Anda di halaman 1dari 19

PAPER

EKONOMI MAKRO LANJUTAN


PENDAPATAN NASIONAL

Dosen Pengampu : Dr. Ni Nyoman Reni Suasih, S.IP., M.Si

Disusun Oleh : Kelompok 6

Anggota Kelompok :
1. Kadek Permana Darma Winata (2207511217)
2. Agus Wahyu Putra Nandang (2207511218)
3. Rosy Dian Eunike (2207511220)
4. Maria Benefrida Mbawu (2207511226)
5. Reyhans (2207511229)
6. Ni Putu Arin Kemala Adisty (2207511235)

PROGRAM STUDI SARJANA EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karuniaNya penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah
satu tugas pada mata kuliah Ekonomi Makro Lanjutan. Dimana penyusun akan memaparkan
tentang ” Pendapatan Nasional ”.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, baik secara moriil maupun materiil. Maka dari itu, pada kesempatan ini saya tidak lupa
mengucapkan rasa terimakasih kepada dosen mata kuliah Makro Lanjutan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai denga n mata kuliah yang
kami tekuni.

Tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah yang telah kami susun, baik dari segi
isi maupun dari cara penyusunannya, sesungguhn ya masih jauh dalam taraf kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang hendaknya membangun dengan senang hati akan kami terima,
demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami selaku penyusun dan umumnya bagi para
pembaca, dan juga semoga makalah ini dapat menjadi sebuah pelajaran untuk pembuatan makalah
- makalah berikutnya.

Bukit Jimbaran, 27 September 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

BAB 1..................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Pendapatan Nasional ..................................................................................... 6
2.2 Penentu Total Produksi Barang dan Jasa ......................................................................... 6
2.3 Pendistribusian Pendapatan Nasional ke Faktor – Faktor Produksi ................................... 7
2.4 Penentuan Permintaan Barang dan Jasa ......................................................................... 12
2.5 Permintaan dan Penawaran Barang dan Jasa ke Ekuilibrium .......................................... 13
BAB III................................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 19

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya dapat dilihat dari
angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi (economic growth) dapat
diukur dari kenaikan besarnya pendapatan nasional (produksi nasional) pada periode tertentu.
Oleh karena itu, nilai dari pendapatan nasional (national income) ini merupakan gambaran dari
aktivitas ekonomi secara nasional pada periode tertentu. Setiap negara tentunya berupaya
meningkatkan perekonomian demi terciptanya kesejahteraan dengan meningkatkan apa saja
factor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian tersebut secara makro. Negara
dapat dikatakan mempunyai pertumbuhan ekonomi yang baik ketika tingkat pendapatan
nasional tinggi. Suatu wilayah dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi dengan
ditandai adanya peningkatan laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). PDB dapat
diartikan sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam negara
tersebut dalam satu tahun tertentu. Tingginya tingkat pendapatan nasional dapat
mencerminkan besarnya barang dan jasa yang dapat diproduksi. Besarnya kapasitas
produksi tersebut dapat menunjukkan tingginya tingkat kemakmuran masyarakat dalam suatu
negara. Baik negara yang sedang berkembang maupun negara-negara maju, semua
mengiginkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Pendapatan Nasional (national
income) merupakan tolak ukur yang paling baik untuk menunjukkan keberhasilan dan
kegagalan perekonomian suatu negara, dari tingkat kesempatan kerja, tingkat harga barang,
dan posisi neraca pembayaran luar negeri, serta pendapatan perkapitanya. Jika faktor-
faktor yang memengaruhi tersebut menunjukkan posisi yang sangat menguntungkan
atau positif, maka tingkat keberhasilan atau tingkat kemajuan ekonomi suatu nega ra akan
mudah tercapai, dan begitu pula sebaliknya.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan nasional?


2. Apa yang menentukan total produksi dari barang dan jasa?
3. Bagaimana pendapatan nasional didistribusikan ke faktor – faktor produksi?
4. Apa yang menentukan permintaan barang dan jasa?
5. Apa yang membawa permintaan dan penawaran barang dan jasa ke ekuilibrium?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu pendapatan nasional


2. Untuk mengetahui cara menentukan total produksi dari barang dan jasa
3. Untuk mengetahui pendapatan nasional yang didistribusikan ke faktor – faktor produksi
4. Untuk mengetahui apa yang menentukan permintaan barang dan jasa
5. Untuk mengetahui apa yang membawa permintaan dan penawaran barang dan jasa ke
ekuilibrium

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah suatu bentuk tolak ukur yang dipakai untuk
memperhitungkan suatu perekonomian negara untuk memperolah gambaran tentang
perekonomian yang sudah dicapai dan nilai pengeluaran yang diproduksi. Pendapatan
nasional ini diterima oleh masyarakat suatu negara dalam kurun waktu tertentu yang
biasanya satu tahun. Dalam pengertian lain, pendapatan nasional juga dapat diartikan
sebagai nilai total output akhir suatu negara dari semua barang dan jasa ba ru yang
diproduksi dalam satu tahun. Pencatatan pendapatan nasional merupakan sistem
pembukuan yang digunakan pemerintah untuk mengukur tingkat kegiatan ekonomi negara
dalam periode waktu tertentu. Pendapatan nasional dapat diukur dengan berbagai cara,
termasuk melalui metode produksi (Produk Domestik Bruto atau PDB), metode
pengeluaran (Pengeluaran Domestik Bruto atau PDB), dan metode pendapatan
(Pendapatan Nasional atau PN). Ketiganya seharusnya menghasilkan angka yang sama jika
dihitung dengan benar. Pengukuran pendapatan nasional penting dalam analisis ekonomi
makro karena memberikan gambaran tentang ukuran dan kesehatan ekonomi suatu negara
serta digunakan untuk kebijakan ekonomi dan perencanaan strategis.

2.2 Penentu Total Produksi Barang dan Jasa


• Faktor Produksi

Faktor produksi adalah input yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Dua hal yang paling penting dalam fakor produksi ialah modal dan tenaga kerja. Modal
adalah peralatan yang digunakan pekerja untuk bekerja, dan hal-hal lain yang mendukung
dalam kinerja perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sedangkan tenaga
kerja atau pekerja ialah waktu yang digunakan seseorang untuk menghabiskan waktu
dalam bekerja. Faktor produksi benar-benar dapat dikatakan dimanfaatkan adalah
ketika sumber daya tidak ada yang terbuang.

6
• Fungsi Produksi

Ketersediaan teknologi produksi menentukan seberapa banyak hasil produksi yang


dihasilkan modal dan tenaga kerja. Fungsi produksi menggambarkan ketersediaan
teknologi untuk mengolah tenaga kerja dan modal menjadi hasil produksi.
Penambahan faktor produksi jika kenaikan persamaan di semua faktor produksi
menyebabkan kenaikan hasil dengan persentase yang sama.

zY = F(zK, zL), persamaan disamping menunjukkan bahwa jika kita mengalikan


keseluruhan antara modal dan tenaga kerja dengan z, maka hasil yang diperoleh juga harus
dikalikan dengan z. Dan penambahan faktor produksi sangat penting untuk
mengetahui bagaimana perolehan pendapatan dari proses distribusi.

• Penawaran Barang dan Jasa


Faktor produksi dan fungsi produksi, keduanya menentukan seberapa
banyak penawaran barang dan jasa. Dengan persamaan, Y = F (K, L) = Y. Faktor-faktor
produksi dan fungsi produksi bersama-sama menentukan jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan, yang sama dengan output perekonomian.

2.3 Pendistribusian Pendapatan Nasional ke Faktor – Faktor Produksi


• Faktor Harga

Pendistribusian pendapatan nasional ditentukan oleh faktor harga. Dua faktor harga
dalam perekonomian ialah upah pekerja dan sewa modal oleh pemilik. Bagaimana
faktor produksi dikompensasi. Harga faktor yang dibayarkan untuk setiap faktor produksi
apapun tergantung pada penawaran dan permintaan terhadap faktor jasa juga. Karena
kita mengansumsikan bahwa persediaan itu tetap, maka kurva penawaran vertikal.
Kurva permintaan miring kebawah. Perpotongan antara penawaran dan permintaan
ini menentukan faktor harga keseimbangan (Equilibrium Price).

• Keputusan Yang Dihadapi Perusahaan Kompetitif

Asumsi paling sederhana untuk dibuat tentang tipe perusahaan adalah


bahwa perusahaan itu kompetitif. Perusahaan kompetitif relatif kecil dibanding dengan
pasar tempat berdagang, sehingga sedikit berpengaruh pada harga pasar.

7
Perusahaan kompetitif mengambil harga output dan inputnya sesuai harga pasar.
Misalnya dalam suatu pasar perusahaan memproduksi dan menjual dengan harga pasar.
Perusahaan tersebut bisa menjual barang sebanyak apapun namun tidak dapat
menaikkan atau menurunkan harganya. Jika diturunkan maka perusahaan akan menjadi
rugi dan jika dinaikkan barang menjadi tidak laku karena banyak juga perusahaan yang
memproduksi barang tersebut dengan harga pasar yang telah ditentukan. Demikian juga
dengan penerapan upahnya, perusahaan tidak memiliki alasan untuk membayar
lebih dari upah pasar, namun jika membayar lebih rendah dari seharusnya maka
kemungkinan pekerja akan berhenti dan pindah ke tempat lain. Untuk membuat
produknya, perusahaan membutukan dua faktor produksi yaitu modal dan tenaga
kerja. Dalam ekonomi agregrat dibuat representasi teknologi produksi perusahaan dengan
fungsi produksi : Y = F (K,L). Dimana :

Y= output perusahaan (jumlah unit yang diproduksi)

K= modal

L= jumlah tenaga kerja

Dengan mempertahankan teknologi yang konstan, perusahaan menghasilkan lebih


banyak output hanya jika perusahaan menggunakan lebih banyak mesin atau
jika karyawannya bekerja lebih lama. Perusahaan menjual output dengan harga P,
mempekerjakan pekerja dengan upah W dan menyewa modal dengan tarif R. Dalam
analisis ini rumah tangga menyewa modalnya seperti mereka menjual tenaga kerja
nya sendiri. Tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba.

LABA = PENDAPATAN - BIAYA TENAGA KERJA - BIAYA MODAL PROFIT =


REVENUE - LABOR COST- CAPITAL COST = PY - WL - RK

Untuk melihat bagaimana keuntungan bergantung pada faktor produksi


maka menggunakan faktor produksi Y=F (K,L) Untuk mensubstitusi Y sehingga
diperoleh : PROFIT = PF (K,L) –WL-RK . Persamaan menunjukkan bahwa keuntungan
tergantung pada harga produk P, W dan R dan kuantitas faktor L dan K.

• Permintaan Perusahaan Pada Faktor

8
Untuk memaksimalkan laba, pertama kita pertimbangkan kuantitas tenaga kerja
baru kemudian modal. Produk marjinal tenaga kerja (MPL), adalah jumlah output ekstra
yang diperoleh perusahaan dari satu unit kerja tambahan denga jumlah modal tetap
(semakin banyak tenaga kerja, maka semakin banyak output yang dihasilkan.)
MPL= F (K,L + 1) – F (K,L)

Pada kurva ini menunjukkan bagaimana pengeluaran bergantung pada


pemasukan tenaga kerja, denga menahan jumlah modal yang konstan. Produk
marjinal MPL tenaga kerja adalah perubahan output saat input tenaga kerja
ditingkatkan 1 unit. Dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja fungsi produksi
mejadi semakin datar, yang menandakan produk marjinal semakin berkurang.

Dari produk marjinal tenaga kerja ke permintaan tenaga kerja. Ketika


perusahaan kompetitif yang memaksimalkan keuntungan memutuskan apakah akan
mempekerjakan unit tenaga kerja, ia juga mempertimbangkan bagaimana keputusan
tersebut memperoleh keuntungan. Kenaikan pendapatan dari unit tambahan bergantung
pada dua variabel yaitu produk marjinal tenaga kerja dan harga output. Satu unit tenaga
kerja tambahan menghasilkan unit output MPL dengan setiap unit output dijual seharga P
dolar, pedapatann tambahannya adalah P x MPL. Jadi keuntungan perubahan satu unit
tenaga kerja tambahan : ∆profit =∆revenue - ∆cost (P x MPL) – W

Jika disederhanakan maka , P x MPL = W atau MPL = W/P. W / P adalah upah riil. Dengan
upah riil pembayaran kepada tenaga kerja diukur dalam unit output daripada dalam

9
dolar. Untuk memaksimalkan laba perusahaan mempekerjakan hingga titik dimana
produk marjinal tenaga kerja sama dengan upah riil. Produk marjinal modal dan permintaan
modal perusahaan (MPK), yaitu jumlah output ekstra yang diperoleh perusahaan dari unit
tambahan modal dan jumlah konstanta tenaga kerja : MPK= F (K + 1, L) – F (K,L)

Gambar diatas menunjukkan bagaimana produk marjinal tenaga kerja bergatung pada
jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan ( menjaga persediaan modal perusahaan
tetap) menggambarkan MPL berkurang saatjumlah tenaga kerja meningkat- kurva
ini miring kebawah. Untuk upah riil tertentu perusahaan mempekerjakan nsampai
titik dimana MPL sama dengan upah riil.

Cara menghitung laba :

∆profit = ∆revenue - ∆cost = (P x MPK) – R

Untuk memaksimalkan laba, perusahaan terus menyewa lebih banyak modal hingga MPK
jatuh sama dengan harga sewa sebenarnya: MPK = R/P

Harga sewa riil modal adalah harga sewa yang diukur dalam satuan barang, bukan dalam
dolar. Perusahaan kompetitif yang memaksimalkan keuntungan mengikuti aturan
sederhana tentang berapa banyak tenaga kerja yang harus disewa dann berapa banyak
modal untuk disewa. Perusahaan menuntut setiap faktor produksi sampai produk marjinal
faktor itu jatuh sama dengan faktor riil nya.

• Divisi Pendapatan Nasional

10
Bagaimana pasar untuk faktor - faktor produksi mendistribusikan pendapatan
total ekonomi. Jika semua perusahaan dalam perekonomian kompetitif dan
mendapat untung maksimal, maka setiap faktor produksi dibayar dengan kontribusi
marjinalnya proses produksi. Upah riil yang dibayarkan kepada setiap pekerja sama dengan
MPL , dan harga sewa riil yang dibayarakan setiap pemilik modal sama dengan MPK. Oleh
karena itu, upah riil yang dibayarkan kepada tenaga kerja adalah MPL X L ,
dan total pengembalian riil dibayarkan bagi pemilik modal adalah MPK X K.
Pendapatan yang tersisa setelah perusahaan membayar faktor - faktor produksi adalah
keuntungan ekonomi dari para pemilik perusahaan.

Keuntungan ekonomi = Y – (MPL X L) – (MPK X K)

Karena ingin melihat distribusi pendapatan nasional , maka persamaannya

Y = (MPL X L) + (MPK X K) + keuntungan ekonomi

Dengan keterangan Total pendapatan dibagi antara tenaga kerja , modal , dan laba.

F (K,L) = (MPK X K) + (MPL X L). Jika setiap faktor produksi dibayar produksi
marjinalnya, maka dijumlahkan pembayaran faktor ini sama dengan output total. Dengan
kata lain , hasil konstan ke skala, maksimalisasi keuntungan, dan persaingan bersama
sama.menyiratkan keuntungan adalah nol. Jika pendapatan ekonomi suatu negara
adalah nol, maka alternatif dalam mendefinisikannya dari segi keuntungan akuntansi
ialah dengan,Laba Akuntansi = Laba Ekonomi + (MPK X K ).

• Fungsi Produksi – Douglas

Fungsi produksi adalah apa yang menggambarkan bagaimana perekonomian secara


aktual mengubah modal dan tenaga kerja menjadi PDB. Menurut pendapat paul douglas
pembagian pendapatan nasional antara modal dan tenaga kerja secara kasar dianggap
konstan dalam waktu lama. Dengan kata lain, seiring ekonomi tumbuh lebih sejahtera
seiring waktu, total pendapatan pekerja dan total pendapatan milik modal tumbuh dengan
kecepatan yang hampir sama persis. Fungsi produksi harus memiliki :

Pendapatan Modal = MPK X K dan Pendapatan Tenaga Kerja = MPL X L =

11
Dimana α adalah konstanta antara nol dan satu yang mengukur bagian modal pendapatan.
Itu adalah α menentukan bagian pendapatan apa yang digunakan untuk modal dan apa
bagian untuk tenaga kerja .F (K,L) = A Kα L1-α Dimana A adalah parameter yang lebih
besar dari nol yang mengukur produktivitas teknologi yang tersedia. Fungsi ini kemudian
dikenal sebagai program Cobb Douglas. Fungsi Cobb Douglas memiliki skala hasil
konstan. Bahwa jika modal dan tenaga kerja ditingkatkan dalam proporsi yang sama
, maka output juga meningkat dengan proporsi tersebut. Selanjutnya , pertimbangan
produk marjinal untuk fungsi produksi Cobb Douglas. Produk marjinal tenaga kerja adalah
MPL = ( 1-α) A Kα L-α Dan produk marjinal modal adalah MPK = α A Kα-1 L1-α Dari
persamaan ini , mengingat antara 0 dan 1 , dapat dilihat apa yang menyebabkan p roduk
marjinal kedua faktor tersebut berubah. Peningkatan jumlah modal menaikkan MPLdan
mengurangi MPK. Begitu pula dengan peningkatan jumlahnya tenaga kerja mengurangi
MPL dan meningkatkan MPK. Kemajuan teknologi yang meningkatkan parameter
A meningkatkan produk marjinal kedua faktor secara proposional. Produk marjinal dapat
ditulis sebagai MPL = ( 1-α) Y/ LMPK = α Y / K MPL sebanding dengan output per pekerja
, dan MPK proposional terhadap per unit modal .Y / L disebut sebagai produktivitas tenaga
kerja rata rata, dan Y/ K disebut produktivitas modal rata rata. Jika fungsi produksi adalah
Cobb Douglas , maka produktivitas marjinal suatu faktor sebanding dengan produktivitas
rata rata.

2.4 Penentuan Permintaan Barang dan Jasa


• Konsumsi
Ada asumsi bahwa tingkat konsumsi bergantung pada tingkat pendapatan yang
dapat dikeluarkan. Tingkat disposable income yang lebih tinggi mengarah pada konsumsi
yang lebih besar. Jadi : C = C(Y-T). Persamaan ini menyatakan bahawa konsumsi
adalah fungsi dari disposable income. Hubungan antara konsumsi dan pendapatan
disposabel disebut fungsi konsumsi. Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC)
adalah jumlah perubahan konsumsi ketika pendapatan yang dapat dikeluarkan meningkat
satu dolar. MPC berada diantara nol dan satu ; satu dolar tambahan dari pendapatan,
meningkatkan konsumsi akan tetapi kurang dari satu dolar. Jadi, jika rumah tangga
menghasilkan pendapatan tambahan, mereka akan menabung sebagian dari

12
pendapatannya. Misalnya jika MPC 0.7, maka rumah tangga akan membelanjakan
70 sen dari setiap dolar tambahan dari pendapatan yang dapat dikeluarkan untuk barang
dan jasa konsumen dan menghemat 30 sen.
• Investasi
Baik perusahaan maupun rumah tangga pastinya membeli barang-barang investasi
untuk menambah persediaan modalnya dan untuk menggantikan modal yang ada
saat modal tersebut habis. Kuantitas barang investasi yang diminta tergantung pada
tingkat bunga, yang mengukur biaya dana yang digunakan untuk membiayai investasi.
Agar proyek investasi menguntungkan, pengembaliannya (pendapatan dari peningkatan
produksi barang dan jasa dimasa depan) harus melebihi biayanya (pembayaran untuk dana)
pinjaman. Jika tingkat bungaitu lebih sedikit dari proyek investasi yang menguntungkan,
dan kuantitas barang investasi yang diminta rakyat.

Persamaan investasi : I = I(r)

• Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah dapat berupa pembelian senjata pemerintah, layanan
pegawai pemerintah, layanan fasilitas umum, pembayaran transfer ke rumah tangga seperti
pelayanan jamsostek dan kesejahteraan masyarakat lainnya. Jika pengeluaran pemerintah
sama dengan pajak dikurangi transfer maka G=T dan pemerintah memiliki anggaran yang
sama. Jika G melebihi T, pemerintah mengalami deficit anggaran yang didanai dengan
menerbitkan surat utang negar yang dipinjam di pasar keuangan. Jika G kurang
dari T, pemerintah mengalami surplus anggaran, yang dapat membayar kembali
sebagian utangnya.

2.5 Permintaan dan Penawaran Barang dan Jasa ke Ekuilibrium

• Ekuilibrium di Pasar Barang dan Jasa : Permintaan dan Penawaran untuk


Output Perekonomian
Y = C+I+G
C = C(Y-T)
I = I(r)

13
G= G
T=T
Permintaan akan output perekonomian berasal dari konsumsi, investasi, dan pembelian
pemerintah. Konsumsi tergantung pada investasi, disposable income -tergantung pada
tingkat bunga riil; dan pembelian dan pajak pemerintah adalah variabel eksogen yang
ditetapkan oleh pembuat kebijakan fiskal. Jika kita mengganti fungsi konsumsi dan fungsi
investasi ke dalam neraca pendapatan nasional, maka:
Y = C(Y-T) + I(r) + G
Karena variabel G dan T ditentukan oleh kebijakan dan tingkat output Y ditentukan o leh
faktor dan fungsi produksi. Perhatikan bahwa tingkat bunga (r) adalah satu-satunya
variabel yang belum ditentukan dalam persaman terakhir. Dikarenakan tingkat bunga
punya peranan penting harus menyesuaikan untuk memastikan bahwa permintaan
barang sama dengan penawaran barang. Semakin besar tingkat bunga, maka semakin
rendah tingkat investasi dan dengan demikian semakin rendah tingkat permintaan barang
dan jasa (C+I+G). Jika tingkat bunga terlalu tinggi maka tingkat investasi menjadi terlalu
rendah dan permintaan akan output akan kurang dari penawaran. Jika tingkat bunga terlalu
rendah maka tingkat investasi menjadi terlalu tinggi dan permintaan melebihi penawaran.
Pada tingkat bunga ekuilibrium, permintaan barang dan jasa sama dengan penawaran.
• Ekuilibrium di Pasar Keuangan: Penawaran dan Permintaan Dana Pinjaman
Pasar dana pinjaman (loanable funds market) adalah pasar di mana interaksi
permintaan dan penawaran dana pinjaman (loanable funds) terjadi di dalam
sebuah perekonomian. Kita dapat lebih memahami peran suku bunga di ekonomi
dengan pengurangan pasar keuangan.

Y - C - G = I.

Istilah Y - C - G adalah keluaran yang tersisa setelah permintaan konsumen dan


pemerintah telah puas ; itu disebut tabungan nasional atau sederhananya
menyimpan (S). Dalam bentuk ini, identitas pos nasional menunjukkan bahwa
tabungan sama dengan investasi. Tabungan nasional terbagi menjadi dua bagian yaitu
tabungan swasta dan tabungan - tabungan pemerintah:

S = (Y - T - C) + (T - G) = I.

14
Istilah (Y - T - C) adalah pendapatan sekali pakai dikurangi konsumsi, yang
merupakan tabungan pribadi. Istilah (T - G) adalah pendapatan pemerintah
dikurangi pengeluaran pemerintah, Tabungan nasional adalah jumlah tabungan swasta dan
publik. Untuk melihat bagaimana tingkat bunga membawa pasar keuangan ke dalam
ekuilibrium, substitusi fungsi konsumsi dan fungsi investasi ke dalam fungsi nasional:

Y - C (Y - T) - G = I (r).

Selanjutnya, perhatikan bahwa G dan T ditetapkan oleh kebijakan dan Y ditetapkan oleh
faktor produksi dan fungsi produksi:

Y - - C (Y - - T -) - G - = I (r)S - = I (r).

Ruas kiri persamaan inimenunjukkan bahwa tabungan nasional bergantung pada


pendapatan Y dan variabel kebijakan fiskal G dan T. Untuk nilai tetap Y, G, dan T,
tabungan nasional S juga diperbaiki. “ harga ”adalah tingkat bunga. Tabungan adalah
penyediaan dana pinjaman oleh rumah tangga kepada investor atau menyimpannya di bank
untuk kemudian dipinjamkan kepada masyarakat diluar atau lainnya. Investasi
adalah permintaan dana pinjaman , investor meminjam dari publik secara langsung
dengan menjual obligasi atau secara tidak langsung dengan meminjam dari bank. Karena
investasi bergantung pada tingkat bunga dan jumlah dana pinjaman yang diminta juga
tergantung pada tingkat bunga. Tingkat bunga menyesuaikan sampai jumlah yang ingin
diinvestasikan perusahaan sama dengan jumlah yang ingin ditabung oleh rumah tangga.
Jika tingkat bunga terlalu rendah, investor menginginkan lebih banyak output
perekonomian daripada yang ingin disimpan oleh rumah tangga. Sebaliknya, jika tingkat
bunga terlalu tinggi, rumah tangga ingin menabung lebih banyak daripada perusahaan
yang ingin berinvestasi, karena jumlah dana pinjaman yang ditawarkan lebih besar
daripada jumlah yang diminta. Tingkat bunga ekuilibrium ditemukan di tempat
kedua kurva bersilangan. Pada tingkat bunga ekuilibrium, keinginan rumah tangga untuk
menyimpan saldo, keinginan perusahaan untuk berinvestasi, dan jumlah dana pinjaman
yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta.

• Perubahan Tabungan: Pengaruh Kebijakan Fiskal

15
Ketika pemerintah mengubah pengeluarannya atau tingkat pajak, itu
mempengaruhipermintaan output barang dan jasa perekonomian dan mengubah tabungan
nasional, investasi,dan tingkat bunga ekuilibrium. Peningkatan pembelian pemerintah
pertama-tama mempertimbangkan dampak dari sebuah peningkatan pembelian pemerintah
dengan jumlah ΔG. Dampak langsungnya adalah meningkatkan permintaan barang dan
jasa oleh ΔG. Tetapi karena total output ditentukan oleh faktor produksi, peningkatan
pembelian pemerintah harus dipenuhi oleh penurunan beberapa kategori permintaan
lainnya. Pendapatan sekali pakai Y –T tidak berubah, jadi konsumsi C juga tidak berubah.
Oleh karena itu, peningkatan pembelian pemerintah harus dipenuhi dengan penurunan
investasi yang sama. Untuk membuat investasi jatuh, tingkat bunga harus naik. Oleh
karena itu, peningkatan pembelian pemerintah menyebabkan tingkat bunga
meningkat dan investasi menurun. Pembelian pemerintah dikatakan mengganggu
investasi. Untuk memahami dampak peningkatan pembelian pemerintah,
pertimbangkan dampaknya pada pasar untuk dana pinjaman. Karena peningkatan
pembelian pemerintah tidak diiringi dengan kenaikan pajak, untuk pengeluaran tambahan
pemerintah dilakukan dengan meminjam yaitu dengan mengurangi tabungan publik tanpa
mengurangi tabungan swasta.
Penurunan Pajak Sekarang pertimbangkan pengurangan pajak ΔT. Dampak langs
ung dari pemotongan pajak adalah untuk meningkatkan pendapatan siap pakai dan
akan meningkatkan konsumsi. Pendapatan sekali pakai naik ΔT, dan konsumsi
naik sejumlah sama dengan ΔT kali kecenderungan konsumsi marjinal MPC.
Semakin tinggi MPC, semakin besar dampak pemotongan pajak terhadap konsumsi.
Karena output perekonomian ditentukan oleh faktor produksi dan faktor produksi
tingkat pembelian pemerintah ditetapkan oleh pemerintah, peningkatan konsumsi
harus dipenuhi dengan penurunan investasi. Agar investasi turun,suku bunga harus naik.
Kita juga dapat menganalisis pengaruh pemotongan pajak dengan melihat tabungan dan
investasi. Karena pemotongan pajak meningkatkan pendapatan siap pakai sebesar ΔT,
konsumsi naik dengan MPC × ΔT. Tabungan nasional S, yang sama denganY - C - G,
turun sama jumlah saat konsumsi meningkat.
• Perubahan Permintaan Investasi

16
Sebab dan akibat dari perubahan permintaan investasi dan alah satu
alasan permintaan investasi mungkin meningkat adalah inovasi teknologi.
Permintaan investasi juga dapat berubah karena pemerintah mendorong atau
mencegah investasi melalui undang-undang perpajakan. Permintaan akan investasi
juga bisa berubah karena dorongan pemerintah ataupun pembatasan pemerintah
melalui hukum pajak.

17
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pendapatan Nasional adalah Pengukuran Kesehatan Ekonomi: Pendapatan nasional digunakan


sebagai alat pengukuran untuk mengevaluasi kesehatan ekonomi suatu negara. Hal ini memberikan
gambaran tentang nilai produksi dan pengeluaran dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu
tertentu. Faktor-faktor Produksi: Produksi barang dan jasa melibatkan faktor-faktor produksi
utama, yaitu modal dan tenaga kerja. Modal adalah peralatan dan aset yang digunakan dalam
produksi, sedangkan tenaga kerja mencakup waktu yang diberikan oleh individu dalam bekerja.
Fungsi Produksi: Fungsi produksi menggambarkan bagaimana modal dan tenaga kerja digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa. Ketersediaan teknologi memainkan peran penting dalam
menentukan hasil produksi. Pendistribusian Pendapatan Nasional: Pendapatan nasional
didistribusikan ke faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal, melalui mekanisme
harga. Upah dan harga sewa modal ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor
produksi. Permintaan dan Penawaran Barang dan Jasa: Pendapatan nasional terdiri dari ko nsumsi,
investasi, dan pengeluaran pemerintah. Faktor-faktor seperti tingkat bunga dan kebijakan fiskal
memengaruhi permintaan dan penawaran barang dan jasa dalam perekonomian. Ekuilibrium
Ekonomi: Ekuilibrium ekonomi tercapai ketika permintaan dan penawaran barang dan jasa, serta
pasar dana pinjaman, seimbang. Tingkat bunga berperan penting dalam mencapai ekuilibrium ini.
Pengaruh Kebijakan Fiskal: Kebijakan pemerintah seperti perubahan dalam pengeluaran atau
pajak dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam perekonomian. Peningkatan
pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak dapat meningkatkan permintaan dan produksi,
sementara pengurangan pengeluaran pemerintah atau peningkatan pajak dapat berdampak
sebaliknya. Perubahan Permintaan Investasi: Perubahan dalam permintaan investasi dapat terjadi
karena berbagai faktor, termasuk inovasi teknologi dan kebijakan pemerintah terkait pajak dan
insentif Materi pendapatan nasional penting dalam pemahaman tentang bagaimana ekonomi suatu
negara berfungsi, dan memungkinkan pengambilan keputusan ekonomi dan perencanaan strategis
yang efektif.

18
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw Gregory N. 2007. makroekonomi edisi ke-6. Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai