Anda di halaman 1dari 20

ANTROPOLOGI

Kelompok 1

Nama Anggota :
 Clark Christian Kewas (23111101055)
 Felina Preisy Wawointana (231111010158)
 Irene Aprilivy Andaria (231111010162)
 Jessica Rambu Kareri Sara Toga (231114010226)
 Lavenia Anatasya Philipus (231111010165)
 Mevita Jecica Montolalu (231111010170)
 Natasya Ekawati Mamarodia (231111010175)
 Ni wayan stevani adellia putri (231111010176)
 Rahmat Taufiqurrahman Bidjuni (231111010187)
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNya sehingga tugas mata kuliah Sosio-antropologi Kesehatan dengan judul
“Antropologi” ini dapat kami susun hingga selesai. Tidak lupa kami ucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Dan karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan
makalah ini.

Manado, 16 september 2023

Kelompok 1

2
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................................... 2
BAB 1 ................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
C. Tujuan ..................................................................................................................... 5
BAB 2 ................................................................................................................................. 6
ISI........................................................................................................................................ 6
A. Pengertian Antropologi ........................................................................................... 6
B. Karakter Kajian Antropologi .................................................................................. 9
C. Perkembangan Antropologi .................................................................................... 9
D. Beberapa Cabang Antropologi .............................................................................. 11
E. Hubungan Antropologi dan Kesehatan Masyarakat ............................................. 16
BAB 3 ............................................................................................................................... 18
PENUTUP ........................................................................................................................ 18
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 18
B. Saran ..................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 20

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan diri manusia tidak telepas dari usaha pembelajaran yang
dilakukannya secara sadar. Pembelajaran memiliki banyak metode yang
dipraktekan secara konsisten dalam perjalanan hidup manusia. Pengembangan
diri yang dilakukan manusia berlangsung secara individu dan sosial, hal ini
tidak terlepas dari kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Kehidupan sosial manusia saling terkait antara manusia yang satu dengan
manusia lainnya. Manusia tidak dapat hidup sendiri. Ketika lahir manusia sama
sekali tidak berdaya dan membutuhkan pertolongan manusia lainnya untuk
kelangsungan hidupnya. Perkembangan budaya tidak terlepas dari
perkembangan sosiologi atau kehidupan sosial masyarakat manusia. Ilmu sosial
ini terus menerus dipelajari secara sadar oleh manusia untuk terus
meningkatkan kualitas hubungan antar manusia dimana akan mengakibatkan
perkembangan kebudayaan semakin maju. Usaha sadar belajar sosiologi
dilaksanakan melalui jalur pendidikan yang merupakan bagian dari kegiatan
sosial manusia yang secara langsung maupun tidak langsung akan memajukan
kebudayaan manusia dari waktu ke waktu.

Pendidikan, sosiologi, dan antropologi memiliki hubungan yang saling


melengkapi. Pendidikan berlangsung dalam kehidupan sosial masyarakat
manusia, dimana antropologi akan berusaha menggambarkan perjalanan sejarah
pendidikan manusia dalam hubungan sosial. Antropologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang manusia yang telah berlangsung mulai dari awal peradaban
manusia. Perkembangan peradaban manusia yang tercermin dari
kebudayaannya berlangsung dari usaha pendidikan yang terus berlangsung.
Setiap saat manusia selalu belajar segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
hakikinya untuk bertahan hidup dan selalu menyempurnakan hidupnya.
Pendidikan sebagai media terus berkembangnya peradaban manusia yang
sejalan dengan usahanya untuk menigkatkan kualitas hidupnya. Antropologi
ialah bidang berusia seabad. Dengan demikian, antropologi kontemporer

4
mencakup begitu banyak tema dan perhatian. Wajar jika konsep inti antropologi
telah melahirkan berbagai aliran pemikiran. Antropologi sebagai salah satu
cabang ilmu sosial mempunyai bidang kajian sendiri yang dapat dibedakan
dengan ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu politik,
kriminologi dan lain-lainnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin diajukan pada makalah ini yaitu :

1. Apa Pengertian Antropologi ?

2. Bagaimana karakter kajian antropologi?

3. Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Antropologi?

4. Apa saja cabang-cabang antropologi?

5. Bagaimana hubungan antropologi dan kesehatan masyarakat?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini:

1. Untuk mengenal pengertian antropologi

2. Untuk mengetahui karakter kajian antropologi.

3. Untuk mengetahui Sejarah dan Perkembangan Antropologi.

4. Untuk mengetahui cabang-cabang antropologi.

5. Untuk mengetahui hubungan antropologi dan kesehatan masyarakat.

5
BAB 2

ISI

A. Pengertian Antropologi
Antropologi sebagai disiplin ilmu terus berkembang, tidak hanya
pada tataran teoritis tetapi juga sebagai ilmu terapan yang mampu
memberikan masukan bagi para pembuat keputusan dalam menentukan
kebijakan pembangunan. Antropologi berasal dari dua akar kata Yunani:
anthropos, artinya “orang” atau “manusia”; dan logos, artinya “ilmu/nalar”.
Menurut kamus athropology dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang
berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia dengan
mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta
kebudayaannya¹. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antropologi
merupakan ilmu pengetahuan tentang manusia. Dalam refleksi yang lebih
bebas, antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mencoba menelaah sifat-
sifat manusia secara umum dan menempatkan manusia yang unik dalam
sebuah lingkungan hidup yang lebih bermartabat. Fokus antropologi adalah
memahami kemanusiaan dan keberagaman kita bersama, dan terlibat
dengan beragam cara berada di dunia.
Pengertian antropologi menurut para ahli:
1. Keesing (1981), Antropologi adalah kajian tentang manusia.
antropologi sudah merupakan sebuah cabang ilmu yang mengkaji
perbandingan orang-orang yang dijumpai di batas pemukiman (frontier)
daerah ekspansi negara-negara Eropa, tetapi dengan tujuan yang agak
berbeda dengan tujuan antropologi modern. Cakupan cabang ilmu
antropologi tidak saja tertuju pada usaha yang serius untuk
merekonstruksi secara spekulatif pertalian historis antara orang-orang
pada zaman purba dan mansia kini, melainkan juga untuk
merekonstruksi tahapan yang telah dilampaui oleh evolusi budaya
manusia semenjak awal. Mulai tahun 1920, sebagaimana telah disebut
Haviland, cabang ilmu antropologi berkecimpung pada pemahaman
yang lebih luas untuk semakin menggeluti proses penyusunan

6
generalisasi dalam upaya membangun teori-teori tentang perilaku
manusia dan budaya sosial masyarakat secara umum dalam konteks
tertentu.
2. Haviland (1985), pendiri Departemen Antropologi di University of
Vermont, Amerika Serikat, William A. Haviland punya definisi
mengenai antropologi. Menurutnya, antropologi adalah suatu studi
tentang manusia dan perilakunya dan melaluinya diperoleh pengertian
lengkap tentang keanekaragaman manusia.
3. Prof Harsojo, Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang umat manusia sebagai mahkluk masyarakat, terutama pada sifat-
sifat khusus badani dan cara-cara produksi, tradisi-tradisi dan nilai-nilai
yang membuat pergaulan hidup menjadi berbeda dari yang satu dengan
lainnya.
4. Koentjaraningrat (2009), Ilmu antropologi memperhatikan 5 masalah
mengenai makhluk hidup yaitu :
● Masalah pada perkembangan manusia sebagai makhluk biologis
● Masalah pada sejarah terjadinya aneka bentuk makhluk manusia,
dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya.
● Masalah pada sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran
berbagai macam bahasa di seluruh dunia.
● Masalah persebaran dan terjadinya keanekaragaman
kebudayaan manusia di seluruh dunia.
● Masalah pada dasar-dasar dan keanekaragaman kebudayaan
manusia dalam kehidupan masyarakatmasyarakat dan suku
bangsa yang tersebar di seluruh penjuru bumi pada zaman
sekarang ini.

Ahli antropologi, dengan menyelidiki keseluruhan cakupan


pengembangan manusia dan perilaku, ingin mencapai suatu total
uraian tentang gejala sosial dan budaya. Ilmu antropologi,
merupakan suatu disiplin yang berhadapan dengan perkembangan
dan asal-usul manusia, masyarakat dan perbedaan antar mereka.

7
Antropologi dibagi menjadi tiga subbidang: sosiokultural, biologi,
dan arkeologi.

1. Antropologi Sosial Budaya. Antropologi sosial budaya


menafsirkan isi budaya tertentu, menjelaskan variasi
antarbudaya, dan mempelajari proses perubahan budaya dan
transformasi sosial. Antropologi sosial budaya melakukan
penelitian di subagian besar wilayah dunia, dengan fokus pada
topik yang meliputi: ekologi manusia; hubungan gender; budaya
dan ideologi; sistem demografi dan keluarga; ras, kelas dan
ketidaksetaraan gender; gerakan perlawanan; kolonialisme,
neokolonialisme, dan pembangunan; dan politik budaya di
Barat.
2. Antropologi Biologi. Antropologi biologi mempelajari berbagai
aspek biologi evolusi manusia. Beberapa meneliti fosil dan
menerapkan pengamatan mereka untuk memahami evolusi
manusia; yang lain membandingkan adaptasi morfologi, genetik
biokimia, dan fisiologis manusia hidup dengan lingkungannya;
yang lain lagi mengamati perilaku manusia dan primata bukan
manusia (monyet dan kera) untuk memahami akar perilaku
manusia.
3. Arkeologi. Para arkeologi mempelajari sisa-sisa material dari
sistem budaya sekarang dan masa lalu untuk memahami
organisasi teknis, sosial dan politik dari sistem tersebut dan
proses evolusi budaya yang lebih besar dari yang berdiri di
bekalang mereka.

8
B. Karakter Kajian Antropologi
Sebagai ilmu sosial yang relatif baru, antropologi juga mengikuti
kaidah kaidah ilmu pengetahuan yang telah berkembang, terutama
pendekatan yang berkembang dalam ilmu sosial. Berawal dari filsafat,
beberapa kajian yang lebih spesifik akhirnya memisahkan diri dan
memproklamirkan diri sebagai ilmu baru. Bahkan spesifikasi kajian dari
masing-masing ilmu tadi dianggap telah membelenggu diri untuk tidak
menerima hasil pengkajian dari ilmu lain. Kondisi ini kemudian disadari
merupakan gejala yang tidak baik, karena sangat tidak bermanfaat untuk
memahami hakikat objek (masyarakat) yang sesungguhnya. Hakikat objek,
perilaku sosial atau masyarakat hanya dapat dipahami secara menyeluruh
dengan kajian berbagai bidang ilmu. J. Gillin mencoba menyatukan kembali
beberapa pendekatan melalui beberapa ahli seperti ahli antropologi,
sosiologi dan psikologi untuk membicarakan kemungkinan kerja sama
antara ketiga bidang ilmu tersebut.

C. Perkembangan Antropologi
1. Fase Pertama (Sebelum 1800)
Sejak akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, Awalnya ditandai oleh
himpunan-himpunan besar berupa kitab-kitab kisah perjalanan, dan catatan-
catatan orang Eropa yang mengunjungi Afrika, Asia pada umumnya, dan
Indonesia pada khususnya. Himpunan-himpunan besar tersebut oleh
Koentjaraningrat dibagi menjadi 5 golongan pengarang, yaitu:
● Karangan-karangan para musafir
● Karangan-karangan para pendeta nasrani
● Karangan-karangan para pegawai kolonial/bahasa
● Karangan-karangan para penyelidik alam.
● Karangan-karangan para pegawai pemerintah jajahan.
Kelima golongan karangan diatas biasanya merupakan hasil dari
pengalaman hubungan nyata dengan bangsa-bangsa pemangku kebudayaan
itu. Namun biasanya karangan-karangan ini juga tak luput dari kelemahan,
diantaranya:

9
● Susunan keterangan yang tidak urut
● Hanya mencatat hal-hal yang tampak aneh dan hal-hal yang berbeda
dengan adat istiadat pengarangnya.
● Hanya mencatat unsur-unsur kebudayaan yang tampak saja.
● Sering kurang detail menjelaskan tentang lokasi spesifiknya di daerah
bersangkutan

2. Fase Kedua (sekitar tahun 1850)


Tahun 1870, seorang sarjana Belanda bernama G.A.Wilken,
mengembangkan teori evolusionisme terutama untuk menyelidiki
kebudayaan dan masyarakat Indonesia. Secara garis besarnya teori-teori
Wilken dapat digolongkan menjadi 5 golongan, yaitu:
● Evolusi Masyarakat Manusia
● Animisme, teori ini dianut sendiri oleh Wilken
● Totemisme
● Dasar-dasar upacara berkorban
● Asal dari adat mutilasi (potong rambut bayi, memasah gigi, dll).

3. Fase Ketiga (sekitar tahun 1900)


Pada masa ini, negara-negara penjajah dari Eropa mulai memiliki
daerah jajahan di Afrika dan Asia. Maka pada saat itu, antropologi
merupakan ilmu penting untuk mempelajari bangsa-bangsa di luar
Eropa. Antropologi juga menjadi ilmu yang praktis untuk kepentingan
kolonial dalam mempelajari masyarakat dan kebudayaan di luar Eropa
Penguasaan daerah jajahan ini berarti:
● Adanya hubungan langsung antara pihak penjajah dan pihak
masyarakat terjajah.
● Pemerintah penjajah memerlukan keterangan-keterangan tentang
kebudayaan dan masyarakat bangsa terjajah.
● Sekitar tahun 1919, para antropolog mulai meyelidiki aktivitet
kebudayaan masyarakat di luar Eropa, misalnya aktivitet hukum

10
4. Fase Keempat (setelah tahun 1930)
Pada fase ini, Ilmu Antropologi bermaksud menyelidiki sebanyak
mungkin tentang masyarakat manusia, dan untuk mengetahui kelakuan
manusia pada umumnya. Adanya perluasan penyelidikan ilmu
antropologi pada fase ke IV ini, berarti:
● Pertambahan bahan pengetahuan
● Kemajuan metode-metode ilmiahnya.
Perubahan-perubahan dalam ilmu antropologi ini disebabkan
oleh dua aspek, yaitu:
● Aspek timbulnya antipati terhadap kolonialisme, gejala ini jelas
sekali terlihat sesudah perang dunia ke II.
● Cepat hilangnya bangsa-bangsa primitif.
Tujuan antropologi pada fase ke IV ini, mencapai
perkembangan yang paling penting, juga telah mencapai pengertian
dalam segi-segi:
● Sejarah terjadinya, dan perkembangan makhluk manusia sebagai
makhluk biologi.
● Sejarah dan persebaran kebudayaan-kebudayaan
● Dasar-dasar dari kebudayaan yang hidup dalam kenyataan
masyarakat-masyarakat suku-suku bangsa di dunia ini.

D. Beberapa Cabang Antropologi


Cabang dari Antropologi adalah Antropologi Fisik. Antropologi
Fisik terbagi lagi ke dalam Paleoantropologi dan Antropologi Fisik.
Sedangkan Antropologi dalam 3 cabang ilmu lainnya yaitu Prasejarah,
Etnolinguistik, dan Etnologi. Berdasarkan penggolongan tersebut,
Koentjaraningrat memerinci lagi ke dalam beberapa cabang ilmu. Etnologi
memiliki dua cabang ilmu yaitu Antropologi Diakronik atau Etnologi
(Etnhonology) dan Antropologi Sinkronik atau Antropologi Sosial (Social
Anthropologi).
Antropologi Spesialisasi berkembang terus menerus sesuai dengan
perkembangan ilmu dan kebutuhan untuk saling mengisi di antara beberapa

11
ilmu lain dengan Antropologi, seperti Antropologi Ekonomi, Antropologi
Politik, Antropologi Kependudukan, Antropologi Kesehatan, Antropologi
Psikiatri (kesehatan jiwa), Antropologi Pendidikan, Antropologi Perkotaan,
dan Antropologi Hukum (Koentjaraningrat, 1996). Sementara itu beberapa
cabang Antropologi yang kemudian dikenal saat ini adalah Antropologi
Kesenian, Antropologi Maritim, dan Antropologi Agama (lihat Harsojo,
1984).
Sejalan dengan Koentjaraningrat, Haviland (1991) memperlihatkan
bahwa cabang antropologi secara umum dibagi ke dalam 2 cabang besar,
yaitu antropologi fisik (physical anthropology) dan antropologi budaya
(cultural anthropologi). Antropologi budaya terbagi lagi ke dalam arkeologi,
antropologi linguistik, dan etnologi.

1. Antropologi Fisik/Biologi/Paleoantropologi
Antropologi Fisik atau Antropologi Biologi adalah cabang antropologi yang
memfokuskan kajiannya pada manusia sebagai organisme biologis, yang
salah satunya menekankan pada kajian masalah evolusi manusia. Sementara
kajian yang secara khusus meneliti sisa-sisa tubuh yang telah membatu
(fosil) yang ditemukan dalam lapisan-lapisan tanah disebut
paleoantropologi. Antropologi fisik ini mempelajari keragaman manusia di
dunia dilihat dari segi fisiknya.

2. Antropologi Budaya
Antropologi Budaya adalah cabang antropologi umum yang berupaya
mempelajari kebudayaan pada umumnya dan beragam kebudayaan dari
berbagai bangsa di seluruh dunia. Ilmu ini mengkaji bagaimana manusia
mampu berkebudayaan dan mengembangkan kebudayaannya dari masa ke
masa.

3. Prasejarah
Prasejarah atau prehistori mempelajari sejarah perkembangan dan
persebaran semua kebudayaan manusia sebelum manusia mengenal tulisan.

12
Jika dilihat secara umum, maka perkembangan sejarah kebudayaan umat
manusia dapat dibagi ke dalam 2 bagian. Pertama, masa sejak munculnya
makhluk manusia sekitar 800.000 tahun yang lalu hingga masa di mana
kebudayaan manusia belum mengenal tulisan, dan kedua, adalah masa
kebudayaan manusia setelah mengenal tulisan.

4. Antropologi Linguistik
Manusia diberi kelebihan dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya
dalam menciptakan simbol-simbol yang terangkum dalam istilah bahasa.
Bahasa sangat penting sebagai media berkomunikasi sehingga interaksi
antarindividu atau antarkelompok akan menjadi lebih efektif.

5. Etnologi dan Antropologi Sosial


Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas-asas manusia melalui
kajiannya terhadap sejumlah kebudayaan suku bangsa yang tersebar di
seluruh dunia. Seperti Anda lihat pada bagan 2 di atas, ilmu ini dibedakan
menjadi 2 bagian atas dasar perbedaan fokus kajiannya. Pertama, ilmu yang
lebih memfokuskan diri pada kajian bidang diakronik (kajian dalam rentang
waktu yang berurutan), yang tetap menggunakan nama etnologi. Kedua,
ilmu yang lebih menekankan perhatiannya pada bidang sinkronik (kajian
dalam waktu yang bersamaan), yang lebih akrab dengan sebutan
antropologi sosial.

6. Etnopsikologi
Subbidang antropologi yang berkembang sekitar awal abad ke 19 (tahun
1920-an) adalah etnopsikologi atau antropologi psikologi, yaitu sebuah
kajian antropologi yang menggunakan konsep-konsep psikologi dalam
proses analisanya.

7. Antropologi Spesialisasi
Beragamnya keperluan dalam memahami suatu masalah kemasyarakatan
menyebabkan para ahli sosial, termasuk antropologi, mencoba lebih

13
memfokuskan pada bidang-bidang tertentu. Walaupun demikian, seorang
ahli antropologi tetap akan memahami bidang yang ditelitinya pada konteks
keseluruhan aspek kemasyarakatan (ingat pendekatan holistik). Beberapa
perkembangan antropologi yang menjurus pada lahirnya bidang-bidang
spesial dari antropologi seperti antropologi ekonomi, antropologi politik,
antropologi kependudukan, dan lain-lainnya.

 Antropologi ekonomi
Pada tahun 1930-an, seorang ahli antropologi Inggris R. Firth
memulai meneliti gejala ekonomi pedesaan seperti masalah permodalan,
pengerahan tenaga kerja, sistem produksi, pemasaran sistem pertanian dan
perikanan. Hal ini beliau lakukan di wilayah Osenia dan Malaysia. Apa yang
telah dilakukan R. Firth ini kemudian banyak diikuti oleh murid-muridnya
bahkan para ahli antropologi lainnya yang mencoba mengadakan penelitian
di daerah lain. Bahkan metode dan pendekatan yang digunakan R. Firth
terus mengalami perkembangan sehingga menjadikan kajian antropologi
terhadap kehidupan ekonomi masyarakat menjadi semakin mantap. Kajian
ini secara luas dikenal dengan antropologi ekonomi.

 Antropologi politik
Perbedaan asas-asas dalam menyelenggarakan pemerintahan dalam
masyarakat modern (industri) dengan masyarakat nonindustri menjadi
perhatian para ahli antropologi yang secara khusus memperhatikan masalah
politik lokal (tradisional). Perhatian ini sebenarnya telah lama berkembang
sejalan dengan kebutuhan para negara jajahan pada waktu itu untuk
memahami pola pemerintahan (kekuasaan) yang ada di negara-negara
jajahannya. Akhir-akhir ini para ahli antropologi lebih tertarik pada perilaku
dan budaya politik yang ternyata tidak dapat dilepaskan dari pengaruh aspek
sosial budaya, latar belakang sosial budaya, sistem nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat di mana para pelaku politik tersebut berada.

14
 Antropologi kependudukan
Antropologi kependudukan merupakan salah satu sub antropologi
yang lahir cukup baru, yaitu ketika dunia menganggap penting untuk
mengatasi masalah-masalah kependudukan. Ledakan penduduk yang cukup
tinggi mengkhawatirkan sebagian pihak bahwa pada suatu saat akan terjadi
kelaparan, karena semakin menipisnya sumber daya alam untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Diketahui bahwa beberapa kendala yang menghambat
kelancaran program-program kependudukan tersebut adalah disebabkan oleh
latar belakang dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Atas dasar ini
berkembanglah metode dan pendekatan antropologi yang secara khusus
digunakan untuk memahami gejala kependudukan. Spesifikasi baru dari
antropologi ini dikenal dengan nama antropologi kependudukan.

 Antropologi kesehatan
Antropologi Kesehatan merupakan salah satu sub antropologi yang
lahir cukup baru, yaitu ketika masyarakat dunia sadar akan pentingnya
upaya- upaya untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan. Ledakan
penduduk yang cukup tinggi diiringi pula oleh munculnya masalah
kesehatan, seperti masalah sanitasi lingkungan, masalah penyakit epidemi,
dan beberapa penyakit lain yang menjangkit ke sebagian besar penduduk.
Perhatian yang serius dari kalangan ahli antropologi terhadap masalah
kesehatan ini memunculkan subdisiplin baru dalam antropologi yang
disebut antropologi kesehatan. Disiplin ini mencoba memahami gejala
kesehatan masyarakat dalam keterkaitannya dengan masalah adat-istiadat,
nilai dan norma serta keyakinan yang dianut oleh masyarakat yang
bersangkutan.

8. Antropologi Terapan
Gejala pembangunan masyarakat sejak Perang Dunia II membutuhkan
bantuan berbagai disiplin ilmu termasuk antropologi di dalamnya. Dalam
antropologi, antropologi pembangunan merupakan salah satu bidang ilmu
yang tergolong ke dalam antropologi terapan, bersama-sama dengan

15
spesialisasi lain yang lebih khusus, seperti misalnya antropologi ekonomi,
antropologi kesehatan, dan antropologi pendidikan. Sebagai ilmu terapan,
maka penggunaan metode-metode, konsep-konsep, dan teori-teori
antropologi, misalnya, diterapkan untuk lebih memahami masalah-masalah
pedesaan, masalah pendidikan, adopsi teknologi oleh para petani, masalah
kehidupan para buruh pabrik dan sebagainya. Hasilnya adalah berupa data-
data yang dapat digunakan sebagai masukan dalam pembuatan kebijakan
pemerintah.

E. Hubungan Antropologi dan Kesehatan Masyarakat


Antropologi juga dapat memberi kepada para dokter kesehatan
masyarakat yang akan bekerja dan hidup di berbagai daerah dengan
anekawarna kebudayaan, metode-metode dan caracara untuk mengerti dan
menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat istiadat setempat. Dalam
mendekati warga masyarakat setiap hari, seorang dokter memang sangat
memerlukan ilmu antropologi. Hal itu tidak saja berkenaan dengan
pengetahuan teoritis menyangkut citra masyarakat, melainkan terutama
mengenai data-data konkret tentang konsepsi dan sikap penduduk desa
terhadap kesehatan, kondisi sakit, kehidupan para dukun, jenis-jenis obat-
obat tradisional, kebiasaan pantang makanan dan lain sebagainya. Semua
hal di atas ini sangat menunjuang kesuksesan seorang dokter dalam
melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin. Antropologi mempunyai
sejumlah cara dan metode untuk memahami dan menyesuaikan diri dengan
budaya dan adat-istiadat tertentu, termasuk data-data yang sangat
dibutuhkan oleh para dokter. Para petugas kesehatan memerlukan metode-
metode dan cara-cara itu untuk dapat memahami serta menyesuaikan diri
dengan kebudayaan dan adat kebiasaan masyarakat setempat. Sementara
itu, data-data ilmu kesehatan dapat digunakan para peneliti untuk
memahami kondisi masyarakat sesuai iklim dan dinamika kehidupan daerah
tertentu pada kurun waktu tertentu pula37. Dari uraian ini terlihat bahwa
ada korelasi material antara kedua ilmu, setidak-tidaknya kedua disiplin
ilmu saling membutuhkan atau saling mengisi satu terhadap yang lain.

16
Tentu kualifikasi saling membutuhkan itu tergantung pada subyek atau para
peneliti sendiri yang membutuhkan data-data untuk mengklarifikasi temuan
dalam bingkai kepentingan kedua ilmu tertsebut.

17
BAB 3

PENUTUP
A. Kesimpulan
Antropologi bisa dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat, yang mempelajari sisi
fisik atau biologis, cara produksi, tradisi dan nilai-nilai yang membuat
pergaulan hidupnya.

Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-


orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda
dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan
melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk
yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan
masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti
sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan
kehidupan sosialnya. Di antara ilmu-ilmu sosial, dan alamiah, antropologi
memiliki kedudukan, tujuan, manfaat yang unik karena bertujuan dan
bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan tentang perilaku
manusia yang didasarkan pada studi atas semua aspek biologis manusia
dan perilakunya di semua masyarakat. Dalam antropologi budaya
mempelajari gambaran tentang perilaku manusia dan konteks sosial
budayanya, dan dapat ditarik sebagai kesimpulan sebagai berikut:

 Antropologi berasal dari kata Yunani (baca: anthropos) yang berarti


"manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi
mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
 Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau
muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri
fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
 Antropologi terdiri dari 2 cabang besar, yaitu antropologi fisik (physical
anthropology) dan antropologi budaya (cultural anthropologi).

18
Antropologi budaya terbagi lagi ke dalam arkeologi, antropologi
linguistik, dan etnologi.
 Antropologi bukan hanya sekedar ilmu yang mempelajari manusia dan
budaya tetapi juga memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan
masyarakat. Antropologi mempunyai sejumlah cara dan metode untuk
memahami dan menyesuaikan diri dengan budaya dan adat-istiadat
tertentu, termasuk data-data yang sangat dibutuhkan oleh para petugas
kesehatan. Para petugas kesehatan memerlukan metode-metode dan cara-
cara itu untuk dapat memahami serta menyesuaikan diri dengan
kebudayaan dan adat kebiasaan masyarakat setempat.

B. Saran
Ilmu antropologi membahas mengenai manusia dan budaya yang
terjadi disekitarnya. Hal ini sangat penting untuk diketahui dan dipelajari
oleh generasi masa kini. Budaya menjadi suatu hal yang melekat pada
bangsa Indonesia hingga saat ini. Dan ilmu antropologi yang dapat dilihat
dari seluruh aspek yang kehidupan masyarakat tentu saja akan sangat
berperan penting. Demikian juga yang dapat kami sampaikan pada
makalah ini, tentu saja masih memiliki banyak kelemahan dan kekurangan
karena terbatasnya referensi maupun pengalaman. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi kami secara pribadi maupun pembaca yang membaca
makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

G.Nirmansyah, N. Rodliyah, M. A. R. Hapsari. 2019. Pengantar Antropologi.


Lampung: Anugrah Utama Raharja
Nelwan Jeini. 2022. Sosio-antropologi Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish
Bimantoro Arfan. 2020. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu
Antropologi. Hal 1-10
Subchi Imam. 2018. Pengantar Antropologi. Depok: Rajawali Pers
Triyana, I. G. 2021. Pembelajaran
Mandiri Perspektif Sosiologi Antropologi Pendidikan. Jurnal Agama dan Budaya
5(1), 25-26.
https://www.jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/Purwadita/article/viewFile/1
425/1120

20

Anda mungkin juga menyukai