dari peradaban kuno ke peradaban modern. Kosmetik mulai dikenal manusia sejak
yang senantiasa ingin tampil cantik, sehingga manusia terus melakukan riset dan
dari berbagai bahan alami untuk untuk mengawetkan jasad yang telah meninggal
agar tetap utuh dan salep aromatik digunakan berabad-abad lalu, dimana tindakan
pembalseman ini dianggap sebagai bentuk awal kosmetik yang dikenal sekarang
ini. 82
Bukti lain penggunaan kosmetik sejak dahulu adalah Ratu Cleopatra yang
kulitnya, Cleopatra secara rutin berendam dalam bak berisi cairan susu. Rutinitas
itu dimaksudkan untuk untuk menjaga kulit tubuhnya agar tetap mulus, halus dan
berkilau. Sementara itu di China para selir kaisar memerahi bibirnya dengan cara
menekan bibir mereka dengan kelopak bunga bewarna merah agar bibir tetap
81
Dewi Muliyawan dan Neti Suriana, A-Z Tentang Kosmetik (Jakarta : PT Gramedia,
2013), hal.xi.
82
64 Ilmu Kosmetik Medik (Jakarta : UI Press, 1997),
Sjarif M. Wasitaatmadja, Penuntun
hal.v.
naskah kuno mengenai kebiasaan putri raja yang gemar menggunakan ramuan
tradisional seperti kunyit dan masker dari buah bengkuang dan beras yang
ditumbuk untuk mencerahkan kulit atau penggunaan telur sebagai masker rambut.
saat itu yakni keraton atau istana, tetapi juga di kalangan rakyat biasa yang
khususnya wanita untuk merawat dan mempercantik diri. Upaya meramu berbagai
bahan alam untuk merawat dan mempercantik diri tersebut merupakan salah satu
mulai mendapat perhatian penuh dan digarap secara besar-besaran pada abad ke-
20. Teknologi kosmetik yang semakin maju, melahirkan berbagai varian produk
kosmetik baru dengan manfaat dan fungsi yang beragam. Teknologi baru yang
ditemukan dalam kosmetik adalah perpaduan antara kosmetik dan obat yang
menghias, mengatur. Jadi, kosmetik pada dasarnya adalah campuran bahan yang
diaplikasikan pada anggota tubuh bagian luar seperti epidermis kulit, kuku,
83
Dewi Muliyawan dan Neti Suriana, Op.Cit.,hal.xii.
84
Sjarif M. Wasitaatmadja, Op.Cit., hal.vii.
85
Dewi Muliyawan dan Neti Suriana, Loc.Cit.
“Kosmetik adalah sediaan atau panduan bahan yang siap untuk digunakan
pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin
bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya
tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan
baik, memiliki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit.”
Definisi kosmetik menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan
“Bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar
tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian
luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau
melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik.”
yang sudah ada dan semakin berkembang dari masa ke masa. Kosmetik memiliki
86
Alison Haynes, Dibalik Wajah Cantik : Fakta Tentang Manfaat Dan Resiko Kosmetik
(Jakarta : Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, 1997), hal. 184.
lainnya;
penandaan;
bahan-bahan aktif dan bahan-bahan kimia yang bereaksi ketika diaplikasikan pada
kosmetik dan dapat pula berdampak negatif yang merupakan efek samping dari
dapat berbeda-beda pada setiap orang. Karena tidak semua orang dapat cocok
Kosmetik yang saat ini sudah sangat luas penggunaanya, baik pada
orangtua maupun muda serta tidak terbatas pada wanita, tetapi juga pada pria.
Kosmetik saat ini sudah menjadi kebutuhan penting bagi manusia, tidak hanya
digunakan untuk fungsi estetika akan tetapi berperan juga dalam perawatan kulit.
Kosmetik merupakan salah satu produk yang digunakan rutin dan terus menerus
87
Sjarif M. Wasitaatmadja, Loc.Cit.
demikian, industri kosmetik baik industri berskala besar, menengah maupun kecil
peredaran untuk setiap produk sediaan farmasi. Yang dimaksud sediaan farmasi
(4) adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. Tujuan pengawasan
yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan adalah untuk
memberikan jaminan, keamanan, manfaat dan mutu serta aspek legal kosmetik
yang beredar, yang selanjutnya dapat memberikan rasa aman kepada konsumen
pengguna. 88
yang tidak layak dan tidak aman dikonsumsi. Bedasarkan website resmi BPOM,
88
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Yulius Sacramento Tarigan, Kepala Bidang
Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota
Medan, tanggal 19 Mei 2016.
memproduksi dalam skala yang sangat besar mencakup berbagai produk dengan
yang luas pada kesehatan dan keselamatan konsumen. Apabila terjadi produk sub
standar, rusak atau terkontaminasi oleh bahan berbahaya maka resiko yang terjadi
akan berskala besar dan luas serta berlangsung secara sangat cepat. Untuk itu
Indonesia harus memiliki Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang
efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-
konsumennya baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk itu telah dibentuk
nomor izin edar BPOM. BPOM adalah badan resmi yang dibentuk oleh
produksi terhadap suatu produk berdasarkan hasil survei, penelitian dan pengujian
89
Badan Pengawas Obat dan Makanan, “Latar Belakang” melalui
http://www.pom.go.id/pom/profile/latar_belakang.php, diakses pada tanggal 1 Mei 2016.
90
Ibid.
yang diproduksi dan diedarkan di masyarakat harus memiliki izin produksi dan
Dalam Wilayah Indonesia Pasal 1 Angka (14), izin edar adalah bentuk persetujuan
pendaftaran obat dan makanan yang diberikan oleh Kepala Badan untuk dapat
Tentang Izin Edar Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, Suplemen Makanan
dan Makanan yang bersumber, Mengandung, Dari Bahan Tertentu dan atau
Mengandung Alkohol Pasal 1 Angka (1), izin edar adalah bentuk persetujuan
registrasi bagi produk obat, obat tradisional, kosmetik, suplemen makanan, dan
makanan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia agar produk tersebut secara sah dapat diedarkan di wilayah Indonesia.
Dengan adanya Izin Edar dari BPOM maka produsen tidak dapat seenaknya
harus dilalui untuk mendapatkan nomor izin edar BPOM. Proses yang
untuk mendapat nomor izin edar dari BPOM dan mengambil jalan yang singkat
BPOM palsu. Dimana nomor izin edar BPOM palsu ini merupakan nomor izin
edar yang tidak melalui persetujuan pendaftaran yang diberikan oleh Kepala
BPOM atau dengan kata lain nomor izin yang tidak dikeluarkan oleh BPOM.
Biasanya para produsen nakal yang mencantumkan nomor izin edar BPOM palsu
pada produk mereka hanya memuat nomor izin edar asal yang mereka buat dan
makanan, minuman, obat, suplemen dan kosmetik. Pencantuman nomor izin edar
BPOM palsu ini dilakukan para produsen untuk melancarkan bisnis mereka dalam
edar BPOM palsu para calon konsumen akan semakin yakin dan tertarik untuk
membeli setiap produk mereka, karena konsumen meyakini produk tersebut aman
karena sudah ada nomor izin edar BPOM, padahal nomor izin edar tersebut palsu.
91
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Yulius Sacramento Tarigan, Kepala Bidang
Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota
Medan, tanggal 19 Mei 2016.
merugikan para konsumen yang membeli produk dengan nomor izin edar BPOM
palsu tersebut, terlebih apabila dalam produk yang mencantumkan nomor izin
edar BPOM palsu tersebut terkandung bahan-bahan atau zat-zat yang berbahaya
bagi kesehatan konsumen. Oleh sebab itu para calon konsumen dan konsumen
diharapkan untuk lebih teliti, cermat dan peka dalam memastikan nomor izin edar
yang tercantum dalam suatu produk merupakan nomor izin edar yang legal atau
asli yang dikeluarkan oleh BPOM, selaku badan yang berwenang dalam
konsumen untuk dapat mengetahui segala informasi mengenai produk yang ingin
mereka beli dan gunakan, khususnya untuk mengetahui apakah nomot izin edar
BPOM yang tercantum dalam suatu produk asli atau tidak, konsumen dapat
yang kosong ketik nomor izin edar yang tertera pada produk dan klik cari, apabila
nomor izin edar tersebut asli maka akan keluar informasi mengenai produk
dengan nomor izin edar yang tertera. Pastikan informasi yang tertera pada website
BPOM sesuai dengan keadaan sebenarnya yang tertera di produk, jika tidak sesuai
dengan produk atau yang tertera tulisan data tidak ditemukan atas nomor izin edar
tersebut, maka dapat dipastikan nomor izin edar atas produk tersebut palsu.
Pengecekan terhadap keaslian nomor izin edar BPOM pada suatu produk juga
Kosmetik
dalam Pasal 2, setiap kosmetik yang beredar wajib memenuhi standar dan/atau
yang dinilai dari bahan yang digunakan sesuai dengan peraturan perundang-
hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar, izin edar sebagaimana
1. Industri kosmetika yang berada di wilayah Indonesia yang telah memiliki izin
produksi;
2. Importir kosmetika yang mempunyai Angka Pengenal Impor (API) dan surat
dapat dilakukan 1 (satu) kali, sepanjang tidak terjadi perubahan data pemohon.
mengisi formulir (template) secara elektronik pada website Badan Pengawas Obat
dan Makanan. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuan notifikasi
Dan Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetika Pasal 4, kosmetika yang akan
Notifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu 3
(tiga) tahun. Apabila selama jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
atau
ketentuan dalam Pasal 7 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
mengisi template notifikasi secara elektronik yang dapat diunduh dari website
diisi lengkap dapat disimpan (save) dan/atau dikirim (submit) secara elektronik.
bank yang ditunjuk. Paling lama 10 (sepuluh) hari setelah tanggal Surat Perintah
Apabila dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah tanggal Surat Perintah
Bayar Badan Pengawas Obat dan Makanan/Balai Pengawas Obat dan Makanan
dianggap ditolak. Asli bukti pembayaran yang diterima Badan Pengawas Obat dan
Makanan atau Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan akan diverifikasi
92
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Yulius Sacramento Tarigan, Kepala Bidang
Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota
Medan, tanggal 19 Mei 2016.
permohonan notifikasi. 93
jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak pengajuan permohonan notifikasi
diterima oleh Kepala Badan tidak ada surat penolakan, terhadap kosmetika yang
dalam waktu 6 (enam) bulan, kosmetika yang telah dinotifikasi wajib diproduksi
berlaku dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun. Setelah jangka waktu sebagaimana
Dalam hal permohonan notifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditolak,
93
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Yulius Sacramento Tarigan, Kepala Bidang
Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota
Medan, tanggal 19 Mei 2016.
94
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Yulius Sacramento Tarigan, Kepala Bidang
Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota
Medan, tanggal 19 Mei 2016.
berlaku;
5. Kosmetika yang telah beredar tidak sesuai dengan data dan/atau dokumen
Peredaran produk kosmetik saat ini sudah sangat meluas, khususnya untuk
sediaan perawatan kulit dan rias muka. Hal ini disebabkan oleh tuntutan
masyarakat yang selalu ingin memiliki kulit yang cantik, terawat dan putih dalam
waktu yang singkat. Penjualan kosmetik yang beredar secara bebas di pasaran
banyak produk kosmetik yang beredar tidak memiliki nomor izin edar yang
dikeluarkan oleh BPOM dan bahkan ada produk kosmetik yang mencantumkan
nomor izin edar BPOM palsu. Peredaran kosmetik yang tidak memenuhi
kosmetik yang mencantumkan nomor izin edar BPOM palsu tersebut ternyata
mengandung bahan berbahaya yang tidak baik bagi kesehatan serta dapat
79
lain, yaitu merkuri (Hg), asam retinoat (Retinoic Acid), zat warna rhodamin
palsu tersebut dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Ketidaktahuan
berbahaya dengan harapan memiliki wajah dan kulit yang cantik dan terawat.
Umumnya para konsumen menjadi semakin percaya bahwa produk kosmetik yang
mereka konsumsi adalah aman, karena izin edar yang tercantum pada produk
kosmetik yang mereka beli tanpa mencari tahu lebih dalam apakah nomor izin
edar yang dicatumkan pada produk tersebut asli atau palsu. Konsumen yang
nomor izin edar yang tercantum pada produk kosmetik berbahaya menyebabkan
pelaku usaha tetap menjual produk kosmetik berbahaya tersebut dengan bebas dan
percaya diri.
nomor izin edar BPOM palsu tentunya menyebabkan konsumenlah yang menjadi
nomor izin edar BPOM palsu tersebut tetap semakin laris karena banyaknya
95
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Mangandar Marbun, Kepala Seksi Penyidikan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Medan, tanggal 19 Mei 2016.
Pencantuman nomor izin edar BPOM palsu ini sangatlah meresahkan dan
dan kosmetik, BPOM mempunyai peran dan fungsi yang sangat besar. BPOM
mengenai produk pangan, obat-obatan dan kosmetik yang telah terdaftar dan
memiliki izin edar sebagai syarat bahwa produk tersebut aman dan layak untuk
dikonsumsi. Izin edar sebagai syarat agar produk kosmetik dapat diedarkan,
konsumen.
akan terjadi kontak antara kosmetik dengan kulit, maka ada kemungkinan bahan
kosmetik tersebut terserap dan masuk ke bagian epidermis kulit. Kontak kosmetik
yang memiliki bahan yang aman digunakan akan memberi manfaat atau kegunaan
bagi kulit, namun penggunaan kosmetik yang tidak diketahui kandungan bahan
menimbulkan efek samping yang negatif pada kulit, rambut, kuku, mata dan
saluran nafas.
nomor izin edar BPOM palsu dapat dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi
produk kosmetik berbahaya tersebut adalah adanya keluhan seperti alergi, iritasi,
bentol-bentol, kulit bernanah dan jika digunakan dalam jangka waktu yang
panjang dapat menyebabkan efek yang lebih buruk lagi bagi kesehatan seperti
kanker dan gagal ginjal. Sebagai contoh untuk pemakaian Merkuri (Hg), merkuri
(Hg)/air raksa termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecil saja
dapat bersifat racun. Merkuri dapat menirnbulkan berbagai hal, mulai dari
pada kulit, alergi, iritasi kulit, kerusakan permanen pada susunan syaraf, otak,
ginjal dan gangguan perkembangan janin. Paparan jangka pendek dalam dosis
kering, rasa terbakar, teratogenik (cacat pada janin). Bahan pewarna Merah K.1O
dan Merah K.3 merupakan zat warna sintetis yang umumnya digunakan sebagai
zat warna kertas, tekstif atau tinta. Zat warna ini merupakan zat karsinogenik yang
edar BPOM palsu tersebut tidak melewati proses pendaftaran izin edar yang asli
oleh BPOM sebagaimana yang seharusnya, dimana untuk setiap pendaftaran izin
untuk setiap produk kosmetik yang diuji, sehingga setiap produk yang dinyatakan
lulus uji dan memperoleh nomor izin edar merupakan produk yang aman bagi
yang mencantumkan nomor izin edar BPOM palsu ini kebanyakan tidak
dirinyalah yang salah karena tidak teliti dan tidak cermat dalam membeli produk
kosmetik untuk dikonsumsi. Beberapa korban juga tidak mau melaopor karena
merasa takut dengan proses yang berbelit-belit serta menyita waktu dalam
mencegah jatuhnya korban lain akibat peredaran produk kosmetik palsu yang
mencantumkan nomor izin edar palsu tersebut. Pencatuman nomor izin edar
BPOM palsu ini juga tentunya merugikan pihak BPOM sebagai Badan yang
kosmetik dimana pencatutan izin edar palsu ini dianggap melanggar kewenangan
mengeluarkan izin edar atas produk kosmetik berbahaya tersebut, padahal izin
edar pada produk kosmetik berbahaya tersebut adalah palsu dan tidak dikeluarkan
yang mencantumkan nomor izin edar BPOM palsu adalah merugikan negara,
undangan.
Dalam berperan sebagai regulator dan filter terhadap lalu lintas produk
dan Makanan harus benar-benar jeli melihat dan secara rutin mengevaluasi
rutin dijalankan, baik produk domestik maupun impor. Tidak hanya melihat
96
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Mangandar Marbun, Kepala Seksi Penyidikan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Medan, tanggal 19 Mei 2016.
berikut :97
makanan
dilihat dengan adanya berbagai macam peraturan yang dikeluarkan BPOM terkait
melakukan penambahan dan perubahan pada peraturan yang sudah ada agar
97
Badan Pengawas Obat dan Makanan, “Fungsi dan Peran Badan Pengawas Obat dan
Makanan” melalui http://www.pom.go.id/pom/profile/fungsi_dan_peran_POM.php, diakses pada
tanggal 22 Mei 2016.
Selain itu BPOM juga melakukan pembinaan melalui komunikasi, infrormasi dan
edukasi yang dilakukan untuk pemberdayaan kepada masyarakat luas agar mampu
mencegah dan melindungi diri sendiri dari penggunaan kosmetik yang berisiko
terhadap kesehatan. 98
Untuk itu BPOM terus melakukan penerapan standar dan tata kelola pemerintahan
Gerakan Nasional Waspada Obat dan Makanan Ilegal (selanjutnya disingkat GN-
merupakan satu inisiatif kegiatan dari Satuan Petugas Pemberantasan Obat dan
Makanan Ilegal, sebagai suatu gerakan nasional yang melibatkan seluruh pihak,
98
Badan Pengawas Obat dan Makanan, “Modul Materi Ujian Perpindahan Jabatan
Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Terampil Ke Ahli Pegawai Negeri Sipil (PNS)
BADAN POM RI” melalui
https://pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com/2013/12/modul-peraturan-dan-
kebijakan-di-bidang-pengawasan-obat-dan-makanan.pdf, diakses pada tanggal 22 Mei 2016.
99
Ibid.
kegiatan edukasi dan kampanye tentang Waspada Obat dan Makanan Ilegal.
Gerakan ini tidak hanya dimotori oleh sektor pemerintahan saja, tetapi peran
pihak swasta juga ikut serta dalam menyebarluaskan GN-WOMI ini. Pihak
masyarakat lebih peduli untuk selalu membaca label guna mengenali dan
mengidentifikasi produk yang terdaftar dan juga selalu membeli produk di sarana
berijin sehingga masyarakat mampu melindungi dirinya dari penggunaan obat dan
makanan ilegal.
pengawasan, dimana sifat pengawasan tersebut terbagi atas dua , yaitu : 100
100
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Mangandar Marbun, Kepala Seksi Penyidikan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Medan, tanggal 19 Mei 2016.
dan/atau persyaratan.
tempat tertutup maupun yang dicari sendiri, (misalnya di rumah atau tempat
tindak lanjuti. Dapat dilakukan kerjasama dengan pihak lain yang terkait
seperti polisi.
pelayanan publik juga menjadi indikator utama bagi masyarakat untuk menilai
mulai dari aspek yang paling mendasar yaitu menampung aspirasi masyarakat
pelayanan publik. Oleh karena itu BPOM sebagai Badan Publik melaksanakan
disingkat ULPK) baik di pusat BPOM maupun Unit Pelaksana Teknis (Balai
layanan Contact Center HALO BPOM 1500533, yang tujuan utamanya adalah
segala masalah yang berkaitan dengan pengawasan produk obat dan makanan
terbaik, bersifat adil dan transparan, serta tanggap terhadap keluhan dengan
pengaduan keluhan dan informasi yang masuk dari konsumen melalui Contact
Center HALO BPOM maupun ULPK seluruh Indonesia. Layanan informasi dan
faksimili, email, surat; dan media sosial twitter serta pada saat kegiatan
101
Unit Layanan Pengaduan Konsumen, “Latar Belakang Unit Layanan Pengaduan
Konsumen (ULPK)” melalui http:/ulpk.pom.go.id/ulpk/home.php?page=profile&id=5, diakses
pada tanggal 23 Mei 2016.
102
Unit Layanan Pengaduan Konsumen, “Tugas dan Fungsi Unit Layanan Pengaduan
Konsumen (ULPK)” melalui http:/ulpk.pom.go.id/ulpk/home.php?page=profile&id=7, diakses
pada tanggal 23 Mei 2016.
terdokumentasi dan dilaporkan kepada Sestama Badan POM dalam bentuk resume
harian yang digunakan sebagai masukan untuk memperkuat sistem peringatan dini
berlaku. 103
Informasi dan masukan dari publik merupakan sistem peringatan dini (early
informasi dan edukasi telah dilakukan oleh ULPK baik di pusat melalui kegiatan
sosialisasi dan promosi ke beberapa sekolah, komunitas ibu-ibu PKK, lintas sektor
terkait dan masyarakat umum lainnya baik di pusat maupun di daerah melalui
ULPK juga dilakukan melalui kegiatan pameran, iklam layanan masyarakat, talk
103
Unit Layanan Pengaduan Konsumen, “Beranda Unit Layanan Pengaduan Konsumen
(ULPK)” melalui http:/ulpk.pom.go.id/ulpk/home.php?page=profile&id=8, diakses pada tanggal
23 Mei 2016.
104
Unit Layanan Pengaduan Konsumen, “Ringkasan Eksekutif Unit Layanan Pengaduan
Konsumen (ULPK)” melalui http:/ulpk.pom.go.id/ulpk/home.php?page=profile&id=9, diakses
pada tanggal 23 Mei 2016.
melalui ULPK dapat dengan cara menghubungi Contact Center HALO BPOM di
Pengawas Obat dan Makanan RI, Gedung A lantai I Jln. Percetakan Negara No.
23, Jakarta Pusat, 10560 atau ke alamat kantor ULPK Balai Besar POM di daerah
konsumen sebagai orang pertama yang terkena dampaknya dan paling dirugikan,
karena merasakan langsung dampak dari kosmetik berbahaya tersebut. Hal ini
produk kosmetik berbahaya yang mencantumkan nomor izin edar BPOM palsu
yang dapat dijatuhkan terhadap pelaku yang melanggar hukum tersebut. Sanksi
administratif terhadap pelaku usaha yang melanggar Pasal 19 ayat (2) dan
3. Tata cara penetapan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
usaha dan/atau pengurusnya. Dalam Pasal 62 ayat (1-3) UUPK, sanksi pidana
konsumen adalah :
8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a,
huruf b, huruf c, huruf e, ayat (2) dan Pasal 18 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak
11, Pasal 12, Pasal 13 ayat (1), Pasal 14, Pasal 16, dan Pasal 17 ayat (1) huruf
d dan huruf f dipidana paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling
kerugian konsumen;
pelaku usaha kosmetik berbahaya yang mencantumkan nomor izin edar BPOM
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan tercantum dalam Pasal 196 dan
Tentang Kesehatan Pasal 98 ayat (2), setiap orang yang dimaksud dalam Pasal
105
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Mangandar Marbun, Kepala Seksi Penyidikan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Medan, tanggal 19 Mei 2016.
Pemerintah.
kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar. Dimana produk
kosmetik yang mencantumkan nomor izin edar BPOM palsu tersebut berarti tidak
memiliki izin edar BPOM yang sah atau yang dikeluarkan oleh kepala BPOM.
Kesehatan Pasal 201 ayat (1) menyatakan dalam hal tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 190 ayat (1), Pasal 191, Pasal 192, Pasal 196, Pasal 197,
Pasal 198, Pasal 199 dan Pasal 200 dilakukan oleh korporasi, selain pidana
penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap
korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190 ayat (1), Pasal 191, Pasal 192, Pasal 196,
Pasal 201 ayat (2), selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat
Badan Pengawas Obat dan makanan dalam menjatuhkan sanksi lebih mengacu
terhadap produsen atau pelaku usaha yang mencantumkan nomor izin edar palsu
Tahun 2009 Tentang Kesehatan dianggap lebih berat daripada sanksi pidana
edar BPOM palsu ini ke pengadilan dengan melengkapi setiap bukti dan dokumen
yang diperlukan sehingga berkas dianggap lengkap dan dapat diperkarakan dalam
106
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Mangandar Marbun, Kepala Seksi Penyidikan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Medan, tanggal 19 Mei 2016.
107
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Mangandar Marbun, Kepala Seksi Penyidikan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Medan, tanggal 19 Mei 2016.
A. Kesimpulan
mencantumkan nomor izin edar BPOM palsu adalah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, dalam Pasal 196, 197,
dan 201. Pasal 196 dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
rupiah). Pasal 197 dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima
lima ratus juta rupiah). Dalam Pasal 201 disebutkan apabila perbuatan
dalam pasal 196 dan 197 dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara
korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana
B. SARAN
memilih produk kosmetik yang baik dan aman untuk kulit. Jangan mudah
dan memberikan informasi secara tepat dan cepat kepada BPOM agar
yang mencantumkan nomor izin edar BPOM palsu ini agar dapat berjalan