Anda di halaman 1dari 5

fakultas Ekonomi dan bisnis4, Institut Teknologi Dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta

isu Politik Identitas dalam Produk-produk Halal:

Industri Fashion dan Kosmetika

Disusun oleh :

1. Hamzah fadillah NIM 2261201070


2. Rakha fauzan d.r NIM 2261201030
3. Rio pebriansah NIM 2261201057
ABSTRAK
Isu produk halal merupakan fenomena industri yang dekat dengan politik identitas, karena
produk halal menjanjikan standar jaminan atas ketaatan konsumen pada norma-norma agama
terutama terkait kebutuhan sehari-hari yang dikonsumsi. Jilbab dan kosmetika halal merupakan dua
contoh produk yang sangat dekat dengan politik identitas dan seolah-olah menggaransi kebutuhan
konsumen atas produk halal. Beragam materi iklan maupun informasi tentang konten halal dalam
sebuah produk merupakan jawaban atas kebutuhan konsumen terkait dua produk halal yang
kebanyakan dikonsumsi oleh perempuan (muslimah). Penelitian ini berupaya menjelaskan
pandangan, persepsi, dan respon atas produk fashion dan kosmetika dengan jaminan produk halal
yang diperoleh dari questioner, analisis iklan produk halal, dan kajian pustaka terkait materi produk
halal tersebut.
Ringkasan Persoalan produk halal merupakan fenomena industri yang berbatasan dengan
persoalan politik identitas, karena produk halal menjanjikan jaminan standar kepatuhan konsumen
terhadap Penelitian ini mencoba menjelaskan pendapat, persepsi dan tanggapan terhadap produk
fashion dan kosmetik halal yang diperoleh dari kuesioner, analisis iklan produk halal dan Review
dokumen terkait produk halal.Akibatnya, politik identitas diperkuat dengan semakin meluasnya
penggunaan hijab, produk halal menjadi pilihan konsumen, pemakaian merek tertentu gaya hidup
dan iklan produk halal seringkali menimbulkan kontroversi di masyarakat.
Jilbab dan kosmetik halal adalah dua contoh dari produk yang sangat dekat dengan politik
identitas dan seolah menjamin permintaan konsumen terhadap produk halal.Berbagai materi
promosi dan informasi mengenai kandungan halal suatu produk ditujukan untuk memenuhi
permintaan konsumen terhadap dua produk halal yang banyak dikonsumsi oleh wanita (wanita
muslim).

PENDAHULUAN
Saat ini industri halal di negara Indonesia telah mengalami suatu perkembangan pesat dari
beberapa tahun terakhir halal fashion merupakan salah satu sektor halal yang kini sangat
menjanjikan mengingat Indonesia adalah mayoritas muslim modern lebih menyukai mengenakan
pakaian yang menutupi aurat selain sebagai representasi trend modern istilah halal dalam fashion
juga menunjuk pada keyakinan tertentu. Dengan pertimbangan lingkungan sekitar mode halal
yang sesuai dengan budaya Indonesia dapat dikembangkan tanpa menghilangkan makna
menyembunyikan aurat melalui ajaran agama.

Gaya busana dan pakaian di masa kini dipandang sebagai suatu indikator dari kepribadian
seseorang saat ini induksi fashion cukup besar dan sangat menguntungkan diakibatkan mereka
mengembangkan suatu identitas masing-masing sebelum bersatu dalam harmoni sebagai hasil dari
ketaatan seseorang terhadap trend mode istilah fashion dalam komunikasi menjadi trend umum
sekaligus sumber kebanggaan dari kepribadian mengenakan suatu busana atau pakaian atau
perhiasan dan aksesoris lainnya membuat seluruh muslimah atau wanita muslim tampil untuk
menarik,Halus dan diakui. Bagi umat Islam khususnya sangat penting untuk memiliki jaminan halal
untuk semua makanan minuman obat-obatan kosmetik pakaian atau busana dan komoditas lainnya
yang diperdagangkan dan tentu saja dimakan oleh banyak umat muslim
Islamic street wear yang bertema untuk membangkitkan semangat dan kecintaan terhadap
Islam bermula saat Melih Kesmen membuat kaos bertuliskan 'I LOVE MY NABI' (Aku cinta
nabiku) ) sebagai respon terhadap karikatur Nabi Muhammad SAW yang menghina.diantaranya
dibuat oleh Kartun Denmark (Kesmen, 2010).Kaos ini berkembang pesat dan dikenakan oleh
komunitas muslim/wanita muslim berusia 17-35 tahun, termasuk pemakaian hijab untuk wanita
juga semakin populer dibandingkan di Eropa (Overmeyer, 2013).Dengan semangat yang sama, Nike
adalah merek olahraga global meluncurkan pakaian olahraga hijab wanita pada musim semi 2018
(Rachman, 2017 dan Rappler.com, 2017).

Berdasarkan data tersebut, biaya penggunaan fashion dan kosmetik sebesar 22,24 miliar VND, jauh
lebih tinggi dibandingkan biaya haji atau umrah yang hanya 1/3.Tingginya biaya dipengaruhi oleh daya beli
individu sebagai konsumen.Hal ini ditentukan oleh tingkat kesadaran merek, pengaruh iklan, dorongan
suatu komunitas atau kelompok terhadap seseorang untuk memilih dan membeli suatu produk tertentu.

METODE

Penulisan artikel merupakan jenis riset kepustakaan[Library Research] atau sering juga
disebut studi pustaka yaitu serangkaian kegiatan pengumpulan data yang bersumber dari daftar
pustaka,membaca buku,mencatat dan mengolah penelitian serta sumber-sumber data lainnya
untuk menghimpun data sebagai data literatur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Fashion adalah cara hidup masyarakat yang populer pada periode tertentu dan
dipengaruhi oleh budaya dan waktu tertentu. Traxell dan Stone menggambarkan
fashionsebagai gaya yang diadopsi dan digunakan oleh mayoritas kelompok dalam periode
tertentu."Fashion Merchandising." Istilah ini menunjukkan bahwa kehidupan sehari-hari
seseorang adalah bagian dari fashion. Kualitas industri halal dimaksudkan untuk semua
orang, tidak hanya Muslim.

industri fashion. Produk pakaian memberikan devisa sebesar $4,48 miliar pada
tahun 2019 seiring dengan perkembangan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun jika
melihat penguasaan pangsa pasar, Indonesia hanya memiliki pangsa pasar global yang kecil yaitu
1,9%. Hal ini menunjukkan bahwa industri fashionIndonesia belum mampu menguasai
sebagian besar pangsa pasar global dan menjadi bukti bahwa masih banyak prospek
pertumbuhan di sektor tersebut

Gambar 1. 10 Pasar Internasional Utama Ekspor Pakaian Indonesia Tahun 2021

KESIMPULAN

Isu politik identitas terkait dengan label halal pada produk kosmetik dan pakaian telah
menciptakan perdebatan yang kompleks. Label halal pada produk kosmetik dipandang penting oleh
beberapa pihak, dengan kehadiran merek seperti Wardah dianggap sebagai solusi untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk halal. Namun, perdebatan mengenai
standar halal pada pakaian, terutama hijab, juga telah menimbulkan kontroversi, terutama terkait
dengan iklan yang menciptakan pemisahan antara wanita berhijab dan tidak berhijab. Keseluruhan
situasi ini akhirnya memaksa merek tertentu untuk meminta maaf kepada masyarakat.
Media mempunyai peran besar dalam mengkonstruksikan mengenai bagaimana khalayak
dapat tampil cantik atau tampan, memikat, masa kini dan bercitra sukses. Jurnalisme gaya hidup
menjadi sebuah pilihan bagi banyak organisasi media. Media-media tersebut memungkinkan
terjadinya penyebaran gaya hidup dalam waktu yang sangat cepat. Di Indonesia, sebagian media
tersebut beroperasi dengan cara waralaba (franchise) dari belahan dunia yang lain layaknya
makanan fast food.
Gaya hidup adalah komoditas baru dalam kapitalisme. Ia bahkan bisa menelusup masuk
dalam simbol-simbol agama dan bergerak dari dalam seraya menawarkan konsep “saleh tetapi
trendy” atau “ibadah yes, gaul yes”. Ada preferensi sosial yang diam-diam diadopsi oleh
masyarakat dan menggantikan nilai-nilai lama.

DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/aliqtishad

https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=c1753b230ff4cc55JmltdHM9MTcwNTg4MTYwMCZpZ3VpZD0xM2YwZDljNi02NjI1LT
ZiNTUtMGNiOS1jYjM2Njc3MzZhZmEmaW5zaWQ9NTE5Mw&ptn=3&ver=2&hsh=3&fclid=1
3f0d9c6-6625-6b55-0cb9-
cb3667736afa&psq=journal+tentang+Kapitalisasi+Politik+Identitas+dalam+Produk+Halal+Industr
y+Fashion+dan+Kosmetika&u=a1aHR0cHM6Ly9qb3VybmFsLmlhaW5rdWR1cy5hYy5pZC9pb
mRleC5waHAvUGFsYXN0cmVuL2FydGljbGUvdmlldy83MDMx&ntb=1

Strinati, Dominic, 2003, Popular Culture Pengantar Menuju Budaya Populer, Bentang Budaya.

Gambar 1. 10 Pasar Internasional Utama Ekspor Pakaian Indonesia Tahun 2021

Biografi Yulianti Mutmainnah

Yulianti Muthmainnah, S.H.I, M.Sos lahir di Tanjungkarang, Lampung, pada tanggal 17


Mei 1984. Ia adalah dosen dan ketua Komunitas ‘Aisyiyyah Institute Teknologi dan Bisnis
Ahmad Dahlan Jakarta. Saat ini ia menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Islam, Perempuan, dan
Pembangunan (PSIPP) di kampus yang sama.Yulianti sudah mengenal Kongres Ulama
Perempuan Indonesia (KUPI) sejak awal mula gerakan ini dirumuskan. Ia adalah alumni
Pengkaderan Ulama Perempuan (PUP) Rahima angkatan pertama, yaitu tahun 2005 dan juga
alumni Pelatihan Tingkat Tinggi Kader Tarjih DKI Jakarta pada tahun 2019. Profilnya dimuat
dalam buku berjudul Profil Kader Ulama Perempuan Rahima; Merintis Keulamaan untuk
Kemanusiaan. Dalam perhelatan KUPI tahun 2017, ia terlibat dalam kepanitian, mengikuti
halaqah pra KUPI mengenai metodologi fatwa KUPI, sampai perumusan fatwa dan gerakan
paska kongres.

Anda mungkin juga menyukai