DISUSUN OLEH :
Tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini dengan baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Karena itu, kritik maupun saran dari pembaca sangat diharapkan.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini banyak sekali wanita yang mulai kembali mencari kecantikan
tradisional. Kecantikan tradisional merupakan kecantikan yang dianggap lebih
tahan lama dibanding wanita dengan kecantikan modern. Kecantikan modern juga
banyak sekali resikonya. Banyak wanita yang kini menginginkan hasil instan
sehingga tidak lagi menyentuh kecantikan tradisional. Padahal, jika dilihat
hasilnya dalam jangka panjang, kecantikan tradisional lebih memberikan hasil
yang optimal.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
a. Apa itu kosmetika ?
b. Apa fungsi dari kosmetik?
c. Apa yang dimaksud dengan kosmetika tradisional?
d. Bagaimana kosmetik tradisional dari dalam?
e. Bagaimana sejarah kosmetika ?
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
I. Sejarah Kosmetika
Dalam sejarah kosmetologi dan kosmetika, ilmu kedokteran telah
ikut mengambil peranan sejak zaman kuno. Data-data diperoleh ,dari
penyelidikan antropologi, aerkologi, dan etnologi di Mesir dan India
dengan ditemukannya salep-salep aromatik, bahan-bahan pengawet mayat
dan lain-lain yang dapat dianggap sebagai bentuk awal dari kosmetika.
Seorang bapak ilmu kedokteran HIPPOCRATES (460 — 370 S.M.) dan
kawan-kawan telah membuat resep-resep kosmetika dan
menghubungkannya dengan ilmu kedokteran. Ilmu Kedokteran bertambah
luas dan kosmetologi terus berkembang, maka diadakan pemisahan
kosmetologi dari Ilmu Kedokteran (HENRI de NODEVILI 1260 — 1325),
dikenal 2 bentuk kosmetika :
1. Kosmetika untuk merias (decoratio)
2. Kosmetika untuk pengobatan kelainan patologi kulit.
GOODMAN, H. (1936), seorang dermatolog telah mempelajari
secara mendalam tentang kosmetika baik mengenai sifat sifat fisika, kimia,
fisiologi dari bahan-bahannya, maupun tentang pemakaian dan akibat
akibatnya pada kulit. Penulis mengemukakan perlunya latar belakang
dermatologi dalam masalah kosmetika, yang , pengetahuan yang lengkap
tentang kulit dan fungsinya, pengalaman yang luas tentang penggunaan
dan pemakaian remedialkosmetika pada kulit, penelitian lebih jauh tentang
berbagai efek bahan-bahan kosmetika terhadap kulit.
Pada tahun 1700 — 1900 kosmetika dibagi menjadi :
1. Cosmetic decorative yang lebih banyak melibatkan ahli kecantikan.
2. Cosmetic treatment yang berhubungan dengan ilmu kedokteran
dan beberapa ilmu pengetahuan lainnya seperti dermatologi,
farmakologi, kesehatan gigi dan lain-lain.
II. Pengertian Kosmetika
Menurut FEDERAL FOOD AND COSMETIC ACT (1958) sesuai
dengan definisi dalam Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No.220/Men
Kes/Per/IX/76. Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk
digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada,
dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan manusia dengan maksud
untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tank dan mengubah
rupa dan tidak termasuk golongan obat. Zat tersebut tidak boleh
mengganggu faal kulit atau kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dalam
definisi ini jelas dibedakan antara kosmetika dengan obat yang dapat
mempengaruhi struktur dan faal tubuh.
PENUTUP
Kesimpulan