Prodi : D3 Keperawatan/SMT 5
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah
SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami
tentang KEPERAWATAN GERONTIK. mudah-mudahan makalah ini bisa
membantu bagi mahasiswa untuk bekal nanti di lapangan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Sampul……………………………………………………………..1
Kata Pengantar……………………………………………………………….2
Daftar Isi……………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...4
A. Latar Belakang……………………………………………………4
B. Rumusan Masalah………………………………………………....5
C. Tujuan……………………………………………………………..5
D. Manfaat…………………………………………………………...5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………6
A. Kesimpulan……………………………………………………….13
B. Saran……………………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keperawatan gerontik?
2. Apa tujuan dari keperawatan gerontik?
3. Apa fungsi dari perawat gerontik?
4. Apa peran dari perawat gerontik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi gerontik
2. Untuk mengetahui tujuan dari keperawatan gerontik
3. Untuk mengetahui fungsi dari perawat gerontik
4. Untuk mengetahui peran dari perawat gerontik
D. Manfaat
1. Pembaca dapat mengetahui informasi tentang keperawatan gerontik
2. Perawat dapat mengetahui cara atau langkah yang dapat dilakukan dalam
memberikan asuhan keperawatan bagi lansia
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Menurut Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang
mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian
kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi.
7
memberi bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian
(dalam akhir hidupnya, memberi bantuan moral dan perhatian yang
maksimal sehingga kematiannya berlangsung dengan tenang).
8
11. Implement restorative and rehabilitative measures (melakukan perawatan
restorative dan rehabilitative)
12. Coordinate and managed care (mengoordinasi dan mengatur perawatan)
13. Asses, plan, implement, and evaluate care in an individualized, holistic
maner (mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
perawatan individu dan perawatan secara menyeluruh)
14. Link service with needs (memberikan pelayanan sesuai kebutuhan)
15. Nurtuere futue gerontological nurses for advancement of the speciality
(membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli
dibidangnya)
16. Understand the unique physical, emotical, social, spiritual aspect of each
other (saling memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, social, dan
spiritual)
17. Recognize and encourage the appropriate management of ethical concern
(mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan
tempatnya bekerja)
18. Support and comfort through the dying process (memberikan dukungan
dan kenyamanan dalam menghadapi proses kematian)
19. Educate to promote self care and optimal independence (mengajarkan
untuk meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal)
9
perawat, advokat, manajemen kasus, dan peneliti dalam perencanaan
perawatan atau meningkatkan kualitas perawatan bagi klien lansia dan
keluarganya pada setting rumah sakit, fasilitas perawatan jangka panjang,
outreach programs, dan independent consultant. Sedangkan peran GNP yaitu
memenuhi kebutuhan klien pada daerah pedalaman; melakukan intervensi
untuk promosi kesehatan, mempertahankan, dan mengembalikan status
kesehatan klien; manajemen kasus, dan advokat pada setting klinik
ambulatori, fasilitas jangka panjang, dan independent practice. Hal ini sedikit
berbeda dengan peran perawat gerontik spesialis klinis. Perawat gerontik
spesialis klinis memiliki peran, diantaranya:
1. Provider of care
Perawat klinis melakukan perawatan langsung kepada klien, baik di
rumah sakit dengan kondisi akut, rumah perawatan, dan fasilitas
perawatan jangka panjang. Lansia biasanya memiliki gejala yang tidak
lazim yang membuat rumit diagnose dan perawatannya. Maka perawat
klinis perlu memahami tentang proses penyakit dan sindrom yang
biasanya muncul di usia lanjut termasuk faktor resiko, tanda dan gejala,
terapi medikasi, rehabilitasi, dan perawatan di akhir hidup.
2. Peneliti
Level yang sesuai untuk melakukan penelitian adalah level S2 atau
baccalaureate level. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas perawatan
klien dengan metode evidence based practice. Penelitian dilakukan dengan
mengikuti literature terbaru, membacanya, dan mempraktekkan penelitian
yang dapat dipercaya dan valid. Sedangkan perawat yang berada pada
level undergraduate degrees dapat ikut serta dalam penelitian seperti
membantu melakukan pengumpulan data.
3. Manajer Perawat
Manajer perawat harus memiliki keahlian dalam kepemimpinan,
manajemen waktu, membangun hubungan, komunikasi, dan mengatasi
perubahan. Sebagai konsultan dan sebagai role model bagi staf perawat
dan memiliki jiwa kepemimpinan dalam mengembangkan dan
melaksanakan program perawatan khusus dan protokol untuk orang tua di
10
rumah sakit. Perawat gerontik berfokus pada peningkatan kualitas
perawatan dan kualitas hidup yang mendorong perawat menerapkan
perubahan inovatif dalam pemberian asuhan keperawatan di panti jompo
dan setting perawatan jangka panjang lainnya.
4. Advokat
Perawat membantu lansia dalam mengatasi adanya ageism yang
sering terjadi di masyarakat. Ageism adalah diskriminasi atau perlakuan
tidak adil berdasarkan umur seseorang. Seringkali para lansia mendapat
perlakuan yang tidak adil atau tidak adanya kesetaraan terhadap berbagai
layanan masyarakat termasuk pada layanan kesehatan. Namun, perawat
gerontology harus ingat bahwa menjadi advokat tidak berarti membuat
keputusan untuk lansia, tetapi member kekuatan mereka untuk tetap
mandiri dan menjaga martabat, meskipun di dalam situasi yang sulit.
5. Edukator
Perawat harus mengambil peran pengajaran kepada lansia, terutama
sehubungan dengan modifikasi dalam gaya hidup untuk mengatasi
konsekuensi dari gejala atipikal yang menyertai usia tua. Perawat harus
mengajari para lansia tentang pentingnya pemeliharaan berat badan,
keterlibatan beberapa jenis kegiatan fisik seperti latihan dan manajemen
stres untuk menghadapi usia tua dengan kegembiraan dan kebahagiaan.
Perawat juga harus mendidik lansia tentang cara dan sarana untuk
mengurangi risiko penyakit seperti serangan jantung, stroke, diabetes,
alzheimer, dementia, bahkan kanker.
6. Motivator
Perawat memberikan dukungan kepada lansia untuk memperoleh
kesehatan optimal, memelihara kesehatan, menerima kondisinya. Perawat
juga berperan sebagai inovator yakni dengan mengembangkan strategi
untuk mempromosikan keperawatan gerontik serta melakukan riset/
penelitian untuk mengembangkan praktik keperawatan gerontik.
11
7. Manajer kasus
Manajemen kasus adalah metode intervensi lain yang dapat
mengurangi penurunan fungsional klien lansia berisiko tinggi dirawat di
rumah sakit. Umumnya, manajemen kasus disediakan bagi klien yang
mendapatkan berbagai perawatan yang berbeda.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam keperawatan gerontik, seorang perawat hendaklah mengetahui asuhan
keperawatan yang akan diberikan terhadap klien yaitu para lansia sehingga
lansia merasa tercukupi kebutuhannya secara lebih efektif.
Bagi keluarga klien juga hendaklah mengetahui tentang cara-cara asuhan pada
lansia sehingga lansia dapat menjalani masa tuanya dengan lebih baik dan
nyaman.
13
DAFTAR PUSTAKA
14