Anda di halaman 1dari 5

LOGISTIK & RANTAI PASOK TREN HIJAB: PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN & LOGISTICS

Z A R O N I

Tren Hijab:
Perspektif Supply Chain & Logistics

Pertama, semakin pentingnya


nilai-nilai religiusitas dalam kehidupan
sehari-hari. Kesadaran kaum muslim
untuk menerapkan syariah ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari semakin
meningkat, termasuk kesadaran dalam
memakai hijab bagi kaum perempuan.
Selain itu, kita juga melihat kaum muslim
Dalam satu dekade terakhir, kita menyaksikan kaum perem- semakin menyadari pentingnya pilihan
puan banyak memakai hijab. Hijab tidak hanya menunjukkan produk makanan-minuman dan kos-
jati diri pemakainya sebagai muslimah, namun hijab telah men- metik yang halal dan thoyib – berkuali-
jadi bagian dari fashion yang semakin stylish, trendi, modern, tas baik dan hygienic.
dan colorful. Semakin banyak wanita muslimah memakai hijab Kedua, terjadinya fenomena kaum
ketika pergi ke sekolah, kampus, kantor, pasar, mal, dan muslimah memakai hijab karena di-
bersosialisasi dengan komunitas. Hijab tidak sekadar kerudung, dorong oleh cara berpikir yang semakin
namun hijab sebagai busana muslimah sesuai kaidah-kaidah terbuka terhadap berbagai perubahan
yang ada, seperti teknologi dan fesyen.
ajaran Islam. Fenomena seperti ini berbeda 10 atau 15 tahun
Wawasan atau pengetahuan perempuan
lalu. Dulu pemakai hijab identik dengan santriwati atau ibu-ibu
muslim yang semakin tinggi dan koneksi
yang memakainya saat pengajian. sosial yang luas membuat pola pikir
Menarik untuk kita cermati, banyaknya pemakai hijab ini tidak mereka semakin terbuka. Keterbukaan
lepas dari perubahan nilai-nilai yang terjadi pada konsumen mus- dalam cara berpikir ini memengaruhi
lim, utamanya konsumen muslim kelas menengah (Yuswohady et mereka dalam memilih produk dengan
al, 2015). Menurut Yuswohady, ada dua perubahan nilai-nilai yang pertimbangan rasional dan memer-
paling mendasar pada konsumen kelas menengah muslim saat ini. hatikan kaidah-kaidah ajaran Islam.
Kunci Keberhasilan
Di Indonesia, pasar produk hijab – termasuk busana muslimah
memang sangat menarik. Tidak saja karena populasi perempuan
muslimah yang cukup besar di negeri ini (kini jumlah konsumen muslim
mencapai 87% dari seluruh penduduk Indonesia) serta kesadaran
perempuan muslimah untuk memakai busana muslim, namun saat ini
Dr. Zaroni, CISCP., CFMP. banyak penduduk muslim berada di kelas menengah (middle-class
Head of Consulting Division Sipply Muslim). Mereka, konsumen muslim kelas menengah ini, memiliki daya
Chain Indonesia
beli, wawasan, pengetahuan, dan komunitas sosial yang luas, sehingga
permintaan produk hijab, kosmetik, dan asesoris busana muslimah
yang berkualitas dan merek ternama terus meningkat.
Selain itu, di tempat kerja, Produk hijab telah memberikan banyak kesempatan bagi
sekolah, kampus, bahkan kini di pengusaha kecil dan pemula (start-up) untuk memproduksi dan
lingkungan kerja TNI dan Polri se- memasarkan hijab dan busana muslimah. Lapangan kerja pun
makin menerima dan toleran ter- terbuka, karena sebagian besar hijab dan busana muslimah
hadap pemakai hijab. Tidak ada diproduksi dengan mempekerjakan banyak tenaga kerja, mulai dari
lagi larangan dan batasan perem- desainer, penjahit, distributor, dan penjual retailer.
puan muslimah yang berhijab. Ak- Permintaan produk hijab dan busana muslimah tetap ada dan
ibatnya, kini kita menyaksikan kecenderungannya semakin meningkat. Tingkat kompetisi produsen
hampir sebagian besar perempuan hijab dan busana muslimah pun semakin tinggi dengan banyaknya
pelaku usaha di produk ini. Karenanya, produsen produk hijab dan
muslimah memakai hijab untuk
busana muslimah perlu meningkatkan keunggulan daya saingnya agar
berbagai aktivitas. Hijab telah
produknya tetap diminati konsumen.
menjadi suatu kebutuhan dan ke-
Bagaimana meningkatkan daya saing produk? Porter (1985), ahli
sadaran.
manajemen strategi dari Harvard University, memberikan nasihat
Permintaan hijab yang semakin bahwa untuk unggul dalam pasar, produk harus unik (differentiation)
meningkat mendorong penawaran dan diproduksi dengan biaya rendah (cost leadership).
produk hijab yang beragam. Baik dari
Produk dikatakan unik bila konsumen pemakai produk tersebut
kualitas, mode, motif, maupun harga.
memosisikan berbeda dengan produk lain yang ditawarkan oleh
Permintaan telah menciptakan pe-
produsen lain. Keunikan produk ini bisa disebabkan oleh kualitas,
nawaran, demikian ekonom John karakteristik produk, bahan baku produk, motif, corak warna, mode,
Maynard Keynes (1883-1946) pernah style, dan lain-lain. Terlebih produk fashion, keunikan produk menjadi
berujar. Kenaikan permintaan hijab hal penting.
memicu pasar untuk memproduksi
Selain produk harus unik, produsen harus mampu memproduksi
hijab, mulai dari produksi skala home
suatu produk dengan biaya yang paling rendah. Biaya rendah
industry, usaha kecil, dan menengah
memungkinkan produsen memperoleh margin yang mencukupi meski
sampai produksi pabrikan. Bahkan
dengan harga jual yang sama dengan pesaing. Dengan margin yang
kita menyaksikan berbagai busana
memadai, produsen dapat mengalokasikan bagian margin ini untuk
muslimah bermerek bermunculan riset, pengembangan, dan inovasi produk.
seperti Dian Pelangi, Aprilia, Nor-
Saat ini, keunggulan daya saing produk tidak cukup hanya kualitas
mamoi, Irna La Perle, Zoya, Shafira,
dan biaya yang rendah. Dalam perspektif supply chain dan logistics,
Rabbani, Ukhti, dan lain-lain. Produk
selain produk yang berkualitas dan biaya yang rendah, perusahaan
busana muslimah dengan merek-
harus responsif, andal (reliable), dan lincah (agile) dalam memenuhi dan
merek ini sangat diminati pasar, se-
mengantisipasi perubahan pasar (Fernie & Spark, 2014).
hingga harganya pun cukup mahal.
PROFIL BISNIS TREN HIJAB: PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN & LOGISTICS

Produk hijab dan busana muslimah termasuk kategori Untu menjamin pasokan dan kualitas bahan baku, pen-
produk fashion. Produk fashion selain memberikan manfaat gusaha produk hijab perlu membangun kemitraan dengan
fungsional, produk fashion harus mewakili aspirasi dan nilai- pemasok dalam jangka panjang, tidak sekadar hubungan
nilai pemakainya. Dalam beberapa konsumen, bahkan produk bisnis transaksional. Secara berkala perlu dilakukan evalu-
fashion menunjukkan kemewahan (luxury). asi dan perbaikan hubungan kemitraan, baik evaluasi kual-

Pengusaha produk hijab dan busana muslimah perlu itas, kuantitas, harga, dan ketepatan pengiriman bahan

menetapkan siapa target konsumennya untuk perumusan baku.

strategi positioning, branding, dan differentiation produk. Umumnya, banyak pengusaha produk hijab dan busana
Pemahaman nilai-nilai (psychographics), perilaku (behavior) muslimah memilih strategi “maklon”, yaitu pengusaha
dari konsumen pemakai hijab dan busana muslimah menjadi mensubkontrakkan pekerjaan pembuatan produk ke pihak
hal penting, tidak sekadar data demografis seperti kelompok lain, sementara pemilihan bahan baku, desain, dan standar
umur, status sosial dan ekonomi, pekerjaan, pendidikan, dan kualitas produk jadi ditetapkan dan diawasi oleh pemberi
lain-lain. Kondisi demografis bersifat statis dan kurang in- kerja, dalam hal ini pemegang merek produk. Strategi
sightful untuk perumusan strategi dan program branding. maklon ini dapat membuka kesempatan kerja yang luas
Dari analisis target konsumen ini, selanjutnya menjadi ref- dengan melibatkan para ibu rumah tangga untuk menjadi
erensi tim produksi dalam membuat produk hijab dan busana mitra maklon. Pengusaha produk hijab perlu melakukan
muslimah sesuai dengan kualitas produk yang diinginkan dari pemilihan mitra maklon dan penerapan standar kualitas
target konsumen. Konsumen muslim kelas menengah, produk hijab yang diproduksi oleh maklon.
umumnya mereka menginginkan hijab dan busana muslimah Berapa banyak produk hijab dan busana muslimah yang
dengan kualitas bahan baku yang baik, desain, warna, dan harus diproduksi sangat bergantung pada peramalan per-
style yang memberikan rasa kenyamanan dan kemewahan mintaan produk. Penggunaan data pasar, data historis, dan
bila dipakai. data permintaan musiman (seasonal), seperti tahun ajaran

Pilihan bahan baku yang tepat menjadi kunci keberhasilan sekolah atau perkuliahan, bulan puasa, lebaran, dan musim

dalam menghasilkan produk hijab dan busana muslimah umrah/haji, menjadi referensi penting dalam penentuan

yang memenuhi selera target konsumen. Selain itu, kontinu- kuantitas produksi hijab dan busana muslimah.

itas pasokan dan keandalan pemasok bahan baku seperti Produk hijab dan busana muslimah sangat dipengaruhi
kain, aksesoris, kemasan, dan lain-lain, menjadi perhatian oleh trend dan mode, sesuai dengan selera konsumen. Ada
pengusaha produk hijab agar bahan baku dapat memenuhi produk hijab dan busana muslimah dengan mode, desain,
standar kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu untuk proses dan corak yang awet (everlasting), sehingga menjadi mode
produksi. legacy dan legenda. Produk seperti ini dapat diproduksi

Bahan baku yang kurang berkualitas akan mengakibatkan sepanjang masa. Sebaliknya, produk hijab yang desainnya

banyak produk defect. Kuantitas pasokan bahan baku yang kekinian sangat terpengaruh oleh selera konsumen, se-

tidak tepat akan mengganggu produksi. Bahan baku yang hingga kecepatan dalam merespons selera konsumen, lalu

overstock akan berisiko rusak atau hilang, selain tentu saja mewujudkannya menjadi produk hijab dan busana mus-

mengakibatkan modal kerja yang idle. Demikian juga under- limah yang dapat dibeli konsumen sesuai market timing,

stock, produksi akan terganggu karena kekurangan pasokan merupakan kunci keberhasilan bisnis produk ini.

bahan baku pada saat dibutuhkan. Pengusaha produk hijab dan busana muslimah se-

Jadwal kedatangan bahan baku yang terlambat akan baiknya membangun dan mengelola brand produk dengan

mengakibatkan produksi terhenti, karena harus menunggu tepat. Merek produk mewakili persepsi dan positioning

bahan baku. Bahan baku yang tiba terlalu cepat akan menim- seperti yang diharapkan konsumen. Sejatinya, banyak kon-

bulkan biaya penyimpanan bahan baku yang lebih besar, se- sumen lebih memilih brand dalam memutuskan pembelian

lain risiko kerusakan, kehilangan, dan penurunan kualitas suatu produk. Karenanya, pengelolaan merek menjadi pent-

bahan baku. Karenanya, ketepatan pengiriman bahan baku ing. Pengelolaan merek ini harus konsisten, artinya antara

menjadi hal penting dalam keberhasilan produksi produk hijab yang dijanjikan (promise) dengan yang disampaikan (de-

dan busana muslimah. liver) harus selaras.

46 48 / IV / JUNE 2018
Selain brand, untuk mengadvokasi dan mendorong koneksi sosial (high socially-connected). Penyebabnya
pemakaian produk hijab dengan brand anda, ada baiknya adalah pendidikan tinggi dan pergaulan yang luas. Mereka
mengajak artis, ustadzah, atau tokoh tertentu yang aktif di berbagai komunitas hijab dan banyak berinteraksi
menjadi role model untuk meng-endorse produk hijab di dunia internet. Salah satu perilaku menarik mereka
Anda. Ini penting untuk meng-endorse target konsumen adalah perilaku membeli secara online.
muda metropop. Banyak sederet nama artis yang telah Mereka pun tidak sekadar memiliki marketplace di
mengenakan hijab dan menjadi trendsetter seperti Dewi internet, tapi juga gerai fisik seperti toko atau butik.
Sandra, Inneke Koesherawati, Zaskia Adya Mecca, Nuri Menariknya, seperti yang disampaikan pendiri Hijup.com,
Maulida, Zaskia Sungkar, Risty Tagor, dan lainnya. Diajeng Lestari, bahwa tipe pembeli konsumen Indonesia
Mereka dapat banyak dijadikan endorse suatu produk tidak hanya bisa memesan di online shop, melainkan juga
hijab brand tertentu, khususnya produk hijab luxury. perlu melihat dan mengecek kualitas sendiri barang yang
Bila Anda yang masih pengusaha pemula, tentu tidak akan dibeli. Karenanya, selain Anda menjual produk hijab
perlu harus mengeluarkan banyak biaya untuk iklan deng- dan busana muslimah di marketplace, Anda tetap harus
an endorse para artis tersebut. Anda bisa memanfaatkan memiliki outlet yang buka setiap hari untuk melayani
celebrities lokal seperti siswi atau mahasiswi berprestasi pembelian konsumen.
di kampus, untuk meng-endorse brand produk hijab Anda. Penjualan produk hijab dan busana muslimah melalui
Membangun komunikasi dengan target konsomen online mensyaratkan keandalan pengiriman produk ke
hijaber ini perlu dilakukan. Anda sebaiknya masuk di alamat penerima secara tepat. Anda bisa menjalin kerja
komunitas hijaber baik online maupun offline, untuk sama dengan kantor pos atau perusahaan kurir lainnya
mendengarkan aspirasi, keinginan, harapan, dan penilaian untuk mempercayakan pengiriman produk hijab anda ke
mereka atas suatu produk hijab dan busana muslimah. konsumen.

Setelah brand dan membangun komunikasi dengan Peningkatan penjualan produk hijab Anda dilakukan
pelanggan, keberhasilan bisnis produk hijab dan busana melalui program pemasaran yang efektif seperti
muslimah ditentukan oleh keandalan dan jangkauan membangun brand, meng-endorse brand, menye-
distribusi. Anda perlu menetapkan strategi distribusi lenggarakan event, tutorial memakai hijab, membangun
dengan tepat. Pemilihan model saluran distribusi, baik komunikasi dengan pelanggan dan hijabers community,
melalui online maupun distribusi konvensional perlu serta menjaga keandalan distribusi dan pengiriman
mempertimbangkan target pasar yang anda tuju. produk, sehingga produk hijab Anda selalu tersedia di
pasar dan diterima konsumen tepat waktu. Integrasi
Salah satu perubahan penting pada nilai-nilai
pemasaran dengan supply chain dan logistics menjadi
konsumen kelas menengah muslim adalah tingginya
kunci keberhasilan bisnis hijab dan busana muslimah.

Menarik untuk disampaikan hasil penelitian Gallup pada tahun 2009, Indonesia masuk dalam daftar 10 negara
paling religius. Gallup menemukan bahwa 99 persen orang Indonesia menilai agama merupakan hal penting dalam
kehidupan keseharian mereka. Gallup menyebut Indonesia sebagai paradoks. Mengapa? Umumnya, demikian kata
Gallup, ketika suatu negara mengalami peningkatan pendapatan per kapita, maka masyarakat di dalamnya akan semakin
sekuler.
Pandangan ini tidak terjadi di Indonesia. Tatkala penduduk Indonesia semakin meningkat pendapatannya, mereka
justru semakin religius. Agama dinilai sebagai faktor penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. Fenomena ini kita
saksikan dalam tren perempuan muslimah berhijab, seiring dengan semakin banyak penduduk muslim kelas menengah.
Tren berhijab mendorong semakin banyak pengusaha memasuki bisnis produk hijab dan busana muslimah. Peluang
ini perlu diwujudkan dengan membangun dan mengembangkan bisnis produk hijab dan busana muslimah dengan
mengintegrasikan pemasaran dan supply chain management. Logistik berperan penting di dalamnya untuk memastikan
perencanaan produksi, keandalan pasokan bahan baku, proses produksi, distribusi, dan pengiriman produk hijab dan
busana muslimah dengan tepat.
Yogyakarta, 20 April 2018

Anda mungkin juga menyukai