YOGYAKARTA
Proposal Skripsi
Dosen Pembimbing
Yogi Pasca Pratama S.E.,M.E
Diajukan oleh
Nadya Hanifah
F1118044
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
dan gaya sehari- hari. Fashion kini tidak hanya dipandang sebagai alat untuk
fashion dunia atau biasa disebut trend Fashion. Seseorang dapat dikatakan sebagi
orang yang fashionable dan dapat mengikuti trend apabila mereka membeli
barang keluaran terbaru dengan berbagai macam merk dan harga. ( Shinta, 2018).
Pergerakan hal ini yang menimbulkan istilah fast Fashion. Fast fashion
menjadi mode musim panas, kemudian akan berganti lagi dan seterusnya.
Bahkan, sesuai dengan namanya “fast” , mode ini tidak hanya berganti sesuai
musim tapi setiap bulan. (Firdhaussi, 2018). Peningkatan fast fashion disebabkan
yang cepat juga dapat merusak pertumbuhan ekonomi dengan pendapatan rumah
tangga yang rendah. (Sunhilde 2014). Ketika siklus mode menjadi semakin cepat,
beberapa sektor industri mode telah mengadopsi teknik produksi yang semakin
Industri fashion dan industri tekstil merupakan salah satu dari sektor
menggunakan lebih banyak sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Dalam
hal ini low cost garment dapat berdampak lebih besar tehadap lingkungan sekitar
beracun yang digunakan serta limbah yang dibuang tidak ditangani dengan baik
garmen didasari atas keinginan atau dorongan untuk berbelanja. Garis besarnya
adalah, pakaian- pakaian tidak dibuat untuk jangka waktu yang lama dan
kebanyakan produk pakaian didesain hanya untuk dapat dicuci sebanyak 10 kali.
(Ninnimaki, 2018).
Beberapa dekade belakangan ini konsumen mulai sadar akan dampak
buruk yang diakibatkan oleh produksi pakaian fast fashion terhadap lingkungan.
gerakan slow fashion. Menurut Henninger (2016) low fashion sering digambarkan
sebagai kebalikan dari fast fashion. Slow fashion didasarkan pada cita-cita
kerusakan lingkungan. Sustainable fashion adalah salah satu bagian dari gerakan
slow fashion. Terdapat banyak hal yang dapat dilakukan sebagai implementasi
penggunaan pakaian, penggunaan kembali pakaian yang sudah ada dan mendaur
ulang pakaian.
2. Rumusan Masalah
model fashion yang cepat juga dapat merusak pertumbuhan ekonomi dengan
pendapatan rumah tangga yang rendah. (Sunhilde 2014). Ketika siklus mode
menjadi semakin cepat, beberapa sektor industri mode telah mengadopsi teknik
menggunakan lebih banyak sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. dalam hal
ini low cost garment dapat berdampak lebih besar tehadap lingkungan sekitar
beracun yang digunakan serta limbah yang dibuang tidak ditangani dengan baik
dan benar.
memiliki banyak dampak yang tidak baik bagi lingkungan. Sustainable fashion
ditimbulkan oleh fast fashion. Didasari latar belakang tersebut, penulis ingin
Yogyakarta. Ruang lingkup yang diambil oleh peneliti adalah ornag- orang yang
memiliki andil dalam melakukan sustainable fashion, seperti orang- orang yang
fashion.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan kajian berupa deskripsi tentang
Yogyakarta.
4. Manfaat Penelitian
diimplementasikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Fashion
i. Pengertian Fashion
berasal dari bahasa latin factio yang berarti politis, politis disini
idetentang fetish atau objek fetish, facere juga merupakan akar kata
fetish2.
kepribadian,
1
Malcolm Barnard, Fashion sebagai Komunikasi (Yogyakarta : Jalasutra, 2011), 11
2
Fetish adalah faham atau keyakinan, kepercayaan bahwa terdapat daya pesona pada
sesuatu yang berkaitang dengan pemujaan. (Trismaya, 2015)
Fashion innovators.
mereka sendiri. Pada waktu itu jika ingin membuat suatu pakaian
dengan pilihan pakaian, gaya dan citra yang dengan hal- hal
METODOLOGI PENELITIAN
B. Pendekatan Penelitian
2. Penelitian Kualitatif
data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan
hubungan yang wajar antara peneliti dan objek penelitian, serta bersifat
Riandini, 2015).
Creswell, 2013).
1
Diartikan sebagai sebuah kondisi alamiah atau sewajarnya. Konteks alamiah atau
sewajarnya diletakkan pada tingkat kegiatan penelitiannya atau inquiry. (Suparlan, 1997)
berpendapat bahwa :
budaya suatu masyarakat. Pada masa ini budaya didefinisikan sebagai the
korektif terhadap teori- teori yang muncul. Hal ini dapat dijelaskan dari
berbeda berinteraksi.
2. Penelit
ian Kualitatif Pendekatan Etnografi
i. Etnografi Realis
terhadap para individu yang sedang diteliti. Etnogafi realis adalah suatu
mulai dari gaya hidup hingga paradigma berpikir yang terjadi sebgai
postmodernisme.
solusi atas beragam permasalahan yang dihadapi manusia hari ini serta
1. Unit
Analisis
2. Penent
uan Informan
kelompok tersebut.
3. Teknik
Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan intrumen utama
i. Wawancara Etnografi
tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak atau lebih, yaitu
pertanyaan yang sama dan hal ini penting sekali. Dalam wawancara ini
bebas. Selain itu, responden biasanya terdiri atas mereka yang terpilih
Daftar Pustaka
Creswell, John W. 2013. Penelitian Kualitatif & Desain Riset Memilih diantara
lima pendekatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hendariningrum, Rini dan M. Edy Susilo. 2008. Fashion Dan Gaya Hidup :
Identitas Dan Komunikasi. Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran”
Yogyakarta”
McNeill, Lisa dan Rebecca Moore. 2015. Sustainable Fashion Consumption And
The Fast Fashion Conundrum: Fashionable Consumers And Attitudes To
Sustainability In Clothing Choice. Department of marketing, University of
Otago. New Zeland
Trismaya, Nita. 2015. Tubuh Wanita Dalam Ranah Mode Sebuah Tinjauan Fetish
Seksual dan Komoditi. Jakarta Selatan : Sekolah Tinggi Desain InterStudi