LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang
1
Produk kosmetik khususnya kosmetik dekoratif zat warna memainkan peran
yang penting karna memberikan modifikasi warna yang diperlukan untuk
menunjang produk tersebut. Lipstik merupakan produk kosmetik yang sangat jelas
menggunakan pigmen untuk memberi warna pada bibir.
Pemakaian kosmetik diperkirakan akan meningkat tajam akibat pergeseran
budaya pedesaan menuju perkotaan dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Hal
ini merupakan tantangan bagi dunia farmasi untuk meningkatkan perannya dalam
menghasilkan produk dengan formula yang lebih baik, lebih aman dan mudah
digunakan. Sediaan kosmetik harus memenuhi persyaratan keamanan, yaitu tidak
menyebebkan alergi dan iritasi.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik menggali informasi tentang
pembuatan formulasi sediaan lipstick.
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Formulasi
Kosmetika pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat makalah ini untuk penulis dan pembaca adalah untuk
menambah wawasan tentang formulasi sediaan obat.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Kosmetik
Sejak zaman dahulu, ilmu kedokteran telah turut berperan dalam dunia
kosmetik dan kosmetologi. Data dari hasil penyelidikan antropologi, arkeologi, dan
etnologi di Mesir dan India membuktikan pemakaian ramuan seperti bahan
pengawet mayat dan salep-salep aromatic, yang dapat dianggap sebagai bentuk
awal kosmetik yang kita kenal sekarang ini. Penemuan tersebut menunjukkan
telah berkembangnya keahlian khusus dibidang kosmetik pada masa lalu.
Sejarah kosmetik sangat panjang, mengikuti waktu penggunaannya.
Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”. Kosmetika
sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. Di Mesir, 3500 tahun Sebelum
Masehi telah digunakan berbagai bahan alami baik yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan, hewan maupun bahan alam lain misalnya tanah liat, lumpur, arang,
batubara bahkan api, air, embun, pasir atau sinar matahari.
Penggunaan susu, akar, daun, kulit pohon, rempah, minyak bumi, minyak
hewan, madu dan lainnya sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan
masyarakat saat itu. Hal ini dapat diketahui melalui naskah-naskah kuno yang
ditulis dalam papirus atau dipahat pada dinding piramida.
Pengetahuan kosmetik tersebut kemudian menyebar keseluruh penjuru dunia
melalui jalur komunikasi yang terjadi dalam kegitan perdagangan, agama, budaya,
politik dan militer. Di Indonesia sendiri sejarah tentang kosmetologi telah dimulai
jauh sebelum zaman penjajahan Belanda, namun sayang tidak ada catatan yang
jelas mengenai hal tersebut yang dapat dijadikan pegangan.
Namun dari cerita dan legenda Ken Dedes, Dewi Ratih dan roro Jongrang,
dapat diperkirakan adanya usaha dan cara untuk meningkatkan kecantikan
dengan kosmetik tradisional. Sekarang kosmetika dibuat manusia tidak hanya dari
bahan alami saja tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan
kecantikan.
Sejak berabad abad yang lalu, kosmetik telah digunakan dan dikenal
masyarakat. Hasil riset serta penyelidikan antropologi, arkiologi, dan etnologi di
Mesir dan India membuktikan adanya pemakaian ramuan seperti bahan pengawet
mayat dan salep salep aromatik, yang dianggap sebagai bentuk awal kosmetik
3
yang kita kenal sekarang ini. Hal ini menunjukkan perkembangan kosmetik dimasa
itu.
Bukti lain misalnya 200 tahun yang lalu, Cleopatra menggunakan susu
sebagai rendaman saat mandi. Dia begitu senang karena mendapat manfaat dari
laktosa susu untuk kemulusan kulitnya. Sejak saat itu susu digunakan semacam
kosmetik dan obat.
Alam yang kaya akan tanaman obat, rempah-rempah, dll, oleh masyarakat
dahulu digunakan sebagai kosmetik tradisional yang mereka olah secara
tradisional pula. Misalnya rempah-rempah, ginseng dll, biasanya digunakan
sebagai campuran mandi para putri-putri raja dahulu. Hingga sekarang kosmetik
tradisional tersebut juga masih diminati oleh kebanyakan masyarakat karena
dipercaya lebih alami dan memberikan efek yang lebih sehat.
Hippocrates ( 460 – 370 SM ) dan kawan-kawanya mempunyai peran yang
penting dalam sejarah awal pengembangan kosmetik dan kosmetologi modern
melalui dasar-dasar dermatologi, diet, dan olahraga sebagai sarana yang baik
untuk kesehatan dan kecantikan, Beberapa ahli yang berperan aktif dalam
pengembangan kosmetik, antara lain, adalah Comelius Celcus, Discorides, dan
Galen, mereka adalah para ahli yang memajukan ilmu kesehatan gigi, bedah
plastek, dermitologi, kimia, dan farmasi.
Pada jaman Renaissance (1300 – 1600), Banyak universitas didirikan di
Inggris, Eropa Utara, Eropa Barat, dan Eropa Timur kemudian pada masa itu ilmu
kedokteran semakin bertambah luas, hingga kemudian ilmu kosmeti dan
kosmetikologi di pisahkan dari ilmu kedokteran.
Kemudian dikenal ilmu kosmetik untuk merias atau decoration yang dipakai
untuk pengobatan kelainan patologi kulit, Hingga pada tahun 1700 – 1900,
pembagian tersebut dipertegas lagi dengan Cosmetic treatment yang
berhubungan dengan ilmu kedokteran dan ilmu pengetahuan lainya. Misalnya
dermatologi, farmakologi, kesehatan gigi, ophthal –mology, diet, dan sebagainya.
Disinilah konsep kosmetologi mulai diletakkan, yang kemudian dikembangkan di
Perancis, Jerman, Belanda, dan Italia.
Kosmetik sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Yunani “ kosmetikos “ yang
berarti ketrampilan menghias, mengatur, namun pada perkembanganya istilah
kosmetik telah dipakai oleh banyak kalangan dan profesi yang brbeda, sehingga
pengertian kosmetik menjadi begitu luas dan tidak jelas, istilah kosmetologi telah
4
dipakai sejak tahun 1940 di Inggris, Perancis, Jerman. Istilah ini tidak sama bagi
tiap profesi yang menggunakannya.
Pada tahun 1970 oleh Jellinek, kosmetologi diartikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari hukum-hukum fisika, Biologi, maupun mikrobiologi
tentang pembuatan, penyimpanan, dan penggunaan (aplikasi) kosmetik,
Selanjutnya di tahun 1997 Mitsui menyebut kosmetologi sebagai ilmu kosmetik
yang baru, yang lebih mendalam dan menyeluruh.
Dari mulai abad ke 19, kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu kosmetik
tidak hanya untuk kencantikan saja, melainkan juga untuk kesehatan,
Perkembangan ilmu kosmetik serta industri secara besar-besaran baru dimaulai
pada abad ke-20. Kosmetik menjadi sebuah alat usaha, Bahkan sekarang dengan
kemajuan teknologi , kosmetik menjadi sebuah perpaduan antara kosmetik dan
obat ( Pharmaceutical ), atau yang sering disebut kosmetik medis (cosmeticals).
Sejak 40 tahun terakhir, industri kosmetik semakin meningkat , Industri kimia
memberi banyak bahan dasar dan bahan aktif kosmetik, Kualitas dan kuantitas
bahan biologis untuk digunakan pada kulit terus meningkat, Banyak para dokter
yang terjun langsung dan meningkatkan perhatian terhadap ilmu kecantikan kulit (
cosmetodermatology ), serta membangun kerja sama yang saling menguntungkan
dengan para ahli kosmetik dan ahli kecanikan, Misalnya dalam hal pengetesan
bahan baku atau bahan jadi, dan penyusunan formula berdasarkan konsepsi
dermatologi atau kesehatan.
5
Kosmetik rias bibir selain untuk merias bibir ternyata disertai juga dengan
bahan untuk meminyaki dan melindungi bibir dari lingkungan yang merusak,
misalnya sinar ultraviolet. Ada beberapa macam kosmetika rias bibir, yaitu lipstik,
lip crayon, krim bibir (lip cream), pengkilap bibir (lip gloss), penggaris bibir (lip liner)
dan lip sealer .
2.3 Jenis- Jenis Lipstik
Jenis lipstik dikemas dalam tabung berbentuk padat, dan berbentuk cream
serta tersedia dalam berbagai warna. Jenis lipstick terdiri atas :
1. Satin
Yaitu lipstik dengan tekstur sangat lembut, dan dikemas dalam bentuk stik atau
liquid (cairan) Lipstik ini dapat menutupi bibir dengan sempurna serta memberi
efek kilap tetapi tidak berminyak.
2. Semi-gloss
Yaitu lipstik yang tidak begitu mengkilap, berminyak dan dikemas dalam bentuk
stik atau krim padat.
3. Matte
Yaitu sejenis lipstick yang tahan lama, tidak mengkilat, mengandung pelembab,
dan dapat memberi kesan halus pada bibir. Lipstik ini dikemas dalam bentuk stik.
4. Laqcuer
Yaitu lipstik yang berbahan dasar gel, bening, dan dikemas dalam kemasan
botol. Lipstik ini dapat memberi kesan halus dan lembut (sheer).
5. Treatment
Yaitu lipstik yang terdiri atas campuran antara pewarna bibir dan vitamin,
dikemas dalam bentuk stik, bertekstur lembut, mengandung pelembab, dan
memberi efek kilau.
6. Pensil Bibir atau Lip Liners
Pensil bibir untuk memperjelas bentuk bibir. Bentuk pensil bibir hampir sama
dengan pensil alis, namun memiliki variasi warnanya yang lebih beragam.
7. Pelembab Bibir atau Lipbalm
Sebelum memakai lipstik, sebaiknya bibir diolesi dengan lipbalm yang berfungsi
untuk melembabkan dan membantu mencegah bibir pecah-pecah serta
terkelupas.
8. Lipgloss
6
Efek glossy atau mengkilat pada bibir, dapat diperoleh dengan menggunakan
lipgloss atau lip sheener sehingga bibir terlihat halus, lembut dan mengkilat.
Lipgloss dipakai setelah menggunakan lipstik.
7
sehingga tidak menjadi mudah patah dan rapuh, juga dapat menaikkan titik leleh
dan memudahkan pada saat proses pencetakan. Carnauba wax merupakan salah
satu lilin alami dari sayuran yang terkeras, dan memiliki titik leleh tinggi yaitu 85°C.
Kombinasi terbaik dari basis paraffin wax dan carnauba wax dalam sediaan lipstik
dapat diperoleh dengan menggunakan metode Simplex Lattice Design. Metode
tersebut dapat digunakan untuk optimasi formula pada berbagai jumlah komposisi
bahan yang berbeda sehingga menghasilkan formula optimum yang memiliki sifat-
sifat fisik yang diharapkan. Metode ini cepat dan praktis karena dapat
menghindarkan penentuan formula secara coba-coba.
3. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi
untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut,
meningkatkan kekuatan lipstik, dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah
pada lipstik. Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lipstik adalah sebagai
pengikat dalam basis antara fase minyak dan fase lilin dan sebagai bahan
pendispersi untuk pigmen. Lemak padat yang biasa digunakan dalam basis lipstik
adalah lemak coklat, lanolin, lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dan lain-lain.
4. Zat warna
Zat warna dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan pigmen.
Staining dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi dalam basisnya,
sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam
basisnya. Kedua macam zat warna ini masingmasing memiliki arti tersendiri, tetapi
dalam lipstik keduanya dicampur dengan komposisi sedemikian rupa untuk
memperoleh warna yang diinginkan.
5. Zat tambahan
Zat tambahan dalam sediaan lipstik Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang
ditambahkan dalam formula lipstik untuk menghasilkan lipstik yang baik, yaitu
dengan cara menutupi kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut
harus inert, tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil, dan dapat bercampur
dengan bahan-bahan lain dalam formula lipstik. Zat tambahan yang digunakan
yaitu antioksidan, pengawet dan parfum.
8
1. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain yang
rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah antioksidan yang
paling sering digunakan. Antioksidan yang digunakan harus memenuhi syarat :
a. Tidak berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam kosmetika
b. Tidak berwarna
c. Tidak toksik
d. Tidak berubah meskipun disimpan lama.
2. Pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lipstik
sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air. Akan tetapi ketika
lipstik diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan
lipstik sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu perlu
ditambahkan pengawet di dalam formula lipstik. Pengawet yang sering digunakan
yaitu metil paraben dan propil paraben.
3. Parfum
Parfum digunakan untuk memberikan bau yang menyenangkan, menutupi bau
dari lemak yang digunakan sebagai basis, dan dapat menutupi bau.
9
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P
dingin, larut dalam kloroform P dalam eter P hangat dalam minyak lemak dan
minyak atsiri.
Suhu lebur 620 sampai 640.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
Khasiat dan penggunaan zat tambahan
10
Kelarutan praktis tidak larut dalam etanol (95%) P mudah larut dalam kloroform P,
dalam eter P, dan dalam eter minyak tanah P.
Bobot per ml 0,911 gram sampai 0,915 gram.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik dan terisi penuh.
11
kepala pusing, problem kulit, kecapaian, perubahan pikiran/perasaan, atau
alergi.
b. BHA (Butylated Hydroxyanisole) : Yaitu Sintetis antioxidants sama dengan
bahan pengawet yang dipakai untuk campuran, pada umumnya penggunaan
bahan pengawet pada lipstick adalah salah satu zat yang menyebabkan kanker.
c. Lead. Lipstik diketahui memiliki kandungan Lead yaitu suatu bahan logam yang
berguna untuk menjaga agar lipstik tahan pengoksidan udara atau tahan air
(waterproof). Dalam dunia kedokteran, diketahui LEAD sebagai bahan logam
yang menyebabkan kanker. Semakin tinggi kandungan LEAD, semakin besar
juga resiko terkena penyakit kanker jenis apa saja. Setelah dilakukan penelitian
justru merek-merek terkenalah yang memiliki kandungan LEAD tertinggi. Lipstik
menjadi lebih tahan lama di bibir dan itu merupakan pengaruh LEAD sebagai
bahan logamnya. Tidak hanya berbahaya bagi bibir, namun ternyata juga
berbahaya bagi makanan yang akan di konsumsi, udara yang dihirup dan air
liur yang di telan, paling tidak melewati zat ataupun gas ammonia yang hasilkan
dari LEAD tersebut.
Salah satu cara untuk mengetes apakah terkandung lead atau tidak pada lipstick
yaitu dengan cara:
i. Goreskan lipstik beberapa kali ke tangan
ii. Gunakan cincin emas, minimal 18 karat lalu sapukan ke goresan lipstik
tersebut
iii. Jika warna lipstik berganti menjadi warna yang lebih gelap atau kehitam-
hitaman dan kusam, maka diketahui lipstik Anda mengandung logam LEAD
yang tinggi.
d. Bahan pewarna Merah K.10 (Rhodamin B) dan Merah K.3 (CI Pigment Red
53 : D&C Red No. 8 : 15585). Rhodamin B merupakan pewarna yang dipakai
untuk industri cat, tekstil, dan kertas. Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi
pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker) serta Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kerusakan pada hati. Rodamin B merupakan zat warna sintetis
berbentuk serbuk kristal, tidak berbau, berwarna merah keunguan, dalam
bentuk larutan berwarna merah terang berpendar (berfluorescensi).
12
2.7 Persyaratan Lipstick yang Baik
Adapun persyaratan untuk lipstik adalah sebagai berikut (Tranggono dan
Latifah, 2007):
1. Melapisi bibir secara mencukupi
2. Dapat bertahan di bibir selama mungkin
3. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket
4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir 5. Melembabkan bibir
dan tidak mengeringkannya
5. Memberikan warna yang merata pada bibir
6. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya
7. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau berbintik-
bintik, atau memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik.
2.8 Evaluasi
1. Pemeriksaan titik lebur lipstik Penetapan suhu lebur lipstik dapat dilakukan
dengan berbagai metode. Ada dua metode yang biasanya digunakan yaitu
metode melting point dan metode drop point. Metode melting point
menggunakan pipa kapiler sedangkan metode drop point menggunakan pelat
tipis. Syarat lipstik melebur pada metode melting point adalah 600 C atau lebih,
sedangkan untuk metode drop point adalah diatas 500 C. Penetapan suhu lebur
lipstik dilakukan untuk mengetahui pada suhu berapa lipstik akan meleleh
dalam wadahnya sehingga minyak akan keluar. Suhu tersebut menunjukkan
batas suhu penyimpanan lipstik yang selanjutnya berguna dalam proses
pembentukan, pengemasan, dan pengangkutan lipstik (Balsam, 1972).
2. Pemeriksaan kekuatan lipstik Evaluasi kekerasan lipstik menunjukkan kualitas
patahan lipstik dan juga kekuatan lipstik dalam proses pengemasan,
pengangkutan, dan penyimpanan. Evaluasi ini dapat dilakukan untuk
mengetahui kekuatan lilin dalam lipstik (Balsam, 1972). Pengamatan dilakukan
terhadap kekuatan lipstik dengan cara lipstik diletakkan horizontal. Pada jarak
kira-kira ½ inci dari tepi, digantungkan beban yang berfungsi sebagai pemberat.
Berat beban ditambah secara berangsur-angsur dengan nilai yang spesifik
pada interval waktu 30 detik, dan berat dimana lipstik patah merupakan nilai
breaking point (Vishwakarma, et al., 2011).
13
3. Uji oles, dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan lipstik pada kulit
punggung tangan kemudian mengamati banyaknya warna yang menempel
dengan perlakuan 5 kali pengolesan pada tekanan tertentu seperti biasanya
kita menggunakan lipstik (Keithler, 1956).
4. Penentuan pH sediaan Penentuan pH sediaan dilakukan dengan
menggunakan alat pH meter. Sampel di buat dalam konsentrasi 1% yaitu 1
gram sampel dalam 100 ml akuades (Rawlins, 2003).
5. Pemeriksaan stabilitas sediaan Pengamatan terhadap adanya perubahan
bentuk, warna, dan bau dari sediaan lipstik dilakukan terhadap masing-masing
sediaan selama penyimpanan pada suhu kamar pada hari ke 1, 5, 10 dan
selanjutnya setiap 5 hari hingga hari ke-30 (Vishwakarma, et al., 2011).
14
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Microwave, cawan porselen, wadah, sendok tanduk,cetakan.
3.2 Bahan
Cera alba, paraffin solid, oleum ricini, oleum aracis, adeps lanae, acid boric, parfum
alam, bahan pewarna alam.
15
BAB IV
PEMBAHASAN
16
Zat warna yang dipakai adalah zat warna merah dari minyak buah merah (Red
papua fruit oil). Senyawa yang berwarna berasal dari senyawa karetonoid, yang
utamanya adalah beta- karetonoid. Karetonoid bersifat non polar dan larut dalam
lemak, sehingga cocok digunakan dalam sediaan lipstick. Prosedur Kerja
pembuatan formulasi sediaan lipstick adalah sebagai berikut : Oleum ricini
dipanaskan dan didalamnya dilarutkan acid boric dan bahan warna. Kemudian,
Lemak-lemak dileburkan. Kedua larutan dicampurkan, ditambah parfum. Sebelum
dingin dan keras, campuran dimasukkan ke dalam cetakan. Lipstick yang sudah
jadi dikeluarkan setelah dingin.
17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Lipstick merupakan salah satu alat kosmetika yang dianggap cukup penting
bagi sebagian besar wanita. Lipstick digunakan untuk mewarnai bibir sehingga
dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah dan memberikan ekspresi
wajah yang menarik.
5.2 Saran
Sebaiknya pembaca lebih menggali informasi tentang formulasi sediaan lipstick
karena makalah ini masih banyak kekurangan terkait dengan formulasi sediaan
lipstick.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/makalah-lipstick.html
Pracima, Rosita.2015. Pemanfaatan Ekstrak Ubi Jalar Ungu Sebagai Zat Warna
pada Sediaan Lipstik. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Jakarta
19