Metode Systematic Layout Planning (SLP) Di PT.
ELANG JAGAD Juminten : Jurnal Manajemen Industri dan Teknologi
Vol. 01, No. 04, e-ISSN2721-4079.URL:
http://juminten.upnjatim.ac.id/index.php/juminten
Purnomo, H. (2004). Perencanaan dan Perancangan Fasilitas; edisi pertama,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Render, Barry dan Jay Heyzer. 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Alih
Bahasa oleh Dwianoegrahwati dan Indra Almady. Jakarta: Salemba
Empat.
Sri Tomo Wignjosoebroto. 2000. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Barang.
Yogyakarta: Andi.
Sofyan Assauri. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga
Fakultas Ekonomi UI
Tarigan, H. dan Ukurta T. (2017). “Rancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi
Dalam Upaya Peningkatan Utilitas Pada PT. Mekar Karya Mas”, Junal
Ilmiah Teknik Industri Prima, Vol.1, No.1.
Wignjosoebroto, S. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga.
Guna Widya, Surabaya

74
MATERI IV : PENGENDALIAN PERSEDIAAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran proses produksi adalah


bahan baku yang selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Persediaan yang
mencukupi akan mampu menjaga kestabilan proses produksi. Perencanaan
persediaan mempunyai tantangan untuk menyediakan kebutuhan produksi dengan
meminimalkan stock yang ada untuk mengefisienkan biaya stock yang menjadi
beban perusahaan. Perencanaan persediaan merupakan salah satu teknik dalam
menetapkan kebutuhan bahan baku berdasarkan jumlah volume, jumlah periode
pemesanan dengan memperhatikan fasilitas yang tersedia (Arif ., dkk, 2017).

Persediaan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh


perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan pengelolaan manajemen
persediaan. Permasalahan yang terjadi pada lokasi penelitian adalah adanya
kekurangan dan kelebihan stok untuk bahan baku kemasan. Kekurangan stok ini
dikarenakan tidak adanya perhitungan untuk jumlah safety stock dan reorder
point, penyebab terjadinya kelebihan stok adalah kelebihan tidak adanya
pengelompokan bahan baku kemasan untuk mengetahui produk mana yang lebih
penting sesuai dengan permintaan. Analisa perbaikan sistem difokuskan pada
bahan baku kemasan.

Pengendalian persediaan merupakan kegiatan manajemen persediaan yang


saling bertautan satu dengan yang lainnya dengan perencanaan yang baik dalam
waktu, jumlah, kualitas, maupun biayannya (Sari, 2010)

Perencanaan produksi dan pengendalian persediaan pada perusahaan


ditunjukkan pada aktivitas pada saat merencanakan dan mengendalikan material
masuk dalam sistem produksi (bahan baku,bahan pembantu), mengalir dalam
sistem produksi (komponen,subassembly), dan keluar dari sistem produksi

75
(produk jadi, spare parts) sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan
efektif dan efisien.

Perencanaan dan pengendalian melipiuti baik tidaknya untuk mendeteksi


dan memperbaiki pelaksanaan yang tidak efektif dan tidak efisien. Ini berarti,
aktifitas perencanaan dan pengendalian ini bertujuan untuk mencapai suatu
efisiensi dan aktifitas kinerja perusahaan. Seluruh aktifitas perencanaan dan
pengendalian ini menjadi dasar pengembilan keputusan oleh manajer. Kesalahan
dan keterlambatan dalam pengambilan keputusan akan mengakibatkan perusahaan
mengalami kerugian karena kesempatan tersebut akan di ambil oleh peruhaan
pesaing.

Menurut Ristono, (2009) Pengendalian persediaan perlu diperhatikan


kerena berkaitan dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan sebagai akibat
adanya persedian,oleh sebab itu persediaan yang ada harus seimbang dengan
kebutuhan,kerena persediaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan perusahaan
akan menanggung risiko kerusakan dan bi aya penyimpangan yang tinggi di
samping biaya investasi yang besar.Tetapi jika terjadi kekurangan persediaan akan
berakibat terganggunya kelancaran dalam proses produksi.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, maka rumusan


masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Besarnya persediaan barang dagang belum berdasarkan perhitungan jumlah


persediaan yang ekonomis.
2. Belum ada informasi yang jelas tentang keberadaan jumlah persediaan (stok)
batas maksimum dan minimumnya setiap saat di perlukan, sehingga kadang
kala pihak manajemen terlambat dalam melakukan pesanaan
3. Stuktur organisasi dan pembagian tugas yang terkesan tumpang tindih
menyebabkan pengendalian akuntansi terhadap produsen penerimaan dan
pengeluaran persediaan barang dangang belum berjalaan dengan baik.

76
Hal ini dapat di lihat dari adanya perlengkapan tugas dan fungsi yang di
lakukan oleh bagian gudang yang selain berfungsi sebagai penerima
barang juga memiliki fungsi untuk mengeluarkan barang.

C. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan peraktek lapangan yang inggin dicapai yaitu:

1. Untuk mengetahui kebutuhan bahan baku yang ekonomis dan optimal


yang diperlukan di Pelabuhan perikanan Samudra.
2. Untuk mengetahui pfekuensi pembelian bahan baku dan jumlah kebutuhan
bahan baku yang optimal pada perusahaan Pelabuhan perikanan Samudra.
3. Untuk mengetahui jumlah persediaan pengaman (safety stock) bahan baku
perusahaan Pelabuhan perikanan Samudra.
4. Untuk mementukan waktu pemasaran Kembali (reorder pion) persediaan
bahan baku perusahaan Pelabuhan perikanan Samudra.
5. Untuk mengetahui jumlah total biaya persediaan yang dibutuhkan oleh
perusahaan Pelabuhan perikanan Samudra.

77
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi teori

1. Pengertian Persediaan
Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual, dalam suatu periode, atau persediaan
barang dalam proses atau persedian bahan baku yang akan diproses (Akhmad,
2018). Persediaan merupakan bahan atau barang yang disimpan untuk memenuhi
tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan,
untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin. Persediaan
dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, bahan dalam proses, barang jadi,
ataupun suku cadang. Dapat dikatakan bahwa persediaan hanyalah suatu sumber
dana menanggur kerana sebelum persediaan digunakan berarti dana terikat di
dalamnya tidak dapat digunakan untuk keperluan lain (Freddy, 2000).

2. Jenis-jenis Persediaan

Berdasarkan fungsinya, persediaan dikelompokkan menjadi:

a. lot-size-inventory, yaitu persediaan yang diadakan dalam jumlah yang


lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Cara ini dilakukan
dengan tujuan memperoleh potongan harga karena pembelian dalam
jumlah yang besar dan memperoleh biaya pengangkutan per unit yang
rendah;

b. fluctuati on stock m erupa kan persedia an yang diadakan untuk


menghadapi permintaan yang tidak bisa diramalkan sebelumnya, serta
untuk mengatasi berbagai kondisi tidak terduga, seperti terjadi kesalahan
dalam peramalan penjualan, kesalahan waktu produksi, kesalahan
pengiriman;

c. anticipation stock, yaitu persediaan yang diadakan untuk


menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan seperti

78
mengantisipasi pengaruh musim, yaitu ketika permintaan tinggi
perusahaan tidak mampu menghasilkan sebanyak jumlah yang
dibutuhkan. Di samping itu juga persediaan ini ditujukan untuk
mengantisipasi kemungkinan sulitnya memperoleh bahan sehingga tidak
menggangu operasi perusahaan.

Fungsi Persediaan
a. Fungsi Decoupling
Persediaan decoupling memungkinkan perusahaan dapat memenuhi
permintan langganan tanpa bergantung pada supplier. Untuk memenuhi
fungsi ini dilakukan cara-cara berikut.
1. Persediaan bahan mentah disiapkan dengan tujuan agar perusahaan
tidak sepenuhnya bergantung pada penyediaan supplier dalam hal
kuantitas dan pengiriman.
2. Persediaan barang dalam proses ditujukan agar tiap bagian yang terlibat
dapat lebih leluasa dalam berbuat.
3. P ers ediaan barang jadi disiapkan pula dengan tujuan untuk
memenuhi permintaan yang bersifat tidak pasti dari langganan.
b. Fungsi Economic Lot Sizing
Tujuan dari fungsi ini adalah pengumpulan persediaan agar perusahaan
dapat berproduksi serta menggunakan seluruh sumber daya yang ada dalam
jumlah yang cukup dengan tujuan agar dapat mengurangi biaya per unit
produk.
c. Fungsi Antisipasi
Perusahaan sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu
pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama periode pemesanan
kembali, sehingga memerlukan kuantitas persediaan ekstra. Persediaan
antisipasi ini penting agar proses produksi tidak terganggu. Sehubungan
dengan hal tersebut, perusahaan sebaiknya mengadakan seaseonal inventory
(persediaan musiman).

79
Manfaat Peran Persediaan
Adapun manfaat dari persediaan adalah menjamin kebebasan atau kelancaran
kegiatan operasional internal dan eksternal sehingga permintaan pelanggan
dapat terpenuhi tanpa bergantung pada pemasok.

Prinsip-prinsip Persediaan
Prinsip pengendalian persediaan menurut Matz, yaitu sebagai berikut.
1. Persediaan diciptakan dari pembelian bahan dan suku cadang,
tambahan biaya pekerja dan overhead untuk mengelola bahan menjadi
barang jadi.
2. Persediaan berkurang melalui penjualan dan perusakan.
3. Perkiraan yang tepat atas jadwal penjualan dan produksi merupakan
hal yang esensial bagi pembelian, penanganan, dan investasi bahan
yang efisien.
4. Kebijakan manajemen berupaya menciptakan keseimbangan antara
keragaman dan kuantitas persediaan bagi operasi yang efisien
dengan biaya p em i li k a n p ers e di a an yang merupakan faktor paling
utama dalam menentukan investasi persediaan.
5. Pemesanan bahan merupakan tanggapan terhadap perkiraan dan
penyusunan rencana pengendalian produksi.
6. Pencatatan persediaan tidak akan mencapai pengendalian atas persediaan.
g. Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak.

B. Penelitian Terdahulu
Assauri dalam Irwadi (2015:6) Kelangsungan proses produksi dalam suatu
perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : Modal, teknologi,
persediaan bahan baku, persediaan barang jadi dan tenaga kerja. Persediaan (Inventory)
sebagai elemen modal kerja merupakan aktiva yang selalu ada dalam keadaan berputar.
Persediaan merupakan kekayaan perusahaan yang memiliki peranan penting dalam
operasi bisnis, sehingga perusahaan perlu melakukan manajemen proaktif, artinya
perusahaan harus mampu mengantisipasi keadaan.

80
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
daripada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka
pencapaian yang telah ditentukan (Siagian:2006); dan Perencanaan adalah pemilihan dan
menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsiasumsi yang berkaitan
dengan masa datang dengan mengambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu
yang diyakini atau diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu (Kusmiadi:2010).
Whyudi, R(2015) melakukan penelitian dengan judul “analisis pengendalian
persediaan barang berdasarkan metode eoq di toko era baru samarinda” Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui berapa besar persediaan minimum yang harus ada di gudang
dan mengetahui kapan pemesanan sandal produk barang Homypad dan Ando harus
dilakukan. hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengendalikan
persediaan barang jika menggunakan metode EOQ dimana perusahaan dapat mengetahui
jumlah pemesanan yang optimal dan juga dapat mengetahui titik pemesanan ulang yang
tepat.
Penelitian yang dilakukan Muhamad Nur Daud (2017) tentang Analisis
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi Roti Wilton Kualasimpang. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengendalian persediaan bahan baku yang
seharusnya dilakukan oleh Wilton Kualasimpang dalam produksi roti..Metode Analisis
data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif, dengan menggunakan Metode
EOQ, persediaan pengaman dan titk pesan kembali. Berdasarkan analisis pembelian
bahan baku tepung terigu untuk produksi roti yang optimal menurut metode
Economic Order Quantity selama tahun 2015 di Wilton Kualasimpang yaitu sebanyak
19.221 kg per pemesanan sedangkan menurut kebijakan perusahaan sebanyak 3.026,67
kg per pemesanan. Frekuensi pembelian sebanyak 2 kali sedangkan menurut kebijakan
Wilton Kualasimpang sebanyak 12 kali pembelian. Kuantitas persediaan pengaman
menurut metode Economic Order Quantity tahun 2015 adalah sebesar 1.451,57 kg
sedangkan menurut kebijakan perusahaan tidak ada karena perusahaan tidak menerapkan
sistem persediaan pengaman dalam proses produksi. Dari hasil analisis diketahui total
biaya persediaan menurut Economic Order Quantity sebesar Rp. 6.227.862,- sedangkan
berdasarkan kebijakan perusahaan total biaya persediaan sebesar Rp.20.266.298,-,
sehingga jika Wilton Kualasimpang menggunakan metode Economic Order
Quantity dapat menghemat biaya persediaan sebesar Rp. 14.038.436,-.

81
Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian persediaan bahan
baku yang dilakukan oleh Wilton Kaualsimpang belum efektif Penelitian Yang
Dilakukan Apryani (2017) Tentang Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Dengan Metode Economic Order Quantity Dan Kanban Pada Pt Adyawinsa Stamping
Industries.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pencetakan, sub-assembly suku
cadang untuk kendaraan roda empat yang telah berdiri sejak 2005. Dalam
menjalankan produksinya, PT Adyawinsa Stamping Industries sering terjadi kondisi
jumlah persediaan bahan baku mendekati stockout terutama pada material bagian
mobil dengan nomor seri AA-437 (58371- BZ130). Hal ini dikarenakan adanya
ketidakpastian dalam menentukan jumlah pembelian bahan baku yang optimal
dan keterlambatan pemesanan bahan baku.apabila menggunakan metode EOQ
sebesar 1582 unit sedangkan menggunakan metode Kanban sebesar 110 unit.
Penelittian Yang Dilakukan Enggar Layas Lahu (2015) tentang Analisis Pengendalian
Persediaan Bahan Baku Guna Meminimalkan Biaya Persediaan Pada Dunkin Donuts
Manado. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis pengendalian
persediaan bahan baku yang diterapkan Dunkin Donuts Manado. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan memaparkan bagaimana
pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan perusahaan kemudian data yang
diperoleh dianalisis menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Data yang
digunakan adalah data primer berupa hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukkan
pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan oleh Dunkin Donuts Manado
belum optimal. Perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan dalam memenuhi
permintaan konsumen, tetapi perusahaan belum mampu dalam meminimalkan biaya
persediaan. Bila dihitung menggunakan menggunakan metode EOQ perusahaan dapat
menghemat biaya persediaan dengan kuantitas dan frekuensi pembelian bahan baku
utama yang lebih sedikit namum memperhitungkan safety stock dan reorder point.

82
Penelitian yang dilakukan Prima fitri (2017) tentang Pengendalian
Pozzolan Pada PT Semarang.Tujuan penelitian ini adalah pengolahan data untuk
pengendalian persediaan dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity)
dan POQ (Periodic Order Quantity) untuk membandingkan dengan pengendalian
persediaan yang telah diterapkan oleh perusahaan. Data yang dikumpulkan untuk
pengolahan data penelitian ini diantaranya yaitu data historis pemakaian bahan baku
pozzolan per periode pada tahun 2012 dan 2013, biaya pemesanan bahan baku pozzolan,
biaya penyimpanan bahan baku pozzolan dan waktu tenggang (lead time) penerimaan
pozzolan dari pemasok ke gudang. Pengolahan data yang dilakukan adalah untuk
menentukan pengendalian persediaan bahan baku pasir pozzolan di tahun 2014. Hasil
dan kesimpulan yang diperoleh adalah peramalan pemakaian pozzolan di tahun 2014
akan lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya yaitu dengan total
pemakaian sebanyak 1.135.355,77 ton dan pengendalian persediaan dengan metode
POQ (PeriodicOrderQuantity) menghasilkan biaya persediaan yang lebih minimum
yaitu sebesar Rp 1.775.179.959,61.
Penelitian Yang di lakukan Agus Wirontoro (2016) tentang Aplikasi
Pengendalian Persediaan Spare Part Traktor dengan Metode Buffer Stock dan Reorder
Point (ROP) di Gudang Cabang Tanjung Karang (Studi Kasus CV. Karya Hidup Sentosa
Lampung).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengendalian persediaan
spare part di Gudang Cabang Tanjung Karang. Pada penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan observasi langsung, melakukan
wawancara dan mengumpulkan data berupa dokumen yang berkaitan dengan
persediaan.Tujuannya ialah untuk membuat gambaran secara sistematis dan akurat
mengenai sistem pengendalian persediaan spare part di Gudang Cabang Tanjung
Karang. Prosedur pemesanan, penerimaan dan pengeluaran persediaan spare part di
Gudang Cabang Tanjung Karang sudah memadai. Namun pada perusahaan belum
menerapkan perhitungan ROP dan Buffer Stock dalam pengelolaan dan pengendalian
persediaan. Penerapan konsep ROP berdasarkan perhitungan/rumus yang dihitung
dengan perbandingan data tahun 2015, maka menghasilkan perhitungan jumlah stok
dapat dilakukan kembali ketika stok persediaan sebanyak 2.286 Pcs. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa perusahaan sebaiknya menerapkan perhitungan
ROP dan Buffer Stock dalam pengelolaan dan pengendalian persediaan untuk
menghindari adanya kekurangan stok (Stock Out) maupun kelebihan atau penumpukan
spare part
83
Penelitian Yang Di Lakukan Tomy F. Lowang (2014) Tentang Analisis
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kayu Cempaka Pada Industri Mebel Dengan
Menggunakan Metode Eoq (Studi Kasus Pada Ud. Batu Zaman). Tujuan dari penelitian
ini adalah, a)menganalisis volume bahan baku optimum yang dibutuhkan oleh “UD.
Batu zaman” untuk periode 2013, b)menganalisis total biaya pengadaan bahan baku
cempaka yang harus dikeluarkan oleh UD. Batu Zaman Periode 2013, c)analisis waktu
pemesanan kembali bahan baku cempaka oleh UD. Batu Zaman periode 2013,
d)menganalisis jumlah safety stock kayu cempaka yang harus disediakan oleh UD.
Batu Zaman per periode tahun 2013, dan e)menganalisis pengendalian persediaan
bahan baku kayu Cempaka pada industri mebel dengan menggunakan EOQ (Studi Kasus
pada UD. Batu Zaman). Data dikumpulkan dari bulan April 2014 - September 2014,
Data yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder, Data primer adalah data yang
dikumpulkan langsung dari perusahaan. Data sekunder adalah data yang telah tersusun
dalam bentuk dokumen-dokumen tertulis yang diperoleh dari perusahaan,
literatur sebelumnya maupun dari internet. Analisis data berdasarkan “Economic Order
Quantity” untuk menentukan jumlah pesanan pembelian yang optimal dengan tujuan
untuk meminimalkan biaya persediaan yang terdiri dari biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelian bahan baku sesuai
metode Economic Order Quantity Cempaka yang optimal selama periode tahun
2013 untuk satu kali pemesanan lebih besar dari yang dilakukan perusahaan. Pembelian
bahan baku yang optimal dilakukan perusahaan pada tahun 2013 sebesar 4.448 m³
dengan frekuensi pemesanan yang harus dilakukan sebanyak 2 kali, Jumlah safety stock
yang harus tersedia di gudang sebesar 0,24 m³ dan titik pemesanan kembali sesuai
Economic Order Kuantitas ketika 0,603 m³ kayu tersedia di inventaris gudang. Total
biaya persediaan untuk proses produksi yang dikeluarkan oleh UD. Batu Zaman menurut
Economic Order Quantity lebih kecil dari total biaya persediaan yang dilakukan oleh
perusahaan.

84
Penelitian yang dilakukan Moch Abu Naim (2020) tentang Pengendalian
Persediaan Obat Di Apotek Xyz Dengan Menggunakan Simulasi Monte Carlo.Tujuan
dari penelitia ini adalah untuk menghasilkan persediaan obat yang optimal pada apotek
Prima Farma degnan menggunakan metode Simulasi Monte Carlo. Hal ini ditujukan
untuk mendapatkan suatu solusi dalam pengendalian persediaan dengan dasar peramalan
permintaan untuk satu periode berikutnya. Dengan begitu dapat ditentukan berapa EOQ
dan ROP untuk setiap jenis obatnya. Pengendalian persediaan obat pada apotek Prima
Farma berdasarkan simulasi peramalan persediaan dan permintaan diperoleh
Total Cost sebesar Rp165.588.329,07 yang mana lebih kecil dari pada Total Cost
Riil apotek sebesar Rp 171.583.085,6 dengan penghematan biaya sebesar Rp
5.994.756,53 dan jika diprosentasekan sebesar 3,49%. Dengan EOQ berurutan yaitu 16
box, 68 box, 34 box, 33 box, dan 17 box. Dan ROP masing-masing berurutan yaitu 7
box, 12 box 8 box, 4 box, dan 4 box. Sehingga dengan Metode Simulasi Monte Carlo
dapat menurunkan total biaya persediaan.
Penelitian yang Dilakukan Ana Fitrrotun Nisa (2019) tentang Analisis
Pengendalian Persediaan Obat Berdasarkan Metode Abc, Eoq Dan Rop.Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan pengadaan obat di gudang farmasi rs muhammadiyah gresik
terdapat obat yang void dan expired date. penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. berdasarkan analisis abc, penggunaan obat
pada kelompok a sebanyak 43 obat atau 7,75% dari seluruh persediaan obat dengan
90323 item atau 69,59% dari total penggunaan obat. obat yang termasuk golongan b
sebanyak 78 jenis obat atau 14,05% dari seluruh jenis perbekalan obat dengan
jumlah pemakaian sebanyak 26371 butir atau 20,32% dari total pemakaian obat.
sedangkan obat yang termasuk golongan c sebanyak 434 jenis obat atau 78,25% dari
seluruh jenis obat perbekalan dengan jumlah pemakaian sebanyak 13103 item atau
10,09% dari total penggunaan obat. berdasarkan analisis abc investasi yang tergolong a
sebanyak 78 jenis obat atau 14,5% dari seluruh obat dengan nilai investasi rp
250.733.719,00 atau 69,28% dari total investasi obat. obat yang termasuk golongan b
sebanyak135 jenis obat atau 24,32% dari seluruh obat dengan nilai investasi
rp 82.624.061,00 atau 22,83% dari total investasi obat.

85
sedangkan obat yang termasuk golongan c sebanyak 342 jenis obat atau 61,63% dari
keseluruhan obat dengan nilai investasi rp 28.513.928,00 atau 7,89% dari total investasi
obat. berdasarkan analisis eoq maka jumlah pemesanan optimum dari grup a dengan
nilai investasi tinggi bervariasi antara 1-2565 item. sedangkan berdasarkan analisis
rop diperoleh point reorder/time reorder untuk 78 obat yang termasuk golongan a dengan
nilai investasi yang tinggi bervariasi antara 1-2861 item.

86
III. METODE PRAKTEK

A. Waktu dan Lokasi Praktek Lapang


Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei tahun 2022. Penelitian ini
dilaksanakan di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Penentuan daerah
penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive. Kota Kendari dipilih sebagai
lokasi praktek lapang dengan pertimbangan bahwa Kota Kendari merupakan salah
satu penghasil udang kerang di Sulawesi Tenggara.
A. Metode Penarikan Sampel
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :
1. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau
gambar (Sugiyono, 2010). Data kualitatif pada penelitian ini berupa data
karyawan, struktur organisasi dan teori-teori yang berhubungan dengan
penelitian pada pelabuhan perikanan samudra Kota Kendari.
2. Data Kuantitatif Data Kuantiatif adalah data yang berbentuk angka (Sugiyono,
2010). Data kuantitatif pada penelitian ini berupa data persediaan serta biaya-
biaya persediaan padapelabuhan perikanan samudra Kota Kendari.
Sumber data pada penelitian ini dibagi menjadi dua sumber yaitu:
1. Data Primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2012). Dalam hal ini peneliti melakukan
observasi dan bertanya langsung dengan sumber yang diamati yaitu pihak
pelabuahan perikanan samudra Kota Kendari.
2. Data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat dokumen (Sugiyono, 2012). Dalam hal ini
peneliti meminta data yang berhubungan dengan objek yang diteliti yaitu
berupa data laporan persediaan bahan baku serta data biaya-biaya pada
pelabuhan perikanan samudra Kota Kendari.

87
C. Metode pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini


dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan

a. Observasi teknik pengumpulan data dengan cara mengamati, melihat dan


mengidentifikasi yang menjadi objek penelitian yaitu pada pelabuhan perikanan
Kota Kendari.
b. Wawancara (interview) yaitu teknik pengumpulan data dimana mendatangi
langsung atau bertemu dengan informan untuk mendapatkan informasi yang
relevan dengan penelitian. Dalam hal ini wawancara dilakukan pada pimpinan dan
staf bagian persediaan pada pelabuhan Kota Kendari.
c. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan dan mengambil data, catatan atau dokumen perusahaan yang
terkait dengan penelitian yaitu pada pelabuhan Kota Kendari.

2. Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui membaca buku


teoritis, jurnal-jurnal peneliti terdahulu serta sarana media internet yang berkaitan
dengan penelitian.

D.Konsep operasional

Jay Haizer dan Barry Rander (2015:553), menyatakanbahwa ,manajemen


persediaan bertujuan untuk menetukan keseimbangan antara investasi dan
pelayaan pelanggan. Hal yang sama diungkapkan oleh Jhon dan Harding
(1967:71), persediaan yang terdapat dalam perusahaan merupakan keputusan
investasi yang penting sehingga perusahaan harus berhati-hati dalam menetukan
besarnya persediaannya.

88
E.Analisis data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :

1. Menentukan Economic Order Quantity (EOQ)

Untuk menentukan jumlah pesanan yang ekonomis (EOQ) dapat dihitung dengan
rumus:

EOQ =2,5 DH

Keterangan :

EOQ / Q* = jumlah pemesanan (unit/pesanan)

S = biaya pemesanan (rupiah/pesanan)

D = jumlah kebutuhan barang (unit/tahun)

H = biaya penyimpanan (unit/tahun)

2. Menentukan Total Biaya Persediaan

Rumus biaya pemesanan menurut Handoko (2012:339) adalah sebagai


berikut :

Biaya pemesanan = S =DQ

Keterangan:

D =Permintaan barang persediaan, dalam unit pertahun

Q = Jumlah barang setiap dipesan

S = Biaya pemesanan untuk setiap kali pemesanan

89
Sedangkan biaya penyimpanan merupakan biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan didalam
perusahaan. Semakin banyak barang yang disimpan, maka akan semakin besar barang
persediaan dan semakin besar pula biaya penyimpanannya.

KUESIONER

A. KarakteristikResponden
1. Namapemilikusaha:
2. Alamat Desa/Kelurahan :

Kecamatan :

Kab./Kota :

3. Jenisusaha

4. Lamausahaberjalan :

B. AspekPermodalan

1. Pembelianbahanbaku

JenisBahan Periode
No Jumlah (kg) Harga (Rp/kg)
Baku (Bulan)
1 Bahanbaku
a.
b.

2 Bahanpelengkap
a.
b.

90
2. Biayapemesananbahanbaku

No JenisBahan
Periode (Bulan) BiayaAdmdanumum BiayaPengankutan
Baku
1

3. Biayapenyimpanan

Periode BiayaSimpan
No Jenisbahanbaku Harga/kg BiayaPenyimpanan/kg
(Bulan) (%)

91
DAFTAR PUSTAKA

Ana Fitrrotun Nisa.2019. Analisis Pengendalian Persediaan Obat Berdasarkan Metode


Abc, Eoq Dan Rop.Jurnal Ilmiah.Vol.1.No.3.Surabaya

Apryani.2017.Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Economic


Order Quantity Dan Kanban Pada Pt Adyawinsa Stamping Industries.Jurnal
lokomotif Indusrtri.vol.2.No.1

Assauri, S. 2016. Manajemen Operasi Produksi. Edisi ketiga. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Enggar Layas Lahu .2015. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Guna
Meminimalkan Biaya Persediaan Pada Dunkin Donuts Manado.Jurna
Pengolahan Hasil pertanian.Vol.3.No.2

Moch Abu Naim .2020.Pengendalian Persediaan Obat Di Apotek Xyz Dengan


Menggunakan Simulasi Monte Carlo.Jurnal Universitas
Indonesia.Vol.2.No.1

Muhamad Nur Daud. 2017.Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi Roti
Wilton Kualasimpang. Jurnal Ilmiah Hasinambung.Vol .2.No.1

Prima fitri .2017. Pengendalian Pozzolan Pada PT Semarang.jJurnal Ilmiah Sekunder


Istafet.Vol.1.No.2

Ristono, Agus, 2009,Manajemen Persediaan Edisi Pertama,Yogyakarta: CV. Graha Ilmu

Rudy Wahyudi.2015.Analisis Pengendalian Persediaan Barang Berdasarkan Metode Eoq


Di Toko Era Baru Samarinda.Jurnal Agrobisnis.Vol.2.No.2

Siagian, P. 2006. Penelitian Operasional. Jakarta: Universitas Indonesia

Tomy F. Lowang. 2014. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kayu Cempaka
Pada Industri Mebel Dengan Menggunakan Metode Eoq (Studi Kasus Pada Ud.
Batu Zaman).Jurnal Ragam Tasfir.Vol.2 No.2

Wahyudi,R.2015. analisis pengendalian persediaan barang berdasarkan metode eoq di


toko era baru samarinda.vol,2.no,1.hal,162-173.

Wirontoro. 2016. Aplikasi Pengendalian Persediaan Spare Part Traktor dengan Metode
Buffer Stock dan Reorder Point (ROP) di Gudang Cabang Tanjung Karang
(Studi Kasus CV.Jurnal Perusahaan Pengendalian.Vol.2.No.1

92
MATERI V: PERENCANAAN KAPASITAS

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kapasitas produksi adalah suatu tingkat yang menyatakan batas
kemampuan, penerimaan, penyimpanan atau keluaran dari suatu unit, fasilitas atau
output untuk memproduksi dalam suatu periode waktu tertentu. Kapasitas
produksi menentukan persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar
dari biaya. Kapasitas produksi menentukan berapa jumlah permintaan yang harus
dipenuhi dengan menggunakan fasilitas produksi yang ada (Reksohadiprojo,
2000)
Perencanaan adalah tindakan memilih dan menghubungkan fakta dan
membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang
dalam hal memvisualisasikan dan merumuskan aktivitas yang diangap perlu untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Adapun kapasitas (capacity) merupakan hasil
produksi (throught put) atau jumlah unit yang dapat ditahan, diterima, disimpan,
atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam periode waktu tertentu (G.R. Terry,
1997)
Untuk itulah perlu dirancang strategi pengambilan keputusan kapasitas
produksi sehingga menciptakan kapasitas produksi yang optimal. Strategi tersebut
berkaitan dengan jumlah kapasitas yang dibutuhkan, penentuan waktu perubahan,
kebutuhan untuk memelihara keseimbangan di seluruh sistem, dan tingkat
fleksibilitas fasilitas dan tenaga kerja. Juga pertimbangan terkait harapan
permintaan dan biaya kapasitas. Serta dapat pula menyertakan kapasitas
menganggur, yang merupakan jumlah kapasitas yang melebihi harapan
permintaan ketika ada beberapa ketidakpastian mengenai permintaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan kapasitas ?
2. Apa saja jenis kapasitas itu ?
3. Apa yang di maksud dengan perencanaan kapasitas itu ?
4. Bagaimana metode perencanaan kapasitas itu ?

93
C. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan praktek lapang yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui berapa
besar kapasitas produksi atau penjualan yang harus dicapai perusahaan PT. XY.
Praktek lapang ini diharapkan dapat memberi kegunaan bagi berbagai
pihak :

1. Untuk mengetahui tujuan dan kegunaan kapasitas


2. Untuk mengetahui perencanaan kapasitas
3. Untuk mengetahui definisi kapasitas

94
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Perencanaan Kapasitas

Ada dua padangan dalam memaknai “kapasitas”. Pertama, apabila


dilihat dari pandangan bisnis, kapasitas merupakan jumlah output yang dapat
dicapai oleh sebuah sistem selama periode waktu tertentu. Kedua, dilihat dari
sudut industri jasa, kapasitas dimaknai sebagai jumlah konsumen yang dapat
ditangani selama beberapa waktu. Dalam praktiknya, perencanaan kapasitas
adalah penentuan kebutuhan kapasitas masa depan yang sebagian besar
didasarkan pada permintaan pada masa yang akan datang. Jika permintaan
barang dan jasa dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang memadai,
penentuan kapasitas dapat langsung dilakukan. Dalam industri manufaktur,
kapasitas diartikan sebagai jumlah yang dapat diproduksi oleh mesin dalam
suatu ukuran waktu.
2. Tujuan Perencanaan Kapasitas

Sebuah keputusan yang diambil oleh seorang manajemen operasi dalam


merencanakan kapasitas akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
performa. Menurut Pycraft (2000: 379), pengar uh-pe ngaruh tersebut
antara lain biaya, pe ndap ata n, modal kerja, kualitas, dan kecepatan dalam
merespons kebutuhan konsumen.

a. Aspek biaya

Aspek biaya dipengaruhi oleh keseimbangan antara kapasitas dan permintaan


(tingkat output). Tingkat kapasitas yang melebihi permintaan berarti terjadi
under-utilization atas kapasitas, atau tingkat utilitas kapasitasnya rendah
b. Modal Kerja

Modal kerja akan dipengaruhi apabila ada keputusan operasi untuk


memproduksi perse diaan barang jadi.
c. Kualitas Produk atau Jasa

Kualitas produk atau jasa akan dipengaruhi oleh keputusan perencanaan

95
kapasitas, terutama pada perencanaan kapasitas yang melibatkan
perubahan besar di tingkat kapasitas, seperti melalui perekrutan tenaga
kerja baru untuk sementara waktu.
d. Kecepatan Merespons Kebutuhan Konsumen

Kecepatan merespons kebutuhan konsumen juga terkena


dampaknya, seperti melaksanakan kebijakan persediaan akan
menghasilkan kepuasan bagi konsumen karena konsumen dapat cepat
menikmati produk yang berasal dari persediaan, tanpa harus menunggu
produksi barang tersebut.
3. Strategi Perencanaan Kapasitas

Taylor (2000) membedakan strategi perencanaan kapasitas dalam tiga tipe,


yaitu sebagai berikut.

a. Capacity lead strategy, suatu strategi pengembangan kapasitas yang


bersifat agresif dan dimaksudkan untuk mengantisipasi pertumbuhan
permintaan pada masa yang akan datang.
b. Capacity lag strategy, suatu strategi pengembangan kapasitas yang
bersifat konservatif, peningkatan kapasitas dilakukan setelah terjadi
peningkatan pasar. Strategi ini bermaksud untuk memaksimumkan
maslahat ekonomi investasi, namun dapat berakibat jelek terhadap
pelayanan kepada pelanggan.
c. Average capacity strategy, strategi kapasitas rata-rata, suatu strategi
pengembangan kapasitas yang diselaraskan dengan rata-rata
peningkatan estimasi permintaan.

B. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan oleh Aditya Wirangga,.ST.,M.A.B2. 2003.
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan kapasitas waktu produksi yang sesuai
dengan menggunakan metode Capacity Requirement Planning pada Teaching
Factory Manufacture Electronics (TEME) Politeknik Negeri Batam. Variable
dalam penelitain ini adalah jadwal pesanan (Schedule Of Planned Oder Release),

96
pusat kerja (Work Centre), Routing Data (waktu yang digunakan), dan Work
Order Status. Pengumpulan data diperoleh dari data dokumen produksi di TFME
Politeknık Negeri Batam. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pesanan
dapat diselesaikan dengan kapasitas perhari yaitu 8 pes/hari setara I unit PCB A4
dengan waktu operasi adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
permintaan berdasarkan kemampuan kapasitas maximal.

Penelitian ini dilakukan oleh Resti septiani. 2015. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis Perencanaan kapasitas produksi pada Peru sahaan XYZ yang
optimal pada tahun 2015. Sementara penelitian ini berfokus pada pembahasan
tentang produksi Produk A dan B di Weaving Unit Perusahaan XYZ dan hanya
memasukan faktor yang berkaitan dengan kapasitas Produksi. Metode penelitian
yang digunakan adalah Linear Programming dengan alat bantu Analisis yaitu
POM for Windows. Kendala atau batasan masalah pada penelitian ini terdiri dari
Bahan baku, jam kerja mesin, dan finishing. Hasil pengolahan data dengan
metode Linear Programming menunjukan bahwa laba yang diperoleh perusahaan
mengalami peningkatan jika Dibandingkan dengan penghitungan berdasarkan
produksi riil perusahaan, peningkatan Keuntungan tersebut sebesar 15,8%.

Penelitian Ini dilakukan oleh Yudi setiabudi’ 2016. bertujuan untuk


merencanakan kapasitas waktu produksi yang optimal dengan Menggunakan
metode Rough Cut Capacity Planning dimana penelitian ini dilakukan di PT.
Schneider Electric Manufacturing Batam Lot 208. Selain merencanakan kapasitas
produksi, penelitian dilakukan juga terhadap Kebutuhan tenaga kerja (operator)
yang optimal berdasarkan waktu standar produksi dan jam kerja yang Dibutuhkan
untuk memperoleh kapasitas produksi yang sangat optimal.

Penelitian ini dilakukan oleh Wawan K. Risal. 2017. Tujuan penelitian


agar perusahaan dapat melakukan perencanaan kebutuhan kapasitas produksi
Sesuai dengan kapasitas produksi yang tersedia pada lantai produksi sehingga
mampu mendistribusikan wajan Kepada distributor dalam jumlah yang tepat.
Kekurangan kapasitas produksi yang terjadi dapat diambil Kebijakan terbaik

97
untuk mengatasi kekurangan kapasitas. Hasil penelitian terjadi kekurangan
kapasitas pada stasiun kerja Pencetakan Wajan Super ukuran 15 dan 16, Gerinda,
Bubut, dan Polish. Kekurangan kapasitas yang terjadi diselesaikan terlebih dahulu
dengan melakukan over time selama tiga jam. Kemudian, kekurangan kapasitas
yang masih terjadi pada Stasiun kerja Bubut di periode delapan dan iga puluh satu
sebesar 68,43 menit dan 943,44 menit diselesaikan Dengan cara meng
subkontrakkan nya ke mitra perusahaan. Udara baru Yogyakarta di Kulon Progo.
Analisis dilakukan dengan menggunakan aplikasi EViews 9 dan Microsoft Excel.
Data analisis merupakan data sekunder yang diperoleh dari BPS Provinsi DI
Yogyakarta serta website terkait. Data yang digunakan sebagai dasar peramalan
adalah data bulanan jumlah penumpang bandar udara Adisutjipto yang datang dan
berangkat dari terminal domestik dan internasional dari tahun 2004 hingga 2013,
serta data historis jumlah tamu hotel asing di DIY dari tahun 2004 hingga tahun
2013.

Penelitian ini dilakukan oleh Rahma hayati 2013. Penelitian ini memiliki
tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui nilai ambang batas untuk jumlah wisatawan
di area wisata budaya candi sesuai daya dukung fisik, 2. Mengetahui nilai ambang
batas untuk jumlah wisatawan di area wisata budaya candi sesuai daya dukung
ekologis, 3. Mengetahui nilai ambang batas untuk jumlah wisatawan di area
wisata kemah sesuai daya dukung fisik, serta 4. Mengetahui nilai ambang batas
untuk jumlah wisatawan di area wisata kemah sesuai daya dukung ekologis. Nilai
ambang batas dihitung dengan metode Douglas (1975) dalam Fandeli (2001).
Penelitian ini dilakukan oleh Rifki Aditya Permana 2013. bertujuan untuk
merencanakan jumlah kapasitas produksi yang optimal dengan menggunakan
metode analisis sensitivitas pada PT. Solo Manufaktur Kreasi. Variabel eksternal
atau yang menyangkut permintaan Mobil Esemkan dalam penelitian ini adalah
nilai inflasi, harga barang itu sendiri, harga pesaing, dan suku bunga kredit.
Sedangkan variabel internal perusahaan adalah infrastruktur, sumber daya
manusia, bahan baku, dan nilai investasi.

98
Penelitian ini dilakukan oleh Idha Hendriani 2007. Tujuan penelitian
adalah untuk membantu departemen produksi dalam mengatasi permasalahan
ketimpangan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel produk
solida Pareto (sepuluh produk). Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap. Pertama,
peneliti menghitung kapasitas efektif semua mesin produksi produk solidaPareto
dan membandingkannya dengan jumlah permintaan (baik rata-rata maupun
maksimal).
Penelitian ini dilakukan oleh M Kusnan Rifanda 2015. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengelolaan dan perencanaan kapasitas produksi optimal
di Koperasi” KU” Divisi Konsab tahun 2013 serta peramalan permintaan pada
tahun 2014. Di dalam penelitian ini, Linear Programming Metode Simplex Solver
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan perencanaan kapasitas produksi
optimal. Penelitian ini menggunakan data-data produksi Koperasi” KU” Divisi
Konsab tahun 2013.
Penelitian ini dilakukan oleh SivitriTinastiti 2019. Penelitian ini memiliki
tujuan untuk menghitung proyeksi jumlah transhipment batu bara dan kebutuhan
kapasitas pendistribusian batubara dengan tongkang di PT XYZ 10 tahun yang
akan datang dan menentukan strategi perencanaan kapasitas yang tepat untuk
diimplementasikan pada pemenuhan kebutuhan set kapal tunda dan tongkang.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah peramalan untuk
memproyeksikan jumlah transhipment batu bara, dengan model peramalan yang
dibandingkan adalah model regresi, dekomposisi, dan Artificial Neural Network
(ANN) sesuai dengan pola data dan tepat untuk peramalan jangka panjang.

Penelitian yang dilakukan A. Jabbar M et al (2013), tentang Perencanaan


Kebutuhan Kapasitas Produksi Pada PT. XYZ. Penelitian ini bertujuan untuk
perusahaan manufaktur yang memproduksi beberapa peralatan rumah tangga
berbahan baku stainless steel, seperti wajan, asbak, sendok, dan garpu. Perusahaan
ini memiliki sistem operasi make to stock dan pada periode April, Mei, Juli, dan
Oktober 2012 perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan konsumen akan
produk sendok dan garpu karena jumlah produk jadi dengan jumlah permintaan

99
konsumen tidak sesuai. Ketidaksesuaian terjadi akibat dari kapasitas produksi
yang tersedia tidak sesuai dengan kapasitas produksi yang dibutuhkan. Metode
yang digunakan dalam pemecahan masalah adalah dengan melakukan peramalan,
perhitungan Rough Cut Capacity Planning (RCCP), dan pemberian usulan
perencanaan kapasitas produksi.

Penelitian yang dilakukan Rika Kartika Sihotang et al (2017), tentang


Perencanaan Kapasitas Produksi Dengan Metode Capacity Requirement Planning
Di Teaching Factory Manufacture Electronics Politeknik Negeri Batam.
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan kapasitas waktu produksi yang sesuai
dengan menggunakan metode Capacity Requirement Planning pada Teaching
Factory Manufacture Electronics (TFME) Politeknik Negeri Batam. Variable
dalam penelitain ini adalah jadwal pesanan (Schedule Of Planned Order Release),
pusat kerja (Work Centre), Routing Data (waktu yang digunakan), dan Work
Order Status. Pengumpulan data diperoleh dari data dokumen produksi di TFME
Politeknik Negeri Batam. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pesanan
dapat diselesaikan dengan kapasitas per hari yaitu 8 pcs/hari setara 1 unit PCB A4
dengan waktu operasi adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
permintaan berdasarkan kemampuan kapasitas maximal. Sehingga perumusannya
adalah permintaan (demand) dibagi dengan kapasitas produksi terpasang yaitu
165 pcs : 8 pcs/hari = 21 unit dimana 1 unit PCB A4dikerjakan dalam waktu 5,12
jam sehingga untuk menyelesaikan 21 unit menghabiskan waktu selama 107,52
jam = 14 hari, untuk itu berdasarkan kebutuhan penyesuaian kapasitas dalam
produksi maka jumlah hari yang dibutuhkan untuk Operation Time (waktu
operasi) adalah selama 14 hari. Kebutuhan waktu aktual adalah konversi dari
waktu operasi ke dalam satuan menit yaitu 5,12 jam/unit x 21 unit x 60 menit =
6451 menit = 107,52 jam.tingkat efisiensi dan utilisasi merupakan kondisi actual
performance dari setiap work centres. Kapasitas yang tersedia dalam periode ini
selama 4032 menit untuk menyelesaikan pesanan PCB GRobo sebanyak 165 pcs,
dan waktu aktual yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pesanan tersebut hanya
6451 menit sehingga dengan menggunakan metode CRP ini dapat menyimpan

100
operation cost selama 2419 menit = 40,32 jam = 6 hari kerja sehingga TFME
Politeknik Negeri Batam dapat meminimalisir biaya yang diakibatkan dari proses
produksi serta pesanan untuk PCB G-Robo juga dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penelitian yang dilakukan Didik Khusna Aji et al (2009), tentang
Perencanaan Kapasitas Produksi Untuk Memenuhi Permintaan Konsumen
Dengan Menggunakan Metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP). Penelitian
ini bertujuan untuk melakukan perencanaan kapasitas produksi terhadap
permintaan suatu produk. Produk yang dianalisis adalah produk Cross Section
Floor Lamp Base Natural dan Cross Section Floor Lamp Base Earth Brown yang
paling banyak memliki jumlah permintaan dibandingkan produk yang lain.
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang
terkait seperti : data permintaan produk, data jumlah hari kerja dan data waktu
baku pembuatan produk. Hasil tersebut nantinya akan diolah dengan
menggunakan Perencanaan Agregat, Master Production Schedule dan dilanjutkan
dengan metode Rough Cut Capacity Planning guna menentukan kapasitas
produksi yang dimiliki oleh perusahaan. Dari hasil analisa yang telah dilakukan
total kapasitas produksi perusahaan untuk 22 hari kerja kapasitas Reguler Time
untuk pembuatan produk tersebut adalah 308 (jam) dengan output per unit 221,76.
Dengan menggunakan metode Rough Cut Capacity Planning diharapkan
perusahan dapat melakukan perencanaan produksi yang baik untuk dapat memen
Penelitian yang dilakukan setia budi et al (2016). bertujuan untuk
merencanakan kapasitas waktu produksi yang optimal dengan Menggunakan
metode Rough Cut Capacity Planning dimana penelitian ini dilakukan di PT.
Schneider Electric Manufacturing Batam Lot 208. Selain merencanakan kapasitas
produksi, penelitian dilakukan juga terhadap Kebutuhan tenaga kerja (operator)
yang optimal berdasarkan waktu standar produksi dan jam kerja yang Dibutuhkan
untuk memperoleh kapasitas produksi yang sangat optimal. Hasil akhir yang
diperoleh pada Penelitian adalah untuk memenuhi permintaan dari bulan
Desember 2016 sampai Maret 2017 bersamanya Kapasitas pada line ATVI2

101
sebanyak 17,347 menit/bulan setara dengan 7129 pcs/bulan produk ATV12
dengan Waktu standar atau waktu baku untuk produk ATV12 selama 20.l
menit/pes. Operator yang dibutuhkan Sebanyak 6 orang/shift serta shift kerja yang
dibutuhkan dalam I1 hari yaitu 3 shift.uhi jumlah permintaan yang diinginkan
oleh konsumen

102
III. METODE PRAKTEK LAPANG

A. Waktu dan Lokasi Praktek Lapang


Praktek lapang ini dilaksanakan Bulan Mei Tahun 2022 di PT. XY di
Pelabuahan Perikana Samudera Kendari. Pemilihan lokasi penelitian ini
ditentukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa
perusahaan PT. XY merupakan salah-satu usaha yang bergerak dalam bidang
pengolahan ikan.
B. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam praktek lapang ini
menggunakan metode studi kasus pada perusahaan PT. XY di Pelabuahan
Perikana Samudera Kendari. Sampel dalam dalam praktek lapang ini adalah
pemilk PT. XY.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Mengamati secara langsung obyek yang akan diteliti terutama terhadap
kegiatan yang dilakukan oleh pihak pembuat perahu fiber.
2. Wawancara
Menanyakan secara langsung kepada langsung ke pemilk PT. XY tentang
usaha pengolahan ikan. Bentuk wawancara tidak terstruktur dengan pertanyaan
yang bersifat terbuka sehingga memberikankeleluasaan bagi responden untuk
memberi pandangan secara bebas dan memungkinkan peneliti untuk
mengajukan pertanyaan secara mendalam.
3. Dokumentasi
Mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan,
transkip, buku, notulen, dan agenda.
4. Studi pustaka
Dilakukan dengan melihat referensi yang relevan mengenai dengan topik
dan masalah yang menjadi obyek penelitian, berupa buku, jurnal, dan semua
yang berkaitan dengan judul penelitian.

103
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dilapangan dari responden yaitu dengan
cara observasi dan wawancara langsung dengan pemilk PT. XY dengan
menggunakan kuesioner.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh melalui studi pustaka dan instansi seperti BPS (Badan
Pusat Statistik), DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan) yang terkait dengan
penelitian.
D. Konsep Operasional

Konsep operasional yaitu suatu cara untuk memudahkan proses penelitian


dalam mencapai tujuan. Maka dibahas beberapa konsep operasional yang menjadi
batasan-batasan dalam penelitian. Konsep operasional tersebut antara lain sebagai
berikut adalah:

1. Responden adalah pemilk PT. XY yang berada di Pelabuahan Perikana


Samudera Kendari.
2. Input adalah sarana yang digunakan PT. XY untuk melakukan pengolahan
ikan yang diukur dengan satuan Rp/Unit.
3. Harga adalah harga jual hasil olahan ditingkat responden yang berlaku pada
saat transaksi yang diukur dengan satuan Rp.
4. Biaya tetap adalah biaya yang bersifat tetap yang dapat digunakan dalam
beberapa kali proses produksi yang diukur dengan satuan Rp/Unit.
5. Biaya variabel adalah biaya yang bersifat tidak tetap yang dapat digunakan
dalam satu kali proses produksi yang diukur dengan satuan Rp/Unit.
6. Total biaya adalah penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel
dikeluarkan PT. XY yang dinyatakan dalam satuan Rp.
7. BEP harga adalah perbandingan antara total biaya dengan produksi yang
diukur dengan satuan Rp.
8. BEP produksi adalah perbandingan antara total biaya dengan harga jual yang
diukur dengan satuan Kg.

104
E. Analisis Data
Analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan dari praktek lapang ini
adalah analisis Break Event Point (BEP). Break Event Point (BEP) adalah
analisis yang digunakan untuk mengetahui titik impas dari suatu usaha. BEP
merupakan titik pertemuan antara biaya dan penerimaan usaha (Fadih dan
Kordiana, 2021). Rumus yang digunakan adalah :

Rumus BEP Produksi :


BEP Produksi = TCP
Rumus BEP Harga :
BEP Harga = TCY
Keterangan :
TC = Total Cost (Total biaya)
P = Price (Harga satuan)
Y = Jumlah Produks

105
KUESIONER

A. Karakeristik Usaha
1. Gambaran Umum Usaha
Nama Usaha : …………………………….
Alamat Usaha : …………………………….
Tahun Berdiri : …………………………….
Nama Pemilik : …………………………….
Bidang Usaha : Pengolahan Ikan …………………………
Jenis Usaha : Perorangan/CV/PT
Sumber Modal : Mandiri/Pinjam di Bank/Lainnya
Jumlah Tenaga Kerja : ……………………………. Orang
*Coret Yang Tidak Perlu
B. Aspek Biaya
1. Biaya Tetap
Umur
Harga Jumlah
Barang Modal Satuan Vol Ekonomis
(Rp) (Rp/Thn)
(Thn)
Investasi
Mesin Unit
Mesin Utama Unit
Mesin Lainnya…… Unit
Keranjang/Basket Unit
Gabus Unit
Gense Unit
Pisau Unit
Timbangan Unit
Tenaga Kerja Jiwa
2. Biaya Variabel
Barang Modal Satuan Jumlah Harga (Rp)
Ikan Bandeng Liter
Garam Liter
Bumbu-bumbu Trip
Es Balok Batang
Air Liter
Mata Pancing

106
C. Aspek Kapasitas Produksi
Jenis Olahan Satuan Jumlah (Kg) Harga (Rp)
Ikan Tuna Sirip Kuning
Ikan Cakalang
Ikan Tuna Mata Besar
Ikan………………..
Ikan………………..
Ikan………………..

1. Berapa kali produksi dalam hari/minggu/bulan?


………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

2. Berapa maksimum jumlah produksi yang ditargetkan dalam satu kali produksi?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

3. Berapa kapasitas ruang penyimpanan produk?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

4. Berapa kapasitas penyimpanan ruang penyimpanan bahan baku?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

BEP Produksi
Total Biaya Harga Jual BEP Produksi

BEP Harga
Total Biaya Jumlah Produksi BEP Harga
107
Analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan dari praktek lapang ini adalah
analisis Break Event Point (BEP). Break Event Point (BEP) adalah analisis yang
digunakan untuk mengetahui titik impas dari suatu usaha. BEP merupakan titik
pertemuan antara biaya dan penerimaan usaha (Fadih dan Kordiana, 2021). Rumus yang
digunakan adalah :

Rumus BEP Produksi :

BEP Produksi =

Rumus BEP Harga :

BEP Harga =

Keterangan :
TC = Total Cost (Total biaya)
P = Price (Harga satuan)
Y = Jumlah Produksi

108
DAFTAR PUSTAKA

Arifiani, Afifah Nur. (2009). Penggunaan Metode Linear Programming Dalam


Menentukan Kapasitas Produksi Optimum Pada Perusahaan Tas, Kaos,
dan Sepatu WriterSuperTeam Yogyakarta. Skripsi Sarjana (tidak
dipublikasikan).Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia.

Astri, Marwan. (1983). Linear Programming (kumpulan soal-jawab). Yogyakarta:


BPFE

Armold, J.R. Tony & Stephen, N. (2008). Introductionto Material Management


(SixthEdition). UppeSaddleRiver, New Jersey : PearsonPracticeHall.

Achbar, Yovial. (2010). Perencanaan Kapasitas Produksi Outer Trafo Dengan


Metode CapacityRequirementPlanning (CRP) Di PT. Bambang Djaja
Surabaya.

Hadi, Sutrisno. (1990). Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta: Andi Offset.

Henry, Eben, R. (2011). Analisa peningkatan Kapasitas produksi pada


lineassembling Transmisi dengan metode linebalancing Studi kasus
PTX . Skripsi, Universitas Indonesia.

Khusna Aji et al (2009), tentang Perencanaan Kapasitas Produksi Untuk


Memenuhi Permintaan Konsumen Dengan Menggunakan Metode
Rough Cut Capacity Planning (RCCP).

Jabbar M et al (2013), tentang Perencanaan Kebutuhan Kapasitas Produksi Pada


PT. XYZ. Penelitian ini bertujuan untuk perusahaan manufaktur yang
memproduksi beberapa peralatan rumah tangga berbahan baku stainless
steel, seperti wajan, asbak, sendok, dan garpu.

Rika Kartika Sihotang et al (2017), tentang Perencanaan Kapasitas Produksi


Dengan Metode Capacity Requirement Planning Di Teaching Factory
Manufacture Electronics Politeknik Negeri Batam.

Septiani R et al (2015), tentang Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Pada


Perusahaan XYZ Pada Tahun 2015 Di Yokyakarta. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis perencanaan kapasitas produksi pada
Perusahaan XYZ yang optimal pada tahun 2015.

Noor J. (2011) Metodologi Penelitian, Prenada Media Group, Jakarta Sinulingga,


S (2009). Perencanaan dan Pengendalian Produksi . Penerbit Graha
Timu, Yogyakarta

109
MATERI VI : LINIER PROGRAMMING

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan
dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi
manajemen itu. Dengan demukian manajemen merupakan suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Manajemen operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa
yang ditawakaran oleh perusahaan kepada konsumen, dan kegiatan ini menjadi
fungsi utama perusahaan. Operasi didefenisikan sebagai suatu kegiatan yang
mengelola faktor-faktor produksi untuk menciptakan produk (barang dan jasa)
agar bernilai tambah ( added value) melalui proses tansformasi. Faktor – factor
produksi itu meliputi bahan-bahan yang dihasilkan oleh alam, seperti berbagai
hasil tambang, pertanian, kehutanan, perikanan atau perkebunan.
Manajemen merujuk konsep pengaturan dengan penekanan pada efisiensi,
sedangkan istilah operasi merujuk pada konsep perubahan dengan penekanan
pada nilai tambah. Melalui konsep manajemen operasi, segala sumberdaya
masukan perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki
nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang akhir, barang stengah
jadi atau jasa. Konsep manajemen operasi merupakan kegiatan yang kompleks,
tidak hanya mencakup pelaksanaan fungsi manajemen dalam mengoordinasi
berbagai kegiatan dalam mencapai tujuan operasi, tetapi juga mencakup kegiatan
teknis untuk menghasilkan suatu produk yang memenuhi spesifikasi yang
diinginkan.
B. Rumusan Masalah
Adapaun rumusan masalah dari praktek lapang ini adalah seberapa besar
produksi usaha pengolahan ikan untuk menghasilkan laba maksimum melalui
penerapan linear programming?

C. Tujuan dan Kegunaan

110
Tujuan dari praktek lapang ini adalah untuk mengetahui hasil produksi
usaha pengolahan ikan untuk menghasilkan laba maksimum melalui penerapan
linear programming.

Kegunaan dari praktek lapang ini yakni :

1. Bagi pelaku usaha sebagai alat perencanaan untuk melakukan kegiatan


selanjutnya/pencapaian tujuan yang diharapkan.

2. Bagi pemerintah sebagai patokan dalam penentuan kebijakan pemerintah/ sebagai


bahan tambahan informasi bagi masyarakat.

3. Bagi akademis memberikan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk


perkembangan ilmu pengetahuan.

111
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
A. Pengertian Linear Programming

Pemerograman linear adalah satu teknik riset operasi yang paling banyak
digunakan dan dapat diterapkan untuk beragam persoalan produksi dan operasi.
Pemrograman linear paling sering digunakan bila kita sedang berusaha
mengalokasikan sumberdaya yang terbatas atau langka di antara berbagai
kegiatan yang saling bersaing sedemikian sehingga suatu kriteria tertentu
teroptimasi (maksimum atau minimum).
B. Proses Penyusunan Model dan Asumsi Linear Programing
1. Proses Penyusunan Model
Proses penyusunan model linear programming meliputi:
a. Tetapkan variabel-variabel keputusan
Karena fasilitas digunakan bersama, sedang biaya dan laba masing-masing
produk umumnya berbeda, maka timbul pertanyaan bagaimana
memanfaatkanw aktu mesin dan peralatan yang tersedia seoptimal mungkin.
Cara menetapkan variabel keputusan: Misalnya manager pernah mencoba
memproduksi produk X sebanyak-banyaknya sesuai dengan keterbatasan
pasar yang menggunakan sisa kapsitas untuk memproduksi barang Y. Akan
tetapi alokasi jam mesin seperti ini memberikan laba yang sangat buruk.
Karena manager merasa bahwa kini keseimbangan yang lebih layak untuk
kedua produk tersebut adalah hal terbaik, dan mereka berharap bahwa mereka
dapat menentukan laju produksi untuk masing-masing produk per periode dua
minggu.
Jadi variabel keputusannya adalah:
X = jumlah unit Produk X yang akan diproduksi
Y = jumlah unit Produk Y yang akan diproduksi.

b. Tetapkan fungsi tujuan (Z) sebagai persamaan liner yang mencakup


keputusan yang mengidentifikasi tujuan dalam usaha pemecahan
persoalan. Persamaan ini memprediksi efek pemilihan berbagai nilai

112
yang berbeda untuk variabel-variabel keputusan atau fungsi tujuan.
Fungsi tujuan dapat maksimum atau minimum. Misalnya jika Z
didefinisikan sebagai biaya produksi, maka fungsi tujuan adalah
minimum. Sedang jika Z meliputi contribusi dari produk, maka fungsi
tujuan adalah maksimum.

c. Tetapkan kendala-kendala dalam rumusan matematika liner, yang


mengandung variabel-varibel keputusan yang menjelaskan batasan-batasan
atas keputusan yang dapat diambil. Alternatif yang layak (feasible
alternatives) dapat dimunculkan dengan memilih nilai-nilai untuk variabel
keputusan yang memenuhi kendala-kendala ini

2. Asumsi Dalam Pemrogramam Linear


a. Kepastian
Semua parameter model (nilai Cj, bi dan ai) diketahui konstan (tetap). Karena
dalam aplikasi sesungguhnya kita tidak akan mengetahui secara persis semua
nilai-nilai parameter ini.
b. Proporsionalitas (Proportionality)
Andai kata hanya ada satu kegiatan, misalnya kegiatan Z dan semua
kegiatan lain ditetapkan pada tingkat nol. Z = C z.Xz dan penggunaan setiap
sumber daya I adalah sama dengan aiz.xz. Perhatikan bahwa baik
fungsi tujuan maupun pemakaian sumber daya proporsional dengan
tingkat setiap kegiatan z yang dilakukan. Asumsi ini akan mengeluarkan biaya
tetap untuk mengawali syatu kegiatan. Dalam contoh kasus kita
mengansumsikan bahwa kontribusi dari suatu produk tetap proporsional
dengan jumlah unit yang dihasilkan sepanjang seluruh kisaran. Artinya pada
tingkat produksi yang lebih tinggi kontribusi tidak akan meningkat
karena kenaikan fisiensi produksi.

c. Aditivitas (Additivity)

Asumsi ini menyaratkan bahwa setiap tingkat kegiatan tertentu (X1, X2, ...,
Xn) nilai total fungsi tujuan Z dan pemakaian total dari setiap sumberdaya

113
sama dengan jumlah kontribusi atau penggunaan sumberdaya oleh setiap
kegiatan yang dilakukan. Perhatikan bahwa proporsional mungkin dipenuhi
tapi additivity dilanggar jika terdapat faktor hasil kali silang yang
menunjukkan interaksi diantara kegiatan. Sebagai contoh fungsi tujuan
berikut mengandung faktor hasil kali silang X1 dan X2.
Z = C1 X1 + C2 X2 + C3 X1 X2.
d. Divisibilitas (Divisibility)
Setiap kegiatan dalam pemrograman liner dapat mengambil sebarang nilai
fraksional. X1 = 1,375. Jadi suatu kegiatan dapat dibagi ke dalam
tingkat-tingkat fraksional. Jika X1 adalah jumlah mobil yang
diproduksi, maka asumsi divisibilitas dilanggar karena X1 hanya dapat
berbentuk bilangan bulat. Jika angka yang terlibat besar, kita dapat
menggunakan pemrograman linear sebagai aplikasi dan membulatkan ke
atas atau ke bawah untuk mendapatkan penyelesaiakan bilangan bulat.
Tetapi model formula pemrograman bilangan bulat harus diterapkan jika
beberapa variabel keputusan hanya dapat memiliki bilangan bulat.

B. Penelitian Terdahulu

Bagus, dkk (2018) dengan judul optimalisasi usaha kerupuk ikan analisis
linear programming dengan metode simpleks. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat produksi yang optimum pada masing –masing jenis kerupuk
ikan. P enelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari pemilik usaha
melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah liniar programming metode
simpleks dengan bantuan POM For Windows 3. Hasil analisis menunjukkan
bahwa factor produksi sudah digunakan ssecara optimal sehingga hasil produksi
yang diperoleh UD kerupuk Bella juga sudah mencapai titik optimum.
Chrstian (2013), dengan judul penerapan linear programming untuk
mengoptimalkan jumlah produksi dalam memperoleh keuntungan maksimal pada
CV. Cipta Unggul Pratama. Tujuan pnelitian ini adalah untuk mengetahui dan

114
memahami hambatan-hambatan serta kombinasi produk dalam mengoptimalkan
jumlah produksi untuk memperoleh keuntungan maksimal pada CV. Cipta Unggul
Pratama. Penelitian ini menggunakan pendekataan kuantitatif dengan metode
survey untuk memperoleh data. Metode analisis data yang digunakan dalaam
penelitian ini adalah forecasting dan linear programming. Hassil yang dicapaai
daalam penelitian ini adalah perusahaan mengeahui hambatan berupa keterbatasan
bahan baku sebesar 875 m², jam tenaga kerja sebesar 4.368,jam. Berdasarkan hasil
yang diperoleh penulis menyarankan CV. Cipta Unggul Pratama membuat
perencanaan peningkatan produkssi dan untuk dapat meningkatkan produksi
perusahaan perlu melakukan ekspansi atau perluasan wilayah produk pemasaran
Lesmana, (2018) dengan judul penelitian Aplikasi Model Mixed Integer
Linear Programming Untuk Pengolahan dan Pendistribusian Ikan Pada Industri
Perikanan (Studi Kasus PT. MULTI MINA REJEKI). Tujuan penelitian ini
adalah untuk minimalisasi total biaya pengeluaran. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat selisih total biaya rata-rata antara model MILP dengan data primer
sebesar 6,840⁒.
Aprilyanti dkk, (2018) dengan judul penelitian Optimasi Keuntungan
Produksi Kemplang Panggang Menggunakan Linear Programming Melalui
Metode Simpleks. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan
keuntungan dalam produksi kemplang panggang di kampong Kemplang Panggang
Palembang. Metode yang digunakan dalam linear programming adalah metode
simpleks yang berfungsi untuk mencari solusi optimum. Bardasarkan hasil analisa
linear programming terhadap jumlah produksi kemplang panggang diperoleh
formula keuntunggan optimal Z = 150.000X₁ + 185.000X₂. dari perhitungan metode
simpleks dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keuntungan penjualan
sebesar Rp. 617.550jika produksi pada kemplang panggang terhadap jenis
kemplang lidah badak (X₂) ditingkatkan sebanyak 3 kali dari jumlah produksi
sebelumnya.

Rizki & Sudrajat, (2021) dengan judul penelitian Optimasi Keuntungan


Menggunakan Linear Programming Metode Simpleks. Tujuan penelitian ini

115
adalah untuk mengetahui model optimasi keuntungan pada UMKM Taichan
Mantoel dengan menggunakan linear programming metode simpleks. Hasil
optimalisasi keuntungan yaitu dengan memproduksi sate taichan dada (X₁)
sebanyak 36 porsi dan sate taichan kulit (X₂) sebanyak 54 porsi. Dari banyaknya
sate yang diproduksi maka keuntungan yang didapatkan menjadi 15.300.000 dari
penjualan dan didapatkan keuntungan bersih sebesar Rp. 3.500.000 dalam satu
bulan.

Sriwidadi & Erni (2013) dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi


Produksi Dengan Linear Programming Melalui Metode Simpleks. PD Utama
Jaya Plasindo memiliki beberapa masalah atau kendala dalam perencanaan
produksi. Fluktuasi permintaan barang yang tidak menentu dari satu periode ke
periode lain menyebabkan kekurangan atau kelebihan produksi. Masalah-
masalah lainnya adalah bahan baku, jam kerja mesin, jam kerja tenaga kerja, dan
permintaan-permintaan akan produk-produk yang dihasilkan. Analisis
menggunakan Metode Simplex yang merupakan salah satu Linear Programming
bertujuan untuk memaksimalkan laba berupa fungsi linear, yaitu Laba = 37 A +
46 B + 38 C + 46 D dan persamaan linear ketujuh kendala yaitu: Bahan Baku = 7
A + 5,8 B + 8,6 C + 7,6 D ≤ 180.000 gram, Jam Kerja Mesin = 2,5 A + 3 B + 2
C + 2,5 D ≤ 86.400 detik, Jam Tenaga Kerja = 5 A + 5 B + 5 C + 5 D ≤ 115.200
detik, Permintaan GRX 25 = A ≤ 2400 pcs, Permintaan GTW 25 = B ≤ 7200 pcs,
Permintaan GTX 25 = C ≤ 3000 pcs, dan Permintaan GTX 25 M = D ≤ 6600 pcs.
Total laba keseluruhan yang diperoleh PD Utama Jaya Plasindo dari produk
gesper plastik untuk per harinya yaitu Rp. 837.600 dan untuk per bulannya
dengan 20 hari masa aktif Rp. 16.752.000 dengan asumsi perolehan laba sesuai
dengan fungsi tujuan dan fungsi kendala tetap.

Hendrik, (2010) dengan judul penelitian Analisis Usaha Pengolahan Ikan


Asin Di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatera Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengolahan ikan asin serta
permasalahannya di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Berdasarkan hasil penelitian ikan asin yang diolah rata-rata untuk setiap kali

116
pengolahan sebanyak 600 kg dalam sebulan sebanyak 6 kali. Peendapatan bersih
setiap kali pengolahan sebesar 710.900.

Junianingsih (2014), dengan judul penelitian Analisis Usaha Pengolahan


Ikan Kering di Desa Jangkar Kabupaten Situbondo. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis nilai profitabilitas usaha pengolahan ikan
kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal usaha yang digunakan oleh
usaha pengolahan ikan kering adalah sebesar Rp. 132.600.000 – Rp 11.400.000/
tahun. Hasil perhitungan rasio R/C sebesar 1.08 menunjukkan bahwa usaha
pengolahan ikan kering tersebut menguntungkan untuk terus dikembaangkan.

Nuraliyah’ (2021) dengan judul penelitian Manajemen Usaha Pengolahan


Abon Ikan Lele di Poklahsar Syla, Desa Modopuro Kecamatan Mojosari
Kabupaten Mojokerto. Hasil penelitian menunjukkan manajemen usaha
pengolahan abon ikan leletersebut terlaksana dengan baik dimulai dari input
produksi, proses produksi, pasca produksi hingga pemasaran. Hasil analisa usaha
ini bisa dikatakan layak dan dapat dilanjutkan karena produk abon ikan lele ini
mendapatkan nilai R/C sebesar 1,29 artinya bahwa setiap pengeluaran biaya
sebesar 1,000 maka akan diperolah tambahan penerimaan sebesar 1,290

117
III. METODE PRATEK
A.Waktu dan Tempat

Praktek lapang ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2022 yang
bertempat di

B. Teknik Penaarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah


teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik yang menentukan
sampel dengan memilih beberapa sampel tertentu yang dilakukan secara sengaja
dan telah sesuai dengan semua persyaratan sampel yang akan di perlukan
(Purnama, 2012).

Pengumpulan data di lakukan dengan cara purposive sampling. Metode


dasar yang di gunakan dalam praktek lapang ini adalah studi kasus. Penelitian
studi kasus adalah suatu penelitian kualitatif yang berusaha menemukan makna,
menyelidiki proses, memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari
individuu, kelompok atau situasi (Emzir, 2011).
C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam praktek lapang ini adalah :
1. Wawancara, teknik ini di gunakan untuk mengumpulkan data primer dengan
cara mengadakan wawancara langsung kepada responden dengan
menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah di sediakan.
2. Observasi merupakan kegiatan pengamatan secara langsung untuk
mendapatkan gambaran yang luas mengenai objek praktikum.
3. Dokumentasi merupakan hasil foto-foto kegiatan di lokasi praktek lapang.
Jenis data yang di gunakan dalam praktek lapang ini yaitu dataprimer dan
data sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif menurut Sugiono (2010),
jenis data di kelompokan menjadi dua yaitu:
1. Data primer adalah data yang di ambil secara langsung dari responden, di
peroleh melalui wawancara langsung ke lapangan dengan daftar pertanyaan

118
(kuisioner) yang sudah di persiapkan dan observasi terhadap seluruh kegiatan
yang relevan denga praktikum.
2. Data sekunder merupakan sumber data praktikum yang di peroleh secara tidak
langsung. Data ini adalah data penunjang yang berkaitan dengan praktikum
yang di peroleh dari berbagai sumber.
D. Kosensep Operasional
1. Responden adalah pelaku usaha pengolahan ikan
2. Produksi adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau
menambah nilai guna suatu produk.
3. Ikan merupakan hewan vertebrata aquatik berdarah dingin dan berbafas
dengan insang.
4. Pengolahan adalah proses mengubah bahan mentah menjadi produk setengah
jadi dan memiliki sifat-sifat berbeda dari keadaan semula.
5. Pengolahan ikan adalah proses pengawetan ikan agar dapat disimpan untuk
jangka waktu yang lebih lama.
E. Analisis Data
Analisis data menggunakan Program Linier dengan Metode Simpleks.
Sebagaimana dikemukakan Aritonang (2016) program linier adalah salah satu
model matematika yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimisasi,
yaitu memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan yang bergantung pada
sejumlah variabel input. Untuk mempermudah pengertian dan penyelesaian
Linear Programming pada penelitian ini, maka dituliskan model matematis
dengan memodifikasi persamaan yang dikemukakan oleh Siang (2011).
Siang (2011) menjelaskan bahwa pembuatan model melibatkan tiga
komponen dasar yang penting, yaitu; (1) variable keputusan, yaitu faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai tujuan, (2) tujuan, yaitu suatu fungsi atau persamaan
yang menghubungkan variable dan membentuk kesatuan tentang apa yang ingin
dicapai (meminimumkan/memaksimumkan fungsi tujuan), dan (3) Kendala, yaitu
sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang membatasi harga suatu
variabel. Selanjutnya standar model program linier adalah sebagai berikut:

119
Mencari X = (x1, x2, …, xn) ≥ 0 yang
memaksimumkan/meminimumkan f(X) = f (x1,x2,…,xn) = c1x1 + c2x2 + … +
cnxn
Dengan kendala :
a11x1 + a12x2 + … + a1nxn =
b1 a21x1 + a22X2 + … +
a2nxn = b2 am1x1 + am2x2 +
… + amnxn = bm X = (x1,
x2,..., xn ), ≥ 0

Keterangan:
f(X) = Fungsi Tujua
a = Koefisien taknologi/bahan mentah
b = Nilai ruas kanan kendala, yaitu kapasitas sumber daya yang tersedia
c = Koefisien tujuan/harga jual
X = Variabel keputusan

120
KUESIONER

A. Karakeristik Usaha
1. Gambaran Umum Usaha
Nama Usaha : …………………………….
Alamat Usaha : …………………………….
Tahun Berdiri : …………………………….
Nama Pemilik : …………………………….
Bidang Usaha : Pengolahan Ikan …………………………
Jenis Usaha : Perorangan/CV/PT
Sumber Modal : Mandiri/Pinjam di Bank/Lainnya
Jumlah Tenaga Kerja : ……………………………. Orang
*Coret Yang Tidak Perlu

2. Jenis Produk Yang Dihasilkan ?

3. Berapa Rata-rata Penjualan Produk Per Produksi ?

B. Produk A (………………………….)
1. Biaya Tetap
Umur
Harga Jumlah
Barang Modal Satuan Vol Ekonomis
(Rp) (Rp/Thn)
(Thn)
Investasi
Mesin Unit
Mesin Utama Unit
Mesin Lainnya…… Unit
Keranjang/Basket Unit
Gabus Unit
Gense Unit
Pisau Unit
Timbangan Unit
Tenaga Kerja Jiwa

121
2. Biaya Variabel
Barang Modal Satuan Jumlah Harga (Rp)
Ikan Bandeng Liter
Garam Liter
Bumbu-bumbu Trip
Es Balok Batang
Air Liter
Mata Pancing
Tali Pancing
Umpan Tiruan (Sutra)
Mata Pancing

C. Produk B (………………………….)
1. Biaya Tetap
Umur
Harga Jumlah
Barang Modal Satuan Vol Ekonomis
(Rp) (Rp/Thn)
(Thn)
Investasi
Mesin Unit
Mesin Utama Unit
Mesin Lainnya…… Unit
Keranjang/Basket Unit
Gabus Unit
Gense Unit
Pisau Unit
Timbangan Unit
Tenaga Kerja Jiwa
2. Biaya Variabel
Barang Modal Satuan Jumlah Harga (Rp)
Ikan Bandeng Liter
Garam Liter
Bumbu-bumbu Trip
Es Balok Batang
Air Liter
Mata Pancing
Tali Pancing
Umpan Tiruan (Sutra)
Mata Pancing

B. Produk C (………………………….)
1. Biaya Tetap
Umur
Harga Jumlah
Barang Modal Satuan Vol Ekonomis
(Rp) (Rp/Thn)
(Thn)
Investasi
Mesin Unit
Mesin Utama Unit
Mesin Lainnya…… Unit
122
Keranjang/Basket Unit
Gabus Unit
Gense Unit
Pisau Unit
Timbangan Unit
Tenaga Kerja Jiwa

2. Biaya Variabel
Barang Modal Satuan Jumlah Harga (Rp)
Ikan Bandeng Liter
Garam Liter
Bumbu-bumbu Trip
Es Balok Batang
Air Liter
Mata Pancing
Tali Pancing
Umpan Tiruan (Sutra)
Mata Pancing

Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan dari praktek lapang ini
adalah menggunakan metode grafik dan metode simpleks.
Langkah Penyelesaian Metode Grafik:
1. Gambarkan semua fungsi pembatas dalam suatu grafik
2. Tetapkan daerah layak yaitu daerah dalam grafik yang memenuhi semua pembatas.
3. Asumsikan nilai dari fungsi tujuan tertentu dan gambarkan fungsi tujuan itu dalam
grafik.
4. Tariklah garis yang sejajar dengan garis fungsi tujuan dan menyinggung bagian
yang ekstrim pada daerah layak.
5. Tetapkan nilai dari variabel keputusan pada titik singgung tersebut.
Langkah Penyelesaian Metode Simpleks:
1. Mengubah model program linear menjadi bentuk standar.
Dimana bentuk standar ini mempunyai 3 ciri yaitu:
a. Nilai ruas kanan pembatas semuanya bukan negatif (nilia bi non negatif).
b. Semua variabel mempunyai nilai  0.
c. Fungsi tujuan dalam bentuk maksimum atau minimum.
2. Dalam penyelesaian Program Liner senantiasa ditambahkan variabel yang
menunjukkan slack atau kapasitas yang menganggur.
Oleh karena terdapat kapasitas yang menganggur, maka secara otomatis tidak
memberi kontribusi terhadap laba, karenanya diberi koefisien nol pada fungsi tujuan.

123
Secara umum slack variabel adalah selisi antara sisi kiri (sumber yang digunakan)
dengan sisi kanan (sumber yang tersedia).

DAFTAR PUSTAKA

Adrim. 2010. Ciri-Ciri dan Analisis Morfologi Pada Ikan. Jurnal Akuatik. Vol. 22.
Hal 1212-1322.

Duwila, U. 2015. Pengaruh Produksi Padi Terhadap Tingkat Kesejahtraan


Masyarakat Kecamatan Walopo Kabupaten Baru. Vol IX. No. 1.

Hendrik. 2010. Analisis Usaha Pengolahan Ikan Asin di Kecamatan Pandan


Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatera Utara. Jurnal Perikanan dan
Kelautan. No. 15. Vol.1.

Juaningsih. 2014. Analisis Usaha Pengolahan Tradisional Ikan Kering di Desa


Jangkar Kabupaten Situbondo. Jurnal Ilmu Perikanan. Vol. 5. No. 1.

Kotler & Keller. 2009.Manajemen Pemasaran. Edisi ke 13. Jakarta.

Layli. 2006.Identifikasi Ikan Teleostel Yang Tertangkap di Wilayah Perairan


Pesisir Semarang. (Skripsi Universitas Negeri Semarang).

Nuralyah. 2021. Manajemen Usaha Pengolahn Abon Ikan Lele. Jurnal Pari. Vol. 7
No. 1.
Purnomo H. 2004. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Rahman. 2010. Manajemen Pemasaran. Jakarta.

Rizqi, A.A. & Sudrajat, A. 2021. Optimalisasi Keuntungan Menggunakan Linear


Programming Metode Simpleks. Jurnal Manajemen. Vol. 13. No.2.

Sriwidadi, T. & Erni, A. 2013. Analisis Optimalisasi Produksi dengan Liner


Programming Melalui Metode Simpleks. Vol.4 No.

124
MATERI VII : PENGENDALIAN TENAGA KERJA

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Perusahaan sebagai wadah penggerak perekonomian memiliki peranan
penting dalam mengatur perekonomian suatu bangsa. Oleh karena itu , perusahaan
sudah sewajarnya jika senantiasa mengoptimalisasikan perolehan labanya dalam
rangka mempertahankan kelangsungan kehidupan perusahaannya (Rustam, 2019).
Pengendalian adalah proses dinamis, penekanan selalu pada membuat cara
konstruksi untuk mengembalikan prestasi kerja ke standar, bukan hanya sekedar
mengetahui kegagalan pada masa lalu.dengan demikian proses pengendalian
harus dimulai dengan perencanaan yang realistis dan juga adanya tanggung jawab
dri manejer. Dalam pengendalian yang baik harus diketahui siapa yang
bertanggung jawab atas terjadinya biaya. Tenaga kerja merupakan salah satu
faktor produksi utama yang cukup besar dalam suatu perusahaan, walaupun dalam
kegiatan produksi perusahaan tersebut menggunakan jasa- jasa mesin. Oleh sebab
itu, maka biaya tenaga kerja perlu di ukur, di kendalikan dan dianalisa secara terus
menerus. Agar biaya tenaga kerja yang dikeluarkan sesuai dengan hasil kerja,
maka diperlukan pengawasan dan pengendalian yang teliti dan cermat (Hapsari,
2013).
Tenaga kerja merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi
produksi yang tidak dapat diabaikan dalam suatu perusahaan, karena menjadi
perencana dan pelaku dalam setiap aktivitas perusahaan, bahkan menempati posisi
yang strategis untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karenanya diperlukan
pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan
peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja
dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Dalam hal

125
perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar
pekerja dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi
atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya
dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha. Salah satu
pasal dalam UUD 1945 yaitu pasal 28 D yang menyatakan bahwa setiap orang
berhak untuk mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja.
Pengendalian biaya tenaga kerja adalah salah satu biaya produksi,biaya
produksi merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi perusahaan
sehingga perlu dilakukan pengendalian.pengendalian yang tepat diperlukan untuk
membantu perusahaan mengetahui penyimpanan yang terjadi antara anggaran
biaya tenaga kerja dan realisasi biaya tenaga kerja, Nur Hamidah, (2015).

Pelabuhan perikanan samudera (PPS) kendari merupakan unit pelaksana


Teknis (UPT) dari Direktorat jendral perikanan tangkap (DJPT) yang mempunyai
peranan sangat penting dan strategi dan karena berada di teluk kendari yang relatif
aman dari gelombang laut belanda yang sangat besar pada saat angin Timur, serta
berada di Wilayah pengelolaan perikanan (WPPI) 714 yang mempunyai potensi
sumberdaya ikan yang besar terutama bentuk ikan pelagis, selain itu pelabuhan
perikanan samudera kendari berada di daerah yang kondusif serta tidak kalah
penting adanya dukungan pemerintah baik dari provinsi maupun daripemerintah
kota kendari.
Tenaga kerja di PPS Kendari merupakan bentuk pertanggung jawaban
pelaksanaan prinsip akuntabilitas dan transparansi PPS Kendari pablik dengan
mengacu kepada ketentuan Perpes Nomor 29 Tahun 2014 tentang system
akuntabilitas kinerja intansi pemerintah serta berpedoman pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birkrasi (PAN-RB) Nomor 28
tahun 2010 tentang penyusunan ketetapan kinerja dan pelaporan akuntabilitas
kinerja intansi pemerintah (Bain, 2021).

126
Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan penelitian terkait
penelitian pengendalian tenaga kerja di pelabuhan perikanan samudera (PPS)
Kendari.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas rumusan masalah pada penelitian ini,
adalah, Bagaimana pengendalian tenaga kerja di PPS Kendari?
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah, untuk mengetahui bagaimana
pengendalian tenaga kerja di PPS Kendari.
Manfaat dari Penelitian ini adalah:
1. Bagi pengusaha, penelitian ini sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen
perusahaan dalam mengendalikan biaya tenaga kerja langsung perusahaan
yang dikelola agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan
2. Bagi pihak akademisi, penelitian ini bermanfaat untuk menambah ilmu
pengetahua dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
3. Bagi peneliti lain, penelitian ini sebagai informasi tambahan atau referensi
untuk penenlitian pada bidang yang serupa dimasa yang akan datang

127
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Pengendalian
Pemahaman terhadap definisi tentang sesuatu objek adalah awal yang
sangat penting di dalam kerangka mempelajari, memahami, menganalisa serta
menarik kesimpulan terhadap sesuatu objek.Oleh karena itu, apabila seseorang
ingin mempelajari dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan
pengendalian, perlu lebih dahulu mengerti dan faham arti atau batasan istilah
pengendalian (Sugiyanto, 2016).
Pengendalian melibatkan pencapaian kinerja yang seharusnya
dicapai.Pencapaian kinerja yang seharusnya dicapai menekankan kebutuhan bagi
pemimpin untuk bekerja bersama anggotanya guna mencapai kinerja yang
seharusnya dicapai.Penekanan pada mutualitas standar mengurangi kemungkinan
bahwa pelaksanaan kinerja yang dicapai banyak menyimpang dengan standar
kinerja yang seharusnya dicapai. Hal itu juga meningkatkan kemungkinan bahwa
pemimpin dan anggotanya akan bekerja bersama sesuai dengan standar kinerja
yang telah ditetapkan demi kebaikan bersama. Pengendalian pada gilirannya
membantu mengurangi biaya dan meningkatkan output. Seperti yang disadari
organisasi dimana sistem pengendalian yang efektif bisa menghilangkan
pemborosan, menurunkan biaya tenaga kerja, memperbaiki output per unit input
(Sugiyanto, 2016).
Pengendalian manajemen adalah kegiatan perencanaan dan pengendalian
dalam organisasi, yang berada di antara dua kegiatan yaitu perumusan atau
formulasi strategi yang dilakukan manajemen atas dan pengendalian tugas yang
dilakukan manajemen level bawah/operasional.Untuk dapat memahami
pengertian pengendalian manajemen, terlebih dahulu harus dapat dibedakan dari
dua aktivitas lainnya yaitu formulasi strategi dan pengendalian tugas.Selanjutnya
dengan melihat perbedaan antara aktivitas formulasi strategi dengan penetapan
sasaran (objective setting), pengendalian manajemen dengan perencanaan
strategik maupun dengan pengendalian tugas (Enjang, 2020)

128
Beberapa karakteristik dari masing-masing aktivitas adalah:
1. Formulasi Strategi merupakan kegiatan yang jauh dari sistematik, sedangkan
pengendalian tugas merupakan kegiatan paling sistematik. 2. Formulasi
strategi mencakup periode jangka panjang, sedangkan pengendalian tugas
lebih pada cakupan waktu jangka pendek. 3. Aktivitas formulasi strategi lebih
berkaitan dengan perencanaan, sedangkan pengendalian tugas lebih pada
pengendalian.
2. Formulasi strategi mencakup periode jangka panjang, sedangkan pengendalian
tugas lebih pada cakupan waktu jangka pendek.
3. Aktivitas formulasi strategi lebih berkaitan dengan perencanaan, sedangkan
pengendalian tugas lebih pada pengendalian.
Pengendalian manajemen adalah proses dimana manajemen
mempengaruhi anggota organisasi untuk mengimplementasikan strategi organisasi
yang telah ditetapkan (Enjang, 2020).
Aktivitasnya meliputi:
a. Perencanaan, apa yang seharusnya dilakukan
b. Koordinasi, atas berbagai bagian dalam organisasi
c. Komunikasi, informasi d. Evaluasi, informasi e. Mengambil Keputusan, atas
tindakan tertentu f. Mempengaruhi, orang untuk merubah perilaku orang
c. Komunikasi, informasi
d. Evaluasi, informasi
e. Mengambil Keputusan, atas tindakan tertentu
f. Mempengaruhi, orang untuk merubah perilaku orang
Fokus utama pengendalian manajemen ada pada pelaksanaan strategi atau
eksekusi, dan merupakan salah satu alat dalam implementasi strategi. Alat lainnya
adalah struktur organisasi, manajemen sumber daya manusia, dan kultur. Struktur
Organisasi meliputi peran spesifik dalam organisasi, hubungan pelaporan, dan
pembagian tanggungjawab, sedangkan manajemen sumber daya manusia adalah
proses seleksi, pelatihan, evaluasi, promosi, dan penghentian karyawan untuk
membangun keahlian dan kompetensi yang dibutuhkan organisasi untuk
mengimplementasikan strategi. Variabel lain adalah kultur, mencakup norma,

129
kepercayaan, perilaku yang secara implisit atau eksplisit digunakan untuk
melandasi segala keputusan manajemen. Jadi, agar strategi bisa menghasilkan
kinerja terbaik, maka alat seperti struktur organisasi, manajemen sumber daya
manusia, kultur dan pengendalian manajemen harus dirancang secara harmonis
(Enjang, 2020).
Pengendalian manajemen merupakan proses untuk mendeteksi dan
mengoreksi kesengajaan atas kesalahan pelaksanaan dan pelanggaran seperti
pencurian atau penyalahgunaan sumber daya. Lingkungan pengendalian
perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya 4
pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen dan gaya operasi
manajemen, struktur organisasi (terpusat atau terdesentralisasi) serta praktik
kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian manajemen merupakan jaringan kerja
organisasi tempat manajemen melaksanakan sebuah tugas pengendalian
(Yatiyusari dkk., 2020).
Menurut Syamsi, (2013) pengendalian adalah fungsi manajemen yang
mengusahakan agar pekerjaan atau kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana,
instruksi, pedoman, patokan, pengaturan atau hasil yang telah ditetapkan
sebelumnya.Menurut Strong, (2014) pengendalian adalah proses pengaturan
berbagaifaktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan
ketetapan-ketetapan dalam rencana.
Menurut Harahap (2015) Pengendalian merupakan suatu tindakan
pengawasan yg disertai tindakan pelurusan (korektif).Menurut Bayu, (2016)
pengendalian merupakan pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yg dilakukan
oleh atasan atau pimpinan dalam organisasi terhadap
komponen organisasi dan sumber-sumber yg ada untuk mencapai tujuan yg
sudah ditetapkan sebelumya.
Menurut Adinda Nugroho, (2017) pengendalian adalah memantau
kemajuan dari organisasi atau unit kerja terhadap tujuan - tujuan dan kemudian
mengambil tindakan - tindakan perbaikan jika diperlukan.

130
2. Sistem Pengendalian
Sistem pengendalian dapat mempunyai beberapa pengertian yaitu sistem
pengendalian intern dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit,
istilah tersebut sama dengan pengertian internal Chek yang merupakan prosedur-
prosedur mekanis untuk memberikan ketelitian data-data administrasi. Dalam arti
luas sistem pengendalian intern tidak hanya meliputi, pekerjaan pengecekan tetapi
meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan
pengawasan (Zilal, 2006).
Sistem pengendalian manajemen membantu manajer menggerakkan
organisasi ke sasaran stratejik, sedangkan pengendalian manajemen berfokus pada
implementasi strategi.Dalam industri yang lingkungannya bergerak cepat, maka
pengendalian manajemen dapat memberikan dasar untuk menentukan strategi
baru. Terutama menyangkut dimensi non-finansial, seperti kualitas produk,
pangsa pasar, kepuasan pelanggan , ketepatan waktu pengiriman, dan moral
karyawan. Fungsi ini dinamakan interactive control (Enjang, 2020).
Tujuan sistem pengedalian adalah sebagai berikut : (i). menjaga keamanan
harta milik suatu organisasi; (ii).memeriksa ketelitian dan kebenaran data
akuntansi; (iii).memajukan efisiensi dalam operasi; dan (iv).membantu menjaga
agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan manajemen yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Ciri-ciri pokok sistem pengendalian yang mamuaskan
yaitu : (i). struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tepat; (ii).sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang cukup memungkinkan
guna pengawasan akuntansi dan biaya; (iii).adanya praktek yang sehat dalam
melaksanakan tugas dan fungsi bagian dalam organisasi (Zilal, 2006).
Sistem adalah prosedur melaksanakan serangkaian aktivitas yang biasanya
dilakukan secara berulang.Karakteristik suatu sistem adalah runtut, terpola,
terkoordinasi, dan terdiri dari beberapa langkah yang terkoordinasi untuk
mencapai tujuan tertentu. Sistem disusun untuk menyelesaikan permasalahan yang
mempunyai karakteristik yang sistematis. Suatu sistem mempunyai dua aspek
yaitu lingkungan sistem dan aliran sistem (Yatiyusari dkk., 2020).

131
3. Pengendalian Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang cukup besar sehingga sangat penting
juga untuk dikendalikan agar pengeluaran biaya produksi tidak terlalu besar.Maka
dalam perhitungannya yaitu dengan membandingkan antara biaya tenaga kerja
langsung standar dengan aktual (Rifky dan wahyuningsih 2015).
Hansen (2006), standar umumnya diklasifikasikan baik sebagai suatu yang
ideal maupun yang saat ini dapat tercapai, didefinisikan sebagai berikut: (1)
Standar ideal (ideal standards) membutuhkan efisiensi yang maximum, dan hanya
dapat dicapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna, yaitu tidak ada
mesin yang rusak, menganggur, atau kurangnya keterampilan (bahkan jika hanya
sementara) yang dapat ditoleransi. (2) Standar yang saat ini dapat dicapai
(currently attainable standards), bisa dicapai dengan beroperasi secara efisien.
Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang
lebih rendah dari sempurna, dan lainnya.Standar-standar ini sangat menantang,
tetapi dapat dicapai.
Munandar (2007), biaya standar tenaga kerja langsung adalah standar yang
merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang upah yang akan
dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung dari waktu ke waktu (bulan ke
bulan) selama periode tertentu yang akan datang. Di dalamnya mencangkup
perencanaan tentang jumlah waktu yang diperlukan oleh para tenaga kerja
langsung untuk menyelesaikan jumlah satuan (unit).
Munandar (2007), secara umum standar upah tenaga kerja langsung
mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat
manajemen untuk menciptakan koordinasi kerja, dan sebagai alat manajemen
untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja. Secara khusus, standar upah
tenaga kerja langsung mempunyai beberapa kegunaan penting, antara lain : (1)
Sebagai dasar untuk menyusun Standar Harga Pokok Produksi (cost of goods
manufactured), bersama-sama dengan Standar Biaya Bahan Mentah (cost of
materials budget), dan Standar Biaya Pabrik Tidak Langsung (cost factory
overhead). (2) Sebagai dasar untuk menyusun Standar Harga Pokok Penjualan
(cost of goods sold), bersama-sama dengan Standar Biaya Bahan Mentah (cost of

132
materials budget), dan Standar Biaya Pabrik Tidak Langsung (cost factory
overhead). (3) Sebagai dasar untuk menyusun Budget Kas karena upah
memerlukan pembayaran atau pengeluaran kas. (4) Sebagai dasar untuk
menentukan kebijakan tentang pemberian beban kerja kepada para karyawan (man
power loading), agar adil, seimbang, dan merata. Standar Jam Tenaga Kerja
Langsung Mulyadi (2000), standar jam tenaga kerja langsung adalah jam atau
waktu kerja yang seharusnya dipakai dalam pengolahan satu satuan produk.
Syarat berlakunya jam tenaga kerja langsung adalah: (1) Tata letak pabrik yang
efisien dengan peralatan yang modern sehingga dapat dilakukan produksi yang
maksimum dengan biaya yang minimum. (2) Pengembangan staf perencanaan
produksi, routing, scheduling, dan dispatching agar aliran proses produksi lancar
tanpa terjadi penundaan dan kesimpangsiuran. (3) Pembelian bahan baku
direncanakan dengan baik sehingga tersedia pada saat dibutuhkan untuk produksi.
(4) Standarisasi kerja karyawan dan metode-metode kerja dengan
instruksiinstruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan sehingga proses produksi
dapat dilaksanakan dengan baik.
Tingginya pasokan tenaga kerja di satu sisi dan lambannya penyerapan
tenaga kerja dilain sisi merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi hampir
semua perekonomian negara sedang berkembang (Todaro 1997 yang diacu oleh
Kuncoro 2002).Untuk kasus Indonesia, kecenderungan tersebut semakin tampak
jelas. Selama periode 1995-2000, misalnya, angka pertumbuhan kesempatan
kerja masih tertinggal 4 sampai 4,5 persen dari pertumbuhan angkatan kerja.
Konsekuensinya, angka pengangguran terbuka (open unemployment) masih tetap
tinggi. Sampai akhir tahun 2000, diperkirakan angka total pengangguran
mencapai 40 juta jiwa dan beban pengangguran ini akan semakin kompleks
apabila dipertimbangkan kenyataan bahwa kesempatan kerja tidak selalu dapat
terjelma menjadi penyerapan tenaga kerja dan tenaga kerja yang terserap bisa
mempunyai lebih dari satu pekerjaan (Pasay dan Taufik 1990 yang diacu oleh
Kuncoro 2002).
Persoalan penciptaan kesempatan kerja di atas akan semakin bertambah
berat lagi bila ditinjau dari sisi kualitas kesempatan kerja itu sendiri. Bila

133
penyerapan tenaga kerja yang produktif remuneratif dapat dipandang sebagai
kesempatan kerja yang dikehendaki, maka perluasan kesempatan kerja
yangberhasil diciptakan selama periode yang sama masih jauh dari harapan.
Angka pertumbuhan kesempatan kerja yang berstatus informal masih lebih tinggi
dari angka kesempatan kerja berstatus formal (Kuncoro 2002).
Selain itu tingkat produktivitas tenaga kerja juga perlu dipelajari untuk
dapat dilakukan penilaian besarnya pendapatan yang dapat dihasilkan
nelayan.Sebuah contoh tentang hal ini dikemukakan oleh Gaspersz dan Foenay
(2003).
Didalam perusahaan pada umumnya biaya tenaga kerja merupakan biaya
produksi yang cukup tinggi sehingga perlu untuk diadakan pengendalian biaya
produksi yang cukup tinggi sehingga perlu untuk diadakan pengendalian biaya
tenaga kerja.Dengan tujuan pengendalian tenaga kerja bagi manajemen yaitu
mencapai efisiensi tenga kerja termasuk konpensasi gaji dan upah yang memadai,
agar menjadi kualitas produk yang dihasilkan sudah memenuhi standar dan dapat
dicapainya mutu pelayanan yang memuaskan (Nuryadi, 2017).
menurut Mulyadi (2000 : 343) dalam bukunya akuntansi biaya
menyatakan : Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan
oleh karyawan untuk memperoleh produk.Biaya tenaga kerja adalah harga yang
diberikan penggunaan tenaga kerja manusia tersebut. Sedangkan menurut
Menurut Carter (2009:40) yang diterjemahkan oleh Krista adalah sebagai berikut:
“Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan
baku langsung menjadi produk jadi dan dapatdibebankan secara layak ke produk
tertentu.” Sedangkan menurut Bastian Bustami dan Nurlela(2010:12) adalah
sebagai berikut: “Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang
digunakandalam merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produkselesai
dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai”.Berdasarkan
pendapat dari para ahli tersebut maka dapatdisimpulkan bahwa tenaga kerja
langsung merupakan faktor pentingberupa sumber daya manusia yang
mempengaruhi prosespengelolaan bahan baku menjadi barang jadi pada suatu

134
proses produksi dan biaya tenaga kerja merupakan upah yang diberikankepada
tenaga kerja dari usaha tersebut”
Pada perusahaan yang relatif besar, sifat produksi massa, dan meliputi
jumlah karyawan yang relatif banyak sistem penggajian dapat digunakan dasar
kontrak perjanjian kerja dengan organisasi karyawan, penelitian atas produktifitas
evaluasi jabatan atau pekerjaan, program pembagian laba, program intensif,
program jaminan upah minimum, dan sebagainya. Sebagai mana kita ketahui
bahwa biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan oleh semua
karyawan dan merupakan faktor biaya yang penting dan perlu diperhitungkan,
dikendalikan serta dianalisa secara terus- menerus.Biaya tenaga kerja terdiri dari
gaji pokok dan tunjangan-tunjangan.Kemudian adapun unsur-unsur biaya tenaga
kerja yang juga sangat penting adalah premi lembur dan biaya-biaya lainnya yang
berhubungan dengan tenaga kerja. Oleh karena itu akan dibahas gaji dan upah,
lembur, dan tenaga kerja lain-lain. (1)Gaji dan Upah Gaji merupakan jasa yang
diberikan pada seorang karyawan atau pegawai secara kontinyu dalam jangka
waktu tertentu atau yang telah ditetapkan setiap bulan.Sedangkan upah merupakan
balas jasa bagi tenaga kerja yang telah melaksankan tugas-tugas dalam perusahaan
yang sifatnya tidak begitu tetap.Kemudian jumlah gaji dan upah yang diterima
karyawan yaitu jumlah gaji dan upah kotor dikurangi dengan potongam- potongan
seperti pajak penghasilan, iuran pensiunan, dan sebagainya. (2)Lembur Dalam
perusahaan, jika karyawan bekerja melebihi jam kerja maksimal dalam satu
periode tertentu, sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
perburuhan, misalnya 60 per minggu, maka mereka berhak menerima uang
lembur dan setelah dihitung sesuai dengan kategori dalam jam kerja hari biasa
maupun hari libur / hari raya. (3)Biaya Tenaga Kerja Disamping gaji dan upah
lembur perusahaan juga memberikan biaya tenaga kerja lain-lain antara lain : (a)
Biaya Pensiun Pensiun adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan yang
telah berhenti bekerja dan memenuhi persyaratan untuk menerima pensiun.
(b)Tunjangan-Tunjangan Tunjangan merupakan unsur biaya tenaga kerja seperti
tunjangan bahan pokok, tunjangan kompensasi jabatan, tunjangan transportasi,
tunjangan cuti, dan tunjangan lain-lainnya.Walaupun tunjangan-tunjangan

135
umumnya dimasukkan kedalam over head, namun dalam hal ini tidak boleh
diabaikan dalam tanggung jawab perencanaan pengendalian manajemen, dalam
analisis pengambilan keputusan. (4) Bonus Bagian Laba Untuk karyawan yang
digaji tetap per bulan sering kali memperoleh bonus bagian laba yang biasa
didasarkan pada presentase tertentu dari jumlah laba atau sebesar gaji selama satu
bulan, atau berdasarkan peraturan lainnya yang berlaku didalam perusahaan (5)
Biaya Pendidikan dan Latihan Pada perusahaan yang ingin meningkatkan kualitas
produksinya, maka pihak perusahaan memperhatikan pengembangan pengetahuan
dan keterampilan karyawan sesuai keahlian masing-masing.Biaya pendidikan dan
latihan yang diselenggarakan secara kontinyu dan sesuai dengan program yang
telah disusun. c) Beban atas Gaji dan Upah Karyawan Jumlah gaji dan upah
karyawan yang dibayarkan adalah sebesar gaji dan upah kotor dikurangi beban
potongan atas gaji dan upah yang ditanggung karyawan. Misalnya pajak
penghasilan karyawan, dana pensiun, asuransi hari tua, asuransi kesehatan dan
lain-lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku diperusahaan dan segera
dimana perusahaan beralokasi. d) Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Pada dasarnya
akuntansi biaya tenaga kerja berhubungan dengan pencatatan secara terinci atas
biaya tenaga kerja yang harus diselenggarakan oleh bagian akuntansi keuangan
dan bagian akuntansi biaya. Bagian akuntansi biaya bertugas untuk
menyelenggarakan pencatatan atas: (1) Terjadinya biaya gaji dan upah semua
karyawan yang timbulnya hutang-hutang yang berhubungan gaji dan upah, (2)
Pembayaran atas hutang-hutang yang berhubungan gaji dan upah (Nuryadi, 2017).
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian dilakukan oleh Anggun (2013), Evaluasi Penerapan Akutansi
Pertanggungjawaban sebagai Alat Pengendalian Biaya produksi.Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memberikan penjelasan tentang pelaksanaan akuntansi
pertanggungjawaban, mengevaluasi efisiensi pengendalian biaya, dan mengetahui
peranan akuntansi pertanggungjawaban dalam menunjang efisiensi pengendalian
biaya produksi pada CV. Anugerah Genteng Manado. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian diketahui

136
bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada perusahaan belum
memadai karena belum ada penggolongan biaya dan pemberian kode rekening.
Suatu penerapan akuntansi pertanggungjawaban dapat dikatakan memadai jika
telah memenuhi syarat dan karakteristik akuntansi pertanggungjawaban.
Penelitian dilakukan oleh Dewinta (2013), Evaluasi Penerapan Biaya
Standar Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi pada Harian
Tribun Manado. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penerapan biaya
standar pada tiap-tiap komponen biaya produksi pada Harian tribun manado serta
untuk mengetahui perencanaan dan pengendalian atas selisih biaya produksi
antara biaya standar dan biaya aktual. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif yaitu menganalisis penggunaan biaya standar sebagai dasar
dalam penetapan harga, perencanaan dan pengendali biaya produksi. Hasil
penelitian menunjukkan penggunaan biaya standar pada perusahaan dalam
pelaksanaannya tidak terjadi varians yang merugikan pada biaya tenaga kerja dan
volume overhead pabrik dan terjadi varians yang merugikan sebesar -40,5% pada
biaya bahan baku kertas, -89,28% pada bahan baku tinta serta -10.33% pada biaya
fleksibel overhead pabrik dan dikategorikan unfavorable. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa perencaanaan dan pengendalian biaya produksi dengan
menggunakan biaya standar telah memadai karena perusahaan berhasil
mengendalikan pengeluaran biaya produksi meskipun belum maksimal.
Penelitian dilakukan oleh Ribka (2015) Analasis Pengendalian Interen
Terhadap Penggajian Pada Grand Sentral Supermarket Tomohon. Tujuan untuk
mengetahui apakah sistem pengendalian interen penggajian perusahaan berjalan
efektif. Metode penelitian ini adalah deskriptif. Hasil penelitian menunjukan
sistem yang diterapkan dalam perusahaan telah berjalan efektif dengan adanya
pencatatan yang terstruktur dan jelas dan pengawasan langsung yang dilakukan
oleh pemilik perusahaan. Manajemen sebaiknya meningkatkan aktivitas
pengawasan terhadap kedisiplinan dari para karyawannya.
Penelitian dilakukan oleh Marlina (2017) Peran Tenaga Kerja Wanita
Dalam Usaha Tani Horitikultura Di Kelurahan Wailan. Bertujuan untuk
mengetahui peran tenaga kerja wanita dalam usahatani hortikultura di Kelurahan

137
Wailan. Metode dilakukan secara deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel.
Hasil penelitian menunjukan bahwa curahan waktu kerja wanita pada kegiatan
Panen 2,86 jam/hari, penanaman 1,8 jam/hari, pengolahan tanah 1,7 jam/hari,
penyiangan 0,46 jam/hari, pembibitan 0,4 jam/hari, pemupukan 0,26 jam/hari dan
pengendalian hama dan penyakit 0 jam/hari
Penelitan dilakukan oleh Alex (2013) Analisis Pengendalian Internal
Persediaan Bahan Baku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengendalian internal persediaan bahan baku terhadap efektifitas pengelolaan
persediaan bahan baku pada PT. Industri Kapal Indonesia Bitung. Metode analisis
yang digunakan adalah metode analisis data deskriptif. Teknik pengumpulan data,
dengan melakukan observasi ke perusahaan, melakukan wawancara, dan
melalukan studi pustaka dengan buku-buku, litelatur, bahan-bahan yang di dapat
selama perkuliahan yang relevan dengan permasalahan yang ditrelit.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tugas-tugas atau fungsi yang telah dilakukan serta
sistem pencatatan dan pelaporan mengenai aktifitas pengelolaan persediaan bahan
baku memadai. Ditemukan beberapa kelemahan, antara lain adanya perangkapan
fungsi penerimaan dan penyimpanan pada bagian gudang, stock opname hanya
dilakukan setahun sekali.
Penelitian dilakukan oleh Tandri (2015), Efektivitas Penerapan Sistem
Interen terhadap Penerimaan dan Pengeluaran Kas.. Tujuan penelitian ini untuk
mengevaluasi efektivitas penerapan sistem pengendalian intern terhadap
penerimaan dan pengeluaran kas.Metode analisis yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif..Hasil penelitian menerangkan bahwa penerapan sistem
pengendalian internal terhadap penerimaan dan pengeluaran kas di RSU Pancaran
Kasih GMIM Manado secara keseluruhan cukup efektif, hal ini karena masih
terdapat bagian unsur-unsur sistem pengendalian internpemerintah yang belum
diterapkan.Sebaiknyamanajemen RSU Pancaran Kasih GMIM
Manadomeningkatkan sistem pengendalian intern yang telah diterapkan sehingga
sistem pengendalianintern dapat lebih efektif.
Penelitian dilakukan oleh Nabilatul 2015, Analisis Pengaruh Kebisingan
Terhadap TingkatKonsentrasi Kerja Pada Tenaga Kerja Di Bagian Proses.

138
Penelitian ini Bertujuan dilakukan untukmenganalisis pengaruh kebisingan
terhadap tingkat konsentrasi kerja pada tenaga kerja di bagian proses PT. Iskandar
Indah Textile Surakarta. Metode yang digunakan adalah metode penelitian
observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional. Hasil analisis
menunjukkan nilai p adalah 0,000 (pvalue ≤ 0,05), maka hasil uji dinyatakan
signifikan. Artinya ada pengaruh kebisingan terhadap tingkat konsentrasi kerja
pada tenaga kerja di bagian proses pt. iskandar indah printing textile surakarta
Penelitian dilakukan oleh Lumanaw (2016), Evaluasi Penerapan Sistem
Informasi Akuntansi Penggajian Untuk Pengendalian Intern Pada Pt. Bpr Danaku
Mapan Lestari Di Kota Bitung. Tujuan sistem informasi yang spesifik dapat
berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Terdapat tiga tujuan utama
yang umum bagi semua sistem informasi akuntansi yaitu untuk mendukung fungsi
kepengurusan, untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen, dan untuk
mendukung kegiatan operasi perusahaan. PT. BPR Danaku Mapan Lestari di kota
Bitung adalah perusahaan yang bergerak dibidang perbankan. Instansi ini di
kepalai oleh seorang direktur perusahaan yang bertanggung jawab sebagai
pemimpin, pembina dan pengkoordinasi serta mengawasi di dalam instansi
berdasarkan peraturan-peraturan yang telah di tetapkan perusahaan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem informasi
penggajian untuk pengendalian biaya. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif kualitatif. Dokumen yang digunakan adalah dokumen
pendukung perubahan gaji, daftar hadir, rekap daftar gaji, surat tugas, dan bukti
kas keluar. Catatan akuntansi yang digunakan adalah laporan harian kas, jurnal
umum, buku besar, dan daftar gaji atau slip gaji. Hasil penelitian menunjukan
bahwa sistem penggajian pada PT. BPR Danaku Mapan Lestari di Kota Bitung
sudah cukup efektif. Manajemen perusahaan sudah menerapkan konsep dan
prinsip pengendalian intern penggajian namun masih terdapat beberapa
kekurangan yang tidak sesuai dengan teori. Manajemen perusahaan sebaiknya
melakukan pengawasan secara berkala dalam proses pembuatan daftar gaji.
Penelitian ini dilakukan oleh Massie dkk., (2018) dengan judul Analisis
Pengendalian Biaya Produksi untuk Menilai Efesiensi dan Efektivitas Biaya

139
Produksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pengendalian biaya
produksi, evaluasi efisiensi biaya produksi pada pabrik tahu pak Untung di Teling
Atas Manado. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa usaha tahu pak Untung tidak memiliki
pengendalian biaya produksi yang baik karena kurangnya perencanaan biaya yang
tidak mengatur, biaya standar sehingga dalam beberapa bulan pembelian bahan
baku telah meningkat pembelian harga bahan baku.
Penelitian ini dilakukan oleh Rustam dkk., (2019) dengan judul Analisis
Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung pada PT. Adinata Sungguminasa.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efisiensi biaya tenaga
kerja langsung yang dilakukan oleh perusahaan PT. Adinata. Data ini
menggunakan analisis kuantitatif yaitu cara membandingkan antara biaya tenaga
kerja yang sesunggunya terjadi dengan dianggarkan, dimana sering terjadi
penyimpangan dari anggaran yang disebut Variance. Hasilnya menunjukkan
bahwa berdasarkan analisis pengamatan yang telah peneliti lakukan menunjukan
bahwa tingkat efisiensi biaa tenaga kerja pada PT. Adinata dalam rentang waktu
2014-2016 adalah 10,5586%. Hal in menunjukan bahwa pengendalian biaya
energy langsung berada pada kategori dari efisien stabil.
Penelitian ini dilakukan oleh Maulidiono dkk., (2015) dengan judul
Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung dalam Peningkatan Efisiensi Biaya
Produksi. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana
pengendalian biaya tenaga kerja langsung dalam meningkatkan efisiensi biaya
produksi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis kualitatif.
Hasil ini menunjukan, dimana perusahaan melakukan pengendalian menggunakan
tenaga kontrak, menggunakan sistem sidik jari dihadapan karyawan untuk
mencegah karyawan tidak hadir menitipkan kepada orang lain, salah satunya
memahami tata cara penggunaan mesin, selain itu diketahui dalam prosesnya
perusahaan mengeluarkan standar kerja yaitu 60 hari tetapi sebenarnya adalah 51
hari, ini berarti proses produksi semakin cepat semakin efisien juga biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk proses produksi terhadap biaya overhead yang terdiri dari
listrik dan air.

140
Penelitian ini dilakukan oleh Hapsari dkk., (2013) dengan judul Evaluasi
Efektifitas Pengendalian Biaya Produksi dan Efisiensi Biaya Produksi. Penelitian
ini bertujuan untuk memastikan bahwa perusahan telah melakukan pengendalian
dengan benar dibutuhkan evaluasi atas keefektivitasan pengendalian produksi
yang dilakukan agar terjadi efisiensi biaya produksi. Metode penelitian yang
digunakan analisis deskriptif dan analisi trend yang mengumpulkan data melalui
kuesioner, observasi, dan wawancara. Dari hasil kuesioner dan hasil analisis trend,
pengendalian atas biaya produksi pada PT. XYZ sudah efektif dan berdasarkan
hasil ujian hipotesis terhadap variabel efisiensi biaya produksi hipotesis diterima
yang berarti biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan sudah efisien.
Penelitian ini dilakukan oleh Panggabean dkk., (2016) dengan judul
Analisis Biaya Standar dan Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung pada PT
Drydocks World Paxocean di Kota Batam. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui apakah berdirinya biaya tenaga kerja langsung standar sebagai sarana
pengendalian biaya yang efektif dan efisien atas nama perusahaan. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode perhitungan tariff upah langsung dan
variansi. Hasil perhitungan yang telah dilakukan penulis dapat mengatakan dalam
standar costing PT Drydocks World Paxocean telah ditetapkan sampai dengan
baik dan sesuai dengan yang terjadi dan dengan standar costing yang baik maka
penggunaan standar biaya sebagai alat pengendalian biaya tenaga kerja langsung
dapat dikatakan efektif dan efisien.
Penelitian ini dilakukan oleh Arumsari dkk., (2019) dengan judul
Pengendalian Tenaga Kerja dan Bahan Makanan pada Kegiatan Produksi di Main
Kitchen Hotel. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan pengendalian tenaga
kerja dan bahan makanan pendahuluan, bersama dan umpan balik pada kegiatan
produksi di Main Kitchen. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengendalian tenaga
kerja meliputi: (1) pengendalian pendahuluan yang mencakup peraturan –
peraturan, (2) pengendalian bersama, (3) pengendalian umpan balik.
Penelitian ini dilakukan oleh Fajrianti dkk., (2017) dengan judul
Pengendalian Heat Stress pada Tenaga Kerja di Bagian Furnace PT. X Pangkal

141
pinang Bangka Belitung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengendalian heat stress pada tenaga kerja dibagian furnace PT. X Pangkal pinang
Kepulauan Bangka Belitung. Metode penelitian yang diganakan yaitu metode
content analysis. Hasil penelitian menujukkan bahwa semua informan
mengungkapkan suhu dilingkungan kerja area tanur panas sesuai dengan hasil
pengukuran suhu dilapangan sebesar 34,9 derajat melebihi ambang standar yang
distandarkan.
Penelitian ini dilakukan oleh Putri dkk., (2010) dengan judul Analisis
Varian Sebagai Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung pada PT. Profd Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaiman perhitungan varians
biaya tenaga kerja langsung, faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya varians
biaya tenaga kerja langsung dan faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
varians biaya tenaga kerja langsung. Metode penelitian yang digunakan yaitu
metode analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat variasi
biaya tenaga kerja langsung yaitu, varians taris dan varians efisiensi, namun
varians tersebut masih berada dalam area in control, meskipun pengendalian
biaya tenaga kerja langsung PT. Profad Indonesia masih berada pada daerah in
control, namun PT. Profad Indonesia tetap harus mengendalikan biaya tenaga
kerja langsung untuk proses produksi berikutnya.
Penelitian ini dilakukan oleh Mindartika (2002) dengan judul Evaluasi
Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Meningkatkan Efisiensi Pada
PR .Adi Bungsu Di Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaiman pengendalian biaya tenaga kerja langsung pada PR .Adi Bungsu
Malang dalam upaya meningkatkan efisiensi. Metode penelitian yang digunakan
yaitu metode analisis varian. Hasil perhitungan dengan menggunakan anisis
diperoleh yaitu untuk varian terif upah pada tahun 2000 sebesar Rp. 15.049.564,5
dengan rata-rata 1,25%, untuk varian efisiensinya sebesar Rp. 19.424. 560 dengan
rata-rata 3,1% . berdasarkan hasil diatas dapat dikatakan bahwa pengendalian
biaya tenaga kerja langsung tidak dapat dikatakan efisien.
Penelitian ini dilakukan oleh Zacky (2010) pada judul Analisis
Pengendalian Biaya Tenaga Kerja pada Ukm keramik Hias dan Souvenis Soeharto

142
Dinoyo Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian
biaya tenaga kerja secara langsung maupun tidak langsung dan efisiensi biaya
tenga kerja secara langsung maupun tidak langsung yang telah dilakukan. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Dari hasil analisis
pekerjaan adalah pengendalian biaya yang dialami secara langsung maupun tidak
langsung selisinya tidak menguntungkan, dikarenakan kurangnya pengawasan
pada tahap kegiatan produksi, peningkatan volume produksi yang mengakibatkan
kurangnya efisiennya penggunaan jam mesin dan perubahan peraturan
pemerintah.
Penelitian dilakukan oleh kartika Dyah (2014 bertujuan untuk mengetahui
pengaruh dari jumlah tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi secara parsial dan
simultan terhadap produksi industri furniture di Kota Denpasar. Dalam penelitian
ini menggunakan seluruh industri furniture yang bertempat di Kota Denpasar yang
terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan sejumlah 94 pengusaha yang
terbagi atas 4 Kecamatan di Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan teknik
regresi linier berganda. hasil penelitian di peroleh hasil secara simultan jumlah
tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi berpengaruh terhadap produksi industri
furniture di Kota Denpasar, dan diperoleh hasil secara parsial jumlah tenaga kerja,
bahan baku, dan teknologi berpengaruh positif terhadap produksi industri
furniture di Kota Denpasar.
Penelitian dilakukan oleh Rita Anugerah (2014) Analis pengendalian
Tenaga kerja Perananan Dalam Pencegahan Firaud. Hasil penelitian terdahulu
mengenai fraud menunjukkan bahwa fraud terjadi karena kurangnya. Pemahaman
yang menyeluruh tentang konsep fraud termasuk mengetahui motivasi orang
melakukan fraud serta tanda-tanda (red flags) terjadinya fraud adalah penting.
Semua pemangku kepentingan khususnya manajemen perusahaan hendaknya
memahami bahwa dengan menerapkan tatakelola perusahan, termasuk
mempertimbangkan semua prinsip dan fungsi tatakelola itu sendiri serta peran
komite audit, dijangka akan dapat mencegah atau mengurangkan terjadinya fraud.
Putri dan Kartikaningdyah, (2010) melakukan penelitian dengan judul
Analisis Varians sebagai Pengendalian Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung

143
(Studi Kasus PT. Profab Indonesia). Hasil penelitian menunjukkan setelah
dianalisis menggunakan Statistical Quality Control (SQC) secara keseluruhan
varians biaya tenaga kerja langsung yang terjadi pada PT Profab Indonesia masih
dalam area terkendali (in control). Tujuan penelitian untuk mengetahui
perhitungan varians biaya tenaga kerja langsung. 2) faktor apa saja yang
menyebabkan terjadinya varians biaya tenaga kerja langsung. 3) dan efisiensi
biaya tenaga kerja langsung.
Sisela, (2011) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Biaya Bahan
Baku Dan Bahan Tenaga Kerja Langsung Terhadap Hasil Produksi (Studi kasus
Sentra Industri Tenun ATBM Kabupaten pekalongan). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin besar pula hasil produksi yang diperoleh. Biaya
bahan baku yang paling dominan mempengaruhi hasil produksi. Tujuan penelitian
adalah sebagai berikut :1. Untuk mengetahui pengaruh biaya bahan baku terhadap
laba kotor pada Konveksi Buanajaya 2. Untuk mengetahui pengaruh biaya tenaga
kerja langsung terhadap laba kotor pada Konveksi Buanajaya 3.Untuk mengetahui
pengaruh biaya overhead pabrik terhadap laba kotor pada Konveksi Buanajaya 4.
Untuk mengetahui pengaruh antara biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik terhadap laba kotor pada KonveksiBuanajaya.
Adriana, (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengendalian
Biaya Tenaga Kerja Langsung dengan Menggunakan Anggaran (Studi Pada
Perusahaan Air Minum PT. Air Cokro Surakarta). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa biaya tenaga kerja pada PT. Air Cokro Surakarta telah terkendali dengan
baik.Tujuan penelitian yaitu : 1). Untuk menegtahui apakah penyusunan anggaran
biaya tenaga kerja lansung pada Perusahaan Air Minum PT. Air Cokro Surakarta
sudah Baik. 2). Untuk mengetahui apakah pengendalian biaya tenaga kerja
lansung pada Perusahaan Air Minum PT. Air Cokro Surakarta dengan
menggunakan anggaran sudah efektif.
Ayuningtiyas (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Biaya
Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Bahan Baku terhadap Volume (Studi kasus
PT.Wirhan Sari Permai). Hasil penelitian menunjukkan bahwa membuktikan
pengaruh biaya tenag kerja langsung dan biaya bahan baku terhadap volume

144
produksi pada PT.Wirhan Sari Permai.Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam
penelitian ini berdasarkan rumusan masalah diatas, yaitu untuk membuktikan
pengaruh biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku terhadap volume
produksi pada PT Wirhan Sari Permai.
Yulianto, (2015) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Biaya
Saprodi dan Tenga Kerja Terhadap Pendapatan UsahaTani Semangka. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Biaya saprodi dan biaya tenaga kerja secara
bersama pula berhubungan erat dan positif dengan pendapatan usaha tani
semangka, hal ini ditunjukkan dengan besarnya koefisien korelasi (Ry1.2) =
0,985.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh
penggunaan biaya sarana produksi berupa benih, pupuk, pestisida dan biaya
tenaga kerja terhadap pendapatan usahatani semangka di Kecamatan Samarinda
Utara. 2. Keeratan hubungan antara penggunaan biaya sarana produksi terhadap
pendapatan usahatani semangka di Kecamatan Samarinda Utara.
Subakir, (2015) melakukan penelitian dengan judul Peranan Sistem
Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi
Diperusahaan UD.Naga Mas LIK – Trosobo.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Ada hubungan positif yang berperan dan signifikan antara pengendalian biaya
tenaga kerja untuk meningkatkan efisiensi produksi.Tujuan penelitian anatara lain
adalah : 1). Untuk mengetahui pelaksanaan system pengendalian biaya tenaga
kerja yang terjadi pada perushaan Naga Mas Trosobo. 2). Untuk mengetahui cara
system pengendalian biaya tenaga kerja yang dapat meningkatkan efisiensi
produksi pada perusahaan Naga Mas Trosobo.

145
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei 2022 di Pelabuhan Perikanan
Samudera (PPS) Kota Kendari Sukawesi Tenggara.Lokasi penelitian ini
ditentukan secara purposive atau penunjukan langsung.
B. Teknik Penarikan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Rianse dan Abdi,
2009).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja yang ada di
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kota Kendari Sulawesi Tenggara.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.Bila populasi besar, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu, untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-
betul representative.Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel yang digunakan
yaitu sampling jenuh, dimana menurut Sugiyono (2012), adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Maka dari itu,
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sama dengan populasi tenaga
kerja yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kota Kendari Sulawesi
Tenggara.

C. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan cara
mengadakan wawancara langsung dan mendalam kepada nelayan budidaya udang
vaname dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disediaka.
2. Dokumentasi
Teknik ini merupakan pengumpulan data dengan cara mengambil gambar,
serta data-data peneliti terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan melihat langsung ke lapangan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai objek penelitian

146
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010),
jenis data dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari responden,
diperoleh melalui wawancara langsung ke lapang dengan daftar pertanyaan
(kuesioner) yang sudah dipersiapkan dan observasi terhadap seluruh kegiatan
yang relevan dengan penelitian, serta pencatatan. Data pemerintah terkini atas
tanggapan-tanggapan pembudidaya, konsumen pemerintah, pengolah tentang
produksi udang vanamei, jumlah produksi, biaya produksi, harga udang
vaname.
2. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain, instansi lain yang
saling berkaitan seperti, perpustakaan, hasil penelitian, pemerinth dimana
informasi yang didapatkan untuk mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah
tentang usaha perikanan yang aman untuk konsumen dan lingkungan, jumlah
pembudidaya, potensi lahan tambak, produksi udang vanamei di desa towua,
BPS (Badan Pusat Statistik). Data ini adalah data penunjang yang berkaitan
dengan penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber.

D. Konsep Operasional

1. Pengendalian Proyek adalah suatu usaha sistematis untuk menentukan standar


yang sesuai dengan sasaran peren- canaan, merancang system informasi,
membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan
adanya penyimpangan antara pelaksanaan dengan standar, dan mengambil
tindakan pembetulan yang diperlukan
2. Kepala Proyek pemimpin sebuah proyek, karena itu juga project manager
memiliki tugas yang vital dalam sebuah proyek. Mulai dari
membuat perencanaan, mengalokasi tim, mitigasi risiko, hingga membuat
report untuk para stakeholder
3. biaya merupakan pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan oleh suatu
perusahaan atau perorangan yang bertujuan untuk memperoleh manfaat lebih
dari aktivitas
147
4. Tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja, baik yang
sudah bekerja atau aktif mencari kerja,

E. Analisis Data

Metode analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis


data yang telah diperoleh penulis dalam melakukan penelitiannya, adapun metode
analis yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu metode
analisis kualitatif (Rifky dan wahyuningsih 2015).
Menurut Sugiyono (2015:244) analisis data adalah proses mencari
danmenyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatanlapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke
dalamkategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu
analisisberdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi
hipotesis.Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan, selanjutnya dicarikan data lagi
secaraberulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis
tersebutditerima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan
datayang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi,
ternyatahipotesis diterima maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.

148
QUISIONER

KELOMPOK VII
1. Antoni
2. Aristha Melati Putri
3. Nur Arselia
4. Nurul Qalbi
5. Zulkifli Yahya

A. IdentitasResponden

1. Nama : ....................................................................................
2. Alamat : ....................................................................................
3. Umur : ....................................................................................
4. Lama bekerja : ....................................................................................
5. Pendidikan terakhir : ....................................................................................
6. Status
a. Menikah
b. Belum menikah
c. Janda
d. Duda
e. Dll
7. Pekerjaan sampingan : ....................................................................................

B. Aspek Tenaga Kerja

1. Berapa jumlah tenaga kerjadi saat ini.


Jawab:

2. Berapa jumlah karyawan khusus pada ruang produksi:


Jawab:
3. Berapa jumlah rata-rata produk yang dapat diselesaikan dalam 1 hari.
Jawab:

4. Berapa rata-rata lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit
produk.
Jawab:

149
5. Apakah ada standar perusahaan berapa lama waktu penyelesaikan satu unit
produk:
Jawab:

6. Apa sajaa tahapan kegiatan pada ruang produksi mulai dari pembersihan bahan
baku sampai packing dan berapa lama standar waktu untuk menyelesaikan setiap
tahap tersebut:
Jawab;

7. Rata-rata gaji karyawan perbulan:


Jawab

8. Rata-rata gaji pengurus perbulan:


Jawab;

9. Rata-rata jumlah jam kerja karyawan perhari.


Jawab:

10. Faktor-faktor apa yang dipertimbangkan dalam menentukan gaji karyawan?


Jawab:

11. Adakah pelatihan untuk karyawan guna meningkatkan kualitas bekerjanya?


Jawab:

12. Penggunaan tenaga kerja selama proses produksi apakah telah efisien?
Jawab:

13. Perencanaan produksi yang dilakukan apakah selalu memperhitungkan kondisi


mesin dan tenaga kerjanya?
Jawab:

14. Apakah pemanfaatan karyawan / staff sudah memadai dan sesuai dengan fungsi
dan tanggung jawab yang telah ditentukan?
Jawab:
150
15. Apakah penetapan tenaga kerja baru disesuaikan dengan keterampilan dan
kemampuan khusus yang dimiliki?
Jawab:

16. Apakah kerja sama antar pimpinan dan staf pabrik cukup terkoordinir dengan
baik?
Jawab:

17. Apakah sering terjadi masalah terhadap pengendalian tenaga kerja yang ada ?
Jawab:

C. STRUKTUR ORGANISASI

1. Bagaimana susunan struktur organisasi perusahaan?


Jawab:

2. Pembagian tugas?
Jawab:

151
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, A. dan Wibowo. 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi Keempat. Penerbit


PT. Grasindo. Jakarta
Adharawati.2010. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Anggaran
sebagai alat pengendalian Biaya studi kasus pada PT. PELNI kantor
cabang Makasar.
Adriana, M. 2006. Analisis Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung dengan
Menggunakan Anggaran (Studi pada Perusahaan Air Minum PT. Air
Cokro Surakarta.Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Agoes. 2012. Auditing. Buku 1 edisi 4. salemba empat, Jakarta.
Akhmad, S.E., M. SI. 2018. Manajemen Operasi. Teori Aplikasi dalam Dunia
Bisnis
Arumsari M.P., Sutiadiningsi A. 2019. Pengendalian Tenaga Kerja dan Bahan
Makanan pada Kegiatan Produksi di main kitchen hotel. Jurnal Tata
Boga. Vol 8 (1):110-118
Ayuningtiyas, D.Y. 2014.Pengaruh Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya
Bahan Baku Terhadap Volume Produksi (Studi Kasus pada PT Wirhan
Sari Permai).Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Bain A., Kurniawan W., & Syamsuddin. 2021. Optimalisasi Usaha melalui
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan untuk Meningatkan
Peternakan Kambing di Kota Kendari. Media Kontak Tani Ternak. Vol
3 (1): 21-26
Barthos, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Bustami, B, dan Nurlela. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi Dua. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Carter, W.K, dan Ursy, M.F. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Empat Belas. Buku
Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Enjang, S.H. 2020. Modul Sistem Pengendalian Manajemen. Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Sari Mutiara
Indonesia.184 hal.
Dr. H. A. Rusdiana, M.M. 2014. Manajemen Operasi. CV Pustaka Setia. No 162-
164

152
Fajari Z., A. Soemarmi, U. D. Hananto. 2016. Pelaksanaan peraturan menteri
kelautan dan perikanan republik indonesia nomor 1 tahun 2015 tentang
penangkapan lobster (panulirus spp), kepiting (scylla spp) dan rajungan
(portunus pelagicus spp) sebagai upaya pelestarian sumber daya hayati
laut. Bagan Hukum Tata Negara. Universitas Diponegoro.

Fajrianti G., Shaluhiyah Z., & Lestantyo D. 2017. Pengendalian Heat Stress pada
Tenaga Kerja di Bagian Furnace PT. Pangkal pinang Bangka Belitung.
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol 12 (2):150-162

Gaspersz, V. dan E. Foenay.2003. Kinerja Pendapatan Ekonomi Rakyat dan


Rpduktivitas Tenaga Kerja di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal
Ekonomi Rakyat. Th. II- No. 8

Hapsari D.S., Saputra W.B., & Rismadi B. 2013. Evaluasi Efektivitas


Pengendalian Biaya Produk dan Efisiensi Biaya Produksi. Jurnal of
manajement studies. Vol 2 (1):38-60

Hariandja , Drs., M. SI. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Pengadaan,


pengembangan, pengkompensasian dan peningkatan produktivitas
pegawai
Hansen, Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen (7th ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Iskandar, M. 2011. Mentri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia,
Jakarta.
Kotller Philip dan Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid
2, Erlangga, Jakarta.
Kuncoro, H. 2002. Upah Sistem Bagi Hasil dan Penyerapan Tenaga Kerja. Jurnal
Ekonomi Pembangunan. ISN: 1410-2641, 46 JEP. 1 (7).

Mardjudo Ahsan, S. PI., M.SI. 2019. Buku Ajaran Sosiologi Perikanan.


Universitas alkhairat palu

Laksmi, Riani, Asri. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu,
Yogyakarta.

Massie K.I.N., Saerang D., & Tirayoh V.Z. 2018. Analisis Pengendalian Biaya
Produksi Untuk Menilai Efisiensi dan Efektivitas Biaya Produksi.
Jurnal Riset aAkuntansi Going Concern. Vol 13 (3):355-364

Maulidiono R.M., Wahyuningsi D. 2015. Pengendalian Biaya Tenaga Kerja


Langsung Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada Unit Delima Jaya
Carrosserie). Sekolah tinggi ilmu ekonomi kesatuan, Indonesia, Bogor

153
Mindartika T. 2002. Evalusi Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung Untuk
Meningkatkan Efisiensi pada PR. Adi Bungsu di Malang.
http://elib.unikom.ac.id
Muhammad Z. 2010. Analisis Pengendalian Biaya Tenaga Kerja pada
UKMKeramik Hias dan Souvenir Soeharto Dinoyo Kota Malang.
Universitas Muhammadiyah Malang. Vol 2 (1):17-41
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.
Munandar, M. 2007. Budgeting Perencanaan Kerja (2nd ed.). Yogyakarta: BPFE-
UGM.
Nuryadi, E. 2017.Analisis Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung pada PT.
Adinata Sungguminasa.Skripsi.Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar Makassar.70 hal.
Nusa Muktiadji, Lukman Hidayat. 2006. Sistem Pengendalian Persediaan Bahan
Baku Dalam Menunjang Efektivitas Proses Produksi. Jurnal Ilmiah
Ranggagading, 6(2): h:114-117.
Panggabean B.R., Hamidi & Salesti J. 2016. Analisis Biaya Standard an
Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung pada PT. Drydockd
Wordld Paxocean di Kota Batam. Analisis BiayaStandar dan
Pengendalian Tenaga Kerja. Vol 3 (2):114-131
Pontoh, Winston, 2013. Akuntansi Konsep dan Aplikasi. Halaman Moeka,
Jakarta.
Putri, T.I.P., dan Kartikaningdyah, E. 2010. Analisis Varians Sebagai
Pengendalian Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Pada PT. Profab
Indonesia. 2 (2) .
Rifky, M.M dan Wahyuningsih.2015. Pengendalian Biaya Tenaga Kerja
Langsung dalam Peningkatan Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus
pada Unit Karoseri Medium Bus PT Delima Jaya Carrosserie).13 hal.
Sinain, Sifra G. 2013. Analisis Efektivitas Pengendalian Manajemen Penggajian
PT. PLN (PERSERO) Rayon Tomohon.
Sisela, N.P.S. 2011.Pengaruh Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja
Langsung terhadap Hasil Produksi di Sentra Industri Tenun Atbm Desa
Pakumbulan Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan.
Skripsi.Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang
Subakir, 2015.Peranan Sistem Pengendalian Biaya Tenaga Kerja untuk
Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi di Perushaan UD.Naga Mas
Lik-Trosobo.Prodi Akuntansi FE Unipa Surabaya.25 hal.

154
Sugiyanto, E. 2016.Pengendalian dalam Organisasi.Buku.Lembaga Penerbitan
Universitas Universitas Nasional.
Suma’mur PK. 2009. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja
(Hiperkes).Jakarta: Sagung Seto
Tarwaka, Bakri SHA., Sudiajeng L. 2004. Ergonomi untuk
Keselamatan,Kesehatan Kerja dan Produktivitas
Tjahjono , A., Abidin, Z., Utami, T.N., Fattah, M., Intyas, C.A. 2017. Buku
Panduan Praktikum Manajemen Operasi Usaha Perikanan. Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang.
Wijayanto, S.PI., M.M., M.S.E. 2022. Buku Ajaran Manajemen Bisnis Perikanan
Tangkap. Uwais Inspirasi Indonesia: 217
Yatiyusari, A., Febriliana, C.I., Anjani, D.N., Natawidjaya, M.J., R.J. Putri.,
Saputra, V.T.H. 2020. Sistem Pengendalian Manajemen. Universitas
Mercu Buana. 20 hal.
Zilal, H.M. 2006. Analisis Proses Pengendalian Manajemen pada Dinas Pertanian
Aceh Tamiang. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi. 6 (2) :
189-209.

155
MATERI VIII : PENGENDALIAN KUALITAS PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manajemen operasi usaha perikanan adalah ilmu perikanan yang


mengedepankan ekstrasi sumberdaya perikanan pada level yang berkelanjutan.
Pengendalian kualitas merupakan suatu hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan
untuk mengontrol segala sesuatu yang dapat merugikan perusahaan, saat ini
pengendalian kualitas tidak hanya dilakukan oleh perusahaan besar saja tetapi
mulai diterapkan juga pada perusahaan keciluntuk mencapai produk yang standar
dengan kualitas yang maksimal danwaktu yang minimal. Setiap perusahaan perlu
untuk melakukan evaluasi dan perbaikan terus menerus terhadap proses
produksinya sehingga dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang maksimal
dan mempunyai daya tarik terhadap konsumen sehingga dapat bertahan di dunia
perindustrian. Kualitas suatu produk merupakan salah satu faktor yang utama bagi
para konsumen dalam memilih serta menentukan produk yang akan dibeli (Dalam
irwan 2015).

Mutu atau kualitas dalam suatu industri merupakan hal yang sangat
Penting untuk diperhatikan oleh suatu perusahaan, dimana produk berkualitas Dan
diolah secara efisien oleh perusahaan merupakan salah satu cara untuk
Memenangkan persaingan. Selain kualitas yang diberikan kepada konsumen, Hal
yang perlu diperhatikan lainnya adalah keefisienan suatu proses dalam
Pengolahan produk sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian dalam Proses
tersebut. Faktor-faktor yang tidak efisien dan efektif dalam suatu Proses produksi
merupakan suatu hal yang perlu diantisipasi sehingga perusahaan tidak
memerlukan biaya yang banyak dalam proses pembuatan Suatu produk, misalnya
saja kesalahan dalam pembuatan produk.

Pengendalian kualitas dapat dilakukan secara statistik atau disebut dengan


pengendalian kualitas statistik (Statistical Quality Control / SQC). Pengendalian

156
kualitas statistik adalah teknologi yang banyak digunakan di industri manufaktur
untuk meningkatkan kualitas produk dan produktivitas pekerja (Oguntunde,
2015). Penelitian yang dilakukan Banker, et al. (2014) pada Apurvi Industri yang
menemukan bahwa penerapan pengendalian kualitas statistik dapat meningkatkan
produktivitas. Darsono (2013) dan Mostafaeipour, et al. (2012) menyatakan
bahwa aktivitas pengendalian kualitas secara statistik dapat membantu dalam
menekan jumlah produk yang rusak dan membantu proses produksi menjadi lebih
baik. Pengendalian kualitas statistik berarti melakukan pengendalian dengan
metode statistik mulai dari bahan baku, selama proses produksi berlangsung
sampai pada produk akhir dan selanjutnya disesuaikan dengan standar yang telah
ditetapkan sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan tidak cacat
(Yuliasih, 2014).

Menurut (Assauri, 2008:36) suatu produk didasarkan oleh ukuran dan


karakteristik dari produk yang diproduksi sesuai dengan keinginan konsumen.
Keinginan atau selera antar pembeli juga berbeda mungkin dikarenakan perbedaan
sifat daerah asalnya, tingkat sosialnya atau pun sebab lainnya. Akibat kenyataan
ini menyulitkan bagi perusahaan untuk memilih dan menentukan faktor mutu
yang diminta oleh pembeli. mutu yang ada dari sebuah produk sebelum
disebarkan atau dijual ke khalayak umum sebagai calon konsumen.

Qualitycontrol atau yang sering disebut juga dengan kendali mutu dalam
perusahaan merupakan sebuah proses penelitian produk yang dilakukan
perusahaan selama proses produksi yang berlangsung guna menjaga serta
memperoleh kualitas produk yang telah ditentukan kriteria serta standarnya.

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari dibangun pada tahun 1984,


diawali dengan studi kelayakan oleh Tim Asian Development Bank dan direktorat
jenderal perikanan. PPS Kendari secara resmi operasional pada tahun 1990 setelah
diresmikan oleh Presiden RI Bapak H.M.Soeharto pada tanggal 10 September
1990. Sebelum ditetapkan sebagai Pelabuhan Perikanan Samudera, status
kelembagaannya adalah Project Manajemen Unit (PMU).

157
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari dalam kegiatan ekonomi, telah
memberikan manfaat yang cukup tinggi bagi masyarakat seperti fasilitas produksi,
pemasaran hasil perikanan, pengawasan pemanfaatan dan pelestaraian
sumberdaya ikan, pelayanan kesyah bandaran, mendukung kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
lingkungannya, serta penyerapan tenaga kerja. PPS Kendari sebagai basis utama
perikanan Laut pada umumnya di kawasan Indonesia Timur khususnya Sulawesi
Tenggara dengan daerah penangkapan (fishing ground) meliputi WPP 714 dan
WPP 715 yang kaya akan sumberdaya ikan baik pelagis maupun dimersal yang
telah menjadi salah satu komoditas ekspor hasil perikanan andalan Sulawesi
Tenggara.

Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari (PPS) merupakan pusat industri


perikanan terpadu di kawasan timur indonesia dan khususnya di Sulawesi
Tenggara yang terletak di Kel. Puday, Kec. Abeli, Kota Kendari, Provinsi
Sulawesi Tenggara dengan posisi geografis 03º 58´ 48´´ LS, dan 122º 34´ 17´´ BT
yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP.
64/MEN/2010 Tentang Wilayah Kerja dan Pengoperasian Pelabuhan Perikanan
Samudera Kendari. Wilayah Kerja dan Wilayah Pengoperasian Pelabuhan
Perikanan Samudera Kendari, meliputi: (a). wilayah kerja daratan seluas 40,53
Ha); dan wilayah kerja perairan seluas 33,20 ha ; ( b). wilayah pengoperasian,
yang terdiri dari wilayah pengoperasian daratan seluas 59,34 Ha; dan wilayah
pengoperasian perairan seluas 8,72 Ha.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah pada


penelitian ini adalah bagaimana pengendalian kualitas perusahaan ?

C. Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pada penelitian ini


adalah untuk mengetahui bagaimana pengendalian kualitas perusahaan. Kegunaan
dari penelitian ini adalah

158
1. Penelitian ini diharapkan kepada masyarakat agar dapat memperoleh
pengetahuan tentang pengendalian kualitas perusahaan

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan di perusahaan setempat

3. Penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pemerintah


daerah kota Kendari Sulawesi Tenggara yang berkaitan dengan kualitas
perusahaan.

159
A. Deskripsi Teori

1. Pengertian kualitas

Istilah kualitas mengandung banyak makna dan definisi. Orang berbeda


Akan mengartikannya secara berlainan. Beberapa contoh definisi yang sering
Dijumpai tentang kualitas, antara lain :

a. Kesesuaian dengan persyaratan atau tuntunan.


b. Kecocokan untuk pemakaian.
c. Perbaikan atau penyempurnaan yang berkelanjutan.
d. Bebas dari kerusakan atau cacat.
e. Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat.

Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal dan sesuatu yang
Bisa memuaskan pelanggan.Beberapa pakar kualitas memberikan definisi tentang
kualitas dengan Bahasa yang berbeda. Pakar kualitas ternama Sunyoto
menyatakan bahwa kualitas merupakan suatu ukuran untuk menilai bahwa suatu
barang atau jasa Telah mempunyai nilai guna seperti yang dikehendaki atau
dengan kata lain Suatu barang atau jasa dianggap telah memiliki kualitas apabila
berfungsi atau Mempunyai nilai guna seperti yang diinginkan. Sementara pakar
kualitas Yang lain, Philip P. Crosby mendefinisikan kualitas sebagai pemenuhan
Persyaratan dengan meminimalkan kerusakan yang mungkin timbul atau dikenal
dengan standart zero defect. Definisi kualitas ini merupakan dasar Dalam analisis
statistika untuk pemenuhan persyaratan kualitas sesuai dengan Standar yang
diinginkan oleh pelanggan Didi Haryono (2015).

2. Pengertian Pengendalian Kualitas

Menurut Montgomery, D.C (dalam Irwan & Didi Haryono, 2015).


Mendefinisikan bahwa pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan
Manajemen, yang dengan aktivitas itu kita ukur ciri-ciri kualitas produk,
Membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil

160
Tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan Yang
sebenarnya dengan yang standar. Menurut Bakhtiar .,(2013) pengendalian kualitas
dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memantau aktivitas dan
memastikanKinerja sebenarnya.

Menurut Sofyan Assauri (dalam Hayu Kartika, 2013) pengendalian dan


pengawasan adalah kegiatan yang di lakukan untuk menjamin agar kegiatan
produksi dan operasi yang di laksanakan sesuai dengan apa yang di rencakan dan
apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat di koreksi
sehingga apa yang di harapkan dapat tercapai. Sedangkan menurut Bakhtiar dkk
(2013) pengendalian kualitas dapat diartikan sebagai “kegiatan yang dilakukan
untuk memantau aktivitas dan memastikan kinerja sebenarnya”.

Menurut Kotler & Amstrong (2012;283) kualitas produk adalah


kemampuan Sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk
keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan
reparasi produk, juga atribut produk lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk
perusahaan dapat menerapkan program ”Total Quality Manajemen (TQM)”.
Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas produk adalah untuk
meningkatkan nilai pelanggan. Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan
oleh Bob Sabran (2011;143), kualitas produk adalah kemampuan suatu barang
untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang
Diinginkan pelanggan. Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2011:299)
Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk menampilkan fungsinya, hal ini
termasuk waktu kegunaan dari produk keandalan, kemudahan, dalam penggunaan
fan perbaikan, dan nilai-nilai yang lainnya

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk Perusahaan

Kualitas merupakan sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan. Kualitas


Pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk atau jasa, diukur Berdasarkan
persyaratan pelanggan tersebut. Baum (2000), faktor Yang mempengaruhi
kualitas produk ada faktor yang dikenal dengan 9M, yaitu :

161
a. Market (Pasar)
Jumlah produk baru dan baik yang ditawarkan di pasar terus bertumbuh
Pada laju yang eksplosif. Konsumen diarahkan untuk mempercayai bahwa ada
sebuah produk yang dapat memenuhi hampir setiap kebutuhan. Pada masa
sekarang konsumen meminta dan memperoleh produk yang lebih baik memenuhi
ini. Pasar menjadi lebih besar ruang lingkupnya dan secara fungsional lebih
terspesialisasi di dalam barang yang ditawarkan. Dengan bertambahnya
perusahaan, pasar menjadi bersifat internasional dan mendunia. Akhirnya bisnis
harus lebih fleksibel dan mampu berubah arah dengan cepat.
b. Money (Uang)
Meningkatnya persaingan dalam banyak bidang bersamaan dengan
Fluktuasi ekonomi dunia telah menurunkan batas (marjin) laba. Pada waktu yang
bersamaan, kebutuhan akan otomatisasi dan pemekanisan mendorong pengeluaran
mendorong pengeluaran biaya yang besar untuk proses dan perlengkapan yang
baru. Penambahan investasi pabrik, harus dibayar melalui naiknya produktivitas,
menimbulkan kerugian yang besar dalam memproduksi disebabkan oleh barang
afkiran dan pengulang kerjaan yang sangat serius. Kenyataan ini memfokuskan
perhatian pada manajer pada bidang biaya kualitas sebagai salah satu dari “titik
lunak” tempat biaya operasi dan kerugian dapat diturunkan untuk memperbaiki
laba.
c. Manajemen (Manajemen)
Tanggung jawab kualitas telah didistribusikan antara beberapa kelompok
khusus. Sekarang bagian pemasaran melalui fungsi perencanaan produknya, harus
membuat persyaratan produk. Bagian perancangan bertanggung jawab merancang
produk yang akan memenuhi persyaratan Itu. Bagian produksi mengembangkan
dan memperbaiki kembali proses untuk memberikan kemampuan yang cukup
dalam membuat produk Sesuai dengan spesifikasi rancangan. Bagian
pengendalian kualitas Merencanakan pengukuran kualitas pada seluruh aliran
proses yang Menjamin bahwa hasil akhir memenuhi persyaratan kualitas dan
kualitas pelayanan, setelah produk sampai pada konsumen menjadi bagian yang
penting dari paket produk total, hal ini telah menambah beban manajemen puncak

162
khususnya bertambahnya kesulitan dalam mengalokasikan tanggung jawab yang
tepat untuk mengoreksi penyimpangan dari standar kualitas.
d. Men (Manusia)
Pertumbuhan yang cepat dalam pengetahuan teknis dan penciptaan
Seluruh bidang baru seperti elektronika komputer menciptakan suatu permintaan
yang besar akan pekerja dengan pengetahuan khusus. Pada waktu yang sama
situasi ini menciptakan permintaan akan ahli teknik Sistem yang akan mengajak
semua bidang spesialisasi untuk bersama merencanakan, menciptakan dan
mengoperasikan berbagai sistem yang akan menjamin suatu hasil yang
diinginkan.
e. Motifation (Motivasi)
Penelitian tentang motivasi manusia menunjukkan bahwa sebagai
hadiahtambahan uang, para pekerja masa kini memerlukan sesuatu yang
memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan pengakuan bahwa
mereka secara pribadi memerlukan sumbangan atas tercapainya sumbangan atas
tercapainya tujuan perusahaan, hal ini membimbing ke arah kebutuhan yang tidak
ada sebelumnya yaitu pendidikan kualitas dan komunikasi yang lebih baik tentang
kesadaran kualitas.
f. Material (Bahan)
Disebabkan oleh biaya produksi dan persyaratan kualitas, para ahli teknik
memilih bahan dengan batasan yang lebih ketat dari pada sebelumnya.Akibatnya
spesifikasi bahan menjadi lebih ketat dan keanekaragaman bahan menjadi lebih
besar.
a. Machineand Mecanization (Mesin dan Mekanik)
Permintaan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya dan volume
produksi untuk memuaskan pelanggan telah terdorong penggunaan perlengkapan
pabrik yang menjadi lebih rumit dan tergantung pada kualitas bahan yang
dimasukkan ke dalam mesin tersebut. Kualitas yang baik menjadi faktor yang
kritis dalam memelihara waktu kerja mesin agar fasilitasnya dapat digunakan
sepenuhnya.
b. Modern Information Methode (Metode Informasi Modern)

163
Untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil kembali, memanipulasi
informasi pada skala yang tidak terbayangkan sebelumnya. Teknologi informasi
yang baru ini menyediakan cara untuk mengendalikan mesin dan proses selama
proses produksi dan mengendalikan produk bahkan setelah produk sampai ke
konsumen. Metode pemprosesan data yang baru dan konstan memberikan
kemampuan untuk memanajemeni informasi yang bermanfaat, akurat, tepat waktu
dan bersifat ramalan mendasari keputusan yang membimbing masa depan bisnis.
c. MountingProductRequirement (Persyaratan Proses Produksi)
Kemajuan yang pesat dalam perancangan produk, memerlukan
pengendalian yang lebih ketat pada seluruh proses pembuatan produk.
Meningkatnya persyaratan prestasi yang lebih tinggi bagi produk menekankan
pentingnya keamanan dan kehandalan produk.

Sedangkan menurut Kotler (2010;316) yang mempengaruhi kualitas produk antara


lain:

1) Bentuk.
Produk dapat dibedakan secara jelas dengan yang lainnya berdasarkan
bentuk, ukuran, atau struktur fisik produk.
2) Ciri-ciri produk.
Karakteristik sekunder atau pelengkap yang berguna untuk menambah
fungsi Dasar yang berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan
pengembangannya.
3) Kinerja.
Berkaitan dengan fungsional suatu produk dan merupakan karakteristik
utama Yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli produk tersebut.
4) Ketepatan atau kesesuaian.
Dengan tingkat kesesuaian dengan spesifikasi yang ditetapkan sebelumnya
Berdasarkan keinginan konsumen.
a) Daya Tahan.

164
Berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat digunakan tanpa
Menimbulkan masalah pada saat penggunaan.
b) Gaya.
Penampilan dan kesan konsumen terhadap produk.
c) Desain.
Keseluruhan keistimewaan produk yang dapat mempengaruhi
penampilandan fungsi produk terhadap keinginan konsumen.

4. Statistical qualitycontrol

Pada tahun 2013 Yamit Zulian menjelaskan bahwa Statistical


QualityControl merupakan cara yang amat bermanfaat pada saat memproduksi
Barang sama seperti kriteria mulai start process sampai endprocess. Statistic
QaulityControl (SQC) atau pengendalian kualitas statistik merupakan teknik
penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan,
menganalisis, mengelola dan memperbaiki produk dan proses menggunakan
metode-metode statistik. Pengendalian kualitas statistik tidak terlepas dari
pemenuhan kebutuhan dalam meningkatkan kepuasan Konsumen. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pengendalian kualitas Antara lain :

1. Segi operator yaitu dari keterampilan dan keahlian manusai yang Menangani
produk.
2. Segi bahan baku yaitu bahan baku yang dipasok oleh penjual.
3. Segi mesin yaitu jenis mesin dan elemen-elemen mesin yang digunakan Dalam
proses tersebut.
Pengendalian kualitas menjelaskan bahwa penggunaannya diarahkan
Untuk mengukur pencapaian standar yang ditetapkan. Pengendalian kualitas
Statisitik secara garis besar digolongkan menjadi dua yakni pengendalian Proses
statistik atau juga sering disebut controlchart dan rencana penerimaan Sampel
produk atau sering dikenal dengan acception sampling.Keberhasilan dalam
pengendalian kualitas dipengaruhi oleh tiga aspek Penting dalam mengadakan
perbaikan proses, yakni:

165
a. Aspek manajemen yang meliputi dukungan, pelatihan, kerja tim.
b. Aspek sumber daya manusia seperti penolakan terhadap perbaikan, konflik
Antara operator dan komputer.
c. Aspek operasional seperti alat-alat pengendalian proses statistik, prioritas
Proses, prosedur tindakan kolektif.
Pengendalian kualitas merupakan faktor kunci yang membawa
keberhasilan dari produk jasa, pertumbuhan bisnis dan peningkatan posisi
Bersaing. Pengendalian kualitas bertujuan menyidik dengan sebab-sebab terduga
atau pergeseran proses sedemikian hingga penyelidikan terhadap proses itu dan
tindakan pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak Unit yang tidak
sesuai di produksi. ( Haryono, 2015)

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Kartika, (2013), dengan judul “Analisis


Pengendalian Kualitas Produk Cpe Film dengan Metode Statistical Process
Control Pada Pt. Msi”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menanggulangi masalah
cacat yang terjadi, yaitu perusahaan harus melakukan perawatan yang berkaitan
dengan produk agar pengendalian kualitas sesuatu dengan kebutuhan. hasil
penelitian ini menunjukan bahwa Kualitas sangat penting bagi sebuah produk,
baik berupa produk barang maupun jasa. Hal-hal yang sangat penting bagi
produsen berkaitan dengan produk adalah: kualitas, biaya dan produktivitas.
Kualitas adalah kemampuan dari suatu produk atau jasa yang secara konsisten
memenuhi harapan dari konsumen. Dengan demikian kualitas adalah satusatunya
hal yang paling penting bagi kedua belah pihak.

Penelitian yang dilakukan oleh (Nina Hairiyah, 2019),dengan judul


Analisis Statistical Quality Control (SQC) pada Produksi Roti isi tuna di
Aremania BakeryAremania Bakery merupakan industri rumah tangga yang
memproduksi Roti isi tuna. dalam menjalankan bisnisnya belum menerapkan
pengendalian mutu Produksi sehingga tingkat kerusakan produk sangat tinggi.
Tujuan dari Penelitian ini mengidentifikasi jenis kerusakan, menganalisis

166
penerapan Metode StatisticalQualityControl (SQC) dan merekomendasikan
tindakan yang sebaiknya dilakukan. Metode penelitian yang digunakan yaitu
pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara, dilanjutkan dengan
mengolah data menggunakan metode SQC dilakukan tahapan diantaranya mengisi
lembar pemeriksaan, membuat histogram, membuatDiagram pareto, membuat dan
menghitung peta kendali, membuat diagram Sebab-akibat. Hasil penelitian
menunjukkan ada empat jenis kerusakan yaitu Cacat gosong (A), cacat ukuran
(B), cacat isi keluar (C), dan cacat kulit Terkelupas (D). Hasil analisis dengan
diagram sebab-akibat menunjukkan Penyebab mutu roti kurang baik yaitu faktor
tenaga kerja, metode, dan Mesin. Terlihat dari diagram pareto, jenis kerusakan
produk lebih dominanPada cacat ukuran sebesar 38,55%, hasil analisis peta
kendali untuk jumlah Total keluar sebesar 60% menunjukkan pengendalian mutu
di AremaniaBakery masih diluar batas kendali. Tindakan yang dilakukan untuk
Mengurangi kerusakan yaitu membuat Standard OperatingProcedure(SOP),
modifikasi oven dengan menambahkan pengatur waktu dan suhu, Menyediakan
cetakan sesuai standar, memperhatikan banyak bahan sebagai Isian, dan melapisi
cetakan dengan mentega agar cetakan tidak lengket.

Penelitian yang dilakukan olehh Suprianto dkk., (2015), dengan judul


“Pengendalian Kualitas Produk pada Proses Produksi Rib A320 di Sheet Metal
Forming Shop”. Pembahasan ini bertujuan untuk melihat sejauh mana
pengendalian kualitas dapat mencapai tingkat optimal dengan melakukan
kemampuan proses yang menggunakan metode peta kendali X dan R. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa kualitas dari produk yang dihasilkan merupakan
nilai mutlak yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk mendapatkan
kepercayaan customer. Permasalahan yang dihadapi oleh PT. X adalah terjadi
kerusakan atau cacat pada komponen RIB A320 di divisi Operasi bagian sheet
metal forming. Banyaknya produk cacat yang dihasilkan memberikan indikasi
bahwa system pengendalian kualitas yang ada belum mencapai tingkat optimal.

Penelitian yang dilakukan oleh (Bakhtiar S, 2013)UD dengan judul analisa


pengendalian kualitas dengan menggunakan metode Statistical Quality Control

167
(SQC) (Studi kasus : pada UD. Mestika Tapaktuan). Mestika adalah perusahaan
yang bergerak dalam industri produksi sirup pala, yang terletak di Jl. H. M Syarif
no. 2 kampung hilir, Tapaktuan,Aceh Selatan. Perusahaan sirup pala
memproduksi perhari sekitar 500 botol. Kerusakan produk dapat terjadi pada saat
proses pengisian dan pengemasan produk maupun pada saat pemindahan
kegudang. Tujuan dari permasalah ini adalah untuk mengendalikan kualitas
produk jadi sirup pala dan mengidentifikasi penyebab penyimpangan kualitas
produk dengan menggunakan alat bantu statistik yaitu seventools (checksheet,
histogram, diagram pareto, diagram sebab akibat, scatter diagram, peta kendali
dan stratifikasi) sehingga dapat mengetahui faktor penyebab kerusakan dan
pencegahan yang akan dilakukan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari ke 7
alat pengendalian kualitas yang telah dianalisa dapat diketahui bahwapenyebab
penyimpangan kualitas pada UD. Mestika yaitu dari sekian kerusakan yang
terjadi, yang paling berpengaruh adalah kerusakan pada botol jenis pecah dan
retak disebabkan oleh 4 faktor yaitu manusia, material, metode dan proses serta
tindakan pencegahan yang dapat dilakukan dari faktor manusia ialah memberikan
arahan dan melakukan pengawasan yang ketat serta melakukan pelatihan pada
karyawan. Faktor material ialah botol yang akan digunakan harus diperhatikan
dengan baik, faktor metode ialah area gudang harus tertutup agar botol tidak
terkena cahaya matahari langsung, dan faktor proses adalah Jangan terlalu lama
merendam botol dalam air panas, agar tidak mengurangi ketahanan botol.

Penelitian yang dilakukan Kurnia Sada Harahap (2019), Sthevany


Sthevany Aurelia Journal 2 (1), 29-38, 2020. Industri pengolahan pangan dan
hasil perikanan secara simultan meningkatkan concern di bidang keamanan
pangan dan pengendalian mutu. Pengendalian mutu yang paling dasar adalah
GMP (Good Manufacturing Practices) dan SSOP (Sanitation Standard Operating
Procedure) sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan mengkaji sistem pengendalian mutu pada proses
pengolahan tuna Loin Precooked Frozen sebagai dasar kunci pengambilan strategi
dan kebijakan dalam penerapan pengendalian pangan dan hasil perikanan dalam

168
skala eksport. Metode yang digunakan pada kajian pengendalian mutu ini
menggunakan metode skala Likert yang merupakan metode kuantitatif
pengukuran pendapat seseorang menggunakan kuesioner untuk mengetahui skala
sikap terhadap objek tertentu. Proses pengolahan tuna Loin Precooked Frozen di
perusahaan pembekuan Tuna X terdapat beberapa proses yaitu: Penerimaan bahan
baku, pelelehan, penyiangan, penyortiran, pemasakan, Pendinginan (spray I dan
II), pengkulitan, pembersihan, pengemasan (I), pemvakuman, pendeteksi logam,
pembekuan, pengemasan (II), Penyimpanan beku dan pemuatan. Penilaian skala
likert dari responden terhadap pengendalian mutu dengan hasil skor yang
diperoleh dari kuesioner penerapan GMP (Good Manufacturing Practices) 92%,
penerapan SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure) 94, 4% serta
Pengendalian Mutu Terpadu 92%. Berdasarkan hasil tersebut maka perusahaan
pembekuan Tuna X dapat menjadi alternatif industri pangan dan pengolahan hasil
perikanan yang menerapkan dan melakukan pengendalian manajemen mutu
secara konsisten.

Penelitian yang dilakukan Ratnadi &Suprianto (2016), dengan judul


“Pengendalian Kualitas Produksi Menggunakan Alat Bantu Statistik (Seven
Tools) dalam Upaya Menekan Tingkat kerusakan Produk”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan pengendalian kualitas
menggunakan alat bantu statistik bermanfaat dalam upaya mengendalikan tingkat
kerusakan produk di perusahaan. Analisis pengendalian kualitas dilakukan
menggunakan alat bantu statistik berupa check sheet, histogram, peta kendali,
diagram pareto, diagram scatter dan diagram sebab-akibat. Hasil analisis peta
kendali menunjukkan bahwa data yang diperoleh terdapat titik yang berada di luar
batas kendali yaitu pada periode ke 22 yang disebabkan karena sebab khusus hal
ini menunjukkan bahwa proses produksi masih perlu adanya perbaikan lebih
lanjut. Berdasarkan diagram pareto, prioritas perbaikan yang perlu dilakukan
adalah untuk jenis kerusakan yang dominan yaitu Waste Drawing (65,83%),
Waste Creel (32,75%) dan Waste Dryer (1,42 %). Hasil analisa mnggunakan
diagram scatter menunjukkan bahwa semakin banyak terjadi stop mesin maka

169
akan semakin banyak terjadinya waste. Dari analisis diagram sebab akibat dapat
diketahui faktor penyebab waste berasal dari faktor mesin produksi, metode kerja,
dan material/bahan baku, sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan
pencegahan serta perbaikan untuk menekan tingkat waste dan meningkatkan
kualitas produk.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurkholiq dkk., (2019), dengan judul


Pengendalian Kualitas (Quality Control) dalam meningkatkan kualitas produk.
Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian
kualitas produk santan klatu yang dilakukan di PT Pacific Easteren Coconut
Utama Pangandaran. 2) Untuk mengetahui kualitas produk santan klatu yang
dihasilkan PT Pacific Eastern Coconut Utama Pangandaran. 3) Untuk mengetahui
pengendalian kualitas (Quality Control) dalam meningkatkan kualitas produk
santan klatu di PT Pacific Easteren Coconut Utama Pangandaran. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif kualitatif dengan menggunakan
teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Untuk menganalisis
data yang diperoleh digunakan analisis reduksi data, penyajian data (display data)
dan menarik kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification). Hasil dari penelitian
dan perolehan data menunjukan bahwa pelaksanaan pengendalian kualitas (quality
control) dalam meningkatkan kualitas produk pada produk santan klatu dari mulai
bahan baku, proses produksi, dan produk jadi telah sesuai dengan standar
operasional perusahaan dan spesifikasi PT Pacific Eastern Coconut Utama.

Penelitian yang dilakukan oleh Tanjong, (2013), dengan judul


“Implementasi Pengendalian Kualitas dengan Metode Statistik”. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode check sheet, diagram pareto, diagram
sebab akibat, peta kendali dan tabel FMEA (Filure Mode ffect Analysis).
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menerapkan metode pengendalian
kualitas pada “CV. Victory Metallurgy” dan untuk meningkatkan kualitas hasil
produksinya. Meskipun pada objek yang berbeda yaitu pada pengawasan kualitas
produk, untuk menjawab rumusan masalah menghasilkan kesimpulan bahwa:
Diagram Pareto digunakan untuk mengetahui jumlah cacat yang paling

170
mempengaruhi proses produksi perusahaan. Proses produksi masih berada dalam
batas kendali. Kemudian dibuat diagram sebab akibat untuk mengetahui akar
permasalahan yang sebenarnya dan diketahui akar permasalahan yang paling
menonjol pada sumber daya manusianya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
masih saja terdapat kecacatan pada hasil produksinya. Diagram pareto digunakan
untuk mengetahui jumlah cacat yang paling mempengaruhi proses produksi
perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Meirilyn dkk (2012), dengan judul


implementasi Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistik pada
PT Industri Marmer Indonesia Tulungagung. Memaparkan penelitiannya dengan
menggunakan check sheet dan diagram cause and effect. Check sheet merupakan
formulir di mana item-item yang akan diperiksa, dicetak dalam formulir, agar data
dapat dikumpulkan secara mudah dan ringkas. Setelah diketahui jumlah cacat
dengan diagram check sheet, maka langkah berikutnya dapat dianalisis dengan
menggunakan histogram atau bagan kontrol. Sedangkan diagram sebab-akibat
cause and effect adalah diagram yang menampilkan akar permasalahan atau sebab
dan akibat dari suatu permasalahan yang timbul dari suatu proses produksi. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Meirilyn (2012) terdapat persamaan perlakuan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Dengan menggunakan check sheet dan
diagram cause and effect, dapat mempermudah dalam mengidentifikasi masalah
untuk menentukan kualitas kontrol untuk suatu produksi.

Penelitian tang dilakukan oleh Sutrisno (2009), dalam penelitiannya yang


berkaitan dengan kualitas kontrol statistika dengan judul Pengendalian Kualitas
Kontrol Produk dengan Pendekatan Model SQC (Statistical Quality Control).
Aplikasi Model pada perusahaan pakan ikan, mengungkapkan bahwa intensitas
pengawasan kualitas pada Perusahaan pakan ikan digunakan untuk mengetahui
besarnya biaya yang timbul akibat adanya kerusakan produk yang optimal. Biaya
yang diperhitungkan dalam pengawasan kualitas antara lain: (1) biaya kerusakan
bahan baku dan bahan penolong (2) biaya tenaga kerja yang terlibat dalam proses
pengawasan kualitas, (3) biaya jaminan mutu/kualitas yang meliputi biaya

171
perbaikan produk yang rusak, biaya penggantian produk rusak dancacat, dan biaya
atas ditanggungnya resiko yang menyebabkan berkurangnya volume penjualan
karena biaya produk yang rusak atau cacat telah dibeli oleh konsumen. Persamaan
dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2009) terletak
pada beberapa proses perhitungan biaya.

III. METODE PRAKTEK LAPANG


A. Waktu dan Lokasi Praktek Lapang
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni tahun 2022 di PPS kota Kendari
Sulawesi Tenggara. Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja
(purposive) dengan mempertimbangkan kualitas perusahaan yang dimiliki oleh
BPS kota Kendari.
B. Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam praktek lapang ini adalah sampel acak sederhana
(sample random sampling). Sampel acak sederhana adalah cara pengambilan
sampel dengan memilih langsung dari populasi dan besar peluang setiap anggota
populasi untuk menjadi sampel sangat besar.
Pelaksanaan sampel random sampling disebabkan anggota populasi
penelitian ini dianggap homogen karena sampel yang diambil adalah karyawan
tetap yang berada di satu perusahaan tersebut.
Data primer adalah data utama atau data pokok yang digunakan dalam
penelitian. Data pokok dapat dideskripsikan sebagai jenis data yang diperoleh
langsung dari pihak pertama subjek penelitian atau responden atau informan.
Pengecualian pada riset atau penelitian kuantitatif.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti di lapangan
melalui responden dengan cara observasi, wawancara dan penyebaran angket.
Sasaran data pada data primer yaitu data yang ditemukan langsung oleh peneliti di
lapangan.

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari data yang telah ada
sebelumnya. Biasanya data tersebut telah digunakan oleh peneliti sebelumnya atau
dikumpulkan oleh instansi terkait. Data sekunder kemungkinan besar tidak akan

172
spesifik sesuai dengan tujuan penelitian yang sedang kita lakukan karena data ini
terbuka untuk umum sehingga yang ingin ditampilkan adalah yang sesuai untuk
umum, namun jika sedang beruntung, peneliti bisa mendapatkan data yang sesuai
dengan kebutuhannya. Proses untuk mendapatkan data sekunder jauh lebih cepat
dibandingkan proses mendapatkan data primer, namun peneliti tetap harus melihat
apakah data yang ada telah sesuai dengan tujuan penelitiannya atau tidak.

B. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Merupakan tahap dimana peneliti mengumpulkan data tentang Pengedalian
Kualitas dari berbagai sumber pustaka yang relevan dengan membaca dan
mempelajarinya sesaui sesuai arah penelitian.
2. Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi tentang
pengendalian kualitas yang digunakan oleh perusahaan dan data-data yang terkait
dengan penelitian yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Wawancara
Praktek lapang ini di lakukan dengan mengadakan wawancara langsung
dengan pemilik perusahaan dan karyawan di PPS kota kendari.
4. Dokumentasi
Praktek lapang ini di lakukan dengan dokumentasi pada saat praktek lapang
berlangsung.

D. Konsep Operasional
1. Pengendalian adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan
produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan
dan apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat
dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.

173
2. Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Kualitas yaitu keadaan fisik, fungsi, dan sifat produk yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai dengan nilai
uang yang telah dikeluarkan.
3. Perusahaan adalah kagiatan yang diselenggarakan dengan peralatan atau
dengan cara teratur dengan tujuan mencari kentungan (dengn menghasilkan
sesuatu, mengolah atau membuat barang-barang.bergadang, memberikan jasa,
dan sebgainya.

E. Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan alat
bantu yang terdapat pada Statistical Procesing Control (SPC). Adapun langkah-
langkah yang dilakukan adalalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data produksi dan produk rusak
Data yang diperoleh dari perusahaan terutama data produksi dan data
produk rusak kemudian di olah menjadi tabel secara rapi dan terstruktur. Hal ini
dilakukan agar memudahkan dan memahami data tersebut hingga bisa dilakukan
lebih lanjut.
2. Mencari faktor penyebab yang paling dominan dengan diagram sebab akibat
Setelah diketahui masalah utama yang paling dominan dengan
menggunaakan histogram, maka dilaakukan analisa faktor kerusakan produk
dengan menggunakan fishbone diagram, sehingga dapat menganaalisa faktor-
faktor apa saja yang menjadi kerusakan produk
3. Membuat rekomendasi/ usaha perbaikan kualitas
Setelah diketahui peyebab terjadinya kerusakaan proddu, maka dapat
disussun sebuah reomendasi untuk melakukan perbaikaan kualitas produk.

174
KUSIONER

D. IdentitasResponden

8. Nama : .......................................................................................

9. Alamat : ....................................................................................
10. Umur
: ....................................................................................
11. Lama bekerja tahun
: ....................................................................................

12. Pendidikan terakhir


: ....................................................................................
13. Status
f. Menikah
g. Belum menikah
h. Janda
i. Duda
j. Dll
14. Pekerjaan sampingan
: ....................................................................................

E. PENGENDALIAN KUALITAS PERUSAHAAN

1. Nama produk?
Jawab:

2. Sumber bahan baku?


Jawab:

3. Bagaimana perlakuan pemasok bahan baku terhadap kualitas bahan baku agar tetap
sesuai standar saat tiba di perusahaan?
Jawab:

4. Apakah ada standar ukuran berat bahan baku?


Jawab:

5. Bagaimana tahapan memproduksi?


Jawab:

6. Bagaimana standar kualitas produksi yang sesuai permintaan pelanggan?


Jawab:

175
7. Bagaimana standar bahan baku agar kualitas produk sesuai permintaan?
Jawab:

8. Bagaimana standar kebersihan ruang untuk menjaga kualitas produk?


Jawab:

9. Bagaimana standar kebersihan tenaga kerja untuk menjaga kualitas produk?


Jawab:

10. Apakah tenaga kerja baru dilakukan pelatihan khusus untuk menjaga standar
kualitas produk?
Jawab:

11. Apakah ada karyawan khusus untuk memriksa kualitas bahan baku?
Jawab:

12. Apakah ada karyawan khusus untuk memerikasa produk akhir sebelum dikirim?
Jawab:

13. Bagaimana proses packing untuk menjaga kualitas produk?


Jawab:

14. Bahan apa yang dibutuhkan dalam proses packing?


Jawab:

15. Bagaimana proses pengiriman untuk menjaga kualitas produk sampai ke tujuan
(konsumen) ?
Jawab:

16. Apakah konsumen pernah protes karena kualitas produk tidak sesuai standar?
Bagaimana mengatasinya?

176
DAFTAR PUSTAKA
Adita Nurkholiq, O. S. (2019). Analisis Pengendalian Kualitas (quality control)
Dalam Meningkatkan Kualitas Produk. Jurnal ilmu manajemen, vol 6
nomor 2.

Assauri, S. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama. Cetakan Kedelapan.


Penerbit : Raja Grafindo. Jakarta.

Aurelia Journal 2 (1), 29-38, 2020. Penerapan metode GMP (good manufacturing
practices) produk tuna Loin Precooked Frozen menggunakan metode skala
Likert di perusahaan pembekuan tuna Sumartini, Kurnia Sada
Harahap,Sthevany. Vol (1). Hal 20-25.

Bakhtiar S, 2013. Analisa Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode


Statistical Quality Control (SQC) (Studi kasus : pada UD. Mestika
Tapaktuan).

Fauziah, N., Sri, W., dan Yuki, N.N. 2016. Peramalan Menggunakan Fuzzy Time
Series Chen (Studi Kasus : Curah Hujan Kota Samarinda). Jurnal
Statistika. 4(2).

Galih, A.A. 2019. Analisis Pengendalian Kualitas Cacat Produk di PT. MNO
dengan Menggunakan Pendekatan Metode Six Sigma. Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Teknik. 1.

Harmaizar Z. 2012. Menangkap Peluang Usaha. Bekasi: Dian Anugerah Prakasa

Irwan dhani I. S. Haryanto, 2019.penerapan metode SQC (statistical quality


control ) untuk mengurangi kecacatan produk shutlecock pada UD.
Ardielshutlecock. Vol. (1). Hal 1-24.

Juran, J.M. and Gryna, F.M. 1988. Validating Customer Loyalty Model Using
Structural Equation Modelling in a Kenya Hospital. Open Access Library
Journali. 2(4).

Kartika, V. dan Adriani, M. 2013. Pola Asuh Makan pada Balita dengan Status
Gizi Kurang di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kalimantan Tengah Tahun
2011. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 16(2).

Kurnia Sada Harahap (2019), Industri pengolahan pangan dan hasil perikanan
secara simultan meningkatkan concern di bidang keamanan pangan dan
pengendalian mutu Journal 2 (1), 29-38, 2020.

Lupiyadi, Rambat. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa dan teori, Jakarta : Salemba
empat

177
Meirilyn dkk (2012) dalam penelitian yang ditulisnya dalam judul Implementasi
Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistik pada PT
Industri Marmer Indonesia Tulungagung. Vol (3). Hal 15-20.

Moh Ririn Rosyidi (2017). Pengendalian Mutu Pada Penjualan Ikan Bader/Tawes
Metode Sqc Di Tpi Ud. Jazuli Ib Gresik. Jurnal IPTEk 21 Vol (2). Hal 19-
26.

Muhaimin, Imam Sodikin dan Sidarto, Analisis Pengandalian Kualitas Produk


dengan Penerapan Metode Taguchi dan 5S, vol 1, IST AKPRIND,
Yogyakarta, 2013.

Noor, M Wildan dan Fauziyah.2016. Pengendalian KualitasCrude Palm Oil


Perusahaan Minyak Kelapa Sawit PT. Kalimantan Sanggar Pusaka Dalam
UpayaMengendalikan Tingkat Kerusakan Produk Menggunakan Alat
Bantu StatisticalProcess Control. Jurnal Teknik Industri. Vol. 7

Oguntunde, P.E., Odetunmibi, O.A., and Oluwadare, O.O. 2015. A Comparative


Study of the Use of Statistical Process Control in Monitoring Health Care
Delivery. International Journal of Innovation and Scientific Research, 14
(2) : 154 – 158.

Prihatiningtias, Inah., Hadi Wahyono dan Didik Pudjo M. 2014. Analisis


Pengendalian Kualitas Produk Paving Block menggunakan Statistical
Quality Control pada CV. Multi Bangunan
Jember.http.//repository.unej.ac.id/handle/123456789/58475. Diakses 22
September 2017.

Putro, R. (2016). Studi Deskriptif Dampak Perubahan Fungsi Wilayah


Pesisir Pada Tingkat Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus
Pembangunan Terminal Multipurpose Teluk Lamong). Kebijakan Dan
Manajemen Publik Volume, 4(April), 109.

Ratnadi, E. S. (2016). pengendalian kualitas produksi menggunakan alat bantu


statistik (seven toolos) dalam upaya menekan tingkat kerusakan produk.
vol 6 nomor 2.
Supriyanto, A.B., Christine, F.M., dan Thelma, D.J.T. 2015. Subtitusi Tepung
Kacang Hijau (Phaseolus Radiathus) Pembuatan Biskuit Kumpul
(Xanthosoma Sgittifolium L Schott). Garuda. 6(12).

Sutrisno (2009) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan kualitas kontrol


statistika dengan judul Pengendalian Kualitas Kontrol Produk dengan
Pendekatan Model SQC (Statistical Quality Control). Vol 2. Halaman 15-
23.

Tanjung, A.H. 2013. Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual. Cetakan


Kedua. Alfabeta. Bandung.

178
Wawo, A.B., Emellia, N., dan Milda, Y. 2020. Analisis Biaya Kualitas dalam
Upaya Mengurangi Produk Cacat pada PT Fajar Utama Intermedia
Kendari. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 5(2). Bibliography
Adita Nurkholiq, O. S. (2019). Analisis Pengendalian Kualitas (quality control)
Dalam Meningkatkan Kualitas Produk. Jurnal ilmu manajemen, vol 6
nomor 2.
Ratnadi, E. S. (2016). pengendalian kualitas produksi menggunakan alat bantu
statistik (seven toolos) dalam upaya menekan tingkat kerusakan produk.
vol 6 nomor 2

179
PANDUAN PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANG

a. Rencana Kegiatan
Praktek lapang dilakukan dalam kelompok mahasiswa. Jumlah kelompok di
sesuaikan dengan jumlah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah
majanemen operasi usaha perikanan. Rencana kegiatan disampaikan oleh
dosen pada awal atau minggu pertama proses pembelajaran. Kegiatan
praktikum terdiri dari kegiatan dikelas dan dilapanga.

Masing-masing kelompok terdiri dari 5-8 mahasiswa


Kegiatan terdiri dari pengarahan untuk penentuan lokasi praktek dan
pengambilan data yang digunakan sebagai materi atau objek praktikum
melalui asistensi dan pembuatan kuisioner
Kegiatan lapangan terdiri dari kunjungan lokasi praktikum dan
mengumpulkan data melalui wawancara dengan alat kusioner yang telah
dibuat sebelumya.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan praktikum dilakukan secara terjadwal yang sudah dibuat oleh
dosen atau asisten yang telah ditetapkan. Pelaksanaan praktikum terdiri dari
penentuan lokasi perusahaan, pengumpulan dan analisis data, serta pembuatan
laporan.
- Penentuan Lokasi
Penentuan lokasi perusahaan atau proyek ditentukan oleh dosen pengampu
dan asisten praktikum.
- Pengumpulan
Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode pencatatan dan wawancara
langsung menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan sesuai dengan
obyek masing-masing kelompok.
- Analisis data
Analsisi data yang digunakan dalam praktikum ini yakni analsis kualitatif
dan analisis kuantitatif
- Pembuatan Laporan
Hasil praktikum yang telah dilaksanakan dituangkan dalam bentuk laporan
berupa paper yang telah disesuaikan dengan materi masing-masing
kelompok. Laporan dibuat bersifat individu. Pembuatan laporan praktikum
dibimbing oleh dosen atau asisten pembimbing dan dapat dikonsultasikan
diluar kelas atas pengarahan dosen atau asisten praktikum. Laporan yang
telah dikonsultasikan dan dikoreksi oleh asisten diperbaiki kemudian di jilid
cover dengan menggunakan kertas antero biasa berwarna biru kemudian
dikumpulkan kepada dosen atau asisten praktikum sesuai batas waktu yang
telah ditentukan.
180
TEKNIK PENULISAN LAPORAN

KETIKAN

Jenis huruf adalah Times New Roman, font 12, kertas ukuran A4.

JARAK BARIS

Jarak dari judul bab ke sub bab atau kalimat di bawahnya 3,0. Jarak dari judul sub
bab ke kalimat di bawahnya 2,5 spasi dan jarak isi 2,0.

MARGIN

Batas pengetikan diukur dari tepi kertas (margin):


Tepi atas : 4 cm
Tepi bawah : 3 cm
Tepi kiri : 4 cm
Tepi kanan : 3 cm

CETAK MIRING (Italic) DAN CETAK TEBAL (Bold)

Cetak miring digunakan untuk penulisan bahasa inggris dan latin Cetak tebal
digunakan untuk penulisan judul bab dan sub bab. ALINEA
Alinea atau penulisan kata di awal kalimat tidak boleh dimulai dengan kata
hubung (dengan, dan. dst.).

NOMOR HALAMAN

Bagian sampul sampai daftar lampiran nomor halaman terletak di tengah bawah,
menggunakan angka romawi kecil.
Bagian isi (Bab I-V) nomor halaman terletak di bagian kanan atas menggunakan
angka romawi.

181
LAPORAN PRAKTEK LAPANG
MANAJEMEN OPERASI USAHA PERIKANAN

(NAMA USAHA)

OLEH :

NAMA
NIM

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022

182
LAPORAN PRAKTEK LAPANG
MANAJEMEN OPERASI USAHA PERIKANAN

(NAMA USAHA)

OLEH :

NAMA
NIM

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan pada Mata Kuliah Manajemen
Operasi Usaha Perikanan

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022

183
HALAMAN PENGESAHAN

Judul :
Nama :
Stambuk :
Kelompok :
Jurusan/Program Studi :
Fakultas :

Menyetujui,

Koordinator Asisten Asisten Pendamping

Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Manajemen Operasi Usaha Perikanan

NAMA DOSEN
NIP.

Kendari, Mei 2022


Tanggal Pengesahan

184
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Kegunaan

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori
(Sesuaikan Dengan Topik Praktek)
B. Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Pikir

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


B. Teknik Penarikan Sampel
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Konsep Operasional
E. Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

185

Anda mungkin juga menyukai