PENDAHULUAN
1
Bertitik tolak dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengkaji dalam pembuatan
makalah penulis dengan judul “Telaah Peraturan dan Perundang-Undangan Analisis
Kosmetika”.
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun hal-hal yang akan dibahas pada materi Telaah Peraturan dan Perundang-
Undangan Analisis Kosmetika adalah sebagai berikut:
1. Pengertian dan Tujuan analisis kosmetika
2. Peraturan analisis kosmetika
3. Cara pembuatan kosmetika yang baik
4. Sistem pengemasan produk
5. Penerapan peraturan dan perundangan
6. Permasalahan Penerapan Peraturan dan Perundang-Undangan
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah yang berjudul “Landasan Ekonomi” adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui konsep dasar analisis kosmetika
2. Mengetahui Peraturan analisis kosmetika
3. Mengetahui Cara Pembuatan kosmetika yang baik
4. Mengetahui Sistem pengemasan produk
5. Menganalisis Penerapan peraturan dan perundangan
6. Menganalisis Permasalahan Penerapan Peraturan dan Perundang-Undangan
2
BAB II
METODE PENULISAN
3
penyembuhan, sehingga berfungsi sebagai jembatan antara produk perawatan pribadi dan
pharmaceuticals (Majeed, 2005).
Cosmeceuticals adalah pengembangan yang dilakukan di dunia produk
dermatologis dan isyarat baru dalam perawatan kulit. Cosmeceuticals adalah hibrida
farmasi kosmetik topikal yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan dan
kecantikan kulit. Produk cosmeceuticals adalah produk yang terletak di celah antara
produk kosmetik yang hanya membersihkan dan mempercantik, dan obat-obatan yang
menyembuhkan dan menyembuhkan.
Cosmeceuticals mempengaruhi fungsi biologis kulit tergantung pada bahan yang
ada di dalamnya. Cosmeceuticals meningkatkan pertumbuhan kolagen di kulit dan
mengurangi efek berbahaya dari radikal bebas sehingga menjaga struktur keratin dalam
kondisi baik dan membuat kulit lebih sehat. Ada produk perawatan kulit yang lebih dari
sekadar mewarnai dan menghiasi kulit (Dureja, 2004).
Seperti kosmetik, cosmeceuticals dioleskan; mereka mengandung bahan yang
mempengaruhi fungsi biologis kulit. Cosmeceuticals dimaksudkan untuk meningkatkan
penampilan dengan memberikan nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan kulit.
Cosmeceuticals biasanya mengklaim dapat mengurangi kerutan dan meningkatkan warna,
tekstur, dan pancaran kulit (Draelos, 2008).
BAB III
4
TEORI DAN PEMBAHASAN
5
Pada Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia
Nomor HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Tentang Metode Analisis Kosmetika dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. BAB III Metode Analisis Pasal 3
Metode Analisis untuk pengujian cemaran mikroba sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 angka 1, berupa Metode Analisis untuk:
a. Penetapan Angka Kapang Khamir dan Uji Angka Lempeng Total dalam
Kosmetika sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini; dan
b. Uji Efektivitas Pengawet dalam Kosmetika sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 2 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
2. BAB III Metode Analisis Pasal 4
Metode Analisis untuk pengujian logam berat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 angka 2, berupa Metode Analisis Penetapan Kadar Logam Berat (Arsen,
Kadmium, Timbal, dan Merkuri) dalam Kosmetika sebagaimana tercantum
dalam Lampiran 3 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
3. BAB III Metode Analisis Pasal 5
Pasal 5 Metode Analisis untuk pengujian beberapa bahan yang dilarang
digunakan dalam Kosmetika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 angka 3
berupa Metode Analisis untuk:
a. identifikasi Asam Retinoat dalam Kosmetika secara Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 4 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan ini
b. identifikasi Bahan Pewarna yang Dilarang dalam Kosmetika secara
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT) sebagaimana tercantum dalam Lampiran 5 yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan ini
c. identifikasi dan Penetapan Kadar Hidrokinon dalam Kosmetika secara
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT) sebagaimana tercantum dalam Lampiran 6 yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan ini
6
d. identifikasi Senyawa Kortikosteroid dalam Kosmetika secara Kromatografi
Lapis Tipis (KLT) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 7 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan ini.
4. BAB III Metode Analisis Pasal 5
Metode Analisis untuk pengujian beberapa bahan pengawet yang digunakan
dalam Kosmetika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 angka 4 berupa Metode
Analisis Identifikasi dan Penetapan Kadar Pengawet dalam Kosmetika secara
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT) sebagaimana tercantum dalam Lampiran 8 yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
6. Kalibrasi
7
Kombinasi pemeriksaan suatu instrumen (alat ukur) dan penyetelannya agar
memenuhi syarat batas akurasi sesuai standar yang diakui.
7. Karantina
Status suatu bahan atau produk yang ditempatkan terpisah secara fisik atau
sistem, sambil menunggu keputusan pelulusan atau penolakan untuk diolah,
dikemas atau didistribusikan.
8. Nomor Batch
Suatu nomor dan/atau huruf atau kombinasi keduanya yang mengidentifikasi
riwayat pembuatan batch secara lengkap, termasuk pengawasan mutu dan
distribusi.
9. Diluluskan
Status bahan atau produk yang boleh digunakan untuk diolah, dikemas atau
diedarkan.
10. Pembuatan
Suatu rangkaian kegiatan mulai dari pengadaan semua bahan awal, proses
pengolahan dan pengemasan sampai pelulusan produk jadi untuk
didistribusikan dan pengawasan mutu yang dilakukan pada setiap langkah
kegiatan tersebut.
11. Pengawasan Selama Proses
Pemeriksaan dan pengujian yang ditetapkan dan dilakukan dalam suatu
rangkaian produksi termasuk pemeriksaan dan pengujian terhadap lingkungan
dan peralatan dalam rangka menjamin bahwa produk jadi memenuhi
spesifikasi.
12. Pengawasan Mutu
Tindakan pengendalian untuk memastikan hasil keluaran produk yang seragam
dan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
13. Pengemasan
Bagian dari siklus produksi yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk
menghasilkan produk jadi.
14. Pengolahan
8
Bagian dari siklus produksi dimulai dari penimbangan bahan baku sampai
menjadi produk ruahan.
15. Ditolak
Status bahan atau produk yang tidak boleh digunakan untuk diolah, dikemas
atau didistribusikan.
16. Kosmetika
adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar
tubuh manusia seperti epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian
luar, atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
17. Produksi
Semua kegiatan dimulai dari pengolahan sampai dengan pengemasan untuk
menghasilkan produk jadi.
18. Produk Antara
Suatu bahan atau campuran bahan yang telah melalui satu atau lebih tahap
pengolahan namun masih membutuhkan tahap pengolahan selanjutnya.
19. Produk Jadi
Suatu produk yang telah melalui semua tahap proses pembuatan.
20. Produk Kembalian
Produk jadi yang dikirim kembali kepada produsen.
21. Produk Ruahan
Suatu produk yang sudah melalui proses pengolahan dan sedang menanti
pelaksanaan pengemasan untuk menjadi produk jadi.
22. Sanitasi
Kontrol kebersihan terhadap sarana pembuatan, personil, peralatan dan bahan
yang ditangani.
23. Spesifikasi Bahan
Deskripsi bahan atau produk yang meliputi sifat fisik, kimiawi dan biologi,
yang menggambarkan standar dan penyimpangan yang ditoleransi.
9
Tanggal pembuatan suatu batch produk tertentu.
10
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan dari beberapa hal penting dalam landasan ekonomi pendidikan adalah
sebagai berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi tidak hanya ditentukan oleh investasi modal, tetapi juga
tenaga kerja yang memiliki fleksibilitas dalam menguasai keterampilan, yang
11
tenaga kerja yang mumpuni menjadi tugas pendidikan kejuruan untuk
memenuhinya.
2. Ekonomi pendidikan memegang peran cukup penting, dalam menyukseskan misi
pendidikan.
3. Fungsi ekonomi pendidikan adalah sebagai penunjang kelancaran proses
pendidikan dan sebagai materi pelajaran untuk membentuk manusia ekonomi
4. Secara historis perkembangan dan ketersediaan, pendidikan kejuruan sebagai
sumber pasokan tenaga kerja, yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi.
5. Sumber dana pendidikan selain dari pemerintah atau yayasan dan masyarakat,
lembaga pendidikan masih bisa menggali sumber-sumber lain sebanyak mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Cosmeceutical Trends and Technologies: A Review of Global Technology Trends, Market
Information, and Business Opportunities. Edition third.
Draelos ZD. The cosmeceutical realm. Clin Dermatol. Nov Dec 2008; 26(6): 627 32. [Med
line].
Dureja H. Kaushik D. Cosmeceuticals: An emerging concept Department of
Pharmaceutical Sciences, University, Rohtak, India, 2004; 12: 12.
Muhammed majeed. (2005). USA-Cosmeceuticals: A Revolution in the Making.
Vermeer BJ, Gilchrest BA (1996). Cosmeceuticals. A proposal for rational definition,
evaluation and regulation. Arch Dermatol. 132(3): 337-340.
Zhou Chen, Heat Modulation of Tropoelastin, Fibrillin 1 and Matrix Metalloproteinase-12
in Human Skin In Vivo J Invest Dermatol, 2005; 124: 70-78.
12