Kosmetik berasal dari kata Yunani yaitu kosmetikos yang berarti menghias,
mengatur.Pada dasarnya kosmetik adalah bahan campuran yang kemudian
diamplikasikan pada anggota tubuh bagian luar seperti epidermis kulit, kuku, rambut, bibir, gigi dan sebagainya dengan tujuan untuk menambah daya tarik, melindungi, memperbaiki sehingga penampilannya lebih dari semula. Menurut Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor 19 Tahun 2015 pengertian kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar), atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Cosmetic : FD&C Act mendefinisikan kosmetik berdasarkan tujuan penggunaannya sebagai berikut “Artikel yang dimaksudkan untuk digosok, dituangkan, ditaburi, atau disemprotkan, dimasukkan ke, atau diaplikasikan dengan cara lain ke tubuh manusia atau bagiannya untuk membersihkan, mempercantik, mempromosikan daya tarik, atau mengubah penampilan tanpa mempengaruhi struktur atau fungsi. " Cosmeceuticals, istilah "cosmeceuticals" diperkenalkan pada abad ke-20, istilah ini digunakan untuk produk khusus resep yang menangani masalah penampilan, seperti jerawat Cosmeceuticals umumnya diiklankan mengandung bahan bioaktif yang meskipun bukan obat memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang yang terlihat dan terukur pada kulit, seperti perbaikan garis-garis halus. Contoh bahan bioaktif antara lain vitamin, antioksidan, protein, zat anti inflamasi, dan banyak lagi lainnya. Istilah Kosmetikal atau cosmeceutical pertama kali diciptakan oleh Albert Kligman (Pennsylvania State University) pada tahun 1984 yang merujuk pada zat yang memberikan manfaat baik sebagai kosmetik dan terapi. Akan tetapi instilah “cosmeceutical” ini tidak dikenal oleh Food and Drug Adminisration (FDA) karena Food, Drug and Cosmetic Act (FD&C Act) membedakan antara kosmetik dengan obat berdasarkan kegunaannya dan kemampuannya mempengaruhi fungsi dan struktur tubuh manusia. Kosmetik adalah produk yang digunakan pada kulit yang ditujukan untuk kecantikan, meningkatkan daya tatik dan mengubah penampilan. Obat ditujukan untuk mengurangi, merawat dan mencegah penyakit dengan mempengaruhi struktur dan fungsi tubuh manusia. Ilmu yang mempelajari kosmetik disebut “kosmetologi”, yaitu ilmu yang berhubungan dengan pembuatan, penyimpanan, aplikasi penggunaan, efek dan efek samping kosmetik. Berbagai disiplin ilmu terkait kosmetologi yaitu: teknik kimia, farmakologi, farmasi, biokimia, mikrobiologi, ahli kecantikan dan dermatologi. Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.4.1745 tahun 2003, kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi persyaratan yaitu : menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta persyaratan lain yang ditetapkan, diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik, terdaftar pada dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan bahan yang digunakan harus memenuhi persyaratan yaitu bahan yang diizinkan digunakan dalam kosmetik dengan pembatasan dan persyaratan penggunaan sesuai dengan yang ditetapkan, zat warna yang diizinkan digunakan dalam kosmetik sesuai dengan yang ditetapkan, zat pengawet yang diizinkan digunakan dalam kosmetik dengan persyaratan penggunaan dan kadar maksimum yang diperbolehkan dalam produk akhir sesuai dengan yang ditetapkan, bahan tabir surya yang diizinkan digunakan dalam kosmetik dengan persyaratan kadar maksimum dan persyaratan lainnya sesuai dengan yang ditetapkan. Bahan utama yang dapat digunakan untuk kosmetik adalah bahan dasar yang berkasiat, bahan aktif dan di tambah bahan tambahan lain seperti bahan pewarna, bahan pewangi, pada pencampuran bahan-bahan tersebut harus memenuhi kaidah pembuatan kosmetik ditinjau dari berbagai segi teknologi, kimia teknik dan lainnya Kosmetika biasanya terdiri dari bermacam-macam bahan dasar, bahan aktif dan bahan pelengkap. Bahan-bahan tersebut mempunyai aneka fungsi antara lain sebagai solvent (pelarut), emulsier (pencampur), pengawet, adhesive (pelekat), pengencang, absortent (penyerap) dan desinfektan. Bahan aktif yang sering ditambahkan ke dalam kosmetika antara lain vitamin, hormon ekstrak tumbuh-tumbuhan dan hewan, asam alpha hidroksil (AHA), tretinoin, hidrokinon, dan hidrogen peroksida. Manfaat preparat tropikal yang mengandung bahan-bahan aktif adalah bahan aktif tersebut dapat diabsorpsikan melalui kulit, tidak mudah teroksidasi, berkhasiat pada kulit, dan sebagai alternative saat bahan aktif tidak dapat diberikan secara oral atau dengan cara lain. Biokosmetika adalah kosmetika yang mengandung zat-zat biologis aktif, yang biasanya berasal dari hewani atau nabati. Zat aktif yang berasal dari hewani yaitu sari placenta, sari embrio, air ketuban lembu, serum lembu, sari jaringan tubuh, dan kolagen. Zat biologis aktif yang berasal dari ekstrak tumbuh-tumbuhan mencakup sari berbagai tumbuh-tumbuhan, minyak-minyak nabati, minyak-minyak atsiri, sari buah dan serbuk sari bunga. Bahan baku setiap kosmetik berbeda tergantung kemanfaatannya, namun dalam pembuatan kosmetik ada 5 bahan baku yang ada pada kosmetik yaitu: Waxes atau oils Waxes merupakan sejenis material plastis yang berguna untuk kosmetik sebagai lapisan penahan air, lapisan emolien, bekerja sebagai emlusing agen, zat penebal, memperbaiki tekstur, zat pelembut, dan membentuk lapisan berkilau. Pengawet Kosmetik yang terdapat beragai bahan yang menganudng minyak dan lemak sangat berpotensi timbul pertumbuhan mikroba baik jamu maupun bakteri sehingga dapat merusak bahan kosmetik yang dapat menganggu kesehatan. Bahan pengawet yang sering digunakan di berbagai kosmetik yaitu paraben seperti etilparaben, metal paraben, propilparaben dan butil paraben dan formalin atau yang dapat melepaska formalin yaitu quatrium-15, dimetilol dimetil hydantoin, imidazolidinyil urea dan diazolidinyl urea Anti oksidan Produk kosmetik terdapat kandungan yang mudah terjadi reaksi oksidasi sehingga perlu bahan anti oksidan untuk mencegah terjadinya pengrusakan bentuk, bahan dan bau kosmetik seperti progalin. Pewarna Bahan pewarna merupakan bahan yang dicampurkan dalam pembuatan kosmetik dengan tujuan memberi warna agar lebih indah dengan bahan yang diperbolehkan yang sudah di atur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ada beberapa bahan pewarna yang dilarang digunakan dalam kosmetik yaitu rodamin B. Pewangi Bahan yang digunakan untuk menambah rasa harum yang di dapat dari bahan alam seperti bunga, daun dan kulit pohon sebagai pengaharum kosmetik sudah diproduksi dari bahan sintesis. Linalol dan limonenemerupakan bahan pengawet yang sering digunakan pada kosmetik seperti sampo, deterjen, krim, lotion dan lain-lain Sari placenta merupakan kompleks zat aktif yang sangat baik untuk perawatan kulit yang menua, karena mengandung nukleotida, hormon-hormon steroid, asam lemak, asam amino, vitamin dan unsur-unsur mikro. Mutu sari placenta ditentukan atas dasar kadar enzim fofatase yang dikandungnya. Untuk menjamin khasiat kosmetik sari placenta, kadarnya di dalam kosmetika sekurang-kurangnya harus mencapai 3 - 5 persen. Sari placenta bermanfaat untuk meningkatkan peredaran darah lokal, merangsang metabolisme kulit, memperbaiki kekenyalan serabut- serabut jaringan ikat, merangsang pernafasan kulit, mampu memperbaiki elastisitas kulit, mengurangi tanda-tanda penuaan dan menjadikan kulit awet muda (anti ageing), mengurangi pigmentasi dan flek-flek hitam pada wajah, memutihkan dan menghaluskan kulit, menjadikannya tampak segar dan lembut Sari embrio diperoleh dari telur ayam yang sudah dibuahi, air ketuban lembu dan serum lembu yang diperoleh dari lembu hamil. Sari embrio mengandung zat-zat yang dapat merangsang metabolisme sel sehingga sangat baik untuk mengatasi keriput atau untuk mengencangkan kulit. Sari jaringan tubuh berasal dari jaringan hewani yang sangat baik untuk mengatasi masalah penuaan kulit. Kolagen adalah suatu protein yang terdiri atas berbagai asam amino seperti glisin, prolin, hidroksiprolin, alanin, leusin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, dan asam- asam amino lainnya dalam jumlah kecil. Serabut kolagen adalah unsur penting yang memberi kekuatan kepada kulit jangat dan sangat menentukan keadaan jaringan ikat. Asam hialuronat termasuk ke dalam kelompok glikosaminoglikan yang terdapat dalam dermis. Manfaat asam hialuronat adalah sebagai pelumas untuk jaringan kolagen, dan mencegah perubahan kolagen yang larut menjadi kolagen yang tidak larut. Asam alfa hidroksi (AAH atau Alfa Hidroxil Acid/AHA) adalah asam karbosilat yang memiliki gugus hidroksi pada posisi alfa. Secara alamiah zat ini terdapat dalam buah-buahan dan yoghurt, seperti asam glikogat pada gula tebu, asam laktat pada yoghurt, asam tartat pada buah apel, dan asam sitrat pada buah jeruk. Manfaat AAH atau AHA adalah sebagai emolien, yang dapat meningkatkan pergantian sel kulit dan pembentukan sel kulit baru, mengurangi ikatan antar komeosit dan mensintesis kolagen sehingga dapat mengurangi keriput halus, membentuk kulit halus dan sehat serta dapat memperbaiki tekstur kulit. Oleh karena itu emolien ini sangat baik digunakan bagi perawatan kulit kering, perawatan dan peremajaan kulit menua dan kulit yang terdapat parut bekas jerawat (acne scar). AHA hanya cocok digunakan untuk mereka yang berusia antara 30-40 tahun, untuk usia lebih dari 40 tahun sebaiknya memilih asam retinoat. Asam retinoat (retinoic acid) mengandung vitamin A yang mampu menembus ke dalam sel kulit, sedangkan AHA hanya bisa menembus sampai lapisan antar sel. Kulit yang kusam pun menjadi lebih lembab, tebal, merah, dan segar lagi. Hidrokinon. Bahan aktif lain dalam kosmetika yaitu hidrokinon. Hidrokinon (hydroquinone) adalah bahan aktif yang dapat mengendalikan produksi pigmen yang tidak merata, tepatnya berfungsi untuk mengurangi atau menghambat pembentukan melanin kulit. Tretinoin adalah bahan aktif dalam kosmetika, berupa zat kimia yang termasuk vitamin A asam atau retinoic acid, yang berfungsi untuk membentuk struktur atau lapisan kulit baru, mengganti lapisan kulit luar yang rusak. Hormon dan vitamin. Pemakaian hormon dan vitamin dalam kosmetika tidak dapat dibenarkan, kecuali apabila dilakukan di bawah pengawasan dokter. Pemakaian hormon dalam jangka waktu lama, dapat mengacaukan keseimbangan hormonal dalam darah dan dapat menimbulkan efek samping sistematik seperti gangguan menstruasi dan gangguan sistem reproduksi. Krim hormon yang mengandung estrogen baik untuk perawatan kulit menua. Vitamin dalam kosmetika harus memperhatikan termobilitas dan kepekaan berbagai vitamin terhadap oksigen serta sinar ultra violet. Alison Haynes, Dibalik Wajah Cantik : Fakta Tentang Manfaat Dan Resiko Kosmetik (Jakarta:Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, 1997). Wasitaatmaja,Penuntun Ilmu Kosmetik Medik,(Jakarta:Unversitas Indonesia Press.1997)