PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kebutuhan adanya kosmetik yang beraneka ragam dan warna dan keunikan
kemasan serta keunggulan dalam memberikan fungsi bagi konsumen menuntut
industry kosmetik semakin bersaing dalam mengembangkan teknologi untuk
menciptakan inovasi.
Ada banyak jenis kosmetik yang diperuntukan tidak hanya untuk mempercantik
diri, bahkan untuk menyehatkan serta sebagai daya tarik, mulai dari macam merek
hingga kegunaannya. Selain dari kegunaannya, kebanyakan konsumen juga lebih
memperhatikan kualitas dari pada produk tersebut.
keputusan pembelian dapat diartikian sebagai tindakan dari konsumen untuk mau
membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen
selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh
masyarakat (kotler,2002).
Tahun
Merk
2012 2013 2014 2015 2016
Wardah 2,9 % 4,5 % 13,0 % 14,9 % 22,3 %
Revlon 14,6 % 16,6 % 12,6 % 12,8 % 13,3 %
Pixy 10,3 % 10,8 % 9,0 % 11,0 % 9,3 %
Sari Ayu 8,8 % 8,0 % 9,2 % 7,6 % 7,7 %
MakeOver 5,3 % 6,1 % 6,5 % 7,1 % 7,5 %
Sumber: www.topbrand-award.com
Dari data Top Brand Index di atas menggambarkan sebuah penghargaan yang
diberikan kepada merek-merek yang meraih prediket TOP, diberikan berdasarkan
penilaian yang diperoleh berdasarkan hasil survey berskala nasional dibawah
penyelenggara frontier consulting group sebagai penyelenggara survey, secara
konsisten selama 11 tahun telah melakukan survey berskala nasional yang dilakukan
untuk mengevaluasi kinerja merek berdasarkan parameter.
Dari data diatas, penjualan kosmetik makeover selama 5 tahun belakangan
selalu meningkat dibandingkan kosmetik lainnya walaupun masih berada dibawah
peringkat merek lain, hal ini wajar karena Make Over termasuk pendatang baru yang
dikeluarkan pada tahun 2010.
Tabel 1.2 macam-macam produk beserta harga produk make over di kota
Pekanbaru tahun 2019
Dari table diatas terlihat bahwa macam-macam produk make over berserta
harganya, dapat disimpulkan bahwa harga yang ditawarkan sangat bervariasi sehingga
dapat menyebabkan keputusan pembelian terhadap produk tersebut selalu berbeda.
Keputusan setiap konsumen yang berbeda pendapat akan berfikir berulang kali untuk
memutuskan membeli produk ini.
2. 2017 748 12 %
3. 2018 951 20 %
Sumber: https://media.neliti.com
Berdasarkan table diatas, terlihat kenaikan persentase yang menunjukkan
banyaknya keputusan pembelian konsumen pada produk make over sudah mulai tinggi
dan meningkat.
Kualitas memiliki arti yang sangat penting dalam keputusan pembelian
konsumen. Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung
akan melakukan pembelian ulang terhadap suatu produk . Sebaliknya jika kualitas
produk tidak sesuai dengan harapan, maka konsumen akan mengalihkan pembeliannya
pada produk sejenis lainnya. Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka
diperlukan standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk
yang dhasilkan dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen
tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Definisi dari
kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya,
hal ini termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan
pengoperasian, dan reparasi produk, juga atribut produk lainnya (Kotler & Amstrong
2012:283). Suatu produk dikatakan berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan
keinginan pembeli. Kualitas ditentukan oleh pelanggan, dan pengalaman mereka
terhadap produk atau jasa.
Hampir dari sebagian besar situasi harga berkorelasi dengan kualitas produk,
karena pelanggan mengukur kualitas bedasarkan harga. Sehingga peneliti ingin juga
melihat pengaruh faktor kualitas produk terhadap penjualan produk Make Over di Kota
Pekanbaru karena alasan itu dilakukan juga penelitian awal mengenai tingkat kualitas
produk Make Over di Kota Pekanbaru
Menurut hasil studi terbaru dari University of Arkansas yang bekerja sama
dengan Manchester Business School di London, ditemukan bahwa konsumen (usia 18-
34 tahun) mengembangkan identitas diri dan penampilan mereka dengan mengikuti
selebriti yang mereka kagumi. Mereka juga lebih mudah terpengaruh oleh celebrity
brand endorsement, jika dibandingkan kelompok usia lainnya. Penelitian yang
dilakukan oleh Nielson pada tahun 2015 yang dapat dilihat pada tabel diatas, membagi
tingkat kepercayaan berdasarkan generasi yang berbeda. Ditemukan bahwa celebrity
endorsement memiliki pengaruh lebih kuat pada rentang usia 15-34 tahun.
Gambar 1.2 Tutorial Make-Up di Platform Media Sosial YouTube
Sumber: YouTube, 31 Oktober 2017 – 01:42.
Seperti salah satu selebriti media sosial dari Indonesia yang bernama Sarah Ayu,
dimana di dalam video tersebut Sarah Ayu memberikan penilaian tentang produk yang
digunakannya yaitu produk MakeOver. Video tersebut telah menembus 360.000 lebih
jumlah penonton, dengan jumlah likes melebihi 5.000. Video ini dapat memberikan
dampak kepada para penonton karena penilaian tentang produk Make Over dari Sarah
Ayu dapat mempengaruhi cara pandang para penontonnya terhadap produk tersebut
atau bisa memicu para penonton menjadi tertarik untuk membeli. Seperti merek
kosmetik yang juga dinaungi PT. Paragon Technology and Innovation yaitu Wardah,
masih menggunakan selebriti dalam strategi pemasarannya. Pasalnya, sebanyak 68,4%
orang Indonesia yang melakukan pembelian yang disebabkan karena dipengaruhi oleh
celebrity endorsement menurut hasil survei MarkPlus Insight (Kinasih, 2017).
Dalam penelitian ini, peneliti menentukan karakteristik untuk individu yang akan
dijadikan sebagai target responden. Karakteristik tersebut adalah individu yang
merupakan konsumen produk kosmetik Make Over yang berjenis kelamin wanita,
berusia 17-22 tahun, menyandang status sebagai mahasiswa di Universitas Riau, dan
berdomisili di wilayah Pekanbaru. Alasan peneliti menentukan karakteristik seperti
diatas adalah karena wanita masih mendominasi pasar kosmetika di Indonesia. Selain
itu, menurut Mutiara Annisa selaku Public Relations Manager MakeOver, target pasar
Make Over pada awalnya usia 25-35 tahun, tetapi seiring dengan perkembangan zaman
produk Make Over mulai diminati oleh remaja (Rezkisari, 2015) serta menurut dr.
Agatha Dinar, usia yang tepat untuk mulai menggunakan make-up adalah 17 tahun
keatas (alodokter.com, 2017). Artikel yang ditulis oleh Sokolovska, Pinner, dan
Momentum
Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai keputusan konsumen pada produk kecantikan make over dengan
mengangkat judul: “Pengaruh Harga, Kualitas Produk serta Brand Endorsement
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kecantikan Merek Make Over di
Kalangan Mahasiswa Universitas Riau”.