Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

“Pengertian , Tujuan , Dan Fungsi Keperawatan Gerontik”

Dosen Pengampu : Ns. Sri Mulia Sari, S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 2

Nama kelompok : Cici Kartika


Dani Widianingsih
Deatry Adel Meyjeri
Della Sefhira Aninda
Devia Maharani
Dhea Rizki Utami
Dila Darma Putri
Eka Risma

Prodi : D3 Keperawatan/SMT 5

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah
SWT.

Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami
tentang KEPERAWATAN GERONTIK. mudah-mudahan makalah ini bisa
membantu bagi mahasiswa untuk bekal nanti di lapangan.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis


yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Palembang , 21 Nov 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul……………………………………………………………..1

Kata Pengantar……………………………………………………………….2

Daftar Isi……………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...4

A. Latar Belakang……………………………………………………4

B. Rumusan Masalah………………………………………………....5

C. Tujuan……………………………………………………………..5

D. Manfaat…………………………………………………………...5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………6

A. Pengertian Keperawatan Gerontik………………………………..6

B. Tujuan Keperawatan Gerontik……………………………………7

C. Fungsi Perawat Gerontik………………………………………….8

D. Peran Perawat Gerontik…………………………………………..9

BAB III PENUTUP…………………………………………………………13

A. Kesimpulan……………………………………………………….13

B. Saran……………………………………………………………...13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada


organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel
serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu dan proses
alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis
maupun sosial serta saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang
terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu,
kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations),
ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan
dialami bersamaan dengan proses kemunduran.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pelayanan lansia, yaitu
pelayanan konsultasi, pelayanan mediasi, dan pelayanan advokasi. Pelayanan
ini tidak lain untuk meningkatkan taraf  kesejahteraan lansia, mewuujudkan
kemandirian usaha  sosial ekonomi lansia.
Mengingat proyeksi penduduk lansia pada tahun 2020 akan meningkat
menjadi 11,37 % penduduk Indonesia, maka keperawatan gerontik memiliki
potensi kerja yang cukup besar di masa mendatang. Perawat perlu
membudayakan kegiatan penelitian dan pemanfaatan hasil-hasilnya dalam
praktik klinik keperawatan untuk mempersiapkan pelayanan yang prima.
Praktik yang bersifat evidence-based harus dibuat sebagai bagian integral dari
kebijakan organisatoris pelayanan kesehatan pada semua tingkatan agar
langkah-langkah tersebut dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kinerja
pelayanan kesehatan tersebut. Budaya ilmiah juga dapat dimanfaatkan sebagai
strategi akuntabilitas publik, justifikasi tindakan keperawatan, dan bahan
pengambilan keputusan.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keperawatan gerontik?
2. Apa tujuan dari keperawatan gerontik?
3. Apa fungsi dari perawat gerontik?
4. Apa peran dari perawat gerontik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi gerontik
2. Untuk mengetahui tujuan dari keperawatan gerontik
3. Untuk mengetahui fungsi dari perawat gerontik
4. Untuk mengetahui peran dari perawat gerontik

D. Manfaat
1. Pembaca dapat mengetahui informasi tentang keperawatan gerontik
2. Perawat dapat mengetahui cara atau langkah yang dapat dilakukan dalam
memberikan asuhan keperawatan bagi lansia

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keperawatan Gerontik


Keperawatan yang berkeahlian khusus merawat lansia diberi nama
untuk pertama kalinya sebagai keperawatan geriatric (Ebersole et al, 2005).
Namun, pada tahun 1976, nama tersebut diganti dengan gerontological.
Gerontologi berasal dari kata geros yang berarti lanjut usia dan logos berarti
ilmu. Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang lanjut usia dengan
masalah-masalah yang terjadi pada lansia yang meliputi aspek biologis,
sosiologis, psikologis, dan ekonomi. Gerontologi merupakan pendekatan
ilmiah (scientific approach) terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan
(Tamher & Noorkasiani, 2009). Menurut Miller (2004), gerontologi
merupakan cabang ilmu yg mempelajari proses manuan dan masalah yg
mungkin terjadi pada lansia. Geriatrik adalah salah satu cabang dari
gerontologi dan medis yang mempelajari khusus aspek kesehatan dari usia
lanjut, baik yang ditinjau dari segi promotof, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang mencakup kesehatan badan, jiwa, dan sosial, serta penyakit
cacat (Tamher & Noorkasiani, 2009).

Sedangkan keperawatan gerontik adalah istilah yang diciptakan oleh


Laurie Gunter dan Carmen Estes pada tahun 1979 untuk menggambarkan
bidang ini. Namun istilah keperawatan gerontik sudah jarang ditemukan di
literature (Ebersole et al, 2005). Gerontic nursing berorientasi pada lansia,
meliputi seni, merawat, dan menghibur. Istilah ini belum diterima secara luas,
tetapi beberapa orang memandang hal ini lebih spesifik. Menurut Nugroho
(2008), gerontik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan lanjut usia
dengan segala permasalahannya, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Menurut para ahli, istilah yang paling menggambarkan keperawatan pada
lansai adalah gerontological nursing  karena lebih menekankan kepeada
kesehatan ketimbang penyakit. Menurut Kozier (1987), keperawatan gerontik
adalah praktek perawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua.

6
Menurut Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang
mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian
kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi.

B. Tujuan Keperawatan Gerontik


Adapun tujuan dari gerontologi adalah (Maryam, 2008):
1. Membantu individu lanjut usia memahami adanya perubahan pada dirinya
berkaitan dengan proses penuaan
2. Mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan lanjut
usia baik jasmani, rohani, maupun social secara optimal
3. Memotivasi dan menggerakkan masyarakat dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan lanjut usia
4. Memenuhi kebutuhan lanjut usia sehari-hari
5. Mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
6. Mempercepat pemulihan atau penyembuhan penyakit
7. Meningkatkan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia
dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, sesuai dengan
keberadaannya dalam masyarakat

Tujuan dari geriatrik menurut Maryam (2008) adalah sebagai berikut:


1. Mempertahankan derajat kesehatan pada lanjut usia pada taraf yang
setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan akticitas fisik dan mental
3. Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosis yang tepat dan dini bila mereka menemukan
kelainan tertentu
4. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lanjut usia yang menderita
suatu penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan
yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian
secara maksimal)
5. Bila para lanjut usia sudah tidak dapat disembuhkan dan bila mereka
sudah sampai pada stadium terminal, ilmu ini mengajarkan untuk tetap

7
memberi bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian
(dalam akhir hidupnya, memberi bantuan moral dan perhatian yang
maksimal sehingga kematiannya berlangsung dengan tenang).

Tujuan keperawatan gerontik adalah memenuhi kenyamanan lansia,


mempertahankan fungsi tubuh, serta membantu lansia menghadapi kematian
dengan tenang dan damai melalui ilmu dan teknik keperawatan gerontik
(Maryam, 2008).

C. Fungsi Perawat Gerontik


Perawat memiliki banyak fungsi dalam memberikan pelayanan prima
dalam bidang gerontik. Menurut Eliopoulus (2005), fungsi dari perawat
gerontologi adalah :
1. Guide persons of all ages toward a healthy aging process (membimbing
orang pada segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat)
2. Eliminate ageism (menghilangkan perasaan takut tua)
3. Respect the tight of older adults and ensure other do the same
(menghormati hak orang yang lebih tua dan memastikan yang lain
melakukan hal yang sama)
4. Overse and promote the quality of service delivery (memantau dan
mendorong kualitas pelayanan)
5. Notice and reduce risks to health and well being (memerhatikan serta
menguragi resiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan)
6. Teach and support caregives (mendidik dan mendorong pemberi
pelayanan kesehatan)
7. Open channels for continued growth (membuka kesempatan untuk
pertumbuhan selanjutnya)
8. Listen and support (mendengarkan dan member dukungan)
9. Offer optimism, encouragement and hope (memberikan semangat,
dukungan, dan harapan)
10. Generate, support, use, and participate in research (menghasilkan,
mendukung, menggunakan, dan berpartisipasi dalam penelitian)

8
11. Implement restorative and rehabilitative measures (melakukan perawatan
restorative dan rehabilitative)
12. Coordinate and managed care (mengoordinasi dan mengatur perawatan)
13. Asses, plan, implement, and evaluate care in an individualized, holistic
maner (mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
perawatan individu dan perawatan secara menyeluruh)
14. Link service with needs (memberikan pelayanan sesuai kebutuhan)
15. Nurtuere futue gerontological nurses for advancement of the speciality
(membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli
dibidangnya)
16. Understand the unique physical, emotical, social, spiritual aspect of each
other (saling memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, social, dan
spiritual)
17. Recognize and encourage the appropriate management of ethical concern
(mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan
tempatnya bekerja)
18. Support and comfort through the dying process (memberikan dukungan
dan kenyamanan dalam menghadapi proses kematian)
19. Educate to promote self care and optimal independence (mengajarkan
untuk meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal)

D. Peran Perawat Gerontik


Peran perawat gerontik secara garis besar dapat digolongkan menjadi
dua macam, yaitu peran secara umum dan peran spesialis. Peran secara umum
yaitu pada berbagai setting, seperti rumah sakit, rumah, nursing home,
komunitas, dengan menyediakan perawatan kepada individu dan keluarganya
(Hess, Touhy, & Jett, 2005). Perawat bekerja di berbagai macam bentuk
pelayanan dan bekerja sama dengan para ahli dalam perawatan klien mulai
dari perencanaan hingga evaluasi. Peran secara spesialis terbagi menjadi dua
macam yaitu perawat gerontik spesialis klinis/gerontological clinical nurse
specialist (CNS) dan perawat gerontik pelaksana/geriatric nurse practitioner
(GNP). Peran CNS yaitu perawat klinis secara langsung, pendidik, manajer

9
perawat, advokat, manajemen kasus, dan peneliti dalam perencanaan
perawatan atau meningkatkan kualitas perawatan bagi klien lansia dan
keluarganya pada setting rumah sakit, fasilitas perawatan jangka panjang,
outreach programs, dan independent consultant. Sedangkan peran GNP yaitu
memenuhi kebutuhan klien pada daerah pedalaman; melakukan intervensi
untuk promosi kesehatan, mempertahankan, dan mengembalikan status
kesehatan klien; manajemen kasus, dan advokat pada setting klinik
ambulatori, fasilitas jangka panjang, dan independent practice. Hal ini sedikit
berbeda dengan peran perawat gerontik spesialis klinis. Perawat gerontik
spesialis klinis memiliki peran, diantaranya:
1. Provider of care
Perawat klinis melakukan perawatan langsung kepada klien, baik di
rumah sakit dengan kondisi akut, rumah perawatan, dan fasilitas
perawatan jangka panjang. Lansia biasanya memiliki gejala yang tidak
lazim yang membuat rumit diagnose dan perawatannya. Maka perawat
klinis perlu memahami tentang proses penyakit dan sindrom yang
biasanya muncul di usia lanjut termasuk faktor resiko, tanda dan gejala,
terapi medikasi, rehabilitasi, dan perawatan di akhir hidup.
2. Peneliti
Level yang sesuai untuk melakukan penelitian adalah level S2 atau
baccalaureate level. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas perawatan
klien dengan metode evidence based practice. Penelitian dilakukan dengan
mengikuti literature terbaru, membacanya, dan mempraktekkan penelitian
yang dapat dipercaya dan valid. Sedangkan perawat yang berada pada
level undergraduate degrees dapat ikut serta dalam penelitian seperti
membantu melakukan pengumpulan data.
3. Manajer Perawat
Manajer perawat harus memiliki keahlian dalam kepemimpinan,
manajemen waktu, membangun hubungan, komunikasi, dan mengatasi
perubahan. Sebagai konsultan dan sebagai role model bagi staf perawat
dan memiliki jiwa kepemimpinan dalam mengembangkan dan
melaksanakan program perawatan khusus dan protokol untuk orang tua di

10
rumah sakit. Perawat gerontik berfokus pada peningkatan kualitas
perawatan dan kualitas hidup yang mendorong perawat menerapkan
perubahan inovatif dalam pemberian asuhan keperawatan di panti jompo
dan setting perawatan jangka panjang lainnya.
4. Advokat
Perawat membantu lansia dalam mengatasi adanya ageism yang
sering terjadi di masyarakat. Ageism adalah diskriminasi atau perlakuan
tidak adil berdasarkan umur seseorang. Seringkali para lansia mendapat
perlakuan yang tidak adil atau tidak adanya kesetaraan terhadap berbagai
layanan masyarakat termasuk pada layanan kesehatan. Namun, perawat
gerontology harus ingat bahwa menjadi advokat tidak berarti membuat
keputusan untuk lansia, tetapi member kekuatan mereka untuk tetap
mandiri dan menjaga martabat, meskipun di dalam situasi yang sulit.
5. Edukator
Perawat harus mengambil peran pengajaran kepada lansia, terutama
sehubungan dengan modifikasi dalam gaya hidup untuk mengatasi
konsekuensi dari gejala atipikal yang menyertai usia tua. Perawat harus
mengajari para lansia tentang pentingnya pemeliharaan berat badan,
keterlibatan beberapa jenis kegiatan fisik seperti latihan dan manajemen
stres untuk menghadapi usia tua dengan kegembiraan dan kebahagiaan.
Perawat juga harus mendidik lansia tentang cara dan sarana untuk
mengurangi risiko penyakit seperti serangan jantung, stroke, diabetes,
alzheimer, dementia, bahkan kanker.

6. Motivator
Perawat memberikan dukungan kepada lansia untuk memperoleh
kesehatan optimal, memelihara kesehatan, menerima kondisinya. Perawat
juga berperan sebagai inovator  yakni dengan mengembangkan strategi
untuk mempromosikan keperawatan gerontik serta melakukan riset/
penelitian untuk mengembangkan praktik keperawatan gerontik.

11
7. Manajer kasus
Manajemen kasus adalah metode intervensi lain yang dapat
mengurangi penurunan fungsional klien lansia berisiko tinggi dirawat di
rumah sakit. Umumnya, manajemen kasus disediakan bagi klien yang
mendapatkan berbagai perawatan yang berbeda.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada


lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional,
perencanaan, implementasi serta evaluasi.

Keperawatan gerontik bertujuan memberikan asuhan keperawatan yang efektif


terhadap klien yaitu lanjut usia. Asuhan diberikan agar klien mendapatkan
kenyamanan dalam hidup.

Peran perawat dalam gerontik adalah memberikan asuhan keperawatan dan


membantu klien dalam mengahadapi masalahnya dan membantu memenuhi
kebutuhan yang tidak bias dipenuhi sendiri oleh klien.

B. Saran
Dalam keperawatan gerontik, seorang perawat hendaklah mengetahui asuhan
keperawatan yang akan diberikan terhadap klien yaitu para lansia sehingga
lansia merasa tercukupi kebutuhannya secara lebih efektif.

Bagi keluarga klien juga hendaklah mengetahui tentang cara-cara asuhan pada
lansia sehingga lansia dapat menjalani masa tuanya dengan lebih baik dan
nyaman.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2011). Konsep Dasar Keperawatan Gerontik. Diakses pada tanggal 23


Oktober 2012 dari http://ebookbrowse.com/konsep-dasar-keperawatan-
gerontik-doc-d189511678
Achterberg, A., & Miller, C., (2004). Journal of Nutrition Education and
Behavior
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Ebersole, P., & Hess. (2005). Gerontologi nursing and health aging. (2nd ed).
USA, Philadelphia: Mosby, Inc.
Eliopoulus, C. (2005). Gerontological Nursing (6th Ed). Philadelphia: JB.
Lippincorl
Kozier, B.B., & Erb, G. (1987). Fundamentals of Nursing: Concepts and Potter &
Perry. (2005). Fundamental of Nursing. Jakarta : EGC
Lueckenotte, A.G. (2000). Gerontologic Nursing. (2nded.). Missouri : Mosby.
Maryam, R. Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Nugroho, W (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik, Edisi-3. Jakarta:EGC
Nugroho, Wahjudi SKM. (1995). Perawatan Lanjut Usia. Jakarta : EGC
Tamher, S. & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Procedures (3rd ed). Massachussets: Eddison Wesley.

14

Anda mungkin juga menyukai