Anda di halaman 1dari 31

TEKNOLOGI KOSMETIKA

FORMULA KRIM MALAM

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Teti Indrawati,MS.Apt


Disusun Oleh :
Kelompok 10 (Tugas II)
Yovone Theresia Meilan Marbun (18334777)
Rhine Norita R Sitinjak (18334779)

Program Studi S1 Farmasi


Fakultas Farmasi
Institut Sains Teknologi Nasional Jakarta
2020

Page
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kakuatan, kamampuan, dan rahmat - Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Teknologi Kosmetika yang berjudul “Formula Krim Malam”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Teti Indrawati,MS.Apt selaku
Dosen Pengampu pada mata kuliah ini yang telah memberikan bimbingan, dan ilmu yang telah
di berikan kepada kami, serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik pada teknik
penulisan maupun materi. Kritik dan saran sangat penyusun harapkan untuk perbaikan maupun
pengembangan sehingga makalah ini lebih bermanfaat.

Jakarta, April 2019

Penyusun

Page
2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MenKes/PerMenkes/1998 yaitu
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk
membersihkan , menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam
keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit.
Penuaan adalah proses biologis yang kompleks karena faktor intrinsik (dari dalam tubuh
seperti genetik) dan faktor ekstrinsik (dari lingkungan). Faktor ekstrinsik yang paling berperan
dalam penuaan adalah radikal bebas. Radikal bebas dapat memberikan dampak besar terhadap
terjadinya proses penuaan karena dapat menyebabkan stres oksidatif.[1]
Umumnya dimasyarakat peremajaan kulit dilakukan untuk meningkatkan penampilan dan
bukan untuk kesehatan, sehingga kulit yang diremajakan hanyalah kulit yang terlihat oleh orang
lain (exposed skin), misalnya daerah muka, leher, dada bagian atas, lengan atas, lengan bawah,
tangan dan tungkai bawah. Orang dewasa jarang sekali meremajakan kulit bagian dalam, kecuali
memakai kosmetik perawatan. Namun harus tetap diingat bahwa usaha meremajakan kulit
bukanlah usaha untuk memperpanjang umur, karena bagaimanapun umur manusia tetap terbatas
sebagaimana kodrat yang telah ditentukan oleh-Nya. (Wasitaatmadja, 2003).
Anti ageing adalah suatu produk yang digunakan untuk mencegah proses degenerative.
Salah satu produk anti aging terdapat dalam bentuk cream. Dalam hal ini, proses penuaan yang
gejalanya terlihat jelas pada kulit seperti keriput, kulit kasar, noda-noda gelap. Kerutan atau pun
keriput dapat diartikan secara sederhana sebagai penyebab menurunnya jumlah kolagen dermis.
Krim malam merupakan krim yang digunakan dimalam hari dengan bahan-bahan
pembuat krim malam yang aman. Pemakaian krim malam ini mungkin diragukan oleh sebagian
besar masyarakat. Bagi sebagian kalangan,mengoleskan krim malam sebelum tidur merupakan

Page
3
suatu keharusan. Akan tetapi bagi kalangan lain,hal tersebut bahkan tidak pernah dilakukan.
Padahal jika dilakukan secara rutin, manfaat krim malam bagi kecantikan khususnya wajah
cukup banyak.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ditemui dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut :
1. Bagaimana teori- teori tentang penuaan (ageing) dan anti ageing dan mekanisme
terjadinya?
2. Bagaimana anatomi kulit sehat dan proses kulit mengalami penuaan ?
3. Bagaimana cara kerja cream malam anti aging dalam menghambat proses penuaan?
4. Apa saja komponen yang termasuk dalam formula sediaan cream cnti ageing ?
5. Bagaimana metode pembuatan sediaan cream anti ageing yang sesuai standar CPKB dan
cara evaluasinya?
6. Apa manfaat dari pemakaian cream malam anti ageing?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk kebersihan
pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan
tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar UV, polusi dan faktor lingkungan yang
lain, mencegah penuaan, dan secara umum membantu seseorang lebih menikmati dan
menghargai hidup. (New Cosmetic Science, TMitsui) [2]

Tujuan penulisan makalah ini antara lain :


Tujuan Umum
Mendapatkan deskripsi tentang formulasi sediaan kosmetik cream Anti aging dan teknologi
yang digunakan dalam pembuatan Anti aging tersebut.

Tujuan Khusus

1. Menjelaskan bagaimana memformulasikan sediaan kosmetik cream malam anti ageing


dalam menghambat proses penuaan.
2. Memberikan informasi tentang manfaat pemakaian obat cream malam anti aging dalam
menghambat proses penuaan.

Page
4
3. Menjelaskan teknik metode pembuatan dan evaluasi sediaan cream malam anti aging dan
kemasannya.

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI
Ada 3 teori yang mendasari terjadinya penuaan (ageing), yaitu:
A. Teori sel

 Teori Wear and Tear

Dr. August Weismann, tahun 1882 menyatakan teori ini berdasarkan pada beban
penggunaan (pekerjaan) sel jaringan tubuh yang berlangsung lama, disertai pengaruh diet
yang berlebihan, beban fisik dan stres. Mengakibatkan sel jaringan rapuh (robek), dan mati.

 Adanya faktor genetik yang membatasi usia sel (Hayflick limit)


 Teori “clock” dan “counter”

Setiap sel diatur oleh suatu DNA yang disebut telomere (clock) yang terdapat pada
bagian akhir setiap chromosom di dalam inti sel. Sesudah terjadi pembelahan sel, telomere
akan mengecil dan memendek. Apabila telomere terlalu pendek akan menyebabkan sel
menua dan mati. Pada penelitian diketemukan suatu enzim disebut telomerase (counter) yang
dapat memperpanjang usia telomere.
Sebagian besar sel tubuh mengandung telomerase, tetapi dalam keadaan “off” (tidak
aktif) sehingga sel dapat tua dan mati, sedangkan dalam beberapa sel tubuh lain dalam posisi
“on” misalnya hemopoietic cells asal sel darah yang tidak bisa mati (immortal). Contoh lain
sel kanker yang tidak dapat tua (mati), karena ia memproduksi telomerase (“on”) sehingga
telomere tetap aktif. Dimasa datang terapi telomere dapat mengontrol waktu hidup setiap sel,
menghambat telomerase pada sel kanker untuk menghentikan pertumbuhannya dan
memperpanjang usia telomere pada aging sel sehingga sel tersebut menjadi remaja kembali.

 Dr. Wong’s Hypothesis

Page
5
Grace Wong, Ph.D., adalah ilmuwan di departemen oncology moleculair Genentech
menyatakan aging disebabkan terjadinya degradasi protein didalam sel akibat oksigen radikal
bebas yang mengaktifasi enzim proteases (destructive enzym), banyaknya protein yang rusak
mengakibatkan aging sel dapat mengalami apoptosis (mati). Antioxidant, seperti vitamin C
dan E dapat mengikat radikal bebas dan mencegah aktifitas proteases. Pada penelitiannya
ditemukan pula bahwa hormon pertumbuhan (HP) ternyata dapat mengaktifasi terbentuknya
protease inhibitor yang menghambat langsung kerja proteases.
Pada laboratorium percobaannya, HP mampu melindungi binatang dari efek radikal
bebas yang mematikan saat dilakukan radiasi dan hyperoxia. Ini berarti bahwa biarpun
banyak radikal bebas didalam sel akan tidak mampu mengaktifasi proteses sehingga proses
kematian sel tidak terjadi. Pada penelitian akhir-akhir ini, menunjukan HP tidak hanya
mempengaruhi sel saja, tetapi bekerja juga pada DNA (blueprint of the cell).

 Accumulated Glycosolation Endproduct (AGE)


Tanda lain dari aging sel adalah protein mengalami proses cross-linking (perlekatan).
Suatu bentuk yang terjadi saat molecul gula mengikat protein dan DNA yang dikenal sebagai
glycosolation yang membentuk AGE. Ini yang menyebabkan terjadinya katarak pada mata,
penyumbatan pada pembuluh darah, hambatan filtrasi pada ginjal.

B. Teori Neuroendokrin
Dr. Dilman’s Hypothesis
Vladimair Dilman mengatakan hypothalamic-pituitary axis dibentuk sebagai
neuroendocrine “clock” aging. Seperti telomere “clock” yang mengontrol berapa kali suatu sel
membelah diri, neuroendocrine mengatur waktu usia rata-rata sistim organ tubuh kita. Pada saat
kita muda feedback system antara hypothalamus, pituitary gland dan kelenjar endokrin lain
bekerja sangat baik seperti thermostat ruangan. Mekanisme ini disebut homeostasis. Tetapi saat
kita tua thermostat menjadi terganggu atau rusak, sehingga mengganggu homeostasis yang
menyebabkan timbulnya proses aging pada sel dan sistim organ tubuh kita. Dr. Dilman yakin
dengan mengembalikan homeostasis seperti pada saat kita remaja merupakan kunci untuk
mengatur aging. Dialah yang mengilhami para anti-aging physicians bahwa aging dapat diobati.

Page
6
C. Teori Imunitas
Dr. Keith Kelley, peneliti imunologis University of Illinois mengatakan “Adanya
hubungan terjadinya proses penuaan dengan penyusutan kelenjar thymus”. Kelenjar thymus
adalah organ utama pertama dari sistem imunitas yang terletak pada tulang dada atas bagian
belakang, dimana berfungsi sebagai tempat pematangan T-cell lymphocytes yang peranannya
sangat penting untuk melawan penyakit. Pada usia rata-rata 12 tahun kelenjar thymus mulai
menyusut, sampai usia 40 tahun terlihat tipis kecil dan sukar diketemukan pada usia diatas 60
tahun. Akibatnya T-cell lymphocyte berkurang seiring kita tua yang membuat terjadinya Auto
Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dimana disertai dengan meningkatnya penyakit-penyakit
seperti kanker, penyakit infeksi, penyakit autoimmune, dll.
Pada penelitiannya dengan memberikan suntikan GH3 sel ( sel yang dibiakan
dilaboratorium yang dapat mengeluarkan GH ) pada tikus tua dimana kelenjar tymusnya sudah
menyusut. Kelenjar tymus membesar dan tikus tua tersebut menjadi tikus muda kembali. Ini
membuktikan adanya hubungan antara penuaan dengan menyusutnya kelenjar tymus dan
menurunnya hormon pertumbuhan. Hasil penelitiannya di publikasikan pada papernya, “GH3
Pituitary Adenoma Implants Can Reverse Thymic Aging”.

2.2 ANATOMI KULIT WAJAH


Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan seperti jaringan tubuh
lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Kulit menyerap oksigen yang diambil lebih banyak dari aliran darah, begitu pula dalam
pengeluaran karbondioksida yang lebih banyak dikeluarkan melalui aliran darah.. Bagi wanita,
kulit merupakan bagian tubuh yang perlu mendapat perhatian khusus untuk memperindah
kecantikan.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan
rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari
yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.

Page
7
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang
paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung di bawah kulit
(tela subkutanea, hipodermis atau subkutis)

 Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan
dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis
berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya
pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat
pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel - sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis
melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat - zat makanan dan
cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding - dinding kapiler dermis ke dalam
epidermis.
Lapisan epidermis itu sendiri terbagi dalam 4 lapisan (dimulai dari lapisan terbawah
kelapisan atas) :

Page
8
a. Lapisan germinatum / lapisan basal
Lapisan terbawah dari lapisan epidermis yang bergerak secara terus menerus menuju
keatas memisahkan antara lapisan epidermis dengan lapisan dermis, disusun oleh sel
basal aktif yang terus menerus membelah diri, yang sangat penting dalam proses
pembelahan sel, sehingga bagian inilah yang terus menerus membuat sel-sel kulit baru
untuk mengantikan bagian sel-sel yang tua dan rusak, oleh karena itu disebut juga sel
induk. Terdapat melanocyt yaitu sel yang memproduksi melanin untuk memberi warna
pada kulit, dan yang paling penting fungsi melanocyt untuk melindungi DNA di inti sel
kulit agar tidak bermutasi karena radiasi sinar matahari.

b. Lapisan Stratum soinosum/prickle-cell layer


Lapisan di atas sel basal tersusun dari sel keratinocyt bertugas mengisi sel-sel dengan
protein keratin yang bersifat bahan keras sehingga dapat melindungi lapisan sel basal
yang aktif membelah agar terhindar dari subtansi yang dapat merusak dan dari infeksi
mikroorganisme serta mengurangi kehilangan kelembaban sel kulit. Keratinocyt yang ada
dilapisan ini juga memproduksi lemak perekat dilapisan tanduk. Lapisan keratin ini tidak
semua dapat di tembus oleh kandungan produk kosmetik atau perawatan wajah, hanya
yang dapat bersenyawa dengan protein keratin saja yang dapat melewati lapisan ini,
itulah mengapa banyak produk perawatan wajah maupun kosmetik hanya mampu bekerja
di permukaan kulit.

c. Stratum Granulosum
Sel dilapisan ini sudah merupakan sel mati dan tidak dapat membelah diri tersusun dari
sel-sel keratin atau sel yang sudah berisi bahan protein dan mengeras, dan banyak
terdapat filaggrin merupakan bahan penghubung sel keratin dengan bagian luar sel untuk
tetap memberikan nutrisi bagi sel keratin melalui cairan antar sel karena bagian sel ini
semakin jauh dari aliran darah. Karena letak lapisan ini makin jauh dari aliran darah
maka sedikit saja pembuluh darah yang ada di lapisan dermis mengalami gangguan aliran
darah, maka akan sangat mempengaruhi lapisan ini, sehingga sel kulit di lapisan ini akan
menjadi semakin pipih dan mati sebelum waktunya, itulah yang menyebabkan kondisi
kulit kita terlihat kusam dan tidak sehat.

Page
9
d. Stratum Lucidum
Adalah lapisan tebal sel berbentuk gepeng yang tidak berwarna dan bening, banyak
terdapat zat eleidin (lapisan mengeras) yang ditemukan hanya pada lapisan telapak kaki
dan tangan sehingga terlihat pada bagian tersebut lebih tebal, tentusaja ketebalan ini
berfungsi sebagai pelindung.

e. Stratum corneum /lapisan Horny/ lapisan tanduk/lapisan bersisik


Merupakan lapisan paling atas tersusun dari 15 -20 lapisan sel, diantara sel-selnya
terdapat lemak yang berfungsi sebagai perekat antara sel-sel, ibarat seperti susunan batu
bata dengan semen. Selain itu lemak antar sel juga untuk menstabilkan lapisan tanduk,
menjaga kesediaan air untuk kelembaban dengan kemampuan tinggi menyerap air,
mencegah kulit dari kekeringan dan dehidrasi saat penguapan akibat panasnya matahari,
menjaga elastisitas dan kekenyalan kulit, dan sebagai lapisan yang menyaring serta
mencegah sel-sel kontak dengan mikroorganisme, toksin, bahan-bahan kimia atau zat
alergen yang dapat merusak.

 Dermis
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung
rambut, kelenjar keringat, kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh - pembuluh darah dan
getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel - sel umbi rambut yang
berada di dasar kandung rambut, terus - menerus membelah dalam membentuk batang rambut.
Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai
permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan
95% kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata - rata kulit jangat diperkirakan
antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di
telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat - serat, matriks
interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel. Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam
kelenjar yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit. Lapisan dermis terdiri dari :

a. Lapisan papilari, merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung yang
longgar menghubungkan lapisan epidermis kelapisan subcutis, banyak terdapat sel mast

Page
10
dan sel makrofag yang diperlukan untuk menghancurkan mikroorganisme yang
menembus lapisan dermis, tentu saja berfungsi sebagai pelindung. Di lapisan ini juga
terdapat sejumlah kecil elastin dan kolagen. Lapisan ini berbentuk gelombang yang
terjulur kelapisan epidermis untuk memudahkan kiriman nutrisi kelapisan epidermis yang
tidak mempunyai pembuluh darah.

b. Lapisan Retikular, merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung padat
dengan susunan yang tidak merata, disebut lapisan retikular karena banyak terdapat serat
elastin dan kolagen yang sangat tebal dan saling berangkai satu sama lain menyerupai
jaring-jaring. Dengan adanya serat elastin dan kolagen akan membuat kulit menjadi kuat,
utuh kenyal dan meregang dengan baik. Komponen dari lapisan ini berisi banyak struktur
khusus yang melaksanakan fungsi kulit. Terdiri dari : Kelenjar sebaceous, Eccrine sweat
glands atau kelenjar keringat, Pembuluh darah, Serat elastin dan kolagen, Folikel
Rambut, Syaraf nyeri dan reseptor sentuh,

 Hipodermis
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan
saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau
penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai
cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh,
paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua,
kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya
berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin
kehilangan kontur.

2.3 Ph KULIT WAJAH

pH kulit wajah yang normal terbentuk dari asam lemak dan asam amino dari kulit dan
sekresi minyak di kulit. Hasil sekresi ini dikenal dengan sebutan Acid Mantle atau perisai asam.
Perisai asam berfungsi sebagai pelindung kulit wajah dari serangan bakteri, infeksi, toksin dan
angin ke dalam kulit.

Page
11
Acid mantle adalah lapisan tipis yang berada di bagian epidermis kulit yang berfungsi
melindungi kulit dari faktor eksternal seperti angin, bakteri, virus, toksin. Acid Mantle adalah
lapisan pelindung paling luar dari kulit maka harus dijaga keeksistensinya karena apabila kulit
menjadi lebih alkali (basa) serangan bakteri jahat seperti staphylococcus akan terbuka. Perlu
dicatat bahwa mikroba kulit ‘baik‘ seperti: micrococci cenderung menyukai pH asam sedangkan
mikroba ‘jahat’ seperti : staphylococcus suka kondisi netral. Bakteri ‘normal’ yang berhubungan
dengan jerawat lebih suka micro-environment pH mendekati netral.

Sabun mandi dengan pH netral maksudnya Anda harus memilih sabun yang mendekati
pH kulit. pH kulit manusia pada umumnya sekitar 5,5-6,5. Sedangkan pH Kulit wajah memiliki
pH 4,0-5,5 sedikit lebih rendah daripada pH kulit tubuh, karena tingkat keasamannya sesuai
untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Sebaiknya sabun mandi tidak digunakan juga untuk
sabun muka.[7]

2.4 MEKANISME TERJADINYA AGING ATAU PENUAAN


Gejala Penuaan
Kerut/keriput merupakan gejala utama penuaan pada kulit. Namun umur bukanlah
penyebab utama. Hanya garis tawa (laugh lines) yang merupakan dampak alami dari penuaan.
Garis-garis di sekitar sudut mata seperti juga kerut antara hidung dan bibir bagian atas
disebabkan serat elastis dalam kulit berkurang sehingga menyebabkan kulit mengendur dan
melipat menjadi kerut/keriput. Sebagian besar garis-garis wajah dan kerut/keriput disebabkan
oleh pemaparan berlebihan terhadap sinar UV, baik UVA yang bertanggung jawab atas noda
gelap, kerut/keriput, dan melanoma maupun UVB yang bertanggung jawab atas kulit terbakar
dan karsinoma.

Terjadinya kerut / keriput


Berkurangnya ketebalan dermis sebanyak 20% pada orang tua berkaitan dengan
hilangnya serat elastin dan kolagen. Kolagen dan elastin adalah komponen utama lapisan dermis.
Hilangnya serat-serat ini berdampak buruk terhadap kelembaban dan ketegangan kulit sehingga
menimbulkan kerut/keriput. Kolagen merupakan komponen utama di epidermis, dengan 75%
berat kering dan 18-30% volume lapisan epidermis. Kolagen kaya akan asam amino

Page
12
hidroksiprolin, hidroksilisin, dan glisin. Fibroblast dermis memproduksi prekursor yang dikenal
sebagai pro kolagen. Pro kolagen ini mengandung terdiri dari 300-400 asam amino tambahan
pada setiap cabangnya, tambahan ini dipindahkan setelah sekresi menghasilkan molekul kolagen.

2.5 FAKTOR PENUAAN KULIT


Ada sejumlah perubahan yang terjadi sebagai bagian dari proses penuaan (ageing process).
Seiring waktu, kulit dan raut wajah mulai berubah. Hal ini pun mengakibatkan perubahan pada
bentuk wajah. Namun ketika kulit tampak lebih tua sebelum waktunya, kita dapat mengambil
langkah pencegahan dengan perawatan anti penuaan (anti ageing).
Ada berbagai factor yang berperan pada proses penuan kulit yang umumnya berhubungan
satu sama lain:
1. Umur
Faktor fisiologik yang menyebabkan kulit menjadi tua. Umur bertambah setiap hari dan
secara perlahan tetapi pasti proses menua terjadi. Tidak jelas kapan proses menua dimulai setelah
mengalami proses pertumbuhan maksimal, antara umur 30 sampai 40 tahun. Usia yang
menginjak 40 tahun akan memberi gambaran penuaan berupa perubahan-perubahan tertentu pada
kulit.
Fibroblas, yang memproduksi serat kolagen dan elastin, akan mengalami penurunan
jumlah dalam proses penuaan. Serat kolagen menjadi berkurang, mengeras, dan terurai ke dalam
bentuk yang tidak beraturan. Sedangkan serat elastin menjadi kehilangan elastisitasnya, menebal
dan robek. Sehingga kulit pada penuaan akan menghasilkan gambaran celahyang disebut sebagai
kerut. Sel-sel Langerhans akan berkurang jumlahnya dan makrofag menjadi kurang
aktif sehingga menurunkan aktifitas imun pada kulit.

2. Genetik (Keturunan)
Genetika merupakan faktor utama penuaan. Adakeluarga yang lebih cepat tua, ada yang
lebih lambat. Namun faktor-faktor lain juga dapat memiliki dampak meliputi tingkat stres yang
sering dihadapi. Gaya hidup bahagia dan sehat adalah salah satu caraterbaik untuk menjaga
penampilan muda.

3. Rasial

Page
13
Berbagai ras manusia mempunyai perbedaan struktur dan faal tubuh dalam perannya
terhadap lingkungan hidup sehingga mempunyai kemampuan yang berbeda dalam
mempertahankan diri terhadap pengaruh lingkungan yang merusak kehidupan. Misalnya dalam
jumlah dan fungsi pigmen melanin. Terjadi proses penuaan yang berbeda antara orang
yang berkulit pucat dan orang berkulit gelap,  orang yang berkulit pucat cenderung lebih cepat
menua karena langsung terkena sinar matahari.

4. Hormonal
Hormon tertentu dalam tubuh manusia mempunyai peran penting dalam proses
pembentukan sel baru dan proses metabolic untuk mempertahankan kehidupan sel secara baik.
Pada wanita hormone estrogen yang dibuat dalam folikel kandung telur memacu pertumbuhan
sel epitel sehingga apabila terjadi penurunan kadar estrogen seorang wanita (menopause)
pertumbuhan sel baru akan terhambat.
Tubuh seseorang akan mengubah hormon DHEA (dehydro-epi-androsterone) menjadi
estrogen dan testosteron. Hormon ini bisa membantu memperlambat proses penuaan. Sedangkan
menurunnya hormon testosteron (hormon sekspada laki-laki) akan mempengaruhi penurunan
energi dan gairah seks dalam tubuh, kelemahan otot, osteoporosis dan proses penuaan.
Hormon melatonin diproduksi dalam otak dan membantu mengatur waktu tidur.
Beberapa ahli menyatakan hal tersebut bisa mempengaruhi penundaan atau justru mempercepat
proses penuaan. Selain itu hormone ini juga bisa melawan kanker dan meningkatkan seksualitas.
Dan yang terakhir adalah human growth hormone (HGH) yaitu hormon yang mempengaruhi
proses pertumbuhan, karena itu menurunnya hormon ini akan mempercepat proses penuaan.

5. Penyakit Sistemik
Berbagai penyakit sistemik menyebabkan proses menua berlangsung lebih cepat, misalnya
kencing manis, arteriosklerosis, defesiensi gizi, dan penyakit auto imun, yang menyebabkan
terganggunya system biologi selular.

6. Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup manusia yang tidak nyaman bagi kulit berupa suhu, kelembaban,
polusi kimia dan sinar UV. Sinar Uv dapat merusak serabut kolagen kulit dan matrik dermis

Page
14
sehingga kulit menjadi tidak elastic, kering dan keriput. Sinar UV dapat memacu pertumbuhan
sel ganas kulit. Efek sinar matahari ada 2 ( dua ) yaitu pada epidermis dan dermis.
a. Efek sinar matahari pada epidermis : Perubahan pada epidermis yang disebabkan oleh
matahari termasuk penipisan epidermis dan pertumbuhan lesi kulit.
b. Efek sinar matahari pada dermis : Dalam dermis, efek matahari menyebabkan kolagen
terpecah lebih cepat. Sinar matahari merusak serat kolagen dan menyebabkan akumulasi
elastin yangabnormal. Saat elastin yang terinduksi matahari terakumulasi, enzim yang
disebut metaloproteinase diproduksi dalam jumlah besar. Biasanya, metaloproteinase
merombak kulit yang terluka oleh matahari serta membentuk kembali kolagen. Namun,
proses ini tidak selalu bekerja dengan baik danbeberapa metaloproteinase sebenarnya
memecah kolagen. Kolagennase terlibat dalam degradasi matriks ekstraseluler selama
remodeling jaringan. Hasil dari pembentukan serat kolagen yang tidak teratur dikenal
sebagai solar scar. Proses pembentukan yang tidak sempurna ini jika terjadi terus
menerus dapat menyebabkan keriput semakin berkembang.
c. Lain-lain: Seperti stress psikis, merokok, minuman keras, bahan tambahan dalam
makanan, radiasi sinar X, pajanan bahan kimia, dapat mempercepat penuaan kulit.[5]

2.6 CIRI-CIRI PENUAAN KULIT


 Kulit menjadi kering akibat berkurangnya aktivitas kelenjar minyak dan keringat kulit
dan penurunan kemampuan kulit untuk menahan air di dalam sel kulit (sawar kulit).
 Kulit menjadi tipis akibat berkurangnya kemampuan untuk membentuk sel baru di
lapisan kulit.
 Kulit menjadi kendur dan tidak elastic akibat menurunnya kemampuan serat kulit
terutama kolagen, sehingga menimbulkan kerut dan glambir.
 Warna kulit bercak-bercak akibat berkurangnya daya pigmentasi sel melanosit dan daya
distribusi melanin keseluruh lapisan kulit.
 Terjadinya kelainan kulit.[5]

Page
15
2.7 ANTI AGING ATAU ANTI KERUT/ANTI KERIPUT
Efek Penuaan
Anda tidak bisa membalikan waktu dan menjadi muda. Bagaimanapun, dengan kemajuan
teknologi pengobatan kulit sekarang, anda dapat menghilangkan efek dari penuaan dan
photoaging (penuaan yang disebabkan oleh sinar matahari). Anda tidak dapat menjadi muda tapi
anda dapat terlihat muda dan lebih menarik dengan perawatan anti penuaan atau lebih dikenal
dengan anti ageing.
Anti ageing atau anti penuaan adalah sediaan untuk mencegah proses degeneratif. Dalam
hal ini, proses penuaan yang gejalanya terlihat jelas pada kulit seperti keriput, kulit kasar, noda-
noda gelap. Kerutan ataupun keriput dapat diartikan secara sederhana sebagai penyebab
menurunnya jumlah kolagen dermis.

Indonesia mempunyai iklim tropis dengan sinar matahari melimpah yang dapat
menyebabkan resiko tinggi terhadap kerusakan kulit atau penuaan dini (premature ageing).
Masalah yang timbul pada kulit akibat sinar matahari dapat diatasi dengan pengobatan
dermatologis. Pengobatan yang diaplikasikan langsung ke kulit biasanya lebih efektif. Kosmetika
anti kerut/anti keriput sangat digemari oleh para wanita saat ini. Memang kerut/keriput identik
dengan usia yang sudah lanjut. Namun, kerut/keriput dapat muncul pada wanita muda yang lebih
dikenal dengan sebutan penuaan dini (premature ageing). Sinar UV dianggap sebagai penyebab
utama terjadinya penuaan dini. Oleh sebab itu, kosmetika dan perawatan tubuh yang berfungsi
sebagai anti kerut/anti keriput banyak digunakan untuk mencegah dan menghilangkan dampak
penuaan dini.
Untuk menghilangkan dampak dari sinar UV dan sebagai anti kerut/anti keriput, telah
tersedia banyak kosmetika yang mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi menangkap

Page
16
radikal bebas dalam kulit akibat sinar UV dan polusi. Molekul antioksidan berfungsi sebagai
sumber hidrogen labil yang akan berikatan dengan radikal bebas. Dalam proses tersebut,
antioksidan mengikat energi yang akan digunakan untuk pembentukan radikal bebas baru
sehingga reaksi oksidasi berhenti. Antioksidan “mengorbankan dirinya” untuk teroksidasi oleh
radikal bebas sehingga melindungi protein atau asam amino penyusun kolagen dan elastin.
Diantara antioksidan yang paling sering digunakan adalah vitamin C yang telah terbukti secara
ilmiah. Vitamin C terbukti menekan proses pigmentasi kulit sehingga banyak juga digunakan
sebagai bahan pemutih kulit wajah (whitening). Disamping juga mencegah proses pembentukan
bintik kecil kulit (freckle), bintik coklat kulit (brownspots) serta memulihkan efek kantong mata
(eye-sack). Proses pencerahan kulit dengan vitamin C dianggap lebih aman dibanding bahan lain,
seperti hidroquinone sehingga cocok bagi kulit wanita di Asia.

2.8 DEFINISI CREAM


Cream merupakan sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang
dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (FI III).[4] Menurut Moh. Anief, cream
adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60% air,
dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe cream ada 2, yaitu tipe air minyak (w/o) dan tipe
minyak air (o/w).[6] Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV cream adalah sediaan
semi solid yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuai. Ukuran partikel emulsi sekitar >1000 nm.[3] Cream merupakan bentuk
kosmetik perawatan klasik karena range stabilitasnya yang lebar. Bentuk ini diformulasikan
dengan minyak, humectan, air, dan komponen lainnya.

Cream Malam
Night cream/ight support/Nourishing cream, yaitu pelembab untuk perawatan wajah pada
malam hari. Krim ini kandungan lemaknya lebih banyak dan berfungsi sebagai pelicin dan
membantu menahan persediaan air.
Bagi sebagian kalangan, mengoleskan krim malam pada malam hari merupakan suatu
keharusan. Tetapi bagi kalangan lain, hal tersebut bahkan tidak pernah dilakukan. Padahal jika
dilakukan secara rutin,manfaat krim malam bagi kecantikan khususnya kulit wajah cukup
banyak. Krim malam efektif memperbaiki kulit dimalam hari kareana dimalam hari kulit lebih

Page
17
siap menyerap antioksidan dan gizi lainya. Krim malam sangat baik diserap kulit saat kita tidur,
dimana saat tidur kulit memakai proses alami untuk memperbaiki dirinya. Kulit memperbaiki
diri sendiri ketika seseorang tidur sangat nyenyak (Slow wave), dimana disaat inilah manusia
mengeluarkan hormon pertumbuhan yang berfungsiumengganti sel-sel rusak. Di malam hari juga
proses pengelupasan kulit menjadi sangat aktif, pembaharuan kulit dua kali lebih aktif , serta
aliran darah ke kulit meningkat.

Klasifikasi cream
1. Tipe O/W
Pada cream tipe O/W fase minyak dan fase air disiapkan secara terpisah kemudian
dicampur. Cream O/W (moisturizing cream) yang digunakan akan hilang tanpa bekas.
Pembuatan cream O/W sering menggunakan zat pengemulsi campuran dari surfaktan (non ionik)
yang umumnya merupakan rantai panjang alcohol walaupun untuk beberapa kosmetik
pemakaian asam lemak lebih popular. Cream ini menggunakan surfaktan non inonik (setil
alcohol) dan surfaktan ampifilik (stearil alcohol) agar menjadikan cream lebih stabil.

2. Tipe W/O
Berbeda dengan tipe W/O, cream jenis ini membutuhkan pengemulsi dengan HLB
(Hydrophile/Lipophile Balance) sekitar 5-7. Prinsip cream ini sama dengan tipe O/W, kecuali
fase air ditambahkan ke dalam fase minyak. Cream berminyak mengandung zat pengemulsi W/O
yang spesifik seperti adeps lanae, wool alcohol atau ester asam lemak dengan atau garam dari
asam lemak dengan logam bervalensi 2, misal Ca. Cream W/O dan O/W membutuhkan
emulgator yang berbeda. Jika emulgator tidak tepat, dapat terjadi pembalikan fase.

2.9 KOMPONEN CREAM ANTI-AGING


Komponen sediaan cream anti aging terdiri atas :
1. Fase minyak (hidrokarbon, lilin, asam lemak dll);
2. Fase air (humektan, alkohol, pengental dan air murni);
3. Surfaktan/emulgator
- nonionic : gliserin stearat, PEG sorbitan sabun asam lemak, dll;
- anionic : sabun asam lemak, sodium alkil sulfat, dll. 9

Page
18
4. Tambahan
- antioksidan (BHT, BHA, Vitamin C, Vitamin E, Hormon pertumbuhan (growth
hormone), dll.
- pengawet (asam sorbat, golongan paraben, dll)
- antikelat (EDTA)
- anti mikroba
- parfum, pewarna dan lain-lain.

2.10 KARAKTERISTIK SEDIAAN CREAM


Cream yang baik menurut Formularium Kosmetik Indonesia harus memiliki kriteria :
1. Mudah dioleskan merata pada kulit atau rambut.
2. Mudah dicuci besih dari daerah lekatan.
3. Tidak menodai pakaian.
4. Tidak berbau tengik.
5. Bebas partikulat keras dan tajam.
6. Tidak mengiritasi kulit.
7. Dalam penyimpanan, harus memiliki sifat sebagai berikut : Harus tetap homogen dan
stabil, tidak berbau tengik, bebas partikulat keras dan tajam dan tidak mengiritasi kulit.

2.11 EVALUASI SEDIAAN CREAM


Evaluasi Sediaan Cream, yaitu :
1. Uji Organoleptis
Ambil sample secukupnya lalu teteskan diatas plat tetes, amati warna dan cium baunya.

2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses pembuatan
krim bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan
tercampur secara homogen. Persyaratannya harus homogen sehingga krim yang dihasilkan
mudah digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit. Sediaan dioleskan

Page
19
pada kepingan kaca atau bahan transparan lain yang cocok untuk melihat susunan yang
homogen.
Pada skala besar, alat yang digunakan untuk pengujian homogenitas ialah roller mill,
colloid mill. Homogenizer tipe katup. Dispersi yang seragam dari obat yang tidak larut
dalam basis maupun pengecilan ukuran agregat lemak dilakukan dengan melalui
homogenizer atau mill pada temperatur 30-400C. Krim harus tahan terhadap gaya gesek yang
timbul akibat pemindahan produk, maupun akibat aksi mekanis dari alat pengisi. (Anief,
1995)

3. Uji pH
Dengan mengunakan kertas indikator universal pH. Cara : Kertas indicator dicelupkan
kedalam sediaan cream, kemudian angkat dan bandingkan dengan standar yang sudah ada.

4. Test Type Emulsi (Cara Pengecatan)


Sejumlah kecil zat warna yang larut dalam air (misal Methylen Blue atau Briliant Blue
FCF) ditaburkan pada permukaan emulsi. Jika air sebagai dase luar (emulsi tipe o/w), maka
zat warna tersebut akan melarut didalamnya dan berdifusi merata ke seluruh bagian dari air
tersebut. Jika emulsi tersebut bertipe w/o, partikel-partikel zat warna akan tinggal
bergerombol pada permukaan.

5. Uji sensitivitas
Kulit dioleskan sampel, bila terjadi reaksi pada kulit seperti iritasi, terbakar, bercak, dsb

6. Test Iritasi :
 Mengevaluasi potensi iritasi bahan kimia pada binatang dengan memakai kelinci
albino.
 Test dilakukan dengan teknik Patch Test pada kulit kelinci yang dilukai dan pada kulit
yang utuh.
 Minimal binatang yang dites enam ekor, bulu-bulunya telah dicukur.
 Bahan yang akan dites diletakkan pada bahan berbentuk segiempat (dapat berupa
surgical gauze).

Page
20
 Bahan yang dites untuk bahan setengah padat : 0,5 gram.
 Lalu selurut badan kelinci dibungkus dengan bahan yang bersifat elastic (rubberized
cloth) selama 24 jam. Ini untuk menjaga agar bahan yang akan dites tetap di posisi
semula dan mencegah bahan menguap. Setelah 24 jam bahan diangkat dan hasil reaksi
dievaluasi, diulang setelah 72 jam.

7. Uji Isi Minimum (FI Edisi IV)


 Pengujian krim yang dikemas dalam wadah dengan etiket yang
mencantumkan bobot bersih tidak lebih dari 10 g.
 Ambil 10 contoh, isi wadah dikeluarkan, bersihkan dan keringkan,
timbang wadah.
 Timbang lagi masing-masing wadah yang kering dan bersih beserta
bagian-bagiannya.
 Perbedaan antara kedua penumbangan adalah bobot bersih isi wadah.
 Bobot bersih + isi dan wadah tidak kurang dari bobot yang tertera
pada etiket dan tidak satu pun wadah yang bobot bersih isinya kurang dari 90% dan
bobot yang tertera pada etiket untuk bobot ≤ 60 g dan tidak kurang dari 95% dari
bobot yang tertera pada etiket. Untuk bobot lebih besar dari 60 g dan lebih dari 150 g.
Jika persyaratan ini tidak terpenuhi, tetapkan bobot minimum.

8. Uji Stabilitas
Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap batch obat
yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah cukup
lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar penentuan batas
kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label. (Lachman, 1994).
Ketidakstabilan formulasi dapat dideteksi dengan pengamatan pada perubahan
penampilan fisik, warna, bau, rasa, dan tekstur dari formulasi tersebut, sedangkan perubahan
kimia yang terjadi hanya dapat dipastikan melalui analisis kimia. (Ansel,1989).
Cream dikatakan stabil jika :
 Tidak ada perubahan yang berarti dalam ukuran partikel atau distribusi
partikel dari globul fasa dalam selama life time produk.

Page
21
 Distribusi globul yang teremulsi adalah homogen.
 Memiliki aliran tiksotropik (mudah mengalir atau tersebar tetapi
memiliki viskositas yang tinggi untuk meningkatkan stabilitas fisiknya).
 Tidak terjadi koalesen fasa internal, creaming dan perubahan
penampilan, bau, warna, serta sifat fisik yang lain.
 Uji Stabilitas Dipercepat :
Analisis frekuensi ukuran dari emulsi dari waktu kewaktu dengan makin duk etrsebut.
Untuk emulsi yang pecah dengan cepat, penyelidikan mikroskopik dari fase dalam
yang terpisah sudah cukup.

9. Uji Sifat Aliran (Viskositas)


Menggunakan viskometer ostwald

2.12 SIFAT FISIKO-KIMIA BAHAN YANG DIGUNAKAN PADA FORMULASI


a. Setil Alkohol (Cetyl Alkohol)
Pemerian : Berbentuk sisik, butiran, kubus atau lempengan yang licin; warna putih; bau
khas lemah; rasa tawar.
Kelarutan : Larut dalam etanol (95%) P dan dalam eter P; praktis tidak larut dalam dalam
air; kelarutan bertambah dengan kenaikan suhu.
Fungsi : Sebagai pengemulsi, penstabil, pemburam, perawatan kulit, emulien, penambah
viskositas air dan ukan air, pembusa.
Kegunaan : pelarut, pelembut dan pelembab.

b. Glycerin
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; hanya boleh berbau khas lemah, bukan
bau yang keras atau tidak enak; rasa manis; higroskopis.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) p; tidak larut dalam
kloroform p, eter p, minyak lemak, minyak atsiri.
Kegunaan : Sebagai emollien dan humektan.

c. Propilenglikol

Page
22
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau; menyerap
air pada udara lembab
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan acetone, dan dengan kloroform; larut
dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak dapat bercampur dengan
minyak lemak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Anti mikroba, desinfektan, humektan, plastisizer, solvent, stabilisazer for
vitamin, cocolve pada water misable

d. Triethanolamine
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, jernih tidakberbau atau
hamper tidak berbau, higroskopis.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol (95%) sukar larut dalam eter P.
Kegunaan : Pengatur pH

e. Asam stearat
Asam stearat, atau asam oktadekanoat, adalah asam lemak jenuh yang mudah diperoleh
dari lemak hewani serta minyak masak. Wujudnya padatan putif pada suhu ruang, dengan
rumus kimia CH3(CH2)16COOH
Pemerian : zat padat keras mengkilat menunjukan susuna hablur, putih atau kuning pucat;
mirip lemak lilin
Kelarutan : larut dalam pelarut organic
Kegunaan : zat tambahan

f. Paraffin
Pemerian : padat, sering menunjukan susunan hablur, agak licin, tidak berwarna atau putih
dna tidak berasa
Kelarutan : praktis tidka larut dalam air dan etanol 95%; larut dalam kloroform
Kegunaan : zat tambahan

Page
23
g. Butyl hidroksitoluen
Pemerian : hablur padat, putih, bau khas
Kelarutan ; praktis tidak larut dalam air dan dalam propilenglikol, mudah larut dalam
etanol (95%)
Kegunaan: antioksidan

h. Asam sitrat
Pemerian ; hablur tidak berwarna atau serbuk putih, rasa asam kuat
Kelarutan : larut kurang dari 1 bag air dan dalam 1,5 bagian etanol (95%)
Kegunaan : Ph adjuster

Page
24
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 FORMULASI
Persen ( % )
Zat Formula Formula Formula Fungsi / karateristik bahan
I II makalah
Basis minyak (Sebagai basis krim)
Asam stearate 15 10 15 Kelarutan  : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 2 bagian etanol (95%) P, dalam
2 bagian kloroform P, dan dalam 3 bagian eter.
Lanolin - 13 - Zat tambahan
Mineral oil 10 - 10 Basis minyak
Zat tambahan
Massa lunak, lengket,bening, putih, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan
Vaselin album - 15 -
dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan etanol (95%)
Basis minyak (Sebagai pelembab)
Kepadatan : 0.84–0.89 g/cm3 at 20°C
Paraffin 15 - 15 Titik leleh : Bervariasi dengan perbedaan spesifikasi yang tersedia.
Kelarutan : Larut dalam kloroform, eter, minyak atsiri; sedikit larut dalam etanol:
praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95% dan air.
Melindungi kulit dari iritasi (emollient dan moisturizer)
Dimeticon - 10 - Bening, inert, tidak beracun dan tidak mudah terbakar
Terbentuknya film pada kulit yang menyerap sebum dan mencegah kilauan.
Stiffening agent (Sebagai pelarut, pelembut, pelembab)
Cetyl alcohol 2 - 2 Kelarutan : Larut dalam etanol (95%) P dan dalam eter P; praktis tidak larut dalam
dalam air; kelarutan bertambah dengan kenaikan suhu.
Butyl Antioksidan
0,2 - 0,2
hydroxytoluene
Humektan, sebagai emolliien
Berat Molekul : 92,09
Gliserin 10 10 10
Kelarutan: Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) p; tidak larut dalam
kloroform p, eter p, minyak lemak, minyak atsiri.

Parfume 1 - 1 Pengharum
Zat pengawe (Sebagai pelembab)
Berat Molekul : 76,09

Propylene glycol 0,5 8 0,5 Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan acetone, dan dengan kloroform;
larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak dapat bercampur
dengan minyak lemak

zat pengawet
serbuk hablur halus, putih, hampir tidka berbau,tidak berasa
Nipagin - 0,18 -
kelarutan : larut dalam 500 bag air,dalam 20 bag air mendidih dan 3,5 bag etanol
(95%), jika didingin kan larutan tetap jernih
Zat pengawet
Nipasol - 0,05 - Serbuk hablur putih, tidak berbau dan tidak berasa
Kelaruran : sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bag etanol (95%)
Asam sitrat qs - Qs Ph adjuster

Sodium oleate - - 2,85 g Zat pengemulsi

Zat pengemulsi (Melindungi dari sinar matahari)


Trietanolamine - - 2,15 g
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol (95%) sukar larut dalam eter P.

Span 60
4,7 g 10%
tween 80 Zat pengemulsi
0,3 g (HLB 5,7) -

Sebagai pelarut. BM : H2O / 18,02


Pemerian : Cairan  jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan  tidak berasa.
Aquadest Add 100 Add 100 Add 100
pH : 5,0 – 7,0
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
3.2 PEMBUATAN
Pembuatan Sediaan Krim Semua bahan yang akan digunakan di dalam percobaan
ditimbang terlebih dahulu. Mineral oil, asam stearat, cetyl alcohol, paraffin dan BHT
dicampurkan sesuai masing-masing formula pada suhu 70-80⁰C mengggunakan penangas air
sampai homogen. Bahan gliserin, ekstrak stroberi, dan propilen glikol dicampurkan dengan cara
diaduk sampai homogen (fase air). Fase minyak ditambahkan ke dalam fase air dengan tetap
memakai suhu 70⁰C dan diaduk sampai homogen. Saat krim mulai dingin (sekitar suhu 40⁰C),
ditambahkan parfum ke dalam sediaan sambil tetap diaduk sampai menjadi dingin. Jika terlalu
asam maka dilakukan penambahan larutan pH adjuster yaitu asam sitrat jika terlalu basa dan
natrium hidroksida.

3.3 EVALUASI FORMULASI MAKALAH


 Uji Organoleptis
Pemeriksaan organoleptis meliputi bentuk, warna dan bau yang diamati secara visual. Spesifikasi
krim yang harus dipenuhi adalah memiliki konsistensi lembut, warna sediaan homogen, dan
baunya harum.

 Uji Homogenitas Fisik


Sejumlah krim yang akan diamati dioleskan pada kaca objek yang bersih dan kering sehingga
membentuk suatu lapisan yang tipis, kemudian ditutup dengan kaca preparat (cover glass). Krim
dinyatakan homogen apabila pada pengamatan menggunakan mikroskop, krim mempunyai
tekstur yang tampak rata dan tidak menggumpal.

 Uji Ph
Pemeriksaan pH menggunakan alat pH meter yang dikalibrasi menggunakan larutan dapar pH 7
dan pH 4. Elektroda pH meter dicelupkan ke dalam krim, jarum pH meter dibiarkan bergerak
sampai menunjukkan posisi tetap, pH yang ditunjukkan jarum dicatat. Krim sebaiknya memiliki
pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 6,0 – 7,0.
 Uji Daya Sebar
Kaca transparan diletakkan diatas kertas grafik pada kaca tersebut diletakkan 0,5 g krim,
kemudian ditutup dengan kaca transparan dan dibiarkan selama ± 5 detik untuk mendapatkan
berapa diameter daerah yang terbentuk. Kemudian dilanjutkan dengan menambahkan beban
diatas kaca transaparan tersebut beban 50, 100, 200, dan 500 g dan diamati diameter daerah yang
terbentuk. Spesifikasi sediaan adalah krim dapat menyebar dengan mudah dan merata.

 Uji Daya Lekat


Pengujian daya lekat sediaan dilakukan dengan cara krim diletakkan pada satu sisi kaca objek
dengan sisi bawahnya telah dipasangkan tali untuk mengikat beban. Kemudian ditempelkan pada
kaca objek yang lain. Beban yang digunakan adalah 50 g. Kemudian diamati waktu yang
dibutuhkan beban tersebut untuk memisahkan kedua kaca tersebut.

 Uji Stabilitas Suhu


Krim disimpan pada suhu kamar 28±2 ˚C serta suhu tinggi 40±2 ˚C. Selama penyimpanan
tersebut dilakukan pengamatan organoleptis, homogenitas fisik serta perubahan fisik pada
minggu ke- 1, 2, dan 3. Spesifikasi sediaan adalah stabil dalam berbagai suhu tanpa ada
perubahan organoleptis, pH dan homogenitasnya.

3.4 KEUNGGULAN SEDIAAN FORMULASI MAKALAH


Berdasarkan hasil evaluasi akhir sediaan yang dilakukan menunjukkan bahwa baik
penggunaan jenis emulgator nonionik ataupun anionik dapat menghasilkan sediaan krim yang
memiliki stabilitas yang baik. Tetapi formula B yang menggunakan emulgator anionik lebih
disukai karena stabilitas yang dimiliki lebih baik dari formula A yang menggunakan emulgator
nonionik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil evaluasi sediaan krim formula B yang memiliki
beberapa keunggulan pada kriteria organoleptisnya yaitu krim memiliki bau dan konsistensi yang
lebih baik dari formula A. Pada uji homogenitas menggunakan mikroskop, formula B memiliki
tekstur krim yang lebih halus dengan daya lekat lebih besar yang ditunjukkan dengan lamanya
waktu pelepasan. Hal tersebut didukung oleh kualitas organoleptis surfaktan anionik yang sangat
baik sehingga dapat menghasilkan sediaan krim yang memiliki stabilis yang baik. [10]
BAB IV
KESIMPULAN

Proses penuaan yang gejalanya terlihat jelas pada kulit seperti keriput, kulit kasar, noda-
noda gelap. Kerutan atau pun keriput dapat diartikan secara sederhana sebagai penyebab
menurunnya jumlah kolagen dermis. Proses penuaan umumnya terjadi untuk semua
manusia. Untuk itu cara mencegah atau mengurangi penuaan digunakan anti ageing.
Night cream/night support/Nourishing cream, yaitu pelembab untuk perawatan wajah
pada malam hari. Krim ini kandungan lemaknya lebih banyak dan berfungsi sebagai pelicin dan
membantu menahan persediaan air.Krim malam efektif memperbaiki kulit dimalam hari karena
dimalam hari kulit lebih siap menyerap antioksidan dan gizi lainya.
Manfaat krim malam yaitu menghaluskan kulit wajah, memutihkan kulit wajah,
menghilangkan kusam pada wajah, menghilangkan bintik atau flek hitam, mengurangi kerutan
atau keriput, mengencangkan kulit wajah, meningkatkan kekenyalan dan elastisitas,
menyembuhkan jerawat, membuat wajah terlihat lebih muda,menghilangkan stres.
Cream anti aging adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak
kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar untuk digunakan mencegah proses
degeneratif. Tipe cream ada 2, yaitu tipe air minyak (w/o) dan tipe minyak air (o/w). Cream anti
aging memiliki kriteria: mudah dioleskan merata, mudah dicuci bersih dari daerah lekatan, tidak
berbau tengik, bebas partikulat keras dan tajam, tidak mengiritasi kulit dan stabil dalam
penyimpanan.
Tanpa memperhatikan tipe emulsi w/o atau o/w, pembuatan cream anti aging sama.
Komponen cream anti aging adalah: fase minyak (hidrokarbon, lilin, asam lemak dll), fase air
(humektan, alkohol, pengental dan air murni), surfaktan/emulgator dan bahan tambahan
antioksidan (α-tokoferol, as. Askorbat/Vitamin C), pengawet, antikelat, antimikroba, farfum, dll.
Evaluasi yang dilakukan pada sediaan cream anti aging, yaitu uji mikrobiologi, uji stabilitas
(organoleptis, homogenitas, viskositas, pH, pemisahan fase, penentuan tipe).
Anti-aging creams umumnya krim pelembab berbasis cosmeceutical produk perawatan
kulit yang dipasarkan dengan janji membuat konsumen tampak terlihat lebih muda dengan
mengurangi kerutan, garis-garis ekspresi, cacat, perubahan pigmentasi, discolourations dan
lingkungan lainnya (terutama dari matahari) terkait kondisi kulit.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mackiewicz Z, Rimkevičius A. Theory and Practice: Skin Aging. Gerontologija. 2008;


9(2):103–108.
2. Tranggono, R.I.S, dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
3. Farmakope Indonesia edisi IV 1995, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
4. Farmakope Indonesia edisi III 1979, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
5. Wasitaatmadja Sjarif M., Penuntun Ilmu Kosmetik Medik (Jakarta : Universitas
Indonesia, 1997)
6. Anief, Moh. Ilmu Meracik Obat Teori Dan Praktik (Gadjah Mada University Press 1977)
7. https://www.klikdokter.com/tanyadokter/masalah-kulit/ph-netral-ph-wajah diakses
tanggal 5 november 2016
8. Nabila Ayu Safitri, Oktavia Eka Puspita dan Valentina Yurina. Jurnal Optimasi Formula
Sediaan Krim Ekstrak Stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai Krim Anti Penuaan.
Majalah FKUB 2014
9. Desi Syifa Nurmillah Harun. Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Krim Anti-Ageing
Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggi (Garcinia mangostana L.) dengan Metode DPPH
(1,1-Diphenyl-2-Picril Hydrazil). Fakultas Kedokteran UIN 2014
10. Levin J, Miller R. A Guide to the Ingredients and Potential Benefits of Over-the-Counter
Cleansers and Moisturizers for Rosacea Patients. J Clin Aesthet Dermatol. 2011; 4(8):31-
49.

Anda mungkin juga menyukai