i
ABSTRACT
PENDAHULUAN
perusahaan sejenis yang bersaing secara ketat dan saling menunjukkan eksistensinya.
mengikuti perubahan di segala bidang baik dalam bidang ekonomi, sosial, dan
budaya. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat ini, maka perusahaan harus
mempertahankan pangsa pasar. Oleh karena itu, perusahaan membangun suatu merek
yang digunakan sebagai nama, identitas atau jati diri untuk memperkuat produknya
sebuah perusahaan, karena nama baik perusahaan bergantung pada merek produk
yang diciptakan. Citra merek merupakan asosiasi yang muncul didalam benak
konsumen pada saat mereka mengingat merek tertentu (Kuswanto, 2021). Citra
1
2
meningkatkan minat konsumen. Semakin baik citra merek yang melekat pada sebuah
produk maka semakin menarik konsumen untuk membeli produk atau jasa secara
berulang. Jika merek mampu memenuhi harapan konsumen, maka konsumen akan
yakin dengan pilihannya dan muncul kepercayaan pada merek atau menyukai merek
dan menganggap merek tersebut menjadi bagian dari dirinya (Candra, Suhastini,
tinggi dalam suatu bisnis. Kepercayaan merek merupakan persepsi konsumen atas
rasa percaya dan rasa aman terhadap suatu merek yang muncul secara sukarela dan
beranggapan bahwa merek akan memenuhi ekspektasi atau harapan mereka (Suryani
& Rosalina, 2019). Dalam membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan,
maka penciptaan awal hubungan dalam suatu bisnis harus didasarkan dengan
kepercayaan. Oleh karena itu, kepercayaan yang telah dibangun oleh pelanggan pada
sebuah merek dengan menyukai serta melakukan pembelian berulang yang konsisten
Nurhidayati, & Sugiyah, 2020). Selain untuk menambah laba dan menarik pelanggan
baru, penting bagi perusahaan dalam mempertahankan pelanggan yang sudah ada
untuk tetap setia dan loyal. Dengan demikian, dibutuhkan strategi untuk menjaga
kepercayaan pelanggan terhadap loyalitas merek agar tidak beralih ke merek lain,
3
karena lebih sulit mempertahankan pelanggan yang sudah ada dibandingkan dengan
menjadi standar pada umumnya, mengakibatkan persaingan yang ketat dan menjadi
Persaingan banyak terjadi di berbagai sektor salah satunya yaitu pada industri
kosmetik di Indonesia. Kosmetik sudah menjadi kebutuhan bagi kaum wanita dalam
identitas dirinya. Kaum wanita akan merasa lebih percaya diri ketika menggunakan
gengsi bagi kaum wanita dimana persepsi ini kemudian menimbulkan dorongan
Wardah merupakan brand kosmetik halal asli Indonesia yang berdiri sejak
1995 di bawah PT. Paragon Technology and Innovation (PT. PTI). Didirikan oleh
Nurhayati Subakat yang saat ini menjabat sebagai Komisaris PT. PTI, Wardah selalu
yang produknya terbuat dari bahan-bahan berkualitas dan aman bagi pemakainya.
Ketika konsumen memilih suatu merek tentunya hal yang diperhatikan adalah citra
merek dan kepercayaan yang melekat pada produk tersebut. Wardah membangun
4
kepercayaan konsumen dengan kualitas produk yang telah mendapat SJH (Sertifikat
Jaminan Halal) dari LPPOM MUI dan produknya telah mendapat izin dan memenuhi
peraturan BP POM RI. Pada tahun 2011, produk kosmetik Wardah menerima Halal
Award 2011 untuk kategori Brand Kosmetik Halal. Kemudian, Wardah kembali
meraih penghargaan The 1st Indonesia original Brand tahun 2012 versi majalah SWA
satu produknya yang telah diraih oleh Wardah yaitu urutan pertama TOP BRAND
Salah satu produk kecantikan yang diproduksi oleh Wardah yaitu lipstik.
Produk lipstik sangat digemari oleh pelanggan wanita di indonesia. Hal tersebut
menjadi dasar utama dalam menaikkan kualitas produk mereka. Beberapa variasi
lipstik yang diminati oleh banyak konsumen merupakan salah satu alasan mengapa
pemasaran. Untuk mendapatkan hal itu perusahaan harus memiliki kelebihan yang
berbeda dengan yang lain. Hal tersebut dapat membantu pelanggan akan tetap
memilih dan loyal terhadap salah satu produk itu sendiri. Pemilihan produk
merupakan salah satu aset yang penting bagi sebuah perusahaan karena secara tidak
mereka inginkan.
kondisi ekonomi dan gaya hidup masyarakat yang semakin cerdas untuk mencari hal-
5
hal baru setiap waktu. Seperti halnya Wardah sebagai salah satu perusahaan kosmetik
penjualannya yang dimulai sejak tahun 1995 mulai dari door to door ini kemudian
telah berkembang menjadi 22.000 outlet yang tersebar di Dapartement Store dan
Sebagai Ibu Kota dari Provinsi Jawa Timur, Surabaya menjadi kota terbesar
kedua setelah Jakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
Sebanyak 1,43 juta jiwa atau 49,58% penduduk Surabaya berjenis kelamin laki-laki .
Sedangkan 1,45 juta jiwa atau 50,42% penduduk di kota tersebut adalah perempuan
(Kusnandar, 2021). Dari data tersebut jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki,
toko yang tersebar di Indonesia pada bulan Mei 2021. Surabaya menjadi kota
terpilihnya program tersebut sebagai bentuk upaya Wardah agar lebih dekat dengan
mitra dan konsumen dalam waktu yang lebih panjang (Tandika, 2021). Dari data
diatas, Surabaya merupakan kota dengan potensi yang cocok untuk pengembangan
industri kosmetika besar seperti halnya Wardah yang dijadikan peluang bisnis dalam
pertama yaitu sebesar 33,40%, kemudian tahun 2020 tetap menduduki peringkat
sebanyak 0,1% dibandingkan tahun 2020. Sedangkan pada tahun 2021 Lipstik
penurunan sebanyak 1,6% dibandingkan tahun 2020, dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Maybellin
7.70% Maybelline 6.10% Revlon 7.50%
e
Dari data yang diperoleh dari Top Brand Index Kategori Lipstik Tahun 2019-
dengan merek lipstik lainnya. Wardah menunjukkan citra merek yang baik dan
kepercayaan yang lebih kepada konsumen dibuktikan dengan adanya kategori lipstik
dalam Top Brand Award pada beberapa tahun terakhir, sehingga hal tersebut
7
menjadikan konsumen memilih Wardah menjadi salah satu merek lipstik yang
disukainya. Dengan adanya Citra Merek dan Kepercayaan Merek yang dimiliki oleh
penulis tertarik melakukan penelitian yang akan menguji pengaruh Citra Merek,
Kepercayaan Merek terhadap Loyalitas Merek baik secara parsial ataupun simultan,
dalam hal ini penulis menggunakan judul “Pengaruh Citra Merek dan Kepercayaan
Merek Terhadap Loyalitas Merek Lipstik Wardah (Studi pada Pelanggan Lipstik
Wardah di Surabaya).”
bahwa :
Merek?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Secara Praktis
dunia praktisi yang berharga bagi perkembangan ilmu pemasaran yang berkaitan
meningkatkan kinerjanya perusahaan yaitu Wardah. Selain itu, hasil penelitian ini
mendatang.
2. Secara Teoritis
khususnya Ilmu Administrasi Bisnis yang berkaitan dengan pengaruh Citra Merek
diharapkan dapat menjadi informasi tambahan yang berguna bagi pembaca dan
9
TINJAUAN PUSTAKA
yang diteliti. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam
Brand Trust mengetahui Brand Loyalty dan seberapa besar Pengaruh Brand
Image dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty Nasabah Prudential Syariah pada
Kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Nasabah Prudential Syariah PT.
kuesioner dan teknik analisis data adalah Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji
Hipotesis Parsial Koefisien (Uji t) dan Uji Hipotesis Parsial Koefisien (Uji f).
10
11
Dari hasil olah data yang diperoleh uji t variabel Brand Image memiliki hitung
lebih kecil dari t tabel yaitu 0,369<2,051 dan nilai signifikasi 0,725>0,05 artinya
sedangkan Brand Trust memiliki angka t hitung lebih besar dari t tabel yaitu
berpengaruh signifikan terhadap Brand Loyalty. Dari hasil penelitian didapat hasil
bahwa Brand Image dan Brand Trust secara simultan berpengaruh signifikan
(Brand Trust) Terhadap Loyalitas Merek (Brand Loyalty) pada Produk Air
Minum Dalam Kemasan Merek Aqua (Studi pada Konsumen AMDK Merek
merek dan kepercayaan merek terhadap loyalitas merek. Jenis penelitian ini
Aqua di Kota Gorontalo yang berjumlah 100 orang. Teknik pengambilan sampel
14,324 + 0,271 + 0,486. Dengan nilai t tabel 1,661, nilai F tabel 3,09, dan tingkat
1) variabel citra merek memiliki t-hitung 3,118 > t tabel 1,661 dengan nilai
signifikasi 0,002 < 0,05 dan nilai pengaruhnya sebesar 12,8%. 2) variabel
kepercayaan merek memiliki t-hitung 5,840 > t tabel 1,661 dengan nilai
signifikasi 0,000 < 0,05 dan nilai pengaruhnya sebesar 30,5%. Hasil ini
loyalitas. 3) Hasil uji secara simultan memiliki F-hitung sebesar 37,046 > F tabel
3,09 dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,05. Sedangkan nilai Adjusted R20,421
menjelaskan bahwa sebesar 42,1% dari citra merek dan kepercayaan merek
57,9% dipengaruhi faktor lainnya yang tidak dijelaskan dalam model penelitian
Abstrak : Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Citra Merek
dan Kualitas Produk secara simultan dan parsial terhadap keputusan konsumen
membeli produk jam tangan merek casio di Perumah Graha Asri Sukodono
13
Sidoarjo. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang
membeli produk jam tangan merek casio di perumahan graha asri sukodono
linier berganda, Uji hipotesis secara simultan menggunakan uji F dan secara
simultan variabel citra merek dan kualitas produk berpengaruh secara signifikan
2.2.1 Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting bagi pelaku bisnis dalam
perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun produk. Pemasaran memiliki peran
penting dalam suatu perusahaan, karena marketing memiliki fungsi untuk mencari,
pasar.
yang diarahkan pada aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
14
Gustiasari, & Hasan, 2020:240) menyatakan bahwa pemasaran adalah proses dimana
perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat
imbalannya.
hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba (Ajmal, Basalamah, &
Djamereng, 2020:75)
merupakan proses pencarian atas apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
konsumen, menyediakan baran atau jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen dengan menciptakan kepuasan bagi para pelanggan dan memberikan laba
kemampuan dari perusahaan dalam menjalankan berbagai fungsi pada bidang dalam
15
yang telah didukung oleh kegiatan pemasaran yang terpadu. Hal tersebut ditujukan
untuk keberhasilan mencapai tujuan perusahaan. Tugas pokok dari perusahaan adalah
konsumen dapat mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang melebihi dari kepuasan
dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang
2020:24) yaitu:
Berjalannya pemasaran yang baik tentunya akan sangat berpengaruh baik pula
tujuan, target, penjualan perusahaan suatu perusahaan. Suatu pencapaian target dan
bagaimana suatu kinerja dalam memasarkan berbagai produk hingga dapat diminati
pasar telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan dengan perusahaan itu sendiri.
2.2.2 Merek
Salah satu atribut penting yang menjadi perbedaan sebuah produk dan jasa
dengan pesaing adalah merek. Merek merupakan nilai dan identitas atau ciri khas
tertentu suatu perusahaan yang dilindungi oleh hukum untuk menghindari plagiasi
dengan para pesaing. Merek memberikan jaminan bahwa kualitas produk tetap sama
sebuah merek menandakan kekuatan yang ada dalam merek sehingga memberikan
2019:122) definisi merek ialah nama, istilah, tanda, symbol dan desain, untuk
menjelaskan barang dan jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk
Sugiyah, 2020:186) merupakan sebuah nama, lambang, istilah, ataupun desain yang
menunjukkan jati diri dari suatu atau sekumpulan penjual, serta membedakan produk
bahwa merek adalah cara membedakan sebuah nama atau symbol seperti logo,
atau jasa dari satu produsen atau satu kelompok produsen dan untuk membedakan
suatu nama atau simbol yang mengidentifikasi suatu produk untuk membedakan
barang atau jasa yang diproduksi tersebut dari produk kompetitor lainnya.
konsumen. Berikut ini manfaat merek yang dikemukakan oleh beberapa para ahli
a. Bagi pembeli, merek bermanfaat untuk menceritakan mutu dan memberi daya
yang timbul.
produk.
menguntungkan.
a. Bagi perusahaan
timbulnya permasalahan.
2. Nama merek dan tanda dagang secara hukum dapat melindungi penjualan
dari pemalsuan produk. Karena bila tidak, setiap pesaing akan meniru
segmen- segmen.
b. Bagi distributor
c. Bagi konsumen
kembali.
melalui sebuah merek, maka dapat dipastikan akan menimbulkan kesetiaan konsumen
terhadap merek akibat dari penciptaan suatu ikatan emosional yang positif akan
merek.
Citra merek merupakan bagian dari merek yang menjadi dasar konsumen
mengkonsumsi suatu produk, setiap orang pasti mempunyai kesan terhadap suatu
20
merek. Kesan konsumen berpengaruh terhadap citra merek perusahaan dan memberi
kesan positif jika merek tersebut memiliki kualitas produk yang baik dan memenuhi
harapan konsumen.
Menurut Kotler (dalam Suryani & Rosalina, 2019:43) citra merek merupakan
terhadap suatu merek tertentu dan bagaimana konsumen memandang suatu merek.
Menurut Sangadji dan Sopiah (dalam Qurbani & Pasaribu, 2019:125) citra
merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika
Menurut Kotler dan Keller (dalam Ngabiso, Radji, & Kango, 2021:3) citra
merek merupakan suatu keyakinan dan persepsi yang dilakukan oleh konsumen,
komponen yaitu :
Asosiasi merek terhadap produk dan jasa yang dilekatkan oleh konsumen
dibuat oleh merk tersebut, positif maupun negative, dan harapan mengenai usaha-
usaha untuk menjaga kepuasan konsumen pada merek tersebut. Merek memiliki
akar yang kuat, ketika merek tersebut dikombinasikan dengan nilai-nilai yang
21
ekonomi, dan pendidikan. Hal-hal tersebut membuat mereka akan hidup dan
1. Product Attributes (Atribut Produk) merupakan ciri yang sangat erat kaitannya
dengan sebuah merek, misalnya kemasan, isi produk, harga, rasa dan banyak
lainnya.
Menurut Shimp (dalam Pambudi & Prabawani, 2018:2) citra merek diukur dari :
a. Atribut
22
Atribut adalah ciri-ciri atau berbagai aspek dari merek yang diiklankan. Atribut
juga dibagi menjadi dua bagian yaitu hal-hal yang tidak berhubungan dengan
produk (contoh: harga, kemasan, pemakai, dan citra penggunaan), dan hal-hal
b. Manfaat
Manfaat dibagi menjadi tiga bagian yaitu fungsional, simbolis, dan pengalaman.
c. Evaluasi Keseluruhan
bahwa produk berkualitas sesuai nilai dan intens merek baik yang didasarkan pada
Menurut Lau dan Lee (dalam Oktiani & Khadafi, 2018:273) kepercayaan
pelanggan terhadap merek diartikan sebagai hasil yang memuaskan dari merek yang
sesuai dengan standar atau keinginan konsumen dengan resiko yang mengikutinya.
konsumen dari pengalaman, atau lebih pada urutan-urutan transaksi atau interaksi
yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan
merek adalah pemikiran konsumen tentang keandalan yang didasari oleh pengalaman,
atau lebih pada urutan-urutan pemakaian dan interaksi yang dirasakan sesuai dengan
Dari pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepercayaan
merek merupakan hasil dari kemauan konsumen yang mempercayai dan merasa aman
pada suatu merek dengan segala resikonya, karena adanya harapan merek tersebut
dapat memberian hasil yang positif dan dapat diandalkan bagi mereka sehingga
Menurut Kotler dan Keller ( dalam Purnomo & Oktaria, 2018:55) terdapat
tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Hubungan ketiga faktor
Reputasi merek berkenaan dengan opini yang berasal dari orang lain
bahwa merek itu baik maka bisa diandalkan (Reliable). Reputasi merek bisa
dikembangkan bukan saja melalui periklanan dan public relation, tapi juga
merek yang dapat memenuhi harapan mereka, maka reputasi merek yang baik
tidak dibutuhkan akan terjadi saat menggunakan merek tersebut. Oleh karena
konsumen.
Yang ada dibalik suatu merek juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan
yang ada di balik merek suatu produk merupakan dasar awal pemahaman
karakteristik tersebut:
entitas terbesar dan merek merupakan entitas terkecil dari entitas terbesar
b. Reputasi Perusahaan
dikenal adil dan juga jujur, maka pelanggan merasa lebih aman jika
c. Motivasi Perusahaan
d. Integritas Perusahaan
sebuah merek memiliki kesamaan dengan dirinya sendiri. Jika atribut atau
b. Merek Kesukaan
dari evaluasi subjektif bahwa merek alternatif yang dipilih dapat memenuhi
menggunakan suatu merek, maka kepuasan konsumen pada suatu merek juga
akan terpenuhi.
emosional yang positif dengan konsumen, hubungan emosional yang positif ini harus
1. Dimension of Viability
Dimensi ini mewakili sebuah persepsi bahwa suatu merek dapat memenuhi
dan memuaskan kebutuhan dan nilai konsumen. Dimensi ini dapat diukur melalui
2. Dimension of Intentionality
suatu merek. Dimensi ini dapat diukur melalui indikator security dan trust.
tersebut.
29
melanjutkan penggunaan dari merek atau membeli kembali merek yang sama
tertentu. Ikatan ini memberikan kesempatan kepada seorang pelanggan untuk tetap
Dari penjelasan menurut para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pada merek tertentu ketika merek menawarkan kepuasan pada konsumen sehingga
akan setia terhadap semua informasi yang menyangkut harga, segi keistimewaan
merekdan atribut-atribut penting lainnya. Konsumen yang loyal dari segi kognitif
akan mudah dipengaruhi oleh strategi persaingan dari merek-merek lain yang
2. Afektif (affective), yaitu komponen yang didasarkan pada perasaan dan komitmen
merek tersebut. Loyalitas afektif ini merupakan fungsi dari perasaan (afject) dan
sikap konsumen terhadap sebuah merek seperti rasa suka, senang, gemar dan
kepuasan pada merek tersebut. Konsumen yang loyal secara afektif dapat
yang dapat mengarahkan mereka kepada rasa tidak puas terhadap merek yang
sebelumnya.
3. Konatif (conative), merupakan batas antara dimensi loyalitas sikap dan loyalitas
menggunakan merek yang sama di kesempatan yang akan datang. Selain itu,
merek karena telah terbentuk komitmen dalam diri mereka untuk tetap
31
jika para pemasar merek pesaing berusaha membujuk konsumen melalui pesan
yang menantang keyakinan mereka akan merek yang telah mereka gunakan
membeli.
4. Tindakan (action), berupa tingkah laku membeli lagi produk dan juga
Konsumen yang loyal secara tindakan akan mudah beralih kepada merek lain jika
merek yang selama ini ia konsumsi tidak tersedia di pasaran. Loyal secara
tindakan dengan membeli ulang sebuah merek oleh seorang konsumen dalam
jenis produk tertentu dan mempromosikan merek tersebut kepada orang lain.
Pelanggan yang berada pada tingkat switcher loyalty adalah pelanggan yang
berada pada tingkat paling dasar. Pelanggan switcher loyalty memiliki perilaku
sering berpindah-pindah merek atau sama sekali tidak loyal dan tidak tertarik
pada merek yang dikonsumsi. Ciri yang paling jelas dari dalam kategori ini adalah
suatu merek produk. Pembeli yang berada dalam tingkatan ini dapat dikategorikan
Pada tingkatan satisfied buyer, pelanggan yang masuk dalam kategori puas
(biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang, atau risiko yang timbul akibat
merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada
merek yang didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian
maupun oleh kerabat atau pun dipengaruhi oleh perceived quality yang tinggi.
5. Committed buyer (Konsumen yang komit terhadap merek produk yang dibeli)
Pelanggan memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan
merek tersebut menjadi sangat penting bagi pelanggan. Ciri yang nampak pada
Comitted Buyer
Statisfied Buyer
Habitual Buyer
Swit
cher
juga dengan perubahan harga yang tidak layak. Loyalitas muncul ketika
konsumen berasumsi bahwa harga yang harus dibayar sesuai dengan kualitas
2. Citra (baik diri kepribadian yang dimilikinya dan reputasi dari merek)
34
Merek yang memiliki reputasi yang diakui secara nasional maupun internasional
diadopsi berdasarakan merek pada kalimat yang terkandung dalam sebuah iklan
akan membentuk kepribadian pada suatu merek yang akan mengarah pada
loyalitas merek.
kelebihan merek tidak akan berarti jika produk dari merek tersebut sulit
didapatkan dan susah diakses serta juga meragukan bagi konsumen untuk
cenderung menuntut bahwa merek atau perusahaan yang berhasil adalah merek
yang menawarkan pembelian produk secara nyaman, dapat dibeli lewat telepon
atau internet, dikirimkan dalam waktu yang layak, dapat dibayar dengan kartu
Kepuasan adalah salah satu faktor penentu bagi konsumen yang cenderung
yang sejenis dalam satu merek. Kepuasan konsumen juga dapat diartikan sebagai
5. Pelayanan
Pelayanan jual beli yang kurang baik adalah faktor utama dari ketidakpuasan
konsumen, terutama jika merek tersebut tidak dapat memenuhi tingkat pelayanan
yang dijanjikannya. Merek yang kualitasnya tidak lebih baik dari pesaingnya yang
diberikan oleh suatu merek pada produk yang mereka beli, tetapi dengan
tersedianya garansi atau jaminan dapat menambah nilai dari produk tersebut.
Menurut Ahmed et al. (dalam Afifah, 2021:17) loyalitas merek dapat diukur
terdapat banyak macam merek pesaing yang sama diluaran tetapi tetap merek
2. Setia pada suatu merek artinyapelanggan tidak akan mau membeli atau
menggantikan merek yang sudah digunakan dengan merek yang lain yang beredar
dipasaran.
3. Tidak memakai merek lain walaupun ada produk yang sama artinya pelanggan
tidak mau membeli merek yang lain untuk menggantikan merek yang sudah biasa
digunakan.
36
5. Memberikan masukan hal yang positif terhadap merek yang menjadi pilihan
dengan cara selalu membicarakan hal yang positif tentang merek tersebut kepada
orang lain yang ingin membeli atau belum mengetahui merek tersebut.
mereka dapatkan dengan presepsi terhadap citra merek yang baik, maka kepercayaan
merek juga akan meningkat. Ketika konsumen percaya pada suatu merek, maka
konsumen tersebut mungkin akan menunjukkan sikap dan perilaku positif kepada
suatu merek karena merek tersebut memberikan kesan yang positif. Terbangunnya
kepercayaan merek tidak bisa lepas dari citra merek itu sendiri, karena citra merek
Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa preferensi dan
keyakinan terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra positif terhadap
suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Sangatlah sulit
bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada
jika loyalitas merek tidak memiliki citra merek yang kuat dan positif. Citra merek
akan melekat secara terus menerus dan membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu
yang disebut dengan loyalitas merek, sehingga konsumen beranggapan bahwa merek
37
tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing. Loyalitas terjadi jika ada respon
positif dari pengalaman konsumsi maupun peembelian seorang konsumen atas suatu
produk.
merek dengan segala resikonya karena adanya harapan yang dijanjikan oleh merek
dalam memberikan hasil yang positif bagi konsumen. Konsumen akan melakukan
pembelian secara terus-menerus jika percaya terhadap suatu merek tersebut, bahkan
menggunakan dan memberitahukan pada orang lain akan kelebihan merek tersebut
merek memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap loyalitas konsumen apabila
konsumen sudah percaya terhadap merek tersebut sehingga konsumen tidak akan
Citra Merek
(X1) Loyalitas Merek
(X2)
2.4 Hipotesis
38
1. Secara simultan terdapat pengaruh Citra Merek dan Kepercayaan Merek terhadap
2. Secara parsial terdapat pengaruh Citra Merek terhadap Loyalitas Merek pada
METODE PENELITIAN
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
Dalam rangka memberi gambaran atau batasan yang jelas mengenai arti serta
makna dari faktor penelitian ini, maka diperlukannya definisi operasional variabel.
Dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan adalah Citra Merek (X1) dan
operasional variabel yang dapat diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
39
40
dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap produk lipstik
1. Atribut
2. Manfaat
3. Evaluasi Keseluruhan
Kepercayaan Merek merupakan bentuk penilaian dan rasa aman yang dimiliki
konsumen terhadap suatu merek dari produk lipstik Wardah yang dapat
atau membeli suatu merek pada produk lipstik Wardah secara konsisten di masa
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga
alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian (Sugiyono, 2020:93). Dengan skala likert, maka variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai tolak ukur
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
merupakan skala jenis ordinal yang digunakan sebagai nilai dan jawaban yang
Kategori Bobot/Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
3.3.1 Populasi
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah pelanggan di Kota Surabaya yang pernah membeli dan
menggunakan produk lipstik merek Wardah minimal 2 kali dan tidak diketahui
3.3.2 Sampel
diperoleh dari sampel harus dapat menjadi gambaran dari populasi, meskipun sampel
n=¿
Keterangan:
n : Jumlah sampel
σ : Standart deviasi
maka:
n=¿
n=¿ ¿
Jadi, jumlah yang akan dijadikan responden yaitu pelanggan di Kota Surabaya
yang membeli dan menggunakan produk lipstik merek Wardah sejumlah 96,04 tetapi
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yakni data primer dan data
a. Data Primer
Data primer merupakan data langsung yang diperoleh peneliti baik secara
masalah penelitian. Data primer pada penelitian ini dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner (angket) secara online melalui google forms kepada 100
b. Data Sekunder
45
Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa studi pustaka
dan diperoleh dari sumber referensi terkait dengan jurnal, penelitian terdahulu,
maupun website resmi yang diambil tidak sembarang mengikuti kaidah atau
Sumber data yang digunakan bersumber dari data primer dan data skunder.
Data primer diperoleh dari pelanggan yang membeli atau menggunakan produk
lipstik Wardah yang ada di Kota Surabaya dengan menyebar daftar pertanyaan atau
kuesioner. Sedangkan data skunder ialah data eksternal yang diperoleh dari
secara langsung atau tertulis yang disusun secara sistematis kepada responden.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
pertanyaan sesuai dengan permasalahan yang diteliti yaitu data responden mengenai
Citra Merek, Kepercayaan Merek dan Loyalitas Merek konsumen lipstik merek
Teknik Analisis Data merupakan suatu metode atau cara pengolahan sebuah
data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk
dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan dalam sebuah
penelitian. Tujuan dari analisis data adalah untuk mendeskripsikan sebuah data
karakteristik populasi yang berdasarkan data yang diperoleh dari sampel, yang
biasanya ini dibuat dengan dasar pendugaan dan pengujian hipotesis. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif diarahkan untuk menjawab rumusan
masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Dalam
penelitian kuantitatif, sebelum dilakukan analisis dan uji pengaruh, maka terhadap
Menurut Ghozali (2018:51) uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau
tidaknya suatu pernyataan. Data yang valid adalah tidak adanya data yang berbeda
antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
Moment untuk mencari koefisien korelasinya. Suatu instrumen dikatakan valid jika
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Berikut
rumus korelasi Product Moment yang digunakan seperti tersaji di bawah ini:
47
n ( ∑ xy )−( ∑ x ) (∑ y )
r xy =
√¿ ¿ ¿
Keterangan:
n = jumlah responden
y = skor total
a. Jika r hitung > r tabel, maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid
b. Jika r hitung < r tabel, maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Instrumen yang
reliabilitas yang tinggi. Suatu alat ukur dapat dikatakan reliebel jika alat ukur tersebut
dapat memberikan hasil yang konsisten meskipun digunakan berulang kali. Dengan
demikian, instrumen dapat digunakan karena dapat bekerja dengan baik pada kondisi
dan waktu yang berbeda. Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah
48
reliabel atau tidak. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
Prasyarat yang harus dipenuhi dalam uji asumsi klasik yaitu pada agresi linier
berganda. Analisis yang dimaksud adalah regresi linier berganda berbasis OLS
(Ordinary Least Square). Jika asumsi klasik terpenuhi, maka estimasi regresi linier
berbasis OLS (Ordinary Least Square) akan BLUE (Best Linear Unbiased)
Estimator), sehingga pengambilan keputusan melalui Uji F dan Uji T tidak boleh
bias. Hasil dari uji asumsi klasik dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak normal (Ghozali,
2018:161). Dalam penelitian ini menggunakan uji dengan analisis statistik yaitu uji
Kolmogrov-Smirnov untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pada
dan memenuhi kriteria BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) apabila data tersebut
diatas 5% atau 0,05. Sedangkan data dikatakan tidak memiliki distribusi normal jika
atau menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
penelitian untuk mengetahui apakah terjadi hubungan yang kuat antar variabel
multikolinieritas dapat diketahui dengan menghitung nilai VIF dan Tolerance dari
masing-masing variabel bebas. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah pada data
indikasi berikut:
a. Nilai 𝑅2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi,
apabila varian dari residual dalam satu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut
homoskedastisitas. Model regresi dalam penelitian yang baik adalah yang tidak
50
pada suatu model regresi linier berganda adalah dengan melihat grafik scatterplot
atau dari nilai prediksi variabel terikat yaitu SRESID dengan residual error yaitu
a. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
b. Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
permasalahan ini karena residual tidak bebas pada satu observasi ke observasi
lainnya. Uji autokorelasi dibutuhkan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antar kesalahan penganggu (residual) pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi korelasi maka
terdapat problem autokorelasi, karena model regresi yang baik adalah pada model
regresi yang bebas dari autokorelasi. Dalam mendeteksi data ada tidaknya
autokorelasi dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah dengan
d. jika dl < d < du atau (4-du) < d < (4-dl) berarti tidak dapat disimpulkan
satu dengan variabel yang lainnya. Selain itu, regresi dapat digunakan untuk
mengukur dua variabel atau lebih, serta menunjukkan arah variabel dependen dan
independen. Oleh karena itu, untuk mengukur satu variabel dependen dan dua
variabel independen harus menggunakan regresi linier berganda. Analisis ini untuk
mengukur seberapa jauh pengaruh Citra merek (X1) , Kepercayaan Merek (X2)
terhadap Loyalitas Merek (Y). Oleh karena itu uji regresi linier bergnada dilakukan
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
Y = Loyalitas merek
b = Koefisian regresi
X1 = Citra merek
X2 = Kepercayaan merek
Untuk mengetahui pengaruh nyata atau tidaknya antara Citra Merek (X1) dan
Kepercayaan Merek (X2) secara simultan terhadap Loyalitas Merek (Y), Uji F ini bisa
1. Merumuskan hipotesis
Df = n – k – 1
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
53
k = Jumlah variabel
n = Jumlah sampel
JK regresi
R2= 2
Σy
Keterangan:
R2 = Koefisien determinan
a. Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti variabel Citra Merek
b. Bila Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, berarti variabel Citra Merek
(X1) dan Kepercayaan Merek (X2) secara simultan tidak berpengaruh signifikan
Dalam penelitian ini, Uji t digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh
signifikan secara parsial dari masing-masing variabel independen (Citra Merek dan
1. Merumuskan hipotesis
r √ n−2
t=
√1−r 2
Keterangan:
r = koefisien korelasi
55
n = jumlah sampel
r2 = koefisien determinan
dependen (Y)
No Kegiatan Waktu
3. Pelaksanaan Penelitian
4. Pengumpulan data
6. Penyusunan laporan
7. Publikasi Nasional/Internasional
BAB IV
dengan nama awal PT Pusaka Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru berganti nama menjadi
PT Paragon Technology and Innovation pada tahun 2011. Perusahaan ini didirikan
oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M.Sc dan Dra. Hj. Nurhayati
Subakat, Apt. Pada masa itu, pendiri melihat masih ada peluang yang terbuka.
Perusahaan ini dimulai dengan sederhana namun sudah diusahakan dengan tata cara
yang baik. PT Pusaka Tradisi Ibu (PTI) pada awal berdirinya hanya memproduksi
perawatan rambut. Pada tahun 1985, perusahaan ini mengeluarkan produk perawatan
rambut dengan merk Putri yang dipasarkan ke salon-salon yang sampai sekarang
masih diproduksi.
Mulai dari Jabotabek, produknya mulai menyebar dan bersaing langsung dengan
produk lama yang telah eksis. Mulai tahun 1990, produk salonnya dapat bersaing
dengan produk eksis. Survey CIC (2002) menyebutkan bahwa Hair Tonic Putri 71
adalah hair tonic yang paling banyak digunakan di indonesia. Sedangkan produk
perusahaan, pada bulan Desember 1990, PT Pusaka Tradisi Ibu mendirikan pabrik
57
58
produksi di Kawasan Industri Cibodas Tangerang. Pendirian pabrik yang baru ini
Pada tahun 1995, PTI mulai mengembangkan merk Wardah. Namun, belum
bisa berjalan dengan baik dikarenakan rekanan manajemen yang kurang baik. PTI
kembali mencoba mengembangkan Wardah pada tahun 1996 dengan tetap bekerja
sama dengan agen dalam pemasarannya. Sejak itu penjualannya mulai menanjak dan
PT Pusaka Tradisi Ibu memasuki pasar tata rias (decorative). Ketika krisis ekonomi
1998, banyak perusahaan sejenis yang tutup. Daya beli masyarakat anjlok sementara
harga bahan baku naik sampai empat kali lipat. PTI mengambil reaksi cepat
melewati masa krisis selama empat bulan, PTI justru mengembangkan pasar. Pada
pada masa tersebut melonjak pesat. Pabrik lain di Kawasan Industri Jatake Tangerang
mulai masuk ke pasar umum yang memerlukan perubahan dari segi internal. Selain
itu, juga melalui program promosi dan membina tim promosi. Pada tahun 2005, PT
Pusaka Tradisi Ibu sudah menerapkan Good Manufacturing Practice (GMP) dan Cara
pabrik dari keseluruhan 760 pabrik yang sudah menerapkan CPKB. Selain itu, PTI
menjadi percontohan pelaksanaan CPKB untuk industri kosmetika yang lainnya. PTI
59
sampai dengan saat ini sudah memiliki 26 Distribution Centre (DC) hampir di seluruh
mengembangkan bisnis.
Pada penelitian ini terdapat 100 responden berjenis kelamin perempuan yang
pernah melakukan pembelian minimal 2 kali dalam 12 bulan terakhir. Berdasar pada
hasil kuesioner yang telah disebarkan pada 100 responden maka dapat digambarkan
Pada penelitian ini dibagi menjadi 5 kelompok usia yang diambil dari
100 responden dengan jangka usia mulai dari 17-22 tahun, 23-28 tahun,
29-34 Tahun 3 3%
35-40 Tahun 3 3%
> 40 Tahun 6 6%
Pada tabel 4.1 terlihat bahwa jumlah responden pada penelitian ini
yang berusia 17-22 tahun sejumlah 71 dengan persentase 71%, usia 23-28
dan usia >40 tahun sejumlah 6 dengan persentase 6%. Dari data tersebut
63
dan Lain-lain.
Pelajar/ 64 64%
Mahasiwa
PNS 3 3%
Wiraswasta 7 7%
Karyawan 15 15%
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa jumlah responden pada penelitian ini
lain sejumlah 11 dengan persentase 11%. Dari data tersebut terlihat bahwa
64
Terakhir.
waktu 12 bulan yang dibagi menjadi 2 pilihan, yaitu 2 kali, dan > 2 kali.
2 kali 28 28 %
> 2 kali 72 72 %
persentase 28%, > 2 kali sejumlah 72 dengan persentase 72%. Dari data
responden dari variabel penelitian Citra Merek , Kepercayaan Merek dan Loyalitas
Hasil tanggapan responden terhadap Citra Merek dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut ini:
menawarkan
berbagai variasi
produk
Presentase 0% 1% 5% 38% 56% 100%
Lipstik merek
Wardah
menawarkan 0 0 11 41 48 100
6 4.37
produk yang
mengikuti zaman
Presentase 0% 0% 11% 41% 48% 100%
Menggunakan
produk lipstik
Wardah 0 3 17 41 39 100
7 4.16
menumbuhkan
rasa percaya diri
Presentase 0% 3% 17% 41% 39% 100%
Saya memilih
produk lipstik
Wardah sesuai 0 0 8 40 52 100
8 4.44
dengan kebutuhan
saya
Presentase 0% 0% 8% 40% 52% 100%
Sumber: Tabulasi data diolah oleh peneliti
telah dikuantifikasikan menggunakan skala likert dari tabel diatas dapat diketahui
Lipstik merek
Wardah sesuai
0 3 20 49 28 100 4.02
2 dengan harapan
saya
Presentase 0% 3% 20% 49% 28% 100%
Saya merasa
aman
menggunakan 0 3 11 41 45 100 4.28
3 produk lipstik
merek Wardah
Presentase 0% 3% 11% 41% 45% 100%
Saya percaya
dengan produk
0 1 16 37 46 100
4 lipstik merek 4.28
Wardah
Presentase 0% 1% 16% 37% 46% 100%
Sumber: Tabulasi data diolah oleh peneliti.
telah dikuantifikasikan menggunakan skala likert dari tabel diatas dapat diketahui
menjawab setuju.
setuju.
Hasil tanggapan responden terhadap Loyalitas Merek dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut ini:
Lipstik Wardah
merupakan
produk utama
0 13 24 30 33 100 3.83
1 saya dalam
menggunakan
lipstik
Presentase 0% 13% 24% 30% 33% 100%
Saya akan
menjadi
pelanggan setia 0 8 26 33 33 100 3.91
2 lipstik merek
Wardah
Presentase 0% 8% 26% 33% 33% 100%
Saya tidak akan
beralih
menggunakan 0 13 33 26 28 100 3.69
3 produk lipstik
merek yang lain
Presentase 0% 13% 33% 26% 28% 100%
4 Saya memberikan 0 4 25 39 32 100 3.99
rekomendasi
kepada orang
70
terdekat untuk
memakai produk
lipstik merek
Wardah
Presentase 0% 4% 25% 39% 32% 100%
Saya
membicarakan hal
yang positif
kepada orang lain
yang ingin
0 2 23 42 33 100
5 membeli atau 4.06
belum
mengetahui
produk lipstik
merek Wardah
Presentase 0% 2% 23% 42% 33% 100%
Sumber: Tabulasi data diolah oleh peneliti.
telah dikuantifikasikan menggunakan skala likert dari tabel diatas dapat diketahui
produk lipstik merek yang lain”, sebagian besar responden sebanyak 33%
menjawab netral.
71
kepada orang lain yang ingin membeli atau belum mengetahui produk
menjawab setuju.
derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang
dilaporkan oleh peneliti. Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor
total diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kritik. Jika nilai
koefisien korelasi product moment dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai
tabel kritik, maka pertanyaan tersebut signifikan. Cara menentukan r tabel dari
sehingga nilai r tabel sebesar 0.1966. Dibawah ini merupakan hasil uji validitas pada
tiap variabel:
c. Jika r hitung > r tabel, maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
d. Jika r hitung < r tabel, maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.
72
Probabilitas
Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan
(p)
X1.1 0,617 0.1966 0,000 Valid
X1.2 0,668 0.1966 0,000 Valid
X1.3 0,694 0.1966 0,000 Valid
X1.4 0,783 0.1966 0,000 Valid
Citra merek
X1.5 0,621 0.1966 0,000 Valid
X1.6 0,663 0.1966 0,000 Valid
X1.7 0,751 0.1966 0,000 Valid
X1.8 0,701 0.1966 0,000 Valid
X2.1 0,834 0.1966 0,000 Valid
Kepercayaan X2.2 0,794 0.1966 0,000 Valid
Merek X2.3 0,755 0.1966 0,000 Valid
X2.4 0,842 0.1966 0,000 Valid
Y1 0,840 0.1966 0,000 Valid
Y2 0,876 0.1966 0,000 Valid
Loyalitas Merek Y3 0,832 0.1966 0,000 Valid
Y4 0,821 0.1966 0,000 Valid
Y5 0,731 0.1966 0,000 Valid
Sumber: Hasil Output SPPS diolah
Berdasarkan pada tabel 4.7 terlihat bahwa hasil dari uji validitas dari indikator
korelasi menunjukkan r hitung > r tabel dan probabilitas (p) < 0.05.
mana kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang relatif dan konsisten
73
dari waktu ke waktu, metode untuk melihat data yang reliabel dengan Cronbach’s
alpha, jika nilai hasil dari Cronbach’s alpha menunjukan angka lebih dari angka 0,60
maka hasil hitung dari aplikasi Statiscal Product and Service Solution (SPSS) for
windows diperoleh nilai koefisien Cronbach’s alpha seperti tabel dibawah ini:
Berdasarkan pada tabel 4.8 terlihat bahwa hasil dari uji reliabilitas, nilai
Cronbach’s Alpha pada keseluruhan variabel memiliki nilai lebih besar dari 0,60
sehingga keseluruhan vaiabel tersebut dinyatakan reliabel dan alat ukur berupa
Uji normalitas dalam penelitian memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya apakah mempunyai
distribusi normal atau tidak. Cara menentukan apakah model berdistribusi normal
atau tidak bisa melihat bentuk histrogram menggunakan scatter plot dengan melihat
normal. Distribusi yang normal akan membentuk garis lurus diagonal dan ploting
74
data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal, data residual normal
Berdasarkan gambar 4.2 kenormalan suatu data dapat diamati dari kurva plot,
yaitu jika data menyebar disekitar garis diagonal Y maka data dapat dikategorikan
berdistribusi normal. Dari gambar diatas terlihat bahwa penyebaran data pada chart
bisa dikatakan tersebar mengikuti garis diagonal Y (tidak terpencar jauh dari garis
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Maka regresi yang baik
Menguji adanya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF (variance inflation
factor), jika nilai tolerence > 0,10 nilai VIF < 10 disimpulkan tidak terjadi
multikolienieritas, tapi jika nilai tolerence < 0,10 dan nilai VIF > 10 hal tersebut
terjadi multikolienieritas. Hasil dari nilai perhitungan VIF (variance inflation factor)
dan matrik korelasi dari variabel independent dapat dilihat pada tabel berikut:
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
Berdasarkan pada tabel 4.9 terlihat bahwa hasil dari uji multikolonieritas pada
variable Citra Merek dan Kepercayaan Merek memiliki nilai tolerance > 0,10 dan
nilai VIF < 10. Hal tersebut menjadi petunjuk bahwa dalam penelitian ini terbebas
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual antara satu
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot.
Jika pada hasil terdapat pola tertentu seperti titik-titik membentuk pola yng
terjadi heteroskedastisitas. Namun sebaliknya Jika tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
hasil terlihat pada gambar bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tersebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut berarti menunjukkan bahwa tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas pada regresi yang digunakan pada uji hipotesis,
Uji autokorelasi pada penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi linier ada kolerasi antara data pengamatan atau tidak. Adanya
uji-t dapat digunakan, karena akan memberikan kesimpulan yang salah. Untuk
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Durbin-Watson
Square Estimate
1 .735a .541 .531 2,633 1,753
a. Predictors: (Constant), Kepercayaan Merek, Citra Merek
b. Dependent Variable: Loyalitas Merek
Sumber: Hasil Output SPSS diolah
jika nilai D-W terletak antara du dan (4- du). Oleh karena itu nilai D-W = 1,7152 <
1,753 < 2,2848 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
78
Merek terhadap Loyalitas Merek, maka hasil perhitungan regresi linier berganda
Berdasar pada tabel 4.11 terlihat bahwa hasil dari uji analisis regresi linier
Y = a + b1X1 + b2X2
a. Nilai konstanta menujukkan nilai yang negatif -4,091 yang memiliki arti jika
nilai koefisien variabel Citra Merek dan Kepercayaan Merek sama dengan 0
b. Koefisien regresi linier variabel Citra Merek memiliki nilai positif sebesar
0,423. Hal ini berarti peningkatan Citra Merek akan berdampak pada
bernilai konstan.
d. Berdasarkan tabel 4.11 terlihat bahwa hasil dari uji koefisien determinasi (R2)
diketahui nilai dari R Square sebesar 0,541, hal tersebut menunjukkan bahwa
variable independen yaitu Citra Merek (X1) dan Kepercayaan Merek (X2)
Merek (Y) dan sisanya dengan persentase 46% dipengaruhi oleh faktor lain
Untuk mengetahui pengaruh nyata atau tidaknya antara Citra Merek (X1) dan
80
Kepercayaan Merek (X2) secara simultan terhadap Loyalitas Merek (Y), berikut hasil
5. Merumuskan hipotesis
Df = n – k – 1
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
k = Jumlah variabel
81
n = Jumlah sampel
a. Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti variabel Citra Merek
Berikut merupakan tabel dari hasil uji hipotesis secara simultan variabel Citra
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 792.278 2 396.139 57.123 .000b
Residual 672.682 97 6.935
Total 1464.960 99
a. Dependent Variable: Loyalitas Merek
b. Predictors: (Constant), Kepercayaan Merek, Citra Merek
Sumber: Hasil output SPSS diolah
H0 ditolak
H0 diterima
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil hitung diketahui nilai F hitung sebesar 57,123 dan F tabel
yang digunakan ialah 97 dengan nilai F tabel 3,09 yang artinya Fhitung > Ftabel
(57,123 > 3,09) dengan nilai signifikasi 0,000 nilai tersebut lebih kecil dari nilai
Merek (X1) dan Kepercayaan Merek (X2) bersama-sama memiliki pengaruh yang
1. Merumuskan hipotesis
r √ n−2
t=
√1−r 2
83
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
r2 = koefisien determinan
dependen (Y)
signifikansi 0,05:
84
Kesimpulan:
Pada Penelitian ini nilai n yang dihasilkan sebanyak 100. Dalam Menentukan
level of significant (ɑ) dengan taraf signifikasi 0,05 : 2 = 0,025 (uji dua sisi) dengan
1,98472.
1. Hasil Uji secara parsial variabel Citra Merek terhadap Loyalitas Merek
Hasil uji pada penelitian yang dilakukan nilai t hitung 4,329 dan nilai t tabel
1,98472yang artinya Thitung > Ttabel (4,329 > 1,98472) dan nilai signifikasi
0,000 lebih kecil dari nilai tingkat signifikasi 0,05. Hal tersebut berarti bahwa
secara parsial Citra merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Loyalitas
merek.
85
H0 ditolak H0 ditolak
H0 diterima
t-tabel t-hitung
1,98472 4,329
Merek
Hasil uji pada penelitian yang dilakukan nilai t hitung 3,442 dan nilai t tabel
1,98472 yang artinya Thitung > Ttabel (3,442 > 1,98472) dan nilai signifikasi
0,001 lebih kecil dari nilai tingkat signifikasi 0,05. Hal tersebut berarti bahwa
Loyalitas merek.
86
H0 ditolak H0 ditolak
H0 diterima
t-tabel t-hitung
1,98472 3,442
4.4 Pembahasan
Pada penelitian ini bertujuan untuk membahas seberapa besar pengaruh Citra
Merek dan Kepercayaan Merek terhadap Loyalitas Merek pada lipstik Wardah.
Adapun variabel independen yang terdapat pada penelitian ini adalah Citra Merek dan
4.4.1 Pengaruh Citra Merek dan Kepercayaan Merek secara simultan terhadap
secara simultan variabel Citra Merek dan Kepercayaan Merek terhadap Loyalitas
Merek. Dengan menggunakan uji F dengan F-hitung memiliki nilai 57,123 > 3,09 F-
tabel dengan signifikasi 0,000 yang memiliki arti nilai tersebut lebih kecil dari tingkat
87
signifikasi 0,05. Hal ini berarti menunjukkan bahwa Citra Merek dan Kepercayaan
dipengaruhi oleh 2 variabel independen yaitu Citra Merek dan Kepercayaan Merek.
Loyalitas Merek akan terbentuk karena pandangan yang dirasakan oleh konsumen
akan Citra Merek yang baik dengan keyakinan yang dimiliki pelanggan pada suatu
merek, selain itu Kepercayaan Merek yang timbul rasa aman dibenak konsumen saat
dilakukan oleh Ngabiso et al. (2021) Dalam penelitian yang mengkaji tentang Judul
Pengaruh Citra Merek (Brand Image) dan Kepercayaan Merek (Brand Trust)
Terhadap Loyalitas Merek (Brand Loyalty) pada Produk Air Minum Dalam Kemasan
Merek Aqua (Studi pada Konsumen AMDK Merek Aqua di Kota Gorontalo). Pada
Merek yang ditunjukkan dengan hasil secara simultan Citra Merek dan Kepercayaan
Merek berpengaruh secara signifikan terhadap Loyalitas Merek pada Produk Air
4.4.2 Pengaruh Citra Merek secara parsial terhadap Loyalitas Merek pada
Lipstik Wardah
Nilai koefisien Citra Merek merupakan koefisien dari regresi variabel 0,423 satuan
88
dengan dengan asumsi variabel Kepercayaan Merek tetap atau konstan, Citra Merek
yang memiliki nilai positif artinya jika mengalami peningkatan Citra Merek maka
Berdasar pada uji hipotesis secara parsial yang menggunakan uji t nilai t-
hitung 4,329 > 1,98472 t-tabel taraf signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai tingkat
signifikasi 0,05 memiliki makna Citra merek memiliki pengaruh signifikan terhadap
Loyalitas Merek, yang berarti menunjukkan bahwa hipotesis menunjukkan benar atau
signifikan.
Dimensi yang tercantum pada Citra merek meliputi Atribut, Manfaat, dan
Konsumen yang menjadi pelanggan lipstik Wardah secara sadar memiliki citra
terhadap produk kosmetik wardah. Terlebih lagi wardah bisa dikatakan sebagai
pelopor kosmetik halal di Indonesia sehingga merek wardah telah membentuk suatu
citra tersendiri dalam benak konsumen dan menjadi merek yang sangat familiar di
perawatan pribadi dengan penampilan produk dan kemasan yang menarik. Sehingga
dapat dikatakan bahwa produk lipstik Wardah mengikuti perkembangan zaman dan
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Hal tersebut sesuai dengan teori
Sangadji dan Sopiah (dalam Qurbani & Pasaribu, 2019:125) bahwa citra merek dapat
dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat
dan preferensi terhadap suatu merek yang ditunjukkan melalui sikap konsumen.
Konsumen akan menunjukkan loyalitas ketika menyukai dan memilih merek tersebut,
pengembangan produk serta mampu membangun citra yang baik. Citra yang baik
didasari pada kesan psikologis dan gambaran dari berbagai kegiatan suatu perusahaan
yang pernah diterimanya. Tanpa adanya citra merek yang kuat dan positif, sangatlah
sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang
sudah ada.
(2017) yang berjudul Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Konsumen Membeli Produk Jam Tangan Merek Casio. Pada penelitian
dengan hasil secara parsial Citra Merek berpengaruh secara signifikan terhadap
Berdasar pada uji Analisis Regresi Liner Berganda maka Nilai koefisian
mempengaruhi Loyalitas Merek dengan asumsi variabel Citra Merek tetap atau
konstan.
Pada penelitian ini mendapatkan hasil uji hipotesis menggunakan uji t, yang
memiliki nilai t-hitung 3,442 > 1,98472 t-tabel taraf signifikansi 0,001 < 0,05
Loyalitas Merek, yang berarti menunjukkan bahwa hipotesis menunjukkan benar atau
signifikan.
Viability yang diukur melalui indikator kepuasan dan nilai, dan Dimension of
Intentionality yang diukur melalui indikator security dan trust memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Loyalitas Merek pada lipstik Wardah. Kepercayaan Merek
pada Lipstik Wardah ini dapat mempengaruhi Loyalitas Merek, karena saat seorang
konsumen memilih produk Lipstik Wardah maka konsumen tersebut akan sulit
terhadap suatu merek akan timbul ketika produk lipstick Wardah memberikan
kepuasan dan memenuhi harapan konsumen saat membeli dan menggunakan produk
lipstik Wardah, sehingga hal tersebut dapat membuat konsumen loyal. Hal ini dapat
konsumen maka akan terbentuk Loyalitas merek yang positif, dan sebaliknya jika
kepercayaan terhadap suatu merek negatif terhadap pelanggan maka akan terbentuk
Rachma, & Hufron, 2019:97), bahwa kepercayaan merek adalah pemikiran konsumen
tentang keandalan yang didasari oleh pengalaman, atau lebih pada urutan-urutan
pemakaian dan interaksi yang dirasakan sesuai dengan harapan akan sebuah produk
(2019) yang berjudul Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap Brand
Loyalty Nasabah Prudential Syariah pada PT. Futuristik Artha Gemilang. Pada
ditunjukkan dengan hasil secara parsial Brand Trust berpengaruh secara signifikan
berpengaruh signifikan
terhadap Brand Loyalty
nasabah Prudential.
2. Ngabiso et Pengaruh Citra Metode a. Setiap indikator yang berisi
al. (2021) Merek (Brand penelitian pernyataan-pernyataan yang
Image) Dan bersifat mewakili variabel penelitian
Kepercayaan Deskriptif yakni Citra Merek,
Merek (Brand Kuantitatif Kepercayaan Merek, dan
Trust) serta Teknik Loyalitas Merek pada
Terhadap pengambilan produk Air Minum Dalam
Loyalitas sampel Kemasan (AMDK) merek
Merek (Brand menggunakan AQUA memiliki keandalan
Loyalty) Pada cluster instrumen yang baik, dan
Produk Air sampling. mendapatkan jawaban yang
Minum Dalam konsisten dari responden.
Kemasan b. Hasil uji regresi
Merek Aqua menunjukkan bahwa variabel
(Studi Pada Citra Merek (X1), dan
Konsumen Kepercayaan Merek (X2)
Amdk Merek secara individual (parsial)
Aqua Di Kota dan secara bersama-sama
Gorontalo) (simultan) memiliki
pengaruh positif terhadap
Loyalitas Merek (Y) pada
produk Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) merek
AQUA dengan melihat hasil
koefisien regresi dimana t
hitung lebih besar dari t
tabel, sehingga hipotesis
yang disusun telah terbukti
dan diterima.
c. Variabel Citra Merek (X1)
dan Kepercayaan Merek
(X2) memiliki pengaruh
sebesar 42,1% terhadap
Loyalitas Merek (Y) pada
94
analisis data adalah Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Normalitas, Uji
Uji F.
96
Teknik analisis data adalah Uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik (uji
regresi linier berganda, Uji hipotesis (Uji F dan uji t), dan koefisien
determinasi.
terhadap Brand Loyalty, dan Citra Merek (Brand Image) dan Kepercayaan
Loyalty
uji t.
Surabaya.
98
Brand Loyalty. Sedangkan penelitian yang dilakukan Nur Alfia (2022) Brand
Image dan Brand Trust memiliki pengaruh signifikan terhadap Brand Loyalty.
a. Objek penelitian terdahulu ialah Produk Air Minum Dalam Kemasan Merek
purposive sampling.
penelitian yang digunakan Nur Alfia (2022) ialah pelanggan Lipstik Wardah
di Surabaya.
Brand Loyalty. Sedangkan penelitian yang dilakukan Nur Alfia (2022) Brand
Image dan Brand Trust memiliki pengaruh signifikan terhadap Brand Loyalty.
PLS (Partial Least Square), sedangkan pada penelitian Nur Alfia (2022)
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari data yang telah dibahas pada penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa:
2. Variabel Citra Merek secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
5.2 Saran
Dari hasil penelitian secara keseluruhan dan kesimpulan diatas, saran yang
1. Bagi Perusahaan
a. Dalam penelitian ini variabel Citra Merek khusus ketahanan produk saat
diaplikasian, serta hasil dari analisis Loyalitas Merek para pelanggan masih
merek tertentu menjadi pilihan utama, setia pada merek, dan tidak memakai
merek lain walaupun ada produk yang sama. Sehingga diperlukan upaya bagi
100
101
yang diaplikasikan lebih tahan lama dan konsumen akan loyal terhadap
kepuasan, nilai (value), security, dan trust. Diharapkan perusahaan dapat terus
Hasil pada penelitian ini peneliti hanya mengkaji pengaruh secara langsung
Citra Merek dan Kepercayaan Merek terhadap Loyalitas merek. Penelitian yang
lebih komprehensif.
102