Disusun oleh :
PENDAHULUAN
Saat ini industri halal di negara Indonesia telah mengalami suatu perkembangan pesat dari
beberapa tahun terakhir halal fashion merupakan salah satu sektor halal yang kini sangat
menjanjikan mengingat Indonesia adalah mayoritas muslim modern lebih menyukai mengenakan
pakaian yang menutupi aurat selain sebagai representasi trend modern istilah halal dalam fashion
juga menunjuk pada keyakinan tertentu. Dengan pertimbangan lingkungan sekitar mode halal
yang sesuai dengan budaya Indonesia dapat dikembangkan tanpa menghilangkan makna
menyembunyikan aurat melalui ajaran agama.
Gaya busana dan pakaian di masa kini dipandang sebagai suatu indikator dari kepribadian
seseorang saat ini induksi fashion cukup besar dan sangat menguntungkan diakibatkan mereka
mengembangkan suatu identitas masing-masing sebelum bersatu dalam harmoni sebagai hasil dari
ketaatan seseorang terhadap trend mode istilah fashion dalam komunikasi menjadi trend umum
sekaligus sumber kebanggaan dari kepribadian mengenakan suatu busana atau pakaian atau
perhiasan dan aksesoris lainnya membuat seluruh muslimah atau wanita muslim tampil untuk
menarik,Halus dan diakui. Bagi umat Islam khususnya sangat penting untuk memiliki jaminan halal
untuk semua makanan minuman obat-obatan kosmetik pakaian atau busana dan komoditas lainnya
yang diperdagangkan dan tentu saja dimakan oleh banyak umat muslim
Islamic street wear yang bertema untuk membangkitkan semangat dan kecintaan terhadap
Islam bermula saat Melih Kesmen membuat kaos bertuliskan 'I LOVE MY NABI' (Aku cinta
nabiku) ) sebagai respon terhadap karikatur Nabi Muhammad SAW yang menghina.diantaranya
dibuat oleh Kartun Denmark (Kesmen, 2010).Kaos ini berkembang pesat dan dikenakan oleh
komunitas muslim/wanita muslim berusia 17-35 tahun, termasuk pemakaian hijab untuk wanita
juga semakin populer dibandingkan di Eropa (Overmeyer, 2013).Dengan semangat yang sama, Nike
adalah merek olahraga global meluncurkan pakaian olahraga hijab wanita pada musim semi 2018
(Rachman, 2017 dan Rappler.com, 2017).
Berdasarkan data tersebut, biaya penggunaan fashion dan kosmetik sebesar 22,24 miliar VND, jauh
lebih tinggi dibandingkan biaya haji atau umrah yang hanya 1/3.Tingginya biaya dipengaruhi oleh daya beli
individu sebagai konsumen.Hal ini ditentukan oleh tingkat kesadaran merek, pengaruh iklan, dorongan
suatu komunitas atau kelompok terhadap seseorang untuk memilih dan membeli suatu produk tertentu.
METODE
Penulisan artikel merupakan jenis riset kepustakaan[Library Research] atau sering juga
disebut studi pustaka yaitu serangkaian kegiatan pengumpulan data yang bersumber dari daftar
pustaka,membaca buku,mencatat dan mengolah penelitian serta sumber-sumber data lainnya
untuk menghimpun data sebagai data literatur.
Fashion adalah cara hidup masyarakat yang populer pada periode tertentu dan
dipengaruhi oleh budaya dan waktu tertentu. Traxell dan Stone menggambarkan
fashionsebagai gaya yang diadopsi dan digunakan oleh mayoritas kelompok dalam periode
tertentu."Fashion Merchandising." Istilah ini menunjukkan bahwa kehidupan sehari-hari
seseorang adalah bagian dari fashion. Kualitas industri halal dimaksudkan untuk semua
orang, tidak hanya Muslim.
industri fashion. Produk pakaian memberikan devisa sebesar $4,48 miliar pada
tahun 2019 seiring dengan perkembangan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun jika
melihat penguasaan pangsa pasar, Indonesia hanya memiliki pangsa pasar global yang kecil yaitu
1,9%. Hal ini menunjukkan bahwa industri fashionIndonesia belum mampu menguasai
sebagian besar pangsa pasar global dan menjadi bukti bahwa masih banyak prospek
pertumbuhan di sektor tersebut
KESIMPULAN
Isu politik identitas terkait dengan label halal pada produk kosmetik dan pakaian telah
menciptakan perdebatan yang kompleks. Label halal pada produk kosmetik dipandang penting oleh
beberapa pihak, dengan kehadiran merek seperti Wardah dianggap sebagai solusi untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk halal. Namun, perdebatan mengenai
standar halal pada pakaian, terutama hijab, juga telah menimbulkan kontroversi, terutama terkait
dengan iklan yang menciptakan pemisahan antara wanita berhijab dan tidak berhijab. Keseluruhan
situasi ini akhirnya memaksa merek tertentu untuk meminta maaf kepada masyarakat.
Media mempunyai peran besar dalam mengkonstruksikan mengenai bagaimana khalayak
dapat tampil cantik atau tampan, memikat, masa kini dan bercitra sukses. Jurnalisme gaya hidup
menjadi sebuah pilihan bagi banyak organisasi media. Media-media tersebut memungkinkan
terjadinya penyebaran gaya hidup dalam waktu yang sangat cepat. Di Indonesia, sebagian media
tersebut beroperasi dengan cara waralaba (franchise) dari belahan dunia yang lain layaknya
makanan fast food.
Gaya hidup adalah komoditas baru dalam kapitalisme. Ia bahkan bisa menelusup masuk
dalam simbol-simbol agama dan bergerak dari dalam seraya menawarkan konsep “saleh tetapi
trendy” atau “ibadah yes, gaul yes”. Ada preferensi sosial yang diam-diam diadopsi oleh
masyarakat dan menggantikan nilai-nilai lama.
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/aliqtishad
https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=c1753b230ff4cc55JmltdHM9MTcwNTg4MTYwMCZpZ3VpZD0xM2YwZDljNi02NjI1LT
ZiNTUtMGNiOS1jYjM2Njc3MzZhZmEmaW5zaWQ9NTE5Mw&ptn=3&ver=2&hsh=3&fclid=1
3f0d9c6-6625-6b55-0cb9-
cb3667736afa&psq=journal+tentang+Kapitalisasi+Politik+Identitas+dalam+Produk+Halal+Industr
y+Fashion+dan+Kosmetika&u=a1aHR0cHM6Ly9qb3VybmFsLmlhaW5rdWR1cy5hYy5pZC9pb
mRleC5waHAvUGFsYXN0cmVuL2FydGljbGUvdmlldy83MDMx&ntb=1
Strinati, Dominic, 2003, Popular Culture Pengantar Menuju Budaya Populer, Bentang Budaya.