Anda di halaman 1dari 18

MINI RESEARCH

KANDUNGAN BERBAHAYA YANG TERDAPAT PADA


IMPLORA NAIL POLISH NO. 097

Mata Kuliah : Kosmetika

Dosen Pengampu :
Dra. Lina Pangaribuan, M.Si
Habibah Hanim Lubis, M.Pd

Oleh :
HUMAIRA
NURIWANTIKA DINI ISWARI
NANDA HARAFANY

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


PRODI PENDIDIKAN TATA RIAS
FAKULTAS TEKNIK
UNIMED
2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kosmetik merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sudah ada dan semakin
berkembang dari waktu ke waktu, disamping itu pula kosmetik berperan penting untuk
menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya hidup yang
semakin kompleks kosmetik sudah menjadi kebutuhan pokok seperti halnya sandang dan
pangan.

Konsumsi masyarakat terhadap produk kosmetika cenderung terus meningkat,


seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat termasuk pola konsumsinya. Seiring
dengan berkembangnya zaman jenis dan fungsi kosmetik juga semakin berkembang.
Seperti kosmetik perawatan pencerah wajah, pewarna kuku, perona pipi, bahkan pewarna
bibir. Namun sayangnya ada beberapa produsen-produsen kosmetik yang berbuat curang
dengan mengganti beberapa bahan kosmetik dengan bahan kimia berbahaya hanya untuk
meraup keuntungan yang sangat besar. Selain itu, tujuan mereka melakukan hal tersebut
untuk membuat para konsumen tergiur dengan hasil fantastis dari kosmetika buatan
mereka. Oleh karena itu pihak Badan Pengelolaan Obat dan Makanan (BPOM) mencabut
izin lisensi peredaran kosmetik-kosmetik tersebut.

Sementara itu pengetahuan masyarakat masih belum memadai untuk dapat memilih
dan menggunakan produk secara tepat, benar dan aman. Selain itu pihak iklan dan
promosi secara gencar mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara berlebihan
dan seringkali tidak rasional. Pada zaman modern ini sebaiknya mencari informasi
dengan sumber yang terpercaya, terutama informasi tentang cara memilih kosmetik yang
aman bagi kesehatan dengan memperhatikan komposisi (ingredients) yang terdapat
didalam kosmetik tersebut dan juga sebelum memutuskan untuk membeli kosmetik yang
cocok, pilihlah produk kosmetik yang mempunyai nomor registrasi dari Departemen
Kesehatan. Kemungkinan memiliki kandungan zat-zat yang tidak diizinkan
pemakaiannya atau memiliki kadar yang melebihi ketentuan, sehingga dapat
menimbulkan efek samping yang berbahaya, waspadalah terhadap produk yang sangat
cepat memberikan hasil yang secara instan (misalnya produk pemutih). Membeli
kosmetik secukupnya pada tahap awal, dan memperhatikan keterangan keterangan yang

2
tercantum pada label atau kemasan mengenai unsur bahan yang digunakan, tanggal
kadaluarsa serta nomor registrasinya, karena tidak semua produsen mencantumkan atau
mendaftarkan produknya ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan, sehingga tidak
terjamin keamanannya (BPOM RI, 2018).

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatasamaka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan kosmetika ?


2. Apakah tujuan dan fungsi kosmetika ?
3. Macam-macam sediaan kosmetika
4. Kosmetika berbahaya yang ditemukan pada BPOM pada tahun

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui defenisi dari kosmetika
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari kosmetika
3. Untuk mengetahui macam-macam sediaan kosmetika
4. Kosmetika berbahaya yang ditemukan BPOM pada tahun beserta kandungannya

3
BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1 Defenisi Kosmetika

Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan,


dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada
badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara,
menambah daya tarik atau mengubah rupa, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan
suatu penyakit. (Depkes RI, Undang-undang tentang Kosmetika dan Alat Kesehatan,
1976)
Istilah kosmetik dalam bahasa Inggris “cosmetics”, berasal dari kata “kosmein”
(Yunani) yang berarti “berhias”. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik
diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di lingkungan sekitar.
Sekarang kosmetik dibuat tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan dengan
maksud untuk meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).
Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
445/Menkes/Permenkes/1998 adalah sebagai berikut : “Kosmetik adalah sediaan atau
paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut,
kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut, untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap
dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati
atau menyembuhkan suatu penyakit”.
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar)
atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik.

2.2 Kosmetik Menurut Kegunaanya

Kosmetik Menurut Kegunaannya Menurut Tranggono (2016), berdasarkan


kegunaannya kosmetik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kosmetik riasan (make-up)
adalah kosmetik yang diperlukan untuk merias atau memperindah penampilan kulit dan
kosmetik perawatan kulit atau skin care adalah kosmetik yang diutamakan untuk

4
memelihara kebersihan dan kesehatan kulit, bahkan kadang-kadang untuk
menghilangkan kelainan-kelainan pada kulit.

2.3 Tujuan Dan Fungsi dari Kosmetika

2.2.1 Tujuan Kosmetik


Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk
kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa
percaya diri dan perasaan tenang, mencegah penuaan, dan secara umum membantu
seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup.
2.2.2 Fungsi Kosmetik
Fungsi kosmetika zat perawatan yang digunakan untuk campuran dari beragam
senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumber-sumber alami dan kebanyakan dari
bahan sintetis produk yang digunakan pada tubuh manusia untuk membersihkan,
mempercantik, atau mengubah penampilan tanpa mempengaruhi struktur atau fungsi
tubuh.

Bahan-bahan yang terdapat dalam kosmetik memiliki fungsi yang berbeda-beda


antara lain adalah :
1. Solvent (Pelarut)
Solvent atau pelarut adalah bahan yang berfungsi sebagai zat pelarut seperti air,
alkohol, eter, dan minyak. Bahan yang dilarutkan dalam zat pelarut terdiri atas 3
bentuk yaitu padat misalnya garam, cair misalnya gliserin dan gas misalnya
amoniak.
2. Emulsier (Pencampur)
Emulsier merupakan bahan yang memungkinkan dua zat yang berbeda jenis
dapat menyatu, misalnya lemak atau minyak dengan air menjadi satu campuran
merata (homogen). Emulgator, umumnya memiliki sifat menurunkan tegangan
permukaan antara dua cairan (surfactant). Contoh emulgator yaitu lilin lebah,
lanolin, alkohol atau ester asam-asam lemak.
3. Preservative (Pengawet)
Bahan pengawet digunakan untuk meniadakan pengaruh kuman-kuman
terhadap kosmetika, sehingga kosmetika tetap stabil tidak cepat kadaluwarsa.
Bahan pengawet yang aman digunakan biasanya yang bersifat alami. Bahan
pengawet untuk kosmetika dapat menggunakan senyawa asam benzoat,

5
alkohol, formaldehida dan lain-lain. Jenis pengawet kimia efeknya pada kulit
seringkali tidak baik.

2.4 Macam-macam sediaan kosmetika

1. Bubuk (powder)
Bedak merupakan bentuk sediaan padat, yang merupakan dari campuran zat-zat kimia
yang kering dan halus. Terbagi dua menjadi Loose Podwer (bedak tabur) dan pressed
powder (bedak padat) atau sering kita sebut dengan compact powder.
2. Solution
Larutan yang terdiri dari satu macam zat yang dilarutkan dalam zat pelarutnya
Mixtura Mixtura adalah Larutan yang terdiri dari dua macam atau lebih zat yang
dilarutkan dalam zat pelarutnya Wujud Kosmetik Sediaan yang berupa campuran
homogen / larutan dimana dibedakan jumlah zat yang dilarutkan.
3. Suspensi
bentuk sediaan yang mengandung zat-zat padat yang larut dalam medium cair.
4. Emulsi
suatu sistem yang terdiri atas dua fase cairan yang tidak saling melarutkan, dimana
satu cairan terdispersi dalam bentuk droplet (fase terdispersi(fase internal) di dalam
cairan lainnya (fase kontinyu/fase eksternal ), yang secara umum distabilkan oleh satu
atau lebih agen pengemulsi (emulsifying agents) .
5. Salep
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar.
6. Pasta
Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topikal.
Pasta adalah formulasi semisolid yang sangat tebal, susah diaplikasikan dan diratakan
dipermukaan kulit karena tingkat kepadatannya yang lumayan tinggi. Kandungannya
mirip salep namun lebih solid dan lebih kaku.
7. Cream
sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60%
dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.

6
8. Stick
Stik adlaah bentuk sediaan solid yang terbuat dari waxes (LILIN) dan sedikit minyak
(oils). contoh sediaan stick dalam dunia kosmetik adalah, lipstik, lip liners,
eyeshadow stik, eyeliner, blush pensil. dan concealers, dan juga beberapa
produk perawatan tubuh seperti stik deodoran/antiperspirant, dan stik sunscreen.
9. Sabun
Sediaan garam – garam alkali yang merupakan persenyawaan hasil reaksi kimia
antara asam lemak dengan basa. Sebagai asam lemak misalnya : Asam stearat, Asam
palmitat dan Asam oleat. Sedangkan sebagai basa misalnya
10. Mucilago
Adalah Sediaan cairan kental yang dibuat dari gom alam / sintetis dengan air Contoh :
setting lotion.
11. Aerosol
Sediaan kosmetik yang merupakan larutan sesuatu zat yang dimasukkan dalam tabung
dan berada dalam keadaan tekanan tinggi karena ditambah gas tertentu. Aerosol
mempunyai sifat mudah terbakar.

2.5 Macam-macam Zat Berbahaya yang Dilarang Oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan
1. Merah K3 – Pigment Red 53-CI 15585
Bahan kimia ini telah dilarang penggunaanya di Indonesia, tetapi masih
banyak ditemukan dalam produk kosmetik. Merah K3 digunakan sebagai bahan dasar
produk Lipstik karena warnanya yang sangat menarik. Berbahaya bagi kesehatan,
terbukti sebagai penyebab kanker pada hewan dan manusia, bahaya untuk dihirup,
jika terkena kulit atau tertelan dapat menyebabkan efek jangka panjang, dan
menstimulasi kanker.
Sumber : http://www.lookchem.com/pigment-Red-53-1/

2. Merah K10 – Rhodamin B


Salah satu bahan kimia paling populer yang terdapat dalam produk kosmetik terutama
cat kuku. Sejenis dengan Merah K3, Rhodamin juga berbahaya bagi kesehatan dan
telah dilarang penggunaannya di Indonesia. Berdampak adanya ketergantungan secara
psikis, jika digunakan pada rambut dapat merusak rambut, penggunaan pada tubuh

7
dapat membahayakan kesehatan organ reproduksi, penggunaan pada kuku dapat
merusak kuku, seperti rapuh dan mudah patah.
Sumber : http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924812

3. Paraben
Paraben adalah zat kimia yang biasanya digunakan sebagai bahan pengawet
produk kecantikan. Biasanya paraben dituliskan dalam beberapa nama, antara lain
methyl-paraben, butyl-paraben, dan propyl-paraben.
Kontroversi: Tahun 2004, sebuah penelitian mendeteksi paraben dalam jaringan
kanker payudara. Paraben juga dikenal mampu meniru hormone estrogen dalam tubuh
sehingga sangat mungkin menimbulkan gangguan hormon.
Penelitian membuktikan, paraben sangat mudah diserap dan dikeluarkan oleh
tubuh. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Exposure, Science,
and Environmental Epidemiology. Setelah melakukan penelitian, FDA menyimpulkan
bahwa produk kecantikan berparaben tidak menunjukkan ancaman bagi kesehatan.
Produk kecantikan biasanya mengandung kadar paraben jauh lebih rendah
dibandingkan batas aman. FYI, batas aman paraben adalah 25%, sementara produk
kecantikan biasanya hanya menggunakan paraben sebesar 0,01 hingga 0,3% saja.

4. Triclosan
Triclosan adalah zat kimia bersifat antibakteri yang biasa ditemukan dalam
sabun dan pasta gigi. Beberapa penelitian mengaitkan triclosan dengan berbagai
penyakit seperti fibrosis hati, kanker, gangguan hormon, dan perkembangan bakteri
superbug. Sebagian besar penelitian tersebut dilakukan pada hewan, bukan manusia,
namun triclosan diketahui mampu diserap tubuh dan dapat dilacak pada sampel urin
manusia. Saat ini FDA sedang meninjau keamanan triclosan setelah beberapa
penelitian terbaru mengungkapkan adanya masalah kesehatan cukup serius.

5. Hydroquinone
Hydroquinone adalah bahan aktif yang digunakan untuk
menangani hiperpigmentasi yang terjadi pada kulit. Hiperpigmentasi
adalah penggelapan bagian-bagian kulit yang umumnya terjadi setelah
peradangan, misalnya bekas jerawat, bekas luka, atau bintik-bintik cokelat
karena pajanang sinar matahari. Para dermatolog beranggapan bahwa hydroquinone

8
paling efektif (bila digunakan dengan konsentrasi (4%-10%). berdasarkan peraturan
yang ditetapkan pada tahun 1982, FDA (Food & Drug Administration) di Amerika
Serikat menyatakan bahwa produk yang mengandung hydroquinone dalam dosis
rendah (0,5% – 2%) diperbolehkan untuk dijual di pasaran. Untuk dosis lebih (4% –
5%) hanya boleh didapatkan melalui resep dokter. Sementara di Eropa, dosis
hydroquinone hanya 1% maksimum. Banyak ahli dermatologis beranggapan bila
digunakan dengan dosis yang tepat, Hydroquinone aman dan efektif untuk mengatasi
masalah pignaentasi pada kulit.

6. Mercuri (Hg)
Merkuri seringkali ditemui pada salah satu bahan untuk krim atau lotion
pemutih kulit. Padahal merkuri adalah logam berat berbahaya dan jumlah sekecil
apapun dapat bersifat racun. Pemakaian merkuri bisa menyebabkan iritasi, alergi,
bahkan kerusakan permanen pada susunan saraf otak, ginjal, dan gangguan
perkembangan janin. Merkuri juga termasuk karsinogenik.
Sumber : http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927224

7. Timbal (Pb)
Termasuk logam berat, timbal juga bahan yang dilarang untuk digunakan pada
kosmetik. Pada anak-anak, timbal bisa menyebabkan keruskan permanen pada otak
dan sistem saraf. Tentunya ini bisa memengaruhi tingkah laku dan perkembangan
mereka. Pada orang dewasa, timbal dapat menyebabkan gangguan sistem saraf pusat,
penyakit kardiovaskuler, dan menurunkan fungsi ginjal. Tapi, ternyata kosmetik tetap
menggunakan timbal. Dan ini diperbolehkan asalkan tidak melebihi kadar maksimal
20 ppm (parts per milion).

9
BAB III
HASIL ANALISIS

2.6 Contoh Kosmetik Berbahaya yang diTemukan Oleh BPOM Pada Tahun 2018

Nama Kosmetik : Implora Nail Polish


Sediaan : Suspensi
Kandungan Berbahaya : Merah K10 (Rhodamin B)
Sumber:https://bangka.tribunnews.com/2018/11/20/daftar-113-produk-kosmetik-
berbahaya-yang-ditarik-bpom

2.7 Bahan Kimia Berbahaya yang Terkandung di dalam Implora Nail Polish
Kandungan berbaya yang terdapat didalam Implora Nail Polish adalah Merah
K10 (Rhodamin B). Merah K10 (Rhodamin B) adalah Salah satu pewarna sintetis
yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan kosmetik menurut peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 Tentang Persayaratan Teknis Bahan Kosmetika
adalah Rhodamin B. FDA dan ETSI (European Telecommunications Standard
Institute) juga telah mengatur regulasi penggunaan Rhodamin pada Industri kosmetik,
menilik penggunaanya yang sering sebagai pewarna dekoratif pada kosmetik seperti
blush on, eye shadow , lipstik, dan nail polish, dan juga efeknya yang karsinogenik.
Rodhamin B merupakan pewarna sintetis berbentuk serbuk kristal, berwarna
hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam larutan akan berwarna merah
terang berpendar/berfluorosensi. Rodhamin B merupakan zat warna golongan

10
xanthenes yang digunakan pada industri tekstil dan kertas. Nama lain rhodamin B
adalah D and C Red no 19, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine, dan Brilliant Pink.
Penggunaan rhodamin B pada kosmetik sangat bergantung pada jumlah dari bahan
yang digunakan dan yang dapat diabsorbsi. Paparan jangka pendek penggunaan
rhodamin B pada kulit dapatmenyebabkan iritasi pada kulit, Selain itu, penggunaan
rhodamin B pada kulit dapat juga mengakibatkan efek sistemik dikarenakan
karakteristik dari pewarna yang dapat berikatan dengan protein dan makromolekul
organik sehingga dapat memperbanyak penyerapan sistemik rhodamin B. Rhodamin
B dapat mengikat ke lapisan luar kulit, ketika rhodamin B mengikat kulit, kulit dapat
berfungsi sebagai reservoir (tempat penyimpanan) dari rhodamin B, yang
mengakibatkan penyerapan secara sistemik.
Sumber: https://www.liputan6.com/health/read/2359347/catat-7-bahan-berbahaya-
pada-kosmetik

3.3 Bahaya Merah K10 (Rhodamin B)


Penggunaan rhodamin B pada kosmetik sangat bergantung pada jumlah dari bahan
yang digunakan dan yang dapat diabsorbsi. Paparan jangka pendek penggunaan rhodamin
B pada kulit dapatmenyebabkan iritasi pada kulit. Selain itu, penggunaan rhodamin B pada
kulit dapat juga mengakibatkan efek sistemik dikarenakan karakteristik dari pewarna yang
dapat berikatan dengan protein dan makromolekul organik sehingga dapat memperbanyak
penyerapan sistemik rhodamin B. Rhodamin B dapat mengikat ke lapisan luar kulit,
ketika rhodamin Bmengikat kulit, kulit dapat berfungsi sebagai reservoir (tempat
penyimpanan) dari rhodamin B, yang mengakibatkan penyerapan secara sistemik.

Adapun efek berbahaya yang dapat ditimbulkan oleh Merah K10 (Rhodamin B), yaitu:

11
1. Adanya ketergantungan secara psikis terhadap kosmetik yang digunakan
2. Penggunaan pada rambut dapat merusak rambut
3. Penggunaan pada tubuh dapat membahayakan kesehatan organ reproduksi.
4. Penggunaan pada kuku dapat merusak kuku, seperti rapuh dan mudah patah

Contoh kerusakan kuku yang terjadi:

2.8 Cara Mengatasi Jika Telah Menggunakannya


Adapun cara-cara untuk mengatasinya sebagai berikut :
1. Jika kosmetik yang mengandung Rhodamin B tersebut baru saja diaplikasikan ada
baiknya langsung dibersihkan. Jika digunakan pada area wajah bersihkan wajah
dengan facial wash dan basung dengan air hangat. Jika digunakan pada kuku
bersihkan kuku dengan aseton atau nail remover lalu cuci dengan sabun.
2. Jika kosemetik tersebut sudah cukup sering digunakan, konsultasikan kepada
dokter sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Apa bila kosmetik tersebut sudah memberi dampak yang cukup serius. Seperti
kuku menjadi rapuh, selain memeriksakannya ke dokter, rawatlah kuku tersebut
dari dalam dan juga luar. Untuk perawatan dari dalam perbanyaklah
mengkonsumsi buah dan sayuran yang sehat, kacang-kacangan, ikan, dan telur
yang akan memberi vitamin untuk kuku untuk memperbaiki sistem pertumbuhan.
Seperti Vitamin, A, B, C, Zinc, Kalsium, Zat Besi, dan Protein. Dan perawatan
dari luar seperti melakukan perawatan manicure, padicure, atau juga bisa memberi
vitamin pada kuku.
Sumber : https://www.liputan6.com/health/read/375216/makanan-pemberi-nutrisi-
untuk-kuku

12
13
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan ini kesimpulan yang didapat sebagai berikut :
1. Kosmetika adalah panduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar
badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, rongga mulut dan kulit.
Dimana kosmetika ini berfungsi untuk membersihkan, menambah daya tarik,
mengubah penampilan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik.
2. Kosmetika juga tidak hanya digunakan oleh kalangan muda tetapi orangtua juga
bisa menggunakannya. Sediaan kosmetik juga semakin beragam seperti cair,
cream, powder dan lain-lain.
3. Di zaman yang semakin berkembang ini semakin marak kosmetika dengan
berbagai sediaan dan juga fungsinya. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa
semakin banyaknya jenis dan fungsi kosmetik seringkali produsen
menyalahgunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya sebagai campuran
didalam komposisi kosmetik.
4. Penggunaan bahan-bahan berbahaya sebagai campuran pada komposisi
kosmetik, seperti Rhodamin B (Merah K10) dan bahan kimia berbahaya lainnya.
Tentunya bahan-bahan tersebut memiliki dampak jika digunakan dengan dosis
yang berlebih atau juga penggunaan jangka panjang.

4.2 SARAN
Sebagai seorang konsumen hendaklah lebih teliti dan memahami kandungan dalam
setiap kosmetik yang digunakan. Karena kosmetik yang mengandung zat kimia yang
berbahaya dapat menimbulkan efek yang tidak kita inginkan sebagai seorang
konsumen jangan mudah tergiur dengan harga kosmetik tiruan yang terbilang
murah.

14
LAMPIRAN

Sumber : https://republika.co.id/berita/ohrb2q396/bpom-rilis-39-k0smetik-mengandung-bahan-berbahaya

15
DAFTAR PUSTAKA

Pangaribuan, Lina. 2015. Kosmetika. Medan: Universitas Negeri Medan

Tranggona.2016. Analisis Kecendrungan Pemilihan Kosmetik Wanita di Kalangan


Mahasiswi Jurusan Statiska Universitas Diponegoro.Jurnal Gaussian.No 3. Vol 5.

https://bangka.tribunnews.com/2018/11/20/daftar-113-produk-kosmetik-berbahaya-yang-
ditarik-bpom

https://www.researchgate.net/publication/329182203_identifikasi_rhodaminb_pada_lipstik_c
air_yang_dibeli_secara_online_menggunakan_kromatografi_lapis_tipis

https://www.liputan6.com/health/read/2359347/catat-7-bahan-berbahaya-pada-kosmetik

16
17
18

Anda mungkin juga menyukai