Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ANTROPOLOIGI

 MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


 HUBUNGAN MANUSIA DAN SOSIAL

DOSEN PEMBIMBING
Zuhana Hayun ,SKM,S.Kep,M.Kes
DI SUSUN OLEH
Yeni Agustina
NIM : 144011926071

UNIVERSITAS STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2020/2021

KATA PENGANTAR

         Puji syukur kehadirat Tuhan Tuhan yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah sederhana ini yang berjudul "Makalah
Manusia dan Kebudayaan". 
    Saya sampaikan terimakasih kepada dosen dan semua pihak yang senantiasa
membantu dalam kelancaran makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari pihak manapun
1
senantiasa akan kami terima untuk menjadikan makalah ini sesuai dengan
harapan. semoga makalah ini mendapat perhatian dan bermanfaat  bagi
semuanya, sehingga dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepanya dapat lebih baik.

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

    Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makluk tuhan di ciptakan
yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan
melestarikannya secra turun temurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari
dan juga dari kegiatan-kegiatan yang sudag diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa.
   Manusia memiliki kehidupa yang sangat rumit, mereka tidak dapat hidup
sendiri, oleh karena itu mereka pasti memilik hubungan dengan segala sesuatu
di dalam ruang lingkup hidupnya, baik itu hubungan dengan sang pencipta,
sesama manusian lingkungan sekitarnya maupun dengan mahkluk lain di alam
ini. Semua aspek relasi hidup tersebut haruslah terpenuhi secara merata.
  Tentunya manusia perlu beradatasi dengan keadaan lingkungan hidup di
sekitarnya karena itu merupakan tahap awal pembelajaran untuk dapat menjadi
pribadi yang berkuallitas. Dimulai dari pemahaman tentang norma dan nilai
yang berlaku sampai kepada ilmu pengetahuan yang luas.
   Sosolisasi antara sesama manusia yang berwawasan akan membentuk suatu
kebudayaan, kebudayaan tersebut akan menjdi suatu bukti perkembangan hidup
manusia.
Manusia merupakan salah satu dari mahluk hidup yang secara tidak langsung
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup sekitarnya, baik secara vertikal
maupun horizontal, setiap manusia memiliki banyak kebutuhan untuk bertahan

2
hidup, kebutuhan tersebut didapatkan dari linkungan, oleh karen itu lingkungan
memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia.
.
2. Rumusan Masalah

      Rumusan masalah yang terkandung dalam makalah ini meliputi :


1. Pengertian manusia dan hakekatnya
2. Apa saja unsur-unsur yang membangun manusia?
3. Apa saja yang dimaksud dengan kebudayaan?
4. Apa saja unsur-unsur kebudayaan?
5. Bagaima kaitan manusia dengan kebudayaan?

3. Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada penulis
dan juga sebagai belajaran bagi penulis, disamping itu, penulis makalah ini juga
diharapkan untuk :
1. Dapat mengetahui apa itu manusia dan hakekat manusia
2. Dapat mengetahui apa saja unsur-unsur yang membangun manusia
3. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kebudayaan
4. Mengetahui apa saja unsur-unsur dari kebudayaan
5. Dapat mengetahui bagaimana manusia dengan kebudayaan

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengetian Manusia dan Hakekatnya

      Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh
setiap manusia. Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa
Sanksekerta atau ” mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi,
atau bisa juga dikatakan ” homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin. Hal yang
paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah
dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan
keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Manusia merupakan
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara
ciptaan yang lain.
      Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan
kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Berikut penjelasan
yang lebih rinci mengenai makhluk individu dan makhluk sosial.

3
         Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu
   Manusia sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu khas yang
berbeda dengan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya.
Manusia sebagai individu bersifat nyata, yaitu mereka berupaya untuk selalu
merealisasikan kepentingan, kebutuhan, dan potensi pribadi yang dimilikinya.
Hal tersebut akan terus menerus berkembang menyesuaikan dengan
perkembangan kehidupan yang dialami dan pertumbuhan yang ada pada
dirinya.Setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan
pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan dan mempertahankan hidupnya

         Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial


  Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak
dapat hidup tanpa   bantuan orang lain. Setiap manusia normal memerlukan
orang lain dan hidup bersama-sama dengan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Aristoteles,
menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon, yang berarti selain sebagai
makhluk individu.

2. Unsur-unsur yang Membangun Manusia


           Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan
unsur-unsur yang membangun manusia.

         Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:


1.      Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan
menempati ruang dan waktu.
2.      Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
3.      Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual
yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4.      Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.
( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
         Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
1.      Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak
tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang
secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id
diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui
pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.

4
2.      Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan
kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego
diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu
dan dua tahun.

3.      Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira


pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat
tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman
terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).

3. Pengertian Kebudayaan
  Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti
akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk),
sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya.
Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan
daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan
diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Secara sederhana pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu pada
pengertian sebagai berikut :
1.      Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar.
2.      Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau
sering disebut kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan
dan tindakan.
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah
hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman
(kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada
lahirnya bersifat tertib dan damai. Sedangkan Koentjaraningrat. Mengatakan
bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.

5
4. Unsur-Unsur Kebudayaan

Menurut Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu system
religi dan upacara keagamaan, system organisasi kemasyarakatan, system
pengetahuan, system mata pencaharian hidup, system tekhnologi dan peralatan,
bahasa, serta kesenian. Untuk lebih jelas, masing-masing diberi uraian sebagai
berikut.
1.      Sistem religi dan upacara keagamaan, merupakan produk manusia sebagai
homo religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur,
tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Mahabesar
yang dapat “menghitam-putihkan” kehidupannya. Oleh karena itu, manusia
takut sehingga menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang
menjadi agama. Untuk membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti
kamauan manusia, dilakukan usaha yang diwujudkan dalam system religi dan
upacara keagamaan.
2.      Sistem organisasi  kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia
sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun, dengan
akalnya manusia membentuk kekuatan dengan cara menyusun organisasi
kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3.      Sistem pengetahuan, merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga
dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang
telah diketahui, kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa
menyebabkan pengetahuan ini menyebar luas.
4.      Sistem mata pencaharian hidup, yang merupakan produk dari manusia
sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum
terus meningkat.
5.      Sistem teknologi dan peralatan, merupakan produksi dari manusia sebagai
homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan
tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat
menciptakan sekaligus mempergunakan suatu alat. Dengan alat-alat ciptaannya
itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
6.      Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa
manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian
disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan.

6
Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah
manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan selalu
mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.

5. Kaitan Manusia dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu
sama lain. Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat
dipandang dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk
yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap
kegiatan sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu
ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yan g berbudaya dan lain
sebagainya.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,
maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu
kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu
tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya.
Tampak bahwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana
yang dapat kita  lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan –
peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia,
setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada
peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu
merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.

BAB III
PENUTUP

7
1. Kesimpulan

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak  bisa
dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara
turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian
– kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-
unsur yang membangun manusia.
         Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
1.      Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan
menempati ruang dan waktu.
2.      Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
3.      Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual
yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4.      Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.
( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
         Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
1.      Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak
tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang
secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id
diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui
pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
2.      Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan
kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego
diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu
dan dua tahun.
3.      Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira
pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat
tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman
terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).

8
DAFTAR PUSAKA

https://www.scribd.com/doc/223211546/Makalah-ISBD-manusia-dan-
kebudayaan
http://rieffraff.blogspot.co.id/2015/03/makalah-isbd-manusia-sebagai-
makhluk.html
https://terapiwicarasolo.files.wordpress.com/2014/02/bab-2-pengertian-
kebudayaan.pdf

9
BAB 1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
           
Manusia merupakan makhluk individu dan sosial, dimana manusia itu
bisa membagi suatu hal untuk dirinya sendiri ataupun dengan berbagi dengan
manusia lain. Dalam berbagai kitab dijelaskan bahwa manusia memerlukan
manusia lain untuk menemani atau membantunya di dunia, baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Dalam Q.S. Al Hujuraat ayat 13, Allah SWT berfirman
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki – laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” dalam surah
tersebut dijelaskan bahwa telah diciptakan manusia olehNya untuk
bersosialisasi dengan saling mengenenal satu sama lain.Manusia membutuhkan
manusia lain untuk melanjutkan keturunannya, manusia tanpa manusia lain
bagaikan biji pohon tanpa terkena sinar matahari, air hujan, dan lainnya, biji
pohon itu akan sulit tumbuh dan lama kelamaan mati tidak berguna. Manusia
perlu belajar dari tumbuhan pohon pisang, dalam keadaan apapun dia akan
mengusahakan dirinya agar berguna, contohnya pohon pisang hanya dapat di
panen sekali, lalu ia akan mati tetapi menghasilkan tunas baru sebagi
penerusnya, begitupun jika ia terkena banjir dia akan mati tapi tetap
menghasilkan tunas baru, dengan harap si tunas baru ini bisa tumbuh dan
berguna.     

2. TUJUAN PENULISAN

10
1.Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui hubungan antara manusia dan social

2.Tujuan khusus
 Untuk pemahaman mengenai konsep keilmuan tentng manusia sebagai
makhluk social
 Untuk pembelajaran mahasiswa dalam hidup bersosialisai

BAB II
PEMBAHASN

1.MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL


Manusia adalah makhluk sosial. Fitrahnya memang demikian, manusia
bukan makhluk soliter yang betah hidup menyendiri seperti beruang kutub.
Barangkali hanya dalam imajinasi pengarang sufi bangsa Persia, Nizami
Ganjafi, tokoh Majnun bisa hidup menyendiri sampai mati demi keagungan
cintanya kepada Laila, sang kekasih, selebihnya tidak, apalagi dalam alam
nyata. Manusia tidak bisa hidup sendiri. Dia membutuhkan orang lain dalam
lingkungan kehidupannya untuk berinteraksi.
       Secara kodrat, manusia merupakan makhluk monodualistis, artinya selain
sebagai makhluk individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu bekerjasama dengan
orang lain sehingga tercipta Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain,
sering kali didasarkan kepentingan dan persamaan ciri.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial dengan


beberapa alasan, yaitu:
   Ada dorongan untuk berinteraksi.
   Manusia tunduk pada aturan norma sosial.
   Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan satu sama lain.
11
   Potensi manusia akan benar-benar berkembang apabila ia hidup ditengah-tengah
manusia.

Pengertian Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan


sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya
sendiri.Karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol
untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya.
Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium
kehidupan sosial. Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah
kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama,
serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.

2.Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial


Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang
menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu.
Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1.Dorongan untuk makan
2.Dorongan untuk mempertahankan diri
3.Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam
perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu
merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan.
Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia
sebagai makhluk sosial. Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai
kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat
kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
1).penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-
bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia
terbentuk sebuah pengetahuan.
2) ..penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk
tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja

12
mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan
kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari
gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah
interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses
meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai
makhluk sosial.Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk
sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan
makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan
manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang
mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1).Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia
berinteraksi satu sama lain.
2).Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi
manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk
berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang
direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk
membentuk kondisi seperti semula.
3).Isolasi social,Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang
yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya

3.Kedudukan Manusia Sebagai Makhluk Sosial


Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi
kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia
selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk
berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat
dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum,
mendirikan kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang lebih
13
besar. Dalam perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai harus
saling membantu. Sebab kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada
kemampuan manusia untuk kerjasama dalam kelompok yang lebih besar.
Kerjasama sosial merupakan syarat untuk kehidupan yang baik dalam
masyarakat yang saling membutuhkan.
Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa
tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada
wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu
non formal (masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi,
negara) dengan wibawanya wajib mengayomi individu.

4.    Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia


memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan
salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia
lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi.
Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu
kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan
antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial
baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah
perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang
diakibatkan oleh interaksi antarindividu.
Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan
bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada
zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak
mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai
perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat
tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian,
kasih sayang, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya.
Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia
berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan
bermasyarakat.

14
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang
dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat
yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "Manusia
hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak
dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya.
disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah,
manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.

15
BAB III
PENUTUP

1.Kesimpulan
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan
dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya.
Berikut beberapa bukti bahwa manusia memerlukan manusia lainnya yaitu:
1.      Adanya suatu negara.
2.      Adanya aturan dan budaya.
3.      Adanya keluarga.

2.SARAN
Pemahaman mahasiswa dalam aspek social harus terus di tingkatkan dengan
konsep pembelajaran yang kontinyu selain untuk meningkatkan pemahaman yaknii
sebagai upaya meningkatkan disiplin ilmu yang lebih kompeten,berjiwa
pengetaahuan dan selalu berfikir kritis.

16
Daftar Pustaka

-Berkawan biarlah seribu, drh.Chaidir, MM, 2012


-Interaksi manusia sebagai makhluk sosial, Galang D. A., 2014
-Manusia sebagi makhluk social dalam sudut pandang ke 2

http://arifwibowo158.blogspot.com/2011/11/manusia-sebagai-makhluk-sosial.html
  www.google.com
  www.google.com/image

17

Anda mungkin juga menyukai