Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGANTAR ANTROPOLOGI

DOSEN PENGAMPU : Dr. H. Fisher Zulkarnain, M.Ag

Disusun oleh :
Farizabiyyu Putra Wibowo 1218040021

1
Daftar Isi

Daftar Isi......................................................................................................................................................2
BAB 1...........................................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2 Perumusan Masalah....................................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................................3
BAB 2...........................................................................................................................................................4
2.1 Arti Antropologi...........................................................................................................................4
2.2 Ruang Lingkup Antropologi................................................................................................................5
2.3 Fase-Fase Perkembangan Antropologi..............................................................................................7
2.4 Istilah-Istilah Dalam Antropologi.......................................................................................................8
BAB 3...........................................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................9
3.2 Saran..................................................................................................................................................9
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................10

2
BAB 1
1.1 Latar Belakang
Antropologi suatu cabang ilmu sosial yang diketahui orang banyak sebagai ilmu yang
mempelajari tentang kebudayaan. Padahal antropologi itu tidak hanya mempelajari atau membahas
mengenai kebudayaan saja. Dalam antropologi pun banyak membahas mengenai fisik, kemasyarakatan,
dan tentu saja kebudayaan. Antropologi juga merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mengambil
fokus pada studi tentang manusia dan perilaku kebudayaannya. Sebagai disiplin baru yang muncul pada
paruh kedua abad ke 20, antropologi menggelar studinya untuk menguak manusia berikut perilaku
sosial budayanya sejak awal mula muncul di muka bumi hingga pernik budaya manusia di masa kini.
Karenanya, studi-studi antropologi sangat lekat dengan kerja-kerja riset terhadap situs-situs budaya dan
penelitian berbasis riset lapang.

Antropologi memiliki makna dan arti penting bagi para intelek dan aktivis dalam
menyikapi lanskap kebudayaan manusia pada berbagai zaman. Memahami tentang antropologi
sama saja memahami tentang posisi diri dalam perilangan kebudayaan dan serta system nilai
yang terkandung didalam nya. Dalam kepahaman inilah sebenarnya memahami antropologi ini
sama hal nya memba’iatkan diri menjadi seorang peneliti atas dirinya sendiri. Dengan demikian,
menjadi seorang etnografer atau seorang antropog sebenarnya tidak harus melalui satu fase
pendidikan formal yang ketat dan panjang. Ketika kita mengambil posisi sadar bahwa hidup
adalah menjadi seorang yang selalu sadar dan ”membaca” realitas yang ada dan kritis dalam
penelusuran atas realitas sekitar secara jeli dan kritis, maka siapapun bisa memulai hidup
sebagai seorang peneliti atau antropolog.

1.2 Perumusan Masalah


Makalah ini dibuat untuk menerangkan tentang apa itu antropologi, ruang lingkup nya,
asas-asas nya serta segala sesuatu yang berhubungan tentang antropologi lainnya.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman lebih lanjut
tentang antropologi dan struktur ilmu Antropologi, sehingga pada akhirnya pembaca dapat
mengerti dan membedakan konsep- konsep di atas dan juga untuk memenuhi salah satu
tugas matakuliah pengantar antropologi.

3
BAB 2
2.1 Arti Antropologi
Antropologi berasal dari dua akar kata Yunani: anthropos, artinya “orang” atau
“manusia”; dan logos, artinya “ilmu/nalar”. Menurut kamus athropology dapat diartikan
sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia dengan
mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaannya 1. Dari
Analisa asal usul katanya, dapat dilihat bahwa antropologi merupakan satu ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang manusia. Dalam cara berpikir yang lebih liberal, antropologi adalah
ilmu yang mencoba mengkaji sifat manusia secara umum dan menempatkan manusia yang
khas dalam suatu habitat lebih layak.
Antropologi modern melanjutkan apa yang dimulai dengan strategi tradisional dari
upaya antropologis masa lalu. Seperti apa rasanya sepanjang sejarah sains secara umum,
antropologi berkembang sebagai ilmu yang mempelajari manusia dalam konteks kehidupan
sosial dengan mengadakan perbandingan antara satu kemampuan bersosialisasi dengan yang
lain lagi. Perbandingan tersebut terutama tentang pola posisi model sosial di masa lalu dengan
masa kini, dan bahkan dalam kaitannya dengan apa yang akan terjadi (yang terakhir).
Pemahaman antropologis dalam kerangka komparatif ini bersifat komprehensif, dalam arti
bahwa item-item yang dijadikan pembanding sebenarnya memberikan pemahaman yang
komprehensif tentang kehidupan manusia, baik secara individu maupun kolektif. Dengan
demikian, kajian antropologi komparatif meliputi manusia, bangunannya, dan seluruh
keberadaannya, sebagaimana terlihat secara struktural dalam gambaran dua elemen dasar
kehidupan manusia sebagai entitas individu dan sosial yang nyata.
Pengertian Antropologi Menurut Ahli
Berikut merupakan pengertian – pengertian antropologi menurut para ahli:
a) Keesing (1981)2, Antropologi adalah kajian tentang manusia.
1
Ariyono Suyono, 1985, Kamus Antropologi, Jakarta : Akademi Persindo, hlm. 28.
2
Roger M. Keesing dari The Australian National University (1981) menulis bahwa pada abad ke-19 dan awal abad
ke-20, antropologi sudah merupakan sebuah cabang ilmu yang mengkaji perbandingan orang-orang yang dijumpai
di batas pemukiman (frontier) daerah ekspansi negara-negara Eropa, tetapi dengan tujuan yang agak berbeda
dengan tujuan antropologi modern. Cakupan cabang ilmu antropologi tidak saja tertuju pada usaha yang serius
untuk merekonstruksi secara spekulatif pertalian historis antara orang-orang pada zaman purba dan mansia kini,
melainkan juga untuk merekonstruksi tahapan yang telah dilampaui oleh evolusi budaya manusia semenjak awal.
Mulai tahun 1920, sebagaimana telah disebut Haviland, cabang ilmu antropologi berkecimpung pada pemahaman
yang lebih luas untuk semakin menggeluti proses penyusunan generalisasi dalam upaya membangun teori-teori
tentang perilaku manusia dan budaya sosial masyarakat secara umum dalam konteks tertentu. Karya Roger M.
Keesing, Cultura Anthropology, A Contemporary Perspective/ Second Edition, diterjemahkan oleh Drs.Samuel
Gunawan, tahun 1999 dengan judul Antropologi Budaya, Suatu Perspektif Kontemporer, Jakarta : Penerbit
Erlangga, hlm. 2-3.

4
b) Haviland (1985)3, Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dan perilakunya dan
melaluinya diperoleh pengertian lengkap tentang keragaman manusia.
c) Prof.Harsojo4, Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang umat
manusia sebagai mahkluk masyarakat, terutama pada sifat-sifat khusus badani dan cara-
cara produksi, tradisi-tradisi dan nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup menjadi
berbeda dari yang satu dengan lainnya.
d) Koentjaraningrat (2009)5, ilmu antropologi memperhatikan 5 hal masalah mengenai
makhluk hidup, antara lain:
 Masalah pada perkembangan manusia sebagai makhluk biologis.
 Masalah pada sejarah terjadinya aneka bentuk makhluk manusia, dipandang dari
sudut ciri tubuhnya.
 Masalah pada sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran berbagai macam
bahasa ke penjuru dunia.
 Masalah pada persebaran dan terjadinya keanekaragaman kebudayaan di
penjuru dunia.
 Masalah pada dasar-dasar dan keanekaragaman kebudayaan manusia dalam
kehidupan masyarakat-masyarakat dan suku bangsa yang tersebar di seluruh
penjuru dunia pada zaman sekarang ini.
Para antropolog, dengan mempelajari seluruh perkembangan dan perilaku manusia, bercita-
cita untuk sampai pada deskripsi yang komprehensif tentang fenomena sosial dan budaya.
Antropologi adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan perkembangan dan asal usul orang,
masyarakat, dan perbedaan di antara mereka.

2.2 Ruang Lingkup Antropologi


Secara harfiah, antropologi adalah ilmu (simbolis) tentang manusia (anthropos). Definisi
seperti itu tentu ambigu, karena dengan definisi seperti itu antropologi mencakup banyak
disiplin ilmu seperti sosiologi, psikologi, ilmu politik, ekonomi, sejarah, biologi manusia, dan
bahkan humaniora, filsafat, dan sastra, yang semuanya mempelajari atau melibatkan manusia.
Tentu saja, ini tidak benar, terutama karena disiplin ilmu lain ini berkembang jauh sebelum
antropologi. Jadi pasti ada sesuatu yang istimewa pada manusia menjadi pusat antropologi.

3
Pakar antropologi William A. Haviland mengatakan, antropologi adalah studi tentang umat manusia, dimana ilmu
tersebut berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk
memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. Ada tiga hal yang menjadi pusat studi
antropologi yakni (a) usaha menyusun sebuah generalisasi, (b) generalisasi itu kemudian tertuju pada fungsinya
mengenai manusia dan perilaku sosial, (c) pada dan dengan cara itu antropologi yang sama menemukan sebuah
pengertian yang lengkap mengenai pluralisme manusia (Haviland [terj.] Jilid 1 1999: 6-7). Buku William A.Haviland
dari University of Vermont berjudul Anthropologi 4th Edition (1985) diterjemahkan oleh R.G. Soekadijo dengan
judul Edisi Keempat Antropologi (Jilid 1 dan 2) tahun 1999 dan diterbitkan oleh Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
4
Harsono, 1976, Pengantar Antropologi, Bandung: Angkasa Offset, hlm. 13.
5
Koentjaraningrat, 2009, Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru; hlm.10.

5
Sayangnya, masalah penelitian antropologi spesifik tidak didefinisikan dengan jelas, karena
pembelahan yang cepat dari cabang-cabang antropologi yang sangat berbeda dari yang
dipelajari. Akibatnya, tidak ada definisi universal tunggal yang dapat disepakati oleh semua
antropolog.
Salah satu ciri yang paling mendapat perhatian dalam antropologi adalah hubungan
antara budaya dan biologi manusia. Masa ketika manusia bergantung pada transportasi kaki,
ukuran otak yang besar dan kemampuan untuk menggunakan simbol adalah contoh dari
beberapa sifat biologis yang memungkinkan mereka untuk menciptakan dan menyerap budaya.
Untuk membantu siswa pada awalnya mengerjakan tes, dapat digunakan rangkuman berikut:
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri kehidupan manusia dengan orientasi budaya
yang dikaitkan dengan ciri-ciri psikososial atau ciri-ciri biologis Pembelajaran, melalui
pendekatan holistik, yaitu pendekatan dengan melihat atau melihat sesuatu sebagai satu
kesatuan yang bulat, keseluruhan atau keseluruhan.
Secara akademis, ilmu ini ingin mendapatkan pemahaman tentang manusia secara
umum dengan mempelajari perbedaan warna material, bentuk sosial dan budaya, dan
sebenarnya ingin mempelajari manusia dengan cara yang berbeda untuk membangun
masyarakat etnis itu sendiri.
Adapun yang menjadi ruang lingkup Antropologi adalah sebagai berikut :
1) Antropologi fisik (Physical Antropology/Antropo-biologi)
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sesuai dengan
perkembangan manusia berdasarkan evolusinya dan mempelajari variasi biologisnya
dalam berbagai bentuk (spesies). Melalui aktivitas analisis yang mendalam terhadap
fosil-fosil dan pengamatan pada primata-primata yang pernah hidup, para ahli
antrpologi fisik berusaha melacak nenek moyang jenis manusia untuk mengetahui
bagaimana, kapan, dan mengapa kita menjadi makhluk seperti sekarang ini 6.
2) Antropologi Budaya (Cultural Antropology)
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya kepada kebudayaan manusia ataupun
cara hidupnya dalam masyarakat. menurut Haviland7 cabang antropologi budaya ini
dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antroplogi linguistic, dan etnologi.
Kemudian dikembangkan lagi menurut Koentjaraningrat ada beberapa cabang dalam
antropologi Budaya. Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik
sosial, bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan dan
diuji sebelum digunakan oleh masyarakat manusia.

2.3 Fase-Fase Perkembangan Antropologi


1. Fase Perkembangan Ilmu Antropologi

6
Haviland, William A, 1999, Antopologi, Jilid 1, Alih Bahasa: R.G. Soekadijo, Jakarta : Erlangga, hlm. 13.
7
Haviland, William A, 1999, Ibid, hlm. 12

6
a. Fase Pertama Sebelum 1800
Kedatangan bangsa Eropa Barat ke benua Afrika,Asia, dan Amerika
selama 4 abad sejak akhir abad ke-15 hingga pergumulan abad ke-16, membawa
pengaruh bagi berbagai suku-bangsa ketiga benua tersebut. Bersamaan dengan
itu,mulai terkumpul tulisan dari para musafir, pelaut, pendeta, penerjemah kitab
injil, dalam bentuk kisah perjalanan, laporan dlsb. Di dalam buku tersebut
terdapat berbagai pengetahuan berupa deskripsi tentang adat istiadat, susunan
masyarakat, dan ciri fisik dari beragam suku-bangsa baik di Afrika, Asia, Ocenia,
maupun suku bangsa Hindian, maupun suku-bangsa di Amerika. Deskripsi
tersebut disebut Etnografi yang berasal dari kata “etos” yang artinya bangsa.
Akan tetapi deskripsi tersebut kadang kali sering tidak jelas, tidak teliti, dan
hanya memerhatikan hal-hal yang aneh bagi mereka. Selain itu ada pula tulisan
yang baik dan teliti. Kemudian, dalam pandangan kaum terpelajar eropa barat
muncul 3 macam sikap yang bertentangan terhadap bangsa-bangsa di Afrika,
Asia, Oceania, dan orang-orang Hindian di Amerika.
a) Ada yang berpandangan bahwa bangsa-bangsa itu bukan manusia,
melain kan manusia-manusia liar, keturunan iblis dlsb. Kemudian timbul
istilah- istilah seperti manusia primitif dll untuk menyebut bangsa-bangsa
tadi
b) Ada yang berpandangan bahwa masyarakat bangsa-bangsa itu adalah
contoh dari masyarakat yang masih murni atau belum mengenal
kejahatan, dan keburukan seperti masyarkat bangsa Eropa Barat.
c) Ada yang tertarik mengenai adat-istiadat yang aneh dan mengumpulkan
benda-benda kebudayaan dari suku-suku bangsa di Afrika, Asia, Oseania
dan Amerika pribumi. Kumpulan-kumpulan itu ada yang dijadikan satu
dalam sebuah Museum tentang kebudayaan bangsa diluar Eropa.
2. Fase kedua sekitar pada pertengahan abad ke-19
Integrasi yang baru timbul pada pertengahan abad 19, karangan-karangan
etnografi tersebut tersusun berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat. Secara
singkat cara berpikir tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. masyarakat dan kebudayaan manusia telah berevolusi secara lambat yakni
dalam beribu-ribu tahun lamanya. Tingkat ini dimulai dari Tingkat Terendah
sampai tingkat tertinggi, yaitu :
a) Tingkat evolusi rendah: masyarakat yang disebut primitif/ yang tidak
hidup di Eropa Barat.
b) Tingkatan evolusi tertinggi: bentuk masyarakat dan kebudayaan yang
hidup di Eropa Barat.
Berdasarkan cara berfikir tersebut, maka semua bangsa di dunia dapat
digolongkan berdasarkan tingkat evolusi. Dengan timbulnya beberapa karangan sekitar

7
tahun 1860 yang mengklasifikasikan beragam kebudayaan di seluruh dunia, maka timbul
lah ilmu antropologi.
Dalam fase perkembangan kedua, Ilmu antropologi diartikan sebagai suatu ilmu
yang academical dengan tujuan untuk mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif
untuk mendapat suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi
dan penyebaran kebudayaan manusia.
3. Fase ketiga di permulaan abad-20
Pada permulaan abad ke 20 Sebagian penjajah di Eropa berhasil untuk mencapai
kemantapan kekuasaannya di daerah-daerah jajajahan di luar Eropa. Untuk keperluan
pemerintah jajahannya yang waktu itu mulai berhadapan langsung dengan bangsa-
bangsa terjajah di luar Eropa. Maka ilmu antropologi sebagai sesuatu ilmu yang
mempelajari bangsa-bangsa di daerah-daerah di luar Eropa menjadi sangat penting.
Ilmu antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis dan tujuannya dapat dirumuskan
untuk Mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-bangsa di luar Eropa guna
kepentingan pemerintah kolonial dan juga mendapat suatu pengertian tentang
masyarakat masa kini yang kompleks.
4. Fase keempat sesudah tahun 1930
Dalam fase ini ilmu antropologi mengalami perkembangan yang sangat luas,
yaitu: pertambahan pengetahuan yang jauh lebih teliti dan ketajaman dari metode
ilmiahnya. Selain itu, dapat dilihat adanya 2 perubahan di dunia, yaitu:
a. Timbulnya antipati terhadap kolonialisme sesudah perang dunia 2.
b. Cepat hilangnya bangsa-bangsa primitif (bangsa-bangsa asli yang belum
terpengaruh bangsa Eropa dan Amerika).
Pengaruh kebudayaan Eropa Amerika yang sekitar tahun 1930. Mulai hilang dan
sesudah perang dunia kedua memang hampir tidak ada lagi di muka bumi. Mengenai
tujuannya, ilmu antropologi yang baru dalam fase perkembangannya yang keempat
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. tujuan akademikal : Untuk mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada
umumnya dengan mempelajari keragaman bentuk fisiknya, masyarakat serta
kebudayaannya, selanjutnya
b. tujuan praktis : Untuk mempelajari manusia dalam keragaman masyarakat suku
bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa itu.

2.4 Istilah-Istilah Dalam Antropologi


Banyak istilah yang menggambarkan Antropologi di berbagai negara, adapun istilah-
istilah tersebut adalah Ethnography, Ethnology, Volkerkunde, Kulturkunde, Anthopology,
Cultural Anthropology, dan Social Anthropology.

8
a. Ethnography memiliki arti “pelukisan bangsa-bangsa”. Istilah ini dipakai di negara-
negara Eropa Barat untuk menyebut bahan keterangan yang termaktub dalam
keterangan tentang masyarakat dan kebudayaan suku bangsa di luat Erofa, serta segala
metode untuk mengumpulkan bahan tersebut. Sampai sekarang istilah itu masih dipakai
untuk menyebut bagian dari antropologi yang bersifat diskriptif.
b. Etnologi memiliki arti “ilmu bangsa-bangsa” juga merupakan istilah yang telah
digunakan sejak permulaan terjadinya antropologi, sekarang banyak negara istilah ini
mulai ditinggalkan, namun di Amerika dan Inggris istilah ini masih digunakan untuk
menyebut suatu bagian ilmu antropologi, yaitu kajian khusus masalah-masalah bagian
antropologi yang membahas sejarah perkembangan kebudayaan manusia.
c. Volkerkunde memiliki arti “ilmu bangsa-bangsa” istilah ini digunakan terutama di Eropa
Tengah dan masih digunakan sampai sekarang.
d. Kulturkundi memiliki arti “ilmu budaya” istilah ini pernah digunakan oleh seorang
antropolog dari Jerman, L. Frobenius, yang artinya sama dengan penggunaan etnologi di
Amerika. Pernah juga digunakan oleh guru besar di Universitas Indonesia.
e. Antropologi memiliki arti “ilmu tentang manusia” adalah suatu istilah yang sangat tua.
Dahulu istilah itu digunakan dalam arti yang lain, yaitu “ilmu tentang ciri-ciri tubuh
manusia” (malahan pernah juga dalam arti “ilmu anatomi”).
f. Cultural Anthropology akhir-akhir ini terutama dipakai di Amerika tetapi kemudian di
negara-negara lain sebagai istilah untuk menyebut bagian dari ilmu antropologi dalam
arti luas yang tidak mempelajari manusia dari sudut fisiknya. Jadi sebagai lawan fisikal
antropologi sekarang dipakai secara resmi oleh universitas indonesia menjadi
“antropologi budaya” untuk menggantikan istilah G.J.Held tentang “ilmu kebudayaan”.
g. Social Anthropology dipakai di Inggris untuk menyebut antropologi sebagai lawan
etnologi yang disana dipakai untuk menyebut antropologi. Di Amerika segala metode
yang saling bertentangan diselaraskan menjadi satu yaitu sosial antropologi dan etnologi
merupakan dua sub bagian dalam ilmu antropologi.

BAB 3
3.1 Kesimpulan
Antropologi merupakan ilmu pengetahuan yang sangat penting bagi umat manusia. Dalam
antropologi ini kita bisa tahu bagaimana dan seperti apa manusia itu terbentuk hingga sekarang. Bukan
hanya manusia nya saja yang dibahas dalam antropologi tersebut, tertapi mulai dari budaya, pola hidup,
bahkan sampai pola pikirpun dipelajari daam ilmu antropologi ini.

3.2 Saran

9
Daftar Pustaka
Ariyono Suyono, 1985, Kamus Antropologi, Jakarta : Akademi Persindo,
Buku William A.Haviland dari University of Vermont berjudul Anthropologi 4th Edition
(1985) diterjemahkan oleh R.G. Soekadijo dengan judul Edisi Keempat Antropologi (Jilid 1 dan
2) tahun 1999 dan diterbitkan oleh Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Harsono, 1976, Pengantar Antropologi, Bandung: Angkasa Offset, hlm. 13.
Haviland, William A, 1999, Antopologi, Jilid 1, Alih Bahasa: R.G. Soekadijo, Jakarta :
Erlangga, hlm. 13.
______, William A, 1999, Ibid, hlm. 12
Karya Roger M. Keesing, Cultura Anthropology, A Contemporary Perspective/ Second
Edition, diterjemahkan oleh Drs.Samuel Gunawan, tahun 1999 dengan judul Antropologi
Budaya, Suatu Perspektif Kontemporer, Jakarta : Penerbit Erlangga, hlm. 2-3.
Koentjaraningrat, 2009, Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru; hlm.10.

10

Anda mungkin juga menyukai