Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DEFENISI ANTROPOLOGI, ASAS-ASAS


DAN RUANG LINGKUP ILMU ANTROPOLOGI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi dan Antropologi

Dosen Pengampu :
Jeeny Rahmayana, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Halimatus Sa’diah
NIIM : 0101.21.0007

INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDIN DUMAI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
2023 M/ 1445 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan tugas ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah limpah atas nabi kita Muhammad
SAW, yang atas kehadirannya yang telah membawakan cahaya islami.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Sosiologi dan
Antropologi dengan judul “DEFENISI ANTROPOLOGI, ASAS-ASAS DAN RUANG
LINGKUP ILMU ANTROPOLOGI ” Terima kasih disampaikan kepada ibu Jeeny
Rahmayana, M.Pd.I Selaku dosen mata kuliah Sosiologi dan Antropologi yang telah
membimbing.
Demikianlah tugas ini disusun, semoga bermanfaat khususnya bagi saya selaku
penyusun dan umumnya bagi kita semua. Menyadari makalah ini jauh dari
kesempurnaan, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat
menjadi lebih baik.

Dumai, 21 November 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................I


DAFTAR ISI ......................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... ......................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. Pengertian Antropologi .................................................................................. 3
B. Pengertian Antropologi Menurut Para Ahli ................................................... 5
C. Asas- asas Ilmu Antropologi .......................................................................... 6
D. Ruang Lingkup Antropologi .......................................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9
Kesimpulan ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

II
III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Definisi, asas-asas, dan ruang lingkup ilmu antropologi sangat penting untuk
memahami esensi dan kompleksitas ilmu ini. Antropologi sebagai disiplin ilmu
berkembang seiring waktu untuk mengungkap makna manusia dalam konteks
masyarakat dan budaya. Dalam perkembangannya, antropologi tidak hanya
membatasi diri pada pengamatan sosial, tetapi juga merambah ke ranah arkeologi,
linguistik, dan studi budaya.
Definisi antropologi mencakup penyelidikan mendalam terhadap manusia dan
keberagaman budaya yang ditemuinya. Asas-asas antropologi, seperti relativisme
kultural, mengajarkan bahwa pemahaman terhadap suatu fenomena harus diletakkan
dalam konteks budaya asalnya, menghindari penilaian subyektif. Holisme, sebagai
asas lainnya, mendorong pengamatan menyeluruh terhadap interaksi kompleks antara
elemen-elemen budaya dan sosial.
Ruang lingkup antropologi melibatkan analisis menyeluruh terhadap berbagai
aspek kehidupan manusia. Mulai dari struktur sosial, sistem ekonomi, hingga sistem
kepercayaan dan ritual keagamaan, antropologi mencakup segala dimensi yang
membentuk identitas dan pola perilaku manusia. Dengan menggabungkan metode
etnografi, arkeologi, dan linguistik, ilmu ini memberikan pemahaman mendalam
terhadap evolusi manusia dan peranannya dalam dinamika masyarakat.
Dengan demikian, makalah ini bertujuan untuk membawa pembaca ke dalam
dunia antropologi, menggali akar sejarahnya, menguraikan prinsip-prinsip dasarnya,
dan menyoroti ruang lingkupnya yang luas. Dengan pemahaman yang mendalam
terhadap konsep-konsep tersebut, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih baik
tentang keragaman manusia dan kompleksitas hubungan antara individu, masyarakat,
dan budaya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Defenisi dari Ilmu Antropologi?
2. Apa Saja Asas- asas dan Ruang Lingkup Ilmu Antropologi?
C. Tujuan Penulisan
1. Memberikan Pemahaman Mengenai Ilmu Antropologi

1
2

2. Menjelaskan Mengenai Asas-asas Antropologi


3. Menguraikan Ruang Lingkup Ilmu Antropologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Antropologi
Secara etimologi atau asal-usul kata, antropologi berasal dari dua kata dari bahasa
Yunani anthropos, yang memiliki makna “manusia”; dan logos, artinya “ilmu.”
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “manusia” adalah makhluk yang
berakal budi sehingga mampu menguasai makhluk lain. Sedangkan “ilmu” menurut
KBBI adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di
suatu bidang tersebut. Sehingga secara etimologi, antropologi adalah ilmu yang
memiliki metode-metode dalam mempelajari, menjelaskan, atau menerangkan gejala
yang terjadi terhadap manusia yakni tentang sifat mereka yang membedakan dengan
makhluk lain (berakal budi). Melalui spesialisasi keilmuannya, antropologi membuka
cakrawala kita tentang cara hidup masyarakat manusia dalam melintasi ruang dan
waktu.
Ilmu antropologi kemudian mengalami perkembangan dalam mengkaji sifat
manusia. Dalam perkembangannya, antropologi diartikan sebagai ilmu yang
berusaha mencapai pengertian tentang manusia secara utuh dengan mempelajari
ragam warna kulit (ras), bentuk fisik, identitas masyarakat, serta kebudayaannya.
Secara umum, antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mencoba menelaah sifat-
sifat manusia dan menempatkan manusia yang unik dalam sebuah lingkungan secara
bermartabat. antropologi memiliki dasar yang kuat mengapa penting dipelajari.
Berikut ini terdapat sejumlah alasan mengapa antropologi penting dipelajari:
1. Menemukan Wawasan Menarik tentang Kemanusiaan
antropologi dapat memberikan kita pemahaman mengenai persamaan dan
perbedaan antar kelompok di sekitar kita, kita menjadi lebih peka dan menyadari
tentang perbedaan. Memperoleh wawasan semacam ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
2. Mempelajari Bagaimana Cara Hidup Masyarakat Dibentuk
Salah satu aspek paling menarik dari mempelajari antropologi adalah kita akan
dihadapkan pada ilmu tentang perilaku. Manusia berperilaku tidak hanya dibentuk
karena sifat kepribadiannya sendiri, karena faktor biologis, atau karena fungsi

3
4

sarafnya. Perilaku manusia juga dibentuk oleh lingkungan kebudayaan di mana


mereka berada. (Nurcahyono, 2021)
Adapun Sejarah perkembangan Antropologi yaitu:
1. Antropologi Islam
Dua tokoh Islam yang mempunyai kontribusi besar dalamperkembangan
antropologi modern adalah Al-Biruni (973-1048) dan Ibn Khaldun (1332-1406).
Al-Biruni adalah antropolog pertama dan seorangpemikir jenius yang menguasai
berbagai ilmu seperti sains, matematikadan sejarah. Karyanya yang berhubungan
dengan antropologi adalah kitabal-Hind (Buku tentang India) yang aslinya
berjudul Tahqiq ma al-Hindyang merupakan studi tentang India. Al-Biruni
menggunakan metode peneliti diam masyarakat pribumi yang bicara untuk
menggambarkan peradaban India berdasarkan pandangan masyarakat Hindu.
Menurutnya, peneliti harus menghindari penilaian normatif tentang adat istiadat
dan kultur orang lain dan memahaminya tanpa harus mengkritik. Al-Biruni adalah
antropolog pertama yang melakukan studi kebudayaan dengan pendekatan Islam
dam seribu tahun lebih awal meneliti tentng India dibandingkan dengan ahli eropa
seperti Louis Dumont dan Andrian Mayer yang melakukan studi tentang dinamika
kasta Hindu dan perkawinan di India.
Ibnu Khaldun juga dipandang sebagai tokoh yang memberi pondasi dalam
disiplin sosiologi modern dengan karyanya yang berjudul muqoddimah. Kitab ini
merupakan karya pertama tentang ilm al-umran, ilmu tentang masyarakat dan
menjadi buku wajib bagi para sosiolog dan antropolog. Demikian juga kitab Al-
Ibar atau sejarah dunia yang juga merupakan karya terbesar yang pernah
diciptakan oleh pemikiran siapapun di sepanjang zaman.
Menurut Akbar S. Ahmed, seorang antropolog kelahiran Pakistandan kuliah di
Universitas London, Cambridge dan Birmingham, dia memandang antropologi
Islam sebagai pelengkap bagi kekurangan antropologi barat dalam studi-studi
tentang masyarakat Islam. Antropologi Islam sebagai antropologi "tambahan"
yang terdapat relevansi antara beberapa konsepsi antropologi modern dengan
konsepsi Islam tentang manusia. Islam disini dipahami sebagai sosiologi, bukan
teologi. Jadi antropologi Islam didefinisikan secara longgar sebagai studi
mengenai kelompok-kelompok masyarakat muslim oleh sarjana yang menerapkan
prinsip Islam yang universalis, kemanusiaan. pengetahuan dan rasa toleransi yang
5

positif serta mengaitkan dengan studi kesukuan yang berskala mikro, khususnya
dikaitkan dengan kerangka ideologi dan sejarah Islam.
2. Sejarah Antropologi dalam Pandangan Barat
Antropologi Barat dimulai dengan penjelajahan kolonial pada abad ke-18, di
mana peneliti Eropa mendokumentasikan kebudayaan "lain." Abad ke-19 melihat
perkembangan dua aliran utama: antropologi fisik (biologis) dan antropologi
budaya (kebudayaan dan masyarakat). Pemikiran evolusionis mendominasi,
menganggap masyarakat berkembang dari primitif ke kompleks. Franz Boas pada
awal abad ke-20 memperkenalkan pendekatan relativistik, menentang
evolusionisme, dan menekankan keunikan budaya. Antropologi strukturalisme
muncul di pertengahan abad ke-20, dipimpin oleh Claude Lévi-Strauss.
Pendekatan ini menitikberatkan pada struktur batin kebudayaan. Pemikiran
postmodern dan postkolonial mengemuka, menantang objektivitas, dan menyoroti
perspektif subaltern dalam penelitian antropologis. (Zulaihah, 2021)
B. Pengertian Antropologi Menurut Para Ahli
Berikut adalah beberapa pengertian dari Antropologi menurut para ahli:
a. Keesing (1981), Antropologi adalah kajian tentang manusia.
b. Haviland (1985), Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dan
melaluinya diperoleh pengertian lengkap tentang keanekaragaman manusia.
c. Prof Harsojo, Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
umat manusia sebagai mahkluk masyarakat, terutama pada sifat-sifat khusus
badani dan cara-cara produksi, tradisi-tradisi dan nilai-nilai yang membuat
pergaulan hidup menjadi berbeda dari yang satu dengan lainnya.
d. Koentjaraningrat (2009), ilmu antropologi memperhatikan 5 (lima) buah
masalah mengenai makhluk hidup yaitu :
- Masalah pada perkembangan manusia sebagai makhluk biologis
- Masalah pada sejarah terjadinya aneka bentuk makhluk manusia, dipandang
dari sudut ciri-ciri tubuhnya.
- Masalah pada sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran berbagai
macam bahasa di seluruh dunia.
- Masalah persebaran dan terjadinya keanekaragaman kebudayaan manusia di
seluruh dunia.
6

- Masalah pada dasar-dasar dan keanekaragaman kebudayaan manusia dalam


kehidupan masyarakat-masyarakat dan suku bangsa yang tersebar di seluruh
penjuru bumi pada zaman sekarang ini. (Gunsu Nurmansyah, 2019)
C. Asas- Asas Ilmu Antropologi
Dalam konteks ilmu antropologi, "asas-asas" merujuk pada prinsip-prinsip dasar
atau konsep-konsep mendasar yang membentuk landasan pemahaman disiplin
tersebut. Asas-asas ini memberikan arahan dan kerangka kerja bagi para peneliti
antropologi dalam menjalankan penelitian mereka. Dengan mengikuti asas-asas
tersebut, antropolog dapat memahami dan menganalisis berbagai aspek manusia dan
budaya secara lebih sistematis dan komprehensif. Jadi, "asas-asas ilmu antropologi"
mengacu pada prinsip-prinsip pokok yang membentuk dasar dari pendekatan ilmiah
terhadap studi manusia dan budayanya.
Jadi, berikut ini beberapa konsep dalam antropologi menurut Koentjaraningrat
dalam Astawa yaitu:
1. Kebudayaan: Sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
kehidupan masyarakat, diperoleh melalui pembelajaran.
2. Tradisi: Pola perilaku atau kepercayaan yang menjadi bagian budaya, diwariskan
secara turun-temurun.
3. Difusi: Proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan melampaui batas tempat asal,
terkait dengan inovasi.
4. Akulturasi: Pertukaran atau saling mempengaruhi kebudayaan asing tanpa
kehilangan identitas, melibatkan proses seleksi.
5. Etnosentrisme: Sikap menganggap budaya sendiri superior dan menilai budaya
lain secara negatif.
6. Evolusi: Transformasi bertahap bentuk kehidupan atau kebudayaan dari satu
bentuk ke bentuk lain.
7. Culture Area: Daerah geografis dengan karakteristik budaya tertentu, berkaitan
dengan pertumbuhan kebudayaan.
8. Enkulturasi: Pembelajaran kebudayaan, menekankan bahwa kebudayaan tidak
diturunkan melainkan dibelajarkan.
9. Ras dan Etnik: Ras sebagai kelompok dengan ciri fisik khas, etnik sebagai
kelompok sosial dengan ciri budaya unik.
10. Stereotip: Kesimpulan umum negatif terhadap kelompok masyarakat tertentu.
7

11. Kekerabatan: Sistem kekerabatan dalam masyarakat tradisional, meneliti asal


usul dan persebaran kehidupan manusia.
12. Magis: Ilmu pseudo tentang hubungan benda melalui simpati rahasia, belum
sepenuhnya terhubung dengan rasional.
13. Tabu: Larangan atau hal sakral dalam masyarakat, memiliki tingkatan lebih
tinggi dari istilah larangan biasa.
14. Perkawinan: Proses formal pemaduan dua individu berbeda jenis kelamin
melalui upacara simbolis, melibatkan sistem kekerabatan dan hak-kewajiban.
(Ismail, 2020)
D. Ruang Lingkup Ilmu Antropologi
Adapun yang menjadi ruang lingkup Antropologi adalah
sebagai berikut :
1. Antropologi fisik (Physical Antropology/Antropo-biologi)
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang
melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi
biologisnya dalam berbagai jenis (spesies). Melalui aktivitas analisis yang
mendalam terhadap fosil-fosil dan pengamatan pada primata-primata yang pernah
hidup, para ahli antrpologi fisik berusaha melacak nenek moyang jenis manusia
untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan mengapa kita menjadi makhluk seperti
sekarang ini.
2. Antropologi Budaya (Cultural Antropology)
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya kepada kebudayaan manusia
ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. menurut Haviland cabang antropologi
budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antroplogi
linguistic, dan etnologi. Kemudian dikembangkan lagi menurut Koentjaraningrat
ada beberapa cabang dalam antropologiBudaya. Antropologi budaya juga
merupakan studi tentang praktik-praktik sosial, bentuk-bentuk ekspresif, dan
penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan dan diuji sebelum digunakan oleh
masyarakat manusia.
Biasanya, istilah antropologi budaya dikaitkan dengan tradisi riset dan penulisan
antropologi di Amerika. Pada awal abad ke-20, Franz Boas (1940) mengajukan
tinjauan kritisnya terhadap asumsi-asumsi antropologi evolusioner serta implikasi
yang cendrung bersifat rasial. Dalam hal itu, Boas menyoroti keberpihakan pada
8

komparasi dan generalisasi antropologi tradisional yang dinilainnya kurang tepat,


selanjutnya ia mengembangkan aliran baru yang sering disebut antropologi Boas.
Dalam hal ini, Boas merumuskan konsep kebudayaan yang bersifat relative, plural
dan holistic. Saat ini kajian antropologi budaya lebih menekankan pada 4 (empat)
aspek yang tersusun, yaitu:
a. Pertimbangan politik, di mana antropologi budaya sering terjebak oleh
kepentingan-kepentingan politik dan membiarkan dalam penulisannya masih
terpaku oleh metode-metode lama yang sudah terbukti kurang layak untuk
menyusun sebuah karya ilmiah, seperti yang dikeluhkan Edward W. Said
dalam orientalisme (1970).
b. Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan. jika pada awalnya
bertumpuk pada asumsi-asumsi kepatuhan dan penguasaan masing-masing
terhadap kebudayaanya sedangkan pada masa kini dengan munculnya karya
Bourdieu (1977) dan Foucault (1977,1978) kian menekankan pengunaan
taktis diskursus budaya yang melayani kalangan tertentu di masyarakat.
c. Menyangkut bahasa dalam antropologi budaya, dimana terjadi pergeseran
makna kebudayaan dari homogenitas ke heterogenitas yang menekankan
peran bahasa sebagai sistem formal abstraksi-abstraksi kategori budaya.
d. Preferensi dan pemikiran individual dimana terjadi antara hubungan antara
jati diri dan emosi, sebab antara kepribadiyaan dan kebudayaan memiliki
keterkaitan yang erat.(Rachmad, 2022)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Antropologi, berasal dari kata Yunani yang berarti "ilmu manusia," adalah disiplin
ilmu yang mempelajari manusia secara holistik, mencakup aspek biologis, sosial, dan
budaya. Seiring perkembangannya, antropologi mencakup dua pendekatan utama:
antropologi fisik yang mempelajari aspek biologis manusia dan antropologi budaya
yang fokus pada kebudayaan dan perilaku manusia dalam masyarakat.
Sejarah perkembangan antropologi mencakup kontribusi besar dari tokoh-tokoh
Islam seperti Al-Biruni dan Ibn Khaldun, yang memberikan fondasi bagi pemikiran
antropologi modern. Pemikiran evolusionis pada abad ke-19 digantikan oleh
pendekatan relativistik Franz Boas, yang menekankan keunikan budaya dan
menentang generalisasi. Sejak itu, antropologi terus berkembang dengan pendekatan
strukturalisme, postmodern, dan postkolonial.
Ruang lingkup antropologi melibatkan dua aspek utama: antropologi fisik, yang
mencakup aspek biologis manusia, dan antropologi budaya, yang fokus pada
kebudayaan dan masyarakat. Antropologi budaya menyoroti pentingnya melihat
masyarakat dalam konteks kebudayaannya, dan kini mengintegrasikan aspek-aspek
seperti politik, kekuasaan, bahasa, dan preferensi individu.
Dengan memahami konsep-konsep antropologi seperti kebudayaan, tradisi,
etnosentrisme, dan lainnya, kita dapat menemukan wawasan menarik tentang
kemanusiaan, memahami pembentukan perilaku manusia oleh lingkungan
kebudayaan, dan mengaplikasikan pengetahuan ini untuk meningkatkan pemahaman
lintas budaya. Dengan demikian, antropologi menjadi penting untuk memahami
keberagaman manusia dan meningkatkan toleransi serta penghargaan terhadap
perbedaan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Gunsu Nurmansyah, N. R. (2019). Pengantar Antropologi. Bandar Lampung:


CV.Anugrah Utama Rahaja.
Subchi, I. (2018). Pengantar Antropologi. Depok : PT Raja Grafindo Persada.
Ismail. (2020). Pengantar Ilmu Antropologi. Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara.
Nasution, I. S. (2016). Pengantar Antropologi Agama. Lampung : Harakindo Publishing.
Nurcahyono, O. H. (2021). Antropologi. Jakarta Selatan: Pusat Perbukuan.
Rachmad, E. Y. (2022). Pengantar Antropologi. Jawa Tengah: EUREKA MEDIA
AKSARA.
Zulaihah, S. (2021). Buku Ajar Pengantar Ilmu Antropologi. Jember: UIN KH. Achmad
Shiddiq Jember.

10

Anda mungkin juga menyukai