Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

“Konsep Menua”

OLEH :

KELOMPOK 4

Ni Komang Ayu Nopi Savitri (183222928)


Ni Komang Megawati (183222929)
Ni Luh Ayu Karmini (183222930)
Ni Luh Putu Eka Rasnuari (183222931)
Ni Luh Putu Very Yanthi (183222932)
Ni Luh Sutamiyanti (183222933)
Ni Made Desy Ardani (183222934)
Ni Made Heni Wahyuni (183222935)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

2019
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Tehnik Body Manipulasi”. Adapun
pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Komplementer.

Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan


dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan
dari semua pihak yang telah member kami bantuan dukungan kjuga semangat,
buku dan sumber lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu
melalui media ini kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang
kelompok miliki. Oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini.

“Om Santih, Santih, Santih Om”

Denpasar, 12 November 2019

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1Manipulative and body based method .................................................. 3
2.2Jenis- jenis terapi manipulative and body based method ...................... 5
2.3 Indikasi .................................................................................................. 24
2.4 Kontraindikasi ...................................................................................... 25
2.5 Manfaat ................................................................................................ 25
2.6 Hal-hal yg perlu di perhatikan dlm body manipulasi ........................... 27
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan .............................................................................................. 33
3.2 Saran ..................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 34
10
10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak
negara.Terapi disini diartikan sebagai usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang
sedang sakit, pengobatan penyakit dan perawatan penyakit.Komplementer bersifat
melengkapi, bersifat menyempurnakan. Pengobatan komplementer dilakukan dengan
tujuan melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak
bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia. Pengobatan
komplementer atau alternative menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan.
Klien yang menggunakan terapi komplementer memiliki beberapa alasan. Salah satu
alasannya adalah filosofi holistic pada terapi komplementer, yaitu adanya harmoni
dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer. Alasan lainnya karena
klien terlibat untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan
kualitas hidup dibandingkan sebelumnya (Widyatuti, 2008).
Terapi non farmakologis dapat digunakan sebagai pelengkap untuk mendapatkan
efek pengobatan farmakologis (obat anti hipertensi) yang lebih baik (Dalimartha,
2008).
Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (Medis) ke
pengobatan komplementer, meskipun pemgobatan modern juga sangat popular di
perbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak masyarakat yang
memilih mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang ke pelayanan non medis
(sangkal putung) dari pada mengobatkan ke Rumah Sakit ahli tulang. Sakit adalah
suatu alasan yang paling umum untuk mencari pengobatan demi memperoleh
kesembuhan. Hal ini dibuktikan di salah satu Negara modern (Israel), dimana dalam
subuah penelitian tentang penggunaan klinik pengobatan komplementer untuk
pengobatan nyeri.

1.2 Rumusan Masalah


“Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah Apa yang di maksud
dari Body Manipulasi pada Keperawatan Kompementer?”
11
11

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang terdapat dalam pembahasan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari Body Manipulasi.
2. Mengetahui jenis-jenis Body Manipulasi.
3. Mengetahui Indikasi Body Manipulasi.
4. Mengetahui Kontraindikasi Body Manipulasi.
5. Mengetahui Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Body Manipulasi.

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa itu Body Manipulasi.
2. Mahasiswa mampu melakukan/ mempraktekan terapi Body Manipulasi pada
dunia Kesehatan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Menua


Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang
12
12
telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga
tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua
berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan
kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang
jelas, pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak
proporsional (Nugroho, 2006).
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
2.1.1 Teori-Teori Penuaan

Teori penuaan secara umum menurut Lilik Ma’rifatul (2011) dapat


dibedakan menjadi dua yaitu teori biologi dan teori penuaan psikososial.

1) Teori Biologi

(a) Teori seluler

Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah

tertentu dan kebanyakan sel–sel tubuh “diprogram” untuk

membelah 50 kali. Jika sel pada lansia dari tubuh dan

dibiakkan di laboratrium, lalu diobrservasi, jumlah sel–sel yang

akan membelah, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat

sedikit. Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem


11
11

musculoskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ

dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang

karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut

beresiko akan mengalami proses penuaan dan mempunyai

kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh

dan memperbaiki diri (Azizah, 2011)

(b) Sintesis Protein (Kolagen dan Elastis)

Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan

elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan elastiaitas ini

dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen

protein dalam jaringan tertentu. Pada lansia beberapa protein

(kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh

tubuh dengan bentuk dan struktur yang berbeda dari protein

yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago

dan elastin pada kulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta

menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia (Tortora

dan Anagnostakos, 1990). Hal ini dapat lebih mudah

dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang

kehilangan elastisitanya dan cenderung berkerut, juga

terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada system

musculoskeletal (Azizah, 2011).


12
12

(c) Keracunan Oksigen

Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan

sel di dalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen

yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa

mekanisme pertahan diri tertentu. Ketidakmampuan

mempertahankan diri dari toksink tersebut membuat struktur

membran sel mengalami perubahan dari rigid, serta terjadi

kesalahan genetik (Tortora dan Anaggnostakos, 1990).

Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitas sel

dalam berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga

mengontrol proses pengambilan nutrisi dengan proses ekskresi

zat toksik di dalam tubuh. Fungsi komponen protein pada

membran sel yang sangat penting bagi proses di atas,

dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut. Konsekuensi dari

kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh

mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan

dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan

kerusakan sistem tubuh (Azizah, 2011).

(d) Sistem Imun

Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada

masa penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kemampuan


13
13
sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah

putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses


14
14

penuaan. Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca

tranlasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem

imun tubuh mengenali dirinya sendiri. Jika mutasi isomatik

menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel,

maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh

menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai se

lasing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi

dasar terjadinya peristiwa autoimun. Disisi lain sistem imun

tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada

proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi

menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah (Azizah,

2011).

(e) Teori Menua Akibat Metabolisme

Menurut MC Kay et all., (1935) yang dikutip Darmojo

dan Martono (2004), pengurangan “intake” kalori pada rodentia

muda akan menghambat pertumbuhan dan memperpanjang

umur. Perpanjangan umur karena jumlah kalori tersebut antara

lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa

proses metabolisme. Terjadi penurunan pengeluaran hormon

yang merangsang pruferasi sel misalnya insulin dan hormon

pertumbuhan.
15
15

2) Teori Psikologis

(a) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)

Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan

terus memelihara keaktifannya setelah menua. Sense

of integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap

terpelihara sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa

pada lanjut usia yang sukses adalah meraka yang

aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial (Azizah,

2011).

(b) Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak

berubah pada lanjut usia. Identity pada lansia yang

sudah mantap memudahkan dalam memelihara

hubungan dengan masyarakat, melibatkan diri dengan

masalah di masyarakat, kelurga dan hubungan

interpersonal (Azizah, 2011).

(c) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)

Teori ini menyatakan bahwa dengan

bertambahnya usia, seseorang secara pelan tetapi pasti


16
16

mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau

menarik diri dari pergaulan sekitarnya (Azizah, 2011).

Anda mungkin juga menyukai