Anda di halaman 1dari 18

MODUL 3

PENGANTAR EKONOMI MAKRO


POKOK BAHASAN :

PENGHITUNGAN DAN PENYUSUNAN PENDAPATAN NASIONAL

DOSEN PENGAMPU :

ADIYAS, SE.,MM.

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCUBUANA


JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

MODUL

Pengantar Ekonomi Makro (3 SKS)


POKOK BAHASAN

PENGHITUNGAN DAN PENYUSUNAN PENDAPATAN NASIONAL

ADIYAS, SE, MM.


A. PENDAHULUAN Telah diterangkan dalam Modul1 bahwa teori makroekonomi memusatkan perhatian dan analisisnya kepada memperhatikan kegiatan ekonomi negara ditinjau secara global, yaitu secara gambaran yang menyeluruh. Analisis makroekonomi antara lain perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berikut. Adakah kese luruhan tingkat kegiatan ekonomi negara mengalami pertumbuhan dan berapa cepatkah pertumbuhannya? Adakah tingkat pertumbuhan tersebut lebih baik atau lebih buruk dari di masa lalu? Bagaimanakah prospeknya di masa depan? Sektorsektor manakah yang menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi yang berlaku? Sesuatu perekonomian tidak akan dapat memberikan informasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu apabila tidak terdapat data mengenai Produk Nasional Bruto, Produk Domestik Bruto dan komponen-komponen lain dari konsep produksi nasional atau pendapatan nasional tersebut. Setiap negara akan mengumpulkan berbagai informasi mengenai kegiatan ekonominya agar secara kontinu dapat diperhatikan perubahan-perubahan tingkat dan corak kegiatan ekonomi yang berlaku. Salah satu informasi penting yang akan dikumpulkari adalah data mengenai pendapatan nasionalnya. Setiap negara akan mewujudkan suatu sistem penghitungan pendapatan nasional yang dinamakan national income accounting system. Pada hakikatnya sistem tersebut adalah suatu cara pengumpulan informasi mengenai penghitungan :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

1.

nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam sesuatu negara,

2. nilai berbagai jenis pengeluaran atas produk nasional yang diciptakan 3. jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai faktor produksi yang digunakan untuk menciptakan produksi nasional tersebut. Untuk menghitung nilai barang dan jasa yang diciptakan oleh suatu sistem perekonomian dapat digunakan tiga cara berikut :
1.

Cara pengeluaran, dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan pengeluaran atas barang dan jasa yang diproduksi dalam negara tersebut.

2.

Cara produksi atau produk neto, dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi barang atau jasa yang diwujudkan oleh berbagai sektor (lapangan usaha) dalam perekonomian.

3.

Cara pendapatan, dalam penghitungan ini pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional.

B. BEBERAPA ISTILAH DALAM PENDAPATAN NASIONAL Perhatikanlah pernyataan-pernyataan yang berikut. Pendapatan nasional di negara-negara Asia Tenggara mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal tahun 1990an, Produk Domestik Bruto Malaysia pada tahun 1993 mengalami pertambahan sebanyak 8,7 persen, Dalam tahun 1993 Produk Nasional Bruto Amerika Serikat bertambah lebih lambat dari yang dicapai Indonesia. Apakah perbedaan antara pendapatan nasional, Produk Domestik Bruto dan Produk Nasional Bruto yang digunakan dalam pernyataan-pernyataan tersebut? Contoh ini menunjukkan bahwa (i) terdapat beberapa konsep yang berkaitan dengan pendapata nasional, dan (ii) arti setiap konsep tersebut perlu benar-benar dipahami agar tidak timbul kesalahan dalam menafsirkan maksud pernyataan-pernyataan tersebut.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product / GDP) Di negara-negara berkembang, yang sering juga dinamakan sebagai Dunia Ketiga konsep Produk Domestik Bruto adalah konsep yang paling penting kalau dibandingkan dengan konsep pendapatan nasional lainnya. Produk Domestik Bruto (PDB) dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang diproduksi di dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu. Di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang, barang dan jasa bukan saja diproduksi oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut tetapi juga oleh penduduk negara lain. Sering ditemui produksi nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri. Perusahaan multinasional beroperasi di berbagai negara dan membantu menaikkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara-negara tersebut. Perusahaan multi nasional tersebut menyediakan modal, teknologi dan tenaga ahli kepada negara di mana perusahaan itu beroperasi. Operasinya membantu menambah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri, menambah penggunaan tenaga kerja dan pendapatan dan seringkali juga membantu menambah ekspor. Operasi mereka merupakan bahagian yang cukup penting dalam kegiatan ekonomi sesuatu negara dan nilai produksi yang disumbangkannya perlu dihitung dalam pendapatan nasional. Dengan demikian, Produk Domestik Bruto adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing. 2. Produk Nasional Bruto (Gross National Product / GNP) Produk Nasional Bruto (PNB) merupakan konsep yang mempunyam arti hampir sama dengan GDP, tetapi memperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit berbeda. Dalam konsep ini nilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksi oleh faktorfaktor produksi yang dimiliki oleh warga negara yang bersangkutan. Karena faktor-faktor produksi yang dimiliki warga suatu negara terdapat di negara itu sendiri maupun di luar negeri, maka nilai produksi yang diwujudkan oleh faktorfaktor produksi yang digunakan di luar negeri juga dihitung. Tetapi sebaliknya,

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

dalam Produk Nasional Bruto tidak dihitung produksi yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik penduduk negara lain. Berarti secara konseptual pendapatan warganegara asing yang bekerja di Indonesia atau keuhtungan perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia tidak termasuk dalam Produk Nasional Bruto Indonesia. Sebaliknya pendapatan pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri termasuk dalam Produk Nasional Bruto Indonesia. Dengan demikian sifat hubungan di antara PDB dan PNB dapat dirumuskan dengan persamaan berikut : PDB = PNB - PFN dari LN di mana PFN dari LN adalah pendapatan faktor neto dari luar negeri, yaitu faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan faktor-faktor produksi yang dibayarkan ke luar negeri.

3. Dua Pengertian Pendapatan Nasional Dalam analisis makro ekonomi selalu digunakan istilah pendapatan nasional atau national income dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuh menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilhan dalam suatu negara. Dengan demikian dalam .penggunaan tersebut istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti Prodi Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto. Disamping itu ada arti lain dari Pendapatan Nasional, yaitu jumlah dari pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan untuh memproduksi barang dan jasa dalam satu tahun tertentu. Dalam sistem penghitungan pendapatan nasional, jumlah pendapatan tersebut dinamakan Produk Nasional Neto. 4. Pendapatan Nasional Harga Berlaku dan Harga Tetap Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut. Cara ini selalu dilakukan dalam menghitung

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

pendapatan nasional dari satu periode ke periode lainnya. Dapat diramalkan bahwa bila dibandingkan data pendapatan nasional dalam berbagai tahun, nilainya akan berbeda-beda dan menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. pertambahan nilai tersebut disebabkan oleh dua faktor : a. pertambahan fisikal barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian b. kenaikan harga-harga yang berlaku dari satu periode ke periode lainnya. Pertumbuhan suatu perekonomian diukur dari pertambahan yang sebenarnya pada barang dan jasa yang diproduksi. Untuk dapat menghitung kenaikan itu dari tahun ke tahun, barang dan jasa yang dihasilkan haruslah dihitung pada harga yang tetap, yaitu harga yang berlaku pada satu tahun tertentu yang seterusnya digunahan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun yang lain. Nilai pendapatan nasional yang didapat dalam penghitungan seperti ini dinamakan pendapatan nasional pada harga tetap atau pendapatan nasional riil. 5. Pendapatan Nasional Harga Pasar dan Harga Faktor Suatu barang dikatakan dinilai menurut harga pasar apabila penghitungan nilai barang itu didasarkan kepada harga yang dibayar oleh pembeli, Misalkan seorang konsumen membeli baju dan sepatu di toko dengan harga Rp 10.000 dan Rp 20.000. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai yang diperhitungkan adalah Rp 10.000 untuk sumbangan produksi baju dan Rp 20.000 untuk sumbangan produksi sepatu kepada pendapatan nasional.

Jika pendapatan nasional ingin dihitung menurut harga faktor, maka sumbangan baju dan sepatu di atas kepada pendapatan nasional bergantung kepada jumlah pendapatan faktor-faktor produksi yang dIgunakan untuk menghasilkan barangbarang tersebut. Misalkan pendapatan faktor produksi untuk baju dan sepatutersebut masing-masing adalah Rp 8.000 dan Rp 15.000. Maka dalam

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

penghitungan Pendapatan Nasional menurut harga faktor tersebut bahwa nilai yang disumbangkan oleh baju adalah Rp 8.000 dan sepatu Rp 15.000. Hubungan antara harga pasar dan harga faktor dapat dinyatakan dengan persamaan di bawah ini : Harga Pasar = Harga faktor + Pajak tak langsung Subsidi

6. Pendapatan Nasional Bruto dan Neto Dalam setiap harga pasar sesuatu barang termasuk nilai penyusutan (depresiasi). Industri-industri akan menggunakan barang-barang modal (mesin, peralatan produksi, bangunan dan perabot kantor) untuk menghasilkan barangbarang mereka. Nilai barang-barang modal tersebut akan semakin susut dari satu periode ke periode lain. Penyusutan ini merupakan bahagian dari ongkos produksi, dan oleh sebab itu dalam setiap harga penjualan sesuatu barang termasuk nilai depresiasi barang modal. Dengan kata lain, dalam pendapatan nasional pada harga pasar termasuk nilai penyusutan barang modal yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan nasional. Pendapatan nasional yang masih meliputi depresiasi dinamakan Produk Nasional Bruto. Untuk mem peroleh Produk Nasional Neto, nilai depresiasi harus dikurangi dari Produk Nasional Bruto. Dengan demikian: Produk Nasional Neto adalah Produk Nasional Bruto kurang Depresiasi.

C. PENDEKATAN PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL 1. Cara Pengeluaran Di negara-negara maju seperti Belanda, Inggris, Jerman dan Amerika Serikat, penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran dianggap sangat penting. Karena cara tersebut dapat memberikan keterangan-keterangan yang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

sangat berguna mengenai tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai. Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara ini dapat memberi gambaran tentang sampai di mana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai di mana baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati. Dengan cara pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai pengeluaran dari berbagai golongan masyarakat dengan barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian tersebut. Barang atau jasa yang diimpor, barang produksi dalam negeri yang akan diproses kembali oleh perusahaan lain dan barang yang masih akan diproses lagi, nilainya tidak turut dihitung di dalam penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran, hal ini ditujukan agar tidak terjadi penghitungan dua kali. Untuk itu yang harus dijumlahkan perhitungan tersebut adalah : (i) nilai barang jadi saja, atau (ii) nilai-nilai tambahan yang diciptakan dalam setiap tingkat proses produksi. Komponen-komponen Pengeluaran dalam Perekonomianb : a. Pengeluaran konsumsi rumahtangga. Yaitu nilai pembelanjaan yang dilakukan oleh rumahtangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya dalam satu tahun tertentu. Pendapatan yang diterima oleh rumahtangga akan digunakan untuk membeli makanan, pakaian, biaya jasa angkutan, pendidikan anak, sewa rumah dan membeli kendaraan. Tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumahtangga digolongkan sebagai konsumsi. Seperti pengeluaran untuk membeli rumah, ini digolongkan sebagai investasi, membayar ansuransi dan mengirim uang kepada orang tua (atau anak yang sedang bersekolah), dan lain-lain. b. Pengeluaran pemerintah. Pemerintah membeli barang atau jasa ditujukan untuk kepentingan masyarakat. Seperti untuk menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, untuk menyediakan polisi dan tentara, membayar gaji pegawai pemerintah dan untuk mengembangkan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

infrastruktur. Pengeluaran pemerintah dapat dibagi menjadi dua golongan : (i) pengeluaran penggunaan pemerintah atau konsumsi pemerintah dan (ii) investasi pemerintah. Yang termasuk konsumsi pemerintah adalah pembelian barang dan jasa yang akan dikonsumsi, seperti membayar gaji guru sekolah, membeli alat-alat kantor dan membeli bensin untuk kendaraan pemerintah. Sedangkan investasi pemerintah meliputi pengeluaran untuk membangun prasarana seperti jalan, sekolah, rumah sakit dan irigasi. Sedangkan pengeluaran seperti memberikan beasiswa, bantuan untuk korban banjir, dan subsidi-subsidi pemerintah tidak digolongkan sebagai pengeluaran pemerintah, karena pengeluaran itu bukanlah untuk membeli barang dan jasa. c. Pembentukan modal sektor swasta. Lebih dikenal dengan investasi, yaitu pengeluaran untuk membeli barang modal yang dapat menaikkan produksi barang dan jasa di masa akan datang. Seperti membangun gedung perkantoran, mendirikan bangunan industri, membeli alat-alat produksi. Dalam pengumpulan data mengenai investasi, pengeluaran tersebut dibedakan kepada tiga jenis, yaitu : (i). (ii). (iii). Pengeluaran untuk barang modal dan peralatan produksi. Perubahan-perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun. Pengeluaran-pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal.

d. Ekspor neto. Yaitu nilai ekspor yang dilakukan suatu negara dalam satu tahun tertentu dikurangi dengan nilai impor dalam periode yang sama. Ekspor sesuatu negara biasanya terdiri dari barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri, karena itu harus dihitung dalam pendapatan nasional. Sedangkan barang impor merupakan produksi dari negara lain, maka sebenarnya tidak perlu di hitung dalam pendapatan nasional. Dalam praktek penghitungan pendapatan nasional tidak dapat dielakkan keadaan di mana nilai barang impor termasuk dalam penghitungan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

10

2. Cara Produk Neto Cara ini dilakukan dengan menjumlahkan niIai tambah yang diwujudkan oleh berbagai sektor dalam Perekonomian. Penggunaan cara mempunyai dua tujuan penting, yaitu : a. untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor ekonomi dalam mewujudkan pendapatan nasional b. sebagai salah satu cara untuk menghindari penghitungan dua kali, yaitu dengan hanya menghitung nilai produk neto yang diwujudkan pada berbagai tahap proses produksi.

3. Cara Pendapatan Sebelumnya telah dibahas bahwa faktor-faktor produksi dibedakan menjadi empat, yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan keahlian keusahawanan. Apabila faktor-faktor produksi itu digunakan dalam proses produksi mereka akan memperoleh pendapatan, yaitu tanah dan harta tetap lainnya memperoleh sewa, tenaga kerja memperoleh gaji dan upah, modal memperoleh bunga dan keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan. Dengan menjumlahkan pendapatan-pendapatan tersebut akan diperoleh suatu nilai pendapatan nasional lain, yang berbeda dengan yang diperoleh dalam penghitungan pendapatan nasional dengan kedua cara lainnya. Pendapatan nasional itu dinamakan Produk Nasional Neto menurut harga faktor. Dalam penghitungan Pendapatan Nasional yang sebenarnya, penggolongan pendapatan faktor-faktor produksi tidak selalu mengikut penggolongan pendapatan faktor-faktor produksi seperti yang dinyatakan di atas. Karena itu penghitungan pendapatan nasional dengan cara pendapatan pada umumnya menggolongkan pendapatan yang diterima faktor-faktor produksi dengan cara sebagai berikut :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

11

Pendapatan para pekerja, yaitu gaji dan upah Pendapatan dari usaha perseorangan (perusahaan perseorangan) Pendapatan dari sewa
(iv)

i)

ii)

Bunga neto, yaitu seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan dikurangi bunga atas pinjaman dan pinjaman pemerintah. Keuntungan perusahaan

(v)

Yang dinyatakan dalam (ii) mencerminkan jumlah gaji dan upah, bunga, sewa dan keuntungan yang diperoleh perusahaan yang dijalankan oleh pemiliknya sendiri dan keluarganya.

Dalam penghitungan cara pengeluaran nilai pendapatan nasional yang diperoleh adalah Produk Nasional Bruto atau GNP, sedangkan penghitungan cara pendapatan menghasilkan Pendapatan Nasional (National Income) atau NI. Bagaimanakah hubungan kedua konsep tersebut? Untuk memperoleh Pendapatan Nasional, (i) pajak tak langsung dan (ii) pembayaran pindahan perusahaan (berbagai jenis hadiah yang diberikan perusahaan) harus dikurangkan dan produk Nasional Neto, sedangkan subsidi ditambahkan.

D. PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSEBEL Kedua istilah di atas tidak terdapat dalam sistem Penghitungan Pendapatan Nasional di Indonesia. Biasanya dipergunakan di Amerika Serikat dan negaranegara industri lainnya.

1. Pendapatan Pribadi Dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apa pun, yang diterima oleh penduduk

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

12

sesuatu negara. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pendapatan pribadi telah termasuk pembayaran pindahan. Pembayaran tersebut merupakan pemberian yang dilakukan oleh pemerintah kepada berbagai golongan masyarakat di mana para penerimanya tidak perlu memberikan suatu balas jasa atau usaha apapun sebagai imbalannya. Pengeluaran pemerintah yang dapat digolongkan sebagai pembayaran pindahan antara lain adalah bantuan-bantuan yang diberikan kepada para penganggur, uang pensiun yang dibayarkan kepada pegawai pemerintah yang tidak bekerja lagi, bantuan-bantuan kepada orang cacat, bantuan kepada veteran dan berbagai beasiswa yang diberikan pemerintah. Bentuk lain dari pembayaran pindahan adalah yang dikenal dengan istilah subsidi atau bantuan, yaitu bantuan pemerintah kepada perusahaanperusahaan yang penting artinya dalam perekonomian dan bantuan kepada para petani. Subsidi seperti ini termasuk dalam pendapatan nasional yang dihitung menurut harga faktor. Apabila sesuatu perusahaan menerima subsidi dari pemerintah maka subsidi ini pada akhirnya akan diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan oleb perusahaan itu. Dengan demikian pada akhirnya subsidi tersebut akan merupakan pendapatan kepada faktor-faktor produksi, maka ia harus merupakan bahagian dari Pendapatan Nasional. Pendapatan lain dari masyarakat yang tidak tergolong kepada Pendapatan Nasional tetapi termasuk di dalam pendapatan pribadi adalah pendapatan yang berupa bunga atas utang negara dan pinjaman untuk konsumsi. Sebaliknya pendapatan yang tergolong dalam Pendapatan Nasional tetapi tidak termasuk sebagai pendapatan pribadi terdiri dari : i. ii. keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan pajak yang dikenakan pemerintah ke atas keuntungan perusahaan, dan Pensiun. 2. Pendapatan Disposebel

iii. kontribusi yang dilakukan oleh perusahaan dan para pekerja kepada Dana

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

13

Apabila pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayar oleh para penerima pendapatan, maka nilai yang tersisa dinamakan dengan pendapatan disposebel. Dengan demikian pada hakikatnya pendapatan disposebel adalah pendapatan yang dapat digunakan oleh para penerimanya, yaitu semua rumahtangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli barang dan jasa yang mereka inginkan. Tetapi biasanya tidak semua pendapatan disposebel digunakan untuk tujuan konsumsi, sebahagian biasanya ditabung dan Iainnya digunakan untuk membayar bunga pinjaman yang digunakan untuk membeli barang-barang secara mencicil.

E. MENENTUKAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI Salah satu kegunaan data pendapatan nasional adalah untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai sesuatu negara dari tahun ke tahun. Dengan data tersebut dapat dinilai prestasi dan kesuksesan negara dalam mengendalikan kegiatan ekonominya dalam jangka pendek dan usaha mengembangkan ekonominya dalam jangka panjang. Sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap pencapaian negara lain.

Secara matematis tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dihitung dengan rumus berikut :
PNriil 1 PNriil 0 100 (persen) PNriil 0

g=

g PNriil1 PNriil0

= = =

tingkat pertumbuhan ekonomi (%) pendapatan nasional pada tahun penghitungan pendapatan nasional pada tahun sebelumnya

Khusus untuk negara yang tidak melakukan penghitungan pendapatan nasional menurut harga tetap, maka sebelum melakukan penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi, terlebih dahulu harus menghitung pendapatan nasional riil

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

14

dengan cara mendeflasikan pendapatan nasional pada harga masa kini, yaitu dengan mempergunakan rumus berikut :
100 PNmasakini HIi

PNriil i =

PNriili HIi Pnmasa kini i

= = =

pendapatan nasional riil pada tahun i Indeks Harga atau deflasi dari pendapatan nasional (GNP deflator) pendapatan nasional pada harga masa kini untuk tahun i

Contoh 1. Misalkan pada suatu negara diperoleh data Produksi Domestik Bruto riil pada tahun 1992 senilai Rp. 120,2 triliun dan pada tahun 1993 terjadi peningkatan menjadi Rp. 128,8 triliun. Maka tingkat pertumbuhan yang dicapai negara tersebut dapat dihitung sebagai berikut :

g =

128 ,8 120 ,2 100 = 7,0 persen 120 ,2

Contoh 2. Pada tahun 1992 Produk Domestik Bruto suatu negara menurut harga yang berlaku bernilai Rp 198,5 triliun dan pada tahun 1993 nilainya menjadi Rp. 225,7 triliun. Indeks harga tahun 1992 adalah 152 dan tahun 1993 indeks harganya adalah 160. Maka terlebih dahulu harus dihitung pendapatan nasional riil tahun 1993, yaitu :
152 Rp .225 ,7.triliun 160

PNriil

1993

= Rp. 214,4 triliun

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

15

Selanjutnya dapat dihitung tingkat pertumbuhan ekonomi :


214 ,4 198 ,5 100 = 8,0 persen 198 ,5

g =

F. MANFAAT DAN KRITIK TERHADAP PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL Hasil penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi yang diperoleh dapat dipergunakan untuk membandingkan (i) tingkat pertumbuhan yang dicapai suatu negara dalam satu periode tertentu, dan (ii) tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai berbagai negara. Berikut dapat kita perhatikan data tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode tahun 1986 sampai tahun 1993 :

Pertumbuhan ekonomi Indonesia, 1986 - 93 Tahun 1986 1987 1988 1989 % 5,9 4,9 6,9 7,5 Tahun 1990 1991 1992 1993 % 7,0 7,0 6,2 5,8

Sumber : Laporan Bank Indonesia

Dalam Tabel ditunjukkan tingkat pertumbuhan GDP Indonesia antara tahun 1986 - 93. berkisar antata 4,9 persen 7,5 persen Adakah pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia tersebut cepat atau lambat? Penilaian mengenai cepat atau Iambatnya pertumbuhan ekonomi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

16

sesuatu negara haruslah dibandingkan dengan (i) pertumbuhan di masa lain, dan (ii) pertumbuhan yang dicapai negara-negara lain. Dibandingkan dengan masa lalu, data dalam tersebut menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dicapai dalam tahun 1989 dan 1992 adalah lebih baik dari pada tahun 1986 hingga 1988. Untuk membandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di negara-negara lain dapat diperhatikan dari tabel berikut ini. Pada tabel tersebut diperlihatkan angka tingkat pertumbuhan ekonomi di beberapa negara maju dan negara berkembang pada tahun 1993 yang terdiri dari 10 negara maju dan 15 negara berkembang. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa prestasi pertumbuhan negara maju tidak menggembirakan. Lima negara tidak mengalami pertumbuhan. Jerman, Perancis, Switzerland, Rusia dan Italia, GDP mereka merosot (yang paling buruk adalah Rusia yang mengalami kemunduran sebanyak 15 persen).

Pertumbuhan ekonomi berbagai negara, 1993 Negara Maju Amerika Serikat Jeapang Jerman Inggris Prancis Switzerland Rusia Italia Kanada Australia % 2,8 2,0 -1,3 1,9 -1,0 -0,5 -15,0 -0,9 3,5 3,4 Negara Berkembang Indonesia Singapura Malaysia Thailand Filipina Korea Selatan Taiwan China Mexico Brazil India Pakistan Mesir Saudi Arabia Turki % 5,8 9,2 8,1 7,4 1,7 6,5 6,2 13,0 2,6 -0,9 4,2 3,0 0,7 3,0 5,3

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

17

Sumber : Asiaweek, 26 Januari 1994

Lima negara maju lainnya mengalami pertumbuhan yang lambat, tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 3,5 persen di Kanada. Sedang Amerika Serikat hanya 2,6 persen, Jepang dan Inggris lebih rendah lagi, yaitu 2,0 persen dan 1,9 persen. Sebaliknya negara-negara berkembang mengalami pertumbuhan yang lebih cepat, hanya satu negara yang GDPnya merosot, yaitu Brazil (-0,9 persen) dan hanya 5 negara yang tingkat pertumbuhannya kurang dari 4 persen yaitu Filipina (1,7 persen), Mexico (2,6 persen), Pakistan (3,0 persen), Mesir (0,7 persen) dan Saudi Arabia (3,0 persen). Prestasi India juga relatif tidak impresif. Negara-negara lain seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Taiwan, China dan Turki mengalami pertumbuhan yang melebihi 5 persen dan merupakan negara yang paling baik prestasi pertumbuhannya di dunia. Negara yang paling cepat berkembang adalah China (13,0 persen) dan diikuti oleh Singapura (9,2 persen), Malaysia (8,1 persen) dan Thailand (7,4 persen).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

18

DAFTAR PUSTAKA

1. 2.

Nopirin, Bab.7 Sadono Sukirno, Bab. 2

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ADIYAS, SE, MM
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Anda mungkin juga menyukai