Oleh :
Halisa Dwi Humaira (30423563)
Kelas 1ID11
1.2 Tujuan
Studi kasus ini bertujuan mengidentifikasi faktor pelanggaran standarisasi
BPOM oleh perusahaan kosmetik illegal (krim HN) melalui analisis bahan baku yang
digunakan. Evaluasi terhadap dampak kesehatan dan keamanan konsumen.
2.1 Kosmetik
Kosmetik adalah suatu produk yang digunakan untuk meningkatkan
penampilan fisik atau aroma tubuh, serta untuk membersihkan, melindungi, merawat,
atau mengubah penampilan luar tubuh manusia. Produk kosmetik mencakup berbagai
macam item seperti krim, lotion, parfum, pewarna rambut, dan produk perawatan
kulit lainnya. Poin penting dalam kosmetik adalah bahwa produk ini tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau mencegah penyakit, seperti halnya obat-obatan.
Semua peraturan ini menciptakan kerangka hukum yang jelas untuk industri
kosmetik di Indonesia dan memberikan landasan hukum bagi tindakan pencegahan
dan penegakan hukum terhadap pelanggaran standarisasi dan penggunaan bahan baku
ilegal. Pelanggaran terhadap regulasi ini dapat menyebabkan sanksi administratif,
denda, atau tindakan hukum lebih lanjut, sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dalam kesimpulan, dapat disimpulkan bahwa praktik pelanggaran standarisasi
BPOM oleh perusahaan kosmetik ilegal, seperti yang terjadi pada krim HN,
menimbulkan risiko serius terhadap kesehatan konsumen. Kurangnya izin edar,
ketidakjelasan komposisi, dan temuan bahan berbahaya seperti merkuri dan metanol
menciptakan keraguan terhadap keamanan produk. Konsumen perlu meningkatkan
kewaspadaan dan memilih produk yang telah mendapatkan izin resmi dari BPOM
untuk menghindari dampak negatif pada kesehatan.
4.2 Saran
• Kepada Pemilik dan Produsen:
1. Memberikan transparansi mengenai proses produksi dan komposisi bahan.
2. Mengajukan izin edar dari BPOM untuk memastikan keamanan dan kualitas
produk.
Mematuhi regulasi dan standar keamanan yang ditetapkan oleh BPOM.
• Kepada Konsumen:
1. Memilih produk yang telah mendapatkan izin edar resmi dari BPOM.
2. Menghindari penggunaan produk ilegal atau palsu yang berisiko merugikan
kesehatan.
3. Meningkatkan kesadaran akan bahaya penggunaan produk tanpa izin dan standar
BPOM.
• Pemerintah dan BPOM:
1. Memperketat pengawasan terhadap produksi dan peredaran produk kosmetik
ilegal.
2. Meningkatkan penegakan hukum terhadap pelanggaran standarisasi dan
penggunaan bahan baku ilegal.
3. Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menggunakan produk yang
terverifikasi dan aman.
4.3 Opini
Keselamatan dan kualitas produk kosmetik harus menjadi prioritas utama.
Pemilik dan produsen memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk memastikan
keamanan konsumen. Konsumen perlu dilibatkan dalam upaya melindungi diri
mereka sendiri dengan menjadi konsumen yang cerdas. Pemerintah dan BPOM perlu
meningkatkan upaya pengawasan dan penegakan hukum guna menciptakan
lingkungan bisnis yang lebih aman dan terpercaya bagi konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
BPOM. (2022). "Standar Bahan Baku Kosmetika." Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia. [Link: https://www.pom.go.id/new/view/more/standar-
bahan-baku-kosmetik]
CNN Indonesia (2023). “Kosmetik Ilegal yang ditemukan BPOM”. [online]. Tersedia
pada : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20231128073716-277-
1029836/daftar-kosmetik-ilegal-di-marketplace-yang-ditemukan-bpom
Hallo Doc. (2023). “Benarkah cream HN Aman Untuk Kesehatan Wajah”. [online].
Tersedia pada : https://www.halodoc.com/artikel/benarkah-cream-hn-aman-untuk-
kesehatan-wajah
Hello Sehat. (2023). “Penyakit Kulit, Perawatan Kulit, Cream HN untuk Wajah”.
[online]. Tersedia pada : https://hellosehat.com/penyakit-kulit/perawatan-kulit/cream-
hn-untuk-wajah/
Wikipedia. (2023). “Badan Pengawas Obat dan Makanan”. [online]. Tersedia pada :
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pengawas_Obat_dan_Makanan