Anda di halaman 1dari 3

1.

SEJARAH KOSMETIK
Dalam sejarah kosmetologi dan kosmetika, ilmu kedokteran telah ikut mengambil
peranan sejak zaman kuno. Data-data diperoleh ,dari penyelidikan antropologi, aerkologi,
dan etnologi di Mesir dan India dengan ditemukannya salep-salep aromatik, bahan-bahan
pengawet mayat dan lain-lain yang dapat dianggap sebagai bentuk awal dari kosmetika.
Seorang bapak ilmu kedokteran HIPPOCRATES (460 — 370 S.M.) dan kawan-kawan
telah membuat resep-resep kosmetika dan menghubungkannya dengan ilmu kedokteran.
Ilmu Kedokteran bertambah luas dan kosmetologi terus berkembang, maka diadakan
pemisahan kosmetologi dari Ilmu Kedokteran (HENRI de NODEVILI 1260 — 1325),
dikenal 2 bentuk kosmetika :
a. Kosmetika untuk merias (decoratio)
b. Kosmetika untuk pengobatan kelainan patologi kulit.

GOODMAN, H. (1936), seorang dermatolog telah mempelajari secara mendalam


tentang kosmetika baik mengenai sifat sifat fisika, kimia, fisiologi dari bahan-bahannya,
maupun tentang pemakaian dan akibat akibatnya pada kulit. Penulis mengemukakan
perlunya latar belakang dermatologi dalam masalah kosmetika, yang , pengetahuan yang
lengkap tentang kulit dan fungsinya, pengalaman yang luas tentang penggunaan dan
pemakaian remedial kosmetika pada kulit, penelitian lebih jauh tentang berbagai efek
bahan-bahan kosmetika terhadap kulit.

2. DEFINISI KOSMETIK
Kata kosmetik berasal dari bahasa Yunani, yaitu “kosmesis” yang mengartikan
bahwa memperindah atau “kosmeo” untuk mengatur (Tranggono dan
Fatma, 2007)
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam Peraturan Kepala
BPOM RI Nomor HK.03.1.23.08.11.07331 tahun 2011 tentang Metode Analisis
Kosmetik menyebutkan bahwa kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan
untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan
organ genital bagian luar), atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk
membersihkan, mewangikan, dan mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Kosmetika yang beredar di pasaran sangat beragam baik merek, jenis,
kegunaannya, maupun warna dan bentuknya, sehingga sering membingungkan para
konsumen dalam pemilihan kosmetik. Tranggono (2007:8) mengatakan bahwa
“penggolongan kosmetik menurut penggunaanya bagi kulit terbagi dalam 2 jenis
yaitu:
a. kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetic), merupakan kosmetika
untuk memelihara, merawat dan mempertahankan kondisi kulit.
b. kosmetik riasan (dekoratif atau make up), merupakan kosmetika untuk
memperindah wajah”.

3. TUJUAN PENGGUNAANKOSETIK
Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk
kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa
percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar ultra
violet, polusi dan factor lingkungan yang lain, mencegah penuaan dan secara umum
membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan Repunlik Indonesia. 2011. Peraturan Kepala Badan
POM RI No HK. 03.1. 23. 08. 11. 07517 Tentang Persyaratan Teknis Badan
Kosmetik. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Goodman, H. 1936. Cosmetics Dermatology. New York: Mc Graw Hil Book Co.

Tranggono, Retno Iswari dan Fatma Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai