Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasar domestik Indonesia, merupakan salah satu pasar yang besar. Pasar

domestic yang demikian besar mendorong terjadinya persaingan yang keras antara

produk asing dan produk lokal. Besarnya pasar domestic akan mendorong

pemasar untuk mengangkat produk merek lokal. Seiring dengan mulai jenuhnya

konsumen dengan merek asing, dimana saat ini mulai membaiknya kualitas

merek-merek lokal, kemudian tekanan krisis ekonomi yang membuat sebagian

konsumen kembali kemerek lokal (Tjiptono,2011:237). Perkembangan jaman

merupakan akumulasi dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin kompleks.

Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya taraf hidup sebagian sebagian besar

individu dimana arus perkembangan informasi berkembang pesat, dan

mempengaruhi banyak hal seperti kebutuhan gaya hidup, dan keinginan yang

semakin meningkat dan beragram. Kebutuhan ini dianggap sebagai kebutuhan

primer bagi konsumen khususnya wanita yakni kebutuhan untuk berpenampilan

menarik. Hal tersebut dapat ditunjang salah satunya dengan menggunakan

kosmetik.

Saat ini tren menggunakan alat make up menjadi salah satu trend yang

berkembang di dunia. Bahkan tren ini memiliki peningkatan dari waktu ke waktu.

Hal ini bisa dilihal dari tren budaya barat yang menggunakan make up tebal pada

setiap kesempatan. Pada umumnya make up tersebut hanya digunakan oleh publik

1
figure seperti pada saat syuting, pemotretan atau menghadiri acara formal. Namun

sekarang menggunakan alat make up sudah menjadi kebutuhan dan tidak

menutup kemungkinan akan digunakan pada kegiatan sehari-hari. Alat make up

tidak hanya digunakan untuk menunjang penampilan, namun menutupi kekuranga

n wajah dan menonjolkan kelebihan wajah.

Kosmetik merupakan produk yang unik karena selain produk ini memiliki

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mendasar wanita akan kecantikan

sekaligus sering kali menjadi sarana bagi konsumen untuk memperjelas identitas

dirinya secara sosial dimata masyarakat. kosmetik sesungguhnya memiliki risiko

pemakaian yang perlu diperhatiakan mengingat kandungan bahan-bahan kimia

tidak selalu member efek yang sama untuk setiap konsumen. Namun demikian

bagaimana sesungguhnya penilaian konsumen akan produk kosmetik sehingga

produk tersebut dinilai memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen

untuk menjadi cantik. Ada berbagai macam kosmetik merek lokal yang saat ini

sedang diminati konsumen. Di Indonesia sudah mencatatkan beberapa merek

lokal yaitu Sariayu, Wardah, Emina, dan Mineral Botanica. Berbagai varian

kosmetik merek lokal tersebut bisa diperoleh dengan mudah dipasaran.

Kosmetik yang dipasarkan menggunakan bahan-bahan yang ringan dan

aman bagi kulit. Kosmetik merek lokal yang sedang popular dikalangan anak

mudah saat ini adalah Wardah, Polka Beauty, Emina, Mineral Botanica, Make

Over, Sariayu, LT Pro (http://www.femina.co.id/beauty-trend/produk-kosmetik-

lokal-favorit). Berbagai macam kosmetik merek lokal ini telah disesuaikan dengan

kebutuhan kulit kaum remaja. Bertambahnya peminat kosmetik merek lokal

2
dikalangan anak mudah saat ini memberikan dampak yang positif terhadap

industri kosmetik dalam negeri.

Wardah merupakan salah satu merek lokalyang msengusung brand image

halal pada produknya. Kosmetik merek lokal ini dapat mengambil perhatian

konsumen Indonesia, wardah menanamkan nilai hal di produk yang mereka jual.

Hal tersebut membuat konsumen merasa aman ketika menggunakan produknya.

Suatu produk dikatakan berkualitas apabila produk tersebut mampu memenuhi

harapan konsumen. Wardah menghadirkan kosmetika berfomula inifatif yang

aman, halal dan pratis guna memenuhi kebutuhan dan selera setiap wanita arena

kosmetik merek Wardah. Wardah tetap konsisten dalam menjaga kualitas produk,

dengan cara basis manufaktur yang kuat. Wardah mampu menciptakan produk

kosmetik dan perawatan kulit yang lengkap sejak awal. Dengan demikian..

Wardah dapat bersaing dengan perusahaan kosmetik multinasional sekalipun.

Diantara sekian banyak jenis alat-alat make up yang ada, salah satu yang

paling sering digunakan oleh wanita adalah lipstick. Karena lipstik terbilang jenis

alat make up yang mudah untuk diterapkan dibandingkan dengan alat yang

lainnya, dan lipstik juga bisa menjadi pilihan alat make up yang terbaik di saat

terburu-buru. Selain itu, lipstik juga juga dapat membantu mencerahkan wajah

agar terlihat lebih segar bahkan ketika tidak menggunakan riasan mata lain

sekalipun, lipstik akan memberi tampilan lebih bersinar. Wardah adalah salah satu

merek lipstick yang cukup terkenal dan banyak digunakan oleh wanita. Tidak

hanya itu, wardah memiliki aneka ragam jenis lipstik dengan berbagai warna,

memiliki kualitas yang baik.

3
Produk kosmetik merek Wardahkategori lipstik memiliki top Brand Index

yang meningkat setiap tahunnya mulai tahun 2015 hingga tahun 2017. Wardah

kategori menduduki posisi yang pertama disetiap tahunnya. Hal ini menunjukkan

bahwa wardah kategori lipstik memiliki kualitas produk yang baik dan banyak

diminati oleh konsumen pasar. Dalam menjelasakan beberapa phenomena

tersebut, ada beberapa teori yang bisa digunakan. Kotler dan Amstrong

(2008:272) menyebutkan bahwa kualitas produk (product quality) adalah salah

satu sarana postioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung

pada kinerja produk dan jasa oleh karena itu, kualitas berhubungan etar dengan

nilai dan kepuasan pelanggan. Menurut Peter dan Olson (2013 : 184) konsumen

yang merasa puas dengan produk, jasa, atau merek kemungkinan besar akan terus

membelinya dan memberitahukan kepada yang lain perihal pengalaman-

pengalaman menyenangkan yang dirasakannya dengan produk, jasa atau merek

tersebut.

Lipstik Wardah dibagi menjadi lima jenis, yaitu long lasting lipstick, matte

lipstick, exclusive lipstick, excusive matte lipstick, dan intense matte. Dari kelima

jenis lipstik Wardah, harga yang ditawarkan mulai dari Rp. 30.000 hingga Rp.

60.000. dngan demikian lipstick merek Wardah dapat dikatakan terjangkau

dibandingkan dengan merek lipstik yang yang lainnya. Menurut Kotler dan Keller

(2009:67), harga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang

menghasilkan biaya. Harga juga mengkomunikasikan postioning nilai yang

dimaksud dari produk atau merek perusahaan ke pasar.

4
Harga juga berpengaruh langsung pada keputusan pembelian. Keputusan

pembelian didasarkan pada bagaimana konsumen menganggap harga dan berapa

harga aktual saat ini yang mereka pertimbangkan – bukan harga yang dinyatakan

pemasar. Berdasarkan fenomena dan pemaparan teori yang terkait, maka peneliti

tertarik meneliti dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Keputusan Pembelian Produk (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas

Ekonomi Universitas Kaltara Pengguna LIPSTIK Merek ‘WARDAH’)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada latar belakang, rumusan

masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah kualitas produk mempengaruhi keputusan pembelian produk

Lipstik merek WARDAH ?

2. Apakah Harga mempengaruhi keputusan pembelian produk lipstik

merek WARDAH ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan proposal skripsi ini selain untuk memenuhi

syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi manajemen. Bebereapa tujuan yang

saya paparkan pada proposal kali ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan

pembelian produk lipstik merek WARDAH.

2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian

produk lipstik merek WARDAH.

5
1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat dipergunakan oleh pihak :

1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoritis

bagi pengembangan wawasan semua bidang yang terkait dalam yang

terkait dalam mempertahankan dan meningkatkan pelayanan dan kualitas

produk demi terciptanya kepuasan dan loyalitas konsumen.

2. Bagi universitas kaltara khususnya, hasil penelitian ini dapat menambah

referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai

kualitas produk dan harga yang mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Bagi peneliti dapat digunakan untuk menerapkan ilmu yang tidak diproleh

dibangku kuliah.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam dunia usaha.

pada kondisi usaha dewasa ini, pemasaran merupakan pendorong untuk

meningkatkan pertumbuhan penjualan dan mempertahankan eksitensi perusahaan

sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pemasaran adalah serangkaian proses

yang dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan suatu nilai bagi pelanggan

dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan

dengan unggul (Kotler dan Amstrong, 2012 :29). Secara umum, pengertian

pemasaran adalah kegiatan pemasaran untuk menjelaskan bisnis gunamemenuhi

kebutuhan pasar dengan barang atau jasa, menetapkan harga, mendistribusikan,

serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar memuaskaan konsumen

dan mencapai tujuan perusahaan.

2.1.2 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:75) bauran pemasaran adalah seperangkat

alat pemasaran taktis yang memadukan perusahaan untuk menghasilkan respon

yang diinginkan dalam target pasar.

Menurut Kotler dan Keller (2012:48) bauran pemasaran meliputi 4 elemen yaitu :

product, price, place, dan prom otion (4P).

1. Product (produk), kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan kepada target market, yang harus memperhatikan keinginan

dan kebutuhan konsumen.

7
2. Price (harga), jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk

memperoleh produk, dengan memperhatikan cost yang ditanggung

konsumen.

3. Place (distribusi), aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia

bagi konsumen sasaran, dengan memperhatikan kemudahan akses

konsumen.

4. Promotion (promosi), aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan

produk dan membujuk konsumen sasaran untuk membelinya, dengan

melakukan komunikasi pada konsumen.

2.1.3 Kualitas Produk

Salah satu nilai utama yang diharapkan oleh pelanggan dari produsen adalah

kualitas produk dan jasa yang tertinggi. Kualitas produk merupakan bagaimana

mengambarkan produk tersebut dapat memberikan sesuatu yang dapat

memuaskan konsumen. Kotler dan Keller (2012:121) menyatakan bahwa kualitas

produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi

daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan serta atribut

bernilai lainnya.

Kualitas produk merupakan hal penting ya ng harus diusahakan oleh setiap

perusahaan jika ingin yang dihasilkan dapat bersaing di pasar untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Tjiptono (2008), kualitas

merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristrik yang menentukan sejauh

mana keluaran dapat memenuhi prasyarat kebutuhan pelanggan atau menilai

sampai seberapa jauh sifat dan karakteristrik itu memenuhi kebutuhannya.

8
Kotler dan Amstrong (2012 : 230) mendefinisikan “kualitaas produk adalah

karakteristrik suatu produk atau jasa yang menunjang kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan”. Menurut Assauri (2012 : 45), kualitas produk

merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil itu

dimaksudkan. Beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan kualitas produk

merupakan kemampuan suatu produk dalam memenuhi keinginan pelanggan.

Keinginan pelanggan tersebut diantaranya keawetan produk, keandalan produk,

kemudahan pemakain serta atribut bernilai lainnya.

2.1.4 Dimensi Kualita Produk

Terdapat beberapa tolak ukur kualitas produk menurut Kotler dan Keller

(2012 :8), yang terdiri dari :

1. Bentuk (from)

Bentuk sebuah produk dapat meliputi ukuran, bentuk atau strruktur fisik

produk.

2. Fitur (feature)

Fitur produk yang melengkapi fungsi dasar suatu produk tersebut.

3. Penyesuaian (Customization)

Pemasar dapat mendefinisikan produk tersebut dengan keinginan

perorangan.

4. Kualitas Kinerja (Performance Quality)

Tingkat dimana karakteristrik utama produk beroperasi. Kualitas menjadi

dimensi yang semakin penting untuk diferensikan ketika perusahaan

9
menerapkan sebuah model nilai dan memberikan kualitas yang lebih tinggi

dengan uang yang lebih rendah.

5. Kualitas Kesesuaian (Conformance Quality)

Tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik dan memennuhi

spesifikasi yang dijanjikan.

6. Ketahanan (Durability)

Merupakan ukuran umur operasi harapan produk dalam kondisi biasa atau

penuh tekanan, merupakan atribut berharga untuk produk-produk tertentu.

7. Keandalan (Reliabilty)

Ukuran kemungkinan produk tidak akan mengalami kerusakan atau

kegagalan dalam periode waktu tertentu.

8. Kemudahan Perbaikan (Repairability)

Ukuran kemudahan perbaikan produk ketika produk itu tidak berfungsi

atau gagal.

9. Gaya (Style)

Mengambarkan penampilan dan rasa produk kepada pembeli.

10. Desain (Design)

Adalah totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa dan fungsi

produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.

10
Menurut Tjiptono (2012 : 121) kualitas produk memiliki indikator-indikator yaitu

sebagai berikkut :

1. Kinerja (Perfomance) merupakan karakteristrik oprasi dan produk inti

(core product) yang dibeli. Misalnya kecepatan, kemudahan dan

kenyamanan dalam peengguna.

2. Fitur (feature) fitur produk yang melengkapi fungsi dasar suatu produk

tersebut.

3. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification) sejauh

mana karakteristrik desain dan operasi memenuhi standar yang telah

ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar karakteristrik operasional.

4. Ketahanan (Durability) berkaitan dengan beberapa lama produk tersebut

dapat harus digunakan. Dimensi ini mencangkup umur teknis maupun

umur ekonomis.

5. Keandalan (Reability) yaitu kemungkinan kecil akan mengelami kerusakan

atau gagal pakai.

6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompentensi, kenyamanan, mudah

direparasi, serta penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang

diberikan tidk terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses

penjualan hingga purna jual, yang juga mencangkup pelayanan reparasi

dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.

11
7. Estetika (Esthetica) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Missal

keindahan desain produk, keunikan model produk, dan kombinasi.

8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality) merupakan persepsi

konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk .

biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau cirri-

ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya

dari aspek harga, iklan, reputasi perusahaa, maupun negara pembuatnya.

2.1.5 Harga

Harga merupakan salah satu unsur variabel yang mempunyai peran sangat penting

dimata konsumen sebagai pertimbangan dalam keputusan pembelian suatu atau

jasa. Oleh karena itu penepatan harga yang baik dan sesuai dengan harapan

konsumen akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang.

Harga suatu barang atau jasa merupakan salah satu faktor penentu bagi konsumen

dalam menentukan produk yang akan digunakannya. Harga memiliki peranan

tertentu pilihan membeli yang merupakan unsur yang paling penting yang

menentukan pangsa pasar dan propabilitas di perusahaan. Harga memiliki

pengaruh yang mengenai posisi kompentif perusahaan dan pangsa pasarnya.

Karena itu harga menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih. Konsumen

memandang harga sebagai persepsi tingkatan baik butuk kualitas produk, terutama

jika konsumen harus mengambil keputusan pembelian dengan informasi yang

tidak cukup.

12
Pengertian harga menurut Kotler dan Amstrong (2008 : 345) yaitu “sejumlah uang

yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang

ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau

menggunakan suatu produk atau jasa “. Kotler, (2008 : 519) mengemukakan

bahwa : Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang

menghasilkan pendapatan, elemen-elemen lainnya menimbulkan biaya.

Sedangkan menurut Basu (2009 :185) menyatakan bahwa harga adalah sejumlah

uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dan barang beserta

pelayanannya.

2.1.6 Tujuan Penepatan Harga

Tujuan penetapan harga pada setiap perusahaan berbeda-beda, sesuai dengan

kepentingan. Menurut Kotler dan Keller yanng dialih bahasakan oleh Bob Sabran

(2012 :76) pada dasarnya terdapat empat jenis penetapan harga, yaitu :

1. Tujuan Berorientasi pada laba

Tujuan ini disebut dengan maksimasi harga dalam era persaingan global

yang kondisinya sangat kompleks dan banyak variabel yang berpengaruh

terhadap daya sing setiap perusahaan. Maksimasi laba sangat sulit dicapai ,

karena sukar sekali untuk dapat memperkirakan secara akurat jumlah

penjualan yang dapat dicapai pada tingkat harga tertentu.

2. Tujuan Berorientasi pada volume

13
Selain bertujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang

menetapkan harga berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume

tetentu atau biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectives. Harga

ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan,

nilai penjualan, atau pangsa pasar. Tujuan ini banyak diterapkan oleh

perusahaan penerbangan, lembaga pendidikan, perusahaan tour and travel,

penyelenggaraan seminar.

3. Tujuan Berorientasi pada citra

Citra suatu perusahan dapat dibentuk melaui strategi penetapan harga.

Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau

mempertahankan citra prestisius.

4. Tujuan Stabilisasi harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga. Bila suatu

perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus

menentukan harga kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan

stabilisasi harga dalam industry-industri tertentu yan g produknya sangat

terstandarisasi ( misalnya minyak bumi).

5. Tujuan-tujuan Lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya

pesaing,mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang

atau menghindari campur tangan pemerintah.


14
2.1.7 Dimensi Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2012 :52) menjelaskan ada empat ukuran yang

mencirikan harga yaitu keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas

produk kemampuan atau daya saing harga. Empat ukuran harga yaitu sebagai

berikut :

1. Keterjangkauan harga

Konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Produk biasanya ada eberapa jenis dalam satu merek harganya juga

berbedah dari yang termurah sampai termahal. Dengan harga yang

ditetapkan para konsumen banyak membeli produk.

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen orang

sering memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang karena mereka

melihat adanya perbedan kualitas. Apabila harga lebih tinggi orang

cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.

3. Kesesuaian harga dengan manfaat

Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang

dirasakan lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk

mendapatkannya. Jika konsumen merasakannya manfaat produk lebih

kecil dari uang yang dikeluarkan maka konsumen akan beranggapan

15
bahwa produk tersebut mahal dan konsumen akan berpikir dua kali untuk

melakukan pembelian ulang.

4. Harga sesuai kemampuan atau daya saing harga

Konsumen sering memandingkan harga suatu produk dengan produk

lainnya, dalam hal ini mahal murahnya suatu produk sangat

dipertimbangkan oleh konsumen pada sat akan membeli produk tersebut.

2.1.8 Keputusan Pembelian

Perilaku konsumen tidak hanya tentang apa yang dibeli atau dikonsumesi oleh

konsumen saja, tetapi juga dimana, bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi

macam apa produk dan jasa yang dibeli. Diantara banyak perilaku konsumen

termasuk didalamnya adalah mengenai proses keputusan konsumen terhadap

pembelian suatu produk.

Konsumen akan mencari, menimbang dan membandingkan suatu produk dengan

produk yang lain sebelum memutuskan untuk membeli. Menururut Kotler dan

Amstrong (2012 : 157) perilaku keputusan pembelian mengacu pada perilaku

pembelian akhir dari konsumen, baik individual, maupun rumah tangga yang

membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.

Menurut Kotler dan Keller (2009 :240) menyatakan bahwa “ keputusan pembelian

adalah konsumen membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

16
keputusan pembelian adalah perilaku konsumen untuk membeli suatu barang atau

jasa yang mereka sukai.

2.1.8.1 Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2012) proses keputusan pembelian adalah tahap

dalam pembelian proses pengamilan keputusan dimana konsumen benar-benar

membeli. Konsumen bebas memilih produk yang diinginkan sesuai dengan

kebutuhannya., memutuskan tempat pembelian,bagaimana caranya, anyak

pembelian, kapan membeli, dan mengapa harus membeli. Konsumen membeli dan

mengkonsumsi produk bukan sekedar karena nilai fungsi awalnya, namun juga

karena nilai sosial dan emosionalnya. Proses keputusan pembelian adalah cara

bagaimana seorang konsumen mencari, memilih dan memutuskan untuk membeli

suatu produk yang dikehendaki dari beberapa produk pilihan dan alternatif yang

dia pilih berdasarkan hal-hal tertentu.

2.1.8.2 Tahap-Tahap Keputusan Pembelian

Kotler (2012 ; 166) menyatakan bahwa proses keputusan pembelian terdiri dari

lima tahapan yaitu : Pengenalan Masalah, Pencarian Informasi, Evaluasi

Alternatif, Keputusan Pembelian, dan Perilaku Pasca Pembelian. Konsumen harus

melalui tahapan-tahapan didalam membeli suatu produk, tahapan-tahapan proses

membeli terdiri atas :

1. Pengenalan masalah

Kebutuhan atau keinginan dari pembeli merupakan titik awal adanya

pengenalan masalah yang terjadi akibat adanya ransangan internal maupun

eksternal. Kesadaran akan kebutuhan akan terjadi ketika konsumen

17
melihat perbedaan yang signifikan antara kondisi yang dirasakan dengan

kondisi ideal yang diharapkan, jika kondisi ideal parallel dengan kondisi

aktual, maka tidak aka nada masalah yang menyebakan timbulnya

keutuhan.

2. Pencarian Informasi

Saat kebutuhan akan suatu produk telah muncul, maka konsumn akan

terdorong untuk mencari lebih banyak informasi mengenai produk.

Terdapat dua sistuasi pencarian informasi, pertama adalah penguatan

perhatian , merupakan level dimana pembeli leih peka terhadap informasi

produk. Situasi pencarian informasi yang kedua adalah saat dimana

pembeli mulai aktif mencari informasi dengan mencari bahan bacaan,

menelpon teman dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk

tertentu.

3. Evaluasi Alternatif

Informasi telah didapatkan oleh pembeli kemudian diolah dan dibuat

penilaian akhir. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-

model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen seagai proses

yang berorientasi kognitif,yaitu model tersebut mengangap kemasan

membentuk penilaian atau produk dengan sadar dan rasional.

4. Keputusan Pembelian

Tahap evaluasi para pembeli akan membentuk referensi atas merek-merek

yang ada didalam kumpulan pilihan, sehingga dapat membentuk niat untuk

membeli produk yang paling disukai.

18
5. Perilaku Pasca Pembelian

Ketika konsumen telah melakukan pembelian produk, maka mereka akan

mengalami beragai pengalaman atas pembelian. Mungkin saja ada yang

mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang

menggangu atau mendngar hal-hal yang menyenangkan tentang merek

lain. Kepuasan pelanggan adalah fungsi dari eberapa sesuainya harapan

dengan kinerja produk, semakin besar kesenjangan antara harapan dan

kinerja produk, semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja,

maka akan semakin besar ketidakpuasan konsumen. Kepuasan dan ketidak

puasan terhadap produk akan dipengaruhi perilaku konsumen. Jika

konsumen merasa puas akan mungkin membuang atau mengembalikan

barang tersebut, atau bahkan melakukan tindakan public seperti

mengajukan keluhan terhadap perusahaan kepada media ataupun lemaga-

lembaga.

Gambar 2.1
Proses Pembelian

Pengenalan Pencarian Penilaian Keputusan Perilaku


masalah informasi alternatif membeli setelah
membeli

Sumber : Rsdiosunu, 1990 dalam sunyoto


2012
Keputusan pembelian merupakan suatu keputusan pemilihan suatu tindakan dari

dua atau lebih pilihan alternatif. Proses pengambilan keputusan pada dsarnya

memerlukan ketelitian dan ketepatan dalam memutuskan akan membeli suatu

produk atau jasa. Pemasar harus paham bagimana tingkah laku membeli
19
konsumen yang dipengaruhi oleh karakteristrik pembeli tertentu dan proses

pengambilan keputusan pribadi.

menurut Kotler (2008 :212) indikator keputusan pembelian adalah sebagai berikut

1. Kemantapan pada suatu produk

2. Kebiasaan dalam membeli produk

3. Memberikan rekomendasi pada orang lain

4. Melakukan pembelian ulang

2.2 Penelitian Empiris Sebelumnya

Hasil-hasil penelitian empiris sebelumnya harus berasal dari penelitian sejenis dan

memiliki kesamaan dengan penelitian yang sedang dilakukan dalam penggunaan

variabel, apaka sebagian atau seluruhnya. Hal ini bisa diperoleh dari hasil-hasil

penelitian yang sudah dipublikasikan pada berbagai jurnal manajemen baik

nasional maupun internasional.

Hasil penelitian seelumnya akan menjadi sumber kajian empiris yang bisa

dijadikan argumentasi ilmiah dalam membangun model penelitian dan menjadi

sumber rujukan dalam menjelaskan penggunaan maupun penrmpatan variabel-

variabel penelitian hingga menjabarkannya, menjadi dimensi, indikator, dan

instrument penelitian yang digunakan.

Pada prkteknya, apa yang diadopsi peneliti dari penelitian sebelumnya harus

disesuaikan dengan situasi dan kondisi penelitian yang sedang berlangsung. Tidak

mesti seluruh yang ada dalam sumber rujukan digunakan seluruhnya.

Penggunaannya bisa jadi tidak sama persis, ada yang dikurangi atau ditambahkan

sesuai kebutuhan di lapangan.

20
Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang menjadi sumber rujukan dalam

penelitian ini adalah :

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Empiris Sebelumnya

No Nama Judul Penelitian Variabel Hasil


Peneliti Penelitian
Anwar dan Pengaruh Harga X1 :Harga sampel yang
1 Satrio Dan Kualitas X2 :Kualitas digunakan
(2015) Produk Terhadap Produk adalah teknik
Keputusan Y: keputusan non
Pembelian pembelian probanility
(peralatan masak sampling.
di showroom
maximhousewares
grand city mall
surabaya)
2 Yazia Pengaruh Kualitas X1: Kualitas Dalam
(2014) Produk, harga dan Produk penelitian ini
iklan terhadap X2 : Harga digunakan
keputusan X3 :Iklan regresi linear
pembelian Y: keputusan sebagai alat
Handphone pembelian analisisnya
Blackberry”
3 Mandey Promosi, X1:Promosi jenis
(2013) Distribusi, Harga, X2: penelitian ini
pengaruhnya Distribusi adalah
Terhadap X3: Harga asosiasif.
Keputusan Y: Keputusan Metode
Pembelian Roko Pembelian analisis yang
Surya Promild digunakan
(Gudang Garam regresi
Surya Promild Linear
pada PT Surya berganda.
Minahasa Perkasa
Manado)
4 Mongi, Kualitas Produk, X1 :Kualitas metode
Mananeke, Strategi Promosi produk penelitian
Agusta dan Harga X2 :Strategi yang
(2013) pengaruhnya promosi digunakan
Terhadap X3 : Harga asosiasif,
Keputusan Y :Keputusan yang
Pembellian kartu Pembelian bertujuan
simpati di kota untuk
21
Manado. melihat
keterhuungan
antar
variabel.

2.3 Hubungan Antar Variabel dan Hipotesa

2.3.1 Hubungan Kualitas Produk Dengan Keputusan Pembelian

Tjiptono (2007) mengatakan bahwa mood dan respon pelanggan dipengaruhi

secara signifikan oleh kualitas produk. Desain dan tata letak fasilitas jasa, menurut

Zeithami (1996), mengemukakan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh

persepsi atas kualitas jasa, persepsi atas jasa, serta faktor situasional dan faktor

personal. Keputusan konsumen jjuga dipengaruhi oleh kualitas produk, atau

barang-barang yang diberikan pada pelanggan dalam proses penyerahan jasa

kualitas produk merupakan salah satu situasional yang berpengaruh dalam

keputusan pembelian.

H1 : Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

produk lipstik merek WARDAH pada mahasiswa Universitas Kaltara.

2.3.2 Hubungan Harga Terhadap keputusan Pembelian

Harga sering menjadi faktor penentu dalam pembelian, disamping tidak menutup

kemungkinan faktor lainny. Harga merupakan salah satu variabel penting dalam

pemasaran dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil

keputusan untuk memeli suatu produk karena erbagau alasan (Ferdinand,

2001:65).

H1 : Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk lipstik

merek WARDAH pada mahasiswa Universitas Kaltara.


22
Dan.

H3 : Kualitas produk dan harga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian lipstik merek WARDAH pada mahasiswa Universitas

Kaltara.

2.4 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini dapat digambarkn sebuah kerangka konseptual yang

menjelaskan bagaimana teori-teori dan hipotesis yang menghubungkan antara

variabel melalui variabel intervening guna mengetahui pengaruhnya terhadap

variabel terikat. Hubungan-hubungan tersebut dapat digambarkan seperti dalam

kerangka konseptual berikut ini :

Gambar 2.2
Kerangka Konseptual

Kualitas
H1
Produk
1.2.3.4 Keputusan
Pembelian
1.2.3.4

H2
Harga

Keterangan :
1. Anwar dan Satrio (2015)
2. Yazia (2014)
3. Mandey (2013)
4. Mongi, Mananeke, Agusta
(2013)

23
2.5 Diamensional Variabel

2.5.1 Diamensional Variabel Kualitas Produk

Variabel kualitas produk dibentuk dengan menggunakan tiga indikator, yaitu :

kinerja, kehandalan dan Daya Tahan seperti dalam gambar berikut :

Gambar 2.3
Model Variabel Kualitas Produk

Sumber Irawan (2002)


X1
Keterangan
X1 :Kinerja
Kualitas
X2 X2 :Kehandalan
produk
X3 :Daya Tahan
X3

2.5.2 Dimensional Variabel Harga

Variabel harga dibentuk dengan menggunakan tiga indikator yaitu :

keterjangkauan harga, harga sesuai dengaan kualitas , harga sesuaai dengan

manfaat seperti dalam gamar berikut :

24
Sumber Kotler (2012)

X1 Keterangan
X1 : Keterjangkauan

X2 Harga Harga
X2 : Harga Sesuai

X3 Dengan Kualitas
X3 : Harga Sesuai
Dengan Manfaat

2.5.3 Dimensionalisasi Variabel Keputusan Pembelian

Variabel keputusan pembelian dientuk dengan menggunakan tiga indikator yaitu :

memberikan rekomendasi kepada orang lain, melakukan pembelian ulang,

kebiasaan dalam membeli produk, seperti dalam gambar berikut :

Sumber Kotler (2008)


X1
Keterangan :
X1 : Memberikan
Keputusan
Pembelian Rekomendasi Kepada Orang
X2
Lain
X2 : Melakukan Pembelian
Ulang
X3
X3 : Kebiasaan Dalam
Membeli Produk

25
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.

Metode ini digunakan untuk menguji hipotesis dan untuk mengetahui huungan

pengaruh antar variabel yang sudah dibangun menjadi model penelitian. Yaitu

mengetahui hubungan pengaruh antara variabel independent yang terdiri dari,

kualitas produk dan harga.

Tahapan proses penelitian yang dilakukan peneliti dimulai dari penelitian awal

untuk menggali masalah yang ada pada objek penelitian. Kemudian dilanjutkan

dengan studi pustaka untuk menggali landasan teoritis dan hasil-hasilkajian

empiris pada penelitian sebelumnya untuk digunakan sebagai dasar membangun

model penelitian. Setelah itu dilanjutkan observasi dan interview di lapangan,

pengumpulan data melalui kuesioner, setelah data terkumpul kemudian dilakukan

analisis dan diambil kesimpulan.

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Kaltara

pengguna lipstik merek WARDAH, adapun waktu penelitian dilakukan selama

lima bulan dengan jadwal seperti tabel berikut.

26
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian Proposal Skripsi
Tahun 2018-2019

Waktu WAKTU 4 Semester (2 Tahun)

Kegiatan Oktober November Desember Januari

Penyusunan Proposal

Pengumpulan Data

Olah Data

Laporan Hasil
Penelitian Kolokium

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai

karakteristrik tertentu (Indriatono Dan Supomo, 1999). A Population is a total

collection of elemen about wich we wish to make some inferences (Cooper &

Emory, 1995). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas sujek yang

mempunyai kualitas dan karakteristrik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,

tetapi juga bisa organisasi, binatang, hasil karya manusia, dan benda-benda alam

yang lain (dalam Anshori, 2009).

Sampel bisa diartikan sebagai bagian dari populasi dan jumlah tertentu yang

memiliki karakteristrik sama dengan populasinya. Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian penjelasan (explanatory research) yaitu bertujuan untuk

menjelaskan hubungan pengaruh antara suatu variael dengan variabel yang


27
lainnya dan juga termasuk dalam penelitian konfirmatori (confirmatory research)

karena tujuannya menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pngujian

hipotesis (Singarimbun dan Efendi dalam Dimyati, 2009:75). Untuk

melaksanakan penelitian tersebut, pengambilan datanya dikumpulkan dari sampel

atas populasi untuk mewakili seluruh populasi.

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah para mahasiswa

fakultas ekonomi Universitas Kaltara penguna lipstik merek WARDAH. Sampel

bisa diartikan sebagai bagian dari populasi dalam jumlah tertentu yang memiliki

karakteristrik sama dengan populasinya. Sampel dalam penelitian ini yaitu

mahasiswa fakultas ekonomi yang jumlah populasinya 218 mahasiswa

perempuan.

3.4 Definisi Oprasional Variabel

Supaya mekanisme penelitian diketahui dapat bekerja secara optimal, maka setiap

variabel perlu didefinisikan secara operasional dengan jelas dan tepat. Definisi

operasional variabel merupakan hasil pemetaan dari penjabaran kerangka

konseptual yang sudah dibangun kedalam konsep oprasional mulai dari variabel,

dimensi-dimensi, indikator, skala pengukuran, dan sumber rujukan. Setelah

definisi oprasional diuraikan secara jelas, selanjutnya perlu dimasukan dalam

sebuah tabel definisi oprasional variabel agar pemetaannya menjadi semakin jelas.

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, penelitian ini menggunakan tiga variabel,

dua variabel bebad (independent), yaitu kualitas produk dan harga dan satu

variabel pemediasi dependent, yaitu keputusan pembelian. Untuk memberikan

gambaran, pengertian dan batasan yang jelas tentang variabel-variabel yang

28
digunakan dalam penelitian ini, berikutnya dijabarkan definisi oprasional variabel

penelitian. Terhadap variabel-variabel tersebut, responden diminta untuk

menyatakan atau menyampaikan tingkat kesetujuannya dengan menggunakan

pengukuran skala likert 1-5 dengan kualifikasi; 1 adalah sangat tidak setujuh, 2

adalah tidak setujuh, 3 adalah netral, 4 adalah setujuh, dan 5 adalah sangat setuju.

1. Kualitas produk (X) . kualitas produk diukur menggunakan tiga

indikator, terdiri dari Kinerja, Kehandalan , dan Daya Tahan dirujuk

dari Irawan (2002).

2. Harga (X). Harga diukur dengan menggunakan 3 indikator , terdiri dari

Keterjangkauan Harga , Harga Sesuai Dengan Kualitas, Harga Sesuai

Dengan Manfaat, dirujuk oleh Kotler (2012)

3. Keputusan pembelian (Y). Keputusan pembelian diukur dengan

menggunakan tiga indikator yang terdiri dari; Memberikan

rekomendasi kepada orang lain, Melakukan pembelian ulang dan

Kebiasaan dalam membeli produk, dirujuk oleh Kotler (2008)

Untuk memperjelas dan agar lebih mudah untuk dipahami mengenai

pendefinisiaan oprasional dari ketiga variabel dalam penelitian ini, selanjutnya

definisi oprasional variabel dituangkan dalam tabel seperti berikut ini :

Tabel 3.2
Variabel dan Indikator Penelitian

29
Variabel Indikator sumber
rujukan
kualitas produk (X1)X1 : Kinerja
X2 : Kehandalan Irawan (2002)
X3: Daya Tahan
Harga (X2) X4: Keterjangkauan
harga
X5: Harga sesuai dengan
Kualitas Kotler (2012)
X6: Harga sesuai dengan
Manfaat
Keputusan Pembelian X7: Memberikan
(Y) rekomendasi pada orang
lain
X8: melakukan Kotler (2008)
pembelian ulang
X9:kebiasaan dalam
membeli produk

Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini diambil dari beberapa


sumber (2018

3.5 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Data penelitian terdiri dari dua macam, yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik

dari individu maupun perseorangan. Sumer data primer adalah hasil

wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh

peneliti. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data

30
hasil penelitian kuesioner dari responden yaitu mahasiswa fakultas

ekonomi Universitas Kaltara penguna lipstik merek WARDAH.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapat secara tidak langsung dari

sumber informasi yang bukan diusahakan sendiri oleh peneliti. Sumber

data sekunder adalah sumber-sumer seperti artikel, internet, jurnal, dan

bacaan yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder yang

diperoleh dalam penelitian ini berupa landasan teori, kajian empiris,

dan indikator-indikator variabel.

Adapun metode pengumpuln data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Angket (Questionnaire), angket merupakan pengumpulan data yang

dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan secara tertulis kepada

responden. Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang secara

logis erhubungan dengan masalah penelitian dan tiap jawaban

pertanyaan mempunyai makna dalam menguji hipotesis.

2. Wawancara (interview), yaitu pengumpulan data yang dilakukan

dengan mengadakan wawancara langsung dengan pihak yang dianggap

perlu dan berhubungan dengan obyek penelitian. Dalam hal ini

informasi atau keterangan diperoleh langsung dari responden atau

informan dengan cara tatap muka dan bercakap-cakap.

3. Studi Pustaka, yaitu metode pengumpulandata dengan menggunakan

literature dan jurnal yang berhuungan dengan penelitian ini.

3.6 Instrumen Penelitian


31
Pada penelitian kuantitatif, instrumen penelitian yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah kuesioner. Untuk menyusun pernyataan dalam

kuesioner harus hati-hati dan cermat agar hasil yang diperoleh akurat (Anshori

dan Sri, 2009).

Instrument penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data

sebagai penggambaran variabel untuk pembuktian hipotesis. Kesalahan

menggunakan alat ukur akan berakibat kesalahan dalam menilai atau

mengiterprestasi sebuah fakta empiris. Alat ukur dalam penelitian manajemen

seringkali bersifat kontigensi, yaitu sangat tergantung dari fenomena sosial yang

terus berubah dan situasi dan kondisinya relative bisa berbeda-beda di setiap

tempat penelitian. Oleh karena itu, memilih alat ukur harus sesuai dengan

variabel, dimensi atau indikator, lingkungan sosial penelitian dan harus memenuhi

syarat-syarat kehandalan (reliability) dan keabsyahan (validity). Jika pengguna

instrument penelitian tidak sesuai, tidak reliable dan tidak valid, maka hasil

penelitian patut untuk digunakan akurasinya (Tontowi, 2014).

Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu

instrument. Instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan, sehingga dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara

tepat. Tinggi rendahnya validitas menandakan sejauhmana data yang terkumpul

tidak menyimpang dari gambaran validitas yang seharusnya.

Sebelum digunakan instrument penelitian harus memenuhi kriteria validitas logis

dan validitas empiris. Validitas logis dilakukan dengan cara memecah dan

menyusun secara hati-hati, dari variabel menjadi dimensi-dimensi atau indikator-

32
indikator, kemudian secara hati-hati membuat butir-butir pertanyaan yang relavan.

Validitas empiris dilakukan dengan cara mengujikan instrument pada sasaran

penelitian. Jika hasilnya sesuai yang diharapkan, berarti valid.

Ada beberapa faktoe kritis yang harus dicermati dalam menentukan apakah

instrument kuesioner memenuhi kriteria logis apa tidak yaitu (Tontowi,2014) :

1. Sebelum menyusun kuesioner, teliti kembali apakah indikatornya

sudah tepat (bukan dimensi) dan secara sepesifik hanya menggukur

variabel yang dimaksud dan tidak mengandung unsure-unsur

pengukuran pada variabel lain. Hubungan antara indikator denga

variabel tidak boleh memiliki hubungan pengaruh. Jika indikatornya

tidak tepat, hasilnya bisa bias.

2. Responden yang menjawab harus memiliki pemahaman dan relevansi

yang kuat dengan konsep penelitian dan memiliki hubungan

keterkaitan manejerial yang intens dengan objek penelitia. Jika tidak

hasilnya menjadi tidak akurat dan bisa mencerminkan keadaan yang

tidak sebenarnya.

3. Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner harus konsisten mengandung

persepsi yang sejalan (positif atau negatif) dengan persepsi yang

dibangun oleh vriabel. Jika tidak konsisten hasil analisis isa bertolak

belakang dengan keadaan yang sesungguhnya.

4. Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner harus netral tidak mengiring

respondeng untuk memberikan dukungan atau jawaban tertentu, tidak

menjelaskan adanya hubungan antar variabel, dan harus mengandung

33
satu pengukuran spesifik dari sebuah variabel. Reliabilitas adalah

instrument yang isa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek

yang sama akan menghasilkan data (ukuran) yang sama. Instrument

yang reliabel atau dapat dipercaya atau handal, akan dapat

menghasilkan data yang dapatdipercaya juga .

Untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen penelitian yang

relatif mudah adalah dengan menggunakan alat analisis Korelasi Pearson dan

Alpha Cronbach. Apabila nilai korelasi pearson antara item dengan total item

diatas 0,30, maka mengidikasikan instrument tersebut valid. Jika nilai Koefisien

Alpha Cronbach di atas 0.60, maka mengidikasikan instrument tersebut reliable.

3.7 Metode Analisis Data

Ada dua metode statistik yang iasa digunakan dalam penelitian manajemen, yaitu

statistik deskriptif dan statistik inferensial : Statistik Deskriftif adalah gambaran

data lapangan dengan cara mempresentasikan data primer ke dalam tabulasi.

Tujuannya untuk memperoleh gambaran tentang variabel-variabel yang diteliti

dan juga untuk mengidentifikasi masing-masing variabel dalam bentuk frekuensi

dan presentase, serta untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristrik

dari respondeng pada objek penelitian.

Analisis statistik inferensial memfokuskan pada bidang kajian analisis dan

interoretasi data untuk menarik kesimpulan. Analisis ini digunakan untuk menguji

hipotesis penelitian yang telah ditetapkan dengan menggunakan data sampel yang

diperoleh. Metode statistik inferensial yang digunakan dalam analisis data pada

pembahasan ini adalah Analisis Jalur (Path Analisis). Alasan menggunakan

34
analisis jalur, pertimangan bahwa hubungan kausal yang dirumuskan dalam

banyak penelitian skripsi dengan pendekatan kuantitatif, anyak menggunakan

model yang tidak sederhana (kompleks).

Pada pembahasan menggunakan analisis jalur atas beberapa alasan sebagai berikut

: Alasan pertama, pembahasannya untuk menguji model secara struktura. Alasan

kedua yaitu data kurang dari 100.

Data yang diperoleh dari responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian

melalui kuesioner yang di sebarkan, akan dianalisis dengan alat analisis jalur

(path analisis) menggukan program AMOS 20 dan SPSS20.

Model teoritis yang telah diangun pada tahap pertama akan digambarkan dalam

sebuah diagram jalur, yang akan mempermudah untuk melihat hubungan-

hubungan kausalitas yang ingin diuji. Dalam diagram jalur, hubungan antar

konstruk akan dinyatakan melalui anak panah. Anak panah yang lurus

menunjukkan sebuah kausal yang langsung antara satu kontruksi dengan

kontruksi lainnya, sedangkan garis

35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

36

Anda mungkin juga menyukai