Pengertian Pendapatan Nasional: jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi
yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu.
Sistem penghitungan pendapatan nasional, jumlah pendapatan dinamakan Produk Nasional Neto
pada harga faktor
1. Pendapatan Nasional Harga Berlaku dan Harga Tetap
Pendapatan nasional pada harga berlaku: nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan suatu
negara dalam suatu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut.
Pendapatan nasional pada harga tetap atau pendapatan nasional riil: harga yang berlaku pada suatu
tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada
tahun-tahun yang lain
2. Pendapatan Nasional Harga Pasar dan Harga Faktor
Pendapatan nasional pada harga pasar apabila penghitungan nilai barang itu menggunakan harga
yang dibayar oleh pembeli.
Misalnya seorang konsumen membeli baju dan sepatu di toko dengan harga Rp 40.000 dan Rp
60.000. Dalam memperhitungkan nilai baju dan sepatu ini ke dalam pendapatan nasional, nilai yang
diperhitungkan adalah Rp 40.000 untuk sumbangan produksi baju kepada pendapatan nasional dan
Rp 60.000 untuk sumbangan produksi sepatu kepada pendapatan nasional
Hubungan antara harga pasar dan harga faktor dapat dinyatakan secara persamaan di bawah ini:
Harga pasar = Harga faktor + Pajak tak langsung – Subsidi
3. Pendapatan Nasional Bruto dan Neto
Dalam pendapatan nasional pada harga pasar termasuk nilai penyusutan barang modal yang
digunakan untuk menghasilkan pendapatan nasional.
Pendapatan nasional yang masih meliputi depresiasi dinamakan Produk Nasional Bruto. Untuk
memperoleh Produk Nasional Neto, nilai depresiasi harus dikurangi dari Produk Nasional Bruto.
Dengan demikian: Produk Nasional Neto adalah Produk Nasional Bruto kurang Depresiasi.
Cara Penghitungan:
Cara Pengeluaran
Data pendapatan nasional dihitung dengan cara pengeluaran akan dapat memberi gambaran
tentang:
-sampai di mana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai di mana baiknya tingkat
pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati,
-memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam analisis makroekonomi
Penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran membedakan pengeluaran yang
dihasilkan dalam perekonomian kepada 4 komponen, yaitu:
1. Konsumsi rumah tangga
2. Pengeluaran pemerintah
3. Pembentukan modal tetap sektor swasta (investasi)
4. Ekspor neto (ekpor dikurangi impor).
Cara Produk Neto
Produk neto (net output): nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi.
Cara menghitung dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan-
perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian.
Cara Pendapatan
berbagai jenis pendapatan, yaitu tanah dan harta tetap lainnya memperoleh sewa, tenaga kerja
memperoleh gaji dan upah, modal memperoleh bunga dan keahlian keusahawanan memperoleh
keuntungan.
Dengan menjumlahkan pendapatan-pendapatan akan diperoleh suatu nilai pendapatan nasional
lain, yang berbeda dengan diperoleh dalam penghitungan pendapatan nasional dengan kedua cara
lainnya. Pendapatan nasional itu dinamakan Pendapatan Nasional atau Produk Nasional Neto
menurut harga faktor
Syarat Keseimbangan
Dalam perekonomian yang tidak melakukan perdagangan luar negeri, penawaran agregat adalah
sama dengan pendapatan nasionalnya (Y), yaitu sama dengan nilai barang dan jasa yang
diproduksikan dalam perekonomian dalam suatu periode tertentu.
Pengeluaran agregat: pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam perekonomian,
meliputi tiga jenis perbelanjaan: konsumsi rumah tangga (C), investasi perusahaan (I) dan
pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa (G). Dengan demikian keadaan yang
menciptakan keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor adalah:
Penawaran agregat = Pengeluaran agregat (Y = AE) atau Y = C + I + G
Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa akan mewujudkan aliran
pendapatan ke sektor rumah tangga (gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan) dan aliran ini
sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). pendapatan rumah tangga tersebut akan digunakan
untuk tiga tujuan: membiayai konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar pajak (T).
berdasarkan kepada aliran pendapatan yang wujud dalam perekonomian tiga sektor, berlaku
kesamaan berikut:
Y=C+S+T
Uraian yang terdahulu telah menunjukkan bahwa dalam keseimbangan berlaku kesamaan berikut:
Y = C + I + G.
setiap tingkat pendapatan nasional berlaku kesamaan: Y = C + S + T.
pada keseimbangan pendapatan nasional berlaku kesamaan berikut: C + I + G = C + S + T
Apabila C dikurangi dari setiap ruas maka: I + G = S + T
Dalam perekonomian tiga sektor, I dan G adalah suntikan ke dalam sirkulasi aliran pendapatan,
sedangkan S + T adalah kebocoran. Dengan demikian, dalam keseimbangan ekonomi, tiga sektor
juga berlaku keadaan: suntikan = bocoran. Sebagai kesimpulan, dapatlah dirumuskan bahwa dalam
perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan berlaku keadaan berikut:
Y = C + I + G dan I + G = S + T
Jenis-jenis Pajak
Dalam setiap perekonomian, pemerintah perlu melakukan berbagai jenis perbelanjaan.
Pengeluaran-pengeluaran untuk membiayai administrasi pemerintah, membangun dan
memperbaiki infrastruktur, menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, dan membiayai
anggota polisi dan tentara untuk menjaga keamanan merupakan pengeluaran yang tidak boleh
dielakkan pemerintah.
Untuk dapat membiayai pengeluaran tersebut, pemerintah perlu mencari dana. Dana tersebut
terutama diperoleh dari pungutan pajak ke atas rumah tangga dan perusahaan.
Struktur pajak yang menjadi sumber dana untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
1. Pajak langsung: jenis pungutan pemerintah yang secara langsung dikumpulkan dari pihak yang
wajib membayar pajak.
2. Pajak tak langsung: pajak yang bebannya dapat dipindah-pindahkan kepada pihak lain.
Bentuk-bentuk pajak pendapatan, ada tiga, yaitu:
1. Pajak regresif
2. Pajak proporsional
3. Pajak progresif