DOSEN PENGAMPU :
Netismar, M.Kep.Ns.,Sp.Kom
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Bella Saqila (21006)
2. Fifi Aleyda Fiandani (21011)
3. Salsabilla Syafitri (21033)
4. Shella Zumarnis (21036)
Contents
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAAN .......................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Penuaan ............................................................................................................ 6
2.2 Batasan Usia Lanjut (Lansia) ............................................................................................ 7
2.3 Teori-Teori Penuaan ............................................................................................................ 8
2.4 Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Usia Lanjut ................................................ 15
2.5 Faktor-Faktor Perubahan Proses Menua ...................................................................... 17
BAB III ......................................................................................................................................... 19
PENUTUP..................................................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 19
3.2 Saran................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 20
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas tentang
"Teori Biologis Proses Penuaan" ini dengan baik dan tepat waktu, meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Kami juga berterima kasih pada Ibu Netismar, M.Kep.Ns., Sp.
Kom selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Gerontik di Akademi Keris Husada yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai bagaimana Teori Biologis Proses Penuan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses
alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa
dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia
tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit
yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figure tubuh yang tidak proporsional
(Nugroho, 2006).
WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia
pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa usia 60 tahun adalah usia permulaan tua.
Proses penuaan adalah normal, berlangsung secara terus menerus secara alamiah.
Dimulai sejak manusia lahir bahkan sebelumnya dan umunya dialami seluruh makhluk
hidup. Menua merupakan proses penurunan fungsi struktural tubuh yang diikuti penurunan
daya tahan tubuh. Setiap orang akan mengalami masa tua, akan tetapi penuaan pada tiap
seseorang berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor-
faktor tersebut dapat berupa faktor herediter, nutrisi, stress, status kesehatan dan lain-lain
(Stanley, 2006).
a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan kematangan
jiwa (usia 55-59 tahun)
b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut dini
(usia 60-64 tahun)
c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif (usia >65 tahun)
1. Teori Biologi
a. Teori Genetika
Teori-teori ini menyatakan bahwa proses replikasi pada tingkatan seluler menjadi
tidak terartur karena adanya informasi tidak sesuai yang diberikan dari inti sel. Molekul
DNA menjadi bersilangan (crosslink) denga unsur yang lain sehingga mengubah informasi
genetik. Adanya crosslink ini mengakibatkan kesalahan pada tingkat seluler yang akhirnya
mengakibatkan sistem dan organ tubuh gagal untuk berfungsi. Bukti yang mendukung
teori- teori ini termasuk perkembangan radikal bebas, kolagen, dan lipofusin. Selain itu,
peningkatan frekuensi kanker dan penyakit autoimun yang dihubungkan dengan
bertambahnya umur menyatakan bahwa mutasi atau kesalahan terjadi pada tingkat
molekular dan selular.
Radikal bebas adalah produk metabolisme seluler yang merupakan bagian molekul
yang sangat reaktif. Molekul ini memiliki muatan ekstraseluler kuat yang dapat
menciptakan reaksi dengan protein, mengibah bentuk dan sifatnya, molekul ini juga dapat
bereaksi dengan lipid yang berada dalam membran sel, mempengaruhi permeabilitasnya
atau dapat berikatan dengan organel sel. Teori ini menyatakan bahwa penuaan disebabkan
karena terjadinya akumulasi kerusakan irreversibel akibat senyawa pengoksidasi. Dimana
radikal bebas dapat terbentuk dialam, tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi
bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein.
Teori crosslink dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul kolagen dan elastin,
komponen jaringan ikat, membentuk senyawa yang lama meningkatkan rigiditas sel,
crosslink diperkirakan akibat reaksi kimia yang menimbulkan aenyawa antara molekul-
molekul yang normalnya terpisah atau secara singkatnya sel-sel tua atau usang, reaksi
kimianya menyebakan kurang elastis dan hilangnya fungsi. Contoh crosslink jaringan ikat
terkait usia meliputi penurunan kekuatan daya rentang dinding arteri, tanggalnya gigi,
tendon kering dan berserat.
Teori ini mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat
merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan akhirnya malfungsi
organ tubuh. Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh akan mengalami kerusakan
berdasarkan suatu jadwal.
Radikal bebas adalah contoh dari produk sampah metabolisme yang menyebabkan
kerusakan ketika akumulasi terjadi. Radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh sistem
enzim pelindung pada kondisi normal. Beberapa radikal bebas berhasil lolos dari proses
perusakan ini dan berakumulasi didalam struktur biologis yang penting, saat itu kerusakan
organ terjadi.
Karena laju metabolisme terkait secara langsung pada pembentukan radikal bebas,
sehingga ilmuwan memiliki hipotesis bahwa tingkat kecepatan produksi radikal bebas
berhubungan dengan penentuan waktu rentang hidup. Pembatasan kalori dan efeknya pada
perpanjangan rentang hidup mungkin berdasarkan pada teori ini. Pembatasan kalori telah
terbukti dapat meningkatkan masa hidup pada tikus percobaan. Sepanjang masa hidup,
tikus- tikus tersebut telah mengalami penurunan angka kejadian kemunduran fungsional,
dan mengalami lebih sedikit kondisi penyakit yang berkaitan dengan peningkatan umur,
berkurangnya kemunduran fungsional tubuh, dan menurunnya insidensi penyakit yang
berhubungan dengan penuaan.
e. Teori Imunitas
f. Teori Neuroendokrin
Diskusi sebelumnya tentang kelenjar timus dan sistem imun serta interaksi antara
sistem saraf dan sistem endokrin menghasilkan persamaan yang luar biasa. Pada kasus
selanjutnya para ahli telah memikirkan bahwa penuaan terjadi oleh karena adanya suatu
perlambatan dalam sekresi hormon tertentu yang mempunyai suatu dampak pada reaksi
yang diatur oleh sistem saraf. Hal ini lebih jelas ditunjukkan dalam kelenjar hipofisis,
tiroid, adrenal, dan reproduksi.
Salah satu area neurologis yang mengalami gangguan secara universal akibat
penuaan adalah waktu reaksi yang diperlukan untuk menerima, memproses, dan bereaksi
terhadap perintah. Dikenal sebagai perlambatan tingkah laku, respon ini kadang-kadang
diinterpretasikan sebagai tindakan melawan, ketulian, atau kurangnya pengetahuan. Pada
umumnya, sebenarnya yang terjadi bukan satupun dari hal-hal tersebut, tetapi orang lanjut
usia sering dibuat untuk merasa seolah-olah mereka tidak kooperatif atau tidak patuh.
Perawat dapat memfasilitasi proses pemberian perawatan dengan cara memperlambat
instruksi dan menunggu respon mereka.
g. Riwayat Lingkungan
Masing-masing individu, muda, setengah baya, atau tua adalah unik dan
memiliki pengalaman, melalui serangkaian kejadian dalam kehidupan, dan melalui
banyak peristiwa. Salama 40 tahun terakhir, beberapa teori telah berupaya untuk
menggambarkan bagaimana perilaku dan sikap pada awal tahap kehidupan dapat
memengaruhi reaksi manusia sepanjang tahap akhir hidupnya. Pekerjaan ini disebut
proses "penuaan yang sukses" contoh dari teori ini termasuk teori kepribadian.
a. Teori Kepribadian
c. Teori Disengagement
d. Teori Aktivitas
Lawan langsung dari teori disengagement adalah teori aktivitas penuaan, yang
berpendapat bahwa jalan menuju penuaan yang sukses adalah dengan cara tetap aktif.
Havighurst yang pertama menulis tentang pentingnya tetap aktif secara sosial sebagai alat
untuk penyesuaian diri yang sehat untuk lansia pada tahun 1952. Sejak saat itu, berbagai
penelitian telah memvalidasi hubungan positif antara mempertahankan interaksi yang
penuh arti dengan oranglain dan kesejahteraan fisik dan mental orang tersebut. Gagasan
pemenuhan kebutuhan seseorang harus seimbang dengan pentingnya perasaan dibutuhkan
oleh orang lain.
e. Teori Kontinuitas
Teori kontinuitas, juga di kenal sebagai suatu teori perkembangan, merupakan suatu
kelanjutan dari dua teori sebelumnya dan mencoba untuk menjelaskan dampak kepribadian
pada kebutuhan untuk tetap aktif atau memisahkan diri agar mencapai kebahagiaan dan
terpenuhinya kebutuhan di usia tua. Teori ini menekankan pada kemampuan koping
individu sebelumnya dan kepribadian sebagai dasar untuk memprediksi bagaimana
seseorang akan dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat penuaan. Ciri
kepribadian dasar dikatakan tetap tidak berubah walaupun usianya telah lanjut.
Selanjutnya, ciri kepribadian secara khas menjadi lebih jelas pada saat orang tersebut
bertambah tua. Seseorang yang menikmati bergabung dengan orang lain dan memiliki
kehidupan sosial yang aktif akan terus menikmati gaya hidupnya ini sampai usianya lanjut.
Orang yang menyukai kesendirian dan memiliki jumlah aktivitas yang terbatas mungkin
akan menemukan kepuasan dalam melanjutkan gaya hidupnya ini. Lansia yang terbiasa
memiliki kendali dalam membuat keputusan mereka sendiri tidak akan dengan mudah
menyerahkan peran ini hanya karena usia mereka yang telah lanjut. Selain itu, individu
yang telah melakukan manipulasi atau abrasi dalam interaksi interpersonal mereka selama
masa mudanya tidak akan tiba-tiba mengembangkan suatu pendekatan yang berbeda
didalam masa akhir krhidupannya.
f. Teori kebutuhan manusia
Banyak teori psikologis yang memberi konsep motivasi dan kebutuhan manusia.
Teori Maslow merupakan salah satu contoh yang diberikan pada lansia. Setiap manusia
yang berada pada levelpertama akan mengambil prioritas untuk mencapai.
Level yang lebih tinggi; aktualisasi diri akan terjadi apabila seseorang dengan yang lebih
rendah tingkat kebutuhannya terpenuhi untuk beberapa derajat, maka ia akan terus
bergerak di antara tingkat, dan mereka selalu berusaha menuju tingkat yang lebih tinggi.
1. Perubahan Fisik
a. Sistem Indra
c. Sistem Intergumen: Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastiskering dan
berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan berbercak.
Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan glandula sudoritera, timbul
pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot.
f. Sendi; pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament dan fasia
mengalami penuaan elastisitas.
a. Sistem kardiovaskuler
b. Sistem respirasi
Pada penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total paru tetap, tetapi
volume cadangan paru bertambah untuk mengompensasi kenaikan ruang rugi paru, udara
yang mengalir ke paru berkurang. Perubahan pada otot, kartilago dan sendi torak
mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu dankemampuan peregangan toraks
berkurang.
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan produksi sebagai
kemunduran fungsi yang nyata :
1) Kehilangan gigi,
d. Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak fungsi yang
mengalami kemunduran, contohnya lajufiltrasi, ekskresi, dan reabsorpsi oleh ginjal.
e. Sistem saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang progresif pada
serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam
melakukan aktifitas sehari-hari. f. Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya ovary dan uterus.
Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa,
meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.
3. Perubahan Kognitif
2) IQ (Intellegent Quocient)
7) Kebijaksanaan (Wisdom)
8) Kinerja (Performance)
9) Motivasi
Kondisi psikososial itu sendiri meliputi perubahan kepribadian yang menjadi faktor
predisposisi yaitu gangguan memori, cemas, gangguan tidur, perasaan kurang percaya
diri, merasa diri menjadi beban orang lain, merasa rendah diri, putus asa dan dukungan
sosial yang kurang. Faktor sosial meliputi perceraian, kematian, berkabung, kemiskinan,
berkurangnya interaksi sosial dalam kelompok lansia mempengaruhi terjadinya depresi.
Respon perilaku seseorang mempunyai hubungan dengan kontrol sosial yang berkaitan
dengan kesehatan. Frekuensi kontak sosial dan tingginya integrasi dan keterikatan sosial
dapat mengurangi atau
memperberat efek stress pada hipotalamus dan sistim saraf pusat. Hubungan sosial ini
dapat mengurangi kerusakan otak dan efek penuaan. Makin banyaknya jumlah jaringan
sosial padausialanjut mempunyai hubungan dengan fungsi kognitifatau mengurangi rata-
rata penurunan kognitif 39%.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh pada percepatan proses menua antara lain gaya hidup,
faktor lingkungan dan pekerjaan. Gaya hidup yang mempercepat proses penuaan adalah
jarang beraktifitas fisik, perokok, kurang tidur dan nutrisi yang tidak teratur. Hal tersebut
dapat diatasi dengan strategi pencegahan yang diterapkan secara individual pada usia
lanjut yaitudengan menghentikan merokok. Serta faktor lingkungan, dimana lansia
manjalani kehidupannya merupakan faktor yang secara langsung dapat berpengaruh pada
proses menua karena penurunan kemampuan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki
usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi
suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada
Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa usia 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan kumulatif, merupakan proses menurunya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam dan luar tubuh.
Teori penuaan secara umummenurut Lilik Ma'rifatul (2011)dapat dibedakan menjadi dua
yaitu teori biologi dan teori penuaan psikososial. Teori biologis mencoba untuk menjelaskan
proses fisik penuaan, termasuk perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia
dan kematian. Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan seluler
dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat dan
melawan penyakit.
Teori psikososialogis memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku yang
menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi pada kerusakan anatomis.
Untuk tujuan pembahasan ini, perubahan sosiologis atau nonfisik dikombinasikan dengan
perubahan psikologis.
Faktor-faktor perubahan proses menua dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal
pada perubahan proses menua.
3.2 Saran
Semoga makalah ini, menjadi sumber referensi, baik acuan sebagai pembelajan, maupun
sebagai pedoman dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan kepada lanjut usia.
DAFTAR PUSTAKA
Al Husna, C.H. Teori Proses Menua dan Permasalahannya; Diakses tanggal 14/05/2019
dari http://s1keperawatan.umm.ac.id/files/file/Teori%20Proses%20Menua%20dan
%20Permasalahannya.pdf
Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta. Sagung Seto.
Watson, R. 2003; Perawatan pada Lansia, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,