Anda di halaman 1dari 18

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi

Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-

Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada

kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Cream.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar

pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima

kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan

makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih

ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan

kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Cream untuk

masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap

pembaca.

Jakarta, Juni 2016

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti

“berhias”. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik

diri,dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat

disekitarnya.Sekarang kosmetik dibuat manusia tidak hanya dari

bahan alami tetapi juga bahan sintetik untuk maksud meningkatkan

kecantikan (Wasitaatmadja,1997).

Sesuai dengan perkembangan zaman,bentuk kosmetika

semakin praktis dan mudah digunakan. Masyarakat menganggap

bahwa kosmetika tidak akan menimbulkan hal-hal yang

membahayakan karena hanya ditempelkan dibagian luar kulit saja,

pendapat ini tentu saja salah karena ternyata kulit mampu

menyerap bahan yang melekat pada kulit. Absorpsi kosmetika

melalui kulit terjadi karena kulit mempunyai celah anatomis yang

dapat menjadi jalan masuk zat-zat yang melekat di atasnya.

Dampak dari absorpsi ini ialah efek samping kosmetika yang dapat

berlanjut menjadi efek toksik kosmetika (Wasitaatmadja, 1997).

Di Indonesia, sejarah tentang kosmetologi telah dimulai jauh

sebelum zaman penjajahan Belanda, namun tidak ada catatan

yang jelas mengenai hal tersebut yang dapat dijadikan pegangan.

Pengetahuan tentang kosmetika tradisional memang sebagian

besar diperoleh secara turun-temurun dari orang tua ke generasi


penerusnya, tidak hanya terjadi di kalangan pusat pemerintahan

saat itu yakni keraton, tetapi juga di kalangan rakyat biasa yang

berkaca pada kecantikan para putri. Masyarakat penjajah kemudian

mulai membawa dan memperkenalkan kosmetika Barat ke

Indonesia (Wasitaatmadja,1997).

B. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini ialah untuk memberikan

informasi kepada pembaca tentang suatu kosmetik, bagaimana

kosmetik yang baik dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan

dalam penggunaan suatu kosmetik khususnya cream pemutih.

C. Ruang Lingkup

Pembuatan makalah ini mencakup tentang pengertian suatu

kosmetik dan cream, cream pemutih VALAYA berbahaya, dan

kandungan zat kimia berbahaya pada cream pemutih.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Kosmetik

Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan

untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,

rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan

membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan,

mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau

badan atau melindungi atau memelihara tubuh (BPOM RI, 2011).

Komposisi utama dari kosmetik adalah bahan dasar yang

berkhasiat, bahan aktif ditambah bahan tambahan lain seperti :

bahan pewarna, dan bahan pewangi. Pada pencampuran tersebut

harus memenuhi kaidah pembuatan kosmetik ditinjau dari berbagai

segi teknologi pembuatan kosmetik termasuk farmakologi, farmasi,

kimia teknik dan lainnya (Wasitaatmadja, 1997).

Kosmetik dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat

penggunaannya, yaitu sebagai berikut;

Tabel 1. Penggolongan Kosmetik Berdasarkan Tempat

Penggunaannya

Bagian tubuh Kosmetik

Krim

Losio
Kulit
Serbuk
Deodoran

Make-up

Sediaan pembersih

Sediaan sunscreen

Shampoo

Pewarna rambut

Minyak rambut

Tonik
Rambut
Pengeriting rambut

Perontok bulu

Pencukur

Pasta gigi

Serbuk gigi

Pembersih gigi cair


Kebersihan mulut
Mouthwash

Antiseptik mulut

Cat kuku

Penghilang cat kuku


Kuku
Sediaan medicure dan pedicure

Berdasarkan kegunaan dan cara kerjanya, kosmetik dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Kosmetik pemeliharaan dan perawatan kulit (skin care):


Pembersih (cleansing)

Pelembab (moisturizing)

Penipis (thinning)

Pelindung

2. Kosmetika tata arias (decorated cosmetic)

3. Kosmetika wangi-wangian

B. Uraian Cream

Krim didefinisikan sebagai “cairan kental atau emulsi

setengah padat baik bertipe air dalam minyak atau minyak dalam

air”. Krim biasanya digunakan sebagai emolien atau pemakaian

obat pada kulit

Krim pemutih adalah salah satu jenis kosmetik yang

merupakan campuran bahan kimia dan atau bahan lainnya dengan

khasiat bisa memucatkan noda hitam (coklat) pada kulit. Tujuan

penggunaannya dalam jangka waktu lama agar dapat

menghilangkan atau mengurangi hiperpegmentasi pada kulit.

Tetapi penggunaan yang terus-menerus justru akan menimbulkan

pigmentasi dengan efek permanen (Citra, 2007).


FI III: Krim adalah Sediaan setengah padat berupa emulsi ,

mengandung air tidak kurang dari 60% dimaksudkan untuk

pemakaian luar.

FI IV: Krim merupakan sediaan setengah padat yang

mengandung 1/lebih zat terlarut yang terdispersi dalam pembawa

yang digunakan.

KOMPOSISI KRIM

1. Basis krim

2. Bahan pengemulsi ( emulgator)

3. Bahan pengawet

4. Bahan pelembab

5. Anti oksidan

BASIS KRIM

1. Golongan asam lemak: Asam stearat, asam palmitat, asam

laurat, asam maristat

2. Golongan hidrokarbon: Vaselin putih, vaselin kuning, paraffin

3. Golongan monogliserilida dan digliserida: Emulgid

4. Golongan minyak tumbuh-tumbuhan: Oleum sesami, oleum

cocos

5. Golongan malam dan zat menyerupai malam: Caraalba,

ceraflava, cetaceum

SYARAT -SYARAT DASAR KRIM YANG BAIK

- Tidak toksik
- stabil secara fisik dan kimia

- mudah dioleskan, lunak, dan mudah mencair pada suhu tubuh

- pH sama dengan pH kulit

- tidak bereaksi dengan zat aktif

- mudah dicuci

- kemampuan melepskan zat khasiat

BAHAN PENGEMULSI( EMULGATOR)

adalah bahan pembantu yang digunakan untuk menstabilkan

sediaan krim dan harus disesuaikan dengan tipe dan sifat krim

yang dikehendaki. Ex: Surfaktan, tween, span, soap.

BAHAN PELEMBAB

gunanya untuk mengatur perubahan kelembaban sediaan baik

dalam kemasan maupun dalam pemakaian kulit. Ex: Propilenglikol.

Bahan pelembab untuk sediaan disebut tiumectan dan untuk kulit

disebut emoliet.

BAHAN PENGAWET

gunanya untuk menegah perusakan atau pembusukan oleh

mikroorganisme berupa bakteri atau jamur . Ex: Nipason, nipagin

ANTIOKSIDAN

gunanya untuk mencegah terjadinya oksidasi yang menyebabkan

rusaknya bahan- bahan yang terdapat dalam sediaan. Ex: Vitamin

E , natrium metabisulfit.
Produk pemutih wajah saat ini ramai diperbincangkan, bukan

hanya produknya yang membanjiri pasaran, tetapi juga karena

dampak dari pemakaian produk tersebut. Konsumen harus berhati-

hati dalam memilih kosmetik pemutih wajah, karena tidak semua

produk pemutih wajah yang beredar di masyarakat aman untuk

dikonsumsi. Penelitian yang dilakukan Yayasan Pemberdayaan

Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) pada bulan April 2002

terhadap 27 produk pemutih wajah dan anti kerut yang beredar di

pasaran, ternyata kebanyakan dari produk tersebut masih dalam

kategori obat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yayasan

Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dari 20 merek yang dijadikan

sampel yang diteliti menunjukkan ada lima merk kosmetik pemutih

wajah yang telah terdaftar tetapi masih mengandung merkuri,

meskipun kadarnya kecil (Rina, 2007).

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik

Indonesia tahun 2006 dan 2007 telah melakukan pengujian

laboratorium terhadap kosmetik yang beredar dan ditemukan 23

(dua puluh tiga) merek kosmetik yang mengandung bahan yang

dilarang digunakan dalam kosmetik yaitu : Merkuri (Hg),

hidroquinon > 2% dan zat warna Rhodamin B. Bahan-bahan

tersebut dilarang penggunaannya sabagaimana tercantum dalam

peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.445/MENKES/PER/V/1998 Tentang Bahan, Zat Warna,


Substrat, Zat Pengawet dan Tabir Surya pada kosmetik dan

keputusan kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

No.HK.00.05.4.1745 Tentang Kosmetik (Sunarko dan Riana, 2007).

Berdasarkan PERMENKES RINo.445/MENKES/PER/V/1998

Indonesia melarang penggunaan merkuri dalam sediaan kosmetik,

namun penggunaan krim yang mengandung merkuri ini masih terus

digunakan (Fina, 2005).

Menurut Dr. Retno I. Tranggono,SpKK menyebutkan bahwa

krim yang mengandung merkuri, awalnya memang terasa manjur

dan membuat kulit tampak putih dan sehat. Tetapi lama-kelamaan,

kulit dapat menghitam dan menyebabkan jerawat parah.Selain itu,

pemakaian merkuri dalam jangka waktu yang lama dapat

mengakibatkan kanker kulit, kanker payudara, kanker leher

rahim,kanker paru-paru, dan jenis kanker lainnya(Anonim, 2013).

Merkuri termasuk logam berat berbahaya, yang dalam

konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Pemakaian merkuri

dalam krim pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari

perubahan warna kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan

bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit serta pemakaian

dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen

otak,ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan

jangka pendek dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan muntah

muntah, diare dan kerusakan paru-paru serta merupakan zat


karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) pada manusia

(BPOM,2006).

C. Uraian Merkuri

Raksa (nama lama : air raksa) atau merkuri

atau hydrargyrum ( Latin : Hydrargyrum, air /cairan perak) adalah

unsur kimia pada table periodic dengan symbol merkuri dan nomor

atom 80 dengan berat atom 200,59 g/mol, titik beku -39oC dan titik

didih 356,6oC. unsur logam transisi ini berwarna keperakan dan

merupakan satu dari lima unsur (bersama cesium, gallium,

fransium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar, serta

mudah menguap , merkuri akan memadat pada tekanan 7.460 Atm.

Merkuri akan larut dalam asam sulfat atau asam nitrit, tetapi tahan

terhadap basa.

Dikenal 3 bentuk merkuri, yaitu:

1) Merkuri elemental (Hg):

terdapat dalam gelas termometer, tensimeter air raksa, amalgam

gigi, alat elektrik, batu batere dan cat. Juga digunakan sebagai

katalisator dalam produksi soda kaustik dan desinfektan

serta untuk produksi klorin dari sodium klorida.

2) Merkuri inorganik: dalam bentuk Hg++ (Mercuric) dan

Hg+ (Mercurous) Misalnya:

- Merkuri klorida (HgCl2) termasuk bentuk Hg inorganik yang

sangat toksik, kaustik dan digunakan sebagai desinfektan


- Mercurous chloride (HgCl) yang digunakan untuk teething

powder dan laksansia (calomel)

- Mercurous fulminate yang bersifat mudah terbakar.

3) Merkuri organik: terdapat dalam beberapa bentuk, a.l. :

- Metil merkuri dan etil merkuri yang keduanya termasuk

bentuk alkil rantai pendek dijumpai sebagai kontaminan

logam di lingkungan. Misalnya memakan ikan yang

tercemar zat tsb. dapat menyebabkan gangguan

neurologis dan kongenital.

- Merkuri dalam bentuk alkil dan aryl rantai panjang

dijumpai sebagai antiseptik dan fungisida.

D. Uraian Cream yang mengandung Mercuri

Vayala merupakan krim wajah yang berfungsi memutihkan

kulit. Sebelum adanya pernyataan Badan POM bahwa Valaya

mengandung merkuri, krim ini menjadi incaran para wanita yang

menginginkan perubahan pada warna kulitnya. Dibandrol dengan

harga Rp.340.000,- per paket para konsumen berbondong-bondong

menggunakan tanpa tau ada bahaya mengancam di dalamnya.

Komposisi Vayala Cream adalah : 60% dari liur wallet, 40%

derma white, ektrak bengkoang, vitamin A, vitamin E, UV-A,

UV-B, Serum, dan Moisturizer.[10] Tak ada tercantum merkuri

dalam komposisi tetapi melalui pernyataan BP POM cream ini

termasuk kedalam Cream yang berbahaya yang mengandung


merkuri, yang akan ditarik dari pasaran.Merkuri yang

digunakan dalam kosmetik (krim pemutih Valaya Cream)

adalah merkuri anorganik.

Merkuri anorganik (Hg+, Hg2+) merupakan senyawa

merkuri dalam bentuk garam. Contohnya merkuri nitrat (Hg(NO3)2),

merkuri klorida (HgCl2) dan merkuri oksida (HgO). Jenis merkuri ini

banyak digunakan pada kosmetika, obat pencahar, pemutih gigi,

obat diuretik dan antiseptik. Merkuri anorganik juga dapat terbentuk

dari metabolisme merkuri metalik atau organomerkuri.[11] Merkuri

jenis ini memiliki afinitas yang tinggi pada terhadap fosfat, sistin,

dan histidil rantai samping dari protein, purin, pteridin dan porfirin,

sehingga Hg bisa terlibat dalam proses seluler. Beberapa peneliti

menyebutkan bahwa konsentrasi rendah ion Hg+ mampu

menghambat kerja 50 jenis enzim sehingga metabolism tubuh bisa

terganggau dengan dosis rendah merkuri. Garam merkuri

anorganik bisa mengakibatkan presipitasi protein, merusak

mukosa, alat pencernaan, termasuk mukosa usus besar, dan

merusak membran ginjal ataupun membran filter glomerulus,

menjadi lebih permeabel terhadap protein plasma yang sebagian

besar akan masuk ke dalam urin.

Pada kasus krim pemutih, enzim yang dihambat dalam

proses pembentukan kulit wajah sehingga menjadi putih adalah

enzim tyrosinase. Enzim tyrosinase bersama melanosit berperan


membentuk pigmen melanin. Dan melanin berfungsi untuk

memberikan warna kulit, serta melindungi kulit dari sinar Ultra

Violet. Melanin di lapisan atas epidermis bertujuan melindungi

nukleus dari efek merusak akibat radiasi ultraviolet. Nukleus yang

mengandung DNA di dalamnya bisa mengalami mutasi apabila

terkena radiasi ultraviolet. Dan ini bisa menyebabkan terjadinya

berbagai penyakit kulit hingga kanker kulit.

Suatu zat kimia dapat dikatakan berbahaya jika dia memiliki

setidaknya jalur pemaparan. Jalur pemaparan adalah jalur

masuknya zat kimia kedalam tubuh. Jalur pemaparan sendiri ada

berbagai jenis dan tipe pemaparan itu sendiri akan mempengaruhi

toksisitas zat kimia. Ada tiga jalur pemaparan yang pokok, yaitu:

penetrasi melalui kulit (absorpsi dermal), absorpsi melalui paru-paru

(inhalasi), dan absorpsi melalui pencernaan.[14]Pada Merkuri yang

terkandung dalam kosmetik, memiliki jalur masuk kedalam tubuh

melalui kulit. Pemakaian kosmetik (mengandung merkuri) yang

terus menerus akan mengakibatkan racun masuk kedalam tubuh.

Jalur pemaparan dermal adalah suatu jalan masuk yang

penting penyerapan melalui kulit secara utuh. Kontak antara suatu

bahan dengan kulit menghasilkan 4 kemungkinan :

1) Kulit dapat bereaksi sebagai penghalang (pembatas)

yang efektif.
2) Bahan dapat bereaksi dengan kulit dan menghasilkan

kerusakan jaringan.

3) Bahan dapat menghasilkan sensitasi kulit.

4) Bahan dapat menembus kedalam pembuluh darah

yang berada di bawah kulit dan masuk kedalam aliran

darah.

Prosesnya dapat merupakan gabungan dari pengendapan

bahan di atas permukaan kulit yang diikuti oleh penyerapan melalui

kulit.[15] Efek samping pemakaian krim mengandung merkuri

memang tidak langsung, biasanya akan terlihat dalam 2 hingga 10

tahun. Yang lebih berbahaya, sekali masuk ke dalam tubuh,

merkuri sangat sulit bahkan hampir tidak mungkin dikeluarkan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MENKES/

PER/V/1998 melarang penggunaan merkuri, sebab merkuri

inorganik dalam krim pemutih (yang mungkin tak

mencantumkannya pada labelnya) bisa menimbulkan keracunan

bila digunakan untuk waktu lama. Walau tidak seburuk efek merkuri

gugusan yang tertelan (yang dari makan ikan tercemar), tetap

menimbulkan efek buruk pada tubuh. Kendati cuma dioleskan ke

permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk kedalam darah, lalu

memasuki sistem saraf tubuh. Manifestasi gejala keracunan

merkuri akibat pemakaian krim kulit muncul sebagai gangguan

sistem saraf, seperti tremor, insomnia, kepikunan, gangguan


penglihatan, gerakan tangan abnormal (ataxia), gangguan emosi,

selain depresi. Oleh karena umumnya tak terduga kalau itu

penyakitnya, kasus keracunan merkuri, sering salah didiagnosis

sebagai kasus Alzheimer, Parkinson, atau penyakit gangguan otak.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Cream merupakan merupakan sediaan setengah padat yang

mengandung 1 atau lebih zat terlarut yang terdispersi dengan

pembawa yang digunakan

2. Di indonesia telah marak ditemukan cream pemutih yang

mengandung mercuri, salah satunyanya yaitu cream night and

day VALAYA dengan mengandung mercuri anorganik.

3. Penggunakan mercuri selama berkepanjangan akan

menimbulkan banyak penyakit yang dapat mematikan.

B. Saran

Pemerintah harus lebih ketat dalam pemeriksaan kosmetik

yang menyalai aturan terutama cream pemutih yang sekarang lagi

marak digunakan oleh kaum wanita. Dan para masyarakat harus

lebih berhati-hati lagi untuk menggunakan produk kecantikan.


DAFTAR PUSTAKA

BPOM. 2006. Kosmetik Yang Mengandung Bahan Dan Zat Warna Yang
Dilarang.Jakarta.

Citra, M. D. 2007. Hati-hati pakai pemutih,


http://cybermed.cbn.net.id/cbprt/health news. Di akses pada tanggal
23 Juni 2016. Makassar.

Fina, Y. G. D. 2005. Analisa Kadar Logam Merkuri (Hg) Pada Beberapa


Produk Kosmetik Krim Pemutih China yang Beredar di Pasaran Kota
Medan. Skripsi.FKM. Medan

Rina, S. 2007. Analisis Unsur-Unsur Toksik Dalam Sampel Krim Pemutih


Wajah Dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron.
http://www.batan.go.id/ptrkn/file/TDM/vol_9_02/5Rina.pdf.

Sunarko, Th dan Riana M. 2007. Analisis Unsur-unsur Toksik dalam


Sampel Krim Pemutih Wajah dengan Metode Analisis Aktivasi
Neutron. Jurnal penelitian Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir
(BTBIN). Tangerang.

Wasitaatmadja S. M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. UI-Press.


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai