Debby Intansari
Universitas Airlangga
ABSTRAK
Semenjak enam tahun belakangan, sesuatu yang berbau halal kian digemari oleh
masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Menyadari akan hal itu, para produsen
kosmetik berlabel halal dengan giat mempromosikan produk mereka, seperti
mensponsori acara model hijabers. Penelitian ini memfokuskan pada orientasi
tindakan dari model hijabers di kota Surabaya terhadap pemilihan kosmetik berlabel
halal serta makna yang mendasari tindakan tersebut.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan sosial Max Weber dengan
tipe penelitian kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah model
hijabers yang tergabung dalam Kemayu Beauty Academy dan Hijabers Surabaya
Model. Teknik pengambilan informan menggunakan cara purposive. Metode yang
digunakan dalam pengambilan data adalah wawancara mendalam, observasi dan
dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini adalah model hijabers yang tidak berpatokan untuk
menggunakan kosmetik berlabel halal termasuk dalam tindakan rasional instrumental
memaknai kosmetik berlabel halal sebagai kosmetik yang tidak membuat iritasi,
kosmetik yang terhindar dari bahan yang haram dan tidak berbeda dengan kosmetik
lain. Model hijabers yang menggunakan kosmetik berlabel halal karena selektif
dengan kulit sensitif termasuk dalam tindakan rasional instrumental memaknai
kosmetik berlabel halal sebagai salah satu bentuk syariat Islam. Model hijabers yang
membeli kosmetik berlabel halal karena voucher diskon termasuk dalam tindakan
afeksi karena tidak berniat menggunakan kosmetik berlabel halal memaknai kosmetik
berlabel halal sebagai strategi promosi. Model hijabers yang menggunakan kosmetik
berlabel halal untuk menjalankan syariat Islam termasuk dalam tindakan rasional
berorientasi nilai memaknai kosmetik berlabel halal sebagai kosmetik yang tidak
mengandung bahan yang haram dan dapat mempengaruhi amal ibadah.
Halal cosmetics is one of the innovations that was specifically made for Muslims, in
addition to food and beverages that have been tested halal from the aspect of
ingredients to the production process. Since the last six years, things that smelled of
halal increasingly favored by the majority Muslim community of Indonesia.
Realizing this, the producers of halal cosmetics by actively promoting their products,
just like being a sponsor in the event of hijabers model. This study focuses on the
action orientation of the hijabers model in Surabaya against the selection of cosmetics
halal as well as the underlying meaning of the action.
The theory used in this research is the social action of Max Weber with research type
is qualitative descriptive. Informants in this research are hijabers models from
Kemayu Surabaya community and Hijabers Surabaya community. In this thesis,
informant taken by snowball technique. The data retrieval method with an in-depth
interview.
The results of this study is the meaning of halal cosmetics by hijabers models
according to the concept of verstehen among others the first, safe for the skin because
it does not contain the forbidden ingredients. Secondly, halal cosmetics is interpreted
as an obligation because it is related to the Shari'a of Islam so it does not affect the
charity of worship. Third, there is nothing special about halal cosmetics. Fourth, halal
cosmetics is just a promotion as part of a marketing strategy. Hijabers models are
oriented to instrumental and affective rational actions are more lenient in meaningful
halal cosmeticsbecause they don’t have any purpose and worries, whereas value-
oriented hijabers models tend to have goals by using halal cosmetics as well as
having concerns when using other cosmetics.
Keyword: meaning, halal cosmetics, social action, hijabers model, islam’s syaria
PENDAHULUAN konsumen kosmetik memperoleh
jaminan keamanan produk kosmetik
Kosmetik merupakan sebuah
yang mereka miliki, sehingga
bahan yang digunakan pada area wajah
diperlukan aturan-aturan yang
untuk menutupi kekurangan pada kulit,
mengikat produsen dalam
sehingga hasilnya wajah akan terlihat
memproduksi kosmetik mereka karena
lebih menarik dan para perempuan
tidak semua konsumen mengerti
akan lebih percaya diri. Tak heran bila
bagaimana cara pembuatan produk-
kini kosmetik seakan-akan menjelma
produk kosmetik agar konsumen tidak
menjadi salah satu kebutuhan yang
terus dirugikan oleh produsen
wajib dimiliki bagi setiap perempuan
kosmetik nakal.
dari berbagai strata sosial. Terlebih
lagi untuk perempuan yang bekerja di Konsumsi masyarakat akan
luar rumah penggunaan kosmetik kosmetik semakin meningkat, namun
sangatlah dibutuhkan untuk tidak diimbangi dengan pengetahuan
menunjang penampilan mereka agar dasar mengenai pemilihan kometik
tetap terlihat menawan. yang tepat, dan mengenai kandungan
kosmetik yang aman bagi kulit.
Produk kosmetik yang beredar
Sehingga tidak jarang, ada kasus yang
di pasaran baru-baru ini banyak
terjadi akibat penggunaan kosmetik
diimpor dari negeri Cina, seperti yang
yang tidak tepat maupun kosmetik
kita tahu bahwa kosmetik ini mudah
dengan kandungan yang berbahaya.
didapat karena dijual dengan harga
yang cukup murah dan dikemas Peredaran kosmetik yang tidak
dengan menarik. Minimnya memenuhi persyaratan saat ini dilihat
pengawasan dari pihak pemerintah semakin menghawatirkan. Akibat
membuat para konsumen tidak maraknya kosmetik palsu ataupun
mengetahui bahaya apa saja yang ada kosmetik berbahaya yang beredar di
pada kosmetik mereka. Padahal sudah pasaran tadi memunculkan keresahan
selayaknya para konsumen khususnya para konsumen akan produk kosmetik
yang digunakannya, sehingga banyak kosmetik ini tidak melupakan peran
para konsumen yang beralih model yang memang memiliki kaitan
menggunakan produk kosmetik erat dengan penggunaan kosmetik
berlabel halal yang sudah teruji secara sebagai media promosi yang
klinis dan mendapat sertifikat dari menjanjikan.
BPOM maupun MUI.
Saat ini model atau peragawati
Segala sesuatu yang berbau telah banyak berkembang dan
halal memang selalu menjadi perhatian melahirkan aliran-aliran baru, salah
bagi masyarakat di Indonesia, tidak atunya adalah model hijabers. Masih
hanya dalam hal manakan namun juga segar di pikiran kita bahwa beberapa
kini telah merambah ke berbagai tahun belakangan, ada sebuah
produk seperti kosmetik. Hal ini tidak gebrakan yang dimunculkan oleh trend
lain, terkait dengan mayoritas gaya berbusana dunia khususnya di
penduduk Indonesia yang memeluk Indonesia yaitu trend gaya berbusana
agama Islam yang memang sudah muslimah yang modern tapi tetap
diwajibkan untuk menggunakan mempertahankan ciri khas seorang
produk-produk yang sudah terjamin muslimah atau yang biasa disebut
kehalalannya. Di Indonesia sendiri, dengan gaya berbusana hijab. Hijab
kehalalan suatu produk diatur oleh sendiri sebenarnya memiliki kesamaan
LPPOM MUI. arti dengan jilbab, yaitu kain panjang
yang digunakan untuk menutupi aurat
Dengan animo masyarakat
seorang wanita muslim. Namun saat
yang cukup tinggi, membuat para
ini, hijab diartikan sebagai jilbab
produsen kosmetik halal kian
modern yang tidak kaku dan bisa
berlomba-lomba mempromosikan
dikreasikan dengan pakaian yang
produk mereka ke khalayak ramai dan
modis.
bisa semakin diterima di kalangan
masyarakat Indonesia. Tidak hanya Seperti yang kita ketahui
lewat iklan, namun juga produsen selama enam tahun belakangan,
komunitas hijab kian bermunculan di seperti model konvesional lainnya. Hal
Indonesia. Terdapat istilah khusus ini membuat pekerjaan model semakin
untuk menggambarkan para pelaku diminati, dan semakin lama jumlah
trend gaya berbusana hijab yaitu model hijabers semakin bertambah.
hijabers. Di kota Surabaya sendiri Mereka saling berlomba-lomba untuk
terdapat beberapa komunitas hijabers tampil sebagai yang paling cantik
seperti, Kemayu Surabaya, Hijabers dengan balutan pakaian tertutup dan
Surabaya, Hijabee, dan masih banyak hijabnya. Mereka ingin menunjukkan
lainnya. Hampir semua komunitas bahwa dengan memakai pakaian
hijabers ini memiliki kesamaan yaitu, tertutup beserta hijabnya tidak kalah
membuka sebuah agensi model dengan menawan jika dibandingkan dengan
nama yang sama dengan komunitas model lainnya yang menggunakan
hijabers mereka, dimana agensi ini pakaian yang kadang terbuka.
yang menaungi para anggota dari
Tidak dapat dipungkiri bahwa
masing-masing komunitas yang
model hijabers ini memiliki
berkeinginan untuk melebarkan
ketergantungan yang sangat erat
sayapnya menjadi seorang model
dengan penggunaan kosmetik demi
hijabers.
mempercantik wajah mereka di atas
Para model hijabers ini panggung. Kosmetik merupakan salah
berlomba-lomba untuk mendapatkan satu kebutuhan penting untuk sebagian
predikat sebagai model muslimah besar kaum wanita, dan sering
terbaik. Tentunya model-model dikaitkan dengan profesionalitas
hijabers ini telah dibekali dengan dimana para pekerja profesional
keahlian yang diberikan oleh agensi dituntut untuk berpenampilan menarik
yang menaunginya seperti keahlian sehingga pemakaian kosmetik menjadi
dalam bermakeup, berpose di depan salah satu cara untuk menunjang
kamera, mengaji, public speaking, penampilan. Kita tahu bahwa seorang
hingga latihan cara berjalan di catwalk model akan dituntut untuk selalu
tampil cantik dengan balutan busana sebelumnya dalam memaknai
anggun dan riasan wajah yang kosmetik halal sehingga mendasari
memukau, di mana mereka dituntut tindakan mereka, sampai pada
untuk bekerja di dalam maupun di luar akhirnya mereka memutuskan untuk
ruangan sehingga produk kosmetik memilih menggunakan kosmetik halal.
yang digunakan untuk riasan wajah
TUJUAN PENELITIAN
menjadi pertimbangan yang sangat
penting. 1. Ingin menganalisis tentang
makna kosmetik berlabel halal
Seperti yang sudah dijelaskan
oleh model hijabers.
di atas bahwa model hijabers juga
hanyalah manusia biasa yang memiliki 2. Ingin menganalisis orientasi
oleh Weber sebagai studi mengenai diklaim halal dari segi kandungan
tujuan – tujuan dari manusia yang umumnya, kosmetik berlabel halal ini
oleh Max Weber yang memiliki acara seminar maupun talkshow dan
kesesuaian dengan fokus permasalahan masih banyak lagi. Tak heran jika
menggali lebih dalam mengenai tujuan catwalk tak terkecuali para informan
mereka terkait tindakan sosial yang dalam penelitian ini. Kemudian dari
mereka lalukan pada saat pertama kali sisi para model hijabers sendiri