Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP ANTROPOLOGI KESEHATAN


Dosen Pengampu: Davi Sundari S.Kep.Ners, SKM,MM

Disusun oleh:
Abdul Azis Selamet 029PA21001
Sayidah 029PA21017
Nurhayati 029PA21023
Risma Ristiani 029PA21015

POLITEKNIK KESEHATAN YAPKESBI


KOTA SUKABUMI
2022
KATA PENGANTAR
 
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di
buat untuk membantu mahasiswa memahami materi Mata Kuliah Antropologi
Kesehatan dan mengenai penyakit-penyakit di masa lampau.
 Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat di perlukan
demi kesempurnaan makalah ini.
 Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak
kesalahan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi
pembaca, serta menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya Mata Kuliah
Antropologi Kesehatan.

Sukabumi, 1 April 2022

Penulis

ii
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
Bab I   Pendahuluan
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
Bab II Pembahasan
A. Antropologi Kesehatan.........................................................................4
B. Ekosistem dan Sistem Sosial Budaya...................................................6
C. Paleopatologi........................................................................................10
D. Penyakit dan Evolusi.............................................................................11
E. Epidemiologi Makanan dan Evolusi.....................................................12
F. Ekologi dan Pembangunan....................................................................13
Bab III Penutup
A. Kesimpulan...........................................................................................16
B. Saran.....................................................................................................16
Daftar Pustaka................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Etika merupakan tingkah laku manusia yang baru lahir tersebut digerakkan olen
insting dan naluri. Insting atau naluri ini tidak termasuk dalam kebudayaan, tetapi
mempengaruhi kebudayaan.  Contohnya adalah kebutuhan akan tempat tinggal,dulu
manusia hanya hidup berpindah-pindah atau nomaden. Mereka hanya mencari
perlindungan di goa atau di bawah pohon-pohon besar agar tidak diserang oleh
binatang buas, tetapi sekarang tempat tinggal adalah kebutuhan dasar yang tidak
termasuk dalam kebudayaan. Bagaimana kebutuhan itu dipenuhi;dengan cara apa
agar kebutuhan itu terpenuhi adalah bagian dari kebudayaan. Semua manusia perlu
tempat tinggal yang bersih dan nyaman bagi kehidupannya,agar tidak diserang
penyakit  tetapi kebudayaan yang berbeda dari kelompok kelompoknya menyebabkan
manusia melakukan kegiatan itu dengan cara yang berbeda.
Sebagai contoh adanya kepercayaan masyarakat Jawa memiliki budaya mencuci
kaki selepas bepergian dengan alasan kepercayaan menghindari musibah dan
gangguan makhluk halus. Meskipun memiliki alasan yang tidak ilmiah, namun
budaya tersebut secara  langsung mempengaruhi kesehatan masyarakat Jawa. Contoh
lainnya adalah budaya sumpah-serapah dalam keluarga di beberapa daerah di
Indonesia. Budaya ini lebih jauh dapat mempengaruhi kesehatan kejiwaan anggota
keluarga. Hal ini semua terjadi karena manusia mempelajari atau mencontoh sesuatu
yang dilakukan oleh generasi sebelumya atau lingkungan disekitarnya yang dianggap
baik dan berguna dalam hidupnya. Sehingga dalam mensosialisasikan kesehatan pada
masyarakat luas dapat lebih terarah yang implikasinya adalah naiknya derajat
kesehatan masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan di sampaikan, yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan antropologi dan kesehatan?
2.      Apa yang dimaksud ekosistem dan sistem sosial budaya?
3.      Apa yang dimaksud dengan paleopatologi?
4. Apa yang dimaksud dengan penyakit dan evolusi?
5. Aapa yang dimaksud epidemiologi makanan dan evolusi?
6. Apa yang dimaksud dengan ekologi dan pembangunan?

4
C. TUJUAN PENULISAN
1.      Agar mahasiswa memahami apa itu antropologi dan kesehatan?
2.      Agar mahasiswa memahami tentang ekosistem dan sistem sosial budaya?
3.      Agar mahasiswa memahami apa yang dimaksud dengan paleopatologi?
4. Agar mahasiswa memahami apa yang dimaksud dengan penyakit dan evolusi?
5. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui apa yang dimaksud epidemiologi
makanan dan evolusi?
6. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan
ekologi dan pembangunan?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. ANTROPOLGI KESEHATAN
Antropologi berasal dari bahasa Yunani anthropos yang berarti manusia dan logos yang
berarti wacana (bernalar, berakal) atau disebut ilmu. Secara etimologis, antropologi
berarti ilmu yang mempelajari manusia. Menurut Kamus Oxford, antropologi adalah
studi tentang masyarakat dan budaya manusia dan perkembangannya. Dapat diartikan
studi tentang karakteristik biologis dan fisiologis manusia dan evolusinya.

Istilah “Antropologi Kesehatan" telah digunakan sejak 1963 sebagai sebutan untuk hasil
penelitian empiris dan teoritis yang dilakukan oleh 11 antropologis kedalam proses sosial
dan gambaran kebudayaan dari kesehatan, kesakitan, dan perawatan yang berhubungan
dengan kebudayaan Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi yang
menggambarkan pengaruh sosial, budaya, biologi, dan bahasa terhadap kesehatan (dalam
arti luas) meliputi pengalaman dan distribusi kesakitan, pencegahan dan pengobatan
penyakit, proses penyembuhan dan hubungan sosial manajemen pengobatan serta
kepentingan dan kegunaan kebudayaan untuk sistem kesehatan yang beranekaragam.

Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi sosial yang


lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies lain,
norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi
1. Selama lebih dari 20 abad konsep popular medicine atau folk medicine (pengobatan
tradisional) telah familiar baik untuk dokter maupun antropologis.
2. Istilah tersebut dipakai untuk menggambarkan praktek pengobatan masyarakat
setempat terutama dengan pengetahuan etnobotani mereka. Selanjutnya, mempelajari
pengobatan tradisional menjadi tantangan bagi dunia barat seperti hubungan antara
ilmu pengetahuan dengan agama.

B. EKOSISITEM DAN SISTEM SOSIAL BUDAYA


SISTEM adalah Agregasi atau pengelompokan objek-objek yang dipersatukan
oleh beberapa bentuk interaksi yang tetap atau saling tergantung, sekelompok unit
yang berbeda, yang dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam atau oleh seni
sehinggamembentuk suatu keseluruhan yang integral dan berfungsi, beroperasi atau
bergerak dalamsatu kesatuan.
6
SISTEM SOSIAL-BUDAYA ATAU KEBUDAYAAN adalah keseluruhan yang
integraldalam interaksi antar manusia.

EKOSISTEM
Adalah suatu interaksi antar kelompok tanaman dan satwa denganlingkungan nonhidup
mereka (Hardesty 1977;289).Hal lain yang berkaitan dengan perkembangan antropologi
kesehatan dan ekologi adalahAdaptasi, Gen dan Kebudayaan.

Adaptasi:
Dapat mengubah mekanisme, respon dan karakter seseorang untuk dapat bertahan
terhadaplingkungannya. Manusia beradaptasi lebih dari jutaan tahun lalu dari iklim
yang ekstrim,ketinggian, fluktasi musim, penyakit yang disebabkan organisme,
kekurangan makanan, bencanaalam atau bencana yang dibuat oleh manusia itu sendiri.
Manusia beradptasi mengubah genetik, penyesuaian fisiologis, perubahan kebudayaan.

 Gen merupakan Biologi evolusi


 populasi yang mengalami perubahan fisik dan geografi merupakan bagian dari
adaptasimemungkinkan terjadinya perubahan karakteristik genetik.

KEBUDAYAAN
Kebudayaan merupakan hal yang berpengaruh dalam kehidupan. Dalam
beberapakelompok ada yang memiliki aturan dan ritual.Tetapi ada beberapa kelompok
lain yang beranggapan bahwa kebudayaan merupakanstrategi untuk bertahan hidup dari
seleksi alam .
Kebudayaan memiliki 2 perspektif
1. Kebudayaan secara kompleks
2. Kebudayaan secara kelompok.

C. PALEPATOLOGI
Paleopatologi merupakana studi penyakit manusia purba , yang menjelaskan bagaimana
manusia dulu dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka hidup dan mengenai cara
hidup.
Contoh- contoh penyakit pada masa pada manusia purba, yaitu:
1. Penyakit reumatik, caries gigi, ricketsia dan lainnya diketahui berdasarkan
peninggalan tulang-tulang.

7
2. Penyakit-penyakit infeksi berdasarkan pengawetan mummi secara alamiah dan buatan
pada jaringan lunaknya dan juga akibat lingkungan yang buruk.
3. Penyakit fraktur yang terjadi akibat adanyakanibalisme, peperangan dan aspek
lainnya darikehidupan sehari-hari, seperti fraktur pada tengkorak kepala akibat dua atau
tiga penekanan yang berasal dari senjata maces, yaitu sejenis tombak yang bermata enam.
4 Luka- luka akibat senjata contohnya pada orang Anglo-Saxon menunjukkan banyaknya
frakturkaki pada tulang betis. Hal-hal tentang penyakit manusia purba dan adaptasinya
terhadap lingkungan dapatdisimpulkan dari studi mengenai sisa-sisa masyarakat berburu
dan meramu, seperti orangBushmen si Afrika Selatan dan penduduk asli Australia.

Mungkin kesimpulan yang paling penting dari studi itu jika dihubungkan dengan
bukti lain seperti tingkah laku gen dan virus adalah bahwa banyak penyakit modern tidak
terdapat pada penduduk purba dan “spectrum dari penyakit-penyakit yang menyerang
manusia sepanjang perkembangannya mungkin lebihblecil dari yang kita alami pada yang
kita alami pada masa sejarah”

Dalam masa prehistori, populasi masyarakat berburu meramu jumlahnya sedikit,


terdiridari kelompok yang paling banyak berjumlah 200-300 orang. Dimana mereka
terlalu kecil jumlahnya untuk memebentuk suatu reservoir bagi kalangan eksistensi
penyakit-penyakit infeksi.Dari segi eksistensi dan daya tahan hidup dari pathogen, suatu
jenis pathogen lain dibutuhkan, yang dapat bertahan untuk waktu yang lama sampai
muncul perantara baru. “ karenanya seleksi alamiah lebih terbuka bagi pathogen yang
dapat hidup dalam hubungan bersama dengan perantara mereka dan pathogen yang terus
hidup tanpa perantaranya.

Kesehatan dari masyarakat berburu dan meramu secara positif juga dipengaruhi
olehkebiasaan nomadi mereka sehingga kecil kemungkinannya untuk menginfeksi
dirinya sendiriakibat kotoran mereka sendiri atau hal-hal lain, dibandingkan dengan
populasi besar yang menetap. Anehnya, penemuan pertanianlah yang telah menambah
jenis dan frekuensi penyakit yang diderita manusia, “… munculnya peradaban
menjatuhkan pukulan terhadap kesehatan manusia,sehingga baru sekarang saja manusia
sembuh” (Neel 1970 : 818).
Walaupun menghasilkan bahan pangan kontinue dan pertambahan penduduk, tetapi
meningkatkan penyakit-penyakit infeksi juga. Ini terjadi karena populasi yang besar
merupakan reservoir infeksi, hubungan manusia yang akrab dengan ternaknya, yang
dapat menularkan pathogen baru. Kontras antara potensi penyakit infeksi pada
8
masyarakat berburu dan meramu dengan masyarakat petani telah mencentuskan spekulasi
hubungan dengan pengendalian penduduk.

Sepanjang sejarah, kematian bayi yang tinggi merupakan penjelasan dari


lambatnya perkembangan penduduk dunia. Namun penelitian di kalangan penduduk berb
uru dan meramumenunjukkan bahwa angka kematian bayi yang tinggi di kalangan
penduduk primitif bukan halyang umum. Keseimbangan manusia dengan sumber-sumber
lingkungannya dipertahankanoleh bentuk budaya, terutama oleh tabu yang berkenaan
dengan hubungan seks, masa menyusuiyang diperpanjang, aborsi, pembunuhan bayi dan
sejenisnya, bila digabungkan mengurangi rata-rata angka kelahiran secara efektif menjadi
satu anak dalam jangka waktu 4 atau 5 tahun. 
Namun, dengan munculnya ekonomi agrikultural, “populasi komuniti menetap yang
semakin padat menjadi semakin peka terhadap penyakit infeksi, suatu cara
dalamhal pengawasan penduduk” (Underwood 1975 : 61). Barulah pada tahun 1940 ada 
permbahan penduduk yang berarti seperti di Tzintzuntzan, yang diakibatkan oleh adanya
vaksinasi terhadapcacar air dan imunisasi lainnya, pengadaan air bersih, Obat-obat
antibiotika serta tindakan prefentif dan kuratif lainnya.

D. PENYAKIT DAN EVOLUSI


Penyakit-penyakit infeksi telah merupakan faktor penting dalam evolusi manusia selama
2 juta tahun atau lebih melalui mekanisme evolusi dari proteksi generetik maka nenek
moyangkita dapat mengatasi ancaman-ancaman penyakit dalam kehidupan kelompok
atau individu.Munculnya gen yang memberikan resistensi terhadap malaria dalam suatu
populasi di Afrika Barat adalah salah satu contoh yang dramatis dari proses evolusi
tersebut. Pada tahun-tahunterakhir orang Amerika telah membaca suatu penyakit baru
yang dikenal sebagai anemia selsabit (Sickle Cell Anemia) yang terutama menulari orang
kulit hitam dibandingkan ras lainnya.Di lingkungan lain, ciri sel sabit sama sekali bukan
sebuah ancaman malahan sebuahkarateristik yang diinginkan, karena pada daerah malaria
ciri tersebut memberikan proteksimenghadapi gigitan nyamuk Anopheles.
Penelitian di Afrika Barat pada masa generasi yang lalulebih mengungkapkan, bagaimana
proteksi pada malaria ini telah menghasilkan seleksi genetikyang lebih terbuka bagi
individu-individu yang ciri sel sabit. Hal ini menarik bagi ahli-ahliantropologi kesehatan
dan mungkin merupakan contoh yang paling menarik tentang bagaimana suatu penyakit
tertentu yang merupakan ancaman terhadap kesehatan dapan mempengaruhi evolusi
manusia.

9
Evolusi adalah proses perubahan pada seluruh bentuk kehidupan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya, dan biologi evolusioner mempelajari bagaimana evolusi ini terjadi.
Pada setiap generasi, organisme mewarisi sifat-sifat yang dimiliki oleh orang tuanya
melalui gen. Perubahan (yang disebut mutasi) pada gen ini akan menghasilkan sifat baru
pada keturunan suatu organisme. Pada populasi suatu organisme, beberapa sifat akan
menjadi lebih umum, manakala yang lainnya akan menghilang. Sifat-sifat yang
membantu keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme akan lebih berkemungkinan
berakumulasi dalam suatu populasi daripada sifat-sifat yang tidak menguntungkan.
Proses ini disebut sebagai seleksi alam. Penghasilkan jumlah keturunan yang lebih
banyak daripada jumlah orang tua beserta keterwarisan sifat-sifat ini merupakan fakta
tambahan mengenai kehidupan yang mendukung dasar-dasar ilmiah seleksi alam.
Gaya dorong seleksi alam dapat terlihat dengan jelas pada populasi yang terisolasi, baik
oleh karena perbedaan geografi maupun mekanisme lain yang mencegah pertukaran
genetika. Dalam waktu yang cukup lama, populasi yang terisolasi ini akan
menjadi spesies baru.

E. EPIDEMIOLOGI MAKANAN DAN EVOLUSI


Epidemiologi berkenaan dengan distribusi dalam tempat dan prevalensi atau terjadinya
penyakit ,sebagaimana yang dipengaruhi oleh lingkungan alam atau lingkungan ciptaan
manusiaserta oleh tingkah laku manusia, Variabel-variabel yang paling umum digunakan
oleh para ahlisosiologi dan ahli epidemiologi kedokteran dalam studi-studi mereka adalah
perbedaan umur dan jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan,hubungan suku bangsa
dan kelas social,tingkah lakuindividu,serta lingkungan alami.
Kaum laki-laki muda Amerika, misalnya, lebih besar kemungkinannya untuk
meninggalakibat kecelakaan daripada kaum wanita muda atau orang-orang yang lebih
tua,baik laki-lakimaupun perempuan. Pekerja-pekerja pada industri asbes menghadapi
resiko tinggi terhadapasbesitosis di paru paru dan kanker paru paru,sedangkan para guru-
guru besar universitas tidakdemikian. Para perokok lebih besar kemungkinannya untuk
meninggal karena kanker paru-paruatau penyakit-penyakit jantung (cardiovascular)
daripada orang-orang yang tidak merokok.
Daerah-daerah pedalaman, terutama yang merupakan pegunungan,lebih besar
kemungkinannya untuk menderita penyakit gondok jika dibandingkan dengan penduduk
yang tinggal di pantai lautdan mudah memperoleh bahan makanan laut yang kaya
yodium.

10
Epidemiologi berorientasi pada usaha mencapai suatu tujuan, dalamarti tujuan utamanya
adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan ,mengurangi timbulnya semua
ancamankesehatan.dalam sejarahnya. Keberhasilan epidemiologi patut dicatat. Penyakit
gondokmisalnya,sejak awal dinyatakan sebagai akibat dari kekuranan yodium di dalam
makanan,suatukekurangan yang mudah diatasi dengan pemberian garam beryodium.
Pada tahun 1850-an,dalaminsiden pompa air yang terkenal di Broad Street London,Jhon
Snow menunjukkan bahwa demamtipus menyebar melalui air yang terkontaminasi ,dan
bahwa orang-orang yang minum airbersihtidak akan terkena penyakit tersebut. Penelitian
pada akhir-akhir ini makin banyakmenyimpulkan bahwa proposi tinggi dari kanker
disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan.Banyak diantaranya dapat dikurangi atau
diawasi dalam rangka menurunkan insiden dari penyakit yang mengerikan ini ( Cairns
1975 ). Akhir “praktis” dari studi-studi epidemiologi dibuktikan dengan kenyataan bahwa
ilmu ini merupakan landasan ilmiah bagi sebagian besar profesi kesehatan masyarakat.

MAKANAN DAN EVOLUSI


Seperti halnya penyakit, makanan juga merupakan karateristik lingkungan
yangmempengaruhi evolusi. Stini telah mendeskripsikan tentang beberapa aspek dari
proses inilahyang mempengaruhi ukuran tubuh manusia. Hanya karena makanan yang
cukup kuantitas dankeseimbangannya maka perkembangan itu dapat terjadi. Namun
dengan adanya pertanian danketergantungan yang terus menerus terhadap terhadap
sejumlah nutrien sayur yang terbatas,ketidakseimbangan nutrisi dapat mengarah kepada
kekurangan asam amino yang pentinguntuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan. Di
kalangan anak-anak, akibat umum daridefenisi kalori-protein disebut kwashiorkor.Stini
menemukan bahwa manusia baru mencapai tinggi maksimum pada usia 26 tahun.

Walaupun laki-laki maupun wanita mencapai proposi tubuh yang normal, penduduk
tersebut ditandai oleh “miniaturisasi umum”, “pengurangan yang proporsional dalam
ukuran tubuh pada semua warga populasi yang mempunyai sumber-sumber protein yang
amat terbatas akan bersifat adaptif”. Dalam arti bahwa lebih banyak terdapat individu
yang
bisa mempertahankankelangsungan hidup dengan sumber-sumber yang ada, tiap-tiap
individu itu memiliki sejumlahkecil jaringan metabolisme yang proporsional yang sesuai
dengan kebutuhan nutrisi. Padawaktunya, pengurangan itu secara genetic akan menjadi
mantap melalui seleksi alamiah.
Makanan merupakan karakteristik lingkungan yang mempengaruhi evolusi.

11
F. EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN
Ekologi pembangunan, bagaimana proses pembangunan yang berwawasan lingkungan
atau yang lebih dikenal dengan istilah pembangunan berkelanjutan (sustainable
development), dan hal yang sangat krusial dalam studi ekologi pembangunan adalah
menyoal tersedianya sumber daya yang cukup—dalam pengertian daya dukung
lingkungan yang mempengaruhi berjalannya proses pembangunan. Dan tentu saja
hubungannya dengan persoalan ekologi terutama krisis ekologi menjadi isu strategis
dalam konteks pembangunan berkelanjutan apalagi komitmen politik pembangunan
berkelanjutan sebagaimana tertuang dalam Agenda Post-2015 telah memberi tempat bagi
ekologi sebagai pilar utama dalam agenda pembangunan berkelanjutan.

Otto Soemarwoto (2001) memberikan definisi apa itu ekologi pembangunan. Hematnya
pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Interaksi antara
pembangunan dan lingkungan hidup membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem.
Ilmu yang mempelajari interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup disebut
ekologi pembangunan. Manusia, baik sebagai subyek maupun obyek pembangunan,
merupakan bagian ekosistem. Pandangan holistis inilah yang dipakai dalam ekologi
pembangunan.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Antropologi kesehatan merupakan bagian
dari ilmu antropologi yang sangat penting sekali, karena di dalam antropologi kesehatan
diterangkan dengan jelas kaitan antara manusia, budaya, dan kesehatan sehingga kita
dapat mengetahui kaitan antara budaya suatu masyarakat dengan kesehatan masyarakat
itu sendiri.

Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari


berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia,
social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya.

Antropologi kesehatan memiliki beberapa kegunaan, salah satunya yaitu memberikan


suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya.
Hubungan antara antropologi dengan gizi itu sangat erat sekali, karena banyak sekali
orang yang kekurangan gizi yang bukan diakibatkan oleh masalah ekonomi, akan tetapi
diakibatkan oleh kepercayaan atau kebudayaan mereka yang melarang memakan
makanan yang sebenarnya mengandung banyak gizi. Hal ini menimbulkan sesuatu yang
sangat mengecewakan. Di satu sisi terdapat masyarakat yang kekurangan gizi karena
mereka tidak bisa mendapatkannya karena masalah ekonomi, di sisi lain terdapat
masyarakat yang kekurangan gizi akibat kebudayaan mereka tidak mengizinkan atau
melarang mereka memakan makanan tersebut yang seharusnya dipergunakan dengan
sebaik-baiknya karena makanan tersebut sangat bermanfaat bagi mereka.

B. SARAN

Setelah membaca makalah ini, penulis berharap pembaca lebih mendapatkan


pengetahuan tentang hubungan antara antropologi dengan gizi, sehingga pembaca dapat
mengetahui tentang pentingnya gizi dan pengaruh antropologi terhadap gizi suatu
masyarakat, sehingga pembaca mendapatkan pengetahuan tentang cara-cara

13
meningkatkan derajat kesehatan. Semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/oauth/authorize

https://id.scribd.com/doc/227862292/Ekosistem-Dan-Sistem-Sosial-Budaya

https://www.academia.edu/32599989/Makalah_Konsep_Antropologi_Sosial_dan_Ke
sehatan

https://www.researchgate.net/publication/
340032849_Pengantar_Antropologi_Kesehatan

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-paleopatologi/121188

14

Anda mungkin juga menyukai