Anda di halaman 1dari 4

BOOMING KOSMETIK NON-BPOM DI SOSIAL MEDIA: MANFAAT DAN RISIKO

Kosmetik non-BPOM telah menjadi tren yang semakin marak di kalangan pengguna sosial media.
Produk-produk ini seringkali diiklankan dan direkomendasikan oleh para influencer, menarik
perhatian ribuan bahkan jutaan pengikut. Namun, di balik popularitasnya, kosmetik non-BPOM
juga memunculkan berbagai pertanyaan dan risiko yang perlu kita pertimbangkan. Dalam esai ini,
kita akan mengeksplorasi fenomena kosmetik non-BPOM di sosial media, membahas manfaat dan
risiko yang terkait, serta memberikan pandangan yang lebih holistik tentang isu ini.

Maraknya Kosmetik Non-BPOM

Kosmetik non-BPOM adalah produk kecantikan yang tidak memiliki izin atau sertifikasi dari
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atau otoritas kesehatan setempat. Produk ini sering
kali dibuat oleh produsen kecil atau individu, dan mereka memasarkannya secara online melalui
berbagai platform sosial media seperti Instagram, Facebook, dan TikTok. Maraknya kosmetik non-
BPOM di sosial media disebabkan oleh beberapa faktor.

Pertama, para influencer atau content creator yang memiliki basis pengikut yang besar memainkan
peran penting dalam mempromosikan produk-produk ini. Mereka seringkali membuat konten yang
menarik tentang penggunaan kosmetik non-BPOM, memberikan ulasan positif, dan membagikan
hasil penggunaan produk tersebut. Para influencer ini sering kali terlihat sebagai figur otoritatif
dalam dunia kecantikan, sehingga rekomendasi mereka memiliki dampak yang signifikan pada
pengikut mereka.

Kedua, harga yang lebih terjangkau adalah daya tarik lain dari kosmetik non-BPOM. Sebagian
besar produk ini dijual dengan harga yang lebih rendah daripada produk-produk yang telah melalui
proses sertifikasi BPOM. Ini membuatnya menjadi pilihan menarik bagi individu yang ingin
merawat diri dengan anggaran terbatas.

Terakhir, popularitas kosmetik non-BPOM juga terkait dengan permintaan konsumen untuk
produk alami dan organik. Sebagian besar produk non-BPOM dijual dengan klaim bahwa mereka
mengandung bahan-bahan alami atau organik, yang menarik bagi mereka yang mencari alternatif
produk konvensional yang mungkin mengandung bahan kimia berbahaya.
Manfaat Kosmetik Non-BPOM

Pertama-tama, mari kita eksplorasi beberapa manfaat yang diklaim oleh para pengguna kosmetik
non-BPOM. Dalam banyak kasus, produk-produk ini dianggap sebagai alternatif yang lebih alami
dan ramah lingkungan. Beberapa manfaat yang sering dikaitkan dengan produk ini termasuk:

1. Kandungan Bahan Alami: Kosmetik non-BPOM sering kali mengandung bahan-bahan


alami yang diyakini lebih baik untuk kulit dan lingkungan. Misalnya, penggunaan minyak
esensial, bahan organik, dan bahan-bahan alami lainnya dianggap lebih sehat daripada
bahan kimia.

2. Harga yang Terjangkau: Produk non-BPOM seringkali memiliki harga yang lebih
terjangkau dibandingkan dengan produk-produk yang telah disertifikasi oleh BPOM. Hal
ini dapat menjadi solusi bagi mereka yang ingin merawat diri dengan anggaran terbatas.

3. Kemungkinan Customisasi: Produsen kosmetik non-BPOM seringkali memungkinkan


pelanggan untuk memilih atau menyesuaikan bahan-bahan yang ingin mereka gunakan,
menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pribadi mereka.

4. Kebebasan Kreatif: Bagi mereka yang ingin mencoba produk baru atau mengembangkan
bisnis kosmetik mereka sendiri, kosmetik non-BPOM memungkinkan kreasi dan inovasi.

Namun, sementara manfaat-manfaat ini bisa menjadi daya tarik utama kosmetik non-BPOM, ada
risiko yang perlu diperhatikan.

Risiko Kosmetik Non-BPOM

Penggunaan kosmetik non-BPOM juga memunculkan sejumlah risiko yang harus


dipertimbangkan secara serius. Beberapa risiko yang mungkin terkait dengan penggunaan produk-
produk ini adalah:

1. Kualitas dan Keamanan yang Tidak Dijamin: Produk kosmetik non-BPOM tidak
melewati proses sertifikasi yang ketat seperti yang dilakukan oleh BPOM. Ini berarti
kualitas dan keamanan produk mungkin tidak dijamin. Beberapa produk non-BPOM
bahkan bisa mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kulit atau kesehatan.
2. Reaksi Alergi dan Iritasi: Kandungan bahan alami tidak selalu berarti bahwa produk akan
cocok untuk semua jenis kulit. Penggunaan produk yang tidak sesuai dengan jenis kulit
seseorang bisa menyebabkan reaksi alergi atau iritasi yang serius.

3. Ketidakjelasan Label: Produsen kosmetik non-BPOM seringkali tidak diatur secara ketat
dalam hal label produk. Hal ini bisa membuat konsumen kesulitan untuk memahami apa
yang mereka beli, termasuk kandungan bahan dan tanggal kedaluwarsa produk.

4. Ketidakpatuhan Hukum: Penggunaan dan penjualan kosmetik non-BPOM di beberapa


negara dapat melanggar hukum atau peraturan setempat. Hal ini berpotensi mengakibatkan
masalah hukum bagi produsen dan pengguna.

5. Kurangnya Informasi Ilmiah: Produk-produk ini sering kali tidak didukung oleh bukti
ilmiah yang kuat. Penggunaan produk berdasarkan saran dari influencer tanpa dukungan
ilmiah bisa menjadi masalah.

Penilaian yang Holistik

Untuk membuat keputusan yang cerdas tentang penggunaan kosmetik non-BPOM, sangat penting
untuk melakukan penilaian yang holistik. Ini mencakup pertimbangan manfaat dan risiko, serta
langkah-langkah yang dapat diambil untuk meminimalkan risiko yang mungkin terkait dengan
produk-produk ini.

1. Bahan dan Kandungan Produk: Penting untuk memahami dengan jelas bahan-bahan
yang digunakan dalam produk kosmetik non-BPOM. Pastikan Anda tidak memiliki alergi
terhadap bahan-bahan tersebut.

2. Cari Ulasan dan Rekomendasi: Selalu bijak untuk mencari ulasan dan rekomendasi dari
pengguna lain yang telah mencoba produk yang sama. Ini bisa memberikan wawasan
tentang pengalaman orang lain dengan produk tersebut.

3. Konsultasikan dengan Ahli Kecantikan: Jika Anda merasa ragu, konsultasikan dengan
seorang ahli kecantikan atau dermatolog. Mereka dapat memberikan pandangan yang lebih
ahli tentang produk yang aman dan sesuai dengan jenis kulit Anda.

4. Periksa Kejelasan Label: Pastikan produk memiliki label yang jelas dan mencantumkan
informasi yang dibutuhkan, seperti tanggal kedaluwarsa dan instruksi penggunaan.
5. Cek Keberlakuan Hukum: Pastikan penggunaan produk non-BPOM tidak melanggar
hukum di wilayah tempat Anda tinggal.

Kesimpulan

Booming kosmetik non-BPOM di sosial media adalah fenomena yang patut diperhatikan.
Sementara produk-produk ini menawarkan manfaat seperti kandungan bahan alami dan harga
terjangkau, pengguna juga harus waspada terhadap risiko terkait, termasuk ketidakpastian
keamanan produk dan reaksi alergi yang mungkin terjadi. Untuk membuat keputusan yang bijak,
konsumen perlu melakukan penilaian yang holistik, mencari informasi, dan berkonsultasi dengan
ahli jika perlu. Dengan demikian, mereka dapat menikmati manfaat produk non-BPOM sambil
meminimalkan risiko yang mungkin terkait dengan penggunaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, N., Asrina, A., & Hasan, C. (2023). Hubungan Pengetahuan Dengan Pemilihan Skincare
Pada Remaja Putri Di SMPN 1 Awangpone. Window of Public Health Journal, 630-637.

Barat, C. B. K. Pendampingan UMKM Berbasis Modul ILO Score di Salon. Jurnal Pengabdian
Nasional (JPN) Indonesia E-ISSN, 2723, 7060.

NURUL, A. (2021). ANALISIS PERILAKU MAHASISWI DALAM MENGGUNAKAN KOSMETIK


LABEL HALAL DI PURWOKERTO (Doctoral dissertation, UIN PROF. KH SAIFUDDIN
ZUHRI PURWOKERTO).

Asmaul, H. (2023). PENGARUH LIFESTYLE, BRAND IMAGE, DAN PRICE TERHADAP


BUYING INTEREST CONSUMER PADA PAKAIAN THRIFT DI BANDAR LAMPUNG
DALAM PERSPEKTIF ISLAM (STUDI PADA KONSUMEN THRIFT JEONJA DI BANDAR
LAMPUNG) (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).

Anda mungkin juga menyukai