Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

INDUSTRI KREATIF FASHION DAN FOTOGRAFI

Dosen Pengampu :

Dra. Sri Wahyuni, M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 9

Naufal Herlambang 200210301046

Pipin Sephia 200210301066

Fatkhul Anjani Dwi Putri 200210301082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2O21
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita hidayah
dan rahmat-Nya sehingga pada kesempatan kali ini kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Manajemen Ekonomi Kreatif, Universitas Jember Tahun 2021 yang membahas tentang materi
“Industri Kreatif Fashion dan Fotografi”. Tujuan kami menulis makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Ekonomi Kreatif. Selain itu juga, maksud dari pembutan makalah
ini adalah untuk menambah pengetahuan serta wawasan khususnya tentang Industri Kreatif
Fashion dan Fotografi bagi penulis dan juga pembaca.

Tidak lupa ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Sri Wahyuni, M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Ekonomi Kreatif yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini. Adapun makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan dari banyak pihak untuk menyelesaikan makalah ini. Selain itu juga
kami sangat menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih terdapat banyak sekali
kekurangan. Oleh karena itu, kami selaku penulis dengan sangat senang hati menerima kritikan
dan juga saran serta usulan dari pembaca demi perbaikan makalah yang kami buat.

Jember, 20 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................4
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................5

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi banyak perkembangan yang semakin maju, salah satunya dalam
dunia fashion dan fotografi. Fashion dan fotografi merupakan salah dua dari subsektor
ekonomi kreatif. Industri kreatif fashion yaitu usaha kreatif yang berhubungan dengan
desain pakaian, alas kaki, aksesoris, produksi pakaian dan aksesorisnya serta
konsultasi dan distribusi fashion. Industri fashion di Indonesia pada saat ini
berkembang dengan sangat pesat. Hal tersebut sejalan dengan kesadaran masyarakat
Indonesia akan fashion yang mengarah pada lifestyle. Industri Fashion sendiri
menempati urutan kedua dalam jumlah usaha atau perusahaan ekonomi kreatif
berdasarkan jajaran Sensus Ekonomi 2016 yaitu sekitar 15.01% setelah Industri
Kuliner dengan 67.66%. Industri Fashion juga mampu berkontribusi 18.01% atau
sekitar Rp. 116 Triliun dalam Gairah Ekonomi Kreatif Indonesia. Berdasarkan data
dari Kementerian Perindustrian di tahun 2016, tercatat nilai ekspor dari Industri
Fashion mencapai USD 11,7 Miliar. Untuk menghadapi Perkembangan Industri 4.0
serta untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun permintaan ekspor
Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus meningkatkan produktivitas industri
manufaktur, salah satunya dengan cara memacu pengembangan industri kecil dan
menengah yang dibentuk oleh para pebisnis muda dan berbakat. Seiring dengan
berkembangannya jaman, entrepreneur sekarang lebih dikenal dengan creativepreneur
yang berarti pelaku usaha kreatif.

Sedangkan fotografi sendiri adalah suatu metode atau proses menangkap suatu
obyek dengan menggunakan pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut.
Fotografi termasuk industri kreatif karena fotografi dapat dijadikan sebagai bisnis
seperti membuka studio foto, pembuatan iklan, model fesyen, model majalah,
dokumentasi acara, prewedding, jurnalistik dll. Semakin berkembangnya jaman, alat-
alat fotografi semakin berkembang seperti jaman dulu menggunakan kamera analog
yang masih menggunakan film sekarang muncul kamera digital yang sudah dapat
menggunakan sd card sebagai media penyimpanan. Sekarang juga sudah muncul
camera action dari beberapa merek. Kamera ini biasa digunakan untuk aktifitas-
3
aktifitas extreme dan kamera ini juga dapat digunakan di dalam air. Terdapat juga
drone yang merupakan alat yang dapat terbang berfungsi mengambil gambar atau
merekan gambar dari sudut tinggi atau atas disebut juga “high angle”. Masih banyak
lagi alat bantu fotografi seperti tripod(alat penyangga kamera), flash (pembuat
cahaya), reflktor (pemantul cahaya), filter(penyaring cahaya) dan masih banyak lagi.
Disini saya akan membahas tentang drone sebagai industri kreatif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan Fashion?
2. Bagaimana tren Fashion di Indonesia?
3. Apa saja tantangan tren Fashion di Indonesia saat ini?
4. Seberapa besar kontribusi Fashion di Indonesia?
5. Apa yang dimaksud dengan Fotografi?
6. Bagaimana sejarah Fotografi di Indonesia?
7. Apa saja hal penting yang harus diperhatikan dalam Fotografi?
8. Apa saja tantangan tren Fotografi di Indonesia saat ini?
9. Seberapa besar kontribusi Fotografi di Indonesia?
10. Mengapa Fashion dan Fotografi masuk subsektor ekonomi kreatif?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang Fashion
2. Mengetahui tren Fashion di Indonesia
3. Mengetahui tantangan tren Fashion di Indonesia saat ini
4. Mengetahui persentase kontribusi Fashion di Indonesia
5. Mengetahui tentang Fotografi
6. Mengetahui sejarah Fotografi di Indonesia
7. Mengetahui hal yang harus diperhatikan dalam Fotografi
8. Mengathui tantangan tren Fotografi di Indonesia saat ini
9. Mengetahui persentase kontribusi Fotografi di Indonesia
10. Mengetahui alasan mengapa Fashion dan Fotografi masuk subsektor ekonomi kreatif

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fesyen
Mode atau fesyen (bahasa Inggris: fashion) merupakan sebuah ekspresi estetika
yang populer pada waktu, masa, tempat tertentu dan dalam konteks tertentu, terutama pada
pakaian, alas kaki, gaya hidup, aksesori, riasan wajah, gaya rambut, dan proporsi tubuh.
Sementara tren sendiri sering berkonotasi sebagai sebuah ekspresi estetika yang aneh dan
sering berlangsung lebih pendek dari musim, mode juga merupakan sebuah ekspresi khas
dan didukung oleh industri yang secara tradisional terkait dengan musim mode dan
koleksi. Gaya merupakan sebuah ekspresi yang berlangsung selama banyak musim dan
sering juga dihubungkan dengan gerakan budaya dan penanda sosial, lambang, kelas, dan
budaya (mis. Barok, Rococo, dll. ). Menurut sosiolog Pierre Bourdieu, mode berkonotasi
"mode terbaru, perbedaan terbaru."

Meskipun mereka sering digunakan secara bersamaan, namun istilah mode berbeda
dari pakaian dan kostum. Yang pertama menggambarkan bahan dan garmen teknis,
sedangkan yang kedua telah diturunkan ke indra khusus seperti kostum-pakaian atau
pakaian topeng . Sebaliknya, mode sendiri menggambarkan sistem sosial dan temporal
yang "mengaktifkan" pakaian sebagai penanda sosial dalam waktu dan konteks tertentu.
Filsuf Giorgio Agamben menghubungkan mode dengan intensitas saat ini dari saat
kualitatif, ke aspek temporal yang disebut Yunani kairos, sedangkan pakaian merupakan
kuantitatif, yang disebut dengan Yunani Chronos .

Merek eksklusif bercita-cita untuk label haute couture , tetapi istilah ini secara
teknis terbatas untuk anggota Chambre Syndicale de la Haute Couture di Paris. Hal ini
lebih aspirasional dan terilhami oleh seni, budaya, dan sebuah gerakan. Hal ini merupakan
hal yang sangat eksklusif di alam. Dengan meningkatnya produksi massal komoditas
konsumen dengan harga lebih rendah, dan dengan jangkauan global, keberlanjutan sendiri
telah menjadi masalah yang mendesak di kalangan politikus, merek, dan konsumen.

5
Kata fashion, Bagi orang yang berkecimpung dalam hal busana dan pakaian
mungkin sudah sering mendengar kata tersebut. Baik itu desainer, Pemerhati, Praktisi,
Pemasar busana dan pakaian bahkan bagi Masyarakat umum. Karena kata fashion sering
disebutkan dan atau sering didengar dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan
bahwa kata fashion ini sudah sangat familiar pada semua kalangan Masyarakat, Dan bagi
suatu pribadi atau kelompok fashion bisa sangat dibutuhkan.

Dari sedikit uraian diatas menunjukkan bahwa kata fashion bukan merupakan
sesuatu yang asing lagi dikalangan Masyarakat. Lalu apa fashion itu?, Berikut adalah
pengertian fashion kaitannya dengan busana dan pakaian.

Pengertian atau definisi fashion : Fashion adalah kombinasi atau perpaduan dari
gaya atau style dengan desain yang cenderung dipilih, Diterima, Digemari dan digunakan
oleh mayoritas Masyarakat yang akan bisa memberi kenyamanan dan membuat lebih baik
pada satu waktu tertentu.

Dari pengertian atau definisi fashion diatas kalau diurai akan terdiri dari perpaduan
beberapa kalimat sebagai berikut.

1. Fashion adalah kombinasi atau perpaduan dari gaya atau style dengan desain.
2. Fashion adalah merupakan pilihan yang bisa diterima, digemari, dan digunakan
oleh mayoritas Masyarakat.
3. Fashion membuat rasa nyaman dan lebih baik pada satu waktu tertentu.

Berikut masing-masing uraian dari penggalan kalimat diatas.

Fashion adalah kombinasi atau perpaduan dari gaya atau style dengan desain.

Gaya dalam artian busana dan pakaian adalah merupakan ciri atau karakter penampilan
dari bahan atau hal lain yang membedakan dari busana dan pakaian yang lainnya,
Sedangkan desain adalah sesuatu yang lebih khusus dari gaya.

Gaya : Misal jilbab instan merupakan salah satu gaya berjilbab bagi wanita muslim, Dan
selain jilbab instan masih ada pilihan lain seperti jilbab segi empat atau paris.

Desain : Misal Jilbab instan yang merupakan salah satu gaya wanita muslim dibuat dengan
berbagai model atau desain seperti jilbab instan model panjang, Atau jilbab instan dengan
lengan.

6
Fashion adalah merupakan pilihan yang bisa diterima, digemari, dan digunakan oleh
mayoritas Masyarakat.

Dari jilbab instan diatas, Misal Jilbab instan dengan lengan dan ukuran panjang yang
menutup dada merupakan jilbab yang dipilih, Diterima, Digemari dan digunakan oleh
sebagian besar wanita muslim.

Fashion membuat rasa nyaman dan lebih baik pada satu waktu tertentu.

Dengan memilih dan memakai jilbab instan dengan lengan dan ukuran panjang yang
menutup dada, Wanita muslim akan merasa nyaman dan lebih baik dalam masyarakat.

B. Sejarah Fesyen di Indonesia


Sekitar tahun 1000 Masehi, fesyen dengan gaya Eropa klasik abad ke-16 terlihat
memiliki baju yang besar dan tidak minimalis, pada zaman tersebut semua model sangat
terkesan sopan. Pada abad ke-19, baju kebaya dikenakan oleh semua kelas sosial setiap
hari, baik perempuan Jawa maupun wanita peranakan Belanda. Tahun ’50-an ditandai
dengan gaya berbusana klasik yang elegan, yang populer dengan sebutan gaya “New
Look” yang diadaptasi dari tren fashion dunia. Mode di tahun ’60-an terasa lebih berwarna
dan bervariasi. Tahun ’70-an fashion di Indonesia terlihat makin berwarna. Tahun ’80-an
adalah era ‘powerful women’. Di masa ini bermunculan busana dengan siluet serta besar.
Tahun ’90-an hingga sekarang adalah masa dimana gaya individual terlihat semakin
berani.

Pada tahun 2000-an nama-nama baru lebih memperkaya daftar panjang desainer
berbakat Indonesia yang memiliki karakteristik tersendiri dan gaya independen seperti
Adrian Gan, Obin, Kiata Kwanda, Sally Koeswanto, Tri Handoko dan Irsan. Sementara
yang lain membuat desain gaya barat, Edward Hutabarat dan Anne Avantie
mendedikasikan kreasi mereka dengan mendesign kostum tradisional “Blus Kebaya”
dengan sentuhan modern. Sehingga membuat busana tradisional Indonesia terlahir kembali
dan dicintai oleh kalangan muda sehingga mereka lebih menghargai seni tradisional.

C. Tantangan Fesyen di Indonesia


Tantangan terkait industri fashion di Indonesia :

1. Membutuhkan modal yang besar

7
Berbisnis pada bidang fashion memerlukan modal yang cukup besar, sebab tidak
hanya produk yang harus ada modal namun juga peralatan dan fasilitas lainnya. Seperti
membuat situs atau web ,menyewa atau membeli toko, maneken, gantungan baju, atau
bahkan rak gantung. Namun hal tersebut kini sudah ada solusinya, salah satunya dengan
membuka thrift store. Thrift store dapat diartikan sebagai toko penghematan. Jadi, produk
yang ada dalam toko ini nanti merupakan pakaian-pakaian bekas yang masih layak untuk
di perjual belikan. Untuk memasarkan barangnya, bisa menggunakan platform media
sosial seperti Instagram, e-commerce (market place) untuk mempromosikan barang untuk
dijual.

2. Membuat Desain Pakaian yang Gak Kalah Zaman

Ketika membuka bisnis pakaian, tren merupakan salah satu tantangan terbesarnya.
Mengapa? karena jika desainnya tidak up to date maka kemungkinan bisnis pakaian ini
tidak akan bertahan atau malah akan bangkrut. Tetapi untuk saat ini hal tersebut sudah ada
solusinya. Di Indonesia memiliki desainer-desainer yang memiliki rancangan baru dan
lebih kreatif untuk memulai bisnis fashion. Jadi, jika ingin mempunyai desain pakaian
yang tidak monoton, maka diperlukan adanya rencana untuk menyewa tim desainer yang
siap untuk membuat rancangan baru dan dapat mempertimbangkan membeli desain dari
desainer independen.

3. Rebutan pasar penjualan untuk bersaing

Hal ini merupakan salah satu tantangan terberat bagi yang ingin mencoba bisnis
pada dunia fashion. Sebab, kita perlu untuk teliti dan meraba target pasar yang
kemungkinan bisa diraih. Selain itu juga perlu adanya ide kreatif agar produk yang akan
diperjual belikan terlihat unik dan menarik dan terlihat berbeda dari kompetitor yang lain.
Hal ini bisa diatasi dengan teknik crowdsourcing, yaitu meminta pendpaat dari pelanggan
untuk memutuskan barang apa yang akan diproduksi. Misal para pelanggan akan
berkomentar pada salah satu postingan yang berisikan pertanyaan mengenai produk apa
yang harus di produksi selanjutnya untuk menarik minat pasar. Selain itu ada juga yang
namanya sistem PO (Pre Order) untuk menjadi solusi. Jadi, PO ini menerapkan sistem
pembayaran terlebih dahulu di awal pemesanan sesuai dengan perjanjian antara penjual
dan pembeli.

8
Dikutip dari antaranews.com menteri ketenaga kerjaan Hanif Dhakiri mengatakan
bahwa perkembangan fashion kedepan yang termaksud ekonomi kreatif ini akan
berpotensi besar dalam mendorong ekonomi Indonesia. Industri fashion Indonesia di
yakini dapat bersaing dengan produk luar negeri.

Pemerintah terus mendorong perkembangan industri Fashion di Indonesia


pemerintah sadar bahawa industri fashion Indonesia dapat berkembang pesat sampai ke
internasional, menjadi penyumbang devisa dan mengurangi pengaguran di Indonesia,
fashion merupakan sektor ekonomi kreatif yang cukup pesat perkembangnya di Indonesia
karena itu butuh peran penting pemerintah dan masyarakat dalam membantu
perkembangan industri fashion Indonesia.

Banyak persoalan masyarakat terkait susahnya mendapat modal usaha dan terkait
HKI untuk label dan merek yang dibuat hingga banyak pembisnis Fashion yang tidak
memiliki merek dagang sedangkan Fashion yang di jual berkualitas tinggi, memberikan
bantuan berupa pelatihan juga akan sangat membantu masyarakat agar tidak hanya
memasarkan produknya di pasar saja tetapi bisa melalui media digital, bahkan dapat
diekspor ke luar negeri.

Memberikan modal usaha membatu pemasaran hingga ke internasional, memberi


pelatihan hingga mempermudah izin usaha sudah di lakukan oleh pemerintah tetapi hal itu
belum cukup membantu perkembangan Fashion di Indonesia, masih sangat banyak toko
baju yang tidak memiliki badan hukum bukan hanya itu saja banyaknya fashion luar negeri
yang dipasarkan di Indonesia membuat industri fashion Indonesia kalah saing dengan
industri fashion luar bahkan di negeri sendiri, pemerintah juga perlu menganggapi dan
memberikan solusi terkait permasalahan tersebut.

Bukan hanya pemerintah pusat dan daerah peran serta masarakat sebagai konsumen
sama pentingnya, dimana masyarakat Indonesia lebih sering mengunakan produk luar
negeri kita perlu menanamkan perasaan bangga terhadap brand Fashion yang ada di
Indonesia dan mengurangi pembelian brand fashion luar negeri karena. jika bukan kita lalu
siapa lagi! Brand fashion milik Indonesia juga tidak kalah bagus dengan merek luar negeri
misalnya Lea Jeans, The Executive dan Buccheri bukan hanya brand fashion jasa desainer
baju di Indonesia juga berkualitas tinggi bahkan dipakai oleh selebriti luar negeri Monica
Ivena, Cynthia Tan dan masih banyak lagi.

9
Dengan menggunakan brand fashion indonesia kita juga membantu membuat
industri fashion Indonesia berkembang dan dikenal banyak orang karena itu kita harus
memulai menggunakan fashion Indonesia dan bangga terhadap fashion yang sudah dibuat
oleh anak bangsa, dengan menggunakan fashion dari Indonesia kita sudah menghargai
kerja keras dan karya bangsa kita.

Fashion di era sekarang ini telah menjadi salah satu penyumbang devisa negara
terbesar. Perkembangan industri fashion yang pesat menempatkan fashion di posisi kedua
dalam jumlah usaha atau perusahaan ekonomi kreatif berdasarkan jajaran Sensus Ekonomi
2016 yaitu sekitar 15.01 %. Data dari CNBC Indonesia menyatakan bahwa industri fashion
mampu berkontribusi sekitar 116 triliun. Tentu saja, perkembangan industri fashion masih
bisa untuk lebih berkembang lagi. Dorongan permintaan pasar menjadi salah satu landasan
awal dalam perkembangan fashion di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh meningkatnya
kesadaran rakyat Indonesia dalam hal fashion yang kini lebih mengarah pada lifestyle.

Untuk dapat memacu perkembangan industri fashion di Indonesia dibutuhkan


dukungan dari segala kalangan. Peran pemerintah tentu menjadi salah satu aspek terbesar.
Akan tetapi tidak cukup hanya pemerintah, dibutuhkan bantuan generasi-generasi muda
yang dipercaya lebih memahami pasar fashion, baik di dalam negri maupun luar negri.
Dewasa sekarang ini, telah banyak anak muda yang mulai mencoba untuk terjun ke dalam
dunia bisnis. Tidak sedikit di antara nya yang bergerak dalam indurstri kreatif. Mereka
yang dulunya dikenal dengan sebutan entrepreneur kini lebih dikenal dengan
creativepreneur.

Dalam usaha pengembangan fashion dalam industri kreatif, dapat dimulai dari para
pebisnis muda yang kini mendahulukan "value" dari produk mereka untuk menarik minat
pasar. Dalam praktik nya, produk, logo, pengemasan, hingga media social dipersiapkan
sebaik mungkin untuk dapat memenuhi tuntutan pasar. Dalam mencari ide, kondisi pasar
dapat dijadikan referensi utama.

Penggunaan media sosial dalam memasarkan industri kreatif juga dapat dijadikan
senjata pamungkas. Pasal nya, lebih dari 90% masyarakat Indonesia, khususnya anak
muda kini menggunakan media sosial. Bantuan dana atau modal usaha dapat dijadikan
pertimbangan dari pihak pemerintah bagi mereka yang dirasa mampu untuk
mengembangkan industri ini. Bantuan yang dibutuhkan tentu saja bukan hanya soal

10
materi,

11
bantuan dalam penyediaan lokasi juga sangat dibutuhkan oleh para pebisnis muda yang
mungkin saja suatu saat nanti dapat menjadi pelaku utama dalam industri ini, memberikan
pelatihan dan penghargaan kepada disainer juga dapat membantu fashion Indonesia
berkembang.

Dari hal yang simpel kita dapat membawa industri fashion Indonesia di kenal
banyak orang dan sampai ke nternasional mengunakan dan menghargai produk fashion
merupakan salah satu cara terbaik, bukan hanya itu saja para pembisnis fashion juga harus
ikut dengan menaati peraturan pemerintah untuk membuat izin usaha memberikan merek
dagang kepada produk yang di jual dan memberikan pelayanan dan produk yang terbaik
untuk dipasarkan dalam dan luar negeri.

Bisnis di sektor ekonomi kreatif mengalami tantangan pada masa pandemi Covid-
19. Salah satu yang terus bergerak yaitu usaha di bidang fashion. Bisnis ini harus selalu
mengikuti tren fashion yang sedang berkembang. Jika tidak, maka hasil rancangan akan
terkesan kuno. Artinya, ide harus selalu diperbaharui. Bisnis fashion desain berhubungan
dengan proses perancangan pola atau model busana. Secara umum bisnis ini memiliki
cakupan yang luas. Jenis busana yang dirancang bisa beraneka ragam, misalnya gaun
pengantin, kebaya, gaun malam, celana, dan lain sebagainya.

Modal yang diperlukan dan harus dipersiapkan para fashion designer ada beberapa
hal, yaitu pengetahuan mengenai mode disertai keahlian dan keterampilan yang mumpuni
di bidang tersebut, kreativitas dalam merancang busana, dan wawasan mengenai
perkembangan mode. Salah satu tujuan menjalankan bisnis adalah memperoleh
pendapatan dan keuntungan. Sebelum memperoleh keuntungan terdapat perhitungan titik
impas atau balik modal yang dikenal dengan break even point (BEP).

Selain itu bisnis juga harus mengeluarkan biaya, baik untuk membeli peralatan
maupun produksi biaya. Dalam bisnis fashion design dapat dikategorikan menjadi dua
komponen yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Ketua Nasional Indonesian Fashion
Chamber (IFC), Ali Charisma mengatakan sejak pandemi daya beli masyarakat terhadap
produk fesyen jauh menurun. Butik-butik atau toko pakaian sepi pengunjung dan sebagian
besar lebih memilih untuk belanja secara daring. Anak-anak muda lebih nyaman
berbelanja online, sebab kebanyakan dari mereka lebih memilih menggunakan waktunya
untuk melakukan kegiatan lain dibandingkan harus datang ke toko.

12
D. Tren Fashion di Indonesia

Dalam perkembangan awalnya, trend Fesyen di Indonesia cenderung meniru gaya


barat baik itu dalam bahan yang digunakan maupun dalam desain. Secara usia, anak muda
di Indonesia umumnya lebih nyaman dengan pakaian yang simpel dan terkesan santai,
terutama untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti pergi ke kampus atau sekedar
bermain dengan teman-temannya. Perkembangan trend fesyen di Indonesia didorong oleh
beberapa faktor yaitu media massa, dunia entertainment, dunia bisnis, dan internet.

Jenis fesyen yang paling cepat perkembangannya di dunia fesyen yaitu adalah
kaos, karena kaos lebih cepat pergantian modelnya dan juga merupakan produk yang
paling banyak dibeli oleh masyarakat di bandingkan dengan produk lainnya.

Perubahan fashion di dunia ini pasti terjadi dengan adanya trend-trend yang kita
mau pakai sendiri, untuk memudahkan melihat perubahannya, kami tim KamiBijak
merangkum perubahan fashion dari masa ke masa, sebagai berikut;
1. Fashion Era 50-an

Fashion pria terkenal dengan pakaian urban namun tetap modis. Dengan
dipengaruhi oleh lagu-lagu Elvis Presley yang menjadikan trendnya dengan sebutan
Rock n Roll. Celana panjang ketat tapi cutbray dibagian bawah, kaos oblong plus jaket
kulit, biasanya kerah bajunya dinaikkan ke atas menutup leher. Untuk aksesoris,
kacamata besar berwarna hitam selalu jadi andalan. Rambut jambul dan kerah lebar
menjadi trend di era tahun tersebut. Untuk fashion wanita, poodle skirt atau celana rok
lebar menjadi khas, dipadukan dengan kemeja yang dimasukkan untuk mengesankan
sisi glamour dan feminim. Mantel pun menjadi style yang terpopuler bersama topi
dengan ukuran yang cukup kecil.

2. Fashion Era 60-an

Fashion pria dipengaruhi dengan era The Beatles, rambut ala jamur salah satu
ciri band legenda tersebut. Kalung manik-manik, celana ujungnya mengecil di atas
mata kaki (bahkan model cutbray). Dan kaftan, jubah longgar sebatas betis yang
dipopulerkan oleh John Lennon di era 60-an ini. Sedangkan untuk fashion wanita
mengenakan rok diatas lutut, sepatu boots serta stocking motif macan tutul. Untuk rok
13
atau terusan dengan motif polkadot dan geometris dari bahan katun, celana ketat,
legging, terusan dengan bahan wool.

3. Fashion Era 70-an

Fashion di era ini biasa disebut dengan hippies dan retro. Pakaian yang
berwarna cerah dan celana lebar (bell bottom). Dan diakhir-akhir munculnya
rombongan glam rock dan punk rock, rambut mohawk menjadi andalannya. 

4. Fashion Era 80-an

Fashion 80-an style rock seperti Motley Crue, Poison dan Bon Jovi. Skinny
jeans yang di mix and match dengan kemeja panjang, jaket kulit, jaket jeans tangan
buntung serta ikat pinggang penuh paku. Ikat kepala dan kacamata. Untuk wanita,
yang menjadi tren adalah shoulder pads, rok mini, leg warmers, anting besar,
fingerless gloves, celana senam, dan baju oversized.

5. Fashion Era 90-an

Fashion yang dikenal dengan sebutan Grunge, dengan gaya urakan, perpaduan
kaos/flanel dan jeans belel. Adanya juga style band-band metal seperti Metalicca yang
memakai kaos hitam-hitam.

6. Fashion Era 2000-an (masa kini)

Fashion di era masa sekarang, masih terpengaruh dari era sebelumnya. Ditahun
2000-an awal, gaya hip hop dengan celana gombrong, bandana, dan jaket denim. Lalu,
pertengahan 2000 terkenal dengan gaya emo, serba gothic, hingga style rambung poni
yang trend saat itu. Kemudian, di tahun 2005-2006 terkenalnya skinny jeans, yang
sebelumnya dipelopori oleh grup band The Changcuters. Dan di pertengahan 2008
sampai sekarang, wanita suka memadukan bawahan high waist dengan kaos oversized.

E. Kontribusi Fashion di Indonesia

Berdasarkan data yang dihimpun dalam Opus Creative Economy Outlook tahun 2019,
sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar Rp 1.105 triliun terhadap Produk

14
Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia berada di urutan ketiga
setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan, dalam jumlah kontribusi sektor ekonomi
kreatif terhadap PDB negara.

Dari 17 subsektor ekonomi kreatif, tiga di antaranya menjadi penyumbang terbesar


PDB dan ekspor. Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi masing-
masing subsektor itu adalah 41 persen untuk kuliner, fashion sebesar 17 persen dan kriya
sebesar 14,9 persen.

F. Pengertian Fotografi
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu
"Fotos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.). Fotografi adalah melukis/menulis
dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau
metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan
cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.

Fotografi adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai


istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau
foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada
media yang peka cahaya.

G. Sejarah Fotografi di Indonesia


Sejarah fotografi di Indonesia dimulai pada tahun 1857,pada saat 2 orang juru foto
Woodbury dan Page membuka sebuah studio foto di Harmonie,Batavia. Masuknya
fotografi ke Indonesia tepat 18 tahun setelah Daguerre mengumumkan hasil penelitiannya
yang kemudian disebut-sebut sebagai awal perkembangan fotografi komersil.

Fokus pengembangan ekonomi kreatif 2015-2019 adalah fotografi profesional:


fotografi jurnalistik, fotografi komersial, dan fotografi seni, yang meliputi seluruh genre
dalam fotografi. Fotografi khusus lebih banyak digunakan dalam bidang penelitian dan
pengembangan sedangkan fotografi amatir lebih pada pengembangan diri dan hobi pribadi.
Kedua bagian ini tidak secara langsung memberikan pengaruh ekonomi pada industri
kreatif, namun memiliki peran dalam membangun ekosistem subsektor fotografi
terutamasebagai bagian dari lingkungan pengembangan. Oleh karena itu, fotografi khusus
dan amatirdikembangkan sebagai sistem pendukung dari fotografi profesional. Kami akan

15
membahas hal ini di bab selanjutnya, tentang ekosistem industri subsektor fotografi.

Perkembangan fotografi Indonesia memberikan dampak ekonomi yang semakin


besar pada negara,baik secara langsung maupun tidak. Hal ini menyebabkan penghitungan
kontribusi ekonomi dalam industri fotografi dinilai cukup penting.

H. Perkembangan
Fotografi

Tahun 1039

Dibuat kamera pertama kali yang bernama Camera Obscura (Kamar Gelap) oleh
Ibnu Al Haitam. Dibuatnya kamera ini karena Ibnu Al Haitam adalah satu-satunya orang
yang mampu menghubungkan antara sumber cahaya, lensa, dan gambar yang dihasilkan
pada saat itu. Ia bercerita bahwa kita hanya bisa melihat ketika cahaya jatuh pada obyek itu
lalu memantul ke mata kita.

Kemudian sejak tahun 1039 tersebut, dunia fotografi semakin mengalami


perkembangan. Banyak peneliti dan ahli-ahli lain yang membantu perkembangan fotografi
dengan percobaan-percobaan mereka. Dari mencoba mengganti lensa, menambahkan
diafragma, dan membuat kamera dengan lensa yang bisa digerakkan maju mundur untuk
mencari ketajaman.

Tahun 1568

Danielo Barbaro mencoba melakukan eksperimen dengan menggunakan lensa


sederhana untuk mempertajam proyeksi bayangan yang masuk melalui lubang. Dalam
bukunya yang berjudul “La Pratica della Perpettiva”, Danielo kemudian menuliskan bahwa
dengan merubah berbagai ukuran bukaan diafragma dapat mempengaruhi ketajaman citra.

Tahun 1685-1686

Johan Zahn melakukan percobaan dengan membuat kamera obscura tersebut


menjadi lebih portabel dan bisa dibawa kemana-mana. Selain itu, kamera Zahn juga sudah
dilengkapi dengan lensa yang bisa digerakkan maju mundur dan sudah memiliki diafragma
serta kaca pantul untuk melihat dan mengontrol tangkapan lensa dari luar kotak.

Tahun 1839

Pada tahun ini diambil sebuah foto selfie yang dianggap sebagai foto selfie tertua.
16
Foto tersebut milik Robert Cornelius.

Tahun 1860

James Wallace Black pertama kali memotret dari udara. Tidak dilakukan
menggunakan drone seperti sekarang. Namun menggunakan balon udara yang terbang
dengan ketinggian 2000 kaki.

Tahun 1877

Louis Arthur Ducos du Houron pertama kali mencetuskan foto yang berwarna.
Tujuannya untuk memperlihatkan bahwa dunia ini tidak hanya hitam-putih saja. Foto yang
diambil berada di Selatan Prancis dan kemudian dinamai “Landscape of Southern France.”

Tahun 1900

Kodak Brownie diluncurkan, yang menandai awal pertama berkembangnya


portabel kotak kamera.

Tahun 1925

Penampakan tongkat narsis (tongsis) pertama yang muncul pada tahun 1925 di foto Arnold
dan Helen Hogg. Untuk mendapatkan hasil foto yang bagus tak harus dilakukan pada
siang hari. Pada malam haripun Kamu bisa mendapatkan hasil foto yang bagus. Namun
Kamu harus mengetahui teknik-teknik dasar sebelum men-eksekusinya.

Pada tahun 1980-an

George Eastman, melalui perusahaannya Kodak Eastman, terjun di bisnis fotografi


dengan membuat kamera boks dan roll film yang praktis dibawa kemana-mana. Kamera
ini juga memiliki fitur flash atau lampu kilat yang ditemukan pertama kali oleh Harold E.
Edgerton.

Terkenal dengan slogan “Anda menekan tombol dan kami melakukan sisanya”,
penemuan-penemuan George Eastman selanjutnya makin melengkapi produk Kodak,
mulai dari fitur lensa, film, dan kertas foto. Era ini mulai menelurkan fotografer-fotografer
profesional yang gemar mengeksplorasi sudut pandang fotografi baru. Dunia fotografi
mulai menapakkan kaki di panggung seni.

Tahun 2006
17
Tongsis kemudian dipatenkan oleh Wayne Fromm yang kemudian diberi nama Quick Pod.

Tahun 2012

Istilah selfie muncul pada 13 September 2012 oleh Nathan Hope disebuah situs
yang bernama ABConline. Selfie adalah jenis foto diri yang diambil oleh diri sendiri
menggunakan kamera digital ataupun kamera handphone. Sering disebut juga sebagai foto
narsis.

Tahun 2014

Foto selfie paling fenomenal terjadi pada tahun ini. Memperlihatkan foto selfie
ketika pemberian penghargaan Oscar yang mendapat total retweet mencapai 3 juta di
sebuah platform sosial media, twitter. Foto tersebut kemudian dikenal dengan nama Oscar
Selfie.

Sampai saat ini perkembangan fotografi masih terus berlanjut. Persaingan antara
perusahaan-perusahaan kamera membuat perkembangan fotografi semakin kencang untuk
mencari yang terbaik. Sekarang sudah banyak ditemukan kamera-kamera yang sangat
bagus dan memiliki teknologi yang canggih. Banyaknya fitur yang terdapat dalam sebuah
kamera memang membantu pengguna untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Siapa yang menyangka jika teknologi kamera di titik ini dulunya hanya berasal dari
ketidaksengajaan gambar yang muncul dari lubang kecil? Fotografi mendapat perlakuan
beragam dari masyarakat hingga saat ini. Ada yang menganggapnya sebagai hobi dan
implementasi seni, namun tidak sedikit juga yang menggelutinya secara profesional
sebagai mata pencaharian.

Kemajuan teknologi sudah berhasil menciptakan beragam jenis kamera sesuai


dengan fungsi dan peruntukannya. Mulai dari kamera saku yang simpel, sampai pada
kamera camcorder yang bisa digunakan untuk merekam video. Baik fotografer amatir
maupun profesional perlu mengetahui sejarah perkembangan fotografi, setidaknya untuk
lebih menghargai para penemu di masa lampau. Selamat menggeluti dan mencintai
fotografi.

I. Hal – hal yang perlu Diperhatikan dalam Fotografi

18
4. Peminatan (hobi > aksi > bukti > prestasi = cuan)
5. Belum adanya perlindungan HaKI
6. Pengarsipan karya
7. Peran pemerintah (SKKNI > Kemenparekraf)

Saat ini, fotografi sudah menjadi sebuah gaya hidup bagi masyarakat modern, khususnya
kalangan milenial. Hanya bermodal kamera smartphone, tangan mereka sudah mampu
menghasilkan foto-foto berkualitas tajam yang menghiasi media sosial. Kemajuan
teknologi pun sudah mampu menghasilkan variasi lensa kamera dengan fitur dan
keunggulannya masing-masing.

J. Tantangan Fotografi di Indonesia saat ini


1. Kualitas Sumber Daya Manusia
Awal mendirikan bisnis, Anda sebagai pemodal dan eksekutor tidak melebarkan sayap
bisnis untuk lebih luas dan terbang lebih tinggi. Karena Anda memiliki keterbatasan dalam
waktu, tenaga dan pikiran. Sehingga Anda harus memikirkan untuk membentuk tim dan
mencari SDM yang berkualitas dan kompeten. Namun permasalahannya untuk mendapatkan
hal tersebut tidaklah mudah.
Karena berbagai pertimbangan dan perhitungan membuat banyak orang masih mencari
berbagai hal yang sesuai dan menguntungkan. Untuk Anda yang baru memulai tentunya pasti
belum mengetahui peluang pasar kedepannya, jenjang karir, dan besar gaji yang diberikan.
Berbagai permasalahan tersebut dan menghadapi tantangan lainnya Anda harus ekstra keras
untuk memilih seseorang yang mempunyai visi dan misi yang sama untuk kemajuan bisnis.
Untuk itu Anda harus mampu menghadapi tantangan tersebut dan mengajak beberapa
orang yang memiliki pola pikir yang sama untuk maju dan berkembang. Dibalik
ketidakpastian tersebut akan ada jalan dan sinar yang mengarahkan. Karena kunci yang harus
dipegang pebisnis adalah tidak mudah untuk pantang menyerah. 

19
2. Tersedianya Modal

Ketika Anda memutuskan untuk membuka usaha fotografi tentunya membutuhkan modal
yang tidak sedikit dan hal ini sudah menjadi permasalahan yang muncul. Karena sedikit dan
banyaknya ketersedian modal akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan bisnis yang
ditekuni tersebut. Namun era sekarang untuk mendapatkan modal ada berbagai cara untuk
mendapatkannya. Dapat mendapatkan suntikan dari pinjaman bank, pinjaman usaha melalui
saudara dekat, atau mencari investor yang bersedia memodali bisnis fotografi tersebut. 

Dengan begitu Anda harus mempersiapkan semuanya secara lebih jelas dan terukur,
karena mengajukan pinjaman modal dan dana usaha memiliki resiko yang tinggi. Terutama
akan mengakibatkan bisnis yang dijalankan akan bangkrut. Apabila bisnis Anda
membutuhkan suntikan dana, sudah seharusnya memahami berbagai resiko yang ada dan
menghadapinya untuk kemajuan bisnis lebih besar kedepannya. Namun Anda harus siap dan
memperhitungkan semuanya, karena risiko akan selalu ada. Tetapi meminimalisir resiko salah
satu yang harus diperhatikan. 

3. Lokasi Usaha atau Bisnis 

Pada tahap awal Anda akan dituntut untuk memilih lokasi bisnis yang lebih strategis dan
dapat dengan mudah dijangkau oleh klien atau konsumen. Tentunya sebelum memutuskan
untuk memilihnya, Anda harus melakukan berbagai survei terlebih dahulu. Hal ini penting
untuk diperhitungkan, karena tempat menjadi kebutuhan dalam berbisnis. Walaupun
semuanya sudah serba digital, namun banyak orang masih melakukan konsultasi dan datang
langsung ke kantor. 

Atas hal tersebut Anda harus mempertimbangkan dan memperhatikan lokasinya agar
dapat mudah dijangkau dan ditemukan. Karena posisi yang strategi akan lebih
menguntungkan dan dapat dilihat oleh banyak orang. Hal ini perlu Anda manfaatkan dan
perhatikan untuk kemajuan bisnis lebih maju kedepannya. 

4. Konsep Bisnis

Ketika Anda sudah menemukan core atau inti dalam bisnis fotografi, Anda harus
memperhatikan konsepnya. Karena dalam bisnis fotografi ada banyak bidang yang harus

20
diperhatikan dan ditekuni. Pastikan Anda memiliki dan memilih konsep yang sesuai yang
dikuasai dan disukai. Karena hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan bisnis Anda
kedepannya. 

Menjalankan bisnis yang sesuai dengan keinginan dan memilih fokusnya akan berdampak
pada kemajuan bisnis yang Anda jalankan tersebut. Menjadi seorang entrepreneur bukan
hanya nasib dan untung-untungan saja. Melainkan Anda harus siap dan menerima berbagai
resiko yang ada. Apabila bidang atau konsep yang Anda jalankan sudah berkembang, Anda
dapat mencoba dan merambah bidang lainnya. 

Selanjutnya Anda dapat mampu memperluas pasar, membentuk tim yang unggul, dan
mencoba peruntungan bidang lainnya. Namun pastikan Anda memiliki core atau intinya
terlebih dahulu sebelum mencoba semuanya secara lebih luas dan menyeluruh. 

5. Riset Pasar

Hal penting yang harus dilakukan adalah melakukan riset pasar terlebih dahulu untuk
memperhitungkan dan menganalisis pesaing di pasar. Walaupun mungkin Anda beranggapan
konsep dan lini bisnisnya hanya Anda sendiri yang mencobanya, namun tidak ada salahnya
untuk melihat keadaan pasar yang sesungguhnya. Riset menjadi poin yang harus diperhatikan,
apabila Anda melewatkannya akan berdampak pada perkembangannya. 

Riset layaknya sebuah peta yang memberikan gambaran dan petunjuk untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Tanpa adanya hal tersebut membuat Anda tersesat dan tidak bisa
mengembangkannya dengan jelas. Itulah mengapa pentingnya untuk melakukan riset pasar
terlebih dahulu untuk menemukan berbagai hal yang dibutuhkan dan diinginkan. Karena era
sekarang perkembangan bisnis fotografi ada banyak dan Anda harus memperhitungkannya. 

Untuk melakukan riset, Anda dapat menggunakan strategi SWOT yang melihat berbagai
faktor dari berbagai sudut. Karena Anda akan dituntut untuk melihat kekuatan dari bisnis
fotografinya, kekurangan dari bisnis yang dijalankan, peluang yang didapatkan, dan Ancaman
yang ditemukan. Melalui strategi tersebut, Anda sudah mendapatkan gambaran yang luas dan
dapat memperhatikan semuanya secara lebih luas dan lengkap. Jangan sampai Anda
melewatkannya dan tentukan dahulu petanya untuk mendapatkan hasil terbaik. 

21
K. Kontribusi Fotografi di Indonesia

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyatakan desain komunikasi visual merupakan salah
satu subsektor yang paling pesat pertumbuhannya. Angkanya, menurut Badan Pusat Statistik
(BPS), mencapai 8,14% pada 2017.

Posisinya berada di nomor empat pertumbuhan tercepat di sektor ekonomi kreatif,


mengekor fotografi 8,26%; film, animasi, dan video 10,30%; serta televisi dan radio 10,35%.
Namun, kontribusi desain komunikasi visual terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih
minim dengan porsi hanya sebesar 0,07%.

L. Fashion dan Fotografi masuk subsector ekonomi kreatif


 Fashion
Tren fashion senantiasa berubah dengan cepat. Dalam hitungan bulan, selalu
muncul mode fashion baru. Ini tak lepas dari produktivitas para desainer fashion
lokal yang inovatif merancang baju-baju model baru, dan munculnya generasi
muda kreatif yang antusias dengan industri fashion ini. Masyarakat sebagai pasar
pun juga semakin cerdas dan berselera tinggi dalam memilih fashion
Di sisi lain, sub sektor ini harus menghadapi banyak tantangan. Fashion lokal
masih menjadi anak tiri, pasar memprioritaskan ruangnya untuk produk-produk
impor, sehingga fashion lokal kurang mendapatkan tempat. Sedangkan tantangan
lain yang tak kalah penting adalah sinergi industri hulu ke hilir, mulai dari pabrik
tekstil/garmen, perancang busana, sampai ke urusan pasar.
Dengan optimisme bahwa industri fashion bisa bersaing di Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA), Kemenparekraf akan melakukan pendampingan melalui
fasilitasi-fasilitasi yang bisa mendorong sub sektor ini menjadi semakin besar.
Kemenparekraf akan mengeluarkan kebijakan untuk mendorong penggunaan
karya fashion dalam negeri, melancarkan ketersediaan bahan baku, sampai pada
promosi produk-produk fashion dalam negeri di pasar domestik dan global.

22
 Fotografi
Perkembangan sub sektor fotografi yang cukup pesat tak lepas dari banyaknya
generasi muda yang sangat antusias belajar fotografi. Tak sedikit pula dari mereka
yang kemudian memutuskan terjun di bidang ini sebagai profesional. Masyarakat
pun memberikan apresiasi yang positif terhadap dunia fotografi.
Beberapa pelaku memberikan pendapatnya tentang apa yang masih harus
digarap dalam bidang fotografi ini. Pertama, belum adanya perlindungan HKI
terutama untuk hak penggunaan karya fotografi. Kedua, belum adanya
pengarsipan karya-karya fotografi Indonesia. Dan ketiga, Kemenparekraf
diharapkan bisa membantu para fotografer Indonesia mendapatkan perhatian
internasional.
Salah satu program yang dilakukan oleh Kemenparekraf adalah sertifikasi
terhadap para fotografer. Dengan adanya sertifikasi ini diharapkan ada standar
yang jelas terhadap profesi fotografer. Kemenparekraf juga akan memfasilitasi
perlindungan HKI terhadap karya-karya fotografi, dan meningkatkan eksposur
fotografer lokal ke kancah internasional.

23
24
25
26
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai