Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN GERONTIK

“TEORI FISIK LANSIA”

DOSEN :
Dwi Agustanti, M.Kep., Sp.Kom.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

Shintia Lega Utami (1914301053) Feni Meliani (1914301085)


Elva Nuri Sakinah (1914301055) Mardhatillah Heriyani (1914301097)
Sinta Rizqiani (1914301082) Wiwin Kiky Wulandari (1914301099)
Ilham Adiansyah (1914301087) Mustika Ayu Pitaloka (1914301068)
Dhimas Okthavian A. (1914301054) Riska Amilia (1914301075)
Aldo Angga Putra (1914301086) Novita Aji Rahayu (1914301080)
Ade Putri Aulia (1914301084)

KELAS :
STr. TINGKAT III REGULER 2

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pada mata kuliah Keperawatan Gerontik. Makalah ini yang berjudul “Teori Fisik Lansia”.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen kami Ibu Dwi Agustanti, M.Kep.,
Sp.Kom. serta teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide sehingga
makalah ini dapat disusun dengan baik.

Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun supaya makalah
selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Bandarlampung, 08 Januari 2021

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Lansia dan Proses Penuaan 3
2.2 Teori Penuaan (Teori Fisik/Biologis) 4

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aging process (proses penuaan) merupakan hal yang wajar dalam perjalanan hidup
manusia, dan semua orang yang berumur panjang akan mengalaminya, masing-
masing individu akan mengalami dalam waktu cepat dan lambatnya. Masa anak,
remaja, dewasa, tua dan akan masuk pada fase usia lanjut, umur diatas 60 tahun
merupakan perkembangan manusia (Khalid, 2012).

Sejak awal manusia telah berusaha menjelaskan bagaimana dan mengapa terjadi
penuaan, namun tidak ada teori tunggal yang dapat menjelaskan proses penuaan.
Setiap orang akan mengalami penuaan, tetapi penuaan pada setiap individu akan
berbeda tergantung faktor herediter, stresor lingkungan, dan sejumlah besar faktor
yang lain. Walaupun tidak ada satu teori yang dapat menjelaskan peristiwa fisik,
psikologis, dan peristiwa sosial yang kompleks yang terjadi dari waktu ke waktu,
suatu pemahaman dari penelitian dan teori-teori yang dihasilkan sangat penting bagi
perawat untuk membantu orang lanjut usia memelihara kesehatan fisik dan psikis
yang sempurna.

Teori-teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi biasanya


yaitu teori biologis, psikosoaial, spritual. Penelitian yang terlibat dengan jalur biologi
telah memusatkan perhatian pada indikator yang dapat dilihat dengan jelas pada
proses penuaan, banyak pada tingkat seluler, sedangkan ahli teori psikososial
mencoba untuk menjelaskan bagaimana proses tersebut dipandang dalam kaitan
dengan kepribadian dan perilaku.

Oleh karena itu, pada usia lansia biasanya seseorang akan mengalami kehilangan
jaringan otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh akan “mati” sedikit
demi sedikit. Secara individu pengaru proses menua dapat menimbulkan berbagai
masalah social-ekonomi, mental, maupun fisik-biologis. Dari aspek fisik-biologis
terjadi perubahan pada beberapa system, seperti organ dalam, system
musculoskeletal, system sirklasi (jantung), sel jaringan dan system syaraf yang tidak
dapat diganti karena rusak ata mati. Terutama pada sel otak yang dapat berkurang

1
10-20% dalam setiap harinya dan sel ginjal yang dapat membelah, sehingga tidak ada
regenerasi sel. Berkurangnya jumlah sel syaraf (neuron) dan kematian sel secara
terus-menerus menyebabkan seseorang menjadi demensia (Khalid Mujahidullah,
2012).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan lansia dan bagaimana proses penuaan?
2. Bagaimana teori fisik/biologis dari penuaan?

1.3. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami apa definisi lansia dan proses penuaan.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami teori biologis dari penuaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definsi Lansia dan Proses Menua


Teori biologis dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa proses menua
merupakan perubhan yang terjadi dalam struktur dan fungsi tubuh selama masa
hidup (Zairt, 1980 dalam Khalid Mujahidullah, 2012.) Teori ini lebih menekankan
pada perubahan kondisi tingkat structural sel/organ tubuh,termasuk didalamnya
adalah pengaruh agenpatologis. Focus dari teori adalah encari determinan-
determinan yang memperlambat proses penurunan fungsi organisme yang dalam
konteks sistematik dapat memengaruhi/memberikan dampak terhadap organ/system
tubuh lainnya dan berkembang sesuai dengan peningkatan usia kronologis (Hayflick,
1977 dalam Khalid Mujahidullah, 2012).

Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia
yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau
proses penuaan.

Seseorang dikatakan lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, karena faktor
tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani
maupun sosial (Nugroho, 2012).

Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan


menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya
tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian
misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan,
endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia
sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem
organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan
fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial
lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of daily living
(Fatimah, 2010).

3
2.2. Teori Penuaan
Penuaan pada manusia dipengaruhi oleh penimbunan biologis, psikologis, fungsi
sosial dan faktor spiritual. Penuaan bisa dilihat sebagai perkembangan terus-menerus
terjadi dari konsepsi hingga kematian (Ignatavicius, Workman, Mishler, 1999).
Teori Biologis, sosial, dan psikologi pada penuaan nampaknya menerangkan dan
menjelaskan dimensi berbeda pada penuaan. Teori prominent penuaan sebagai
panduan mengembangkan gerontologis holistic pada teori perawatan untuk
pemakaian praktek. Menurut Comfort (1970), tidak ada teori perawatan gerontology
yang diterima dengan kekhususan seperti ini, yang membutuhkan perawatan dengan
menggunakan pendekatan elektris dari disiplin lain sebagai dasar pembuatan
keputusan klinis.

Teori Biologis
Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk
perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian.
Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan seluler dalam
sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat dan
melawan penyakit. Seiring dengan brekembangnya kemampuan kita untuk
menyelidiki komponen-komponen yang kecil dan sangat kecil, suatu pemahaman
tantang hubungan hal-hal yang memengaruhi penuaan ataupun tentang penyebab
penuaan yang sebelumnya tidak diketahui, sekarang telah mengalami peningkatan.
Walaupun bukan suatu definisi penuaan, tetapi lima karakteristik penuaan telah
dapat diidentifikasi oleh para ahli. Teori biologis juga mencoba untuk menjelaskan
mengapa orang mengalami penuaan dengan cara berbeda dari waktu kewaktu dan
faktor apa yang memengaruhi umur panjang, perlawanan terhadap organisme, dan
kematian atau perubahan seluler.

4
Teori Biologi penuaan terdapat dua yaitu teori Stochastis dan Non stotaschis.
1. Stochastis
a. Teori Kesalahan (Error Catastrophe Theory)
Menurut Sonneborn (1979) dalam Lueckenotte (2000), Teori ini berpendapat
bahwa akumulasi dari kesalahan transkripsi dalam sintesis protein DNA di
tubuh pada fungsi yang tidak optimal menimbulkan akibat yang fatal, dan
terjadi penurunan fungsi sel dalam tubuh.

b. Teori Radikal Bebas (Free Radical Theory)


Teori radikal bebas pada proses penuaan ditemukan oleh Denham Harman
pada 1956, dan berfokus pada senyawa kimia dari organisme. Sebagian besar
senyawa kimia terdiri dari elektron-elektron yang berpasangan satu sama lain.
Mereka adalah senyawa yang tidak aktif dan memerlukan rangsangan reaksi
kimia dari luar dengan senyawa lainnya. Molekul yang berisi radikal bebas
menjadi sangat reaktif sebagai akibat dari proses pelepasan pasangan elektron
bebas pada radikal bebas
tersebut.

Spence (1989) telah mendefinisikan radikal bebas sebagai senyawa kimia


seluler yang mengandung elektron bebas yang tidak berpasangan yang
dibentuk dari hasil sampingan dari berbagai proses normal dalam sel yang
melibatkan ikatan dengan oksigen. Meskipun mereka memiliki eksistensi
yang sangat singkat, mereka masih bisa berinteraksi dengan membran sel atau
kromosom dan mengubah fungsi sel.

Teori radikal bebas menyatakan bahwa perubahan yang terjadi seiring


dengan meningkatnya usia terjadi akibat dari akumulasi radikal bebas dalam
sel hingga melebihi ambang konsentrasi, Ketika radikal bebas terkumpul
mereka merusak membran sel yang mengurangi efisiensi. Hal ini
menyebabkan penumpukan kerusakan sel dan akhirnya menghancurkan sel
tersebut.

5
c. Teori Ikatan Silang (Cross Linkage Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya waktu, jaringan ikat atau
kolagen dalam tubuh akan mengalami proses cross-linking, dimana protein
yang dalam keadaan normal saling terpisah, berikatan satu sama lain yang
akhirnya membentuk suatu ikatan silang. Hal ini tidak mengijinkan untuk
aktifitas metabolisme normal dan membuat produk sampah terkumpul pada
sel. Menyebabkan jaringan tidak berfungsi normal Ikatan ini juga
berhubungan dengan berbagai penyakit dan menimbulkan kerusakan dan
kematian sel.

d. Wear and Tear Theory of Aging


Teori ini menggambarkan tubuh manusia sebagai sebuah mesin yang rusak
karena penggunaan yang berlebihan. Fungsi fisiologis dalam tubuh manusia
mengalami penurunan sebagai akibat dari pemakaian dalam waktu yang lama
atau pemakaian yang berlebihan.

2. Teori Nonstochastic
a. Teori Terprogram
Teori penuaan terprogram berpendapat bahwa penuaan adalah hasil
terprogram dari serangkaian kejadian yang telah ditulis dalam kode genetik
manusia. Hayflick dan Moorehead mendemonstrasikan bahwa sel normal
membagi banyaknya dengan waktu terbatas. Oleh karena itu dianggap bahwa
harapan hidup itu telah terprogram.

b. Teori Immunitas
Teori ini berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, fungsi sistem imun
dalam tubuh menurun, dan respon serta efektivitas sel imun melawan antigen
berkurang, sehingga menyebabkan bertambahnya risiko terkena kanker,
penyakit autoimun, dan infeksi
Perubahan terjadi di sistem kekebalan, khususnya pada t- lymphocyte,
sebagai hasil penuaan. Perubahan ini membuat individu mudah terluka dan
terkena penyakit (Phipp, Sands, Marek, 1999 )

6
Menurut Depkes RI (2016) tentang proses menua, teori biologi terdiri dari sebagai
berikut :
a. Teori Genetik dan Mutasi (somatic mutatie theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies – spesies
tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram
oleh molekul – molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi
sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional sel.

b. Pemakaian dan Rusak


Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak).

c. Reaksi dari Kekebalan Sendiri (auto immune theory)


Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada
jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan
tubuh menjadi lemah dan sakit.

d. Teori Immunology Slow Virus (immunology slow virus theory)


Sistem immune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus
kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

e. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi
jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan
usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

f. Teori Radikal Bebas

Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas

(kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti

karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat

regenerasi.

7
g. Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,
kekacauan dan hilangnya fungsi.

h. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-
sel tersebut mati.

8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Menua (aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994).

Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk


perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian.
Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan seluler
dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat
dan melawan penyakit.

9
DAFTAR PUSTAKA

Azzahro.AH.2019.Bab II.UMPO. http://eprints.umpo.ac.id/5035/4/BAB%202.pdf (Diakses


pada 08 Januari 2021)
Nur.Siti Kholifah.2016.Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan (Keperawatan Gerontik).
Jakarta Selatan : Pusdik SDM Kesehatan
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-
Gerontik-Komprehensif.pdf (Diakses pada 08 Januari 2021)
Munawaroh.2017. Bab II. Repository Unimus. http://repository.unimus.ac.id/808/3/BAB
%20II.pdf (Diakses pada 08 Januari 2021)
Fariz.DA.2015.http://eprints.undip.ac.id/46187/3/DEVIAN_AULIA_FARIZ_2201011112
0057_LAP.KTI_BAB_2.pdf (Diakses pada 08 Januari 2021)
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-bakhtiarba-5206-2-bab2.pdf
(Diakses pada 09 Januari 2021)

10

Anda mungkin juga menyukai