Disusunoleh:
1. AnggunVitaloka (213121017)
2. Lindy YuliSyifaAuliya (213121018)
3. CiciNurulFarida (213121019)
4. RoviatulImaniah (213121029)
5. KarinaAgustriani (213121027)
6. MutiaraAnnisaN (213121026)
7. Dirrafabriani (213121038)
8. DafriandiHafizS (213121031)
9. Moch.Azwar N (213121041)
2022
KATAPENGANTAR
Dengannama-nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat,hidayah dan inayah-Nya
sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul "ASUHAN
KEPERAWATANDENGAN PENDEKATAN BUDAYA MELALUIASPEK
ANTROPOLOGI" tepat pada waktu.Penyusunan makalah maksimal mungkin kami upayakan
dan didukung tunjangan banyak sekali pihak ,sehingga mampu kemudahan dalam
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan
aspek lainnya.
Oleh karena itu,kami menerima saran maupun kritik demi memperbaiki makalah
ini.Akhirnya penyusun sangat berharap semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat
dan dapat menjadi inspirasi pembaca untuk mengangkat permasalahan lain.
Cimahi, 30 Desember2022
ii
DAFTARISI
KATAPENGANTAR ................................................................................................................. 2
BAB 2PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
iii
BAB1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
1.2 RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan antropologi kesehatan dalam keperawatan?
1
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Menurut bahasa Yunani, Antropologi berasal dari bahasa latin; Antrhopos yang berarti
manusia, dan Logos yang berarti akal. Dengan begitu Antropologi dapat diartikan sebagai
suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia dengan mempelajari
aneka warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaannya.
B. Cabang-cabang Antropologi
1) Antropologi Fisik
2) Antropologi Budaya
4
berbahasa dan melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan makhluk-
makhluk lain yang serupa dengan manusia.
• Etnologi
Mempelajari tentang kebudayaan manusia yang di muka bumi. Memusatkan perhatiannya
pada kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang, telaahannya pun terpusat pada perilaku
manusianya sebagaimana yang dapat disaksikan langsung, dialami, serta didiskusikan
dengan pendukung kebudayaannya.
C. Tujuan Antropologi
Tujuan dari antropologi adalah terbagi menjadi tujuan akademis yaitu antropologi ingin
mencapai pengertian tentang makhluk manusia, pada umumnya dengan mempelajari aneka
warna bentuk fisik, masyarakat, serta budaya serta tujuan praktis yaitu antropologi ingin
mempelajari manusia dalam aneka wara masyarakat, suku bangsa guna membangun
masyarakat itu sendiri.
Antropologi pada hakikatnya mempunyai tiga tujuan utama (Astawa, 2017) :
1) Mendeskripsikan selengkap mungkin tata cara kehidupan kelompok manusia dari berbagai
sudut belahan bumi pada setiap periode dan karakteristik manusia yang hidup pada
kelompok itu.
2) Memahami manusia sebagai kelompok tertentu secara keseluruhan.
3) Menemukan prinsip-prinsip umum tentang gaya hidup manusia serta bagaimana gaya hidup
itu terbentuk.
Kegunaan antropologi bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari antara lain yaitu :
1) Melihat dengan jelas tentang manusia, baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok
masyarakat
2) Mampu mengkaji kedudukan manusia dalam masyarakat dan dapat melihat dunia atau
budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya
3) Memahami norma-norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat
tertentu,
4) Lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala sosial masyarakat yang semakin
kompleks
5
5) Menyusun etnografi-etnografi yang memungkinkan penciptaan teori-teori tentang asal-usul
kepercayaan, keluarga, perkawinan, perilaku bernegara, dan sebagainya.
Menurut Foster dan Anderson kesehatan berhubungan dengan perilaku. Perilaku manusia
cenderung bersifat adaptif. Terdapat hubungan antara penyakit, obat-obatan, dan kebudayaan.
Menurut Landy antropologi kesehatan adalah suatu studi tentang konfrotasi manusia dengan
penyakit serta rasa sakit, dan rencana adaptif yaitu sistem pengobatan dan obat-obat yang
dibuat oleh kelompok manusia berkaitan dengan ancaman yang akan datang.
Menurut foster dan Anderson lapangan kajian antropologi kesehatan dibagi menjadi 2, yaitu
:
1) Kutub biologis, perhatinya pada pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia, peranan
penyakit dalam evolusi manusia, adaptasi biologis terhadap perubahan lingkungan alam,
dan pola penyakit di kalangan manusia purba.
2) Kutub sosio-budaya perhatiannya pada sistem kesehatan tradisional yang mencakup aspek-
aspek etiologis, terapi, ide, dan praktik pencegahan penyakit, serta peranan praktisi medis
tradisional, masalah perawatan kesehatan biomedik, perilaku kesehatan, peranan pasien,
perilaku sakit, interaksi dokter dengan pasien, dan masalah inovasi kesehatan
Budaya lahir akibat adanya interaksi dan pemikiran manusia. Manusia akan selalu
berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka
hasilkan. Budaya kesehatan akan mengalami perubahan. Dengan kemajuan ilmu pengethuan
yang pesat dan teknologi yang semakin canggih, budaya kesehatan di masa lalu berbeda dengan
kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan mendatang.
6
Contoh berbagai perkembangan budaya kesehatan :
1) Tentang cara menjaga kesehatan personal, seperti mandi, keramas, atau sikat gigi. Pada
zaman dahulu manusia di berbagai daerah di belahan bumi ini memiliki cara yang berbeda
dalam membersihkan badan. Penggunaan yang lazim pada masa itu diantaranya adalah
minyak, abu, atau batu apung sesuai dengan kebudayaan mereka.
2) Budaya kesehatan masyarakat saat ini telah mengalami perubahan jika dibandingkan
dengan masa lalu. Dahulu masyarakat lebih ke arah paradigma sakit. Namun saat ini seiring
dengan perkembangan zaman, masyarakat cenderung berparadigma sehat dalam memaknai
kesehatan mereka
3) Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya kesehatan dalam
masyarakat. Contohnya masyarakat dahulu saat persalinan minta bantuan oleh dukun bayi
dengan peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat lebih banyak yang ke bidan atau
dokter kandungan dengan peralatan yang serba canggih.
Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan. Banyaknya informasi kesehatan yang
diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan membuat masyarakat mengetahui
pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa melakukan berbagai macam kegiatan yang
bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.
Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya
naluriah saja yang bukan merupakan kebuda yaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya
sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar.
Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan
enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari
kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan
terhadap kebudayaan yaitu, sebagai:
7
1) Penganut kebudayaan,
2) Pembawa kebudayaan,
3) Manipulator kebudayaan,
4) Pencipta kebudayaan.
1) Salah satu core competencies yang dimiliki oleh perawat adalah "Praktikberdasarkan Etik,
Legal, dan Peka Budaya"
2) Jabaran kompetensi praktik keperawatan yang berdasarkan ETIK dan Peka Budaya
menekankanpentingnya memahami mengenai kebudayaansebagai unsur penting yang tidak
boleh diabaikan oleh perawat.
3) Beberapa poin prakitk keperawatan berdasarkan etik :
• Memahami konsep etik, norma, agama, budaya, hak asasi manusiadalam pelayanan
keperawatan
• Menghargai perbedaan latar belakang agama, budaya, dan socialantara Klien dengan
perawat
4) Poin penting dalam praktik keperawatan berdasarkan peka budaya:
• Menggunakan pendekatan budaya untuk meningkatkan mutupemberian pelayanan
keperawatan
• Mendorong kemandirian masyarakat dengan basis budaya setempatuntuk meningkatkan
status Kesehatan masyarakat.
8
2.6 Asuhan Keperawatan dengan Pendekatan Antropologi Budaya
Ibu hamil suku banjar masih rutin melakukan pijat hamil ke dukun kampung yang berada di
Desa Kitano maupun Desa Pematang Baru. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan
dan pemahaman mengenai dampak melakukan pijat ke dukun. Selain itu adanya turun temurun
yang kepercayaan dan kebiasaan menyebabkan responden tetap melakukan pijat hamil untuk
membetulkan posisi bayi dan agar mempermudah proses melahirkan (indepth interview).
Alasan pijat hamil untuk membenarkan posisi bayi, sedangkan dalam dunia kedokteran dan
tindakan tersebut sudah tidak direkomendasikan walaupun yang memijat merupakan ahli pijat
kehamilan.
Pijat untuk ibu hamil pada dasarnya diperbolehkan kecuali pada bagian perut karena pijat
dapat membuat peredaran darah menjadi lancar, sehingga menurunkan ketegangan otot untuk
memperoleh tubuh yang rileks. Tetapi sebelum melakukan pijat, ibu hamil harus konsultasi
terlebih dahulu dengan kesehatan, seperti pernyataan Nicholas, bahwa ibu hamil risiko tinggi
harus melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum melakukan pijat kehamilan.
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Antropologi kesehatan sebagai ilmu akan memberikan suatu sumbangan pada pengemban
pelayanan kesehatan, termasuk didalamnya obstetri ginekologi sosial. Bentuk dasar sumbangan
keilmuan tersebut berupa pola pemikiran, cara pandang atau bahkan membantu dengan
paradigma untuk menganalisis suatu situasi kesehatan, berdasarkan perspektif yang berbeda
dengan sesuatu yang telah dikenal para petugas kesehatan saat ini.
10
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Puji Hastuti ( 2013 Maret 23 ) Antropologi kesehatan dalam Keperawatan. Yayasan Kita
Menulis. Diakses pada 30 Desember 2022 Melalui
https://books.google.la/books?hl=id&lr=&id=tfg_EAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=info:q6
hnuHl7EO8J:scholar.google.com/&ots=1eJyPYBu5F&sig=YxLjBB0sZDe_wFhrlrJBpJrt-
IA&redir_esc=y - v=onepage&q&f=false
Enie Novieastari ( 2018 Maret 01 ) Pelatihan asuhan Keperawatan peka Budaya efektif
meningkatkan kompetensi kultural Perawat. Jurnal keperawatan Indonesia. Diakses pada 30
Desember 2022 Melalui https://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/download/484/601
12