Anda di halaman 1dari 28

STUDI KASUS 35

Diabetes mellitus
O Diabetes Melitus (DM) merupakan kumpulan
gangguan metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula darah dan terkait
dengan ketidaknormalan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein (Triplitt et al.,
2008).
Klasifikasi DM
Penyebab DM adalah sebagai berikut :
1. DM tipe 1 : - Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM). Disebabkan oleh Destruksi sel β
pankreas akibat autoimun sehingga terjadi defisiensi
insulin absolut.
2. DM tipe 2 : - Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM). Disebabkan oleh resistensi insulin
dan defisiensi insulin relatif.
3.Gestasional DM : - Kehamilan
4. DM tipe lain : - Kelainan genetik sel β pankreas
- Kelainan genetik kerja insulin
- Penyakit pankreas (pankreatitis kronik,
cystic fibrosis, tumor/pankreatektomi)
Etiologi
1. Fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang berkurang
2. Perubahan karena lanjut usia sendiri yang berkaitan
dengan resistensi insulin, akibat kurangnya massa otot
dan perubahan vaskular.
3. Aktivitas fisik yang berkurang, banyak makan, obesitas.
4. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress,
operasi.
5. Sering menggunakan bermacam-macam obat-obatan.
6. Adanya faktor keturunan.
Perbedaan

DM tipe-1 DM tipe-2
Disebabkan Destruksi sel β, umumnya menjurus ke Disebabkan terutama dominan resistensi insulin
defisiensi insulin absolut. disertai defisiensi insulin relatif

Terjadi pada 90% penderita diabetes


Terjadi pada 10% penderita diabetes
Gaya hidup penderita diabetes (kelebihan kalori,
Karena genetik kurang olahraga, dan obesitas)

Sejumlah 20% - 40% pasien mengalami


Diabetes Ketoacidosis (DKA) setelah Pada diagnosis umumnya terdeteksi adanya
beberapa hari mengalamai poliuria, nokturia, letargi, poliuria, nokturia, dan polidipsia
polidipsia, dan polifagia

Penurunan bobot secara signifikan Penurunan bobot secara signifikan jarang terjadi

Obat hipolglikemika oral/oral antidiabetik atau


Umumnya menggunakan insulin
insulin
Patofisiologi
Pembagian Derajat Kaki DM
O Derajat 0 = Preulcer. Tidak ada luka terbuka, kulit utuh,
O Derajat 1 = Luka pada permukaan. Gangguan pada kulit
tanpa
penetrasi pada lapisan subkutan. Kemungkinan Infeksi
permukaan dengan atau tanpa selulitis..
O Derajat 2 = Luka menebal, menembus lemak samapi ke
tendon dan sendi tanpa abses luas atau osteomilitis.
O Derajat 3 = Luka yang meluas bisa menyerang sampai ke
tulang, disertai abses, osteomilitis, atau sepsis
sendi, infeksi pada lapisan tendon.
O Derajat 4 = Menunjukkan gangren
O Derajat 5 = gangren atau nekrosis pada kaki yang
memerlukan amputasi (Frykberg et al., 2000).
KOMPLIKASI PADA
DIABETES MELITUS
1. Akut  Hiperglikemia Hiperosmolar

Ketoasidosis Diabetik (KAD)

Hipoglikemia

Koma Laktoasidosis (KLA)

2. Kronik  - Mikrovaskular

(Retinopati, Neuropati, Nefropati)

- Makrovaskular

(Jantung, Hipertensi, Hiperlipid)


DATA PASIEN
O Pasien : Tn. YRS
O Umur : 57 tahun
O Keluhan : Hipoglikemi disertai luka pada kaki
kanan, berbau busuk, bernanah, suhu badan
tinggi dan menggigil
O Riwayat penyakit : DM sejak 20 tahun yang lalu,
O Riwayat obat:-
O Alergi :-
O Merokok/alkohol:-
diagnose
O Diabetes mellitus
O Hipoglikemia
O Gangren pedis, cruris D
O Gas gangren
O Sepsis
O Hipoalbumin
O Anemia
O PJK Iskhemi
S-O-A-P
Subjective
O Hipoglikemi disertai luka pada kaki kanan,
O berbau busuk,
O bernanah,
O suhu badan tinggi
O menggigil
Catatan perkembangan pasien
Tanggal Problem/ Kejadian/ Tindakan Klinisi
27 Sept 2010  Pasien MRS dengan keluhan Hipoglikemi disertai luka pada kaki kanan, berbau busuk, bernanah, suhu
badan tinggi dan menggigil
 Hasil konsul kardiologi diketahui pasien mengalami susp iskhemi anteroseptal + tanda –tanda sindrom
koroner akut
 Pasien diambil sampel darah untuk dilakukan kultur darah
28 Sept 2010  Kondisi umum pasien lemah, pasien sedikit mengeluhkan nyeri pada kakinya

29 Sept 2010  Suhu badan pasien panas (37,9°C) dan kondisi umum pasien juga masih lemah
 Dilakukan foto thorax dengan hasil terdapat cardiomegali
30 Sept 2010  Suhu badan pasien panas (38°C) dan kondisi umum pasien juga masih lemah, kesadaran pasien menurun.
2 Okt 2010  Pasien puasa untuk persiapan operasi tgl 3/10/2010
3 Okt 2010  Pasien dilakukan operasi amputasi kaki kanan
 Pengambilan hasil kultur darah, tetapi tidak diketahui hasil pertumbuhan mikroba.
4 Okt 2010  Kondisi umum pasien lemah, pasien mengeluhkan nyeri pada kakinya
 Pengambilan kultur ulang karena hasil dari sampel darah tidak diketahui adanya pertumbuhan mikroba,
sedangkan nilai WBC menunjukkan nilai yang tinggi
5 Okt 2010  Kondisi umum pasien lemah, pasien mengeluhkan nyeri pada kakinya dan merasakan mual, muntah
 Pasien malam harinya tidak bisa tidur, air kencingnya sedikit berwarna merah

6 Okt 2010  Kondisi umum pasien gelisah


7 Okt 2010  Kondisi umum pasien gelisah sedikit berkurang, pasien mengeluh tidak bisa BAK, dan pasien mengalami
sesak nafas
27 Sept-1 Okt 2010  Pasien mendapat diet G ( tinggi arginin, rendah kolestrol, tinggi serat)
27 Sept-7 Okt 2010  Pasien mendapat rawat luka.
Objective
Data klinik
TANGGAL
DATA KLINIK NILAI NORMAL
27/9 28/9 29/9 30/9 1/10 2/10 3/10 4/10 5/10 6/10 7/10

100/70 100/70 100/70 100/70 130/80 100/70 100/60 100/70 100/60


Tekanan darah 120/80 mmHg

98 98 106 106 120 102 102 100 100


Nadi 80 – 100 x/ menit

RR 18 – 22 x/menit 22 22 20 20 24 20 22 20 20

Suhu 37 ± 0,50C 37,6 37 37,9 38 37 37

+ +
Muntah Negatif

Lemah lemah lemah lemah lemah lemah


Kondisi umum Baik

+ + + + + + +
Nyeri kaki Tidak ada

menurun
Kesadaran Sadar penuh
Data Lain Yg Relevan
• Berdasarkan hasil foto thorax pada tanggal
29/9 diketahui pasien mengalami cardiomegali
• Hasil dari konsul kardiologi diketahui pasien
mengalami susp iskemi anteroseptal dan
tanda-tanda sindrom koroner akut
Lanjutan
TANGGAL
DATA LABORATORIUM NILAI NORMAL
26/9 27/9 30/9 1/10 4/10 6/10

Pemeriksaan serum :

Kreatinin ≤ 1,3 mg/dl


1,0 2,7 2,8

BUN 10 – 20 mg/dl
21 48 56

ALB 3,5 – 5,0 g/dl


1,1 1,6

Na+ 136 – 145 mEq/L


127 130 126

K+ 3,5 – 5,0 mEq/L


3,53 2,3 3,0

Cl- 98 – 106 mEq/L


103

Pemeriksaan gula darah :

GDA ( ≤ 120 mg/dl )


48 202 142
Lanjutan
STAGE DESKRIPSI GFR (ml/min/1.73 m2)

1 Gangguan ginjal dengan GFR normal atau meningkat > 90

2 Gangguan ginjal dengan penurunan GFR ringan 60-89

3 Penurunan GFR sedang 30-59

4 Penurunan GFR berat 15-29

5 Gagal ginjal < 15 (atau dialisis)

Keterangan :
nilai Clcr 27,75 ml/menit menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan fungsi
ginjal stage 4, sehingga perlu dilakukan adjustment dosis untuk obat-obat yang perlu
dosis adjustment.
Data lab

TANGGAL
DATA LABORATORIUM. NILAI NORMAL
26/9 27/9 30/9 1/10 4/10 6/10

Profil liver :

SGOT 10-37 g/dl 24

SGPT 10-40 g/dl 12

Darah lengkap :

WBC 4,5 – 12,5.103/mm3 12,2 15,7 23

PLT 150-350.103/mm3 231 176 134

RBC 4,33 – 5,95.106/μl 3,12 2,13

HCT 40-47% 23,7 30,3 18,1

Hb 14 – 18 g/dl
8,3 9,4 5,8

MCV 80-99% 76,2 84,4 85

MCH 27-31% 26,8 26,2 27,2

MCHC 32-36% 35 26,2 32

LED 15mm/jam 52 55
Profil pengobatan

Tanggal Pemberian Obat


Obat Rute Dosis Frek
27/9 28/9 29/9 30/9 1/10 2/10 3/10 4/10 5/10 6/10 7/10
D 40% iv 21 tts/menit √
RD 5% iv 21 tts/menit √ √ √ √
RL iv 21 tts/menit √
NS iv 14 tts/menit √ √
7 tts/menit √
50mg/50 12 jam
KCl : PZ iv drip √
ml
Albumin 20% iv 100 cc √ √ √ √ √ √ √ √ √
Metronidazol iv 500mg 3x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √
Clindamycin p.o 600mg 3 x 1 kapsul √ √ √ √ √
Ampisulbactam iv 1g 3x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Ranitidin iv 50mg 2x1 √ √ √

Ondancetron iv 4 mg 2x1 √
Tramadol iv 3x1 √ √ √ iv drip √ √ √ √
Ketorolac iv 30 mg 3x1 √
Dipyridamol p.o 75 mg 3x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tranfusi PRC s/d Hb 10 iv 1 koft √ √ √ √
2 koft √ √
Tranfusi WB s/d Hb ≥ 12g/dl iv 1 koft √ √ √ √
Insulin R sc 4 iu 3 x 1, 30’ac √
Asesments
Problem medik S/O Terapi Analisis

Pada saat MRS, pasien mengalami


Iv, 21 tts/menit hipoglikemia sehingga diberikan infus D40%
Hipoglikemia & resustasi cairan D40%
untuk mengontrol gula darah dan
menormalkan mtbolisme

Iv, 21 tts/menit
Sebagai suplai pengganti cairan dan
RD 5% elektrolit .

iv. 21 tts/menit RL Sebagai sumber kalori dimana pengganti


Iv .14 ttsment, 7 tts/ mnit NS cairan dan kalori yang dibutuhkan
Dalam tubuh

Mengatasi infeksi pada luka Metronidazol


kaki pasien iv. 500mng. 3x 1 Metronidazol efektif untuk bakteri anaerob

Klindamisin efektif untuk infeksi bakteri


Po . 600 mg, 3x1 kapsul Clindamysin
anaerob,terutama pada gas gangren
lanjutan
Problem medik S/O Terapi Analisis

Ampisulbactam
iv. 1g . 3x1 Antibiotik spektrum luas

Merupakan antagonis reseptor H2 yang


menghambat pengeluaran asam
lambung di sel parietal (Tatro, 2003).
Mual dan muntah iv. 500 mg. 2x1 ranitidin Dengan dihambatnya asam lambung
maka gejala mual muntah juga bisa
berkurang.

ondansetron Mengatasi rasa nyeri akibat, adanya


iv. 4 mg. 2x1
mual dan muntah

Untuk meningkatkan Hb dan RBC


Anemia iv. I koft/ 2koft Transfusi PRC
pasien

Transfuse WB Karena dlihat dari data darah pasien


iv. 1 koft dbawah normal , maka digunakan
trnsfusi WB
lanjutan
Problem medik S/O Terapi Analisis

untuk pencegahan
PJK iskemi Po. 75 mg. 3x1 dypiridamol penyakit jantung
koroner

Dikarenakan pasien
Iv drop. mengalami hipokalemi
KCL dalam PZ
Hipokalemi 5omg/50ml . 12 maka diberikan terapi
jam kalium dari luar.

Rasa nyeri iv. 30 mg. 3x1 ketorolak Untuk menghilangkan


rasa nyeri yang akut

iv. 3x1 Tramadol Untuk mngatasi nyeri


baik akut atau kronik

Sebagai pengembang
volume plasma sehingga
iv. 100c Albumin 20% mencegah perburukan
fungsi ginjal.

untuk membantu agar


metabolisme
Sc, 4 iu, 3 x 1, 30’ac
Insulin Insulin R karbohidrat di dalam
tubuhnya dapat berjalan
normal.serta kadar gula
darahnya
Plan
Terapi keterangan

KCL : PZ Dianjurkan Diberikan juga pada tanggal 4/10 & 6/10

Ampiculbactam Dianjurkan Diberikan juga pada tanggal 27/9

Ketorolak Analgesik -> tidak dianjurkan di berikan pada tanggal 3/10

Insulin Efek samping insulin yaitu hipoglikemia sehingga perlu


menjelaskan tanda-tanda hipoglikemia pada pasien maupun
keluarga pasien agar lebih waspada terhadap gejala hipoglikemi
seperti pandangan kabur, keringat dingin, pucat, pusing. Selain
itu, juga dijelaskan pengatasannya seperti minum air gula, selalu
membawa permen atau gula-gula apabila berpergian.

Diet Pasien mendapat diet (tinggi arginin, rendah kolesterol,tinggi


serat)

Captoril Nefroproktetan -> melindungi ginjal pasien karena pasien


mengalami gangguan fungsi ginjal stage 4

Spironolacton Diuretik -> pasian terdapat kardiomegali


PENGGOLONGAN SEDIAAN INSULIN

Jenis Sediaan Insulin Mula Puncak Masa kerja


kerja (jam) (jam)
(jam)    
Masa kerja Singkat(Shortacting/ 0,5 1-4 6-8
Insulin), disebut juga insulin  
reguler
 
Masa kerja Sedang (Intermediate- 1-2 6-12 18-24
acting)  
Masa kerja Sedang, Mula kerja cepat 0,5 4-15 18-24
 
Masa kerja panjang (Long-acting 4-6 14-20 24-36
insulin)  

(IONI, 2000 dan Soegondo, 1995b).


SEDIAAN INSULIN YANG BEREDAR DI INDONESIA
Antidaibetik oral
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai