PENDAHULUAN
bersaing secara nasional di dunia kerja, maka peserta didik harus mempunyai
pengetahuan dan keterampilan yang disertai sikap yang baik. Untuk membekali
industri.
adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan
bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia. Sedangkan bahan obat adalah bahan
baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan
PT. Martina Berto salah satu industri farmasi yang berbasisi pada bidang
kosmetik.Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan
pada bagian luar badan ( epidermidis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin
1
bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,
kebutuhan sehari-hari masyarakat dan tidak terbatas pada kaum wanita, tetapi
sudah mulai dibutuhkan juga untuk kaum pria.Hal ini menjadikan kosmetik
prinsip CPKB akan menjamin mutu dan keamanan produk kosmetik yang beredar
di masyarakat.
menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan yang diakui dunia internasional.
Terlebih lagi dalam rangka diterapkannya AFTA (ASEAN Free Trade Area),
penerapan CPKB merupakan nilai tambah bagi produk kosmetik Indonesia dalam
bersaing dengan produk sejenis dari negara lain baik di pasar dalam negeri
2
Berdasarkan hal tersebut Program Studi DIII Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Riau (STIFAR Riau) bekerja sama dengan PT. Martina Berto Tbk dalam
limbah.
Adapun tujuan utama yang ingin dicapai dari kegiatan kunjungan ini
masing-masing siswa
2. Melatih keterampilan yang dimiliki siswa sehingga dapat bekerja dengan baik.
3. Melahirkan sikap bertanggung jawab, disiplin, sikap mental, etika yang baik
dalam dirinya.
5. Memberikan motivasi sehingga siswa/i bersemangat dalam meraih cita-cita
mereka. Melatih siswa/i agar dapat membuat suatu laporan yang terperinci
dari apa saja yang mereka kerjakan selama Praktek Kerja Industri.
3
2. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak kampus dengan
perusahaan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan pada PT. Martina Berto Tbk
Timur.
Hari : Kamis
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat
atau bahan obat. Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai
membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif.
pengawasan mutu
5
5. Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung ataupun tidak
kefarmasian.
Republik Indonesia.
2.3.1 Visi
hidup.
2.3.2 Misi
terbaik.
cantik.
6
2.4 Cara Pembuatan Kosmetik Yang Baik (CPKB)
menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan yang diakui dunia internasional.
Terlebih lagi untuk mengantisipasi pasar bebas di era globalisasi maka penerapan
CPKB merupakan nilai tambah bagi produk kosmetik Indonesia untuk bersaing
dengan produk sejenis dari negara lain baik di pasar dalam negeri maupu
Secara Umum:
Secara Khusus :
Ada beberapa hal dalam Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik dan Benar
7
2.4.1 Manajemen Mutu
dokumen izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan risiko yang membahayakan
penggunanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Manajemen
bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu “Kebijakan Mutu”,
perusahaan, para pemasok dan para distributor. Untuk mencapai tujuan mutu
secara konsisten dan dapat diandalkan, diperlukan sistem Pemastian Mutu yang
efektivitasnya.
2.4.2 Personalia
kemampuan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan tersedia dalam jumlah
yang cukup.Mereka harus dalam keadaan sehat dan mampu menangani tugas yang
dibebankan kepadanya.
mutu hendaklah dipimpin oleh orang yang berbeda dan tidak ada
8
kewenangan dan tanggungjawab dalam manajemen produksi yang
persetujuan atas bahan awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi
memenuhi spesifikasi, atau yang dibuat tidak sesuai prosedur dan kondisi
pemeriksaan mutu.
9
b. Larangan mengedarkan untuk sementara waktu dan/atau perintah untuk
penarikan kembali obat atau bahan obat dari peredaran bagi obat atau bahan
c. Perintah pemusnahan obat atau bahan obat, jika terbukti tidak memenuhi
Bangunan dan fasilitas harus dipilih pada lokasi yang sesuai, dirancang,
peralatan yang sama secara bergilir asalkan dilakukan usaha pembersihan dan
perawatan untuk menjamin agar tidak terjadi kontaminasi silang dan risiko
campur baur.
c. Garis pembatas, tirai plastic penyekat yang fleksibel berupa tali atau pita dapat
10
e. Apabila memungkinkan hendaklah disediakan area tertentu, seperti
harus dipasang sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya ceruk yang sukar
dan rapi.
1. Area gudang hendaknya harus memungkinkan pemisahan antara
yang mudah terbakar dan bahan yang mudah meledak, zat yang sangat
11
4. Penyimpanan bahan pengemas / barang cetakan hendaklah ditata
a.Rancangan Bangunan
penandaan yang jelas untuk menjamin tidak terjadi campur baur antar
produk.
2) Saluran air, uap, udara bertekanan atau hampa udara, harus dipasang
Saluran ini hendaknya diberi label atau tanda yang jelas sehingga
mudah dikenali.
12
3) Sistem-sistem penunjang seperti sistem pemanasan, ventilasi, pengatur
suhu udara, air (air minum, air murni, air suling), uap, udara bertekanan
dan gas harus berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuannya dan dapat
diidentifikasi.
c. Pemeliharaan
bahan awal.
2.4.7 Produksi
pula untuk menjamin terciptanya produk yang terjamin mutu dan keamanannya.
13
pemasokannya harus dapat memasok air yang berkualitas. Sistem
tertulis dan setiap ada kelainan harus segera ditindak lanjuti dengan
tindakan koreksi.
3) Pemilihan metoda pengolahan air seperti deionisasi, destilasi atau
14
1) Semua bahan hendaklah memiliki catatan yang lengkap mengenai
nama bahan yang tertera pada label dan pada bukti penerimaan,
ditandai, dipisah dan untuk segera diproses lebih lanjut sesuai Prosedur
Tetap.
ditetapkan.
2) Semua prosedur pembuatan harus dilaksanakan sesuai prosedur
tetap tertulis.
15
3) Semua pengawasan selama proses yang diwajibkan harus
khusus dan bila perlu dilengkapi dengan sistem pengendali debu, atau
dianjurkan.
3) Bila digunakan sistem perpipaan untuk transfer bahan dan produk
di bersihkan.
2.4.7.10 Produk Aerosol
1) Pembuatan aerosol memerlukan pertimbangan khusus karena sifat
16
1) Kini pengemasan hendaklah diperiksa sebelum dioperasikan.
dipindahkan.
2) Selama proses pelabelan dan pengemasan berlangsung, harus
Jadi
17
keputusannya, maka Bagian Pengawasan Mutu merupakan bagian yang
awal produk dalam proses, produk antara, produk ruahan dan produk jadi
oleh tenaga yang terlatih dan diberi kewenangan untuk tugas tersebut, guna
atau sebagian dari aspek produksi dan pengendalian mutu dengan tujuan
untuk meningkatkan sistem mutu. Audit Internal dapat dilakukan oleh pihak
luar, atau auditor profesional atau tim internal yang dirancang oleh
dengan baik.
18
2.4.10 Penyimpanan
a. Area Penyimpanan
1) Area penyimpanan hendaknya cukup luas untuk memungkinkan
maupun produk, seperti bahan awal, produk antara, ruahan dan produk
jadi, produk yang dikarantina, dan produk yang lulus uji, ditolak,
dengan baik. Bila diperlukan area dengan kondisi khusus (suhu dan
disimpan.
4) Area penyimpanan untuk produk karantina hendaknya diberi batas
secara jelas.
5) Bahan berbahaya hendaknya disimpan secara aman.
19
1) Penerimaan Produk
dilakukan verifikasi fisik dengan bantuan keterangan pada label yang meliputi tipe
2) Pengawasan
rotasi barang (FlFO).Semua label dan wadah produk tidak boleh diubah, dirusak
atau diganti.
dijabarkan, disepakati dan diawasi, agar tidak terjadi kesalahpahaman atau salah
secara rinci pada dokumen kontrak.Hendaknya ada perjanjian tertulis antara pihak
yang memberi kontrak dan pihak penerima kontrak yang menguraikan secara jelas
keputusan akhir terhadap hasil pengujian suatu produk, tetap merupakan tanggung
20
2.4.12 Penanganan Keluhan dan Penarikan Produk
i. Penanganan Keluhan
1. Hendaknya ditentukan Personil yang bertanggungjawab untuk
dan diselidiki.
4. Bila kerusakan produk ditemukan atau diduga terjadi dalam suatu bets,
pada bets lain. Khususnya bets lain yang mungkin mengandung produk
penarikan produk.
6. Semua keputusan dan upaya yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari
bersangkutan.
7. Catatan keluhan hendaknya ditinjau secara periodik untuk menemukan
produk di peredaran.
21
8. Apabila terjadi kegagalan produk dan kerusakan produk yang
distributor.
5. Perkembangan proses penarikan kembali produk hendaknya dicatat
22
a. Bila terjadi atau ditemukan suatu kekeliruan dalam dokumen
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
PT. Martina Berto didirikan tahun 1977 oleh Dr. HC Martha Tilaar,
Pranata Bernard dan Theresa Harsini.Awal mula berdirinya perusahaan ini adalah
usaha salon kecantikan kecil yang didirikan oleh Ibu Martha Tilaar di Jakarta
tahun 1970.Sejak dari salon kecil ini sudah dimulai usaha untuk membuat dan
berkembang yang ditandai dengan dibukanya salon kecantikan yang kedua. Dan
23
pesat menjadi 9 salon kecantikan milik Ibu Martha Tilaar sendiri, 16 salon di
yang sebenarnya adalah perpaduan antara kecantikan dari dalam (inner beauty)
ramuramuan untuk perawatan kecantikan dari dalam akan sama baiknya dengan
perawatan dari luar. Berdasarkan konsep ini juga, maka perlu dibuat suatu produk
tangga yang diberi merek dagang Sari Ayu Martha Tilaar dan pada tahun 1981
yang besar maka pada tahun 1981 didirikanlah sebuah industri modern pertama
yaitu PT. Martina Berto di Jl. Pulo Ayang No. 3, Kawasan Industri Pulogadung
(KIP) dengan luas 4200 m2. Perusahaan ini memproduksi kosmetik dan obat
herbal dengan brand “Sariayu-Martha Tilaar”. Lima tahun kemudian yaitu tahun
1986 didirikanlah pabrik modern kedua yang terletak di Jl. Pulo Kambing II No.
1, KIP yang memiliki luas lebih besar dari pabrik pertama yaitu 4600 m2.
Saat ini kegiatan utama PT. Martina Berto, Tbk antara lain : 1)
24
produk kosmetik dry, semi-solid, dan aerosol. Selain itu perusahaan ini juga
produksi, pengemasan dan pelayanan logistik one-stop baik internal Martha Tilaar
3.2.1 Visi
Menjadi perusahaan perawatan kecantikan dan spa (Beauty & Spa) yang
terkemuka di dunia dengan produk yang bernuansa ketimuran dan alami, melalui
kepentingan lainnya.
3.2.2 Misi
yang dimasukinya.
25
3. Mempertahankan kondisi keuangan yang sehat dan pertumbuhan
bisnis;
saham;
3.2.3 Logo
3.3 Kebijakan
26
akronim dari Disiplin, Jujur, Inovatif, Tekun, dan Ulet.Filosofi ini berlaku bagi
segenap karyawan untuk mencapai visi dan misi yang telah digariskan oleh
perusahaan.
3.3.1 Disiplin
dalam menepati waktu demi efisiensi jalannya setiap kegiatan dalam perusahaan.
3.3.2 Jujur
3.3.3 Inovatif
Karyawan dengan pola pikir yang inovatif dan sikap yang proaktif adalah
aset berharga bagi perusahaan, yang penting untuk terus dijaga. Dari pola pikir
3.3.4 Tekun
Sikap tekun dan selalu fokus dalam melakukan dan mengembangkan hal-
hal yang berkaitan dengan tanggung jawab akan memungkinkan pencapaian target
perusahaan sesuai waktu yang telah ditentukan, dan ketekunan juga akan
3.3.5 Ulet
Mau bekerja keras, berkomitmen, dan gigih dalam menggali setiap tugas
jawab pada pekerjaannya. Hal ini penting bagi keberlangsungan dan kemajuan
perusahaan
27
3.4 Struktur Organisasi
DEWAN KOMISARIS
Komisaris Utama
Martha Tilaar
Komisaris
Ratna Handana
Komisaris Independent
Tjan Hong Tjhiang
KOMITE AUDIT
Ketua
Tjan Hong Tjhiang
Anggota
Philipus Neri
DEWAN DIREKSI
Presiden Utama
Brian David Emil
Direktur 28
Handiwidjaja
Samuel Eduard Pranata
Kunto Widarto
Sekertaris Perusahaan Internal Audit
Desril Muchtar Johanes Chrismanto
Saat ini PT. Martina Berto, Tbk memiliki 2 pabrik dengan lokasi yang
didirikan pada tahun 1986 dengan luas area 10.245 m2, dan b) Martina Berto
Plant II, terletak di Gunung Putri didirikan pada tahun 1994 dengan luas area
10.629 m2. Berdasarkan pada rencana pengembang yang telah ditetapkan oleh
Berto Plant I fokus pada produksi produk kosmetik, perawatan tubuh, dan kulit.
Sedangkan Martina Berto Plant II fokus pada produksi jamu dan makanan
kesehatan.
29
Selain 2 pabrik PT. Martina Berto, Tbk juga mempunyai kebun budidaya
tanaman dan penelitian yang terletak di Sawangan dan Cikarang. Kebun koleksi
tanaman obat dan kosmetika seluas 0,7 hektar terletak di Sawangan dan kebun
pengembangan dan produksi tanaman obat dan kosmetik seluas 10 hektar terletak
di Cikarang.
3.6.1 Produk
Kosmetik cair
pelembab, toner, alas bedak, body splash cologne, dan produk cair lainnya.
Kosmetik kering
dan lain-lain.
Obat tradisional
Obat tradisional termasuk didalamnya masker, lulur, dan teh herbal.
30
Sari Ayu Kosmetika tradisiomal dan jamu
colour cosmetic, skin care, body care, hair care, jamu (obat tradisional), dan lain-
1. Belia
2. Caring colour
a) Preparat make-up : lip colour, liquid foundation, loose powder, dual action
4. Cempaka kosmetik
31
a) Skin care : pelembab, cleansing milk, face tonic, hand and body lotion
b) Make up base : alas bedak, krim pemutih, bedak tabur, two way cake UV,
5. Dwi Sri Spa : preparat untuk kebersihan badan : levender oil, green tea and
6. Mirabella
b) Eye make up : eye liner dan eyebrow pencil, eyeliner liquid pen,
eyeshadow
7. PAC
8. Sariayu
a) Preparat make up : lipstik, alas bedak, blush on, lip gloss, bedak tabur,
cleansing, penyegar.
c) Preparat untuk perawatan : facial foam acne, krim masker jerawat, body
32
3.6.2 Pelayanan
Group juga memiliki anak perusahaan yang menawarkan pelayanan jasa dibidang
lokal maupun internasional untuk salon dan spa, PT Creative Style yang
3.7.1 Bangunan
kosmetik.PT ini juga memegang peringkat terbaik kosmetik pertama yang berada
di Indonesia sehingga pelanggan dari produk mereka itu sendiri adalah dominan
para wanita yang mempercayai produk kosmetik mereka dapat merubah diri
3.7.2 Ruangan
33
a. Ruang tamu
Ruangan ini digunakan untuk menyambut para tamu yang ingin
patung seperti Kandedes, Dewi Kecantikan, dll. Tidak hanya itu saja
sebuah kereta kencana tua serta patung yang memakai sebuah kebaya yang
terdahulu.
c. Ruangan Produksi
1. Reseach
2. Packing
3. Quality Control
4. Liquid Processing Area
5. Liquid Packing Area
6. Lipstick Processing Area
7. Lipstick Moulding Area
8. Lipstick Flamming Area
9. Lipstick Packing Area
3.7.3 Peralatan
skala besar.PT ini juga memiliki sumber daya manusia yang lengkap sehingga
produksi dalam skala besar dapat mereka penuhi.Peralatan yang mereka gunakan
dalam membuat produk, disetiap ruangan memiliki alat-alat yang berbeda sesuai
dengan area produksi. Pada saat kunjungan, tidak diperbolehkan untuk masuk
34
kedalam area dikarenakan dapat menganggu kegiatan produksi sehingga nama
dan master liquid cosmetics dan dry cosmetics, maka dari itu mereka selalu
menjadi nomor satu kosmetik di Indonesia. Saat melakukan kunjungan, para tamu
melihat proses dalam memproduksi kosmetik salah satunya bedak padat dan
lipstick. Proses produksi ini dilakukan mengecekkan bahan baku terlebih dahulu
sampai menjadi produk antara, ruahan dan jadi. Setiap produk baru, mereka
melakukan percobaan terhadap suhu yang dilakukan dibawah terik matahari untuk
mengetahui apakah produk yang mereka buat dapat bertahan pada suhu eksrim di
Indonesia sehingga produk kosmetk mereka tetap stabil terhadap perubahan suhu
sangat akurat sekali, karena tiap produk antara, ruahan dan jadi mereka selalu
memiliki hasil produk yang tidak sesuai dengan standarnya mereka akan
35
dan mereka juga akan melakukan pengujian yang baru agar tidak terjadi kesalahan
tenaga kerja yang professional, fasilitas yang lengkap, bangunan yang bagus,
dll.Saat kunjungan ke PT.MARTINA BERTO ini , para tamu tidak dapat melihat
habis. Maka dari itu para tamu tidak mengetahui bagaimana prosedur pengolahan
limbah mereka.
tanaman obat dan produksi jamu berada jauh dari lokasi produksi kosmetika
PT.MARTINA BERTO dalam produksi jamu yang memiliki kebun obat mereka
36
BAB IV
PEMBAHASAN
oleh Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau dalam agenda Praktek Kerja Lapangan
(PKL). Kegiatan ini dilakukan di PT. Martina Berto Tbk, karena Martina Berto
farmasi terutama dibidang kosmetik. PT. Martina Berto juga merupakan salah satu
unggulan dengan sistem dan alat yang sudah tersertifikasi secara nasional bahkan
internasional.
karena keterbatasan waktu dan mahasiswi tidak dapat masuk kedalam ruang
produksi kami hanya diberikan beberapa penjelasan mengenai PT. Martina Berto
Pulogadung (JIEP), Jakarta Timur dengan pabrik berlokasi di Pulo Ayang, Pulo
Kambing dan Gunung Putri, Bogor. Kantor pusat beralamat di Jakarta. Perusahaan
mulai melakukan produksi secara komersial sejak bulan Desember 1981. Hasil
37
Untuk meningkatkan kualitasnya, PT. Martina Berto membuat visi dan
kecantikan dan spa (Beauty & Spa) yang terkemuka di dunia dengan produk yang
yang dituju oleh tiap perusahaan. Hingga saat ini, jumlah produk yang dihasilkan
Martha Tilaar Grup mencapai ±900 item yang dikelompokkan berdasarkan jenis
Proses) dan LPK (Lembar Petunjuk Kemas) yang dibuat oleh R&D. LPP dan LPK
ini memuat semua perintah pembuatan sampai pengemasan suatu bets produk
tertentu. Penggunaan LPP dan LPK bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa
produk yang dibuat dengan prosedur yang tetap dan tervalidasi sehingga
keberulangan kualitas produk selalu terjaga dan quality control merupakan bagian
penting dari CPKB karena memberi jaminan konsistensi mutu produk kosmetik
38
incoming material, in process control, dan mikrobiologi. Untuk incomingmaterial
suatu produk tersebut ketika digunakan oleh masyarakat karena PT. Martina Berto
control ini dilakukan sangat akurat terhadap produk antara, produk ruahan dan
produk jadi. Dimana produk antara merupakan bahan atau campuran bahan yang
telah melalui satu atau lebih tahap pengolahan namun masih membutuhkan tahap
selanjutnya. Sedangkan produk ruahan adalah produk yang sudah melalui proses
pengolahan tetapi belum melalui tahap pengemasan untuk menjadi produk jadi.
label status, dikenal tiga jenis label yaitu label Released (warna hijau) untuk
tahun sekali.
39
Pada saat kunjungan kami hanya melihat proses pembuatan lipstick.
Kegiatan proses produksi lipstik dibagi menjadi empat tahap, yaitu pembuatan
pada lipstik terdiri dari dua jenis, yaitu Pasta Tunggal Berwarna (PTB) yang
merupakan zat warna yang didespersikan ke dalam basis pasta sehingga terdapat
mendapatkan warna produk yang dikehendaki dan basis lipstik yang terdiri dari
berbagai macam sesuai dengan kebutuhan produk dan juga dibuat dalam bentuk
dengan formula yang telah ditetapkan dengan pemanasan 80°C dalam alat
standar yang telah ditetapkan oleh QC. Jika telah memenuhi maka produk ruahan
label released. Jika belum memenuhi standar warna, maka dilakukan adjustment
warna dengan menggunakan zat warna yang ada formula. Jika produksi tidak
mampu memenuhi standar warna, maka produk ruahan tersebut dikirim R&D
untuk dibantu adjusting selanjutnya dan dapat menggunakan zat warna yang tidak
ada dalam formula. Akan tetapi, kualitas dan stabilitas produk harus tetap dapat
dipertanggung jawabkan.
40
Untuk formula yang sudah fix artinya formula yang sudah ada standarnya
yaitu Formula Induk, setelah diperiksa di quality control akan siap dilanjutkan
untuk dicetak, tetapi untuk formula sementara (yang belum fix), akan dilaporkan
baik maka ditunggu PO (Packing Order) dari R&D, untuk diberikan ke lipstick
untuk kemudian dilanjutkan dicetak menuju peleburan basis, vitamin, dan Pasta
Apabila kelengkapan sudah ada maka bulk siap dicetak di melting kettle I,
II, III, atau IV. Setelah itu, hasil cetak dilihat teksturnya, jika tidak rapi maka akan
dilebur kembali di water bath yang kemudian akan diserahkan hasilnya lagi ke
bagian IPC QC untuk diperiksa. Hasil cetak yang sesuai akan menuju proses
flaming. Produk ini akan dibawa ke proses kemas di area packing II. Sementara
hasil cetak yang melewati flaming akan diperiksa lagi oleh IPC QC tekstur yakni
warna dan bau lipstik. Setelah itu akan di kemas di area packing I.
dalam melting kettle lalu dimasukkan ke dalam cetakan lipstik dan didinginkan
dengan menggunakan cooling table agar cepat membeku. Tahap akhir pembuatan
lipstik yaitu flaming yang ditujukan untuk memperbaiki penampilan fisik lipstik.
Flaming dilakukan dengan melewatkan lipstik pada api biru dari bunsen. Proses
ini akan membuat lipstik terlihat mengilap dan juga membantu memberikan efek
mulus jika terdapat cacat pada permukaan lipstik. Setelah semua proses dilakukan
41
Pada kunjungan ini kami hanya melihat pembuatan lipstick dari luar
ruangan produksi, pada saat melihat proses pembuatan, karyawati dari perusahaan
sampai proses pengemasan lipstik. Selain itu kami melihat sediaan kosmetik yang
sudah jadi yang diletakkan ditempat yang terpapar langsung oleh cahaya matahari,
kita ketahui, produk yang beredar di pasaran biasanya terpapar langsung oleh
cahaya matahari.
tersebut tidak sesuai dengan standar yang digunakan PT. Martina Berto dan
lanjut proses berikutnya, dan harus diganti dengan produk baru atau dikatakan
mereka harus produksi kembali dan dilakukan pengujian kembali kepada produk
tersebut. Produk yang telah lulus pengujian lanjut untuk proses berikutnya hingga
Kegiatan produksi PT. Martina Berto, Tbk ini telah sesuai dengan protap
dan master liquid cosmetics dan dry cosmetics dan juga selalu menjadi kosmetik
nomor satu di Indonesia. Setiap produk baru yang belum dipasarkan, dilakukan
pengujian terhadap suhu dengan cara diletakkan dibawah sinar matahari selama
waktu tertentu untuk mengetahui apakah produk ini dapat bertahan pada suhu
eksrim di Indonesia sehingga produk kosmetik ini tetap stabil terhadap perubahan
42
PT Martina Berto Tbk memiliki sebuah sebuah filosofi kebijakan yang
harus dilaksanakan dan ditaati oleh karyawan untuk mencapai sebuah visi dan
DJITU merupakan sebuah akronim dari Disiplin, Jujur, Inovatif, Tekun, dan
memiliki pola pikir yang inovatif dan sikap yang proaktif yang akan menjadi aset
berharga bagi sebuah perusahaan. Dari pola pikir inovatif inilah akan tercipta
untuk pencapaian target perusahaan sesuai waktu yang telah ditentukan, dan
ketekunan juga akan meningkatkan kualitas karyawan. Ulet, berarti karyawan mau
bekerja keras, berkomitmen, dan gigih dalam menggali setiap tugas yang belum
jawab pada pekerjaannya.Hal ini merupakan hal yang penting bagi kelangsungan
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan kunjungan industri ini ada beberapa hal yang dapat
disimpulkan yaitu :
1. Industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
2. Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) merupakan salah satu faktor
standar mutu dan kualitas industri farmasi serta produk farmasi yang kian
berkembang dimasyarakat.
5.2 Saran
44
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik yang
Baik, Jakarta.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat
yang Baik. Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan.2009. Petunjuk Operasional Pedoman
Cara Pembuatan Obat yang Baik.Badan Pengawasan Obat dan Makanan,
Jakarta.
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI,
Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2010. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010 Tentang
Industri Farmasi. Jakarta.
PT. Martina Berto Tbk. Di akses di PT. Ferron Par Pharmaceuticals.Di akses di
http://www.martinaberto.co.id/download/AR_MBTO_2014_Versi_comple
te.pdf.Pada tanggal 12 Maret 2016.
PT.Martina Berto Tbk. Di akses di http://www.martinaberto.co.id/index.php. Pada
tanggal 12 Maret 2016.
45
Lampiran 1.Jenis-jenis Produk yang Dihasilkan PT. Martina Berto
46