ANTROPOLOGI KESEHATAN
“KONSEP ANTROPOLOGI SOSIAL DAN KESEHATAN”
Dosen Pengampu :
Edi Purwanto, SST, M.Kes
DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat, rahmat dan ridho-Nya kepada kita semua sehingga makalah Mata Kuliah Antropologi
Kesehatan yang berjudul “Konsep Antropologi Sosial dan Kesehatan” ini dapat terselesaikan.
Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih atas dorongan yang diberikan kepada kami
dalam proses penyelesaian makalah ini, Bapak dosen mata kuliah yang telah membimbing
kami dalam proses penyelesaian makalah ini dan berbagai arahan yang telah diberikan demi
tersusunnya makalah ini, juga tak lupa orang tua kami yang selalu senantiasa mendoakan kami.
Kepada Bapak dosen dan para pembaca, kami tak lupa mengharapkan kritik yang bersifat
membangun bilamana terdapat kesalahan dan kekeliruan demi perbaikan makalah ini karena
bagaimanapun juga, manusia itu tidak lepas dari kekurangan, sebagaimana tiada gading yang
tak retak.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupu
inspirasi untuk pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
A. Sejarah Perkembangan Ilmu Antropologi .................................................................... 3
B. Sejarah Perkembangan Antropologi Kesehatan ........................................................... 4
C. Definisi Antropologi Kesehatan .................................................................................. 5
D. Konsep Dasar Individu ............................................................................................... 5
E. Konsep Dasar Masyarakat ............................................................................................ 6
F. Manusia dan Kebudayaan ........................................................................................... 7
G. Hubungan Manusia dan Sosial ................................................................................ 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 13
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Selama
bertahun-tahun, penelitian di bidang kesehatan lebih fokus pada aspek medis dan
biologis, seperti penyakit, obat-obatan, dan teknologi medis. Namun, semakin jelas
bahwa kesehatan manusia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, tetapi
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, budaya, dan lingkungan.
Salah satu aspek utama yang menarik perhatian dalam kajian antropologi sosial
dan kesehatan adalah peran penting faktor-faktor sosial dalam menentukan status
kesehatan individu maupun kelompok. Adanya ketidaksetaraan kesehatan antara
kelompok sosial tertentu menjadi perhatian serius yang mengharuskan pemahaman
lebih mendalam tentang peran struktur sosial, status ekonomi, akses terhadap layanan
kesehatan, dan lingkungan fisik dalam membentuk pola kesehatan.
Dalam konteks ini, makalah tentang konsep antropologi sosial dan kesehatan
menjadi relevan untuk menyajikan gambaran yang komprehensif tentang kesehatan
manusia. Dengan menerapkan perspektif antropologi sosial dalam bidang kesehatan,
diharapkan kita dapat merancang kebijakan dan program kesehatan yang lebih efektif,
1
2
inklusif, dan responsif terhadap kebutuhan dan realitas sosial masyarakat yang
beragam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu antropologi?
2. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu antropologi kesehatan?
3. Apa definisi antropologi kesehatan?
4. Apa konsep dasar individu?
5. Apa konsep dasar masyarakat?
6. Apa definisi dari manusia dan kebudayaan?
7. Bagaimana hubungan manusia dan sosial?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang sejarah perkembangan ilmu antropologi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang sejarah perkembangan ilmu antropologi
kesehatan.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi antropologi kesehatan.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep dasar individu.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep dasar masyarakat.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi manusia dan kebudayaan.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang hubungan manusia dan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Pada masa ini Antropologi mengalami masa perkembangan yang paling pesat
karena terjadi perubahan yang besar. kebudayaan asli bangsa-bangsa pribumi hilang
akibat pengaruh kebudayaan Eropa. Selain itu, setelah perang dunia ke II muncul
kebencian terhadap negara-negara penjajah. proses-proses tersebut menyebabkan
perhatian ilmu antropoogi tidk lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa,
tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedesaan Eropa.
Science yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar
dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis
bagi Antropologi.
dengan tingkah laku masa. Karakteristik Manusia Sebagai Mahluk Individu Setiap insan
yang dilahirkan tentunya mempunyai pribadi yang berbeda atau menjadi dirinya sendiri,
sekalipun sanak kembar. Itulah uniknya manusia. Karena dengan adanya individulitas itu
setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat, daya tahan
yang berbeda. Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang
sangat essensial dari adanya individualitas pada diri setiap insan.
Menurut Oxendine dalam (Tim Dosen TEP, 2005) bahwa perbedaan individualitas
setiap insan nampak secara khusus pada aspek sebagai berikut :
1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan,
kemampuan bertindak.
2. Perbedaan sosial: status ekonomi,agama, hubungan keluarga, suku.
3. Perbedaan kepribadian: watak, motif, minat dan sikap.
4. Perbedaan kecakapan atau kepandaian
(sense of curiousity), (3) dorongan ingin membuktikan kenyataan (sense of reality), (4)
dorongan ingin menyelidiki (sense of inquiry), (5) dorongan ingin menemukan sendiri
(sense of discovery). Potensi in berkembang jika adanya rangsangan, wadah dan
suasana kondusit. Jika fenomena sosial di lingkungannya telah tumbuh potensi-potensi
mental yang normalnya akan terus berkembang.
Berawal dari potensi-potensi tersebut, manusia sebagai makhluk individu ingin
memenuhi kebutuhan dan kehendaknva masing masing. ingin merealisasikan dan
mengaktualisasikan dirinya. Dalam arti ia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Setiap individu akan berusaha
semaksimal mungkin untuk menemukan jati dirinya yang berbeda dengan yang lainnya,
tidak ada manusia yang betul-betul ingin menjadi orang lain, dia tetap ingin menjadi
dirinya sendiri sehingga dia selalu sadar akan keindividualitasnya. Menurut Zanti Arbi
dan Syahrun dalam Sadulloh, menyatakan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas
dirinya, atas pikiran, perasaan, pilihan, dan perilakunya. Orang yang betul-betul
manusia adalah orang yang bertanggung jawab penuh. Tidak ada orang lain yang
mengambil alih tanggung jawab dalam hidupnya. Kata hatinya adalah kata hatinya
sendiri.
2. Pengertian Kebudayaan
Secara etimologi kata Kebudayaan dari akar budaya yang berasal dari bahasa
sansekerta. Dari akar kata Buddhi-tunggal-, jamaknya adalah buddhayah yang diartikan
budi, atau akal, atau akal budi atau pikiran. Setelah mendapat awalan ke- dan akhiran -
an menjadi “kebudayaan” yang berarti hal ihwal tentang alam pikiran manusia. Adapun
istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan
kebududayaan berasal dari kata Latin colore. Artinya mengolah atau mengajarkan ,
yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu colore dan culture,
diartikan sebagai segala dava dan Kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah
alam.
Menurut Sir Edward B. Tylor menggunakan kata kebudayaan untuk menunjuk
"keseluruhan kompleks dari ide dan segala sesuatu vang dihasilkan manusia dalam
pengalaman historinya". Termasuk disini ialah "pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum, kebiasaan, dan kemampuan serta perilaku lainnya yang diperoleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Menurut Robert H. Lowie, kebudayaan adalah "segala
sesuatu yang diperoleh oleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat-
9
istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan karena
kreativitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang dapat melalui
pendidikan formal atau informal. Menurut Clyde Kluckhohn, mendefisikan
kebudayaan sebagai "total dari cara hidup suatu bangsa, warisan sosial yang diperoleh
individu dari grupnya". Gillin beranggapan bahwa kebudayaan terdiri dari kebiasaan-
kebiasaan yang terbola dan secara Tunesiona salineo bertautan dengan individu tertentu
vane membentuk grup-grup atau kategori sosial tertentu. Sedangkan menurut
Koentjaraningrat. Kebudavaan adalah keseluruhan system gagasan , tindakan, dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
bangsa pun memiliki perbedaan. Namun, perbedaan-perbedaan yang ada itu adalah suatu
gejala sosial yang wajar dalam kehidupan sosial. Berdasarkan hal itulah maka didapatkan
suatu pengertian tentang Keragaman hubungan sostal, yang merupakan suatu pereaulan
hidup manusia dari berbagai tipe kelompok yang terbentuk melalui interaksi sosial yang
berbeda dalam kehidupan masvarakat.
Keragaman hubungan sosial dapat menimbulkan ketidakharmonisan, pertentangan,
pertikaian antar suku bangsa maupun intern suku bangsa. Jika keselarasan tidak ditanamkan
sejak dini, terutama dalam masarakat majemuk seperti Indonesia yang memiliki keragaman
hubungan sosial, maka dampak negatif tersebut akan menjadi kenyataan. Sebaliknya jika
keselarasan dipupuk terutama dalam masyarakat majemuk, maka dampak negatif tersebut
tidak akan terjadi, bahkan keragaman kebudayaan dalam masyarakat majemuk akan
menjadi suatu aset budaya yang tak ternilai harganya. Sebagai seorang individu yang hidup
dalam bangsa yang terdiri dari beragam suku bangsa dan memiliki keaneragaman budaya,
pasti akan mengalami keragaman hubungan sosial.
Dalam kehidupan masyarakat yang memiliki keragaman hubungan sosial tersebut, ada
beberapa hal yang perlu kita sikapi dan terapkan agar keselarasan dalam keragaman
hubungan sosial dapat terwujud, antara lain:
1. Mematuhi sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dimana kita hidup
2. Beradaptasi (menyesuaikan diri) dalam perkataan dan tindakan kita dengan nilai dan
norma yang berlaku.
3. Mengikuti aturan yang berlaku agar terjadi keselarasan sosial di dalam keluarga,
masyarakat, bangsa, dan negara.
4. Saling menghargai antara sesama teman merupakan tindakan yang dapat mencegah kita
dari pertentangan, terutama di tengah keragaman hubungan sosial dalam masyarakat
kita yang majemuk.
5. Berusaha untuk mengerti dan memahami perbedaan-perbedaan yang ada dalam
masyarakat untuk menghindari terjadinya pertentangan yang tidak mendatangkan
manfaat apapun juga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antropologi berkembang sebagai dampak penjajahan bangsa Eropa di seluruh dunia.
Munculnya antropologi berawal dari ketertarikan orang Eropa terhadap ciri-ciri fisik, adat-
istiadat, dan budaya masyarakat suku bangsa di luar Eropa. Antropologi mengalami
perkembangan yang lebih sistematis dan menggunakan metodologi ilmiah pada abad ke-
19 hingga abad ke-20.
Antropologi kesehatan merupakan subdisiplin antropologi yang mempelajari
pengaruh unsur budaya terhadap persepsi masyarakat tentang penyakit dan kesehatan.
Perkembangan antropologi kesehatan dimulai pada abad ke-19 dan mengalami pengakuan
lebih lanjut pada abad ke-20. Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur
budaya terhadap persepsi masyarakat tentang penyakit dan kesehatan. Bidang ini mengkaji
masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda, yaitu kutub biologi dan kutub
sosial budaya.
Individu merujuk pada manusia sebagai kesatuan terkecil dan terbatas. Setiap
individu memiliki ciri khas, kepribadian, dan kecakapan yang berbeda-beda. Manusia
sebagai individu memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi-potensinya.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul dan berinteraksi, memiliki
sistem norma dan nilai bersama, serta memiliki identitas bersama.
Masyarakat terdiri dari berbagai kelompok dan memiliki keragaman budaya. Manusia
merupakan makhluk individu yang unik, memiliki kepribadian, potensi, dan kemauan
untuk mengembangkan diri. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan
karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang diwariskan melalui pembelajaran.
Manusia selalu melakukan interaksi sosial dan membentuk hubungan sosial dalam
masyarakat. Keragaman hubungan sosial dalam masyarakat majemuk perlu disikapi
dengan saling menghormati, menghargai, dan beradaptasi dengan nilai dan norma yang
berlaku untuk menciptakan keselarasan sosial.
11
12
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga diharapkan para pembaca dapat
melengkapi makalah ini dengan sumber-sumber infromasi yang terpercaya dan dapat di
pertanggungjawabkan.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, R. S., Lisyawati, N., & Fahrani, F. (2020, Februari). Pengantar Antropologi
Kesehatan. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/340032849_Pengantar_Antropologi_Keseha
tan
Environmental Sanitation. (2012, Agustus 12). SEJARAH PERKEMBANGAN
ANTROPOLOGI KESEHATAN. Retrieved from
https://environmentalsanitation.wordpress.com/2012/08/12/sejarah-perkembangan-
antropologi-kesehatan/
Maulidah, N. (2017, Oktober 23). Materi Antropologi Kelas X : Sejarah Kelahiran
Antropologi. Retrieved from https://blog.unnes.ac.id/maulida12/2017/10/23/materi-
antropologi-kelas-x-sejarah-kelahiran-
antropologi/#:~:text=Antropologi%20muncul%20berawal%20dari%20ketertarikan,pa
da%20sekitar%20abad%20ke%2019
Nasrullah, D. (2019, Juni 27). Modul Kuliah Antropologi Kesehatan. Retrieved from
https://repository.um-surabaya.ac.id/5024/1/Modul_Antropologi_Kesehatan.pdf
13