Anda di halaman 1dari 20

PEMILIHAN KOSMETIK BERLABEL HALAL

(Studi Pada Kalangan Model Hijabers di Kota Surabaya )

Debby Intansari

Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Airlangga

ABSTRAK

Semenjak enam tahun belakangan, sesuatu yang berbau halal kian digemari oleh
masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Menyadari akan hal itu, para produsen
kosmetik berlabel halal dengan giat mempromosikan produk mereka, seperti
mensponsori acara model hijabers. Penelitian ini memfokuskan pada orientasi
tindakan dari model hijabers di kota Surabaya terhadap pemilihan kosmetik berlabel
halal serta makna yang mendasari tindakan tersebut.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan sosial Max Weber dengan
tipe penelitian kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah model
hijabers yang tergabung dalam Kemayu Beauty Academy dan Hijabers Surabaya
Model. Teknik pengambilan informan menggunakan cara purposive. Metode yang
digunakan dalam pengambilan data adalah wawancara mendalam, observasi dan
dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini adalah model hijabers yang tidak berpatokan untuk
menggunakan kosmetik berlabel halal termasuk dalam tindakan rasional instrumental
memaknai kosmetik berlabel halal sebagai kosmetik yang tidak membuat iritasi,
kosmetik yang terhindar dari bahan yang haram dan tidak berbeda dengan kosmetik
lain. Model hijabers yang menggunakan kosmetik berlabel halal karena selektif
dengan kulit sensitif termasuk dalam tindakan rasional instrumental memaknai
kosmetik berlabel halal sebagai salah satu bentuk syariat Islam. Model hijabers yang
membeli kosmetik berlabel halal karena voucher diskon termasuk dalam tindakan
afeksi karena tidak berniat menggunakan kosmetik berlabel halal memaknai kosmetik
berlabel halal sebagai strategi promosi. Model hijabers yang menggunakan kosmetik
berlabel halal untuk menjalankan syariat Islam termasuk dalam tindakan rasional
berorientasi nilai memaknai kosmetik berlabel halal sebagai kosmetik yang tidak
mengandung bahan yang haram dan dapat mempengaruhi amal ibadah.

Keyword: makna, kosmetik berlabel halal, tindakan sosial, model hijabers,


syariat Islam
ABSTRACT

Halal cosmetics is one of the innovations that was specifically made for Muslims, in
addition to food and beverages that have been tested halal from the aspect of
ingredients to the production process. Since the last six years, things that smelled of
halal increasingly favored by the majority Muslim community of Indonesia.
Realizing this, the producers of halal cosmetics by actively promoting their products,
just like being a sponsor in the event of hijabers model. This study focuses on the
action orientation of the hijabers model in Surabaya against the selection of cosmetics
halal as well as the underlying meaning of the action.

The theory used in this research is the social action of Max Weber with research type
is qualitative descriptive. Informants in this research are hijabers models from
Kemayu Surabaya community and Hijabers Surabaya community. In this thesis,
informant taken by snowball technique. The data retrieval method with an in-depth
interview.

The results of this study is the meaning of halal cosmetics by hijabers models
according to the concept of verstehen among others the first, safe for the skin because
it does not contain the forbidden ingredients. Secondly, halal cosmetics is interpreted
as an obligation because it is related to the Shari'a of Islam so it does not affect the
charity of worship. Third, there is nothing special about halal cosmetics. Fourth, halal
cosmetics is just a promotion as part of a marketing strategy. Hijabers models are
oriented to instrumental and affective rational actions are more lenient in meaningful
halal cosmeticsbecause they don’t have any purpose and worries, whereas value-
oriented hijabers models tend to have goals by using halal cosmetics as well as
having concerns when using other cosmetics.

Keyword: meaning, halal cosmetics, social action, hijabers model, islam’s syaria
PENDAHULUAN konsumen kosmetik memperoleh
jaminan keamanan produk kosmetik
Kosmetik merupakan sebuah
yang mereka miliki, sehingga
bahan yang digunakan pada area wajah
diperlukan aturan-aturan yang
untuk menutupi kekurangan pada kulit,
mengikat produsen dalam
sehingga hasilnya wajah akan terlihat
memproduksi kosmetik mereka karena
lebih menarik dan para perempuan
tidak semua konsumen mengerti
akan lebih percaya diri. Tak heran bila
bagaimana cara pembuatan produk-
kini kosmetik seakan-akan menjelma
produk kosmetik agar konsumen tidak
menjadi salah satu kebutuhan yang
terus dirugikan oleh produsen
wajib dimiliki bagi setiap perempuan
kosmetik nakal.
dari berbagai strata sosial. Terlebih
lagi untuk perempuan yang bekerja di Konsumsi masyarakat akan
luar rumah penggunaan kosmetik kosmetik semakin meningkat, namun
sangatlah dibutuhkan untuk tidak diimbangi dengan pengetahuan
menunjang penampilan mereka agar dasar mengenai pemilihan kometik
tetap terlihat menawan. yang tepat, dan mengenai kandungan
kosmetik yang aman bagi kulit.
Produk kosmetik yang beredar
Sehingga tidak jarang, ada kasus yang
di pasaran baru-baru ini banyak
terjadi akibat penggunaan kosmetik
diimpor dari negeri Cina, seperti yang
yang tidak tepat maupun kosmetik
kita tahu bahwa kosmetik ini mudah
dengan kandungan yang berbahaya.
didapat karena dijual dengan harga
yang cukup murah dan dikemas Peredaran kosmetik yang tidak
dengan menarik. Minimnya memenuhi persyaratan saat ini dilihat
pengawasan dari pihak pemerintah semakin menghawatirkan. Akibat
membuat para konsumen tidak maraknya kosmetik palsu ataupun
mengetahui bahaya apa saja yang ada kosmetik berbahaya yang beredar di
pada kosmetik mereka. Padahal sudah pasaran tadi memunculkan keresahan
selayaknya para konsumen khususnya para konsumen akan produk kosmetik
yang digunakannya, sehingga banyak kosmetik ini tidak melupakan peran
para konsumen yang beralih model yang memang memiliki kaitan
menggunakan produk kosmetik erat dengan penggunaan kosmetik
berlabel halal yang sudah teruji secara sebagai media promosi yang
klinis dan mendapat sertifikat dari menjanjikan.
BPOM maupun MUI.
Saat ini model atau peragawati
Segala sesuatu yang berbau telah banyak berkembang dan
halal memang selalu menjadi perhatian melahirkan aliran-aliran baru, salah
bagi masyarakat di Indonesia, tidak atunya adalah model hijabers. Masih
hanya dalam hal manakan namun juga segar di pikiran kita bahwa beberapa
kini telah merambah ke berbagai tahun belakangan, ada sebuah
produk seperti kosmetik. Hal ini tidak gebrakan yang dimunculkan oleh trend
lain, terkait dengan mayoritas gaya berbusana dunia khususnya di
penduduk Indonesia yang memeluk Indonesia yaitu trend gaya berbusana
agama Islam yang memang sudah muslimah yang modern tapi tetap
diwajibkan untuk menggunakan mempertahankan ciri khas seorang
produk-produk yang sudah terjamin muslimah atau yang biasa disebut
kehalalannya. Di Indonesia sendiri, dengan gaya berbusana hijab. Hijab
kehalalan suatu produk diatur oleh sendiri sebenarnya memiliki kesamaan
LPPOM MUI. arti dengan jilbab, yaitu kain panjang
yang digunakan untuk menutupi aurat
Dengan animo masyarakat
seorang wanita muslim. Namun saat
yang cukup tinggi, membuat para
ini, hijab diartikan sebagai jilbab
produsen kosmetik halal kian
modern yang tidak kaku dan bisa
berlomba-lomba mempromosikan
dikreasikan dengan pakaian yang
produk mereka ke khalayak ramai dan
modis.
bisa semakin diterima di kalangan
masyarakat Indonesia. Tidak hanya Seperti yang kita ketahui
lewat iklan, namun juga produsen selama enam tahun belakangan,
komunitas hijab kian bermunculan di seperti model konvesional lainnya. Hal
Indonesia. Terdapat istilah khusus ini membuat pekerjaan model semakin
untuk menggambarkan para pelaku diminati, dan semakin lama jumlah
trend gaya berbusana hijab yaitu model hijabers semakin bertambah.
hijabers. Di kota Surabaya sendiri Mereka saling berlomba-lomba untuk
terdapat beberapa komunitas hijabers tampil sebagai yang paling cantik
seperti, Kemayu Surabaya, Hijabers dengan balutan pakaian tertutup dan
Surabaya, Hijabee, dan masih banyak hijabnya. Mereka ingin menunjukkan
lainnya. Hampir semua komunitas bahwa dengan memakai pakaian
hijabers ini memiliki kesamaan yaitu, tertutup beserta hijabnya tidak kalah
membuka sebuah agensi model dengan menawan jika dibandingkan dengan
nama yang sama dengan komunitas model lainnya yang menggunakan
hijabers mereka, dimana agensi ini pakaian yang kadang terbuka.
yang menaungi para anggota dari
Tidak dapat dipungkiri bahwa
masing-masing komunitas yang
model hijabers ini memiliki
berkeinginan untuk melebarkan
ketergantungan yang sangat erat
sayapnya menjadi seorang model
dengan penggunaan kosmetik demi
hijabers.
mempercantik wajah mereka di atas
Para model hijabers ini panggung. Kosmetik merupakan salah
berlomba-lomba untuk mendapatkan satu kebutuhan penting untuk sebagian
predikat sebagai model muslimah besar kaum wanita, dan sering
terbaik. Tentunya model-model dikaitkan dengan profesionalitas
hijabers ini telah dibekali dengan dimana para pekerja profesional
keahlian yang diberikan oleh agensi dituntut untuk berpenampilan menarik
yang menaunginya seperti keahlian sehingga pemakaian kosmetik menjadi
dalam bermakeup, berpose di depan salah satu cara untuk menunjang
kamera, mengaji, public speaking, penampilan. Kita tahu bahwa seorang
hingga latihan cara berjalan di catwalk model akan dituntut untuk selalu
tampil cantik dengan balutan busana sebelumnya dalam memaknai
anggun dan riasan wajah yang kosmetik halal sehingga mendasari
memukau, di mana mereka dituntut tindakan mereka, sampai pada
untuk bekerja di dalam maupun di luar akhirnya mereka memutuskan untuk
ruangan sehingga produk kosmetik memilih menggunakan kosmetik halal.
yang digunakan untuk riasan wajah
TUJUAN PENELITIAN
menjadi pertimbangan yang sangat
penting. 1. Ingin menganalisis tentang
makna kosmetik berlabel halal
Seperti yang sudah dijelaskan
oleh model hijabers.
di atas bahwa model hijabers juga
hanyalah manusia biasa yang memiliki 2. Ingin menganalisis orientasi

ketergantungan akan penggunakan tindakan sosial para model

makeup disetiap kesehariannya untuk hijabers dalam memutuskan

menunjang penampilan mereka, untuk menggunakan kosmetik

namun disisi lain mereka yang berlabel halal.

notabene berprofesi sebagai model MANFAAT PENELITIAN


hijabers juga membawa bendera
Manfaat Akademis
agama Islam dengan mengusung hijab
sebagai simbol dari agama mereka. Penelitian ini diharapkan dapat
Mau tidak mau mereka sebagai menambah kajian dalam meningkatkan
muslimah akan dihadapkan pada ilmu pengetahuan khususnya di bidang
syariat agama Islam dan juga pilihan- Sosiologi, yang lebih berkaitan pada
pilihan hidup mereka menyangkut makna sosial dan fenomena sosial
dengan profesi mereka sebagai model yang ada.
hijabers yang dituntut untuk selalu
tampil cantik. Oleh karena itu peneliti Manfaat Praktis
tertarik untuk mengetahui sejauh mana
Penelitian ini diharapkan dapat
pemahaman para model hijabers
memberikan sebuah pandangan serta
informasi kepada pembaca mengenai Analisis data dalam penelitian ini
pengetahuan yang dimiliki oleh model berupa pengumpulan data, reduksi
hijabers di kota Surabaya terhadap data, penyajian data, penarikan
kosmetik berlabel halal sehingga kesimpulan dan verifikasi.
mempengaruhi tindakan sosial mereka
TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX
untuk memilih menggunakan kosmetik
WEBER
halal tersebut. Kemudian penelitian ini
juga dapat dijadikan sebagai bahan Bagi Weber, Sosiologi
rujukan ke depan serta rekomendasi merupakan suatu ilmu yang berusaha
bagi pengambilan kebijakan untuk memahami tindakan-tindakan
khususnya dalam bidang kecantikan sosial kemudian menguraikan sebab-
oleh pihak-pihak terkait seperti sebab yang mendasari tindakan
perusahaan kosmetik, Badan Pengawas tersebut. Sesungguhnya yang menjadi
Obat dan Makanan (BPOM) dan inti dari pemikiran sosiologi Weber
LPPOM MUI. bukanlah sebuah bentuk substansial
dari kehidupan masyarakat atau nilai
METODE PENELITIAN
obyektif dari suatu tindakan,
Penelitian ini dilakukan pada model melainkanpencarian sebuah arti yang
hijabers yang tergabung dalam timbul secara nyata melalui tindakan
Kemayu Beauty Academy dan perseorangan berdasarkan alasan-
Hijabers Surabaya Model. Penelitian alasan subyektif. Menurut Weber
ini bersifat kualitatif deskriptif. Teknik (1921/1968:8), tugas analisis
penentuan informan yang digunakan sosiologis mencakup “penafsiran
dalam peneltian ini adalah purposive. tindakan dari segi makna
Teknik pengumpulan data subyektifnya”. Pemahaman arti-arti
menggunakan observasi, dokumentasi subyektif dari suatu tindakan sosial
serta wawancara mendalam yang memang diperlukan karena tidak
dilakukan pada model hijabers. semua perilaku maupun tindakan
sosial dapat dipahami oleh masyarakat 1. Jika tindakan manusia itu
sebagai suatu manifestasi rasionalitas. menurut aktornya
Adanya pemahaman dari sebuah mengandung makna
tindakan perseorangan inilah yang subjektif dan hal ini bisa
kemudian membedakan sosiologi dari meliputi berbagai tindakan
ilmu pengetahuan alam. nyata.
2. Tindakan nyata itu bisa
Menurut Max Weber sendiri,
bersifat membatin
terdapat metode yang bisa
sepenuhnya.
dipergunakan untuk memahami arti-
3. Tindakan itu berasal dari
arti subyektif tindakan sosial seseorang
akibat pengaruh positif atas
ialah dengan metode Verstehen.
suatu sitausi, tindakan yang
Sehingga dapat diasumsikan bahwa
sengaja diulang, atau
seseorang dalam bertindak tidak hanya
tindakan dalam bentuk
sekedar melakukannya tetapi juga
persetujuan secara diam-
menempatkan dirinya dalam lingkup
diam dari pihak manapun.
berpikir serta berperilaku orang lain
4. Tindakan itu diarahkan
sehingga konsep verstehen ini lebih
kepada seseorang atau
mengarah pada suatu tindakan
kepada beberapa individu.
bermotif yang dilakukan untuk
5. Tindakan itu memperhatikan
mencapai tujuan atau in order to
tindakan orang lain dan
motive (Wirawan, 2013:83).
terarah kepada orang lain
itu.
Weber menjelaskan ada 5 ciri
pokok tindakan yang dapat disebut
Max Weber kemudian
sebagai tindakan sosial (Ritzer,
mengklasifikasikan empat tindakan
2003:39), yaitu:
sosial yang memengaruhi sistem dan
struktur sosial di dalam masyarakat
(Narwoko & Bagong, 2004:19).
Keempat jenis tindakan sosial itu yang sifatnya emosional tanpa
adalah: refleksi intelektual serta
perencanaan secara sadar.
a. Rasionalitas Instrumental.
Tindakan afektif sifatnya
Rasionalitas instrumental
spontan, tidak rasional, dan
adalah suatu tindakan sosial
merupakan ekspresi emosional
yang ditujukan untuk mencapai
d. Tindakan tradisional. Tindakan
tujuan dengan hasil
sosial ini muncul karena
semaksimal mungkin namun
adanya dorongan yang
dengan menggunakan dana
berorientasi pada tradisi masa
yang serta daya seminimal
lampau. Biasanya individu
mungkin.
tanpa perencanaan secara sadar
b. Rasionalitas yang berorientasi
melakukan tindakan ini karena
nilai. Sifat rasional dari
kebiasaan yang didapat dari
tindakan ini adalah bahwa alat-
nenek moyangnya tanpa tahu
alat yang ada itu hanya
arti dan manfaat sebenarnya.
merupakan pertimbangan dan
perhitungan secara sadar, Namun meski begitu, menurut
sementara tujuannya sendiri Narwoko & Bagong (2004:19) yang
sudah ada di dalam perlu dicatat bahwa meskipun Weber
hubungannya dengan nilai-nilai membedakan empat bentuk tindakan
individu yang bersifat absolut. yang khas dan ideal, sehingga dia
Nilai-nilai ini dapat berupa sadar betul bahwa setiap tindakan
nilai etis, estetis, keagamaan, tertentu biasanya memuat kombinasi
atau yang lain. dari keempat tipe-tipe ideal tindakan
c. Tindakan afeksi. Dalam tersebut.
tindakan jenis ini, suatu
PARADIGMA PENELITIAN
tindakan sosial timbul karena
adanya dorongan atau motivasi
Dalam penelitian yang berjudul PEMBAHASAN
“Pemilihan Kosmetik Berlabel Halal
Makna Kosmetik Berlabel Halal
(Studi Pada Kalangan Model Hijabers
bagi Model Hijabers
di Kota Surabaya)” ini menggunakan
paradigma definisi sosial. Paradigma Baru-baru ini ada sebuah

definisi sosial sendiri dikemukakan inovasi dalam produk kosmetik yang

oleh Weber sebagai studi mengenai diklaim halal dari segi kandungan

tindakan sosial yang memandang bahan maupun proses produksinya

perkembangan dari suatu hubungan sehingga aman untuk digunakan oleh

sosial dapat pula diterangkan melalui para muslimah. Seperti pada

tujuan – tujuan dari manusia yang umumnya, kosmetik berlabel halal ini

melakukan hubungan sosial itu dimana kemudian mulai mengerahkan strategi

ketika ia mengambil manfaat dari jitu sebagai upaya mereka dalam

tindakannya (Ritzer, 2013:8). Alasan mempromosikan kosmetik berlabel

peneliti menggunakan paradigm ini halal, seperti menjadi sponsor dari

yaitu karena paradigm definisi social acara lomba model maupun

mengacu pada teori tindakan social fashionshow, menjadi sponsor dalam

oleh Max Weber yang memiliki acara seminar maupun talkshow dan

kesesuaian dengan fokus permasalahan masih banyak lagi. Tak heran jika

pada penelitian ini, dimana peneliti banyak produk kosmetik yang

ingin melihat bagaimana model kemudian mensponsori model-model,

hijabers di kota Surabaya ini yang kemudian bisa menampilkan

memaknai produk kosmetik berlabel riasan atau makeup dari produk

halal yang mereka gunakan, kemudian kosmetik tersebut saat berada di

menggali lebih dalam mengenai tujuan catwalk tak terkecuali para informan

mereka terkait tindakan sosial yang dalam penelitian ini. Kemudian dari

mereka lalukan pada saat pertama kali sisi para model hijabers sendiri

mereka memutuskan untuk memilih khususnya, mereka lebih sering di

menggunakan kosmetik berlabel halal. sponsori oleh kosmetik berlabel halal


karena dianggap mencerminkan Namun bagi WS, DQ dan juga
karakter seorang muslimah diatas AN keberadaan produk kosmetik
panggung dan sesuai dengan label berlabel halal dinilai aman bagi kulit
halal yang memang ditujukan bagi mereka. Sebab mereka meyakini jika
kaum muslim, meski tak menutup bahan yang ada di dalam kosmetik
kemungkinan jika mereka juga pernah berlabel halal itu tidak mengandung
disponsori oleh produk kosmetik tanpa babi, merkuri, gelatin dan juga alcohol.
label halal. Tak heran jika banyak dari Seperti yang kita tahu bahwa sebagai
informan yang kemudian memutuskan seorang muslim mereka juga sudah
untuk menggunakan kosmetik berlabel paham akn bahan-bahan apa saja yang
halal hingga saat ini. memang diharamkan dalam agama
Islam seperti yang mereka sebutkan di
Banyaknya sponsor dari
atas. Sehingga mereka pun
berbagai merk kosmetik membuat para
menyimpulkan bahwa kosmetik
informan lebih bisa mengerti akan
berlabel halal lebih bisa diterima oleh
perbedaan-perbedaan dari masing-
kulit wajah karena terbebas dari
masing merk kosmetik tersebut,
kandungan bahan-bahan yang haram.
kemudian mereka dapat
menggambarkan seperti apa mereka Serupa dengan ketiga informan
memaknai kosmetik berlabel halal di atas, AB, WO dan juga SH
yang mereka gunakan saat ini. Bagi JA memaknai kosmetik berlabel halal
dan juga DA produk kosmetik berlabel sebagai sebuah kewajiban dari seorang
halal yang saat ini beredar di pasaran muslim karena menggunakan kosmetik
sebetulnya tidak ada yang spesial, dengan kandungan bahan-bahan yang
merupakan sebuah ajang untuk halal menjadi salah satu syariat yang
promosi, tak lain agar produk mereka sudah pasti hukumnya dalam Islam.
bisa mendapatkan segmen pasar Dengan adanya kosmetik berlabel
tersendiri khususunya bagi kaum halal yang ada di pasaran saat ini
muslimah. membuat para muslimah lebih perduli
dengan apa yang masuk ke tubuh membeli kosmetik berlabel halal yaitu
mereka saat ini, tidak hanya makanan merasa familiar dengan produk
atau minuman tetapi juga kosmetik tersebut, kemudian karena alasan
yang jelas akan terserap masuk ke kebutuhan kemudian ia merasa cocok
dalam kulit. Sehingga nantinya mereka dan harganya dinilai murah maka ia
tidak perlu khawatir jika kosmetik terus mengulang pembelian dan tetap
yang mereka gunakan dapat menggunakan kosmetik berlabel halal
mempengaruhi amal ibadah mereka, hingga saat ini.
karena mereka dengan jelas
Selanjutnya WS yang
menggunakan kosmetik berlabel halal
berorientasi pada tindakan rasional
yang jelas secara kandungan bahan
berdasarkan nilai karena WS sendiri
dan proses produksinya terjamin
memutuskan untuk membeli dan
kehalalannya.
menggunakan kosmetik berlabel halal
Orientasi Tindakan Oleh Model karena dari awal ia sadar dan paham
Hijabers Di Kota Surabaya Saat betul akan syariat agama Islam yang
Memilih untuk Menggunakan harus ia pegang teguh. Baginya
Kosmetik Berlabel Halal seorang muslimah harus menggunakan
kosmetik yang telah berlabel halal
Ada berbagai macam alasan
karena hal tersebut merupakan sebuah
dari informan yang berprofesi sebagai
usahanya untuk mendapatkan ridho
model hijabers akhinya memilih untuk
dari Allah, dengan menjauhi segala
menggunakan kosmetik halal sehingga
larangan berupa penggunaan bahan-
mengarah dan berorientasi pada
bahan yang diharamkan.
tindakan sosial yang dikemukakan
oleh Max Weber di atas. Kemudian DQ yang
berorientasi pada tindakan sosial
Seperti halnya JA yang
rasional instrumental karena DQ
berorientasi pada tindakan rasional
memutuskan untuk membeli dan
instrumental karena alasannya dia
menggunakan kosmetik berlabel halal
setelah merasa cocok saat mencoba dan haram sehingga AB meyakini
kosmetik berlabel halal. Sebelumnya bahwa dengan menggunakan kosmetik
DQ telah mencoba kosmetik berlabel berlabel halal justru tidak akan
halal milik temannya, kemudian ia mempengaruhi amal dan ibadahnya
menjadi yakin bahwa jika ia karena kosmetik tersebut sdah
menggunakan kosmetik tersebut dipastikan kehalalannya.
hasilnya akan bagus. DQ juga memilih
Alasan WO memutuskan untuk
untuk menggunakan kosmetik berlabel
menggunakan kosmetik berlabel halal
halal karena harganya yang murah.
berorientasi pada tindakan sosial
Berbeda dengan AB yang lebih rasional instrumental, dimana WO
berorientasi pada tindakan sosial merasa cocok setelah mencoba
berdasarkan nilai, dia mengaku sudah menggunakan kosmetik berlabel halal
sejak lama menggunakan kosmetik sejak agensi modelnya yaitu Hijabers
berlabel halal karena dibelikan oleh Surabaya Model di sponsori oleh
ibunya. Sejak dulu AB memang tidak sebuah merk kosmetik berlabel halal.
pernah neko-neko untuk mencoba WO sendiri sangat selektif dalam
berbagai kosmetik sehingga saat ia memilih kosmetik karena wajahnya
dipilihkan oleh sang ibunda untuk cenderung sensitif, namun setelah
menggunakan kosmetik berlabel halal menggunakan kosmetik berlabel halal
ia merasa tidak apa-apa. Sejauh ia tidak merasa ada efek buruk yang
kosmetik itu aman untuk digunakan timbul sehingga ia merasa cocok
sang ibunda makan AB dan juga dengan kosmetik berlabel halal yang ia
ibunya merasa yakin untuk gunakan hingga saat ini.
menggunakan kosmetik berlabel halal
Sama halnya dengan informan
tersebut. Namun yang menarik adalah
di atas, alasan AN lebih berorientasi
AB juga paham betul akan syariat
pada tindakan sosial rasional
agama Islam yang sudah ia pelajari
instrumental. Hal ini terjadi karena ia
sejak kecil khususnya untuk hal halal
sudah merasa cocok dengan hasil yang
ditampilkan setelah mencoba kosmetik menggunakan kosmetik berlabel halal
berlabel halal yang mensponsori karena disuruh oleh ibunya. Semenjak
sekolah modelnya, Nurani. Kemudian sang ibu mengikuti pengajian, ibu SH
akhirnya ia memutuskan untuk terus menyuruhnya untuk membuang semua
menggunakan kosmetik halal. kosmetik tana label halal yang
dimilikinya. Menurut SH, ibunya
Namun berbeda dengan DA
melakukan hal tersebut setelah
yang berorientasi pada tindakan sosial
diberitahu oleh sang ustadz bahwa
afeksi. Ia sendiri mengakui bahwa ia
seorang perempuan apa lagi muslimah
sebelumnya tidak pernah terfikir untuk
diwajibkan untuk memakai kosmetik
membeli produk kosmetik berlabel
yang sudah jelas kehalalannya, dan ia
halal. Saat itu ia tidak sengaja datang
pun paham jika kosmetik berlabel
kesebuah seminar dan mendapatkan
halal tersebut sudah dipastikan
voucher potongan, tak mau
terhindar dari segala bahan-bahan yang
melewatkan hal tersebut akhirnya ia
haram sehingga tidak akan
menggunakan voucher potongan
mempengaruhi amal dan ibadah
tersebut untuk membeli kosmetik
nantinya.
berlabel halal. Ia juga sering membeli
kosmetik yang menurutnya kece, KESIMPULAN
namun tidak meperdulikan apakah Hasil analisis yang dapat disimpulkan
nantinya kosmetik tersebut cocok jika dari temuan data ialah sebagai berikut:
digunakan olehnya atau tidak.
1. Model hijabers yang mengharuskan
Sehingga dapat dikatakan bahwa DA
untuk menggunakan kosmetik
membeli kosmetik berlabel halal hanya
berlabel halal karena menyadari
karena mendapat dorongan emosional
nilai-nilai keagamaan salah satunya
berupa diskon atau potongan harga.
sebagai bentuk syariat Islam
Selanjutnya SH yang termasuk ke dalam tindakan
berorientasi pada tindakan sosial rasional instrumental. Kemudian
berdasarka nilai, dimana awalnya dia memaknai kosmetik berlabel halal
sebagai salah satu bentuk dalam masyarakat yang sesuai dengan
menjalankan syariat Islam karena syariat Islam dan membuat orang
terhindar dari bahan yang haram lebih perduli dengan apa yang
dan tidak akan mempengaruhi amal digunakan.
ibadah.
3. Model hijabers yang membeli
2. Model hijabers yang tidak kosmetik berlabel halal karena
berpatokan untuk menggunakan mendapat dorongan berupa voucher
kosmetik berlabel halal karena lebih diskon tanpa ada niatan untuk
memilih kosmetik berdasarkan membeli kosmetik berlabel halal
kebutuhan serta harga dan kualitas tersebut termasuk ke dalam
termasuk ke dalam tindakan tindakan afeksi. Kemudian
rasional instrumental. Kemudian memaknai kosmetik berlabel halal
memaknai kosmetik berlabel halal sebagai strategi promosi, namun
sebagai kosmetik yang aman untuk disisi lain juga menganggap bahwa
kulit karena tidak menimbulkan kosmetik berlabel halal itu aman
iritasi, kosmetik yang terhindar dari digunakan.
bahan-bahan yang diharamkan,
SARAN
kosmetik yang tidak memiliki
1. Bagi seluruh masyarakat agar lebih
perbedaan dengan kosmetik
memperdalam pengetahuan
lainnya.
mengenai produk kosmetik
2. Model hijabers yang selektif dalam berlabel halal dan mulai
memilih kosmetik dikarenakan memanfaatkan situs LPPOM MUI
kulitnya sensitif, kemudian yang bisa digunakan sebagai acuan
menggunakan kosmetik berlabelel untuk melihat produk-produk
halal termasuk ke dalam tindakan kosmetik apa saja yang telah
rasional instrumental. Memaknai memiliki sertifikat halal MUI.
kosmetik berlabel halal sebagai
produk kosmetik yang membuat
2. Bagi produsen kosmetik yang telah DAFTAR PUSTAKA
memiliki sertifikat halal dan telah
Buku
mencantukan label halal pada
Abdullah, Taufik. 1986. Agama, Etos
kemasan produk mereka juga tak Kerja dan Perkembangan
lupa untuk mempromosikan Ekonomi. Jakarta: LP3ES.
kembali produk mereka di media Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto.
masa agar para konsumen lebih 2004. Sosiologi Teks Pengantar
dan Terapan. Jakarta: Kencana.
dengan mudah mengetahui bila ada
Ritzer, George. 2003. Sosiologi Ilmu
berbagai merk kosmetik yang telah
Berparadigma Ganda. Jakarta:
mendapat sertifikat halal dari MUI PT RajaGrafindo Persada.
dan agar tidak ada kesan monopoli Ritzer, George dan Douglas J.
akan produk kosmetik berlabel Goodman. 2011. Teori Sosiologi
Modern. Jakarta: Kencana.
halal di pasaran yang kini masih
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi
dikuasai oleh salah satu merk
Dari Sosiologi Klasik Sampai
kosmetik ternama yaitu Wardah. Perkembangan Terakhir
Postmodern. Yogyakarta:
3. Pada kajian selanjutnya diharapkan Pustaka Pelajar.
peneliti bisa lebih menggali Shahab, Husein. 2013. Hijab Menurut
fenomena terkait keberadaan Al-Quran dan Al-Sunnah:
Pandangan Muthahhari dan Al-
kosmetik berlabel halal dengan
Maududi. Bandung: Mizania.
menampilkan informan dengan
Siahaan, Hotman M. 1986. Pengantar
profesi yang berbeda sehingga Ke Arah Sejarah dan Teori
dapat lebih memperkaya wawasan Sosiologi. Jakarta: Erlangga.
tentang variasi makna terkait Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005.
kosmetik berlabel halal. Metode Penelitian Sosial.
Jakarta: Kencana.
Tranggono, Retno I.S. dan Fatma
Latifah. 2007. Buku Pegangan
Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Wirawan, I.B. 2013. Teori-Teori Norma Subyektif, Keyakinan
Sosial Dalam Tiga Paradigma Label Halal Terhadap Brand
(Fakta Sosial, Definisi Sosial,
Perilaku Sosial). Jakarta: Attitude Untuk Meningkatkan
Kencana Prenda Media Grup. Minat Beli Ulang Kosmetik
Yaqub, Ali Mustafa. 2013. Kriteria Merek Wardah. Skripsi,
Halal-Haram untuk Pangan,
Universitas Diponegoro,
Obat, dan Kosmetika Menurut
Al-Quran dan Hadis. Jakarta: Semarang.
Pustaka Firdaus.
Rois, Ekawati L.H (2016) Pengaruh
Skripsi
Religiusitas, Norma Subyektif
Aceh, Hafsari (2016) Pembentukan
Dan Perceived Behavioral
Persepsi Melalui Komunikasi
Control Terhadap Niat
Interpersonal pada Kelompok
Membeli Produk Makanan
Masyarakat Non-Muslim
Ringan Berlabel Halal (Studi
Terhadap Produk Kosmetik
Pada Mahasiswa Muslim
Berlabel Halal. Skripsi,
Fakultas Ekonomi Universitas
Universitas Sebelas Maret,
Negeri Yogyakarta). Skripsi,
Solo.
Universitas Negeri
Astuti, Jessi Kemala (2011) Pengaruh Yogyakarta,Yogyakarta.
Label Halal Terhadap
Utami, Wahyu Budi (2013) Pengaruh
Keputusan Menggunakan
Label Halal Terhadap
Produk Kosmetik: Studi Pada
Keputusan Membeli (Survei
Mahasiswi Prodi Muamalat
Pada Pembeli Profuk Kosmetik
Fakultas Syariah dan Hukum
Wardah di Outlet Wardah
UIN Jakarta. Skripsi,
Griya Muslim An-Nisa
Universitas Islam Negeri Syarif
Yogyakarta). Skripsi,
Hidayatullah, Jakarta.
Universitas Islam Neger Sunan
Naufal, M. Faris (2014) Analisis Kalijaga Yogyakarta,
Pengaruh Brand Awareness, Yogyakarta.
Artikel Jurnal Elektronik http://www.pom.go.id/ppid/201
5/R2TN2014 SEM E.pdf
Wijaya, Noviany dan Diah
Dharmayani (2014) Analisa Badan POM RI (2015) Hidrokinon
Efektifitas Iklan Kosmetik Dalam Kosmetik [Diakses 6
Wardah Dengan Menggunakan Februari 2017].
Consumer Decision Model http://ik.pom.go.id/v2015/artik
(CDM). Jurnal Manajemen el/artikel-hidrokinon-dalam-
Pemasaran Petra, Vol 2 No. 1 kosmetik.pdf
[Diakses pada 30 Desember
Daftar Belanja Produk Halal (2017)
2016].
[Diakses 4 Februari 2017].
Studentjournal.petra.ac.id/inde
http://www.halalmui.org/
x.php/manajemen-
mui14/images/daftarprodukhal
pemasaran/article/download/
al.pdf
1792/15712.
Halal MUI Bali (2011) Kosmetika &
Website
Kepalsuan [Diakses 2 Januari
Arifianda Erica (2016) Mengenal 2017].
Dekat Kosmetik Halal. http://www.halalmuibali.or.id/k
[Diakses 31 Oktober 2016]. osmetika-kepalsuan/
http://
Indonesia Pasar Potensial Bagi Industri
www.harpersbazaar.co.id/articl
Kosmetik (2013) [Diakses 28
es/read/7/2016/2591/Tentang-
Oktober 2016]. http://
Kosmetik-Halal.
indonesianconsume.blogspot.c
Badan POM RI (2015) Laporan o.id/2013/03/indonesia-pasar-
Kinerja Badan Pengawas Obat potensial-bagi-industri.html
dan Makanan Tahun 2014
Kosmetik Dari Masa Ke Masa (2008)
[Diakses 12 Januari 2017].
[Diakses 19 Desember 2016].
http://nasional.Kompas.com/re
ad/2008/07/23/13232856/kosm Putri Kenasti A (2014) Kemayu
etik.dari.masa.ke.masa Agency [Diakses 20 Desember
2016].
Mengenali Kosmetik Halal dan
http://putrikeeen.blogspot.co.id
Alternatifnya (2013) [Diakses
/2014/04/k-e-m-y-u-
30 Desember 2016].
agency.html
http://cantiknyaqonita.blogspot.
co.id/2013/03/mengenali- Ratnadita Adelia (2012) Hampir
kosmetik-halal-dan.html Separuh Kasus Penyakit Kulit
Disebabkan Produk Kosmetik.
Perkembangan Pasar Industri
[Diakses 5 Desember 2016].
Kosmetik di Indonesia, 2010-
http://health.detik.com/read/20
2015 (2016) [Diakses 15
12/03/05/110024/1857813/763/
Oktober 2016]. http://cci-
hampir-separuh-kasus-
indonesia.com/2016/06/17/perk
penyakit-kulit-karena-produk-
embangan-pasar-industri-
kosmetik?l1101755
kosmetik-di indonesia-2010-
2015/

Anda mungkin juga menyukai