Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN KRITIS

PERTIMBANGAN GERONTOLOGI

OLEH :
Kelompok 3
1. I Putu Sandi Artha Yasa 193223125
2. Komang Yasmita Dewi 193223126
3. Luh Putu Nita Meliandari 193223127
4. Luh Putu Putri Jayanti 193223128
5. Luh Putu Widyantari 193223129
6. Merlin Sofiani 193223130
7. Nanik Eka Purnawati 193223131
8. Ni Kadek Ayu Dian Indrayani 193223132
9. Ni Kadek Kembar Dani Sintaningsih 193223133

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widh Wasa
Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat Beliaulah penulis bisa membuat dan
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pertimbangan Gerontologi “.

Besar harapan penulis agar karya tulis ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan penguasaan kompetensi mahasiswa sesuai dengan standar
kompetensi yang diharapkan. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan sebagai upaya penyempurnaan makalah ini dimasa mendatang dan
diakhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Denpasar, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1Definisi Gerontologi ................................................................................ 3


2.2 Sejarah Gerontologi ................................................................................ 3
2.3 Tujuan Gerontologi ................................................................................. 4
2.4 Pertimbangan Gerontologi ...................................................................... 5
2.5 Patokan Umur Untuk Lanjut Usia ........................................................... 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 13


3.2 Saran ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakag


Gerontologi, studi ilmiah tentang efek penuaan dan penyakit yang
berhubungan dengan penuaan pada manusia, meliputi aspek biologis,
fisiologis, psikososial, dan aspek rohani dari penuaan. Perawat yang
merencanakan dan memberikan perawatatn pada orang diusianya yang telah
lanjut mendukung dan mengembangkan teori yang menjadi dasar untuk
asuhan keperawatan selama tahap akhir kehidupan ini.
Sejak awal manusia telah berusaha menjelaskan bagaimana dan mengapa
terjadi penuaan, namun tidak ada teori tunggal yang dapat menjelaskan proses
penuaan. Setiap orang akan mengalami enuaan, tetapi penuaan pada setiap
individu akan berbeda tergantung faktor herediter, stresor lingkungan, dan
sejumlah besar faktor yang lain. Walaupun tidak ada satu teori yang dapat
menjelaskan peristiwa fisik, psikologis, dan peristiwa sosial yang kompleks
yang terjadi dari waktu ke waktu, suatu pemahaman dari penelitian dan teori-
teori yang dihasilkan sangant penting bagi perawat untuk membantu orang
lanjut usia memelihara kesehatan fisik dan psikis yang sempurna.
Teori-teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi
biasanya dikelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu teori biologis
dan psikosoaial. Penelitian yang terlibat dengan jalur biologi telah
memusatkan perhatian pada indikator yang dapat dilihat dengan jelas pada
proses penuaan, banyak pada tingkat seluler, sedangkan ahli teori psikososial
mencoba untuk menjelaskan bagaimana proses tersebut dipandang dalam
kaitan dengan kepribadian dan perilaku.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gerontologi?
2. Bagaimana pertimbangan gerontologi dalam perawatan kritis?
1.3 Tujuan Peulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gerontologi.
2. Untuk mengetahui bagaimana pertimbangan gerontologi dalam perawatan
kritis.

1
1.4 Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai pertimbangan
gerontologi dalam perawatan kritis

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Gerontologi


Gerontologi berasal dari kata geros (latin) yang artinya lanjut usia
dan logos artinya ilmu. Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara
khusus mengenai masalah/faktor yang menyangkut lanjut usia.
Gerontologi adalah pengetahuan yang mencakup segala bidang
persoalan mengenai orang berusia lanjut yang didasarkan pada hasil
penyelidikan ilmu: antropologi,antropometri,sosiologi,pekerjaan sosial
,kedokteran geriatrik,psikiatrik geriatrik,psikologi dan ekonomi.
Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah (scientific approach)
terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan seperti aspek kesehatan
,psikologis,sosial ekonomi,perilaku,dan lingkungan.
2.2 Sejarah Gerontologi
Studi mengenai proses penuaan telah dikenal jauh dalam sejarah.
Dalam sebuah literatur kuno, tercantum bahwa Aristoteles mengajukan
pertanyaan-pertanyaan seputar proses menua. Dia berdiskusi mengenai
umur harapan hidup, teori penuaan, dan umur maksimal dari berbagai
spesies. Kemudian Galen dan Roger Bacon turut memberikan kontribusi
berupa literatur-literatur yang topiknya seputar masalah penuaan.
Pada zaman Renaissance, Francis Bacon menulis sebuah tulisan
berjudul “History of Life and Death”. Sebuah monograf yang ditulis oleh
Joseph Freeman menampilkan sebuah kilas balik yang menakjubkan yang
beisi catatan sejarah mengenai riset seputar masalah penuaan yang
dilakukan lebih dari 2500 tahun yang lalu.
Era modern dalam riset mengenai masalah penuaan terjadi pada
abad ke-20. Sebagai contoh, pada tahun 1908, Elie Metchnikoff menerima
penghargaan nobel atas kontribusinya yang sangat besar dalam bidang
biologi dan penelitian tentang penuaan. Ia memperkenalkan konsep bahwa
proses penuaan disebabkan absorpsi toksin yang berasal dari bakteri usus.
Periode Gerontologi modern dimulai sekitar tahun 1950. Ketika itu
studi yang telah bersifat sistematik menjelaskan perubahan yang terjadi

3
pada proses menua, ditinjau secara fisiologi, biokimia dan morfologi
seluler yang terjadi. Beberapa penelitian pada zaman itu telah
memperkenalkan kita pada teori-teori penuaan.
Secara garis besar, teori penuaan dapat dibagi menjadi 2 grup
utama. Grup pertama menjelaskan bahwa proses menua terjadi karena
adanya fenomena “wear and tear”. Kelompok lainnya berpendapat bahwa
penuaan dipengaruhi oleh lingkungan, sebagai contoh misalnya toksin,
sinar kosmis, gravitasi dan lain-lain.
Di USA terutama pada tahun 1940, banyak studi yang difokuskan
seputar masalah panjang umur. Tujuannya adalah untuk memperpanjang
umur harapan hidup manusia. Pada tahun 1939 edisi pertama dari
“Problems of Aging” yang ditulis oleh Cowdry menandai awal era
modern dalam penelitian seputar masalah penuaan.
2.3 Tujuan Gerontologi
1. Membantu individu lanjut usia memahami perubahan pada dirinya
berkaitan dengan proses penuaan.
2. Membantu mempertahankan identitas kepribadian lanjut usia.
3. Mempertahan,memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan lanjut
usia.
4. Memotivasi dan menggerakan masyarakat dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan lansia.
5. Memenuhi kebutuhan lansia sehari – hari
6. Mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas sehari – hari
7. Mempercepat pemulihan penyakit
8. Meningkatkan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia
dan berguna
2.4 Pertimbangan Gerontologi
Pada dasarnya, prinsip semua tindakan yang dilakukan di ruang rawat
ICU bertujuan untuk memulihkan lansia kritis ke keadaan normal
kembali.Apalagi, lansia yang secara alamiah telah mengalami penurunan
fungsi pada berbagai organ tubuh.Hal ini juga terjadi pada sistem imunitas
atau mekanisme pertahanan tubuh lansia yang mudah menurun. Kondisi

4
ini menyebabkan pemulihan kesehatan lansia juga akan lebih sulit. Berikut
adalah beberapa tindakan medis suportif yang mungkin dilakukan pada
pasien lansia kritis ketika berada di ICU:
1. Pemasangan alat bantu napas
Beberapa lansia yang dalam perawatan intensif akan membutuhkan
dukungan pernapasan yang tidak mampu dilakukan secara spontan
normal. Prosedur dilakukan dengan memasukkan selang plastik dan
dibantu oleh tabung pernapasan ke tenggorokan.
Alat bantu napas ada yang berupa Endotrakeal Tube (ETT) melalui
hidung dan mulut, dan ada pula yang berupa Tracheostomy.
Tracheostomy adalah prosedur membuat lubang di sekitar leher
sebagai akses memasukkan alat bantu napas.
2. Prosedur pemberian makanan
Pasien lansia di unit perawatan intensif berisiko mengalami
kekurangan gizi karena penyakit yang diderita. Sangat penting untuk
mempertahankan asupan nutrisi dan kalori yang memadai untuk
melawan infeksi dan membantu pemulihan setelah penyakit
berkepanjangan. Terutama pada pasien yang mengalami penurunan
kesadaran sehingga tidak bisa makan sendiri.
Prosedur yang paling sering dilakukan saat perawatan kritis adalah
pemasangan Nasogastric Tube (NGT). Ini adalah selang tipis panjang
yang dimasukkan oleh perawat atau dokter, masuk melalui hidung,
turun ke kerongkongan hingga mencapai lambung. Selang nasogastrik
digunakan untuk memberi makan pasien dalam perawatan intensif
yang tidak dapat makan atau minum secara normal.
3. Pemasangan selang urine (kateter)
Kateter urine adalah selang fleksibel yang dimasukkan ke dalam
kandung kemih untuk mengalirkan urine keluar. Tindakan ini penting
untuk mengosongkan kandung kemih ketika pasien tidak sadar atau
tidak mampu buang air kecil secara normal. Kateter juga penting untuk
memantau jumlah urine yang diproduksi pasien, guna memastikan
ginjal berfungsi dengan baik.

5
4. Pemasangan rekam jantung (Echocardiography)
Echocardiography merupakan proses perekaman jantung untuk
melihat fungsinya, mengidentifikasi kebocoran katup, mencari adanya
gumpalan di jantung. Echocardiography juga menjadi pedoman dalam
rencana perawatan berikutnya pada pasien.
Beberapa tindakan medis yang diberikan di ICU kepada lansia saat
kritis di atas memang perlu Anda ketahui. Dengan mengetahui – meski
sekilas – apa saja tindakan yang diberikan kepada lansia, Anda bisa
bersikap lebih tenang ketika ada lansia dalam keluarga Anda yang
perlu mendapatkan tindakan medis di ICU.
Pada prinsipnya, tindakan medis bagi lansia kritis di ICU bersifat
suportif. Dengan kata lain, semua tindakan di ICU bertujuan untuk
merawat sekaligus membantu memulihkan penurunan fungsi organ
tubuh.
2.5 Patokan Umur untuk Lanjut Usia
Sebenarnya tidak ada batas yang tegas pada usia berapa penampilan
seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat
tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun
menurunnya. Beberapa pendapat mengenai batasan usia sebagai berikut :
1. Menurut organisasi kesehatan dunia,WHO ada 4 tahap yakni :
1. Usia pertengahan (middle age) 45 – 59 tahun.
2. Lanjut usia (elderly) 60 – 74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
2. UU No. 4 tahun 1965 pasal I
Dinyatakan sebagai berikut:
"Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia
setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai
atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain".
3. Sumber lain mengemukakan pengelompokan umur sebagai berikut :
1. Usia 60 – 65 tahun (elderly)

6
2. Usia 65 – 75 tahun (junior old age)
3. Usia 75 – 90 tahun ( formal old age)
4. Usia 90 – 120 tahun ( longevity old age)
3. Proses Penuaan
Proses penuaan adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (Darmojo, 1994).
Teori –teori Tentang Penuaan
1. Teori Biologis
a. Teori jam genetik : sudah terprogram bagaikan memiliki
jam genetis.
b. Teori interaksi sosial : sel – sel satu sama lain saling
berinteraksi dan mempengaruhi.
c. Teori mutagenesis somatik : begitu terjadi pembelahan sel
akan terjadi mutasi spontan yang terus menerus dan
akhirnya padakematian sel.
d. Teori error katastrop : error akan terjadi pada struktur
DNA.
e. Teori pemakain dan keausan : teori yang paling tua adalah
teori pemakain dan keausan dimana tuhun demi tahun hal
ini berlangsung dan lama kelamaan akan timbul deteriorasi.
2. Teori Psikososial
a. Disengagement Theory : individu dan masyarakat
mengalami disengagement (menarik diri)
b. Teori Aktivitas : menekankan pentingnya peran serta dalam
kegiatan masyarakat bagi kehidupan lansia.
c. Teori Kontinuitas : ditakankan pentingnya hubungan antara
kepribadian dengan kesuksesan hidup lansia.
d. Teori Subkultur : lansia sebagai kelompok yang memiliki
norma,harapan,rasa percaya dan adat kebiasaan tersendiri.

7
4. Perubahan Akibat Proses Menua
Perubahan Fisik Dan Fungsi
A. Sel
1. Jumlah sel menurun
2. Ukuran sel lebih besar
3. Jumlah cairan tubuh dan cairan intraselluler berkurang
4. Proporsi protein diotak, otot, ginjal, darah dan hati menurun
5. Jumlah sel otak menurun
6. Mekanisme perbaikan sel terganggu
7. Otak menjadi artrofi,beratnya berkurang 5-10%
8. Lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar
B. Sistem Persarafan
1. Menurun hubungan persarafan
2. Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak berkurang setiap
hari).
3. Respon dan waktu untuk bereaksi lambat khususnya terhadap
stress.
4. Respon dan waktu untuk bereaksi lambat khususnya terhadap
stres
5. Saraf panca indra mengecil
6. Penglihatan berkurang, pendengaran menghilang, saraf
penciuman dan perasa mengecil, lebih sensitif terhadap
perubahan suhu dan rendahnya ketahanan terhadap dingin
7. Kurang sensitif terhadap sentuhan
C. Sistem Pendengaran
1. Gangguan pendengaran
2. Membran timpani menjadi atrofi shgga otosklerosi
3. Terjadi pengumpulan serumen
4. Fungsi pendengaran semakin menurun
5. Tinitus (bising yang bersifat mendengung,bisa nada rendah
atau tinggi,bisa terus menerus.

8
D. Sistem Penglihatan
1. Sfingter pupil timbul sklerosis dan respon thdp sinar hilang
2. Kornea lebih berbentuk sferis(bola)
3. Lensa lebih suram
4. Susah melihat dalam gelap
5. Penurunan/hilangnya daya akomodasi
6. Lapang pandang menurun
7. Daya membedakan warna menurun
E. Sistem Kardiovaskuler
1. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
2. Elastisitas dinding aorta menurun
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun
4. Curah jantung menurun
5. Kinerja jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan
perdarahan
6. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
7. Tekanan darah meningkat sistole normal 170 mmHg, diastole
95 mmHg
F. Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
1. Hipotermi
2. Merasa kedinginan dan dapat minggigil,pucat dan gelisah
3. Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi
panas
G. Otot pernafasan mengalami kelemahan
1. Aktivitas silia menurun
2. Paru kehilangan elastisitas
3. Berkurangnya elastisitas bronkus
4. Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg
5. Pertukaran gas terganggu
6. Refleks dan kemampuan batuk berkurang
7. Sensitifitas terhadap hipoksia menurun

9
8. Sering terjadi emfisema
9. Kekuatan otot pernafasan menurun
H. Sistem Pencernaan
1. Kehilangan gigi
2. Indra pengecap menurun
3. Esofagus melebar
4. Rasa lapar menurun
5. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
I. Sistem Reproduksi
- Wanita
1. Vagina mengecil
2. Ovarium mengecil,uterus atrofi
3. Atrofi payudara
4. Atrofi vulva
5. Selaput lendir vagina menurun
- Pria
1. Testis masih dapat memproduksi spermatozoa
2. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun asal
kondisi fisik baik.
J. Sistem Endokrin
1. Penurunan hormon estrogen,progesteron,testosteron.
2. Produksi hampir semua hormon menurun
K. Sistem Integumen
1. Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak
2. Permukaan kulit kusam,kasar,dan bersisik
3. Timbul bercak pigmentasi
4. Terjadi perubahan pada daerah sekitar mata
5. Respon terhadap trauma menurun
6. Mekanisme proteksi kulit menurun
7. Kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu
8. Rambut dalam hidung dan telinga menebal
9. Pertumbuhan kuku lebih lambat

10
10. Kuku jari menjadi keras dan rapuh
L. Sistem Muskuloskletal
1. Tulang kehilangan cairan dan semakin rapuh
2. Terjadi gangguan tulang
3. Kekuatan dan stabilitas tulang menurun
4. Permukaan sendi tulang rusak
5. Kifosis
6. Gerakan pinggang,lutut dan jari-jari pergelangan terbatas
7. Gangguan gaya berjalan
8. Kekakuan jaringan penghubung
9. Persendian membesar dan menjadi kaku
10. Aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan proses menua.

Perubahan Mental
1. Dibidang mental atau psikis pada lanjut usia ,perubahan dapat
berupa sikap yang semakin egosentrik,mudah curiga,bertambah
pelit.
2. Mengharapkan tetap diberi peranan dalam masyarakat
3. Ingin mempertahankan hak dan hartanya
4. Jika ingin meninggal ingin secara terhormat dan masuk surga.

Faktor yang mempengaruhi perubahan mental :

1. Perubahan fisik
2. Kesehatan umum
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan
5. Lingkungan.
Perubahan Psikososial
1. Kehilangan finansial
2. Kehilangan status
3. Kehilangan teman/relasi
4. Kehilangan pekerjaan

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai
masalah/faktor yang menyangkut lanjut usia.
Gerontologi adalah pengetahuan yang mencakup segala bidang persoalan
mengenai orang berusia lanjut yang didasarkan pada hasil penyelidikan ilmu:
antropologi, antropometri, sosiologi, pekerjaan sosial , kedokteran geriatrik,
psikiatrik geriatrik, psikologi dan ekonomi. Gerontologi merupakan
pendekatan ilmiah (scientific approach) terhadap berbagai aspek dalam proses
penuaan seperti aspek kesehatan , psikologis, sosial ekonomi, perilaku, dan
lingkungan.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan ada kritik dan saran yang
dapat membangun sehingga penulis dapat menyempurnakan makalah kami.

12
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, Karlina. 2020. Klasifikasi Usia. Diakses pada tanggal 29 september 2020
jam 15.30 wita. Diakses melalui: https://www.sehatq.com/artikel/risiko-penyakit-
berdasarkan-klasifikasi-umur-menurut-who

Parasyanti, Vera. 2019. Keperawatan Kritis. Diakses pada tanggal 29 september


2020 jam 15.00 wita. Diakses melalui:
https://id.scribd.com/document/436134723/MAKALAH-
KEPERAWATANKRITIS

13

Anda mungkin juga menyukai