Anda di halaman 1dari 14

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by e-Journal UIR (Journal Universitas Islam Riau)

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI


ONLINE PRODUK KOSMETIK (PEMUTIH WAJAH)
YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA BERDASARKAN
UNDANG - UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999
Sri Arlina
Universitas Islam Riau
sriarlina@law.uir.ac.id
Abstract

The target consumers of cosmetic products Abstrak


are women, because women use more
cosmetics in their daily activities.With Sasaran konsumen produk kosmetik adalah perempuan, karena wanita
the existence of online buying and selling lebih banyak menggunakan kosmetik dalam kehidupannya sehari-
provides convenience for entrepreneurs and hari dalam beraktifitas. Dengan adanya jual beli online memberikan
sellers to exhibit cosmetic products with
kemudahan bagi pengusaha dan penjual untuk memamerkan produk-
various brands, whether originating from
abroad or domestic production of cosmetics produk kosmetik dengan berbagai merek, baik yang berasal dari luar
products. negeri maupun produk kosmetik produksi dalam negeri.
Many disadvantages are caused by the Banyak kerugian yang ditimbulkan dengan beredarnya produk-
circulation of cosmetic products bleach
produk kosmetik pemutih wajah tapi bahaya ini tidak disadari oleh
face but this danger is not realized by
women. In order to get a white facial skin, kaum wanita. Demi mendapatkan kulit wajah yang putih, para wanita
the women use instant ways that is by menggunakan cara-cara instan yaitu dengan menggunakan produk
using bleach products in the form of facial pemutih berupa cream pemutih wajah. Banyak cream pemutih
bleach cream. Many facial bleach creams wajah yang tidak aman dikonsumsi beredar dipasaran, produk cream
are not safe to be consumed in the market, pemutih ini rata-rata tidak memiliki izin dari Balai Pengawasan Obat
this creamy whitening product on average
Dan Makanan (BPOM) dan Dinas Kesehatan. Sementara Kosmetik
do not have permission from the Food and
Drug Supervisory Agency (BPOM) and the yang beredar di pasaran haruslah memenuhi standar yang ditetapkan
Department of Health. While Cosmetics on oleh peraturan perundang-undangan dan pemerintah.
the market must meet the standards set by Permasalahan yang terjadi pada proses transaksi online, produk
the laws and the government.
kosmetik (pemutih wajah) dimana konsumennya hampir keseluruhan
The problems that occur in the process of
adalah wanita salah satunya tidak dapat langsung mendeteksi,
online transactions, cosmetics products
(whitening face) where the consumer is memilah, menyelidiki, melihat, atau mencobanya atau merasakannya
almost the whole is the woman one of them secara langsung kosmetik yang telah dipesan secara online tersebut.
can not directly detect, sort, investigate, Hal ini disebabkan oleh tidak jelasnya informasi produk kosmetik
see, or try it or feel it directly cosmetics that pemutih wajah, baik informasi mengenai komposisi, bahan dan
have been ordered online. This is caused cara pemakaian yang benar, sehingga konsumen dalam mengambil
by the lack of clarity of cosmetic products
keputusan untuk membeli hanya didasarkan pada ketertarikan
information bleach facial, good information
about the composition, ingredients and how gambar, dan harga diskon saja
to use the right, so that consumers in taking
the decision to buy only based on the interest Kata kunci: Perlindungan konsumen
of the image, and the price discount only
Keywords: consumer protection

UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018 317
Sri Arlina . Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk Kosmetik

A. PENDAHULUAN manfaat yang sama tetapi dengan harga yang berbeda

D
atau lebih murah dari pasaran untuk menarik minat
engan adanya perkembangan teknologi dan
konsumen.
informasi mempermudah masyarakat Indonesia
untuk mendapatkan informasi dan wawasan mengenai Produk-produk kosmetik saat ini beraneka ragam
produk dan barang kebutuhan dalam kehidupan jenis dan merek, dan rata-rata setiap hari dikonsumsi
sehari-hari. Salah satu perkembangan teknologi dan oleh wanita, mulai dari anak-anak, remaja dan wanita
informasi tersebut adalah media internet. Internet biasa. Banyak pilihan kosmetik pemutih wajah yang
menjadi media bagi masyarakat untuk mengetahui dapat dibeli dan dikonsumsi oleh mayoritasnya
berbagai macam informasi dan barang-barang wanita khususnya ibu-ibu, dan remaja putri. Tingkat
kebutuhan masyarakat. konsumerisme yang tinggi terhadap kosmetik ini tidak
disia-siakan begitu saja oleh pelaku usaha, hal ini
Kondisi ini yang menyebabkan jarak bukan
merupakan peluang bisnis yang banyak medatangkan
lagi hambatan dalam dunia bisnis. Perkembangan
keuntungan yang besar. Pelaku usaha tidak hanya
mencolok teknologi internet membuat suatu produk
dalam negeri tapi juga dari luar negeri seperti produk-
dapat dipasarkan secara global dalam situs web,
produk kosmetik Negara tetangga seperti Taiwan,
sehingga setiap orang dari seluruh penjuru dunia
Cina, Singapura, Thailand, Phlipina dan beberapa
dapat langsung mengakses situs tersebut untuk
negara tetangga lainnya. Namun apakah semua
melakukan transaksi online.
produk kosmetik pemutih wajah yang di produksi
Peluang jual beli dengan menggunakan media oleh pelaku usaha aman untuk di konsumsi oleh
e-commerce atau dikenal dengan jual beli online ini wanita. Mengingat bahan-bahan yang terkandung
tidak disia-siakan oleh para pengusaha dan pedagang pada produk kosmetik pemutih wajah tidak semuanya
produk kosmetik untuk dapat memasarkan produk- aman untuk dikonsumsi oleh konsumen terutama
produknya kepasaran. Sasaran konsumen produk wanita, bukannya malah akan menambah cantik dan
kosmetik adalah perempuan, karena wanita lebih putih tapi malah sebaliknya akan terserang kanker
banyak menggunakan kosmetik dalam kehidupannya kulit atau penyakit lainnya.
sehari-hari dalam beraktifitas.
Banyak kerugian yang ditimbulkan dengan
Dengan adanya jual beli online memberikan beredarnya produk-produk kosmetik pemutih wajah
kemudahan bagi pengusaha dan penjual untuk tapi bahaya ini tidak disadari oleh kaum wanita.
memamerkan produk-produk kosmetik dengan Demi mendapatkan kulit wajah yang putih, para
berbagai merek, baik yang berasal dari luar negeri wanita menggunakan cara-cara instan yaitu dengan
maupun produk kosmetik produksi dalam negeri. mengkonsumsi produk pemutih berupa cream
Dengan banyaknya jenis kosmetik yang beredar di pemutih wajah. Banyak cream pemutih wajah yang
pasaran baik kosmetik lokal maupun impor khususnya tidak aman dikonsumsi beredar dipasaran, produk
kosmetik pemutih wajah membuat para produsen pun cream pemutih ini rata-rata tidak memiliki izin dari
mencari berbagai macam cara dan upaya agar produk Balai Pengawasan Obat Dan Makanan (BPOM) dan
kosmetik tersebut dapat dijual dan menarik minat Dinas Kesehatan.
masyarakat untuk mau membeli dan menggunakan Sementara Kosmetik yang beredar di pasaran
produk mereka khususnya konsumen wanita. Hal haruslah memenuhi standar yang ditetapkan oleh
ini juga membuat beragamnya harga kosmetik yang peraturan perundang-undangan dan pemerintah.
ditawarkan oleh para produsen kosmetik. Umumnya Agar produk kosmetik tersebut tidak menimbulkan
para konsumen lebih tertarik jika mendapatkan harga kerugian dan ancaman kepada konsumen. Kosmetik
yang murah, hal ini membuat produsen berlomba- yang dibuat dan diedarkan oleh pelaku usaha pada
lomba menyediakan produk kosmetik dengan dasarnya sudah ditetapkan harus dibuat sesuai dengan

318 UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018
Sri Arlina . Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk Kosmetik

aturan kesehatan dan bahan-bahan yang aman bagi bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut
tubuh manusia . terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan dan atau memperbaiki
Persyaratan lainnya produk kosmetik tersebut bau badan atau melindungi atau memelihara
harusterdaftar dan mendapatkan izin dari Badan tubuh pada kondisi baik”.
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik
Kerugian jiwa dan atau materi yang dialami
Indonesia sebagai lembaga negara yang diberikan
konsumen dalam aktivitas perdagangan bukan saja
kewenangan untuk mengatur dan mengeluarkan izin
dapat digolongkan sebagai perbuatan melawan
edar produk-produk yang dikonsumsi. Hal ini diatur
hukum, akan tetapi juga bertentangan dengan nilai
didalam pasal 8 ayat 1 huruf a Undang-undang Nomor
moral agama dan moral kemanusiaan. Bagaimanapun,
8 Tahun 1999 yang menyatakan : bahwa
hak atas kecukupan bahan makanan dan hak atas
“pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau kesehatan bahan makanan adalah hak-hak konsumen
memperdagangkan barang dan/atau jasa yang yang behubungan dengan ukuran kelayakan hidup
tidak memenuhi standar yang dipersyaratkan dan
seseorang.
ketentuan peraturan perundang-undangan”.
Hal ini berkaitan pula dengan kepentingan fisik
Untuk itu konsumen khususnya konsumen
konsumen kosmetik di Indonesia. Kepentingan fisik
kosmetik krim pempemutih wajah perlu diberikan
yang dimaksud oleh disini adalah kepentingan badani
perlindungan hukum terhadap produk-produk
konsumen yang berhubungan dengan keamanan
kosmetik pemutih wajah yang mengandung bahan-
dan keselamatan tubuh dan atau jiwa mereka dalam
bahan berbahaya.
penggunaan barang atau jasa konsumen. Kepentingan
Kosmetik sendiri adalah Kosmetik sendiri fisik konsumen dapat terganggu kalau suatu perolehan
adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan barang atau jasa malah menimbulkan kerugian berupa
untuk digunakan pada bahagian luar tubuh manusia gangguan kesehatan badan atau ancaman pada
(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital keselamatan jiwanya.
bagian luar) atau gigi atau mukosa mulut terutama
Hasil penertiban sepanjang tahun 2016, Badan
untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
Pengawasan Obat Dan Makanan berhasil menemukan
penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau
9.071 jenis (1.424.413 kemasan) kosmetika yang impor
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi
secara tidak sah dengan nilai kerugian sejumlah 77,9
baik.
miliar rupiah. Temuan produk ilegal tersebut terdiri
Pengertian kosmetik diatur dalam pasal 1 ayat dari kosmetika impor mengandung bahan berbahaya,
1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia kosmetika impor tanpa izin edar/nomor notifikasi, dan
Nomor 1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang izin kosmetika impor yang dimasukkan ke dalam wilayah
produksi kosmetika, yang dimaksud dengan kosmetik Indonesia secara ilegal.
ialah :
Kasus lainnya terjadi didaerah Surabaya, Badan
“bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya,
digunakan pada bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital pada hari Rabu 23 Agustus 2017 mendatangi Jelita
Kosmetik. Di agen penjualan kosmetik yang terletak

Baca pasal 8 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen 
A.Z Nasution, Konsumen dan Hukum , Pustaka Sinar Harapan,

Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Jakarta, 1995, Hal 78
Republik Indonesia Nomor : HK.00.05.41745 Tahun 2003 Tentang 
http://www.pom.go.id/new/index.php/view/
Kosmetik, BPOM RI, Jakarta, 2003, Hal 2 pers/339/PENERTIBAN-KOSMETIKA-IMPOR ILEGAL-DAN-

Pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik -KOSMETIKA-MENGANDUNG-BAHAN-BERBAHAYA----
Indonesia Nomor 1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Izin Berantas-Produk-Ilegal-dan-Berbahaya-untuk-Keadilan-
Produksi Kosmetik dalam-Berusaha, diakses pada tanggal 9 Mei 2017

UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018 319
Sri Arlina . Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk Kosmetik

di Jalan Kartini, Kelurahan Bangilan, Kecamatan terkandung dalam kosmetika yaitu Klindamisin
Pangggungrejo, Kota Pasuruan itu, petugas BPOM dan Teofilin. Temuan tersebut berasal dari sarana
menyita 15.167 kosmetik. Ribuan kosmetik itu industri, importir, dan badan usaha yang melakukan
terdiri dari 149 produk. Produk produk ini berasal kontrak produksi, serta sarana distribusi, termasuk
dari Philipina dan Tiongkok, dengan jumlah 149 klinik kecantikan. Badan POM juga menjaring produk
item produk, jumlah total kemasannya ada 15.167. kosmetika berbahaya yang diedarkan/dipromosikan
Kebanyakan di antaranya ialah krim pemutih siang melalui media elektronik serta situs penjualan online.
dan malam, yang mengandung mercury. Kandungan
Konsumen dalam melakukan transaksi e-
mercury ini, sangat berbahaya bagi kesehatan kulit.
commerce sangat rentan, untuk mengalami kerugian
Dengan akumulasi pemakaian selama lima tahun
karena konsumen telah membayar sesuai harga yang
berturut-turut, bisa membuat penggunanya terkena
telah ditentukan oleh merchant, akan tetapi tidak
kanker kulit .
dikirim / tidak didapatkan oleh konsumen selaku
Penemuan lainnya oleh Balai Besar Pengawasan sebagai buyer.
Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru, menggerebek
Kalangan produsen dan pelaku usaha harus
sebuah toko yang dijadikan sebagai gudang kosmetik
memiliki itikad baik kepada konsumen kosmetik pemutih
ilegal di Jalan Merak, Kecamatan Sukajadi, pada hari
wajah, dan berkewajiban menjaga dan memproduksi
Senin malam tanggal 18 September 2017. Dalam
kosmetik pemutih wajah sesuai dengan ketentuan dan
penggeledahan itu, BBPOM telah mengamankan
standar kesehatan. Mengenai kewajiban yang harus
barang bukti berupa 162 jenis barang dengan jumlah
pelaku usaha lakukan diatur didalamUndang-Undang
336.503 kosmetik ilegal yang ditaksir mencapai
Nomor 8 Tentang Perlindungan Konsumen. Kewajiban
ratusan juta.
pelaku usaha untuk beritikad baik diatur didalam
Bahan-bahan sepertiMerkuri (Hg), Hidroquinon> pasal 7 huruf a Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
2 %, zat warna Rhodamin B dan Merah K.3telah Tentang Perlindungan Konsumen dinyatakan bahwa :
dilarang penggunaannya sejak tahun 1998 melalui
kewajiban pelaku usaha adalah “beritikad baik
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MENKES/
dalam melakukan kegiatan usahanya.”
PER/V/1998 tentang Bahan Zat warna, Substratum,
Zat Pengawet Dan Tabir Surya Pada Kosmetik .Merkuri Beritikad baik dalam hal ini adalah dimana pelaku
inorganik dalam krim pemutih (yang mungkin tak usaha dalam melakukan kegiatan usaha beritikad
mencantumkannya pada labelnya) bisa menimbulkan baik mulai sejak produk kosmetik pemutih wajah
keracunan bila digunakan untuk waktu lama.. tersebut dirancang, diproduksi sampai pada tahap
penjualan sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi
Bahan berbahaya yang teridentifikasi terkandung
konsumennya.
dalam temuan tersebut antara lain merkuri, hidrokinon,
asam retinoat, serta bahan pewarna merah K3, Oleh karena itu tanggung jawab pelaku usaha
merah K10 dan Sudan IV. Selain itu, ditemukan pula dalam hal ini sangatlah besar dalam memberikan
kosmetika yang seharusnya tidak diperbolehkan kenyamanan dan keamanan atas produk yang
dihasilkan dan dipasarkan khususnya produksi

h t t p s : / / w w w. j a w a p o s . c o m / ra d a r b ro m o /
read/2017/08/23/9351/Bpom-Sita-Ribuan-Kosmetik Berbahaya- kosmetik pemutih wajah.
Dari-Agen-Kosmetik-Di-Pasuruan diakses pada tanggal 3
September 2017 Produk kosmetik pemutih wajah ini memiliki

https://riaubarometer.com/BPOM-Pekanbaru-Grebek- berbagai kelemahan dan sangat merugikan konsumen.
Toko-Yang-Dijadikan-Gudang-Kosmetik-Ilegal/diakses tanggal 29 Kelemahan dari produk kosmetik pemutih wajah ini
September 2017
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MENKES/ PER/ adalah bahwa produk pemutih wajah tersebut tidak
V/1998 tentang Bahan Zat warna, Substratum, Zat Pengawet Dan 
Pasal 7 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Tabir Surya Pada Kosmetik Perlindungan Konsumen

320 UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018
Sri Arlina . Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk Kosmetik

dilengkapi dengan legalitas dan uji laboratorium di jelas-jelas telah melanggar hak konsumen yang diatur
Departemen Kesehatan dan BPOM (Badan Pengawas oleh Undang-Undang yaitu pasal 4 Undang-undang
Obat dan Makanan), rata-rata produk ini tidak Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
menggunakan bahasa Indonesia tapi menggunakan yang menyatakan bahwa :11
bahasa asing Cina, Taiwan, Thailand, Philipina dan “konsumen berhak atas informasi yang benar,
bahasa Inggris, tidak tercantum bahan-bahan apa yang jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
terkandung, aturan pakai atau petunjuk pengunaan, barang dan/atau jasa”.
dan efek samping penggunaan. Hal tersebut tidak
sesuai dengan ketentuan pasal 8 huruf j Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan B. ANALISIS DAN DISKUSI
Konsumen yang menyatakan bahwa : Menurut Yusuf ShofieHingga kini pelanggaran-
“ Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/ pelanggaran hak-hak konsumen masih sangat kasat
atau memperdagangkan barang dan/atau jasa mata dijumpai dalam aktivitas keseharian. Kriteria
dengan tidak mencantumkan informasi dan/ untuk mengukur dugaan adanya pelanggaran –
atau petunjuk pengunaan barang dalalm bahasa pelanggaran hak-hak konsumen :12
Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku” 1. Norma-norma perlindungan konsumen dalam
Undang-Undang Perlindungan Konsumen sebagai
Begitu juga halnya pengaturan mengenai pelaku
“undang-undang payung “ dan
usaha yang menggunakan media elektronik dalam
sistem online wajib memberikan informasi yang 2. Norma-norma (perlindungan konsumen) lainnya
lengkap, hal ini diatur secara jelas didalam pasal diluar Undang-Undang Perlindungan Konsumen,
9Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang yang semula menempatkan perlindungan
Informasi Dan Transaksi Elektronik dinyatakan konsumen sebagai konsumen sebagai “sampiran”
bahwa10: belaka, bukan ditujukan sebagai istrumen
“ Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui (hukum) perlindungan konsumen. Implementasi
Sistem Elektronik harus menyediakan informasi hak-hak konsumen sangat bergantung pada ada
yang lengkap dan benar berkaitan dengan tidaknya perumusan norma-norma perlindungan
syarat kontrak, produsen, dan produk yang konsumen tersebut
ditawarkan”.
Kriteria pelanggaran hak-hak konsumen yang
Namun pada kenyataannya pelaku usaha diuraikan oleh Yusuf Shofie ini bertentangan dengan
tidak melakukan dan melaksanakan sesuai yang 5 (lima ) asas yang diatur didalam pasal 2 Undang-
diperitahkan oleh Undang-undang baik Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun Konsumen, menganut 5 (lima) asas yaitu :13
1999 dan Undang-Undang Informasi dan Transaksi
1. Perlindungan konsumen berasaskan manfaat,
Elektronik Nomor 11 Tahun 2008.
2. Perlindungan konsumen berasaskan keadilan,
Sehingga jelas bahwa hak-hak konsumen untuk
3. Perlindungan konsumen berasaskan keseim-
mendapatkan informasi yang jelas dan benar terhadap
bangan,
produk kosmetik pemutih wajah yang digunakannya.
Padahal Undang-undang memberikan larangan
terhadap produk kosmetik yang tidak mencantumkan
11
Pasal 4 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen
infomasi yang jelas terhadap konsumennya. Hal ini 12
Yusuf Shofie, Kapita Selekta Hukum Perlindungan Konsumen
10
pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,Bandung, 2008, Hal 156
Informasi Dan Transaksi Elektronik
13
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen

UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018 321
Sri Arlina . Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk Kosmetik

4. Perlindungan konsumen berasaskan keamanan Konsumen yang menyebutkan bahwa : 15


dan keselamatan konsumen, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang
5. Perlindungan konsumen berasaskan serta dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang
kepastian hukum.
lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
Dalam penjelasan pasal 2 Undang-Undang diperdagangkan “.
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Sedangkan pengertian dari pelaku usaha sendiri
ini ditegaskan bahwa perlindungan konsumen diatur dalam pasal 1 ayat 3 Undang-undang Nomor
diselenggarakan sebagai usaha bersama dalam 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
konteks pembangunan nasional yaitu: 14 menyatakan bahwa : 16
1. Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan “Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan
bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
perlindungan konsumen harus memberikan hukum maupun bukan badan hukum yang
manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan didirikan dan berkedudukan atau melakukan
konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama
2. Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan
seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal usaha dalam berbagai bidang ekonomi “.
dan memberikan kesempatan kepada konsumen Konsumen dan pelaku usaha memiliki hak
dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan dan kedudukan yang sama dimata hukum, hak dan
melaksanakan kewajibannya secara adil. kewajiban ini yang menjadi dasar dan acuan dalam
3. Asas keseimbangan dimaksudkan untuk mem- melakukan transaksi jual beli barang khususnya jual
berikan keseimbangan antara kepentingan beli produk kosmetik pemutih wajah.
konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam Hak dan kewajiban konsumen dinyatakan dan
arti materiil ataupun spiritual diatur dengan jelas dalam pasal 4 dan pasal 5 Undang-
4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas Konsumen. Dalam pasal 4 dijelaskan mengenai hak
keamanan dan keselamatan kepada konsumen konsumen adalah sebagai berikut:17
dalam penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan Hak konsumen adalah :
barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau
digunakan. 1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan kesela-
matan dalam mengkonsumsi barang dan/atau
5. Asas kepastian hukum dimaksudkan agar baik jasa;
pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum
dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan 2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta
perlindungan konsumen, serta negara menjamin mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut
kepastian hukum. sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
jaminan yang dijanjikan;
Konsumen merupakan pemakai barang atu jasa
yang disediakan oleh pelaku usaha untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Untuk lebih jelasnya pengertian 15
Bunyi pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
konsumen diatur dalam pasal 1 ayat 2 Undang- Tentang Perlindungan Konsumen
16
��������������������������������������������������������
Pasal 1 ayat 3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Perlindungan Konsumen, pasal 1 ayat 3
14
Penjelasan atas pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 17
pasal 4 dan pasal 5����������������������������������
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
1999 Tentang Perlindungan Konsumen Tentang Perlindungan Konsumen,

322 UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018
Sri Arlina . Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk Kosmetik

3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur Menurut Ahmadi Miru hak atas informasi ini
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau sangat penting, karena tidak memadainya informasi
jasa; yang disampaikan kepada konsumen ini, dapat juga
merupakan salah satu bentuk cacat produk, yaitu
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya
yang dikenal dengan cacat instruksi atau cacat karena
atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
informasi yang tidak memadai18. Hak atas Informasi
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, yang jelas dan benar dimaksudkan agar konsumen
dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan dapat memperoleh gambaran yang benar tentang
konsumen secara patut; suatu produk, karena dengan informasi tersebut
6. Hakuntuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen dapat memilih produk yang diinginkan /
konsumen; sesuai kebutuhannya serta terhindar dari kerugian
akibat kesalahan dalam penggunaan produk19.
7. Hakuntuk diperlakukan atau dilayani secara benar
dan jujur serta tidak diskriminatif; Sedangkan pengaturan mengenai kewajiban kon-
sumen sebagai pemakai produk khususnya produk
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi
kosmetik pemutih wajah diatur didalam pasal 5 Un-
dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau
dang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 adalah sebagai
jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
berikut :
atau tidak sebagaimana mestinya;
Kewajiban konsumen adalah :
Berdasarkan pasal 4 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, hak a. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan
konsumen kosmetik yang benar-benar dilanggar oleh prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang
produsen kosmetik pemutih wajah berbahaya yang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
menggunakan media belanja online yaitu : b. beritikad baik dalam melakukan transaksi
1. Hak konsumen yang berkaitan dengan dasar ke- pembelian barang dan/atau jasa;
nyamanan, keamanan dan keselamatan dalam c. membayar sesuai dengan nilai tukar yang
mengkonsumsi barang dan atau jasa. Hal ini disepakati;
merupakan hak yang paling urgen yang harus di-
d. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa
hormati oleh produsen kosmetik pemutih wajah
perlindungan konsumen secara patut
karena kosmetik yang dipakai jika ternyata berba-
haya bagi kesehatan maka akan sangat merugi- Pelaku usaha memiliki hak dan kewajiban yang
kan bagi konsumen pemakai kosmetik tersebut diatur dalam pasal 6 dan pasal 7 Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
2. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur
Yang merupakan hak pelaku usaha diatur dalam pasal
mengenai kondisi dan jaminan barang dan atau/
6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
jasa. Informasi yang diberikan oleh produsen
Perlindungan Konsumen dinyatakan bahwa :
dan penjual kosmetik pemutih wajah mengenai
bahan-bahan yang terkandung didalam produk Hak pelaku usaha adalah:
tidak jelas. Selain itu informasi komposisi dan
a. Hakuntuk menerima pembayaran yang
takaran pemakaian produk kosmetik pemutih
sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi
wajah direkayasa dengan memberikan hasil
dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang
pemakaian produk dengan menggunakan
diperdagangkan;
komentar konsumen pemakai palsu. 18
Ahmadi Miru, Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan
Konsumen, PT.Raja Grafindo Persada,Jakarta, 2005, Hal 41
19
Ibid

UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018 323
Sri Arlina . Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk Kosmetik

b. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari Dari salah satu ketentuan pasal 7 Undang-Un-
tindakan konsumen yang beritikad tidak baik; dang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Kon-
sumen bahwa pelaku usaha harus memiliki itikad baik
c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya
dalam melakukan usahanya terutama itikadi baik pro-
di dalam penyelesaian hukum sengketa
dusen dan penjual kosmetik pemutih wajah, jangan
konsumen;
menjual produk kosmetik pemutih yang mengandung
d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh khususnya
secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak wajah. Kejujuran informasi mengenai bahan, kompo-
diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang sisi dan cara pemakaian produk kosmetik pemutih wa-
diperdagangkan; jah merupakan suatu keharusan yang wajib dilakukan
e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan oleh pihak produsen dan penjual kosmetik online.
perundang-undangan lainnya. Akibat dari proses produksi produk kosmetik wa-
Sedangkan dasar hukum mengenai kwajiban jah yang mengandung bahan yang berbahaya dapat
pelaku usaha produk kosmetik pemutih wajah diatur menimbulkan bahaya dan kerugian bagi konsumen
didalam pasal 7Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 kosmetik yang rata rata di pakai oleh mayoritas kaum
Tentang Perlindungan Konsumen yaitu : perempuan. Kerugian yang ditimbulkan tidak hanya
kerugian secara fisik yakni kerusakan pada kulit wa-
“Kewajiban pelaku usaha adalah : “
jah tapi juga kerugian secara finansial karena mem-
a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan beli produk kosmetik pemutih dengan harga jual yang
usahanya; tinggi demi untuk tampik cantik.
b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur Menurut Erman Raja Guk Guk bahwa Permasa-
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau lahannya adalah dalam rangka tuntutan pihak korban
jasa serta memberi penjelasan penggunaan, akibat produk atau barang yang cacat (defective pro-
perbaikan dan pemeliharaan; duct) tersebut. 20
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara State of The Art serupa dengan unavoidably unsa-
benar dan jujur serta tidak diskriminatif; fe defence, dimana ketiadaan pengetahuan atau ke-
d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang mampuan untuk menghilangkan bahaya yang diduga
diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan digunakan untuk menetukan apakah sebuah produk
ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa benar-benar aman. Ahmad Miru berpendapat oleh
yang berlaku; karena pengertian harapan yang wajar dari konsumen
sangat abstrak, maka ada beberapa hal yang perlu di-
e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk
pertimbangkan dalam menentukan harapan yang wa-
menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau
jar dari konsumen, yaitu :21
jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau
garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang a. Pengetahuan/ pengalaman konsumen terhadap
diperdagangkan; produk yang sama

f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau b. Kepercayaan konsumen terhadap produsen/


penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pengetahuan produsen tentang kekurangan
pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau 20
Erman Raja Guk Guk, Nurmadjito, Sri Rejeki Hartono, dkk,
jasa yang diperdagangkan; Hukum Perlindungan Konsumen Mandar Maju, Bandung, 2000,
Hal 52
21
Ahmadi Miru, prinsip-prinsip perlindungan hukum bagi
konsumen di Indonesia , disertasi , program pasca sarjana
Universitas Air langga, Surabaya, 2000 hal op cit, Hal 164

324 UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018
Sri Arlina . Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk Kosmetik

bahaya produk a) Lampiran I mengatur mengenaidaftar bahan


yang diperbolehkan digunakan dalam kosmetika
c. Harga produk
dengan pembatasan dan persyaratan penggunaan
d. Informasi yang disampaikan produsen tentang yang jumlahnya lebih kurang 101 (seratus satu)
produk tersebut. bahan kosmetika.
Dalam pasal 23 ayat 1 Keputusan Kepala Badan b) Lampiran II mengatur mengenai daftar bahan
Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia pewarna yang diperbolehkan didalam kosmetika,
Nomor HK.00.05.41745 Tahun 2003 Tentang Kosmetik berjumlah 156 (seratus lima puluh enam) pewarna
diatur mengenai informasi yang wajib dicantumkan kosmetika
didlam wadah : 22
c) Lampiran III mengatur mengenai daftar bahan
“Pada etiket wadah dan atau pembungkus
pengawet yang diperbolehkan didalam kosmetika,
harus dicantumkan informasi atau keterangan
mengenai : berjumlah 55 (lima puluh lima) bahan kosmetika
d) Lampiran V mengatur mengenai daftar bahan
a. Nama produk;
yang dilarang dalam kosmetika berjumlah 1370
b. Nama dan alamat produsen atau importir/
penyalur; (seribu tiga ratus tujuh puluh) bahan kosmetika
c. Ukuran, isi atau berat bersih ; Konsumen kosmetik (pemutih wajah) yang
d. Komposisi dengan nama bahan sesuai dengan mayoritasnya wanita begitu mudah tergiur dengan
kodeks kosmetik Indonesia atau nomenklatur promosi dan produk-produk kecantikan instan mulai
lainnya yang berlaku; dari harga yang murah sampai kepada harga yang
e. Nomor izin edar; lebih mahal. Penjual online kosmetik (pemutih
f. Nomor batch/kode produksi; wajah) memberikan promosi dan iklan-iklan yang
g. Kegunaan dan cara penggunaan kecuali untuk menggiurkan kepada konsumen, dan konsumen pun
produk yang sudah jelas penggunaaannya; tanpa pikir panjang mengikuti semua aturan transaksi
h. Bulan dan tahun kadaluarsa bagi produk yang pembelian secara online.
stabilitasnya kurang dari 30 bulan;
Begitu banyaknya media belanja online di
i. Penandaan lain yang berkaitan dengan
keamanan dan atau mutu; Indonesia mulai dari belanja online resmi seperti
lazada, tokopedia, beli.com, dan buka lapak sampai
membuka media online sendiri dengan mempunyai
Bahan kosmetik yang aman untuk kesehatan barang ditoko sendiri atau menjual online pribadi.
dan berbahaya bagi kesehatan diatur secara jelas Belanja kosmetik (pemutih wajah) online yang tidak
didalam lampiran I, lampiran II,dan Lampiran III, dan menggunakan online resmi yang sudah ternama
lampiran V Peraturan Kepala Badan Badan Pengawas inilah yang paling banyak memakan korban, banyak
Obat Dan Makanan Republik IndonesiaNomor konsumen tertipu dengan penjual dan produk yang
HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 tentang dijual.
Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika. Lampiran I,
II dan Lampiran III dan lampiran V dapat diuraikan Secara garis besar beberapa permasalahan
sebagai berikut :23 yang terjadi pada proses transaksi online, produk
22
pasal 23 ayat 1 Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan kosmetik (pemutih wajah) dimana konsumennya
Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.41745 Tahun 2003 hampir keseluruhan adalah wanita , dapat di analisa
Tentang Kosmetik dari pendapat Juni Abdul Halim Barkatullah, dari hal
23
Peraturan Kepala Badan Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 berikut ini :24
tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika, Berita Negara 24
Juni Abdul Halim Barkatullah, “Urgensi Perlindungan Hukum
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 597 Terhadap Hak-Hak Konsumen Dalam Transaksi E-Commerce”. Cita

UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018 325
Sri Arlina . Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk Kosmetik

1. Konsumen tidak dapat langsung mengetahui, Cara atau metode pembayaran yang sering
memeriksa dan melihat langsung barang yang digunakan oleh penjual dan pembeli didalam transaksi
akan dipesan; online adalah :26
2. Tidak jelasnya informasi produk 1. Transfer bank
3. Status subjek hukum yakni pelaku usaha yang 2. Kartu kredit
memproduksi tidak diketahui 3. Paypal
4. Tidak ada jaminan keamanan bertransaksi dan 4. Kartu Debit Online (Payoneer)
privasi serta penjelasan terhadap risiko-risiko 5. Western Union
yang berkenaan dengan sistem yang digunakan, 6. Penagihan melalui ponsel atau menggunakan
khususnya dalam hal pembayaran secara pulsa
elektronik baik dengan credit card maupun
7. Cash on Delivery
electronic cash;
Transaksi jual beli online juga merupakan
5. Pembebanan risiko yang tidak berimbang,
salah satu aplikasi dari aplikasi kontrak elektronik.
karena umumnya terhadap jual beli di internet,
Keabsahan kontrak elektronik itu sendiri harus
pembayaran telah lunas dilakukan di muka oleh
sesuai dengan ketentuan Pasal 47 ayat 2 Peraturan
konsumen, sedangkan barang belum tentu
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Penyelenggaraan
diterima atau akan menyusul kemudian, karena
Sistem Transaksi Elektronik dinyatakan bahwa :27
jaminan yang ada adalah jaminan pengiriman
“Kontrak Elektronik dianggap sah apabila
barang bukan penerimaan barang;
dianggap sah apabila:
6. Transaksi yang bersifat lintas batas negara
a. Terdapat kesepakatan para pihak;
borderless, menimbulkan pertanyaan mengenai
b. Dilakukan oleh subjek hukum yang cakap
yurisdiksi hukum negara mana yang sepatutnya
atau yang berwenang mewakili sesuai dengan
diberlakukan. ketentuan peraturan perundang-undangan;
Dalam melakukan transaksi jual beli online produk c. Terdapat hal tertentu; dan
kosmetik pemutih wajah perlu dilakukan dengan d. Objek transaksi tidak boleh bertentangan
itikad baik. Itikad baik ini berlaku juga bagi penjual dan dengan peraturan perundang-undangan,
pembeli, seperti ketentuan pasal 17 ayat 2 Undang- kesusilaan, dan ketertiban umum.
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
Teknologi dan Elektronik (UU ITE), bahwa :25 Dalam kontrak elektronik itu sendiri harus pula
memenuhi syarat-syarat yang diatur pada pasal 48
“Para pihak yang melakukan Transaksi Elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012
beriktikad baik dalam melakukan interaksi tentang Penyelenggaraan Sistem Transaksi Elektronik
dan/atau pertukaran Informasi Elektronik dan/ menyatakan bahwa : 28
atau Dokumen Elektronik selama transaksi “Kontrak Elektronik paling sedikit memuat:
berlangsung“
a. data identitas para pihak;
Pembayaran transaksi online dapat dilakukan 26
Http://Www.Smartbisnis.Co.Id/Content/Read/Belajar-
dengan berbagai metode, metode- metode ini Bisnis/7-Metode-Pembayaran-Online-Yang-Paling-Sering-
nantinya akan mempermudah pihak penjual dan Digunakan-E-Commerce, di akses tanggal 5 November 2017
27
Pasal 47 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012
pembeli dalam melakukan transaksi. Tentang Penyelenggaraan Sistem Transaksi Elektronik
Hukum Vol.2. No.1Tahun 2010. 28
Pasal 48 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012
25
pasal 17 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Sistem Transaksi Elektronik, Lembaran
tentang Informasi Teknologi dan Elektronik Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 189

326 UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018
Sri Arlina . Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk Kosmetik

b. objek dan spesifikasi; tentunya masyarakat sangat dirugikan dengan kondisi


c. persyaratan Transaksi Elektronik; produk yang tidak sesuai dengan standar kesehatan
d. harga dan biaya; dan beredar tanpa adanya perizinan dari BPOM yang
e. prosedur dalam hal terdapat pembatalan oleh dapat membawa dampak buruk dalam kehidupan
para pihak; masyarakat29.
f. ketentuan yang memberikan hak kepada pihak BPOM (Badan Pengawas Obat Dan Makanan)
yang dirugikan untuk dapat mengembalikan
Republik Indonesia dalam tugasnya melakukan
barang dan/atau meminta penggantian
produk jika terdapat cacat tersembunyi; dan pembimbingan, pengawasan dan pemeriksaan
terhadap kegiatan mulai dari proses produksi, impor,
g. pilihan hukum penyelesaian Transaksi
Elektronik. peredaran, penggunaan, dan promosi kosmetik.
Sesuai dengan pengaturan di pasal 2 ayat 1 dan
Perlidungan hukum wajib diberikan kepada ayat 2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
konsumen produk kosmetik (pemutih wajah) yang 80 Tahun 2017 Tentang Badan Pengawas Obat Dan
mengandung zat berbahaya adalah merupakan suatu Makanan menyatakan :
keharusan yang harus dilakukan baik oleh pemerintah
1. BPOM mempunyai tugas menyelenggarakan
pada umumnya dan khususnya oleh Badan Pengawas
tugas pemerintahan di bidang pengawasan Obat
Obat Dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia
dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan
sebagai lembaga yang berwenang untuk hal ini.
perundang-undangan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
2. Obat dan Makanan sebagaimsna dimaksud
Republik Indonesia sebagai suatu lembaga yang
pada ayat (1) terdiri atas obat, bahan obat,
ditunjuk oleh Pemerintah dalam melakukan
narkotika, psikotropika, prekursor, zat adiktif,
pengawasan terhadap peredaran kosmetik di
obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik,
Indonesia.
dan pangan olahan.
Produk kosmetik berbahaya yang mengandung
Sesuai pengaturan didalam pasal 4 ayat 1 dan 2
zat-zat yang tidak aman bagi kesehatan dapat dengan
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
mudah dijual oleh produsen online kepada konsumen.
Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.12.11.10052
Untuk memuluskan langkah para produsen dalam
Tahun 2011 Tentang Pengawasan Produksi Dan
menjual produk kosmetik berbahaya biasanya para
Peredaran Kosmetika dinyatakan bahwa : 30
produsen membuat para calon konsumen dan
konsumen percaya dengan produk kosmetik yang Ayat 1 Pengawasan sarana sebagaimana dimaksud
mereka jual dengan mengatakan bahwa produk dalam Pasal 3 huruf a dilakukan terhadap:
kosmetik mereka adalah asli dan aman untuk a. Industri kosmetika;
digunakan, memberikan banyak testimoni dari
b. Importir kosmetika;
konsumen yang telah memakai produk kosmetik
mereka, hingga para produsen juga dengan mudah c. Usaha perorangan/badan usaha yang melakukan
mencantumkan nomor izin edar Badan Pengawas kontrak produksi dengan industri kosmetika yang
Obat dan Makanan (selanjutnya disingkat BPOM) telah memiliki izin produksi;
palsu, dimana nomor izin edar BPOM yang tercantum d. Distribusi ; dan
pada kemasan produk kosmetik tersebut tidak asli 29
Happy Susanto, Panduan Praktis Hak-Hak Konsumen Jika
Dirugikan, Visimedia, Yogyakarta, 2008, Hal.1.
dikeluarkan oleh BPOM dan tidak menggambarkan 30
pasal 4 ayat 1 dan 2 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
informasi yang sebenarnya mengenai keadaan Dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.12.11.10052
suatu produk kosmetik tersebut. Sebagai konsumen Tahun 2011 Tentang Pengawasan Produksi Dan Peredaran
Kosmetika

UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018 327
Sri Arlina . Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk Kosmetik

e. Penjualan kosmetika melalui media contoh segala sesuatu yang digunakan


elektronik. dalam kegiatan produksi, impor, distribusi,
penyimpanan, pengankutan dan penyerahan
Ayat 2 Pengawasan sarana distribusi sebagaimana kosmetik.
dimaksud pada ayat (1) huruf d dilakukan namun tidak
2. Melakukan pemeriksaan dokumen atau
terbatas pada :
catatan lain yang memuat atau diduga
a. Distributor ; memuat keterangan mengenai kegiatan
b. Agen ; produksi, impor, distribusi, penyimpanan,
c. Klinik kecantikan, salon, spa; pengangkutan, dan penyerahan kosmetik
termasuk mengandakan atau mengutip
d. Swalayan , apotik, toko obat, toko kosmetika;
keterangan tersebut
e. Stokis Multi Level Marketing (MLM); dan
3. Memerintahkan untuk memperlihatkan izin
f. Pengecer .
usaha atau dokumen lain.
Tindakan pengawasan yang dilakukan oleh Kepala f) Melakukan penyidikan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Penyidikan yang dilakukan oleh pihak BPOM
Indonesia mencakup pelaksanaan fungsi sekurang- meliputi juga tindakan pemeriksaan menunjukan
kurangnya sebagai berikut : adanya dugaan atau patut diduga adanya tindak
a) Melakukan standarisasi terhadap produk kosmetik pidana dibidang kosmetik segera dilakukan
yang akan diproduksi, di impor, diedarkan, penyidikan oleh penyidik BPOM.
digunakan dan promosi kosmetik
b) Melakukan penilaian terhadap produksi dipro- Dalam pelaksanaan dilapangan BPOM harus
duksi, di impor, diedarkan, digunakan dan promosi mampu pula memberikan kontrol terhadap produk
kosmetik yang dikonsumsi. Jangan sampai konsumen selalu
c) Melakukan tindakan pemantauan merasa was-was atas penggunaan produk kosmetik
d) Melakukan pengujian terhadap produk kosmetik (pemutih) yang paling banyak dikonsumsi wanita, dan
telah diproduksi, di impor dan digunakan oleh khawatir akan menimbulkan penyakit pada kulit serta
pihak konsumen membuat kulit rusak.
e) Melakukan pemeriksaan, pemeriksaan dilakukan Perlindungan terhadap konsumen dalam transaksi
terhadap kegiatan produksi, impor, peredaran, jual beli online produk kosmetik (pemutih wajah)
penggunaan dan promosi kosmetik. Dalam yang mengandung zat berbahaya yang diberikan
melakukan pemeriksaan terhadap segala kepada konsumen oleh Undang-Undang No.8 Tahun
kegiatan yang diatas maka Kepala Badan dapat 1999 Tentang Perlindungan Konsumen sangatlah jelas
mengangkat pemeriksa. bahwa konsumen dilindungi hak-haknya.
Pemeriksaan terhadap kegiatan produksi, Saat ini tinggal bagaimana konsumen khususnya
impor, peredaran, penggunaan dan promosi para wanita sebagai pemakai produk krim pemutih
kosmetik meliputi kewenangan untuk : harus lebih berhati-hati dan waspada serta teliti
1. Memasuki setiap tempat yang digunakan dalam menggunakan krim pemutih wajah. Jangan
atau didug digunakan dalam kegiatan mudah tergiur oleh iklan, rayuan dan serta tawaran
produksi, impor distribusi, penyimpanan, -tawaran instan dimedia online untuk memiliki wajah
pengangkutan, dan penyerahan kosmetik yang putih dan bersih secara instan dari produk krim
untuk memeriksa, meneliti dan mengambil pemutih wajah yang mengandung bahan berbahaya.

328 UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018
Sri Arlina . Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk Kosmetik

Saatnya kita sebagai wanita menjadi konsumen yang A.Z Nasution, Konsumen dan Hukum , Pustaka Sinar
cerdas, lebih pandai dan teliti untuk memilih dan Harapan, Jakarta, 1995
menggunakan kosmeti krim pemutih wajah, jangan Erman Raja Guk Guk, Nurmadjito, Sri Rejeki Hartono,
mudah terayu dan mudah percaya terhadap produk dkk, Hukum Perlindungan Konsumen Mandar
kecantikan . Maju, Bandung, 2000
Happy Susanto, Panduan Praktis Hak-Hak Konsumen
Jika Dirugikan, Visimedia, Yogyakarta, 2008
C. KESIMPULAN DAN SARAN
Juni Abdul Halim Barkatullah, “Urgensi Perlindungan
Perlindungan terhadap konsumen dalam transaksi
Hukum Terhadap Hak-Hak Konsumen Dalam
jual beli online produk kosmetik (pemutih wajah) yang
Transaksi E-Commerce”. Cita Hukum Vol.2.
mengandung zat berbahaya berdasarkan Undang-
No.1Tahun 2010
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Yusuf Shofie, Kapita Selekta Hukum Perlindungan
Konsumen dapat dilakukan lebih optimal.
Konsumen Di Indonesia, PT. Citra Aditya
Perlindungan yang diawali dari konsumen online Bakti,Bandung, 2008
yang menyikapi dengan lebih hati-hati dan teliti
sebelum memesan produk kosmetik (pemutih wajah),
B. Peraturan perundang-undangan
memeriksa komposisi bahan yang terkandung,
aman atau tidak bagi kulit dan yang paling penting Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
sudah lulus dari uji balai BPOM. Hal ini dikarenakan Perlindungan Konsumen
transaksi pembelian hanya dilakukan melalui media Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
online dengan penggunaan transaksi elektronik, Informasi Dan Transaksi Elektronik
hanya melihat produk dari gambarnya saja tidak
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001
bisa di cobakan dan dirasakan bahannya.Transaksi
Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan
secara online bagi pihak para pelaku usaha maupun
Perlindungan Konsumen
konsumen masing-masing harus memiliki iktikad baik
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang
dari awal.
Penyelenggaraan Sistem Transaksi Elektronik
Perlindungan dari pemerintah dalam hal ini
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MENKES/
melalui BPOM, dengan melakukan pengawasan dan
PER/V/1998 Tentang Bahan-Bahan Yang
penyeleksian produk-produk kosmetik khususnya
Dilarang Digunakan Dalam Produk Kosmetik
pemutih wajah yang aman untuk dikonsumsi oleh
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
konsumen .
Nomor 1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Izin Produksi Kosmetik
DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MENKES/
PER/V/1998 TentangBahan Zat Warna ,
A. Buku–Buku
Substratum, Zat Pengawet dan Tata Surya Pada
Ahmadi Miru, prinsip-prinsip perlindungan hukum Kosmetika
bagi konsumen di Indonesia , disertasi , program
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
pasca sarjana Universitas Air langga, Surabaya,
Republik Indonesia Nomor HK.00.05.41745
2000
Tahun 2003 Tentang Kosmetik
Ahmadi Miru, Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan
Konsumen, PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta,
Makanan Republik Indonesia Nomor
2005

UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018 329
Sri Arlina . Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk Kosmetik

HK.03.1.23.12.11.10052 Tahun 2011 Tentang


Pengawasan Produksi Dan Peredaran
Kosmetika
Peraturan Kepala Badan Badan Pengawas Obat
Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 tentang
Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika, Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
597

C. Jurnal dan internet


http://www.pom.go.id/new/index.php/view/
pers/339/PENERTIBAN-KOSMETIKA-IMPOR
ILEGAL-DAN--KOSMETIKA-MENGANDUNG-
BAHAN-BERBAHAYA----Berantas-Produk-
Ilegal-dan-Berbahaya-untuk-Keadilan-dalam-
Berusaha, diakses pada tanggal 9 Mei 2017
h t t p s : / / w w w. j a w a p o s . c o m / r a d a r b r o m o /
read/2017/08/23/9351/Bpom-Sita-Ribuan-
Kosmetik Berbahaya-Dari-Agen-Kosmetik-Di-
Pasuruan diakses pada tanggal 3 September
2017
https://riaubarometer.com/bpom-pekanbaru-
grebek-toko-yang-dijadikan-gudang-kosmetik-
ilegal/ diakses tanggal 29 September 2017
Http://Www.Smartbisnis.Co.Id/Content/Read/
Belajar-Bisnis/7-Metode-Pembayaran-Online-
Yang-Paling-Sering-Digunakan-E-Commerce, di
akses tanggal 5 November 2017

330 UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018

Anda mungkin juga menyukai