Abstract
Based on Article 1 paragraph (1) of the Food and Drug Regulatory Agency of the Republic of
Indonesia Number HK.00.05.01.23.3516 concerning Distribution Permits for Medicinal Products,
Traditional Medicines, Cosmetics and Food, it is explained that the distribution permit is a form of
registration approval for medicinal products, traditional medicines, cosmetics, food ingredients and
food issued by the Food and Drug Supervisory Agency so that the products can be legally circulated
in the territory of Indonesia, it is clear that cosmetics circulated must obtain marketing authorization
from the Food and Drug Supervisory Agency, but many cosmetics do not have permits circulated.
The author raises a problem statement about how legal liability for cosmetic business actors who do
not have marketing permits, this research is legal juridical empirical research, therefore the target
of this study refers to people or legal entities in the relationship of life in society. Based on the
results of this study regarding legal liability for cosmetics agents who do not have marketing permits
can be subject to sanctions in the form of criminal or administrative sanctions in accordance with
Article 197 of Law Number 36 of 2009 concerning Health in conjunction with Article 13 paragraph
(1) Regulation of the Head of the Drug Supervisory Agency and Food of the Republic of Indonesia
Number HK.03.1.23.12.11.10052 of 2011 concerning Supervision of Cosmetic Production and
Distribution.
Keywords: Legal Liability, Distribution Permits, Cosmetics.
1
Mahasiswa Fakultas Hukum
2
Dosen Fakultas Hukum
3
Dosen Fakultas Hukum
1
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel
dalam rangka perdagangan, bukan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
perdagangan, atau pemindahtanganan.10 (BBPOM) di Samarinda pada tahun 2016
Jelas, bahwa produk kosmetik hanya sebanyak 170 kasus terkait dengan produk
dapat diedarkan setelah mendapatkan izin kosmetik yang tidak memiliki izin edar,
edar dari Badan Pengawas Obat dan pada tahun 2017 sebanyak 72 kasus terkait
Makanan, namun pada kenyataannya produk kosmetik yang tidak memiliki izin
masih banyak produk kosmetik yang edar, pada tahun 2018 sebanyak 189
beredar di Indonesia khususnya di wilayah kasus terkait dengan produk kosmetik
Kota Balikpapan tanpa memiliki izin edar yang tidak memiliki izin edar Badan
dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Pengawas Obat dan Makanan.11
sehingga produk tersebut dapat dikatakan Salah satu contoh kasus terkait
sebagai produk kosmetik illegal. peredaran kosmetik yang tidak memiliki
Undang-Undang Nomor 36 Tahun izin edar Badan Pengawas Obat dan
2009 Tentang Kesehatan, secara tegas Makanan yang terjadi di wilayah Kota
diterangkan mengenai sanksi pidana bagi Balikpapan, yaitu seorang mahasiswi di
pelaku usaha pengedar kosmetik yang salah satu perguruan tinggi swasta di Kota
tidak disertai dengan izin edar tertera pada Balikpapan dengan inisial AM telah
Pasal 197 Undang-Undang Nomor 36 memproduksi dan mengedarkan sediaan
Tahun 2009 Tentang Kesehatan farmasi berupa produk kosmetik dengan
menjelaskan bahwa setiap orang yang jenis lotion pemutih kulit yang digunakan
dengan sengaja memproduksi atau sebelum tidur dan bodyscrub yang
mengedarkan sediaan farmasi dan alat digunakan pada saat mandi dengan khasiat
kesehatan yang tidak memiliki izin edar dapat memutihkan secara instan setelah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 memakainya, produk kosmetik tersebut
ayat (1), dipidana penjara paling lama 15 tanpa disertai dengan izin edar resmi dari
(lima belas) tahun dan denda paling Badan Pengawas Obat dan Makanan serta
banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar tidak mencantumkan keterangan
lima ratus juta rupiah). mengenai bahan yang terkandung didalam
Berdasarkan ketentuan Undang- produk kosmetik tersebut sehingga tidak
Undang di atas kenyataannya masih bisa dipastikan apakah produk kosmetik
banyak saja oknum-oknum tidak tersebut aman atau berbahaya jika
bertanggungjawab mengedarkan produk digunakan dalam jangka panjang oleh
kosmetik yang tidak disertai dengan izin masyarakat di wilayah Kota Balikpapan.12
edar di wilayah Kota Balikpapan, seolah- Terkait dengan penulisan jurnal yang
olah sanksi yang diberikan oleh ditulis oleh penulis, sebelumnya terdapat
pemerintah baik sanksi pidana maupun jurnal dengan judul “Tindak Pidana
sanksi administrasi tidak memberikan rasa Peredaran dan Penyalahgunaan Obat
takut terhadap pelaku peredaran produk Farmasi Tanpa Izin Edar Menurut
kosmetik yang tidak meliki izin edar Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Tentang Kesehatan yang ditulis oleh
Kasus peredaran kosmetik illegal Andin Rusmini telah diterbitkan oleh
sendiri banyak terjadi di berbagai wilayah jurnal Al’Adl Universitas Islam
Indonesia termasuk Kota Balikpapan,
berdasarkan data yang dikeluarkan oleh 11
Sumber Data, Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan Kota Samarinda.
12
Wawancara dengan ibu Mey selaku staff ahli
10
Rezky Nur Amelia, “Peran Balai Besar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan di Kota
Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Dalam Balikpapan, tanggal 21 Maret 2019 di Kantor
Pengawasan Kosmetik Tanpa Izin Edar di Kota Badan Pengawas Obat dan Makanan Kota
Makassar”, (28 November 2018) Balikpapan.
4
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel
salah satu bahan baik itu zat pewarna tanggung jawab hukum. Seseorang yang
maupun pewangi yang digunakan bertanggungjawab secara hukum atas
mengandung zat yang bersifat perbuatan tertentu bahwa dia dapat
photosensitizer. Misalnya kosmetik dikenakan suatu sanksi dalam kasus
riasan dan tabir surya yang perbuatannya bertentangan/berlawanan
mengandung para-aminobenzoic acid hukum, sanksi dikenakan karena
(PABA). perbuatannya sendiri yang membuat orang
4. Jerawat (acne), kosmetik yang tersebut bertanggungjawab.
menyebabkan jerawat disebut Menurut hukum, tanggung jawab
kosmetik aknegetik, biasanya terdapat adalah suatu akibat atas konsesuensi
pada moisturizer dan lotion yang kebebasan seseorang tentang
berminyak dan lengket, yang perbuatannya yang berkaitan dengan etika
diperuntukan untuk kulit kering di dan moral, pertanggungjawaban harus
musim dingin seperti di Eropa. memiliki dasar yaitu hal yang
Kosmetik ini sangat tidak cocok menyebabkan timbulnya hak hukum bagi
digunakan oleh orang yang tinggal di seseorang untuk memberi
tempat beriklim tropis. pertanggungjawabannya.
5. Intoksikasi, intoksikasi atau keracunan Selanjutnya mengenai tanggung
bias terjadi lelalui penghirupan lewat jawab hukum, Ridwan Halim
hidung dan mulut atau pengerapan mendefinisikan tanggung jawab hukum
lewat kulit, terutama jika sebagian sebagai akibat lebih lanjut dari
atau keseluruhan dari bahan yang pelaksanaan peranan, baik peranan itu
digunakan dalam kosmetik bersifat merupakan hak dan kewajiban maupun
toksik. Mislanya kebanyakan produk kekuasaan. Secara umum tanggung jawab
kosmetik impor yang mengandung hukum diartikan sebagai kewajiban untuk
merkuri, beberapa parfum dan hair melakukan sesuatu atau berperilaku
spry juga dapat menimbulkan menurut cara tertentu tidak menyimpang
intoksikasi. dari peraturan yang telah ada.
6. Penyumbatan fisik, ini terjadi karena Purbacaraka berpendapat bahwa
bahan-bahan berminyak dan lengket tanggung jawab hukum bersumber atau
yang ada di dalam kosmetik tertentu, lahir atas penggunaan fasilitas dalam
seperti lotion atau alas bedak, terhadap penerapan kemampuan setiap orang untuk
pori-pori kulit atau pori-pori kecil menggunakan hak atau melaksanakan
pada bagian tubuh yang lain. kewajibannya. Lebih lanjut ditegaskan,
7. Pigmented cosmetic dermatitis, ini setiap pelaksanaan kewajiban dan setiap
merupakan kelainan mirip melanosis penggunaan hak baik yang dilakukan
riehl yang kadang-kadang terasa gatal. secara tidak memadai maupun yang
Hal ini terjadi akibat kontak kulit dilakukan secara memadai pada dasarnya
dengan bahan pewarna jenis terbatu tetap harus disertai dengan
bara, terutama brilliant lake red dan pertanggungjawaban, demikian pula
20
fenilazonaftol. dengan pelaksanaan kekuasaan.
Pertanggungjawaban merupakan
B. Pertanggungjawaban Hukum istilah dimana terdapat adanya suatu
Terhadap Pelaku Peredaran akibat perbuatan tertentu yang
Kosmetik yang Tidak Memiliki Izin menyebabkan terbitnya suatu hal timbal
Badan Pengawas Obat dan
Makanan 20
Julista Mustamu, “Diskresi Dan Tanggungjawab
Suatu konsep yang terkait dengan Administrasi Pemerintahan,” Jurnal Sasi 17, no. 2
konsep kewajiban hukum adalah konsep (2011).
10
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel
implant yang tidak mengandung obat yang pencabutan izin dan penutupan usaha,
digunakan untuk mencegah, dalam perspektif hukum publik yang
mendiagnosis, menyembuhkan dan melakukan tindakan hukum adalah jabatan
meringankan penyakit, merawat orang yakni suatu lembaga dengan lingkup
sakit, memulihkan kesehatan pada pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk
manusia, dan/atau membentuk struktur waktu yang lama dan dijalankannya tugas
dan memperbaiki fungsi tubuh (Pasal 1 dan wewenang, sedangkan yang
angka 5 Undang-Undang Nomor 36 menjalankan tugas dan wewenang atas
Tahun 2009 Tentang Kesehatan). nama jabatan disebut pejabat.25
Sifat melawan hukum perbuatan Secara prinsip, tanggung jawab hukum
tersebut terletak pada objek, yakni sediaan administrasi lahir karena adanya
farmasi dan/atau alat kesehatan yang di pelanggaran terhadap ketentuan
produksi atau yang diedarkan oleh pelaku administrasi.26
tidak memiliki izin edar sebagaimana Terkait dengan pemberian jenis sanksi
dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) administratif terhadap tindak pidana di
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 bidang kosmetik, obat dan makanan
Tentang Kesehatan mewajibkan sebelum dengan melakukan perbuatan
mengedarkan sediaan farmasi dan/atau memproduksi atau mengedarkan sediaan
alat kesehatan harus mendapatkan izin farmasi berupa kosmetik yang tidak
edar, melanggar kewajiban hukum ini memilliki izin edar dapat berawal dari
dijadikan tindak pidana maka pelanggaran jenis yang paling ringan sampai dengan
administrasi yang artinya mengandung yang terberat tergantung dari perbuatan
larangan administrasi menjadi sifat yang dilakukan, sanksi administratif yang
melawan hukum pidana. terberat kemungkinan akan lebih efektif
Mengacu pada uraian di atas adanya apabila dibandingkan dengan penjatuhan
dugaan atau patut di duga adanya tindak sanksi pidana.
pidana di bidang kosmetik memungkinkan Berdasarkan kasus pelaku peredaran
dikenakan sanksi pidana, berdasarkan kosmetik tidak disertai dengan izin edar
ketentuan pidana maka tindakan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang
memproduksi atau mengedarkan produk dilakukan oleh seorang mahasiswi
kosmetik tanpa izin edar sebagaimana perguruan tinggi swasta yang berinisial
disebutkan pada Pasal 197 Undang- AM dapat dikenai sanksi administrasi
Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang sebagaimana yang telah diatur dalam
Kesehatan yang di maksud dengan “setiap Pasal 13 ayat (1) Peraturan Kepala Badan
orang” adalah dapat disimpulkan bahwa Pengawas Obat dan Makanan Republik
produsen, maklon maupun distributor Indonesia Nomor
yang melanggar kententuan di dalam HK.03.1.23.12.11.10052 Tahun 2011
Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Tentang Pengawasan Produksi dan
Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan Peredaran Kosmetik yang berbunyi:
dapat di jatuhi pidana dengan pidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun
dan denda paling banyak
Rp.1.500.000.000,00 (satu miliar lima 25
Ridwan, “Hukum Administrasi Negara, Ed.
ratus juta rupiah”. Revisi,-Cet. 9,” hlm 339.
2. Pertanggungjawaban administrasi 26
Clara Yunita Ina Ola, Khoirul Huda, and Andika
Bentuk tanggung jawab yang Persada Putera, “TANGGUNG JAWAB PIDANA,
dibebankan kepada subjek yang PERDATA DAN ADMINISTRASI ASISTEN
PERAWAT DALAM PELAYANAN
melakukan kesalahan administrasi berupa KESEHATAN DESA SWADAYA,” Legality:
teguran baik secara lisan maupun tertulis, Jurnal Ilmiah Hukum 25, no. 2 (2018): 134–146.
13
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel
16