DISUSUN OLEH :
TINGKAT 3.1
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang TEORI TENTANG PROSES MENUA
TEORI BIOLOGIS.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menambah wawasan dan pemahaman mengenai keperawatan pada usia lanjut atau
gerontik. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai PROSES
PENUAAN: TEORI BIOLOGIS.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Dengan adanya penyusunan makalah ini, penulis dapat manambah wawasan dan
pengetahuan serta dapat mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai hormon pada
organ reproduksi wanita, khususnya mekanisme kerjanya.
2. Bagi pembaca
Adanya penyusunan makalah ini, supaya dapat dimanfaatkan sebagai bahan
referensi pembaca.Selain itu, dapat dimanfaatkan sebagai sumber bacaan untuk
menambah atau memahami tentang hormon pada organ reproduksi wanita, khususnya
mekanisme kerjanya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah sosial-ekonomi,
mental, maupun fisik-biologis. Dari aspek fisik-biologis terjadi perubahan pada
beberapa sistem, seperti sistem organ dalam, sistem muskuloskeletal, sistem sirkulasi
(jantung), sel jaringan dan sistem saraf yang tidak dapat diganti karena rusak atau mati.
Ditambahkan, terutama sel otak yang berkurang 10-20% dalam setiap harinya DNA sel
ginjal yang tidak bisa membelah, sehingga tidak ada regenerasi sel. Berkurangnya
jumlah sel saraf (neuron) dan kematian sel secara terus-menerus menyebabkan
seseorang menjadi demensia (Khalid Mujahidullah, 2012)
World Health Organization (WHO) menyebutkan batasan-batasan usia lanjut
adalah, sebagai berikut:
1. Usia pertengahan (midle age) kelompok usia 45-59 tahun,
2. Usia lanjut (elderly) antara 60-70 tahun,
3. Usia lanut tua (old) antara 75-90 tahun,
4. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
4
pengaruh agen patologis. Fokus dari teori ini adalah mencari determinan-determinan
yang menghambat proses penurunan fungsi organisme yang dalam korteks sistemik
dapat memengaruhi/memberikan dampak terhadap organ/sistem tubuh lainnya dan
berkembang sesuai dengan peningkatan usia kronologis (Hayflick, 1977 dalam Khalid
Mujahidullah, 2012).
Adapun beberapa teori menua yang termasuk dalam lingkup proses menua
biologis antara lain, sebagai berikut:
1. Teori Keterbatasan Hayflick (Hayflick Limit Theory)
Hayflick dan Moorrehead (1961) menyatakan bahwa sel-sel mengalami perubahan
kemampuan reproduksi sesuai dengan bertambahnya usia (Lueeckenote, 1996).
Selain diatas, dikenal juga istilah Jam Biologis Manusia diasumsikan sebagai
waktu dimana sel-sel tubuh manusia masih dapat berfungsi secara produktif untuk
menunjang fungsi kehidupan. Teori Hayflick menekankan bahwa perubahan
kondisi fisik pada manusia dipengaruhi oleh adanya kemampuan reproduksi dan
fungsional sel organ yang menurun sejalan dengan bertambahnya usia tubuh setelah
usia tertentu.
5
3. Teori Pakai dan Usang (Wear &Tear Theory )
Teori ini menyatakan bahwa sel-sel tetap ada sepanjang hidup mana kala sel-sel
tersebut digunakan secara terus-menerus. Teori ini dikenalakn oleh Weisman
(1891). Hayflick menyatakan bahwa kematian merupakan akibat dari tidak
digunakannya sel-sel karena dianggap tidak diperlukan lagi dan tidak dapat
meremajakan lagi sel-sel tersebut secara mandiri. Teori ini memandang bahwa
proses menua merupakan proses pra-program yaitu proses yang terjadi akibat
akumulasi stress dan injuri dari trauma. Menua dianggap sebagai Proses fisiologis
yang ditentukan oleh sejumlah penggunaan dan keusangan dari organ seseorang
yang terpapar dengan lingkungan. (Matesson ,Mc.Connell,1988).
4. Teory Radikal Bebas (Free Radical Theory)
Teori radikal bebas mengasumsikan bahwa proses menua terjadi akibat
kekurangefektifan fungsi kerja tubuh dan hal itu dipengaruhi oleh adanya berbagai
radikal bebas dalam tubuh. Secara normal radikal bebas ada pada setiap individu
dan dapat digunakan untuk memprediksi umur kronologis individu. Disebut sebagai
radikal bebas disini adalah molekul yang memiliki tingkat afinitas yang tinggi,
merupakan molekul, fragmen molekul atau atom dengan elektron yang bebas tidak
berpasangan. Radikal bebas merupakan zat yang terbentuk dalam tubuh manusia
sebagai salah satu hasil kerja metabolisme tubuh. Walaupun secara normal ia
terbentuk akibat;
a. Proses oksigenisasi lingkungan seperti pengaruh polutan,ozon dan pestisida.
b. Reaksi akibat paparan dengan radiasi
c. Sebagai reaksi berantai dengan molekul bebas lainnya.
Radikal bebas yang reaktif mampu termasuk merusak sel, termasuk mitokondria,
yang akhirnya mampu menyebabkan cepatnya kematian (apoptosis) sel, menghambat
proses reproduksi sel. Hal lain yang mengganggu fungsi sel tubuh akibat radikal bebas
adalah bahwa radikal bebas yang ada dalam tubuh dapat menyebabkan mutasi pada
transkripsi DNA-RNA pada genetik walaupun ia tidak mengandung DNA. Dalam
sistem saraf dan jaringan otot, dimana radikal bebas memiliki tingkat afinitas yang
relatif tinggi dibanding lainnya, terdapat/ditemukan substansi yang disebut juga dengan
Lipofusin, yang dapat digunakan juga untuk mengukur usia kronologis seseorang.
6
Lipofusin yang merupakan pigmen yang diperkaya dengan lemak dan protein
ditemukan terakumulasi dalam jaringan-jaringan orang tua. Kesalahan kulit brangsur-
angsur menurun akibat suplai oksigen dan nutrisi yang makin sedikit yang akhirnya
dapat mengakibatkan kematian jaringan kulit itu sendiri.
Vitamin C dan E merupakan dua substansi yang dipercaya dapat menghambat
kerja radikal bebas (sebagai anti oksidan) yang memungkinkan menyebabkan kerusakan
jaringan kulit. Rockkestein dan sussman (1979) menyatakan bahwa Butilat
Hidroksitoluent dapat memiliki efek anti oksidan ketika diberikan kepada tikus.
7
Zat ikatan silang ditemukan pada lemak tidak jenuh, ions polyvalen seperti
Alumunium, Seng, dan Magnesium. Dari konsep diatas, maka implikasi
keperawatan yang dapat diterapkan antara lain:
a. Dalam hubungan dengan orang yang sudah tua, perlu bagi perawat untuk
memperhatikan teori proses menua.
b. Aktivitas (kegiatan) sehari-hari merupakan salah satu bagian dari perilaku
kehidupan normal yang tidak perlu dipatasi secara berlebihan, tetapi lebih
cenderung untuk memodifikasi perilaku sebagai akibat perubahn fisik dari
menula itu sendiri. Perilaku hidup sehari-hari diperlukan untuk menjaga
kondisi fisik tetap dalam batas normal dan mengoptimalkan kemampuan diri.
c. Pola hidup sehat yang dilakukan dapat memengaruhi perubahan-perubahan
dasar biologis dari proses menua itu sendiri. Konsumsi makanan yang sehat,
cukup gizi dan menhindari faktor-faktor resiko pencetus stres fisik dan
pembentuk radikal bebas merupakan salah satu upaya untuk menurangi proses
menua secara biologis.
d. Melakukan kehidupan dengan melakukan kerja seimbang dan pemenuhan
kebutuhan seimbang mampu memberikan kontribusi yang positifdalam
peningkatn performen individu itu sendiri.
e. Menghindari lingkungan dengan tingkat resiko radiasi atau polutan yang tinggi
merupakan langkah yang bisa ditempuh untuk menghindari cepatnya proses
menua secara biologis.
f. Perlu bagi perawat untuk memperhatikan upaya-upaya pemenuhan kebutuhan
pasien akan sarana dari prasarana yang menunjang pencapaian kebutuhan
hidup serta meningkatkan kualitas hidup melalui pengadaan alat-alat aktivitas
yang memadai, mengurangi resiko stres fisik berlebih serta terindar dari polusi.
8
diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan
menghentikan replikasi tertentu. Jadi menurut konsep ini bila jam kita ini berhenti
kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau
penyakit. Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya
beberapa waktu dengan pengaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit dengan obat-obatan tindakan tertentu.
9
karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat beregenerasi.
Didalam tubuh yang bersiap merusak, dapat dinetralkan dalam tubuh oleh enzim
atau senyawanon enzim contohnya adalah : vitamin C betakorotin, vitamin E.
7. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi
jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan
usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh telah terpakai.
10
9. Teori Program.
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-
sel tersebut mati.
Secara umum dapat dikatakan bahwa setelah melewati masa dewasa, sel-sel
jaringan tubuh mulai menua. Pada masa dewasa sel-sel mencapai maturitas
(kematangan). Sebagai contoh, sel saraf tidak bereproduksi lagi. Pada masa ini bila
seseorang mengalami cedera atau penyakit tertentu yang berakibat pada kematian
sel saraf itu, maka selnya sendiri tidak akan tergantikan lagi. Fungsinya akan
diambil-alih oleh sel-sel lain yang tertinggal. Akibat pekerjaan ekstra itu, maka sel-
sel yang bersangkutan akan mengalami proses penuaan yang lebih cepat lagi.
Kemudian dengan berlanjutnya usia, organ tubuh kehilangan sebagian
kemampuannya untuk dapat berfungsi secara optimal. Sehingga secara keseluruhan
fungsi tubuh semakin berkurang saja.
11
2. Proses Penuaan menurut Sistem Tubuh
Proses tumbuh kembang (growth and development) dalam fase kehidupan setiap
individu dapat dibagi ke dalam 3 fase menurut tingkat kecepatan perlangsungannya,
yaitu:
a. Fase progresif (tumbuh kembang cepat),
b. Fase stabil (tumbuah kembang stasioner),
c. Fase regresif (kemunduran tumbuh kembang).
Dalam fase ketiga (fase kemunduran), secara mikro berlangsung kemunduran
biologis dan fungsional, dengan akibat terjadinya perubahan-perubahan secara
makro, yang meliputi perubahan pada kulit, sistem indra, sistem kardiovaskular,
sistem respirasi, sistem gastrointestinal, sistem perkemihan dna reproduksi, serta
sistem neurologis.
12
sehingga menyebabkan berkurangnya respons
motorik dan refleks.
5. Muskuloskeletal Cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh
(osteoporosis), bungkuk (kifosis), persendian
membesar dan menjaid kaku, (atrofi otot), kram,
tremor, tendon mengerut, dan mengalami sklerosis.
6. Gastrointestinal Esofagus melebar, asam lambung menurun, lapar
mennurun, dan peristaltik menurun seingga daya
absorpsi juga ikut menurn. Ukuran lambung
mengscil serta fungsi organ aksesori menurun
sehingga menyebabkan berkurangnya produksi
hormon dan enzim pencernaan.
7. Genitourinasia Ginjal: mengecil, aliran darah ke ginjal menurun,
penyaringan di glomerulus menuru, dan fungsi
tubulus menurun sehingga kemampuan
mengonsentrasi urine ikut menurun.
8. Vesika urinaria Otot-otot melemah, kapasitasnya menurun dan
retemsi urine. Prostat: hipertrofi pada 75% lansia.
9. Vagina Selaput lendir mengering dan sekresi menurun.
10. Pendengaran Membran timpani atrofi sehingga terjadi gangguan
pendengaran. Tulang-tulang pendengaran
mengalamu kekakuan.
11. Penglihatan Respons terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap
gelap menurun, akomodasi menurun, lapangan
padang menurun, dan katarak.
12. Endokrin Produksi hormon menurun.
13. Kulit Keriput serta kulit kepala dan rambut menipis.
Rambut dalam hidung dan telingan menebal.
Elastisitas menurun, vaskularisasi menurun, rambut
memutih (uban) , kelenjar keringat menurun, kuku
keras dan rapuh,serta kuku kaki tumbuh berlebihan
seperti tanduk
13
14. Belajar dan Memori Kemampuan belajar masih ada tetapi relatif
menurun. Memori (daya ingat) menurun karena
proses encoding menurun.
15. Intelegensi Secara umum tidak banyak perubahan
16. Personality dan Tidak banyak perubahan, hampir setiap muda.
adjustment
(Pengaturan )
17. Pencapaian Sains, filosofi, seni, dan musik sangat memengaruhi
(Achievment)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses penuaan merupakan tahap dewasa yang dimana tahap pertumbuhan
manusia mencapai titik perkembangan yang maksimal, dengan disertai mulai
menyusutnya tubuh yang dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel dalam tubuh.
Sehingga fungsi tubuh juga akan mengalami penurunan secara perlahan-lahan yang
biasanya disertai masalah atau gangguan pada kesehatan.
Terdapat berbagai teori mengenai proses penuaan, salah satunya teori biologi
yang terbagi menjadi 6 teori kecil, yakni: Teori Keterbatasan Hayflick (Hayflick Limit
Theory), Teori kesalahan (Error Theory), Teori Pakai dan Usang (Wear &Tear Theory
), Teory Radikal Bebas (Free Radical Theory), Teori Imunitas (Immunity Theory), dan
Teori Ikatan Silang (Cross Lingkage Theory). Kemudian pada usia lanjut juga terdapat
aspek biologisnya yang terbagi dalam dua garis besar yakni Proses Penuaan pada
Tingkat Sel dan Proses Penuaan menurut Sistem Tubuh.
3.2 Saran
Begitu banyak teori mengenai proses penuaan yang semuanya perlu untuk digali
lebih dalam lagi, khususnya bagi praktisi kesehatan ataupun mahasiswa kesehatan agar
menambah wawasan dalam melakukan praktik sebagai praktisi kesehatan. Dan didalam
makalah ini hanya dibahas mengenai satu teori besar mengenai proses penuaan yakni
teori biologis. Sehingga akan labih baik jika diperluas dengan mempelajari teori proses
penuaan yang lainnya agar lebih memahami bagaimana proses penuaan dalam beberapa
sudut pandang teori.
15
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, R. Siti, dkk. 2012. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
Mubarak, Iqbal Wahit, dkk. 2012. Ilmu Keperawatan Komunitas: Konsep dan Aplikasi, Buku
2. Jakarta: Salemba Medika.
Mujahidullah, Khalid. 2012. Keperawatan Gerontik: Merawat Lansia dengan Cinta dan
Kasih Sayang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi
2. Jakarta: EGC.
Tamher, S., dan Noorkasiani. 2011. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
https://www.scribd.com/doc/264498049/Makalah-Proses-Penuaan ( diakses pada 8 September
2017 )