Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PATOFISIOLOGI

PENUAAN DINI

Disusun oleh

Nama : Besse Mawaddah Andry Wachyuni

NIM : 482012209006P

Dosen Pembimbing : Dr. dr. H. Ibrahim Edy Sapada, M.Kes

PRODI S1 FARMASI ALIH JENJANG

STIK SITI KHODIJAH PALEMBANG

2022-2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 1 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover..................................................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................... ii
Bab I PENDAHULUHAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penuaan Dini....................................................................................................... 3
2.2 Proses Mekanisme Penuaan Dini........................................................................ 7
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penuaan....................................................... 9
2.4 Upaya Menghambat Penuaan.............................................................................. 13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 14
3.2 Saran................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka..................................................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penuaan adalah proses penurunan fungsi biologis secara alamiah seiring
dengan berjalannya waktu. Penuaan ditandai dengan adanya perubahan fungsi
dan struktur jaringan. Proses penuaan dapat terjadi pada seluruh organ tubuh,
termasuk kulit. Penuaan pada kulit umumnya ditandai dengan munculnya
kerutan halus dan pigmentasi kulit. Proses ini dapat disebabkan oleh faktor
genetik dan faktor lingkungan.
Proses penuaan yang terjadi lebih cepat dari yang seharusnya disebut
dengan penuaan dini (premature aging). Ciri-ciri dari penuaan dini adalah
kondisi kulit menjadi kering, kasar, dan bersisik, bahkan disertai dengan
munculnya noda hitam. Penuaan dini disebabkan oleh banyak faktor, salah
satunya adalah adanya radikal bebas.
Radikal bebas adalah suatu molekul yang memiliki elektron tidak
berpasangan dalam orbital terluarnya. Radika bebas bersifat sangat reaktif
karena cenderung mengadakan reaksi berantai yang apabila terjadi di dalam
tubu akan menimbulkan kerukan-kerusakan yang berlanjut dan terus-menerus
(Wahdaningsih, et al.,2011). Apabila reaksi ini tidak dihentikan makan akan
menimbulkan dampak negatif bagi kulit diantaranta adalah kanker dan penuaan
dini. Dampak tersebut disebabkan karena kerusakan jaringan akibat oksidasi,
oleh karena itu diperlukan suatu antioksidan yang mampu menangkap radikan
bebeas(Wahdaningsih, et al., 2011).
Penuaan kulit biasanya ditandai dengan kondisi kulit yang kering (xerosis),
bersisik, kasar, dan noda hitam (flek) disertai dengan munculnya kerutan-
kerutan pada kulit. Perubahan fisik dapat dihambat dengan menggunakan obat
atau menghindari faktor-faktor pencetus terjadinya penuaan. Untuk bisa
mencegah terjadinya penuaan yang lebih cepat diperlukan penghetahuan
tentang penuaan itu sendiri.

1
2

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu proses penuaan?


2. Bagaimana mekenisme proses penuaan dini?
3. Bagaimana upaya menghambat penuaan?

1.3 Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui proses penuaan.


2. Untuk mengetahui proses mekanisme penuaan dini.
3. Untuk mengetahui bagaimana upaya menghambat penuaan.

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENUAAN DINI


Semua makhluk hidup secara alami akan mengalami proses penuaan,
tidak terkecuali manusia. Proses penuaan dimulai dengan menurunnya regenerasi
sel pada orang dewasa seiring dengan adanya peningkatan usia. Terdapat banyak
faktor yang menjadi penyebab proses penuaan. Ada dua kelompok golongan besar
dalam mempercepat proses penuaan yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan genetik, radikal bebas, hormon yang berkurang, proses
glikosilasi, metilasi, apoptosis, dan sistem kekebalan yang menurun sedangkan
faktor eksternal yaitu gaya hidup tidak sehat, diet tidak terkontrol, kebiasaan,
polusi lingkungan, dan stres. Faktor internal dan eksternal dapat dicegah, dan
diperlambat ataupun dapat dihambat sehingga usia harapan hidup dapat lebih
panjang dengan kualitas hidup yang lebih baik (Pangkahila, 2017).

2.1.1 Teori Penuaan

Teori-teori tentang penuaan telah banyak dikemukan oleh banyak


ilmuwan, hal ini memberikan wawasan yang penting untuk memahami perubahan
fisiologis yang berkaitan dengan usia. Pandangan menyeluruh sangat diperlukan
untuk memahami proses penuaan, hal itu disebabkan penuaan bukan berasal dari
satu faktor saja, namun terjadi dari banyak faktor. Dari beberapa teori tentang
proses penuaan yang ada, pada dasarnya penuaan dikelompokan dalam teori
“pakai dan rusak” (wear and tear theory) dan teori program. Teori “pakai dan
rusak” meliputi kerusakan DNA, glikosilasi, dan radikal bebas. Teori program
meliputi teori replikasi sel, proses imun, dan teori hormon (Pangkahila, 2017;
Goldman, Klatz, 2007).

3
4

1. Teori Pakai dan Rusak (Wear and Tear Theory)

Teori ini mengemukakan bahwa tubuh dan sel akan menjadi cepat
rusak karena terlalu sering digunakan dan disalahgunakan. Organ-organ dalam
tubuh manuasia seperti hati, lambung, ginjal, kulit dan organ lain dapat menurun
fungsinya, karena adanya toksin dalam makanan dan lingkungan yang ada di
sekitar kita, konsumsi lemak, gula, kafein, alkohol, dan nikotin yang berlebihan,
dapat pula disebabkan oleh sinar ultraviolet, stress fisik dan emosional.
Kerusakan yang dapat ditimbulkan bukan saja pada organ namun juga bisa terjadi
pada tingkat sel.
Penyalahgunaan organ tubuh akan mempercepat kerusakan organ
tubuh manusia. Pada saat usia muda sistem pemeliharaan dan perbaikan tubuh
mampu melakukan kompensasi terhadap pengaruh penggunaan dan kerusakan
normal ataupun berlebih. Namun pada tubuh yang telah mengalami proses
penuaan, maka tubuh akan kehilangan kemampuan dalam memperbaiki
kerusakan yang terjadi karena penyebab apapun.

Dr. August Weismann tahun 1882 memperkenalkan pertama kali


teori bahwa dengan pemberian suplemen yang tepat dan pengobatan yang tepat
akan dapat membantu mengembalikan kondisi tubuh sehingga proses penuaan
tidak berlangsung dengan cepat. Hal ini merangsang tubuh untuk melakukan
perbaikan dan mempertahankan fungsi organ dan sel tubuh.

2. Teori Neuroendokrin
Pada saat tubuh dalam usia muda fungsi organ tubuh sangat
optimal, contohnya kemampuan tubuh dalam bereaksi terhadap panas dan dingin,
kemampuan motorik, fungsi memori, juga funsi seksual. Dengan bertambahnya
usia, jumlah hormon pada tubuh juga akan semakin menurun dan menyebabkan
adanya penurunan fungsi organ tubuh manusia. Hal ini yang menyebabkan
adanya keluhan-keluhan seperti menjadi tidak tahan terhadap suhu dingin,
gerakan menjadi lambat, masa otot berkurang, lemak tubuh meningkat, daya ingat

4
5

menurun,dan fungsi seksual yang menurun.

3. Teori Kontrol Genetik


Teori kontrol genetik menggangap bahwa di dalam tubuh manusia
terdapat jam bilogik. Peristiwa ini dimulai dari proses konsepsi sampai kematian
dalam suatu model yang terprogram. Walaupun manusia memiliki sistem jam
biologik (biological clock) namun variasinya sangatlah besar. Di dalam tubuh
manusia terdapat pelindung bagi setiap sel, yaitu struktur khusus pada ujung
kromosom yang disebut telomer. Pada setiap pembelahan sel telomer akan
memendek san sewaktu telomer telah terpakai semua maka pembelahan sel akan
berhenti dan menyebabkan kematian. Oleh sebab itu telomer dikenal sebagai jam
biologik.

4. Teori Radikal Bebas


Radikal Bebas ialah suatu molekul yang memiliki elektron yang

tidak berpasangan. Radikal bebas akan cenderung menarik elektron lain dan

mengubah suatu molekul menjadi suatu radikal bebas. Molekul akan berubah

menjadi radikal bebas bila bertambah atau berkurangnya satu elektron pada

molekul lain. Pengurangan atau penambahan elektron ini akan menyebabkan

kerusakan sel, gangguan fungsi sel, bahkan sampai kematian sel. Molekul utama

di dalam tubuh yang dirusak oleh radikal bebas adalah DNA, lemak dan protein.

Bertambahnya usia manuasia akan menyebabkan terjadinya peningkatan

akumulasi kerusakan sel yang diakibatkan oleh radikal bebas, sehingga

mengganggu metabolisme sel, merangsang mutasi sel, dan akhirnya

mengakibatkan terjadinya kanker, serta membawa kematian (Goldmann dan

Klatz, 2007).

5
6

2.1.2 Gejala Penuaan


Proses penuaan dimulai dengan menurunnya fungsi dari beberapa organ

tubuh dan bahkan beberapa fungsi organ tubuh menjadi terhenti. Akibat yang

ditimbulkan dari menurunnya fungsi tersebut yaitu akan menyebabkan

munculnya berbagai tanda dan gejala proses penuaan, yang pada dasarnya dapat

dibagi dalam dua bagian yaitu (Pangkahila, 2011).

1. Tanda fisik, seperti masa otot berkurang, adanya peningkatan lemak, kulit

menjadi berkerut, daya ingat mulai berkurang, menurunnya fungsi

seksual, dan menyebabkan reproduksi terganggu, kemampuan kerja

menurun, sakit tulang.

2. Tanda psikis, seperti terjadinya penurunan gairah hidup, sulit tidur, mudah

cemas, mudah tersinggung, serta merasa tidak berarti lagi. Proses penuaan

tidak terjadi begitu saja dan langsung menampakkan perubahan fisik dan

psikis, namun proses penuaan tersebut akan berjalan melalui 3 tahap

sebagai berikut (Pangkahila, 2011; Pangkahila, 2014).

a) Tahap subklinik (usia 25-35 tahun)


Pada tahap ini, sebagian besar hormone di dalam tubuh mengalami
penurunan, yaitu hormone testosterone, growth hormone, dan hormone estrogen.
Pembentukan radikal bebas yang dapat merusak sel dan DNA, sehingga mulai
memepengaruhi kinerja tubuh, Kerusakan ini tidak tampak dari laur, sehingga
pada tahap ini orang masih seperti tampak normal, tidak mengalami gejala dan
tanda penuaan. Pada rentang usia ini dianggap muda dan normal, padahal
sebernya sudah mulai terjadi proses penuaan.

b) Tahap transisi (usia 35-45 tahun)

Pada tahap ini kadar hormon menurun hingga 25 persen. Massa otot

6
7

berkurang sebanyak satu kilogram setiap beberapa tahun, akibatnya kekuatan dan
tenaga terasa hilang, sedangkan komposisi lemak akan terus meningkat.
Keadaan ini menyebabkan terjadinya resistensi insulin, meningkatnya resiko
penyakit jantung, dan pembuluh darah, serta obesitas. Gejala-gejala yang mulai
muncul pada tahap ini adalah penglihatan dan pendengaran menurun, rambut putih
mulai tumbuh, elastisitas dan pigmentasi kulit menurun, dorongan seksual
menurun. Pada tahap ini orang merasa tidak muda lagi dan tampak lebih tua.

c) Tahap klinik (usia 45 tahun keatas)

Pada tahap ini, penurunan kadar hormon terus menurun yang meliputi
DHEA, melatonin, growth hormone, testosteron, estrogen, dan hormon tiroid.
Penurunan bahkan hilangnya kemampuan penyerapan bahan makanan, vitamin,
dan mineral juga terjadi. Densitas tulang menurun, massa otot berkurang sekitar
satu kilogram setiap tiga tahun, yang mengakibatkan ketidakmampuan membakar
kalori, meningkatnya lemak tubuh, dan berat badan. Pada tahap ini, penyakit
kronis menjadi lebih nyata, sistem organ tubuh mulai mengalami kegagalan.
Ketidakmampuan menjadi faktor utama sehingga mengganggu keharmonisan
banyak pasangan.

2.2 PROSES MEKANISME PENUAAN DINI


Ada beberapa teori yang menerangkan mengapa terjadinya peoses mekanisme
penuaan, yaitu:

a) Replikasi DNA dari hart RW dan Setlow RB yang mengatakan bahwa


terjadi kerusakan DNA sel yang mempengaruhi masa hidup sel.
b) Orgel error yang mengatakan bahwa kerusakan DNA mengakibatkan
pembentukal molekul RNA tidak sempurna sehingga terbentuk 13
berbagai macam enzim dan protein yang salah.Akibatnya sel akan lebih
mudah mengalami kematian.

7
8

c) Cross linkage dari Bjorkstein yang mengatakan bahwa penuaan terjadi


akibat terbentuknya cross linkage intra dan interselular pada serabut
kolagen yang menyebabkan kulit kehilangan elastisitas dan kekuatannya.
d) Pacemaker atau endokrin mengatakan proses tua dikontrol oleh pacemaker
tertentu seperti timus, hipotalamus, kelenjar hipofisis atau kelenjar tiroid.
Dengan membuat hormon pacemaker akan mengatur system sel didalam
tubuh, dan gangguan yang terjadi pada pacemaker akan menimbulkan
gangguan kehidupan sel.
e) Radikal bebas mengatakan bahwa gugus radikal bebas yang dibentuk
mitokondria dengan autooksidasi dari berbagai molekul intraselular akan
dipengaruhi oleh berbagai faktor dari luar yang dapat menimbulkan
berbagai kerusakan pada enzim, protein, pembuluh darah, membran dan
pigmentasi.

Proses penuaan kulit adalah interaksi antara faktor endogen dan faktor
eksogen. Perubahan kulit secara klinis dibagi menjadi 2, yaitu penuaan intrinsik
dan penuaan ekstrinsik. Proses penuaan intrinsik dan penuaan ekstrinsik ini
berbeda dalam mekanisme biologis, biokimia dan molekular. Perubahan klinis
pada penuaan intrinsik berupa berkurangnya fungsi sawar kulit, turnover sel
epidermis yang melambat, dan aliran darah yang berkurang pada lapisan kulit
sehingga kulit menjadi atrofi.

Sel yang paling terpengaruh adalah keratinosit dan fibroblast yang


mengalami penurunan jumlah. Semua ini akan membuat penurunan pada fungsi
kulit, jumlah sel Langerhans, sel fibroblast, kolagen, serabut elastik, sel mast,
makrofag pada lapisan dermis, folikel rambut, dermal-epidermal junction menjadi
lebih datar dan juga sel 14 melanosit sehingga terjadi penurunan pigmentasi.
Selain itu, produksi sebum juga berkurang dan kemampuan stratum korneum pada
lapisan epidermis untuk mengikat air juga menurun sehingga kulit menjadi kering
(xerosis).

Penuaan intrinsik dapat terjadi karena adanya pengaruh dari dalam tubuh
sendiri yang memicu terjadinya penuaan yaitu genetik, ras dan hormonal.

8
9

Sedangkan penuaan ekstrinsik merupakan proses penuaan yang terjadi lebih cepat
akibat adanya faktor eksternal seperti: paparan sinar matahari, polusi udara,
rokok, alkohol dan nutrisi yang kurang.22 Perubahan faktor eksternal dapat terjadi
sebelum terjadi proses penuaan intrinsik. Perubahan pada lapisan epidermis
terjadi peningkatan pigmentasi, hyperkeratosis, elastosis dan basophilic
appearance collagen yang menggantikan serabut kolagen.

2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENUAAN

Faktor penting yang mempengaruhi perubahan fungsi sel dan kematian sel
pada lansia terdiri dari faktor genetik dan faktor lingkungan. Menurut pendapat
ahli, genetik yang paling berperan terhadap kematian sel merupakan seluruh
program kehidupan yang dikaitkan dengan peran DNA yang penting dalam
mekanisme pengendalian fungsi sel. Sedangkan faktor lingkungan yang berperan
adalah kematian sel akibat kekuatan di luar sel, yaitu injuri pada sel. Faktor
tersebut digolongkan sebagai faktor endogenik dan faktor eksogenik yang bekerja
sendiri ataupun bekerja secara bersama-sama dalam menimbulkan perubahan
pada sel.

A. Faktor Endogenik
Genetik seseorang sangat ditentukan oleh genetik orang tuanya. Tetapi
faktor genetik ternyata dapat berubah karena infeksi virus, radiasi, dan zat
racun dalam makanan/minuman/kulit yang diserap oleh tubuh.

Secara umum, faktor hormon adalah penurunan Growth Hormon dan


Insulin Growth Factors-I, penurunan testosteron, penurunan melatonin
secara konstan setelah usia 30 tahun dan menyebabkan gangguan circandian
clock (ritme harian). Di samping itu, kulit dan rambut akan berkurang
pigmentasinya dan terjadi pula gangguan tidur. Terjadi peningkatan
prolaktin yang sejalan dengan perubahan emosi dan stres, perubahan
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).

9
10

B. Faktor Eksogenik
a) Diet atau Nutrisi
Nutrisi yang adekuat sangat dibutuhkan terutama protein, karena
berguna untuk mempertahankan dan memperbaiki jaringan lunak dan
jaringan keras. Nitrogen dan asam amino yang diperoleh dari protein
sangat diperlukan untuk sintesis hormon, enzim, plasma protein dan
hemoglobin. Pada rongga mulut, kekurangan protein sering dikaitkan
dengan degenerasi jaringan ikat gingiva, membran periodontal dan
mukosa. Kekurangan protein sering juga dikaitkan dengan percepatan
kemunduran tulang alveolar.
b) Merokok
Secara umum telah diketahui bahwa merokok berakibat buruk bagi
kesehatan. Tetapi jarang yang menyadari bahwa merokok juga dapat
merusak penampilan. Penelitian menunjukkan bahwa selain
memperpendek hidup dengan cara meningkatkan resiko penyakit
jantung dan paru-paru, merokok dapat mengaktifkan enzim yang
memecah elastisitas kulit. Bahkan untuk orang yang bukan perokok
berat, kerutan halus dan kulit pucat dapat muncul disebabkan rokok.
Merokok dapat mempengaruhi penuaan karena kandungan nikotin di
dalam rokok akan membuat sel-sel kulit kekurangan cairan sehingga
kelembapan berkurang, kulit menjadi kusam, kering dan kasar.
Rokok dapat menurunkan kadar vitamin A pada kulit wajah yang
berfungsi sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas yang dapat
merusak sel. Tembakau yang terkandung dalam rokok membuat
kerusakan kolagen kulit sehingga elastisitas berkurang dan kulit lebih
mudah berkerut. Berbagai zat dalam asap rokok dapat mempercepat
progresivitas proses penuaan intrinsik melalui akumulasi kerusakan
seiring berjalannya waktu dan menimbulkan berbagai macam penyakit
atau gangguan terkait proses penuaan, misalnya penyakit jantung
koroner, stroke, osteoporosis, kanker, penyakit paru obstruktif, serta

10
11

mempercepat proses skin aging berupa munculnya garis-garis keriput,


dan meningkatnya proses degradasi kolagen.
Merokok dalam jangka waktu yang lama, akan menurunkan aliran
darah pada arteri dan kapiler kulit wajah, sehingga dapat menyebabkan
kematian sel kulit. Berkurangnya aliran darah akan menyebabkan
hambatan dalam aliran nutrisi dan oksigen ke kulit serta menumpuknya
produk buangan pada sel-sel kulit. Merokok juga mengurangi proses
penyembuhan luka sehingga proses regenerasi kulit terganggu. Pada saat
merokok, paparan panas terus-menerus yang didapat dari rokok yang
menyala juga ditemukan merusak elastisitas kulit wajah. Tembakau
membuat kerusakan kolagen kulit sehingga elastisitas berkurang dan
kulit lebih mudah berkerut.
c) Obat
Pemakaian obat-obat/jamu yang tidak terkontrol pemakaiannya
sehingga menyebabkan penurunan hormon tubuh secara langsung atau
tidak langsung melalui mekanisme umpan balik (hormonal feedback
mechanism).
d) Ultraviolet
Diperkirakan sekitar 80% penyebab penuaan dini pada kulit karena
paparan sinar matahari yang berlebihan. Sinar matahari, terutama sinar
ultraviolet dapat secara langsung menyebabkan kerusakan serat kolagen
dan serat-serat elastis pada kulit. Paparan sinar ultraviolet juga
menyebabkan terjadinya pembentukan radikal bebas yang dapat
merusak kolagen kulit. Paparan sinar ultraviolet dapat menyebabkan
terjadinya pembentukan bercak-bercak pigmentasi pada kulit. Paparan
sinar ultraviolet juga dapat menyebabkan menurunnya fungsi kekebalan
kulit sehingga tidak dapat mengenali pertumbuhan sel-sel yang tidak
normal yang dapat berkembang menjadi kanker kulit.
e) Polusi
Polusi yang berat dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon
bumi sehingga dapat menyebabkan peningkatan radiasi sinar ultraviolet,

11
12

terutama sinar ultraviolet B yang dapat menyebabkan kanker kulit. Sama


halnya dengan paparan sinar ultraviolet, polusi juga dapat menyebabkan
terjadi pembentukan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan
kolagen kulit. Jika kita tinggal di perkotaan, solusi untuk menghindari
radikal bebas adalah dengan rajin merawat kulit selalu konsumsi
makanan dan minuman yang kaya antioksidan seperti vitamin C dan E.
f) Stres
Stres dapat berperan besar dalam membuat kita kelihatan lebih tua
daripada usia kita. Ketika kita stres, tubuh akan lebih banyak
memproduksi kortisol, hormon stres, yang meningkatkan tingkat matriks
metalloproteinase, enzim yang memecah kolagen dan elastin. Apabila
kita kekurangan kolagen dan elastin, kulit kita pun akan menua dengan
lebih cepat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk dapat melakukan
manajemen stres. Memperbaiki kualitas tidur dan melakukan olahraga
seperti yoga mungkin dapat membantu.
g) Imunologi
Teori imunologi menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem
imun yang berhubungan dengan penuaan, ketika orang bertambah tua
pertahanan mereka terhadap organisme mengalami penurunan sehingga
lebih rentan terhadap berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi.
Seiring dengan berkurangnya fungsi sistem imun, terjadi peningkatan
dalam respons autoimun. Ketika orang mengalami penuaan mereka
mungkin mengalami penyakit autoimun seperti arthritis rematoid dan
alergi terhadap makanan dan faktor lingkungan yang lain. Teori ini
menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk
diferensiasi sel T menjadi hilang. Selain itu, tubuh salah mengenali sel
yang tua dan tidak beraturan. Hal ini dapat mengakibatkan
meningkatnya penyakit autoimun.

12
13

2.4 Upaya Menghambat Penuaan

Pada dasarnya upaya menghambat proses penuaan dapat dilakukan


sebagai berikut.

1. Menjaga kesehatan tubuh dan jiwa dengan gaya hidup sehat.


Termasuk dalam gaya hidup sehat ialah
a) berolahraga teratur: minimal 30 menit setiap hari atau hampir
setiap hari
b) makanan sehat dan cukup: rendah kalori, banyak sayur dan
buah, cukup protein
c) hindari dan atasi stress
d) hindari bahan yang bersifat racun, seperti merokok dan
alkohol berlebihan, pestisida, bahan pengawet yang dilarang
e) ada keseimbangan antara kesibukan dan relaksasi
2. Kehidupan berkeluarga harus berlangsung harmonis, termasuk
kehidupan seksual; hindari perilaku seksual yang tidak sehat
3. Jangan merasa sudah tua dan tidak berdaya
4. Lakukan pekerjaan sebagai sebuah kesenangan
5. Hiduplah dalam lingkungan sosial yang sesuai hati nurani
6. Upayakan selalu berpikir positif dan optimis
7. Jangan merasa sehat dan normal hanya karena tidak merasakan
keluhan yang serius
8. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala yang
diperlukan dan sesuai dengan kondisi masing-masing
9. Jangan gunakan obat atau ramuan yang tidak punya dasar
ilmiah yang jelas dan tanpa petunjuk tenaga ahli
10. Gunakan obat dan supleman yang di perlukan sesuai
petunjuk ahli untuk mengembalikan fungsi berbagai organ
tubuh yang menurun dengan bertambahnya usia.\

13
14

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Prosen penuaan adalah proses penurunan fungsi biologis secara alamiah
seiring dengan berjalannya waktu. Proses penuaan dimulai dengan menurunnya
regenerasi sel pada orang dewasa seiring dengan adanya peningkatan usia.
Terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab proses penuaan diantaranya faktor
endogenik dan eksogenik. Dimana faktor endogenik berasal dari genetik dan
faktor eksogenik berasal dari radikal bebas, diet, merokok, stress, dll. Adapun
mekanisme proses penuaan itu sendiri salah satunya dikarnakan radikal bebas
yang dibentuk mitokondria dengan autooksidasi dari berbagai molekul intraselular
akan dipengaruhi oleh berbagai faktor dari luar yang dapat menimbulkan berbagai
kerusakan pada enzim, protein, pembuluh darah, membran dan pigmentasi
sehingga terjadinya penuaan.

3.2 SARAN
Penuaan pada manusia akan terjadi dengan bertambahnya umur, maka dari
itu diperlukan kesadaran diri untuk melakukan pencegahan atau menghambat
proses penuaan dengan cara yang sudah banyak dilakukan di zaman modern ini
yaitu rajin olahraga, perawatan kulit menggunakan anti aging, mengatur pola
makan, kendali stres, dan konsumsi suplemen anti aging seperti collagen.

14
15

DAFTAR ISI

Goldman, R., Klatz, R. 2007. Theories on Aging.In: Hirsch, C., Rosenberg, C.,
editors. The New Anti-Aging Revolution. Third edition.North Bergen: Basic
Health. p 19-32.
Pangkahila, W. 2007. Anti Aging Medicine. First edition. Jakarta: Kompas. p 1-
52.
Primasari, Ameta 2018. Proses Penuaan dari Aspek Kedokteran Gigi. USU Press.
Medan
Wahdaningsih S, Erna P, Subagus W. Aktivitas Penangkap Radikal Bebas Dari
Batang Pakis (Alsophila glauca J. sm). Pontianak. 2011; 16 (3) : 157.

15

Anda mungkin juga menyukai