Anda di halaman 1dari 16

TEORI PERUBAHAN DAN MASALAH

FISIK DAN PSIKOLOGI PADA LANSIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3

TINGKAT III REGULER 1

Dewi Cahyani 2014401009 Zian Hafizul Hisan 2014401036

Esti Wandira 2014401013 Agisni Muhammad 2014401038

Hanif Andalas Saputra 2014401017 Amalia Husna 2014401039

Herlis Antika 2014401018 Annisa Rizqiani Hapsari 2014401042


Meraley Diana 2014401026 Ayu Indry Miranda 2014401043

Riska Intan Armelia 2014401030 Cucum Nurasih 2014401047

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2022/2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang “Teori Perubahan dan Masalah Fisik dan
Psikologis Pada Lansia”.

Makalah ini dibuat dari berbagai sumber untuk membantu menyelesaikan tugas ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Keperawatan Gerontik.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari
kesempurnaan, Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi memperbaiki makalah berikut semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Bandar lampung, 30 Juli


2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................6

A. Definisi Lansia................................................................................................6
B. Teori Proses Menua........................................................................................6
1. Teori biologi (Fisik)...............................................................................................6

2. Teori Psikologi.......................................................................................................8

C. Perubahan – perubahan Yang Terjadi Pada Lansia..................................9


1. Perubahan Fisik.....................................................................................................9

2. Perubahan Psikososial.........................................................................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................................13

A. Kesimpulan....................................................................................................13
B. Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses menua merupakan suatu proses yang mengubah orang dewasa sehat
menjadi rapuh disertai dengan menurunnya cadangan hampir semua sistem.
Pendapat lain mengatakan bahwa menua adalah proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan
mempertahankan struktur serta fungsi normlanya, sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas termasuk infeksi dan kemampuan untuk memperbaiki
kerusakan yang diderita (Suryadi, 2003).

Pada lansia terdapat banyak perubahan yang terjadi mencakup


perubahan- perubahan fisik, mental, psikososial, dan perkembangan spiritual.
Perubahan fisik mencakup perubahan pada persarafan, penglihatan,
kardiovaskuler, dan lain-lain. Menurut Kuntjoro (2002) perubahan mental
dipengaruhi oleh  penurunan kondisi fisik, penurunan fungsi dan potensi
seksual, perubahan aspek psikososial, perubahan yang berkaitan dengan
pekerjaan dan perubahan dalam peran sosial di masyarakat. Perubahan
psikososial dialami lansia yang dulunya bekerja mengalami pensiun kemudian
merasakan kehilangan finansial, perubahan pada status, teman dan kegiatan.
Sedangkan perubahan spiritual dijelaskan Murray dan Zenter (1987) lansia
makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berfikir
dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan-perubahan yang terjadi
pada lansia memiliki dampak yang mencakup semakin tingginya tingkat
ketergantungan, masalah kesehatan, masalah psikologi mental spiritual dan
lain-lain. (Kuntjoro, 2002).

4
Secara demografis, berdasarkan sensus penduduk tahun 1971, jumlah
penduduk berusia 60 tahun ke atas sebesar 5,3 juta (4,5%) dari jumlah
penduduk di Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1980, jumlah ini meningkat
menjadi 11, 3 juta (6,4%). Pada tahun 2000 diperkirakan meningkat sekitar
15, 3 juta (7,4%) dari jumlah penduduk, dan pada tahun 2005 jumlah ini
diperkirakan meningkat menjadi 18,3 juta (8,5%). Dan pada tahun 2005-2010,
jumlah lanjut usia akan sama dengan jumlah balita, yang sekitar 19,3  juta
(9,0%) dari jumlah penduduk. Bahkan pada tahun 2020-2025, Indonesia akan
menduduki peringkat negara dan struktur dan jumlah penduduk lanjut usia
setelah RRC (Republik Rakyat China), India, Amerika Serikat dengan umur
harapan hidup diatas 70 tahun. Dan menurut Biro Pusat Statistik, pada tahun
2005 di Indonesia terdapat 18.238.107 penduduk lansia. Jumlah ini akan
meningkat hingga 33 juta orang lansia 12% dari total penduduk (Wahjudi,
2008).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja teori fisik pada lansia?
2. Apa saja teori psikologi pada lansia?
3. Bagaimana perubahan fisik yang terjadi pada lansia?
4. Bagimana perubahan psikologi yang terjadi pada lansia?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui teori fisik lansia
2. Mengetahui teori psikologi lansia
3. Mengetahui perubahan fisik yang terjadi pada lansia
4. Mengetahui perubahan psikologi yang terjadi pada lansia

5
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar
tubuh.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua adalah
proses alamiah yang artinya seseorang telah melalui tiga tahap kehidpan
yakni: anak, dewasa, dan tua (Nugroho, 2006).

B. Teori Proses Menua

1. Teori biologi (Fisik)

1) Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)


Menurut teori ini, menua telah terprogram secara genetik untuk spesies
– spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia
yang deprogram oleh molekul – molekul / DNA dan setiap sel pada
saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah
mutasi dari sel – sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional
sel).
2) Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak).
3) Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)

6
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
4) Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory)
Sistem immune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ
tubuh.
5) Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
terpakai.
6) Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal
bebas(kelompok atom) mengakibatkan okssidasi oksigen bahan-bahan
organik sepertikarbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat
menyebabkan sel-sel tidak dapat beregenerasi.
7) Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
8) Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.

7
2. Teori Psikologi

1) Aktivitas atau kegiatan (activity theory)


Lansia mengalami penurunan jumlah kegiatan yang dapat dilakukannya.
Teori ini menyatakan bahwa lansia yang sukses adalah mereka yang aktif
dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.

2) Ukuran optimum (pola hidup)


Dilanjutkan pada cara hidup dari lansia. Mempertahankan hubungan
antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan
ke lanjut usia.
3) Kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lansia sangat dipengaruhi
oleh tipe personality yang dimiliki.
4) Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang
secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia
menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjaadi
kehilangan ganda (triple loss), yakni :
a) Kehilangan peran
b) Hambatan kontak social
c) Berkurangnya kontak komitmen.

8
C. Perubahan – perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
Semakin bertambahnya umur, terjadi proses penuaan secara degeneratif
yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia, tidak
hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan seksual
(Azizah dan Lilik M, 2011).
1. Perubahan Fisik
1) Sistem Indra
Sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan pada pendengaran) oleh
karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60
tahun.
2) Sistem Intergumen
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering dan
berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan
berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan
glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal
dengan liver spot.
3) Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia: Jaringan penghubung
(kolagen dan elastin), kartilago, tulang, otot dan sendi. Kolagen sebagai
pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan pengikat
mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak teratur. Kartilago:
jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan mengalami
granulasi, sehingga permukaan sendi menjadi rata. Kemampuan
kartilago untuk regenerasi berkurang dan
degenerasi yang terjadi cenderung kearah progresif, konsekuensinya
kartilago pada persendiaan menjadi rentan terhadap gesekan. Tulang:
berkurangnya kepadatan tulang setelah diamati adalah bagian dari

9
penuaan fisiologi, sehingga akan mengakibatkan osteoporosis dan lebih
lanjut akan mengakibatkan nyeri,
deformitas dan fraktur. Otot: perubahan struktur otot pada penuaan
sangat bervariasi, penurunan jumlah dan ukuran serabut otot,
peningkatan jaringan penghubung dan jaringan lemak pada otot
mengakibatkan efek negatif. Sendi; pada lansia, jaringan ikat sekitar
sendi seperti tendon, ligament dan fasia mengalami penuaan elastisitas.
4) Sistem Kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler pada lansia adalah massa jantung
bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertropi sehingga peregangan
jantung berkurang, kondisi ini terjadi karena perubahan jaringan ikat.
Perubahan ini disebabkan oleh penumpukan lipofusin, klasifikasi SA
Node dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat.
5) Sistem Respirasi
Pada proses penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total
paru tetap tetapi volume cadangan paru bertambah untuk
mengkompensasi kenaikan ruang paru, udara yang mengalir ke paru
berkurang. Perubahan pada otot, kartilago dan sendi torak
mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu dan kemampuan
peregangan toraks berkurang.
6) Sistem Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan
produksi sebagai kemunduran fungsi yang nyata karena kehilangan gigi,
indra pengecap menurun, rasa lapar menurun (kepekaan rasa lapar
menurun), liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan, dan berkurangnya aliran darah.
7) Sistem Perkemihan

10
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak
fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi,
dan reabsorpsi oleh ginjal.
8) Sistem Saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang
progresif pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan
koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

9) Sistem Reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya
ovarium dan uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih
dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara
berangsur-angsur.
2. Perubahan Psikososial
1) Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal
terutama jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti
menderita penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan
sensorik terutama pendengaran.
2) Duka Cita (Bereavement)
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan
kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada
lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan
kesehatan.
3) Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu
diikuti dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu

11
episode depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres
lingkungan dan menurunnya kemampuan adaptasi.
4) Gangguan Cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas
umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif
kompulsif, gangguan-gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari
dewasa muda dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakit
medis, depresi, efek samping obat, atau gejala penghentian mendadak
dari suatu obat.

5) Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga),
lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya atau
berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang
terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.
6) Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku
sangatmengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia
bermain-main dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang
dengan tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut
dapat terulang kembali.

12
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak
dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu
proses menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau menggantikan dan mempertahankan struktur fungsi secara
normal, ketahanan terhadap injury termasuk adanya infeksi (Paris Constantinides,
1994). Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa,
misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan  pada otot, susunan syaraf dan
jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Pada setiap orang, fungsi
fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak
maupun saat menurunnya. Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai
puncaknya pada umur 20-30 tahun. Usia lanjut adalah mereka yang telah berusia
60 tahun atau lebih. Belum ada kesepakatan tentang batasan umur lanjut usia
disebabkan terlalu  banyak pendapat tentang batasan umur lanjut usia. Adapun
perubahan yang terjadi pada lansia adalah:
1. Perubahan Biologis (Fisik)
2. Perubahan Psikologis (Mental)
3. Perubahan Psikososial
4. Perubahan Spiritual
5. Perubahan Kultural
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan diatas,
penyusun memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi lanjut usia yang tinggal di wisma lansia
a. Untuk mengatasi emotional loneliness (kesepian emosional) yang dialami,
lanjut usia disarankan untuk berbagi kepada sesama penghuni dan perawat atau
pendamping apabila memiliki beban pikiran supaya beban yang dirasakan bisa

13
menjadi lebih ringan. Lanjut usia juga sebaiknya menganggap semua penghuni
sebagai saudara supaya tidak lagi merasakan adanya pengabaian.
b. Untuk menghindari munculnya social loneliness (kesepian sosial) lanjut usia
yang tinggal di wisma lansia disarankan untuk mencari kegiatan positif
(berkebun, berkeliling area sekitar wisma lansia, ikut membantu pendamping
menyiapkan makanan) yang mampu dilakukan bersama-sama dengan penghuni
lain supaya merasa berperan bagi lingkungannya.

2. Bagi perawat atau pendamping dan pengurus di wisma lansia, penyusun


menyarankan kepada perawat atau pendamping di wisma lansia supaya lebih
memberikan perhatian dan kasih sayang kepada para penghuni. Perawat atau
pendamping sebaiknya meluangkan lebih banyak waktu untuk mengajak
penghuni mengobrol. Para perawat atau pendamping yang ada juga disarankan
untuk lebih memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan lanjut usai
mengalami loneliness (kesepian) di wisma lansia sehingga mampu mengambil
tindakan yang tepat.

3. Bagi penulis selanjutnya


Dalam penulisaan selanjutnya, akan lebih baik apabila penulis menggali lebih
dalam perasaaan-perasaan dan emosi yang muncul yang dirasakan oleh subjek.
Penulis selanjutnnya juga disarankan untuk membangun rapport yang baik
sehingga subjek dapat menceritakan pengalaman loneliness (kesepian) yang
dialami dengan nyaman dan terbuka.

14
DAFTAR PUSTAKA

Azizah & Lilik Ma’rifatul, (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. (2016).
Keperawatan Gerontik. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Darmojo RB, Mariono, HH (2004). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Edisi 3.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Depkes RI (2005). Pedoman pembinaan Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta: Kemenkes
RI.
Kemenkes RI (2014). Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Pusat Data dan Informasi.
Jakarta: Kemenkes RI.
Nugroho, Wahjudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC..
Sarif La Ode (2012). Asuhan Keperawatan Gerontik Berstandar Nanda, NIC, NOC,
Dilengkapi dengan Teori dan Contoh Kasus Askep. Jakarta: Nuha Medika.
Stanley, M & Beare, P.G. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Tantut Susanto. (2013). Keperawatan Gerontik. Digital Repository. Jember:
Universitas Jember.
Undang-Undang No 13 (1998). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA.

15

Anda mungkin juga menyukai