D3 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes Malang
Tahun Ajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa rahmat
serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Asuhan
Keprawatan Dasar Lansia.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang
maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan, pengetahuan, dan kemampuan yang kami
miliki, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Apabila banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
dan keterbatasan materi, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini
berguna bagi yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………i
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………ii
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1
1.3 Tujuan dan Manfaat……………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………….iii
2.1. Asuhan Keperawatan Pada lansia………………………………………………………..3
2.2. Batasan Lansia …………………………………………………………………………….3
2.3. Tipe Tipe Lansia ………………………………………………………………………… ..3
2.4. Teori Teori Proses Penuaan……………………………………………………………… ..4
2.5. Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar bagi Lansia………………………………………...4
2.6.Pendekatan pwrawatan lanjut usia………………………………………………………… 15
BAB Penutup ……………………………………………………………………………………
3.1.Kesimpulan
3.2. Saran
3.3.Daftar
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan umum :
Agar penulis mampu mempelajari Asuhan Keperawatan Dasar Pada Lansia secara
komprehensif, sehingga mampu mencapai hasil yang terbaik dalam mengatasi
masalah Asuhan Keperawatan Dasar Pada Lansia.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetshui pengkajian pada lansia
2. .Untuk mengetahui diangnosa keperawatan yang dapat dikatakan pada lansia?
3. Bagaimana intervensi pada lansia tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tipe Arif Bijaksana: Yaitu tipe kaya pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman, ramah, rendah hati, menjadi panutan.
2. Tipe Mandiri: Yaitu tipe bersifat selektif terhadap pekerjaan, mempunyai kegiatan.
3. Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses penuaan yang
menyebabkan hilangnya kecantikan, daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, jabatan,
teman.
4. Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik.
5. Tipe Bingung: Yaitu lansia yang kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder,
pasif, dan kaget
2.4. Teori Teori Proses Penuaan
2.4.1. Teori Biologi
1) Teori genetic dan mutasi (Somatik Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
terprogramoleh molekul-molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi.
2) Teori radikal bebas
Tidak setabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan
organik yang menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
3) Teori autoimun
Penurunan sistem limfosit T dan B mengakibatkan gangguan pada
keseimbangan regulasi system imun (Corwin, 2001). Sel normal yang telah
menua dianggap benda asing, sehingga sistem bereaksi untuk membentuk
antibody yang menghancurkan sel tersebut. Selain itu atripu tymus juga turut
sistem imunitas tubuh, akibatnya tubuh tidak mampu melawan organisme
pathogen yang masuk kedalam tubuh.Teori meyakini menua terjadi berhubungan
dengan peningkatan produk autoantibodi.
4) Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan lingkungan internal,
dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.
5) Teori telomer
Dalam pembelahan sel, DNA membelah denga satu arah. Setiap
pembelaan akan menyebabkan panjang ujung telomere berkurang panjangnya saat
memutuskan duplikat kromosom, makin sering sel membelah, makin cepat
telomer itu memendek dan akhirnya tidak mampu membelah lagi.
6) Teori apoptosis
Teori ini disebut juga teori bunuh diri (Comnit Suitalic) sel jika
lingkungannya berubah, secara fisiologis program bunuh diri ini diperlukan pada
perkembangan persarapan dan juga diperlukan untuk merusak sistem program
prolifirasi sel tumor. Pada teori ini lingkumgan yang berubah, termasuk
didalamnya oleh karna stres dan hormon tubuh yang berkurang konsentrasinya
akan memacu apoptosis diberbagai organ tubuh.
2.4.2. Teori Kejiwaan Sosial
1) Aktifitas atau kegiatan (Activity theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka
yang aktif dan ikut bnyak kegiatan social.5
2) Keperibadian lanjut (Continuity theory)
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang
lanjut usia sangat dipengaruhi tipe personality yang dimilikinya.
3) Teori pembebasan (Disengagement theory)
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan
sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi lanjut usia menurun, baik secara
kualitas maupun kuantitas.
2.4.3. Teori Lingkungan
Umumnya pada waktu kematian akan datang agama atau kepercayaan seseorang
merupakan factor yang penting sekali. Pada waktu inilah kelahiran seorang iman
sangat perlu untuk melapangkan dada klien lanjut usia.
Dengan demikian pendekatan perawat pada klien lanjut usia bukan hanya terhadap
fisik saja, melainkan perawat lebih dituntut menemukan pribadi klien lanjut usia
melalui agama mereka
BAB III
Asuhan Keperawatan
Perubahan system
musculoskeletal
3.4. Implementasi
No Tgl Dx keperawtan Jam Implementasi Evaluasi
Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada pasien yang mengalami
masalah gangguan tidur dengan hasil sebagai berikut:
1. Faktor resiko gangguan tidur pada Pasien meliputi penyakit pasien yang pola tidur yang tidak
biasanya sehingga menyebabkan rasa lemas atau pucat.
2. Tindakan penanganan gangguan tidur dilakukan dengan menciptakan lingkungan yang
tenang, kurangi kebisingan bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman pada saat tidur.
Saran
1. Pasien hendaknya dapat melaksanakan segala bentuk anjuran demi perbaikan keadaannya dan
menghindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan ulang yang lebih buruk.
2. Keluarga dapat memberikan saran ataupun peringatan pada pasien bila melanggar apa-apa
yang sudah dianjurkan oleh perawat dan keluarga sebaiknya dapat meningkatkan fungsi keluarga
sebagaimana mestinya.
3. Ruangan ataupun lingkungan rumah dapat memberikan asuhan keperawatan secara lebih baik
lagi untuk hasil yang optimal, lebih melengkapi sarana yang terkait dengan penyakit hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Alimul. (2016). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,
Jakarta : Salemba Medika.
Bulechek, Gloria M. (2013). Nursing Interventions Classification, Edisi Ke-6 Ahli
Bahasa Intansari Nurjannah. Yogyakarta : MocoMedia
Doenges, Marilynn E. (2011). Manual Diagnosis Keperawatan : Rencana, Intervensi, &
Dokumentasi Asuhan Keperawatan, Edisi Ke-3 Ahli Bahasa Ns. Bhesty Angelina, S.kep, dkk.
Jakarta : EGC
Moorhead, Sue. (2013). Nursing Outcomes Classification, Edisi Ke-5 Ahli Bahasa
Intansari Nurjannah. Yogyakarta : MocoMedia
Potter & Perry. (2015). Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi Ke-
4 Ahli Bahasa Renata Komalasari, S.Kp, dkk. Jakarta : EGC.
Prayitno. (2012). Gangguan Pola Tidur pada Kelompok Usia Lanjut dan
Penatalaksanaannya. Jurnal Tidak diterbitkan. Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa FK Universitas
Trisakti.
Tawoto & Wartona. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,
Jakarta : Salemba Madika.