Tentang
“Antropologi”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pengetahuan
Sosial
Sovi Nurbayani
Sri Rahayu 145010019
Tivo Sofianto 145010017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB II ISI
A. Pengertian Antropologi 3
B. Fase-fase Perkembangan Antropologi 4
C. Subdisiplin antropologi menurut Koentjaraningrat 6
D. Metode Pendekatan Antroplogi 7
E. Metode Penelitian Antropologi 7
F. Tujuan dan Kegunaan Antropologi 8
G. Hubungan Antropologi dengan Ilmu Sosial lainnya 9
H. Konsep-konsep Antropologi 11
I. Teori-teori Antropologi 12
4.2Saran
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang
menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu alam, dan juga
humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani anthropos yang berarti manusia atau
orang, dan logos yang berarti wacana (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara
etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.
Dengan orientasinya yang holistik, antropologi dibagi menjadi empat cabang ilmu
yang saling berkaitan, yaitu: antropologi biologi, antropologi sosial budaya, arkeologi, dan
linguistik. Keempat cabang tersebut memiliki kajian-kajian konsentrasi tersendiri dalam
kekhususan akademik dan penelitian ilmiah, dengan topik yang unik dan metode penelitian
yang berbeda.
Antropologi lahir atau berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa pada ciri-ciri
fisik, adat istiadat, dan budaya etnis-etnis lain yang berbeda dari masyarakat yang dikenal
di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat
tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, memiliki
ciri fisik dan bahasa yang digunakan serupa, serta cara hidup yang sama.
1
e. Metode Penelitian Antropologi?
f. Tujuan dan Kegunaan Antropologi?
g. Hubungan Antropologi dengan Ilmu Sosial lainnya?
h. Konsep-Konsep Antropologi?
i. Teori-Teori Antropologi?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah salah satunya untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah Pengantar IPS. Selain itu pembuatan makalah ini agar pembaca
mengetahui tentang apa itu ilmu antropologi, cabang ilmu antopologi, metode pendekatan
dan penelitian antropologi, tujuan dan kegunaan antropologi, hubungan antropologi dengan
ilmu social lainnya, dan semua yang berkenaan dengan ilmu antropologi.
1.4 Manfaat
2
BAB II
ISI
A. Pengertian Antropologi
Istilah antropologi berasal dari kata Yunani anthropos yang berarti manusia dan
logos yang berarti ilmu atau teori. Jadi bila digabungkan menjadi antropologi bisa diartikan
sebagai ilmu tentang manusia. Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Ilmu antropologi pertama kali
muncul karena ketertarikan bangsa Eropa yang melihat ciri fisik, adat istiadat, budaya
masyarakat yang berbeda dengan apa yang selama ini dikenal dan dilakukan di Eropa.
Pengertian antropologi menurut para ahli bisa lebih bervariasi dan lebih luas lagi.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal,
tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip
dengansosiologitetapi pada sosiologi lebih menitikberatkan pada masyarakat dan
kehidupan sosialnya. Berdasarkan lapangan penyelidikannya, antropologi dibagi menjadi
dua, yakni antropologi. Adapun pengertian antropologi menurut para ahli dipaparkan
sebagai berikut.
a. Menurut David Hunter, antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan
yang tidak terbatas tentang umat manusia.
b. Menurut Tulian Darwin, antropologi ingin membuktikan asal mula dan
perkembangan manusia dengan melakukan berbagai penelitian terhadap kera
dan monyet di seluruh dunia.
c. Menurut Koentjaraningrat, antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat
manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik
masyarakatserta kebudayaan yang dihasilkan.
d. Menurut Ralfh L. Beals dan Harry Hoijen, antropologi adalah ilmu yang
mempelajari manusia dan semua apa yang dikerjakannya.
e. Menurut Rifhi Siddiq, antropologi adalah ilmu yang mengkaji segala aspek
yang terdapat pada manusia yang terdiri dari berbagai macam konsepsi
kebudayaan, tradisi, ilmu pengetahuan, teknologi, norma, kelembagaan, seni,
linguistik dan lambang.
3
f. Menurut William A. Havilland, antropologi adalah studi tentang umat manusia,
berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan
perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang
keanekaragaman manusia.
Dari beberapa pengertian ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa antropologi
adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek dari manusia yang
terdiri atas aspek fisik dan nonfisik berupa warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata,
kebudayaan, aspek politik, dan berbagai pengetahuan tentang corak kehidupan
lainnya yang bermanfaat.
Antropologi adalah salah satu bidang disiplin ilmu yang jenis keilmuannya murni
dan juga praktis. Sejarah munculnya keilmuan ini, berawal dari bangsa Yunani dan
Romawi. Bapak sejarah Herodotus menulis 50 bahasa, seni, macam adat perkawinan serta
menganggap masyarakat saat itu melakukan perbandingan diantara budaya-budaya
masyarakat. Mereka memilki sikap dan pandangan meremehkan pada masyarakat dan
budaya-budaya lain. Diabad 1 M Tacitus menulis tentang suku-suku di Jerman. Fase
perkembangan Antropologi terbagi menjadi empat bagian:
Selama empat abad berselang, dimulai sejak abad 15 hingga permulaan abad ke 16
bangsa Eropa menularkan pengaruh besar terhadap berbagai suku, bangsa, masyarakat
hingga budaya setempat. Mereka melakukan penjajahan di tiga benua, afrika, asia dan
amerika. Ketika bangsa Eropa menemukan suatu hal yang aneh, suatu hal-hal yang baru di
tempat jajahannya. Mereka mencurahkan pengalaman-pengalaman yang mereka dapat ke
sebuah tulisan. Kumpulan-kumpulan tulisan itu disebut Etnographi. Terdapat beberapa
pendapat dalam segi sudut pandang seseorang dalam memaknainya. Mulai dari
beranggapan mereka (bangsa yang dijajah) adalah makhluk liar hingga sebutan-cebutan
keturunan iblis dilontarkan. Ada juga yang mencoba mengumpulkan barang-barang antik
lalu mengumpulkannya untuk diperlihatkan ke semua orang.
4
2. Fase kedua (sekitar abad ke 19)
Pada permulaan abad ke-20, bahan-bahan etnografi lebih difahami lagi demi
mengetahui seluk-beluk suatu bangsa, mempelajari kelemahan-kelemahannya lalu
menaklukannya. Masa ini memperlihatkan bahwa disiplin ilmu Antropologi berperan aktif
sebagai ilmu terapan. Tujuannya hanya untuk mengetahui pengertian masyarakat masa kini
yang kompleks dan berfungsi untuk menundukkan bangsa-bangsa lain seperti benua
Amerika, Asia dan juga Afrika yang sudah ada dalam genggaman Eropa barat.
Pada masa ini perkembangan antropologi bertambah pesat dan luas. Bertambahnya
pengetahuan yang lebih teliti dan ketajaman dalam metode ilmiahnya sangat mengesankan.
Adanya perkembangan yang pesat ini mengakibatkan hilangnya sedikit demi sedikit
masyarakat primitif dan kebudayaan-kebudayan kuno. Antropologi dimasa ini berperan
dalam dua hal yakni, dalam bidang akademik dan juga tujuan praktis. Tujuan dalam bidang
akademiknya berusaha untuk mencapai pengertian manusia dengan mempelajari
keragaman bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaannya. Sedangkan tujuan praktisnya
adalah mempelajari, memahami dan membangun masayarakat suku bangsa.
5
C. Subdisiplin antropologi menurut Koentjaraningrat
PALEOANTROPOLOGI
ANTROPOLOGI
FISIK
ANTROPOLOGI
BIOLOGIS
ANTROPOLOGI
ANTROPOLOGI
PREHISTORIS
ETNOLOGI ANTOPOLOGI
SOSIAL
6
Prehistori adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan
budaya manusia mengenal tulisan.
etnoliinguistik: Cabang Antropologi yang mengkaji tentang keanekaragaman
bahasa. Namun, ruang lingkupnya jauh lebih kecil dari ilmu
linguistik. Antropologi linguistik melihat bahasa dalam konteks latar belakang
kebudayaan masyarakat penuturnya.
Arkeologi: Cabang ini seringkali dianggap sebagai ilmu tersendiri yang terpisah
dari Antropologi. Namun, menurut sebagaian besar ahli Antropologi, Arkeologi
sebenarnya adalah sebuah cabang ilmu dari Antropologi. Tugas Arkeologi adalah
menunjukkan hubungan antara manusia masa lampau dengan habitat hidupnya
beserta struktur sosial dan kebudayaan masyarakatnya.
Etnologi: Cabang Antropologi yang secara khusus mempelajari sejarah
perkembangan kebudayaan manusia.
7
Komperatif
Yaitu metode pengamatan dengan membandingkan bermacam masyarakat serta
bidangnya untuk memperoleh persamaan ataupun perbedaan serta petunjuk
tentang perilaku suatu masyarakat pada masa lampau dan masa mendatang.
Studi khusus
Yaitu Metode pengamatan tentang sesuatu keadaan kelompok masyarakat,
lembaga-lembaga, ataupun individu-individu dengan menggunakan
wawncara,quisoner, dan keterlibatan peneliti dalam masyarakat yang diteliti.
Etnografis
Yaitu metode untuk mengumpulkan data tentang masyarakat dan budaya
masyarakat, yang dilakukan melalui pengamatanpartisipan, wawancara, yang
mana hal inibertujuan menjelaskan keadaan masyarakat yang dipelajari.
Survei
Yaitu penelitian yang digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan yang khusus
ke berlaku umum dari suatu pengamatan masyarakat.
8
dalam beragam masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa
tersebut.
Psikologi merupakan ilmu tentang jiwa (Bimo Walgito, 2003:1). Dapat dikatakan
bahwa psikologi lebih menekankan pada pendekatan internal, yaitu dari dalam diri
seseorang, sedangkan antropologi lebih menekankan pada aspek eskternalnya, yaitu
lingkungan. Kedua unsur ini saling terkait dan tidak dapat dipisahkan dala membentuk
sebuah kebudayaan. Untuk memahami pola-pola kebudayaan dalam masyarakat, seorang
antropolog harus memperhatikan interaksi yang terjadi antara kedua unsur tersebut.
9
Sedangkan seorang psikolog juga harus memperhatikan unsur eksternal yang membentuk
sifat seseorang.
Terkadang latar belakang suatu peristiwa sejarah sulit diketahui hanya dari fakta-
fakta yang ada di lapangan. Antropologi memberi bahan prehistoris sebagai sumber bagi
setiap penulis sejarah (Koentjoroningrat, 2000: 35). Kosep-konsep tentang kehidupan
masyarakat yang terjadi saat peristiwa sejarah berlangsung, yang dikaji melalui pendekatan
antropologi akan memberi pengertian banyak bagi seorang sejarawan untuk mengetahui
latar belakang peristiwa tersebut. Selain itu banyak peristiwa sejarah yang dapat
dipecahkan melalui pendekatan antropologi. Misalnya saja dalam mengkaji sistem
kepercayaan dan sejarah lokal dalam suatu masyarakat Antropolog juga sangat
memerlukan sejarah, terutama untuk menganalisa tentang kebudayaan suatu suku bangsa.
Seorang antropolog terkadang menggunakan metodemetode sejarah untuk merekontruksi
sejarah dari rangkaian permasalahan yang timbul dalam kebudayaan. Misalnya saja untuk
menganalisa sebuah masyarakat yang mengalami pengaruh dari kebudayaan luar. Seorang
antropolog harus mengetahui asal-usul dari pengaruh tersebut dan bagaiaman proses
masuknya kebudayaan asing tersebut.
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumibeserta isinya. Isi dari bumi
itu sendiri adalah flora, fauna, manusia dan bentang alam yang ada dipermukaan bumi.
Melihat obyek kajian dari geografi yang juga menyebut manusia yang beraneka warna
disetiap daerah, maka tidak bisa dipungkiri lagi kalau geografi memerlukan antropologi
dalam kajiannya. Karena antropologi mempelajari tentang berbagai warna manusia, baik
dari segi suku bangsa, etnis, maupun ras (Koentjoroningrat, 2000: 36). Sebaliknya,
antropologi juga memerlukan geografi untuk memepelajari tentang bentang alam. Karena
salah satu yang mempengaruhi kebudayaan manusia adalah keadaan lingkungan fisik
tempat mereka hidup.
10
5. Hubungan Antropologi dengan Ekonomi
H. Konsep-konsep Antropologi
Kebudayaan (culture)
Konsep paling esensial dalam antropologi adalah konsep kebudayaan. Pada
tiap disiplin ilmu sosial terdapat konsep kebudayaan, yang didefinisikan
menurut versi yang berbeda-beda. Kebudayaan adalah konsep yang paling
esensial dalam antropologi budaya dan semua konsep-konsep yang lain
dalam antropologi budaya pasti berkaitan dengan kebudayaan. Oleh karena
itu konsep kebudayaan perlu mendapat perhatian khusus.
Enkultrasi
Adalah proses dimana individu belajar untuk berperan serta dalam
kebudayaan masyarakatnya sendiri.
Daerah Kebudayaan (culture area)
Adalah suatu wilayah geografis yang penduduknya berbagi (sharing)
unsur-unsur dan kompleks-kompleks kebudayaan tertentu yang sama.
Difusi Kebudayaan
Adalah proses tersebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu daerah
kebudayaan ke daerah kebudayaan lain.
Akulturasi
Adalah pertukaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi selama dua
11
kebudayaan yang berbeda saling kontak secara terus –menerus dalam waktu
yang panjang.
Etnosentrisme
Adalah sikap suatu kelompok masyarakat yang cenderung beranggapan
bahwa kebudayaan sendiri lebih unggul dari pada semua kebudayaan yang
lain.
Tradisi
Pada tiap masyarakat selalu terdapat sejumlah tingkah laku atau
kepercayaan yang telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat yang
bersangkutan ddalam kurun waktu yang panjang disebut dengan tradis.
Relativitas Kebudayaan
Tiap kebudayaan mempunyai ciri-ciri yang unik, yang tidak terdapat pada
kebudayaan lainnya, maka apa yang dipandang sebagai tingkah laku normal
dalam kebudayaan mungkin dipandang abnormal dalam kebudayaan yang
lain.
Ras dan Kelompok Etnik
Ras dan etnik adalah dua konsep yang berbeda, tetapi sering dikacaukan
penggunaannya. Ras adalah sekelompok orang yang kesamaan dalam unsur
biologis atau suatu populasi yang memiliki kesamaan unsur-unsur fisikal
yang khas yang disebabkan oleh keturunan (genitik) sedangkan etnik adalah
sekumpulan individu yang merasa sebagai satu kelompok karena kesamaan
identitas, nilai-nilai sosial yang dijunjung bersama, pola tingkah laku yang
sama, dan unsur-unsur budaya lainnya yang secara nyata berbeda
dibandingkan kelompok-kelompok lainnya.
I. Teori-teori Antropologi
1. Teori Orientasi Nilai Budaya (Kluckhohn)
Strodtbeck dalam
judul Variations in Value Orientation (1961).Menurut teori tersebut soal-
soal yang paling tinggi nilainya dalam hidupmanusia dalam
tiap kebudayaan minimalnya ada lima hal, yaitu;
a) Human Nature atau soal makna hidup manusia;
b) Man Nature, atau soalmakna dari hubungan manusia dengan alam
sekitarnya;
12
c) Time; yaitupersepsi manusia mengenai waktu;
d) Activity; yaitu masalah makna daripekerjaan, karya dan
amal dari perbuatan manusia;
e) Relational, yaitusoal hubungan manusia dengan sesama manusia. Lima
masalah inilah yang disebut value orientations atau
“orientasi nilai budaya”.
13
sisi lain evolusi sosiokultural memperlihatkan divesifikasi adaptif yang
mengikuti banyak garis yang berbeda-beda dalam banyak masyarakat.
Rincian-rincian spesifik dari perubahan evolusioner umumnya berbeda dari
suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Polaperubahan ini secara
tipikal disebut evolusi spesifik atau specific evolution (Sahlin, 1960).
c) Pembedaan tersebut dapat dirinci sebagai berikut: Evolusi Paralel; Evolusi
Konvergen; dan Evolusi Divergen.
d) Evolusi Paralel; adalah merupakan evolusi yang terjadi dalam dua atau lebih
sosiobudaya atau masyarakat yang berkembang dengan cara yang sama dan
dengan tingkat yang pada dasarnya sama. Dalm hal ini dapat diambil contoh
masyarakat pada zaman prasejarah; di zaman berburu dan meramu yang
kemudian meningkat ke zaman memelihara binatang dan bercocok tanam.
Kalaupun terjadi perubahan, namun pada umumnya mereka memiliki
pola-pola kehidupan yang serupa.
e) Evolusi Konvergen; adalah terjadi ketika berbagai masyarakat yang semula
berbeda perkembangannnya namun mengikuti pola yang serupa
kemajuannya. Contohnya sebut saja beberapa negara industri seperti Jepang
dan Amerika mulanya mempunyai sejarah peradaban yang jauh berbeda,
namun akhirnya memiliki banyak persamaan kemajuan yang serupa.
f) Evolusi Divergen; adalah terjadi ketika berbagai masyarakat yang
semula mengikuti banyak persamaan yang serupa, namun akhirnya
mencapai tingkat perkembangan yang jauh berbeda. Dalam hal ini Geertz
(1963) memberi contoh Indonesia dengan Jepang, mulanya memiliki
banyak persamaan pola sampai abad ke tujuh belas. Akan tetapi dalam
perkembangannya belakangan ini jauh berbeda, dimana Jepang melampaui
Indonesia sebagai negara maju dengan standar hidup yang tinggi, sedangkan
Indonesia hampir tetap seperti dahulu dan termasuk “negara berkembang”
kalau bukan terbelakang.
14
banyak melakukan penelitian atas suku Indian di hulu Sungai St. Lawrence
dekat kota New York. Karya terpentingnya berjudul Ancient Society (1987)
yang memuat delapan tahapan tentang evolusi kebudayaan secara universal.
Adapun dari delapan tahapan tersebut adalah;
15
Jika Taylor terkenal seorang otodidak yang produktif dengan karyanya
Research into the Early History of Mankind and the Development of
Civilization (1865), kemudian Primitive Culture: Research into the
Development of Mythology, Philosophy, Religian, Language, Art, and
Custom (1871) yang menempatkannya sebagai ahli teori evolusi budaya dan
religi, sedangkan Frazer, dua karyanya yang terkenal adalah Totemism, and
Exogamy (1910) dan The Golden Bough (1911-1913). Karya yang kedua
inilah yang banayak berhubungan dengan teori agama, magi, dan sihir, yang
secara garis besar inti teorinya sebagai berikut:
16
kemudian berasaha menjalin hubungan dengan mahluk halus itu dan
timbullah agama (Koentjaraningrat, 1987: 54).
f) Antara agama dan magic itu berbeda. Agama sebagai “cara mengambil hati
untuk atau menenangkan kekuatan yang melebihi kekuatan manusia, yang
menurut kepercayaan membimbing dan mengendalikan nasib dan
kehidupan manusia (Frazer, 1931: 693). Sedangkan magic dilihatnya
sebagai usaha untuk memanipulasikan “hukum-hukum” alam tertentu yang
dipahami. Jadi magic semacam ilmu pengetahuan semu (pseudo-science),
bedanya dengan ilmu pengetahuan modern karena konsepsinya yang salah
tentang sifat dasar hukum tertentu yang mengatur urutan terjadinya
peristiwa.
g) Magic memiliki dua prinsip utama. Pertama, like produce like (persamaan
menimbulkan persamaan) disebutnya sebagai magic simpatetis. Misal di
Burma pemuda yang ditolak cintanya, ia akan memesan boneka yang mirip
dengan rupa pacarnya kepada tukang sihir. Jika boneka itu dilempar ke
dalam air yang diserta dengan guna-guna tertentu, si gadis penolak akan
gila. Dengan demikian nasib si gadis akan serupa atau sama dengan nasib
siboneka sebagai tiruannya. Prinsip kedua, adalah prinsip magic senggol
(contagious magic), yaitu bahwa benda atau manusia yang pernah saling
berhubungan, sesungguhnya dapat saling mempengaruhi, kendatipun hanya
seutas rambut, kuku, gigi, dan sebagainya. Sebagai contoh suku Basuto di
Afrika Selatan akan hati-hati mencabut giginya jangan sampai kesenggol
oleh orang lain yang dapat menyalahgunakan maksudnya.
17
1) Tahap Promiskuitas; di mana manusia hidup serupa sekawan binatang
berkelompok, yang mana laki-laki dan perempuan berhubungan dengan
bebas dan melahirkan keturunannya tanpa ikatan. Kelompok-kelompok
keluarga inti belum ada pada waktu itu. Keaadaan tersebut merupakan
tingkat pertama dalam proses perkembangan masyarakat manusia.
2) Lambat-laun manusia sadar akan hubungan antara si ibu dengan anaknya
sebagai suatu kelompok keluarga inti dalam masyarakat. Oleh karena itu
pada masa ini anak-anak mulai mengenal ibunya belum mengenal ayahnya.
Di sinilah peran ibu merangkap sebagai sebagai kepala keluarga atau rumah
tangga. Pada masa ini pula hubungan/perkawinan antara ibu dengan anak
dihindari, dengan demikian timbul adat exogami. Pada sistem masyarakat
yang makin luas demikian dinamakan sistem matriarchate, di mana garis
keturunan ibu sebagai satu-satunya ynng diperhitungkan.
3) Tingkat berikutnya adalah sistem patriarchate, di mana ayah menjadi kepala
keluarga. Perubahan dari matriarchate ke partrirchate tersebut setelah kaum
pria tidak puas dengan keadaan sosial yang mengedepankan peranan
perempuan (ibu). Ia kemudian mengambil calon-calon istri dari kelompok
yang bebeda untuk dibawa ke kelompoknya sendiri. Dengan demikian
keturunan yang mereka dapatkan juga tetap tinggal dalam kelompok
pria.Kejadian itulah yang secara lambat laun mengubah tradisi matrarchate
ke patriarchate.
4) Pada tingkat yang terakhir, di mana terjadi perkawinan tidak selalu dari luar
kelompok (exogami) tetapi bisa juga dari dalam kelompok yang sama
(endogami), memungkinkan anak-anak-anak secara langsung mengenal dan
banyak berhubungan dengan ibu dan ayahnya. Hal ini lambat laun sistem
patriarchate mengalami perubahan/hilang menjadi suatu bentuk keluarga
yan dinamakan ”parental”.
18